Anda di halaman 1dari 10

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ………………………………………………………………I


Daftar Isi……………………………………………………………………….ii

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………..1
1. 1. Latar belakang masalah……………………………………………..1
1. 2. Rumusan masalah…………………………………………………….1
1.3. Tujuan penelitian………………………………………………………2
1.4. Kegunaan penelitian…………………………………………………..2
BAB II KAJIAN TEORI………………………………………………………3
2.1. Pengawasan/ Supervisi……………………………………………….4
2.2.Pemahaman Tugas …………………………………………………….4
2.3.Motipasi Kerja……………………………………………………………4
2.4. Kinerja……………………………………………………………………4
2.5.Kerangka pemikiran …………………………………………………...4
BAB II METODE PENELITIAN …………………………………………….5
3.1. Metode Penelitian ……………………………………………………..5

3.2. Operasionalisasi Variabel…………………………………5

3.3.Cara Pengumpulan Data…………………………………..5


3.4.Populasi dan Ukuran Sampel ……………………………5
3.5. Teknik pengumpulan data ……………………………….5
3.6.Rancangan analisis…………………………………………5
3.7.Pengujian Hipotesis………………………………………..5
3.8 Pengujian Hipotesis………………………………………..5
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Undang-Undang Dasar 1945 menegaskan bahwa setiap warga negara Indonesia
berhak mendapatkan pendidikan. Pendidikan merupakan hal yang penting untuk dapat
memajukan bangsa, maka perlu mendapatkan perhatian yang baik. Undang-Undang
No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional merupakan salah satu upaya
pembaharuan dalam penyelenggaraan pendidikan, sehingga dapat meningkatkan mutu
pendidikan.
Pendidikan berfungsi membantu peserta didik dalam mengembangkan dirinya yaitu
mengembangkan semua potensi, kecakapan serta karakteristik pribadi ke arah yang
positif. Pendidikan bukan sekedar memberikan pengetahuan atau nilai-nilai tetapi juga
mengembangkan apa yang secara potensial telah dimiliki peserta didik. Pendidikan
adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur berencana
dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang diinginkan(Sisdiknas,
2003: 5). Sekolah sebagai lembaga formal merupakan sarana dalam rangka
pencapaian tujuan pendidikan tersebut, disekolah siswa belajar berbagai macam ilmu.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah seperti yang telah diuraikan diatas, maka
permasalahan dalam thesis ini dirumuskan sebagai berikut ini.
Adakah pengaruh supervisi terhadap kinerja guru PNS Di SMAN Rayon A Kota
Bandung?
Adakah pengaruh pemahaman tugas terhadap kinerja guru PNS Di SMAN Rayon A
Kota Bandung?
Adakah pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja guru PNS Di SMAN Rayon A Kota
Bandung?
Adakah pengaruh supervisi, pemahaman tugas dan motivasi terhadap kinerja guru PNS
Di SMAN Rayon A Kota Bandung ?
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan pokok permasalahan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai
berikut
Untuk membuktikan dan menganalisis pengaruh Supervisi, pemahaman tugas, motivasi
kerja dan kinerja guru PNS Di SMA Negeri rayon A Kota Bandung
Untuk membuktikan dan menganalisis pengaruh supervisi terhadap kinerja guru PNS Di
SMA Negeri rayon A Kota Bandung
Untuk membuktikan dan menganalisis pengaruh pemahaman tugas terhadap kinerja
guru PNS Di SMA Negeri rayon A Kota Bandung

1.4 Kegunaan Penelitian


Manfaat yang dapat diperoleh dari proses penelitian serta analisis data dalam pengujian
hipotesis penelitian, diharapkan dapat memberikan kontribusi teoritis dan praktis, yaitu :
Kontribusi teoritis, yaitu memperkaya bukti empiris pengaruh supervisi, pemahaman
tugas dan motivasi kerja terhadap kinerja guru PNS Di SMA Negeri Rayon A Kota
Bandung.
Kontribusi praktis
Untuk memberikan gambaran kepada manajemen sekolah tentang bagaimana
pengaruh supervisi, pemahaman tugas dan motivasi kerja terhadap kinerja guru SMA
Negeri di rayon A Kota Bandung
Untuk memberikan pemahaman manajemen pihak sekolah arti penting supervisi,
pemahaman tugas dan motivasi kerja bagi seorang guru agar dapat meningkatkan
kinerjanya.
BAB II
KAJIAN TEORI

Manajemen merupakan ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya
manusia dan sumber sumber daya lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai
suatu tujuan tertentu. Manusia berperan aktif dan dominan dalam setiap kegiatan
organisasi, karena manusia menjadi perencana, pelaku dan penentu terwujudnya
tujuan organisasi. Armstrong dalam Suwatno 2011: 28 berpendapat bahwa praktek
sumber daya manusia berkaitan dengan semua aspek tentang bagaimana orang
bekerja dan dikelola dalam organisasi. Ini mencakup kegiatan seperti strategi SDM,
manajemen SDM, tanggung jawab social perusahaan, manajemen pengetahuan,
pengembangan organisasi, sumber sumber SDM, manajemen kinerja, pembelajaran
dan pengembangan, manajemen imbalan, hubungan aryawan, kesejahteraan
karyawan, kesehatan dan keselamatan serta penyediaan jasa karyawan.
Kemudian Edwin B. Flippo dalam Suwatno 2011: 30 menguraikan fungsi manajerial
sebagai berikut :
a. Perencanaan
Perencanaan adalah proses penentuan tindakan untuk mencapai tujuan. Fungsi
perencanaan manajemen kepegawaian terutama adalah membantu pimpinan
perusahaan untuk memberi informasi yang lengkap dan bentuk nasihat atau saran
saran yang berkaitan dengan pegawai.

2.1. Pengawasan/Supervisi
Didalam institusi pendidikan pengawasan lebih ditekankan pada kegiatan akademik.
Istilah yang tepat adalah supervisi. Secara epistimologis supervisi berasal dari bahasa
inggris yang terdiri dari dua kata yaitu super danvision. Super berarti atas atau lebih
sedangkan vision berarti melihat atau meninjau. Secara lebih luas supervisi
pembelajaran diartikan sebagai pelayanan yang disediakan oleh pimpinan untuk
membantu guru guru agar menjadi guru atau personal yang semakin cakap sesuai
dengan perkembangan ilmu pengetahuan pada umumnya dan ilmu pendidikan pada
khususnya agar mampu meningkatkan efektivitas proses belajar mengajar di sekolah
(Nawawi dalam Abd kadim masaong 2012 :3).
Supervisi pembelajaran diartikan sebagai usaha mendorong, mengkoordinir dan
menstimulir serta menuntut pertumbuhan guru guru secara berkesinambungan di suatu
sekolah baik secara individual maupun kelompok agar lebih efektif melaksanakan
fungsi pembelajaran. Fungsi pengawasan SDM adalah proses evaluasi untuk mengukur
kesesuaian dan kelancaran pelaksanaan kegiatan serta ketercapaian hasil berdasarkan
rencana yang telah ditetapkan. Esensi dalam proses pengawasan SDM adalah
mengukur capaian kinerja personil, baik secara individualmaupun kelompok
dibandingkan dengan target hasil yang telah direncanakan serta kesesuainnya dengan
rancangan analisis pekerjaan(Tjutju Yuniarsih 2011: 5)

2.2 Pemahaman Tugas


Pemahaman berasal dari kata paham yang mempunyai arti mengerti benar, sedangkan
pemahaman merupakan proses pembuatan cara memahami. Menurut sudirman
pemahaman adalah suatu kemampuan seseorang dalam mengartikan, menafsirkan,
menerjemahkan atau menyatakan sesuatu dengan caranya sendiri tentang
pengetahuan yang pernah diterimanya. Menurut Sudijono dalam Supardi (2013:139)
Pemahaman (comprehension) adalah kemampuan seseorang setelah sesuatu
diketahui dan diingat. Dengan kata lain, memahami adalah mengetahui tentang sesuatu
dan dapat melihatnya dari berbagai sisi. Seorang dikatakan memahami sesuatu apabila
ia dapat memberikan penjelasan atau uraian lebih rinci tentang hal itu dengan
menggunakan kata-katanya sendiri.
Sudjana dalam Supardi (2013: 140), membedakan pemahaman ke dalam tiga tingkatan
yang meliputi :
1. Pemahaman terjemahan; yang dapat dimasukkan dalam kategori ini antara lain
pengalihan arti bahasa yang satu ke bahasa yang lain, pengalihan konsep abstrak
menjadi suatu model dan pengalihan konsep-konsep yang dirumuskan dengan kata-
kata ke dalam grafik.

2.3 Motivasi kerja


Sumber daya manusia merupakan salah satu unsure yang sangat menentukan
keberhasilan suatu organisasi mencapai tujuan. Untuk mencapai tujuan organisasi
maka diperlukan daya pendorong yang dapat mengakibatkan para pekerja bersedia
bekerja sesuai dengan yang diinginkan organisasi. Daya dorong yang dimaksud adalah
motivasi. Motivasi yang ada pada diri seseorang merupakan pendorong yang akan
mewujudkan suatu perilaku guna mencapai tujuan kepuasan dirinya. Newstrom dalam
Juliansyah 2013 : 227 motivasi adalah kesediaan individu untuk mengeluarkan upaya
yang tinggi untuk mencapai tujuan organisasi. Robbins dalam Juliansyah 2013 : 227
mendefinisikan motivasi sebagai proses psikologikal, apabila berkeinginan untuk
meningkatkan kerja staf lebih berhasil maka perlu memahami proses proses psikologi.
Sedangkan Juliansyah 2013: 230 menjelaskan motivasi adalah dorongan dari dalam
dan luar diri untuk melakukan aktivitas pekerjaan untuk mencapai tujuannya, adapun
motivasi kerja adalah keadaan atau kondisi yang mendorong, merangsang atau
menggerakkan seseorang untuk melakukan sesuatu tugas kerja yang diamanatkan
kepadanya sehingga ia dapat mencapai tujuan organisasinya.
Mangkunegara (2005:61) menyatakan : motivasi terbentuk dari sikap (attitude)
karyawan dalam menghadapi situasi kerja di perusahaan (situation). Motivasi
merupakan kondisi atau energi yang menggerakkan diri karyawan yang terarah atau
tertuju untuk mencapai tujuan organisasi perusahaan. Sikap mental karyawan yang pro
dan positif terhadap situasi kerja itulah yang memperkuat motivasi kerjanya untuk
mencapai kinerja maksimal.
Motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan/tingkah
laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan / keadaan dan kesiapan dalam
diri individu yang mendorong tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai
tujuan. (Drs. Moh. Uzer Usman 2000 28-29)

2.4 Kinerja
Secara sederhana kinerja diartikan sebagai hasil yang dicapai oleh seseorang guru
pada bidang pekerjaan yang ditekuni selama periode waktu tertentu. Hasibuan (2001)
menyatakan bahwa, Kinerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam
melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya didasarkan atas kecakapan,
pengalaman dan kesungguhan serta waktu. Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa kinerja adalah hasil kerja seorang guru pada suatu kesatuan waktu yang dicapai
menurut standar yang telah ditentukan. didasarkan pada kualitas, kuantitas,
kelengkapan, efektivitas dan efisiensi biaya dalam kerangka pencapaian tujuan Kinerja
merupakan prestasi kerja, yaitu perbandingan antara hasil kerja dengan standar yang
ditetapkan (Dessler2000:41).
Kinerja adalah hasil kerja baik secara kualitas maupun kuantitas yang dicapai oleh
seseorang dalam melaksanakan tugas sesuai tanggung jawab yang diberikan
(Mangkunagara2002:22).
Kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama
periode tertentu dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai
kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah
ditentukan terlebih dahulu telah disepakati Bersama (Rivai dan Basri2005:50).
Sedangkan Mathis dan Jackson dalam Juliansyah 2013 : 271 menyatakan bahwa
kinerja pada dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan pegawai.
Manajemen kinerja adalah keseluruhan kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan
kinerja perusahaan atau organisasi, termasuk kinerja masing-masing individu dan
kelompok kerja di perusahaan tersebut.
Sementara itu, guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi hasil
pembelajaran peserta didik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kinerja guru adalah
tingkat keberhasilan guru dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
berdasarkan standar kinerja yang telah ditetapkan selama periode tertentu dalam
rangka mencapai tujuan pendidikan.
2.5 Kerangka Pemikiran
Pencapaian tujuan suatu organisasi/perusahaan berpedoman pada potensi sumber
daya manusia yang dimiliki oleh masing-masing karyawan. Oleh sebab itu perusahaan
harus mempunyai manajemen sumber daya yang baik sebab manajemen sumber daya
bukan hanya aktifitas strategi belaka, melainkan juga merupakan sesuatu yang pokok
dalam pencapaian tujuan organisasi. (Simamora2006:5). Untuk mencapai tujuan
organisasi tersebut harus selalu berusaha untuk meningkatkan kinerja para
karyawannya.
Kinerja guru sebagai aparatur sipil negara diatur dalam (1) Peraturan MenPAN dan RB
No. 16/2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya, (2) Peraturan
Bersama Mendiknas dan Kepala BKN No. 03/V/PB/2010 dan No. 14/2010 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya, (3)
Permendiknas No. 35/2010 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional
Guru dan Angka Kreditnya, dan (4) Buku pedoman Penilaian Kinerja Guru (PKG) dan
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB).
Adapun sisa beban kerja guru PNS pada jenjang SD sebanyak 23,5 jam kerja per
minggu, jenjang SMP sebanyak 21, 5 jam kerja per minggu, jenjang SMA sebanyak
19,5 jam kerja per minggu berlaku untuk kegiatan tugas pokok dan fungsi guru yang
lain, yaitu bagian (a) merencanakan pembelajaran, (c) menilai hasil pembelajaran, (d)
membimbing dan melatih peserta didik, dan (e) melaksanakan tugas tambahan yang
melekat pada kegiatan pokok sesuai dengan beban kerja guru.
Standar Pelayanan Minimal bidang pendidikan, dalam Permendiknas No. 15/2005
tentang Standar Pelayanan Pendidikan (SPM) pendidikan dasar di kabupaten/kota,
dalam pasal 2 ayat (2) poin b. butir 5 menyatakan bahwa salah satu bentuk pelayanan
minimal di tingkat satuan pendidikan adalah “setiap guru tetap bekerja 37,5 jam per
minggu di satuan pendidikan, termasuk merencanakan pembelajaran, melaksanakan
pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, membimbing dan melatih peserta didik, dan
melaksanakan tugas tambahan.
Pembagian SMA Negeri dikota Bandung pada awalnya menggunakan system cluster,
dimana system tersebut membagi sekolah sekolah negeri berdasarkan passing grade.
System cluster SMA negeri membagi SMA menjadi empat cluster mulai dari cluster 1
sampai cluster 4, dimana cluster 1 merupakan kumpulan sekolah sekolah unggulan.
Namun pada tahun 2016 terjadi perubahan system yang digunakan oleh PPDB kota
dalam membagi SMA Negeri yang ada dengan menggunakan system rayon, dimana
system rayon tersebut berdasarkan letak sekolah tersebut berada di sebuah
kecamatan.
Pembagian SMA negeri berdasarkan system rayon menggantikan system cluster yang
sebelumnya digunakan dalam PPDB Kota Bandung. Didalam system rayon SMA negeri
dibagi menjadi 8 rayon mulai dari Rayon A sampai Rayon H. Pemlihan Rayon A SMAN
Kota Bandung sebagai objek penelitian karena Rayon A mewakili setiap cluster yang
ada yang sebelumnya diberlakukan dalam proses PPDB. Selain itu Rayon A kota
Bandung menggambarkan tingkat heterogenitas yang ada dari masing masing cluster.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian


Metode penelitian merupakan cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan
data penelitiannya. Menurut Sugiyono (2012:2) metode penelitian merupakan cara
ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan
dan dikembangkan suatu pengetahuan sehingga pada gilirannya dapat digunakan
untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah. Berdasarkan penjelasan
diatas, metode penelitian adalah suatu cara untuk mencari, mendapatkan,
mengumpulkan, mencatat data, baik primer maupun sekunder yang dapat digunakan
untuk keperluan menyusun karya ilmiah dan kemudian menganalisis faktor-faktor yang
berhubungan dengan pokok permasalahan sehingga akan didapat suatu kebenaran
atau data yang diperoleh.
Penelitian ini dirancang dengan tujuan untuk menganalisis hubungan antar variabel.
Rancangan penelitian ini termasuk penelitian korelasinal, yaitu penelitian yang
dilakukan dengan maksud menganalisis hubungan antar variabel. Variabel-variabel
yang digunakan adalah supervisi, pemahaman tugas, motivasi dan kinerja
sebagaimana diungkapkan dalam hipotesis, masing-masing akan diuraikan dalam
indikator yang sesuai dan selanjutnya diturunkan menjadi item pertanyaan dalam
instrument pertanyaan. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, serta
kuesioner yang dilanjutkan dengan uji validitas dan reliabilitas.

3.2 Operasionalisasi Variabel


3.3 Sumber Data
Sumber data berupa data primer. Data Primer yaitu data yang diperoleh dari tangan
pertama yang berkaitan dengan variabel untuk tujuan spesifik penelitian. Sumber data
primer berasal dari laporan hasil pencapaian kinerja guru pada akhir tahun.yang
menjadi responden penelitian ini dengan mengisi kuesioner untuk mengetahui tentang
persepsi mereka terkait variabel yang diteliti.
3.4 Cara Pengumpulan Data
Dalam penelitian teknik pengumpulan data yang digunakan diantaranya:
1. Observasi, digunakan untuk mengumpulkan data secara langsung serta mencatat
aktivitas guru PNS Di SMA Negeri Rayon A kota Bandung.
2. Wawancara, digunakan untuk memperoleh informasi keluhan guru PNS Di SMA
Negeri Rayon A terkait kinerja.
3. Kuesioner, digunakan untuk mengukur supervisi, pemahaman tugas, motivasi,dan
kinerja Guru PNS Di SMA Negeri Rayon A di Bandung

3.5 Populasi dan Ukuran Sampel


Menurut Sugiyono (2012:80) pengertian populasi adalah : Populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Dari pengertian populasi diatas maka populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh guru SMA Negeri Rayon A yang ada dikota Bandung yang berstatus
pegawai negeri sipil( PNS) berjumlah 177 orang.

3.6 Teknik pengumpulan data


Dalam penelitian ini teknik yang dilakukan untuk mengumpulkan data adalah sebagai
berikut :
1. Field Research (Penelitian secara langsung)
Studi lapangan adalah melakukan peninjauan secara langsung untuk memperoleh data-
data yang diperlukan dalam penyusunan usulan penelitian.
2. Library Research (Studi pustaka)
Penelitian kepustakaan dilakukan sebagai usaha guna memperoleh data yang bersifat
teori sebagai pembanding dengan data penelitian yang diperoleh. Data tersebut dapat
diperoleh dari literatur, catatan kuliah serta tulisan lain yang berhubungan dengan
penelitian. Dalam hal ini penulis juga menggunakan media internet sebagai
penelusuran informasi mengenai teori maupun data-data penelitian yang dilakukan.

3.7 Rancangan analisis


Analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan
atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa
bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Dalam
teknik analisis deskriptif tidak ada uji signifikansi, tidak ada taraf kesalahan, karena
peneliti tidak bermaksud membuat generalisasi, sehingga tidak ada kesalahan
generalisasi (Sugiyono 2012:35). Penelitian akan menggunakan alat analisis deskriptif
dalam rentang skala sebagai berikut :
3.8 Pengujian Hipotesis
Penelitian ini dalam pengujian hipotesisnya menggunakan metode analisis jalur (path
analysis). Seperti yang dikemukakan oleh J Supranto (2010 : 227) analisis jalur adalah
prosedur untuk mengestimasi empiris tentang kuatnya setiap hubungan yang tergambar
dalam diagram jalur seperti hubungan X 1 dan X2 dengan Y dan seterusnya. Analisis
jalur menghitung kekuatan hubungan dengan menggunakan hanya satu matriks
korelasi atau kovarians sebagai input. Teknik Analisa jalur ini akan digunakan dalam
menguji besarnya sumbangan (kontribusi) yang ditunjuki oleh koefisien jalur pada
setiap diagram jalur dari hubungan kausal antar variable X 1, X2 dan X3 terhadap Y.
Analisis korelasi dan regresi yang merupakan dasar dari perhitungan koefisien jalur.
Untuk menentukan besarnya pengaruh suatu variabel terhadap variabel lainnya dengan
koefesien jalur, maka langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
1. Menggambarkan hubungan diagram variabel secara lengkap. Diagram jalur ini
mencerminkan hipotesis konseptual yang diajukan sehingga tampak dengan jelas
variabel penyebab dengan variabel akibat.
2. Menghitung besarnya pengaruh suatu variabel penyebab terhadap variabel
akibat, hitungan ini berdasarkan pada sub struktur variabel penyabab dengan variabel
akibat.
3. Menghitung koefesien korelasi sederhana

Anda mungkin juga menyukai