Latihan Edit 3 Wildan Lista Gumelar Mpi 2 Reguler
Latihan Edit 3 Wildan Lista Gumelar Mpi 2 Reguler
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………..1
1. 1. Latar belakang masalah……………………………………………..1
1. 2. Rumusan masalah…………………………………………………….1
1.3. Tujuan penelitian………………………………………………………2
1.4. Kegunaan penelitian…………………………………………………..2
BAB II KAJIAN TEORI………………………………………………………3
2.1. Pengawasan/ Supervisi……………………………………………….4
2.2.Pemahaman Tugas …………………………………………………….4
2.3.Motipasi Kerja……………………………………………………………4
2.4. Kinerja……………………………………………………………………4
2.5.Kerangka pemikiran …………………………………………………...4
BAB II METODE PENELITIAN …………………………………………….5
3.1. Metode Penelitian ……………………………………………………..5
Manajemen merupakan ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya
manusia dan sumber sumber daya lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai
suatu tujuan tertentu. Manusia berperan aktif dan dominan dalam setiap kegiatan
organisasi, karena manusia menjadi perencana, pelaku dan penentu terwujudnya
tujuan organisasi. Armstrong dalam Suwatno 2011: 28 berpendapat bahwa praktek
sumber daya manusia berkaitan dengan semua aspek tentang bagaimana orang
bekerja dan dikelola dalam organisasi. Ini mencakup kegiatan seperti strategi SDM,
manajemen SDM, tanggung jawab social perusahaan, manajemen pengetahuan,
pengembangan organisasi, sumber sumber SDM, manajemen kinerja, pembelajaran
dan pengembangan, manajemen imbalan, hubungan aryawan, kesejahteraan
karyawan, kesehatan dan keselamatan serta penyediaan jasa karyawan.
Kemudian Edwin B. Flippo dalam Suwatno 2011: 30 menguraikan fungsi manajerial
sebagai berikut :
a. Perencanaan
Perencanaan adalah proses penentuan tindakan untuk mencapai tujuan. Fungsi
perencanaan manajemen kepegawaian terutama adalah membantu pimpinan
perusahaan untuk memberi informasi yang lengkap dan bentuk nasihat atau saran
saran yang berkaitan dengan pegawai.
2.1. Pengawasan/Supervisi
Didalam institusi pendidikan pengawasan lebih ditekankan pada kegiatan akademik.
Istilah yang tepat adalah supervisi. Secara epistimologis supervisi berasal dari bahasa
inggris yang terdiri dari dua kata yaitu super danvision. Super berarti atas atau lebih
sedangkan vision berarti melihat atau meninjau. Secara lebih luas supervisi
pembelajaran diartikan sebagai pelayanan yang disediakan oleh pimpinan untuk
membantu guru guru agar menjadi guru atau personal yang semakin cakap sesuai
dengan perkembangan ilmu pengetahuan pada umumnya dan ilmu pendidikan pada
khususnya agar mampu meningkatkan efektivitas proses belajar mengajar di sekolah
(Nawawi dalam Abd kadim masaong 2012 :3).
Supervisi pembelajaran diartikan sebagai usaha mendorong, mengkoordinir dan
menstimulir serta menuntut pertumbuhan guru guru secara berkesinambungan di suatu
sekolah baik secara individual maupun kelompok agar lebih efektif melaksanakan
fungsi pembelajaran. Fungsi pengawasan SDM adalah proses evaluasi untuk mengukur
kesesuaian dan kelancaran pelaksanaan kegiatan serta ketercapaian hasil berdasarkan
rencana yang telah ditetapkan. Esensi dalam proses pengawasan SDM adalah
mengukur capaian kinerja personil, baik secara individualmaupun kelompok
dibandingkan dengan target hasil yang telah direncanakan serta kesesuainnya dengan
rancangan analisis pekerjaan(Tjutju Yuniarsih 2011: 5)
2.4 Kinerja
Secara sederhana kinerja diartikan sebagai hasil yang dicapai oleh seseorang guru
pada bidang pekerjaan yang ditekuni selama periode waktu tertentu. Hasibuan (2001)
menyatakan bahwa, Kinerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam
melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya didasarkan atas kecakapan,
pengalaman dan kesungguhan serta waktu. Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa kinerja adalah hasil kerja seorang guru pada suatu kesatuan waktu yang dicapai
menurut standar yang telah ditentukan. didasarkan pada kualitas, kuantitas,
kelengkapan, efektivitas dan efisiensi biaya dalam kerangka pencapaian tujuan Kinerja
merupakan prestasi kerja, yaitu perbandingan antara hasil kerja dengan standar yang
ditetapkan (Dessler2000:41).
Kinerja adalah hasil kerja baik secara kualitas maupun kuantitas yang dicapai oleh
seseorang dalam melaksanakan tugas sesuai tanggung jawab yang diberikan
(Mangkunagara2002:22).
Kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama
periode tertentu dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai
kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah
ditentukan terlebih dahulu telah disepakati Bersama (Rivai dan Basri2005:50).
Sedangkan Mathis dan Jackson dalam Juliansyah 2013 : 271 menyatakan bahwa
kinerja pada dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan pegawai.
Manajemen kinerja adalah keseluruhan kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan
kinerja perusahaan atau organisasi, termasuk kinerja masing-masing individu dan
kelompok kerja di perusahaan tersebut.
Sementara itu, guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi hasil
pembelajaran peserta didik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kinerja guru adalah
tingkat keberhasilan guru dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
berdasarkan standar kinerja yang telah ditetapkan selama periode tertentu dalam
rangka mencapai tujuan pendidikan.
2.5 Kerangka Pemikiran
Pencapaian tujuan suatu organisasi/perusahaan berpedoman pada potensi sumber
daya manusia yang dimiliki oleh masing-masing karyawan. Oleh sebab itu perusahaan
harus mempunyai manajemen sumber daya yang baik sebab manajemen sumber daya
bukan hanya aktifitas strategi belaka, melainkan juga merupakan sesuatu yang pokok
dalam pencapaian tujuan organisasi. (Simamora2006:5). Untuk mencapai tujuan
organisasi tersebut harus selalu berusaha untuk meningkatkan kinerja para
karyawannya.
Kinerja guru sebagai aparatur sipil negara diatur dalam (1) Peraturan MenPAN dan RB
No. 16/2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya, (2) Peraturan
Bersama Mendiknas dan Kepala BKN No. 03/V/PB/2010 dan No. 14/2010 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya, (3)
Permendiknas No. 35/2010 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional
Guru dan Angka Kreditnya, dan (4) Buku pedoman Penilaian Kinerja Guru (PKG) dan
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB).
Adapun sisa beban kerja guru PNS pada jenjang SD sebanyak 23,5 jam kerja per
minggu, jenjang SMP sebanyak 21, 5 jam kerja per minggu, jenjang SMA sebanyak
19,5 jam kerja per minggu berlaku untuk kegiatan tugas pokok dan fungsi guru yang
lain, yaitu bagian (a) merencanakan pembelajaran, (c) menilai hasil pembelajaran, (d)
membimbing dan melatih peserta didik, dan (e) melaksanakan tugas tambahan yang
melekat pada kegiatan pokok sesuai dengan beban kerja guru.
Standar Pelayanan Minimal bidang pendidikan, dalam Permendiknas No. 15/2005
tentang Standar Pelayanan Pendidikan (SPM) pendidikan dasar di kabupaten/kota,
dalam pasal 2 ayat (2) poin b. butir 5 menyatakan bahwa salah satu bentuk pelayanan
minimal di tingkat satuan pendidikan adalah “setiap guru tetap bekerja 37,5 jam per
minggu di satuan pendidikan, termasuk merencanakan pembelajaran, melaksanakan
pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, membimbing dan melatih peserta didik, dan
melaksanakan tugas tambahan.
Pembagian SMA Negeri dikota Bandung pada awalnya menggunakan system cluster,
dimana system tersebut membagi sekolah sekolah negeri berdasarkan passing grade.
System cluster SMA negeri membagi SMA menjadi empat cluster mulai dari cluster 1
sampai cluster 4, dimana cluster 1 merupakan kumpulan sekolah sekolah unggulan.
Namun pada tahun 2016 terjadi perubahan system yang digunakan oleh PPDB kota
dalam membagi SMA Negeri yang ada dengan menggunakan system rayon, dimana
system rayon tersebut berdasarkan letak sekolah tersebut berada di sebuah
kecamatan.
Pembagian SMA negeri berdasarkan system rayon menggantikan system cluster yang
sebelumnya digunakan dalam PPDB Kota Bandung. Didalam system rayon SMA negeri
dibagi menjadi 8 rayon mulai dari Rayon A sampai Rayon H. Pemlihan Rayon A SMAN
Kota Bandung sebagai objek penelitian karena Rayon A mewakili setiap cluster yang
ada yang sebelumnya diberlakukan dalam proses PPDB. Selain itu Rayon A kota
Bandung menggambarkan tingkat heterogenitas yang ada dari masing masing cluster.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN