Anda di halaman 1dari 18

Manajemen Risiko K3 Rumah

Sakit
Definisi
 Manajemen risiko K3 rumah sakit adalah
upaya meminimalkan kerugian terhadap
keselamatan dan kesehatan pekerja, pasien
dan pengunjung di rumah sakit.
 Risiko yang ditimbulkan dapat berupa
cedera, sakit, kematian, kerusakan aset,
kerusakan lingkungan kerja dan dapat
menurunkan citra.
MENGAPA PERLU MANAJEMEN RISIKO
K3?
1. Tiap tempat kerja memiliki sumber bahaya
2. Sebagai alat bantu dalam menentukan tindakan
pengendalian risiko k3 yang sesuai
3. Menilai keefektifan pengendalian risiko k3
Identifikasi faktor risiko K3:
1. Faktor fisik -> Diantaranya radiasi, suhu, kebisingan,
getaran, pencahayaan, kelembaban.
2. Faktor kimiawi->Seperti bahan-bahan dari
laboratorium, farmasi (diantaranya Ethylene Oxide,
Formaldehyde, Ether, Mercury, Chlorine, dan lain-lain)
3. Faktor ergonomi -> Cara kerja yang salah,
diantaranya posisi kerja statis, angkat angkut
pasien, membungkuk, menarik, mendorong.
4. Faktor biologis -> Diantaranya virus ( misal :
Hepatitis B, Influenza, HIV ), bakteri ( misal :
S.Saphrophyticus ), jamur ( misal : candida ) dan parasit (
misal: S.Scabiei)
5. Faktor psikososial-> Diantaranya kerja shift,
stress beban kerja, hubungan kerja, post
traumatic
6. Faktor bahaya listrik dan kebakaran
Diantaranya gas bertekanan tinggi, bahan mudah
terbakar, sengatan listrik, hubungan arus pendek.
7. Limbah RS
Diantaranya limbah medis ( jarum suntik, vial
obat, nanah, darah ) limbah non medis, limbah
cairan tubuh manusia ( misal : droplet, liur,
sputum )
8. Pengendalian dan pembudayaan pemakaian alat
pelindung diri (APD)
9. Bahaya mekanik
Diantaranya terjepit, terpotong, tersayat,
tertusuk benda tajam.
10. Kontrol terhadap infeksi nosokomial dan
pasien safety
Resiko bahaya petugas medis, paramedis dan non medis:
1) Tertular penyakit pasien
2) Penyakit rangka akibat angkat angkut pasien
3) Stress kerja
4) Bahaya kebakaran akibat konsleting peralatan
5) Bahaya ledakan tebung gas medik
6) Bahaya radiasi X ray/ bhn kimia
7) Tertusuk jarum suntik
8) Debu dari ruang koridor
9) Terpeleset, terjatuh/ kejatuhan benda yang dingkat
10) Luka terkena pisau
11) Luka bakar
12) Bahan beracun
13) Obat pasien tertukar
4. Upaya manajemen resiko K3
a) Terhadap petugas
1) Melaksanakan pemeriksaan kesehatan pra kerja,
rutin dan khusus
2) Pemberian alat pelindung diri dan pengupayaan
budaya safety work
3) Pembinaan mental/ bimbingan rohani secara rutin
4) Pemberian vaksinisasi penyakit menular (
hepatitis )
5) Melaksanakan pelayanan sesuai Standar
Operasional prosedur (SOP).
b) Terhadap peralatan kerja
1) Melakukan kalibrasi alat alat medis
2) Melakukan pemeriksaan dan pemeliharaan
alat secara rutin
3) Melakukan perbaikan alat alat yang rusak
c). Terhadap lingkungan kerja
1) Melakukan pemeriksaan dan pemantauan
kebersihan ruangan
2) Melakukan pemantauan dan pengukuran suhu,
kebisingan, pencahayaan, kelembaban secara rutin,
pensterilan alat, baju kerja
3) Melaksanakan pemeriksaan kualitas air bersih,
air minum, air limbah, uji emisi gas, uji sterilitas
alat bedah, uji kualitas udara ruang steril, uji
sterilisasi alat makan dan minum
4) Memberantas binatang penggangu secara
kontinyu
CARA PENILAIAN RISIKO
1. Kualitatif
 Metode ini menganalisa dan menilai suatu risiko
dengan cara membandingkan terhadap suatu
deskripsi / uraian dari parameter (peluang dan
akibat) yang digunakan.

2. Kuantitatif
 Metode ini menganalisa dan menilai suatu risiko
dengan cara mengolah data dari menyebar
kuesioner
1. Eleminasi : Menghilangkan sumber bahaya
2. Subtitusi : Mengganti sumber bahaya,
Proses sapu menjadi vakum dll
3. Pengendalian tehnik : Rekayasa pada
alat, mesin infrastruktur, lingkungan
atau bangunan
 Pemasangan alat pelindung mesin
 Pemasangan ventilasi
 Pemasangan sensor otomatis
4. Administrasi
 Pembuatan prosedur / aturan
 Pemasangan rambu keselamtan, label, poster
 Training personel/pelatihan
 Pergantian shift kerja

5. Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD)


 Safety helet
 Safety Shoes
 Ear Plug
 Masker

Anda mungkin juga menyukai