Anda di halaman 1dari 60

KEBIJAKAN TKD UNTUK

PENURUNAN PRAVELENSI
STUNTING

Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan


5 Oktober 2023

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 1


PROSES PERENCANAAN DAK MELIBATKAN MULTI-PIHAK
DAK Fisik
• Penetapan jenis, bidang/subbidang, menu, dan lokasi prioritas DAK Fisik oleh
Bappenas, Kemenkeu, KL Teknis, dan Kemendagri.
• Pembahasan Berita Acara Stunting bersama Bappenas
• Pengusulan kegiatan DAK Fisik oleh Pemda
• Penilaian teknis oleh KL Teknis dan Bappenas.
• Penyesuaian nilai alokasi DAK Fisik berdasarkan kapasitas fiskal daerah dan kinerja
pelaksanaan DAK Fisik oleh DJPK
• Pembahasan dengan Banggar DPR untuk kemudian ditetapkan dalam Perpres tentang
Rincian APBN
DAK Nonfisik
• Penyampaian Indikasi Kebutuhan Dana (IKD) oleh KL kepada DJPK;
• Penentuan jenis/bidang DAK Nonfisik oleh Kemenkeu, Bappenas, Kemendagri, dan
Kementerian/Lembaga ;
• Pembahasan Berita Acara Stunting bersama Bappenas
• Penentuan pagu anggaran DAK Nonfisik dalam Sidang Kabinet mengenai RAPBN
• Penentuan rincian alokasi DAK Nonfisik per daerah dalam forum Multilateral Meeting
berdasarkan besaran unit cost dikalikan dengan jumlah target/sasaran.
• Pembahasan dengan Banggar DPR untuk kemudian ditetapkan dalam Perpres tentang
Rincian APBN.
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 2
DUKUNGAN TKD TA 2021-2022
Dukungan TKD untuk penurunan stunting telah dilakukan sejak tahun 2018
DANA ALOKASI KHUSUS
2021 DAK Nonfisik DAK Fisik
5 Dana Desa
89,4%
0 11,58
10,38
5 BOPPAUD* Pangan & Kesehatan+
BOK BOKB LH* Air Minum Sanitasi
Pertanian* KB
0
2021
Rp270M Rp221M Rp4T Rp97,4M Rp262M Rp829M Rp4,9T Rp981M

Alokasi Realisasi %
Total Rp4,602T Total Rp6,98T Rp4.940,70 M

• BOK: Penurunan AKI, AKB, dan Percepatan Perbaikan Gizi;. Upaya deteksi dini, preventif, dan respons penyakit; Pemberian Makanan Tambahan (PMT) berbahan pangan lokal bagi Ibu hamil dan
balita gizi kurang; dan Insentif tenaga UKM Puskesmas.
• BOKB: Pendampingan calon pengantin, ibu hamil, ibu pasca persalinan, audit khusus stunting.
• KPP: kegiatan pekarangan pangan lestari dan untuk jangka panjang dapat meningkatkan pendapatan rumah tangga melalui penyediaan pangan yang berorientasi pasar.
Penggunaan Dana Desa dalam
• BOP PAUD: penyediaan makanan tambahan untuk peserta didik PAUD yang diberikan dalam rangka mendukung pemenuhan gizi dan kesehatan; pencegahan stunting melalui
• Bid Kesehatan & KB: optimalisasi intervensi spesifik dalam pemenuhan gizi ibu hamil dan balita serta penguatan surveilans gizi, edukasi dan pengasuhan; Peningkatan kualitas dan akses pelayanan kegiatan pembangunan dan
kesehatan remaja, dan biu hamil.
• Bid. Air Minum: penyediaan akses air minum, memperkuat infrastruktur akses air minum jaringan perpipaan dan percepatan penurunan angka kematian ibu dan stunting, penyediaan layanan
pemberdayaan masyarakat
intervensi sensitif bidang air minum. desa
• Bid. Sanitasi: peningkatan akses layanan sanitasi, peningkatan akses layanan sanitasi serta penyediaan sarana dan prasarana pengelolaan sampah, peningkatan akses masyarakat secara bertahap
terhadap perumahan dan permukiman layak dan aman yang terjangkau, terutama memperbaiki kehidupan masyakarat di permukiman kumuh, dan mewujudkan pembangunan sanitasi sebagai
salah satu bentuk intervensi penurunan prevalensi balita stunting.

2022 DAK Nonfisik DAK Fisik Dana Desa


15

10
88,7%
10,73
9,5
5
BOK BOKB Pangan & Pertanian* Air Minum Kesehatan+KB Sanitasi
0 Rp239M Rp1,4T Rp119,3M Rp3T Rp3,9T Rp2T
2022
Total Rp1,76T Total Rp8,97T Rp4.572,92M
Alokasi Realisasi %
Per 30 Desember 2022
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 3
DUKUNGAN TKD TA 2023-2024
Dukungan TKD untuk penurunan stunting telah dilakukan sejak tahun 2018
Dana Alokasi Khusus

DAK Nonfisik DAK Fisik Dana Desa

2023
BOP Pangan & Air Minum Kesehatan+KB Sanitasi
Dukungan program sektor prioritas di desa
BOK BOKB
Pertanian* Rp1,92T termasuk penanganan stunting, mendukung
Rp14,88 T Rp6,7T Rp1,7T PAUD
Rp350,9M Rp95,8M
Rp2,44T Rp1,54T ketahanan pangan dan hewani.
Total Rp8,97T Total Rp5,91T (12 Lokasi Prioritas)

Dukungan Dana BOP PAUD untuk stunting adalah melalui subkegiatan pemberian makanan tambahan,
namun tidak ada penetapan pagu alokasi khusus untuk Penyediaan Makanan Tambahan bagi Peserta
Didik sehingga nilai alokasi, realisasi penyaluran dan penggunaan pada level subkegiatan tidak ter-
capture

DAK Nonfisik DAK Fisik Dana Desa

2024
BOP Pangan & Air Minum Kesehatan+KB Sanitasi
Dukungan program sektor prioritas di desa
BOK BOKB
Pertanian* Rp2,38T termasuk penanganan stunting, mendukung
Rp14,64 T Rp6,7T* Rp1,7T PAUD
Rp350,9M Rp129,3M
Rp1,62T Rp1,64T ketahanan pangan dan hewani.
Total Rp9,0T Total Rp5,64T
*Data sementara

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 4


DTK MENDUKUNG PERCEPATAN
PENURUNAN STUNTING

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


KINERJA DAK NONFISIK UNTUK STUNTING PADA
12 PROVINSI PRIORITAS Dalam miliar rupiah
2021 2022 KAPFIS
SSGI 2022
No Provinsi PMK
Alokasi Salur Serap % Alokasi Salur Serap % Stunting
193/2022
1 Provinsi Aceh 115,21 115,21 102,18 88,70% 60,62 60,51 39,48 65,10% Sedang 31,2

2 Provinsi Banten 141,13 140,93 124,08 87,90% 66,31 62,13 44,93 67,80% Sangat Tinggi 20

3 Provinsi Jawa Barat 636,75 634,52 567,05 89,10% 272,33 245,51 179,01 65,70% Sangat Tinggi 20,2

4 Provinsi Jawa Tengah 634,51 634,51 563,79 88,90% 194,08 192,06 121,65 62,70% Sedang 20,8

5 Provinsi Jawa Timur 824,6 819,99 716,7 86,90% 216,44 213,67 133,42 61,60% Sedang 19,2

6 Provinsi Kalimantan Barat 63,66 63,09 53,94 84,70% 40,83 40,56 21,73 53,20% Sedang 27,8

7 Provinsi Kalimantan Selatan 97,27 96,3 79,18 81,40% 32,06 31,8 19,69 61,40%
Tinggi 24,6
Provinsi Nusa Tenggara
Rendah 32,7
8 Barat 136,89 136,65 130,57 95,40% 35,7 35,7 25,83 72,40%
Provinsi Nusa Tenggara
Rendah 35,3
9 Timur 109,75 105,45 79,53 72,50% 55,59 54,06 30,76 55,30%

10 Provinsi Sulawesi Barat 40,05 37,58 33,85 84,50% 12,33 12,3 9,91 80,40%
Rendah 35

11 Provinsi Sulawesi Tenggara 68,08 68,08 60,44 88,80% 31,53 31,53 18,57 58,90%
Sangat Rendah 27,7

Sedang 21,1
12 Provinsi Sumatera Utara 199,04 196,36 148,56 74,60% 100,5 98,4 49,61 49,40%
Grand Total 3.066,94 3.048,67 2.659,86 86,70% 1.118,31 1.078,23 694,59 62,10%
SSGI Nasional: 21,6
Data per Juli 2023
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 6
KINERJA DAK NONFISIK UNTUK STUNTING PADA 12 PROVINSI
PRIORITAS PER JENIS DANA TA 2021 Dalam miliar rupiah
Stunting-BOK Stunting-BOKB Stunting-KPP Stunting-BOP PAUD
No Provinsi
Alokasi Salur Serap % Alokasi Salur Serap % Alokasi Salur Serap % Alokasi Salur Serap %

1 Provinsi Aceh 10,48 10,48 6,48 61,9% 8,09 8,09 6,44 79,7% 3,22 3,22 3,20 99,3% 93,42 93,42 86,05 92,1%

2 Provinsi Banten 5,44 5,24 3,71 68,3% 4,40 4,40 4,03 91,7% 3,71 3,71 3,40 91,7% 127,58 127,58 112,93 88,5%

3 Provinsi Jawa Barat 17,87 15,88 11,83 66,2% 14,02 14,02 12,43 88,6% 11,27 11,03 10,62 94,3% 593,60 593,60 532,16 89,7%
Provinsi Jawa
4 Tengah 19,81 19,81 14,30 72,2% 18,44 18,44 15,13 82,0% 5,04 5,04 4,95 98,2% 591,22 591,22 529,41 89,5%
Provinsi Jawa
5 Timur 20,60 16,95 10,29 50,0% 18,22 17,61 11,10 60,9% 7,14 6,79 6,13 85,9% 778,64 778,64 689,18 88,5%
Provinsi
6 Kalimantan Barat 5,25 4,68 3,74 71,1% 5,47 5,47 3,73 68,2% 1,12 1,12 1,11 99,4% 51,82 51,82 45,37 87,6%
Provinsi
7 Kalimantan Selatan 6,35 5,37 2,41 38,0% 6,10 6,10 4,56 74,8% 2,03 2,03 1,86 91,8% 82,80 82,80 70,35 85,0%
Provinsi Nusa
8 Tenggara Barat 6,73 6,50 5,10 75,8% 5,41 5,41 5,11 94,4% 4,62 4,62 4,59 99,4% 120,12 120,12 115,76 96,4%
Provinsi Nusa
9 Tenggara Timur 15,23 13,77 10,37 68,1% 12,62 12,62 9,68 76,7% 5,74 5,67 5,59 97,3% 76,16 73,38 53,90 70,8%
Provinsi Sulawesi
10 Barat 4,19 4,19 3,14 75,0% 3,07 3,07 2,98 97,1% 1,96 1,96 1,96 100,0% 30,83 28,36 25,77 83,6%
Provinsi Sulawesi
11 Tenggara 5,79 5,79 4,65 80,2% 4,22 4,22 3,67 87,0% 0,84 0,84 0,84 99,9% 57,23 57,23 51,28 89,6%
Provinsi Sumatera
12 Utara 17,98 15,99 11,14 62,0% 15,34 14,73 11,77 76,7% 5,60 5,53 5,16 92,2% 160,11 160,11 120,48 75,2%
Grand Total 135,72 124,66 87,17 64,2% 115,39 114,17 90,63 78,5% 52,29 51,56 49,42 94,5% 2.763,53 2.758,29 2.432,64 88,0%
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 7
KINERJA DAK NONFISIK UNTUK STUNTING PADA 12
PROVINSI PRIORITAS PER JENIS DANA TA 2022Dalam miliar rupiah
Stunting-BOK Stunting-BOKB Stunting-KPP
No Provinsi
Alokasi Salur Serap % Alokasi Salur Serap % Alokasi Salur Serap %

1 Provinsi Aceh 9,05 9,05 5,60 61,9% 45,29 45,29 28,28 62,4% 6,27 6,17 5,60 89,3%

2 Provinsi Banten 5,13 4,73 4,52 88,2% 59,12 55,35 38,70 65,5% 2,06 2,06 1,71 82,8%

3 Provinsi Jawa Barat 20,95 19,38 14,82 70,7% 244,26 219,02 157,49 64,5% 7,11 7,11 6,70 94,3%

4 Provinsi Jawa Tengah 17,30 17,30 12,87 74,4% 172,62 170,59 105,34 61,0% 4,17 4,17 3,45 82,6%

5 Provinsi Jawa Timur 18,65 18,36 10,90 58,5% 190,83 188,46 117,25 61,4% 6,97 6,85 5,27 75,5%
Provinsi Kalimantan
6 Barat 7,83 7,83 5,69 72,6% 29,81 29,81 13,72 46,0% 3,18 2,91 2,32 72,9%
Provinsi Kalimantan
7 Selatan 6,77 6,52 4,22 62,2% 23,06 23,06 13,74 59,6% 2,22 2,22 1,73 77,8%
Provinsi Nusa Tenggara
8 Barat 4,22 4,22 3,72 88,0% 28,72 28,72 19,37 67,5% 2,76 2,76 2,74 99,4%
Provinsi Nusa Tenggara
9 Timur 15,42 14,81 10,39 67,4% 36,75 35,83 17,40 47,3% 3,42 3,42 2,97 87,0%

10 Provinsi Sulawesi Barat 2,52 2,52 1,81 71,9% 8,43 8,43 6,78 80,4% 1,38 1,35 1,32 95,6%
Provinsi Sulawesi
11 Tenggara 5,98 5,98 3,89 65,0% 20,45 20,45 10,10 49,4% 5,10 5,10 4,59 90,0%

12 Provinsi Sumatera Utara 14,98 14,28 10,06 67,2% 79,55 78,28 35,15 44,2% 5,97 5,84 4,39 73,5%
Grand Total 128,82 124,99 88,49 68,7% 938,89 903,29 563,32 60,0% 50,61 49,95 42,78 84,5%

Data per Juli 2023 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 8


ALOKASI DAN PENYALURAN DAK NON FISIK
UNTUK UPAYA PENURUNAN STUNTING 2019 s.d. 2024 dalam miliar rupiah

8.000,00
BOK Stunting 110% BOKB - Stunting
2.000,00 110%
7.000,00
90% 1.800,00
90%

6.748,86

6.748,86

1.777,29
6.000,00 1.600,00

1.743,00
79% 85% 84%
69% 70% 1.400,00 78%
5.000,00 67% 70%
62%

1.399,39

860,82
1.200,00 62%

1.339,47

1.265,80
4.000,00 50%
1.000,00 50%

3.823,46
3.000,00 800,00
30%
30%

253,26
2.000,00 600,00

171,51
10% 400,00 14%
120,00
120,00

195,00
193,88
121,66

270,00
246,00
180,38

239,00
231,32
187,82

119,10

220,72
217,98
10%

47,14
82,91

27,79
1.000,00

32,54
32,54

56,10
55,88
2% 200,00
0,00 -10% 0,00 -10%
2019 2020 2021 2022 2023 2024 2019 2020 2021 2022 2023 2024
Stunting-BOK Stunting-BOKB
Alokasi Penyaluran Penyerapan % Penyerapan Alokasi Penyaluran Penyerapan % Penyerapan

ü Dukungan dana BOK untuk stunting digunakan untuk mempercepat ü Dukungan dana BOKB untuk stunting digunakan untuk Mempercepat
penurunan prevalensi balita stunting melalui optimalisasi koordinasi penurunan prevalensi balita stunting melalui optimalisasi intervensi
lintas sektor di daerah serta penguatan intervensi spesifik dan sensitif. spesifik dalam pemenuhan gizi ibu hamil dan balita serta penguatan
ü Alokasi BOK untuk stunting cenderung naik dari tahun 2019 sebesar surveilans gizi, edukasi dan pengasuhan.
Rp120 Miliar dan meningkat tajam pada tahun 2023 menjadi sebesar ü Alokasi BOKB untuk stunting cenderung naik dari tahun 2019 sebesar
Rp6,7 Triliun Rp 32,5 Miliar dan selalu meningkat hingga tahun 2023 sebesar
ü Realisasi Penyerapan BOK Stunting sempat mengalami penurunan Rp1,77 Triliun. Alokasi untuk tahun 2024 sebesar Rp1,74 Triliun.
pada tahun 2020 sebesar 62% karena adanya pandemic Covid-19. ü Realisasi penyerapan BOKB Stunting cenderung turun dari tahun 2019
Namun, mulai tahun 2021 dan 2022 persentase realisasi penyerapan sebesar 85% menjadi 62% pada tahun 2022.
mengalami peningkatan meskipun masih kurang optimal.

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 9


ALOKASI DAN PENYALURAN DAK NON FISIK
UNTUK UPAYA PENURUNAN STUNTING 2019 s.d. 2024 dalam miliar rupiah

DKPP- Stunting BOP PAUD - Stunting


140,00 1,1 4.500,00 110%
4.000,00
93%

133,05
120,00 91% 90%

130,01
93%

129,32

4.014,72
4.007,54
3.993,72
3.998,37
0,9 87%
3.500,00

3.783,31
119,37
118,05

3.657,88

3.643,60
3.528,17

3.486,86
100,00

110,46
3.000,00 72% 70%
0,7
67%

95,79
80,00 2.500,00

89,34
0,5 50%
2.000,00
60,00
0,3 1.500,00 30%

350,99
346,85
40,00

253,26

350,99
48,74
1.000,00
0,1 10%
20,00 500,00

0,00
0,00
0,00
0,00

0,00
0,00

0,00
0%

0
0

0,00 -0,1 0,00 -10%


2019 2020 2021 2022 2023 2024 2019 2020 2021 2022 2023 2024

Stunting-KPP Stunting-BOP PAUD


Alokasi Penyaluran Penyerapan % Penyerapan
Alokasi Penyaluran Penyerapan % Penyerapan

ü Dukungan dana Ketahanan Pangan dan Pertanian digunakan untuk ü Dukungan dana BOP Paud untuk stunting adalah melalui subkegiatan
menunjang program stunting dalam bentuk kegiatan pekarangan pemberian makanan tambahan, namun tidak ada penetapan pagu
pangan lestari dan untuk jangka panjang dapat meningkatkan alokasi khusus untuk Penyediaan Makanan Tambahan bagi Peserta
pendapatan rumah tangga melalui penyediaan pangan yang Didik sehingga nilai alokasi, realisasi penyaluran dan penggunaan
berorientasi pasar. pada level subkegiatan tidak tercapture.
ü Alokasi Dana Ketahanan Pangan dan Pertanian untuk stunting ü Alokasi BOP PAUD untuk stunting cenderung stagnan antara tahun
cenderung turun pada tahun 2019 sebesar Rp 133 Miliar menjadi 2019 s.d 2021. Untuk tahun 2022, tidak ada tagging stunting pada
sebesar Rp 95,8 Miliar pada tahun 2023. Namun pada tahun 2024 DAK NF BOP PAUD.
alokasi mengalami kenaikan menjadi sebesar Rp 129,3 Miliar ü Realisasi penyerapan cenderung mengalami penurunan dari tahun
ü Realisasi penyerapan DKPP naik dari tahun 2021 sebesar 67% 2019 sebesar 93% menjadi 87% pada tahun 2021.
menjadi 93% pada tahun 2022.
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 10
Sebaran Pendanaan DAK Nonfisik Stunting TA 2023
(Dalam miliar rupiah)
KALIMANTAN
Alokasi Salur %
Total 849,31 457,32 53,8%
56 BOK 677,55 351,37 51,9%
SUMATERA daerah
BOKB 137,05 78,09 57,0%
Alokasi Salur % SULAWESI
BOP
Total 2.455,61 1.456,23 59,3% PAUD 22,03 21,52 97,7% Alokasi Salur %
154 BOK 1.930,15 1.098,29 56,9% KPP 12,68 6,34 50,0% Total 1.241,76 725,15 58,4%
daerah
BOKB 431,98 277,33 64,2% 81 BOK 1.017,37 562,08 55,2%
BOP
daerah
BOKB 178,83 126,41 70,7%
PAUD 67,86 66,92 98,6% BOP
KPP 25,62 13,69 53,4% PAUD 27,87 27,44 98,5%
KPP 17,70 9,23 52,1%
MALUKU-PAPUA
Alokasi Salur %
JAWA Total 1.008,72 540,61 53,6%
63 BOK 861,49 444,81 51,6%
Alokasi Salur % daerah
BOKB 117,99 76,74 65,0%
114 Total 2.593,70 1.774,28 68,4%
BALI-NUSRA BOP
BOK 1.608,85 969,19 60,2%
daerah

daerah
Alokasi Salur % PAUD 12,23 11,68 95,5%
BOKB 776,02 602,44 77,6%
Total 823,82 531,27 64,5% KPP 17,01 7,38 43,4%
BOP 41
PAUD 197,39 196,28 99,4% daerah BOK 653,44 397,72 60,9%
KPP 11,44 6,37 55,7% BOKB 135,42 104,80 77,4%
BOP
PAUD 23,61 23,02 97,5%
KPP 11,35 5,74 50,6%
2021 2022 2023
Alokasi : 4.602,9M 1.757,8M 8.972,9M
Salur : 4.566,2M 1.688,8M 5.484,9M

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 11


TREN PENGGUNAAN BOKB TA 2020-2022
Data per 31 Juli 2023 dalam miliar rupiah
2020 2021 2022
No Menu Kegiatan
Alokasi Penyerapan % Alokasi Penyerapan % Alokasi Penyerapan %
1 Dukungan Operasional kegiatan bagi Balai Penyuluhan KB 603,82 509,38 84,4% 434,57 356,53 82,0% 244,46 221,62 90,7%
2 Biaya Operasional Pelayanan KB 43,40 26,84 61,8% 444,72 274,52 61,7% 325,33 231,86 71,3%
3 Biaya Operasional Pergerakan di Kampung KB 598,08 489,02 81,8% 370,56 313,25 84,5% 275,21 242,58 88,1%
4 Operasional Penanganan Stunting 56,10 47,14 84,0% 220,72 171,51 77,7% 1.399,39 860,82 61,5%
5 Operasional pembinaan program Bangga Kencana oleh Kader (PPKBD dan Sub PPKBD) 498,39 455,08 91,3% 400,52 372,22 92,9% 451,92 431,37 95,5%
6 Biaya Dukungan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) dan Manajemen 88,87 80,31 90,4% 96,28 82,01 85,2% 63,46 52,28 82,4%
Total 1.888,67 1.607,77 85,1% 1.967,37 1.570,03 79,8% 2.759,77 2.040,53 73,9%
: Menu Kegiatan dengan tingkat Penyerapan Rendah
Berdasarkan Capaian Output
2020 2021 2022
No Menu Kegiatan
Sasaran Output % Satuan Sasaran Output % Satuan Sasaran Output % Satuan
Balai Balai Balai Penyuluhan
1 Dukungan Operasional kegiatan bagi Balai Penyuluhan KB 5.517 5.505 99,8% Penyuluhan KB 5.889 5.739 97,5% Penyuluhan
6.036 6.056 100,3% KB
2 Biaya Operasional Pelayanan KB 18.001 17.030 94,6% Faskes 18.762 17.665 94,2% Faskes 17.563 16.865 96,0% Faskes

3 Biaya Operasional Pergerakan di Kampung KB 7.114 7.030 98,8% Kecamatan 7.230 7.064 97,7% Kecamatan 15.954 15.229 95,5% Kampung KB
Desa (lokus
4 Operasional Penanganan Stunting 2.580 2.788 108,1% Desa 3.600 4.863 135,1% stunting)
514 10.218 1987,9% OPD KB
Kelurahan/Des Kelurahan
5 Operasional pembinaan program Bangga Kencana oleh Kader (PPKBD dan Sub PPKBD) 83.065 80.063 96,4% a
83.441 79.887 95,7% dan Desan
83.441 81.795 98,0% Kelurahan/Desa

6 Biaya Dukungan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) dan Manajemen 7.114 6.725 94,5% Kecamatan 7.230 7.099 98,2% Kecamatan 514 10.218 1987,9% OPD KB

Biaya Operasional Pelayanan KB sampai dengan tahun 2021 selalu Pada tahun 2022, berdasarkan laporan penggunaan BOKB yang dikirimkan
menjadi menu dengan penyerapan rendah, yang meliputi sub menu pemda, selain Biaya Operasioanl Pelayanan KB, untuk Operasional
kegiatan: Penanganan Stunting juga menjadi menu dengan penyerapan rendah, yang
1. Biaya Operasional Distribusi Alokon meliputi sub menu kegiatan:
2. Biaya Operasional Koordinasi Pelayanan KB di Faskes 1. Operasional Pendampingan Calon Pengantin di desa
3. Operasional Pembinaan Pelayanan KB di Faskes 2. Operasional Pendampingan Ibu hamil di desa
4. Operasional Penggerakan Pelayanan KB IUD 3. Operasional Pendampingan Pascapersalinan di desa
5. Operasional Penggerakan Pelayanan KB Implan 4. Operasional Survailance Stunting Tingkat desa
6. Operasional Penggerakan Pelayanan KB MOW 5. Mini lokakarya Kecamatan
7. Operasional Penggerakan Pelayanan KB MOP 6. Audit kasus Stunting
8. Operasional Pencabutan Implan 7. Biaya cetak data keluarga (beresiko stunting)
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 12
DUKUNGAN BOKB UNTUK PENURUNAN STUNTING 2019-2024
Tren Menu Operasional Penanganan Stunting BOKB TA 2019-2024 Dukungan dana BOKB untuk stunting digunakan untuk Mempercepat
dalam miliar rupiah penurunan prevalensi balita stunting melalui optimalisasi intervensi
2.000,00 90,0% spesifik dalam pemenuhan gizi ibu hamil dan balita serta penguatan

1.777,29

1.743,00
85,4%

1.399,39
84,0%
surveilans gizi, edukasi dan pengasuhan.

1.339,47
1.800,00 80,0%

1.265,80
77,7%
1.600,00 70,0%
1.400,00
61,5% 60,0%
Alokasi menu operasional penurunan stunting selalu mengalami
kenaikan rata-rata 300% dari tahun 2019 dan pada tahun 2022

860,82
1.200,00
50,0%
1.000,00
40,0% mencapai Rp1,4 Triliun.
800,00

253,26
600,00 220,72
30,0% Namun penyerapannya tidak optimal dengan tren yang menurun di
217,98
171,51
400,00 20,0% tahun 2022 sebesar 61,5%.
56,10
55,88
47,14
32,54
32,54
27,79

14,2%
200,00 10,0% Penyerapan paling rendah ada pada submenu Operasional
0,00 0,0%
pendampingan ibu hamil di desa yaitu sebesar 35,6%.
2019 2020 2021 2022 2023 2024
Alokasi Penyaluran Penyerapan % Penyerapan/Alokasi
Alokasi menu penurunan stunting tahun 2023 sebesar 1,78 Triliun.
Rincian Kegiatan Operasional Penurunan Stunting TA 2022 Data per 30 Juni 2023
Kegiatan Sub Menu Kegiatan Target Sasaran Alokasi 2022 Real. Penyaluran Real. Penyerapan % Serap

BOKB – Operasional Penurunan Stunting 508 kab/kota


dan 1 Provinsi
Rp1.399,4M Rp1.339,5M Rp860,8M 61,5%
Operasional
Penurunan Operasional pendampingan calon pengantin (catin) di desa 42,3%
45,3 19,1
Stunting
Operasional pendampingan ibu hamil di desa 391,5 139,3 35,6%
Operasional pendampingan pasca persalinan di desa 109,7 57,7 52,6%
Operasional Surveillance Stunting tingkat desa/kelurahan 691,9 505,1 73,0%
Operasional Mini Lokakarya Tingkat Kecamatan 128,6 111,2 86,5%
Audit Kasus stunting 24,4 20,9 85,5%
Biaya cetak data keluarga berisiko stunting 7,7 7,1 92,9%

Data per 31 Juli 2022 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 13


BOK untuk Stunting Tahun 2022
Menu/Submenu Kegiatan Satuan Target Capaian %Capaian Pagu Penyerapan %Penyerapan
Pelaksanaan rembuk stunting. Kegiatan 14.656 12.943 88,3% 33,64 26,32 78,2%
Pembinaan kader pembangunan manusia terkait seribu hari
pertama kehidupan, pemantauan pertumbuhan dan
perkembangan bayi dan balita, optimaliasi dana desa untuk Kader 155.941 132.816 85,2% 67,17 54,82 81,6%
intervensi stunting termasuk peningkatan kapasitas kader
dalam Komunikasi Antar Pribadi (KAP)
Pemetaan dan Analisis Situasi program stunting. Desa 40.172 30.592 76,2% 26,92 22,27 82,7%
Pencatatan dan Pelaporan (termasuk dokumentasi)
Laporan 10.112 8.978 88,8% 26,19 19,31 73,7%
intervensi dan hasil.
Pengukuran dan publikasi stunting. Laporan 29.332 12.917 44,0% 43,89 34,92 79,6%
Penyusunan Regulasi daerah terkait stunting, termasuk
regulasi dan Strategi komunikasi Perubahan Perilaku Regulasi 3.493 2.740 78,4% 19,85 14,75 74,3%
Pencegahan Stunting tingkat Kabupaten/kota.
Reviu kinerja tahunan aksi integrasi stunting. Laporan 9.246 8.346 90,3% 20,85 14,95 71,7%
Grand Total 238,51 187,33 78,5%
• Penyerapan tertinggi ada pada submenu Pemetaan dan analisis situasi program stunting sebesar Rp 22,27 Miliar atau sebesar 82,7%
dari pagu alokasi
• Penyerapan terendah pada kegiatan Reviu kinerja tahunan aksi integrasi stunting sebesar Rp14,95 Miliar atau 71,7%. Namun, untuk
persentase capaian output kegiatan ini tergolong tinggi yaitu sebesar 90,3%.
• Kegiatan dengan capaian output terendah adalah Pengukuran dan publikasi stunting yaitu sebesar 44%
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 14
DKPP untuk Stunting Tahun 2021-2022

2021 2022
Pagu Penyerapan % Pagu Penyerapan %
161,001,250,000 148,134,478,602 92.0% 119,366,700,000 110,460,787,701 92.5%

2021 2022
Satuan
Sasaran Output % Sasaran Output %
2.300 2.184 95,0% 2.945 2.811 95,4% Kelompok Masyarakat

• Selama tahun 2021-2022, upaya penurunan prevalensi stunting melalui DAK Nonfisik Dana Ketahanan Pangan dan
Pertanian (DKPP) memiliki tren cukup positif dari sisi penyerapan dan capaian output.
• Penyerapan yang semula 92,0% di tahun 2021 naik menjadi 92,5% di tahun 2022. Demikian pula capaian output
yang semula 95,0% tahun 2021, naik menjadi 95,4% di tahun 2022.
• Pada tahun 2022, sebanyak 2.881 kelompok masyarakat telah mendapat manfaat dari upaya penurunan prevalensi
stunting secara nasional melalui DKPP.

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 15


DUKUNGAN DAK NONFISIK TA 2O22 UNTUK PENURUNAN STUNTING
DAKNF Sub Menu Kegiatan Target Sasaran Alokasi Realisasi Penyaluran
BOK – Stunting 1. Penyusunan regulasi daerah terkait stunting, termasuk regulasi dan strategi komunikasi perubahan 508 kab/kota Rp 239M Rp231,3M
perilaku pencegahan stunting tingkat Kabupaten/kota.
2. Pemetaan dan analisis situasi program stunting.
3. Pelaksanaan rembuk stunting.
4. Pembinaan kader pembangunan manusia terkait seribu hari pertama kehidupan, pemantauan
pertumbuhan dan perkembangan bayi dan balita, optimalisasi dana desa untuk intervensi stunting
termasuk peningkatan kapasitas kader dalam Komunikasi Antar Pribadi (KAP) terkait stunting;
implementasi KAP dan Penggerakan masyarakat.
5. Pengukuran dan publikasi stunting.
6. Pencatatan dan pelaporan (termasuk dokumentasi) intervensi dan hasil.
7. Reviu kinerja tahunan aksi integrasi stunting.

BOKB – 1. Operasional pendampingan calon pengantin (catin) di desa -> screening dan edukasi kespro dan gizi 508 kab/kota Rp1.399,4M Rp1.339,5M
melalui aplikasi pendampingan Catin
Operasional Penu 2. Operasional pendampingan ibu hamil di desa -> kondisi ibu hamil sesuai hasil pendampingan
dan 1
runan Stunting 3. Operasional pendampingan pasca persalinan di desa –> kegiatan pengasuhan dan pembinaan tumbuh Provinsi
kembang anak yang tepat dengan usianya.
4. Operasional Surveillance Stunting tingkat desa/kelurahan -> data dan informasi terkini tentang kondisi
Catin, Ibu Hamil, Anak usia 0 - 23 bulan
5. Operasional Mini Lokakarya Tingkat Kecamatan -> pengawalan dan evaluasi pelaksanaan pendampingan
keluarga dan pembinaan Tim Pendamping Keluarga
6. Audit Kasus stunting -> laporan audit kasus stunting di tingkat kabupaten/kota
7. Biaya cetak data keluarga berisiko stunting -> Pemetaan keluarga yang beresiko stunting

Dana Ketahanan Bidang Ketahanan Pangan berupa kegiatan Pekarangan Pangan Lestari (P2L) meliputi: 2.945 Rp119,3M Rp118,05M
1)Pengadaan sarana pembibitan;
Pangan dan 2)Demplot;
kelompok
Pertanian 3)Pertanaman; masyarakat
4)Kegiatan pasca panen;
5)Operasional Kegiatan P2L.

Rp1.757,76M Rp1.688,84M

Data per 30 Desember 2022 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 16


DUKUNGAN DAK NONFISIK TA 2O23 UNTUK PENURUNAN STUNTING
DAKNF Sub Menu Kegiatan Target Sasaran Alokasi Realisasi Penyaluran

BOK 1. BOK Provinsi 508 kab/kota dan Rp6.748,85 M Rp3.823,46M


a. Penurunan AKI, AKB, dan Percepatan Perbaikan Gizi 33 Provinsi
b. Upaya Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) Prov: Rp354,52 M
c. Pengadaan Obat program Gizi, dan Program KIA Kab/Kota: Rp6.394,33 M
2. BOK Kab/Kota
a. Penurunan AKI, AKB, dan Percepatan Perbaikan Gizi
b. Upaya Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas)
c. Kefarmasian dan BMHP (Barang Medis Habis Pakai)
d. BMHP P2P
e. Pelatihan/Peningkatan kapasitas tenaga kesehatan dan workshop kader
3. BOK Puskesmas
a. Penurunan AKI, AKB, dan Percepatan Perbaikan Gizi
b. Upaya deteksi dini, preventif, dan respons penyakit
c. Pemberian Makanan Tambahan (PMT) berbahan pangan lokal bagi Ibu hamil dan balita gizi kurang
d. Insentif tenaga UKM Puskesmas

BOKB – 1. BKB Kit Stunting 508 kab/kota Rp1.777,3M Rp1.265,8M


Operasional Pe 2. Operasional pendampingan calon pengantin (catin) di desa dan
nurunan 3. Operasional Pencatatan Hasil Pemantauan sasaran beresiko stunting tingkat desa. 1 Provinsi DKI Jakarta Prov: Rp2,1 M
Stunting 4. Operasional DASHAT. Kab/Kota: Rp1.775,1 M
5. Koordinasi di tingkat Kab/Kota.
6. Audit Kasus stunting.
7. Mini lokakarya kecamatan

Dana Bidang Ketahanan Pangan berupa kegiatan Pekarangan Pangan Lestari (P2L) meliputi: 1.236 kelompok Rp95,79M Rp48,74M
Ketahanan 1)Pengadaan sarana pembibitan; masyarakat pada 337
Pangan dan 2)Demplot; kabupaten/kota Prov:-
Pertanian 3)Pertanaman; Kab/Kota: Rp95,79M
4)Kegiatan pasca panen;
5)Operasional P2L.

BOP PAUD Penyediaan makanan tambahan, diskusi perkembangan anak, pembiayaan deteksi perkembangan anak, penyediaan 508 kabupaten/kota Rp350,99M Rp346,85M
alat-alat deteksi dini tumbuh kembang anak, pelaksanaan parenting kelas orang tua/wali, pentediaan laporan capaian dan 1 Provinsi Prov: Rp6,53M
tingkat perkembangan anak Kab/Kota: Rp344,45M
Rp8.972,93M Rp5.484,86M
Data per30 September 2023 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 17
RINCIAN KEGIATAN PENDUKUNG STUNTING DAK NONFISIK TA 2023
Rencana Pendukung Realisasi Penggunaan
Jenis DAKNF Komponen Subkomponen TOTAL ALOKASI 2023
Stunting 2023 Pendukung Stunting TA 2023
Kegiatan c, Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran
1. Pembiayaan diskusi perkembangan anak 5.423.837.579
dan Bermain 1.578.593.618
Kegiatan d, Pelaksanaan Evaluasi/Asesmen
1. Kegiatan evaluasi capaian perkembangan anak 79.376.998.030
BOP PAUD Pembelajaran dan Bermain 23.247.760.087
Target nasional : Kegiatan e, Pelaksanaan Administrasi Kegiatan 4.047.395.950.000
1. Kegiatan pertemuan kelas orang tua/wali pada Satuan PAUD 103.949.413.857
Rp350.988.385.500,- Satuan Pendidikan 31.263.557.345
1. Penyediaan alat-alat deteksi dini tumbuh kembang anak 12.851.764.636 4.419.259.831
Kegiatan i, Penyelenggaraan kegiatan Kesehatan,
2. Penyediaan makanan tambahan 216.769.790.181 65.109.032.368
Gizi, dan Kebersihan
3. Kegiatan lain yang relevan dalam rangka penyelenggaraan kegiatan kesehatan, gizi, dan kebersihan 23.371.804.603 6.806.735.297
TOTAL BOP PAUD 441.743.608.886 132.424.938.546
BHP P2P 100.058.647.134
Pelatihan Tenaga Kesehatan/Petugas Puskesmas sesuai layanan klaster siklus hidup 391.582.186.554
Pengadaan Obat PKD di Kab/Kota 444.383.732.220
Bok Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
Penurunan AKI-AKB dan Percepatan Perbaikan Gizi Masyarakat 240.881.333.360
Upaya Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) 124.561.861.662
Workshop Kader Kesehatan 130.440.958.986
Pelatihan Tenaga Kesehatan/Petugas Puskesmas sesuai layanan klaster siklus hidup 44.094.047.039
Pengadaan Obat Program Gizi 249.829.670.684
BOK 12.878.672.152.000
Bok Dinas Kesehatan Provinsi Pengadaan Obat Program Kesehatan Ibu dan Anak 15.144.751.116
Penurunan AKI-AKB dan Percepatan Perbaikan Gizi Masyarakat 21.734.074.230
Upaya Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) 23.723.944.562
Insentif Tenaga UKM Puskesmas 1.339.290.858.128
1.234.208.969.298
Bok Puskesmas Pemberian Makanan Tambahan (PMT) berbahan pangan lokal bagi ibu hamil KEK dan balita gizi kurang
Penurunan AKI-AKB dan Percepatan Perbaikan Gizi Masyarakat 1.806.309.908.645
Upaya deteksi dini, preventif dan respons penyakit 582.612.117.089
TOTAL BOK 6.748.857.060.707 -
1. Pengadaan Sarana Perbenihan
2. Demplot
Kegiatan Pekarangan Pangan Lestari (P2L)
KPP 3. Pertanaman 300.045.000.000 92.780.850.980
Penumbuhan
4. Kegiatan Pasca Panen
5. Operasional Kegiatan P2L
TOTAL KPP 92.780.850.980 -

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 18


RINCIAN KEGIATAN PENDUKUNG STUNTING DAK NONFISIK TA 2023
Rencana Pendukung
Jenis DAKNF Komponen Subkomponen TOTAL ALOKASI 2023
Stunting 2023
BKB Kit Stunting : Pengadaan sarana BKB Kit stunting minimal 20 paket/per
185.040.000.000
kabupaten/kota untuk 514 kabupaten/kota.
Operasional Pendampingan Sasaran Catin, Keluarga Berisiko dan Balita Stunting : pembiayaan
operasional yang diberikan kepada Tim Pendamping Keluarga sesuai dengan jumlah Tim Pendamping
666.871.500.000
Keluarga di wilayahnya dalam melakukan kegiatan perencanaan dan pendampingan kepada sasaran
catin, keluarga berisiko stunting dan Balita.
Operasional Pencatatan Hasil Pemantauan Pendampingan Sasaran Beresiko Stunting : Tim
Pendamping Keluarga melakukan kegiatan pendampingan dan pemantauan kepada sasaran berisiko
stunting dan hasil pendampingan terhadap sasaran dilakukan pencatatan dan sehingga didapatkan 600.000.000.000
data yang update dan terkini di wilayah desa/kelurahan masing-masing tim pendamping keluarga
terlaporkan secara berkala.
Operasional Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT) : Kegiatan dapat berupa pemberian edukasi gizi
kepada kader DASHAT maupun kelompok sasaran (Ibu hamil, ibu menyusui dan ibu yang memiliki 140.630.000.000
balita) tentang pentingnya makanan bergizi dalam upaya pencegahan stunting.
BOKB Biaya Operasional Penurunan Stunting Koordinasi di Tingkat Kabupaten/Kota : Koordinasi di Tingkat Kabupaten/Kota dilaksanakan dalam 3.239.300.000.000
bentuk pertemuan untuk kegiatan Koordinasi, Fasilitasi, Pelaksanaan, Evaluasi serta Pelaporan
kegiatan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) tingkat kabupaten/kota dan mitra kerja lainnya 50.690.000.000
dalam mendukung Konvergensi PPS ditingkat Kabupaten/Kota sampai dengan tingkat Desa.
Selanjutnya secara periodik, melaporkan perkembangan pelaksanaan percepatan penurunan Stunting
Audit Khusus Stunting : Pelaksanaan Audit dan Manajemen AKS; Pelaksanaan Diseminasi Hasil Kajian
40.640.000.000
dan Rencana Tindak lanjut; dan Evaluasi Hasil Tindak Lanjut Pasca Diseminasi.
Minilokarya Kecamatan : kegiatan pertemuan yang diinisiasi oleh Pengurus TP PKK Kecamatan dan
dipimpin oleh Camat dengan melibatkan Kepala Puskesmas, Tenaga Gizi, Dokter, Bidan dan tenaga
kesehatan lainnya, Penyuluh KB/PLKB (ASN dan Non ASN), Koordinator Statistik Kecamatan, Pengurus
IBI Ranting, Pengurus KUA, Pengurus Lembaga pemberdayaan masyarakat (LPM), Komandan Rayon
93.418.000.000
Militer (Danramil), (Kapolsek), dan pihak-pihak terkait lainnya di tingkat Kecamatan untuk mengawal
dan mengevaluasi pelaksanaan pendampingan keluarga dan hasil dari pelaksanaan dan pemantauan
pendampingan keluarga di tingkat Kecamatan serta pembinaan (coach) Tim Pendamping Keluarga
agar terwujudnya 3 STANDAR dan 4 PASTI.
TOTAL BOKB 1.777.289.500.000

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 19


ARAH KEBIJAKAN DAK NONFISIK TA 2024
PERKEMBANGAN DAK NONFISIK 2017-2023

190,00 7,25% 6,15% Dalam triliun Rupiah


Kebijakan 2024
5,00%
170,00 1,18% 1,23%
-1,37% -1,57%
150,00
0,00%
q Mempertajam fokus kegiatan DAK Nonfisik untuk
-4,93%
130,00
-5,00% percepatan penurunan prevalensi stunting,
123,45
131,04 129,24 130,78 128,72 130,30
-10,00%
kemiskinan ekstrim, pengendalian inflasi dan
110,00
115,10
peningkatan investasi pada lokasi prioritas.
-15,00%
90,00

70,00 -20,00%
q Mempertajam kebijakan Bantuan Operasional Satuan
120,36 126,40 123,06
50,00 105,56
115,30 118,38
97,49
-25,00% Pendidikan berbasis Kinerja dan memperluas target
output tunjangan guru.
30,00 -30,00%

10,00 -35,00%
q Meningkatkan pelayanan kesehatan pada Upaya
-10,00 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023* -40,00% Kesehatan Masyarakat (UKM) Primer.
Sumber: Kementerian Keuangan
Anggaran Realisasi Growth Alokasi

q Rata-rata persentase peyaluran DAK Nonfisik adalah sebesar 93%


q Realisasi tahun 2020 tinggi karena adanya kebijakan relaksasi penyaluran
sesuai PMK No. 101/PMK.07/2020
q Sampai dengan 14 September 2023, penyaluran DAK Nonfisik TA 2023 adalah
sebesar Rp97,5 T (74,8% Pagu Alokasi)

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 20


KINERJA DAK FISIK PER BIDANG TA 2022
Untuk Percepatan Penurunan Stunting
(Dalam Juta Rupiah)

Bidang Kebijakan Bidang/Subbidang Alokasi Kontrak % Realisasi %


Bidang Mempercepat penurunan prevalensi balita stunting
Kesehatan melalui optimalisasi intervensi spesifik dalam Bidang Kesehatan dan
3.975.122 3.175.809 79,89% 3.166.642 79,66%
dan KB pemenuhan gizi ibu hamil dan balita serta penguatan KB
surveilans gizi, edukasi dan pengasuhan
Meningkatkan kualitas dan akses pelayanan kesehatan Keluarga Berencana 598.371 555.027 92,76% 548.913 91,73%
remaja, calon pengantin, Pasangan Usia Subur (PUS),
ibu hamil dan melahirkan melalui pemenuhan standar
sarana prasarana dan alat kesehatan (SPA) di Rumah Penguatan Penurunan
Sakit Mampu Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi
Angka Kematian Ibu 2.626.363 2.297.286 87,47% 2.297.435 87,48
Komprehensif (PONEK) dan Puskesmas Mampu
Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar dan Bayi
(PONED) serta akses pelayanan penunjangnya;
Bidang Air Mendukung Desa/Kelurahan intervensi penurunan Penguatan Percepatan
Minum stunting dan diprioritaskan bagi yang belum pernah 750.389 323.496 43,11% 320.293 42,68%
mendapakan intervensi dari pemerintah pusat dan DAK
Penurunan Stunting
untuk penanganan stunting sebelumnya
Bidang Diprioritaskan bagi desa/kelurahan yang sudah ODF Bidang Air Minum 3.000.000 2.747.540 91,58% 2.200.643 73,35%
Sanitasi selama minimal 1 tahun (paling akhir 31 Januari 2021)
berdasarkan data dari STBM, daerah afirmasi,
Kawasan Perdesaan Prioritas Nasional, serta Bidang Sanitasi 2.000.000 1.960.730 98,04% 1.577.189 78,86%
desa/kelurahan penurunan stunting dan diprioritaskan
bagi yang belum pernah mendapatkan intervensi dari
pusat dan DAK untuk penanganan stunting sebelumnya Total 8.975.122 7.884.081 87,84% 7.849.114 87,45%

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 21


KINERJA DAK FISIK PER BIDANG TA 2023
Untuk Percepatan Penurunan Stunting
REALISASI S.D. 30 SEPTEMBER 2023

Bidang Kebijakan Bidang/Subbidang Alokasi Kontrak %Kontrak Realisasi %


Bidang Mendukung 8 area reformasi sistem kesehatan nasional (SKN) dan
Kesehatan pemenuhan supply side pelayanan kesehatan, meningkatkan kualitas dan
akses pelayanan kesehatan ibu melahirkan dan balita melalui pemenuhan 49,00%
standar sarana, prasarana, dan alat kesehatan di puskesmas dan rumah
Air Minum 1.922,31 1.805,88 93,94% 942,00
%
sakit, serta mempercepat penurunan prevalensi balita stunting melalui
optimalisasi intervensi spesifik serta penguatan surveilans gizi
Bidang Air Mempercepat penyediaan akses air minum dalam rangka mendukung
Minum Program Prioritas Infrastruktur Pelayanan Dasar dan Program Prioritas
Kesehatan dan KB 2.448,98 2.193,13 89,55% 1.179,51 48,16%
Infrastruktur Perkotaan pada PN, memperkuat infrastruktur untuk
mendukung Pengembangan Ekonomi dan Pelayanan Dasar pada RKP
2023, mendukung pelaksanaan major project (MP) akses air minum
jaringan perpipaan dan MP percepatan penurunan angka kematian ibu dan
stunting, menyediakan layanan intervensi sensitif bidang air minum untuk
mencapai persentase rumah tangga yang mendapatkan akses air minum Keluarga Berencana 352,87 331,64 93,98% 194,32 55,07%
layak di kabupaten/kota lokasi prioritas 100% di tahun 2024, serta
mewujudkan akses layanan air minum yang layak, aman, dan berkelanjutan
sesuai dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB). Penguatan Penurunan
Bidang Mendukung terwujudnya layanan sanitasi yang berkelanjutan menuju target Angka Kematian Ibu,
Sanitasi TPB bidang sanitasi serta pemenuhan SPM Air Limbah, mempercepat 2.096,11 1.861,49 88,81% 985,18 47,00%
Bayi, dan Intervensi
pembangunan sanitasi melalui peningkatan akses layanan sanitasi dalam
rangka mendukung program prioritas infrastruktur pelayanan dasar pada Stunting
PN, memperkuat infrastruktur untuk mendukung pengembangan ekonomi
dan pelayanan dasar, meningkatkan akses layanan sanitasi serta
penyediaan sarana dan prasarana pengelolaan sampah, meningkatkan Sanitasi 1.542,19 1.525,55 98,92% 814,29 52,80%
akses masyarakat secara bertahap terhadap perumahan dan permukiman
layak dan aman yang terjangkau, terutama memperbaiki kehidupan
masyakarat di permukiman kumuh, dan mewujudkan pembangunan
sanitasi sebagai salah satu bentuk intervensi penurunan prevalensi balita
Total 5.913,49 5.524,56 93,42% 2.935,80 49,65%
stunting
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 22
ARAH KEBIJAKAN DAK FISIK PER BIDANG TA 2024
Untuk Percepatan Penurunan Stunting
Bidang Kebijakan

Bidang mempercepat pencapaian indikator kesehatan yang beresiko tidak tercapai dalam RPJMN 2020-2024, seperti imunisasi dasar lengkap, prevalensi stunting, prevalensi wasting, eliminasi malaria,
Kesehatan persentase merokok pada penduduk usia 10-18 tahun, dan persentase FKTP terakreditasi, menjaga dan meningkatkan indikator kesehatan yang sudah memiliki capaian yang baik, seperti Angka
Kematian Ibu, Angka Kematian Bayi, dan RS Terakreditasi. mendukung 8 area Reformasi Sistem Kesehatan Nasional melalui penguatan promotif, preventif, dan pemenuhan supply side
pelayanan Kesehatan, meningkatkan kualitas dan akses pelayanan kesehatan ibu melahirkan dan balita melalui pemenuhan standar sarana, prasarana, dan alat kesehatan (SPA) di Puskesmas
dan Rumah Sakit serta alat pelayanan penunjangnya dan pemenuhan kebutuhan pelayanan darah, dan mempercepat penurunan prevalensi balita stunting melalui optimalisasi intervensi spesifik
serta penguatan surveilans gizi dan faktor determinan lainnya.

Bidang Air Mendukung Pencapaian Prioritas Nasional, Program Prioritas, Kegiatan Prioritas, dan Major Project dalam RKP 2024 sebagai berikut:
Minum • Memperkuat Infrastruktur untuk Mendukung Pengembangan Ekonomi dan Pelayanan Dasar, Infrastruktur Pelayanan Dasar, Penyediaan Akses Air Minum dan Sanitasi Layak dan Aman;
• Meningkatkan Sumber Daya Manusia dan Berdaya Saing; Peningkatan Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan; Percepatan Perbaikan Gizi Masyarakat;
• Memperkuat Infrastruktur untuk Mendukung Pengembangan Ekonomi dan Pelayanan Dasar, Infrastruktur Pelayanan Dasar, Penyediaan Akses Perumahan dan Permukiman Layak, Aman
dan Terjangkau;
• Memperkuat Infrastruktur untuk Mendukung Pengembangan Ekonomi dan Pelayanan Dasar, Infrastruktur Perkotaan, Penyediaan Akses Perumahan dan Permukiman Layak, Aman dan
Terjangkau di Perkotaan;
• Major Project Akses Air Minum Perpipaan (10 Juta Sambungan Rumah); dan
• Major Project Percepatan Penurunan Kematian Ibu dan Stunting
Mengentasan permukiman kumuh terpadu dalam rangka penanganan permukiman kumuh eksisting dan mencegah tumbuhnya permukiman kumuh baru melaui penyediaan akses air minum
perpipaan.
Bidang Mendukung Pencapaian Prioritas Nasional, Program Prioritas, Kegiatan Prioritas, dan Major Project dalam RKP 2024 sebagai berikut:
Sanitasi • Memperkuat Infrastruktur untuk Mendukung Pengembangan Ekonomi dan Pelayanan Dasar, Infrastruktur Pelayanan Dasar, Penyediaan Akses Air Minum dan Sanitasi Layak dan Aman.
• Meningkatkan Sumber Daya Manusia yang Berkualitas dan Berdaya Saing, Peningkatan Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan, Percepatan Perbaikan Gizi Masyarakat, dan Major Project
Percepatan Penurunan Kematian Ibu dan Stunting;
• Memperkuat Infrastruktur untuk Mendukung Pengembangan Ekonomi dan Pelayanan Dasar, Infrastruktur Pelayanan Dasar, Penyediaan Akses Perumahan dan Permukiman Layak, Aman
dan Terjangkau;
• Memperkuat Infrastruktur untuk Mendukung Pengembangan Ekonomi dan Pelayanan Dasar, Infrastruktur Perkotaan, Penyediaan Akses Perumahan dan Permukiman Layak, Aman dan
Terjangkau di Perkotaan;
• Membangun Lingkungan Hidup, Meningkatkan Ketahanan Bencana, dan Perubahan Iklim, Pembangunan Rendah Karbon, dengan target penurunan emisi Gas Rumah Kaca sebesar 27,3%
di tahun 2024;
• Major Project 90% rumah tangga dengan akses sanitasi (air limbah domestik & persampahan) layak dan aman; dan
• Major Project Percepatan Penurunan Kematian Ibu dan Stunting
Mengentasan permukiman kumuh terpadu dalam rangka penanganan permukiman kumuh eksisting dan mencegah tumbuhnya permukiman kumuh baru melaui penyediaan akses sanitasi (air
limbah domestik) layak dan aman, serta penyediaan akses persampahan.

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 23


MENU DAN RINCIAN KEGIATAN DAK FISIK PER BIDANG TA 2024
Untuk Percepatan Penurunan Stunting
Subbidang Menu Rincian Subbidang Menu Rincian
Bidang Kesehatan Bidang Sanitasi
Penguatan Penurunan Peralanan Imunisasi Dasar Vaccine Refrigerator Sanitasi - Pengembangan dan
Kematian Ibu, Bayi dan Lengkap Pembangunan IPAL Skala Permukiman minimal 50 KK
Peningkatan Kualitas Pembangunan Sistem
Intervensi Stunting Temperature Logger Pelayanan Pengelolaan Air Limbah Penambahan pipa pengumpul dan SR untuk
Kesehahtan dan Domestik Terpusat kabupaten/kota yang telah memiliki SPALD-T Skala
Alat Surveilans Gizi Sanitarian Kit Pendidikan (SPALD-T) Perkotaan/Permukiman
(Fokus Percepatan Pengembangan dan
Keluarga Berencana Sarana Prasarana Pengadaan Vasektomi Tanpa Pisau (VTP) Kit Penurunan Stunting Pembangunan Sistem Penambahan pipa pengumpul dan SR untuk
Pelayanan KB Pengadaan Minilaparotomi/ Tubectomi set dan Pengelolaan Air Limbah kabupaten/kota yang telah memiliki SPALD-T Skala
Penuntasan Domestik Terpusat Perkotaan
Pengadaan Implan Removal Kit Pembangunan SR di 4 (SPALD-T)
Pengadaan IUD Kit IPALD Skala Kota) Pembangunan Pembangunan Tangki Septik Komunal (5-10 KK)
Pengelolaan Air Limbah
Domestik Setempat Pembangunan Tangki Septik Individu Perkotaan
Subbidang Menu Rincian minimal 50 KK
(SPALD-S)
Bidang Air Minum Pembangunan Tangki Septik Individu Perdesaan
Air Minum - Peningkatan Perluasan SPAM JaringanPengembangan Jaringan Distribusi dan minimal 50 KK
Kualitas Pelayanan Perpipaan Sambungan Rumah (SR) Pembangunan/ Peningkatan/ Rehabilitasi IPLT
Kesehahtan dan Uprating Instalasi Pengolahan Air (IPA)/ Pengadaan truk tinja
Pendidikan (Fokus Peningkatan SPAM Jaringan Sanitasi - Tematik Pengembangan dan
Penambahan Sumur Dalam Terlindungi/ Pembangunan IPAL Skala Permukiman minimal 50 KK
Percepatan Penurunan Perpipaan Pengentasan Pembangunan Sistem
Broncaptering
Stunting dan Permukiman Kumuh Pengelolaan Air Limbah Penambahan pipa pengumpul dan SR untuk
Pembangunan Baru SPAM Pembangunan Instalasi Pengolahan Air Terpadu Domestik Terpusat kabupaten/kota yang telah memiliki SPALD-T Skala
Penyelesaian PSN) Jaringan Perpipaan (IPA)/Broncaptering/Sumur Dalam Terlindungi (SPALD-T) Perkotaan/Permukiman
Pembangunan Transmisi Air Pembangunan Sistem
Pembangunan Jaringan Distribusi Utama (JDU) Pembangunan Tangki Septik Komunal (5-10 KK)
Curah untuk SPAM Regional Pengelolaan Air Limbah
Air Minum - Tematik Perluasan SPAM Jaringan Pengembangan Jaringan Distribusi dan Domestik Setempat
Pengentasan Permukiman Perpipaan Sambungan Rumah (SR) (SPALD-S) Pembangunan tangki septik skala Individual perkotaan
Kumuh Terpadu Uprating Instalasi Pengolahan Air (IPA)/
Peningkatan SPAM Jaringan
Penambahan Sumur Dalam Terlindungi/
Perpipaan
Broncaptering
Pembangunan Baru SPAM Pembangunan Instalasi Pengolahan Air
Jaringan Perpipaan (IPA)/Broncaptering/Sumur Dalam Terlindungi

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 24


Integrasi Pembiayaan Percepatan Penurunan Stunting
DAK Bidang Kesehatan dan BOK
• Surveilans dan pemantauan gizi,
termasuk pelatihan tenaga pengukur
• Penyediaan obat gizi
• Pengembangan PMT Lokal

DAK Sub-bidang KB dan BOKB


• Prasarana KB
• Operasional pelayanan KB dan
pendidikan keluarga

DAK Sanitasi dan DAK Air Minum


• Penyediaan sarana air minum jaringan
perpipaan dan bukan jaringan pipa
• Pembangunan septic tank dan IPAL

BOP PAUD
• Sanitasi sekolah dan makanan tambahan
• Pelatihan guru PAUD
• Penyediaan sarana edukasi PAUD

DAK Ketahanan Pangan dan Pertanian


• Pemanfaatan pekarangan lestari untuk
protein hewani

Operasional Stunting di DAK BOKB


• Pendampingan keluarga
• Koordinasi konvergensi lintas sektor di
daerah
*masih dalam pembahasan
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 25
Penguatan Intervensi Kunci Tahun 2024
Intervensi Kunci 2024
§ Prioritas khusus di 12 provinsi diantaranya melalui DAK Fisik
12 Provinsi Prioritas Tahun 2024 dan DAK Nonfisik
§ Pendampingan keluarga oleh Tim Pendamping keluarga (TPK) di
desa melalui dana BOKB
§ Meningkatkan kualitas data & surveilans di Posyandu
Ø Harus ada data exchange antara data surveilans E-PPGBM di
Kemkes, data Pendataan Keluarga (PK) di BKKBN
Ø Perluasan data cakupan bumil & balita dari dukcapil
Ø Standarisasi alat ukur (antropometri) dan pelatihan kader
§ Intervensi spesifik melalui BOK (BOK Dinas dan BOK
Puskesmas)
Ø Perluasan cakupan PMT bumil KEK serta balita kurus dan
weight faltering
Ø Imunisasi dasar lengkap (saat ini baru 67%)
Ø Penguatan kualitas & pemanfaatan data surveilans (E-
PPGBM)
Ø Pendampingan balita yang weight faltering (kenaikan berat
badan tidak cukup)
§ Penguatan anggaran Pemda dan dana desa untuk
pendampingan, data di lapangan, pelatihan kader dan
pemberikan makanan tambahan

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 26


TERIMA KASIH

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


RINGKASAN EKSEKUTIF
1. Pada tahun 2023, Alokasi Dukungan Penanganan Stunting melalui DAK sebesar Rp14,88 Triliun yang terdiri dari:
a. DAK Fisik sebesar Rp5,91 triliun (realisasi penyaluran per 30 September 2023 sebesar Rp2,9 triliun atau 49,6% dari alokasi)
b. DAK Nonfisik sebesar Rp8,97 triliun (realisasi penyaluran per 30 September 2023 sebesar Rp5,5 triliun atau 61,1% dari alokasi)
2. Terhadap 12 Provinsi Prioritas Penanganan Stunting TA 2023, telah dilakukan Bimbingan Teknis dengan muatan Kebijakan DAK Fisik TA
2023 serta evaluasi pelaksanaan 2022 dengan melibatkan unit pusat lintas sektor, yaitu Kemenkeu, Bappenas, K/L (Kemenkes, BKKBN,
dan PUPR).
3. Pada tahun 2024, rencana kegiatan yang bersumber dari DAK untuk mendukung stunting, yakni:
Pemetaan lokasi prioritas DAK tahun 2024 yang mendukung stunting didasarkan pada Surat Keputusan Menteri PPN nomor
61/M.PPN/HK/05/2023 tahun 2023 tentang Penetapan Kabupaten/Kota Lokasi Fokus Intervensi Percepatan Penurunan Stunting
Terintegrasi Tahun 2024.
a. DAK Fisik meliputi Bidang Air Minum, Bidang Sanitasi, Subbidang Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu dan Penurunan
Stunting dan Subbidang Keluarga Berencana di Bidang Kesehatan.
b. DAK Nonfisik meliputi BOK, BOP PAUD, BOKB, dan Dana Ketahanan Pangan dan Pertanian (KPP)
4. Penggunaan Dana Desa dalam pencegahan stunting tahun 2023 dan 2024 melalui dukungan program sektor prioritas di desa,
ketahanan pangan dan hewani.
5. Salah satu tantangan utama yang perlu mendapatkan perhatian adalah kurangnya koordinasi lintas sektor dan kurangnya pemahaman
daerah dan desa atas program-program penanggulangan stunting.
6. Peran Pemerintah Daerah sangat penting untuk terus mendorong program stunting sebagai prioritas utama,
dan kepada Gubernur/Walikota/Bupati agar dapat memberikan arahan kepada seluruh dinas dan organisasi perangkat daerah untuk
memahami, mengenali, dan berkomitmen untuk menangani stunting ini, khususnya kerja sama antar daerah.
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 28
EVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH:
Angka stunting di daerah masih tinggi untuk mencapai target prevalensi stunting 14%
KEMENTERIAN KEUANGAN
Stunting Balita
STUNTING No. Provinsi
2022
REPUBLIK INDONESIA

1 Provinsi Aceh 31,2


29,08 25,15 2 Provinsi Sumatera Utara 21,1
24,36
SUMATERA
22,86 20,00 3 Provinsi Sumatera Barat 25,2 Angka stunting menunjukkan
4 Provinsi Riau 17,0 tren menurun setiap tahunnya.
5 Provinsi Jambi 18,0
6 Provinsi Sumatera Selatan 18,6 Pada tahun 2018, angka stunting
26,78
JAWA
24,02 23,18 21,25 18,57
7 Provinsi Bengkulu 19,8 mencapai 30,8% dan menurun
8 Provinsi Lampung 15,2
9 Provinsi DKI Jakarta 14,8 sebesar 9,2 poin pada tahun
10 Provinsi Jawa Barat 20,2 2022 menjadi sebesar 21,6.
11 Provinsi Jawa Tengah 20,8
BALI NUSRA 32,65 31,60 31,61 26,70 25,33 12 Provinsi DI Yogyakarta 16,4
13 Provinsi Jawa Timur 19,2 Provinsi NTT menjadi region
14 Provinsi Kalimantan Barat 27,8
15 Provinsi Kalimantan Tengah 26,9 dengan angka stunting terbesar
16 Provinsi Kalimantan Selatan 24,6 (35,3%), sedangkan Provinsi Bali
KALIMANTAN 31,31 30,06 29,11 27,50 25,06 17 Provinsi Kalimantan Timur 23,9
menjadi region dengan angka
18 Provinsi Sulawesi Utara 20,5
19 Provinsi Sulawesi Tengah 28,2 stunting terkecil (8%).
20 Provinsi Sulawesi Selatan 27,2
21 Provinsi Sulawesi Tenggara 27,7
SULAWESI 32,71 31,32 30,27 28,62 27,07 22 Provinsi Bali 8,0 Masih diperlukan usaha keras
23 Provinsi Nusa Tenggara Barat 32,7
24 Provinsi Nusa Tenggara Timur 35,3 dari berbagai pihak untuk
25 Provinsi Maluku 26,1 mencapai target stunting 14%
MALUKU 31,56 27,98 29,20
26 Provinsi Papua 34,6
pada tahun 2024.
28,90 26,66 27 Provinsi Maluku Utara 26,1
PAPUA 28 Provinsi Banten 20,0
29 Provinsi Bangka Belitung 18,5
2018 2019 2020 2021 2022
30 Provinsi Gorontalo 23,8
31 Provinsi Kepulauan Riau 15,4 Masih jauh dari target dalam RKP (>5% deviasi dari nilai target)
Stunting wilayah Maluku Papua mengalami peningkatan
32 Provinsi Papua Barat 30,0 Mendekati dari target dalam RKP (5% deviasi dari nilai target)
dibandingkan dengan seluruh wilayah pada tahun 2022 33 Provinsi Sulawesi Barat 35,0
Sudah memenuhi target dalam RKP (>= atau <=)
Sumber data: Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), Kemenkes 34 Provinsi Kalimantan Utara 22,1
Data Tahun 2020 berupa data SSGI prediksi pada level nasional dan provinsi

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 29


PENURUNAN STUNTING JUGA MENJADI KUNCI PENINGKATAN
PRODUKTIVITAS SDM INDONESIA
2022: 21,6% 2023: Menurunkan ~3,8% 2024: Menurunkan ~3,8%
Perkembangan Prevalensi Stunting Untuk mencapai prevalensi Stunting 14% (2024) à
30,8
28,9 29 29,6 turun 3,8% per tahun
27,5 27,7 26,9
24,4 49,12
21,6

Rp57,6 T
Rata-rata penurunan 19,58
17,56
stunting 2019-2022 21,6
2,02% 17,8
14 Untuk penurunan 7,09
Stunting Stunting (Intervensi) Stunting 3,8% 1,39

Sensitif Spesifik Pendampingan


2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024
• Intervensi pada 12 Provinsi prioritas TA 2023, yaitu:
Rata-rata untuk penurunan stunting 2,02% ü 7 Provinsi prevalensi tertinggi (NTT, Sulbar, Aceh, NTB, Sulteng, Kalbar,
membutuhkan anggaran Rp30,6T Sulteng)
ü 5 Provinsi dengan jumlah anak stunting terbesar (Jabar, Jateng, Jatim,
Rp Triliun

48,4 Banten dan Sumut).


34,1
30,6 32,95 • Intervensi spesifik : peningkatan gizi untuk ibu hamil kurang energi kronik
25,4
46,6
29,2
32,1 (KEK) dan balita kurus serta imunisasi.
28,5
21,9
• Intervensi sensitif: Penyediaaan fasilitas kesehatan (al. posyandu),
2019 2020 2021 2022 2023 penyediaan tambahan makanan dan minuman bernutrisi melalui bansos
dan penyediaan akses sumber air minum sehat
Spesifik Sensitif Pendampingan & Koordinasi

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 30


KERANGKA KONSEPTUAL INTERVENSI PENURUNAN STUNTING TERINTEGRASI
(Perpres 72/2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting)

5 PILAR PERCEPATAN K
INTERVENSI OUTPUT INTERVENSI DAMPAK
PENCEGAHAN STUNTING
Gizi Spesifik Peningkatan cakupan intervensi
pada sasaran 1.000 HPK (Hari
PILAR 1: • Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Pertama Kehidupan)
Komitmen dan Visi
(ibu hamil Kekurangan Energi Kronis,
Kepemimpinan
balita gizi kurang) Konsumsi Gizi
• Tablet Tambah Daerah (TTD) (ibu
hamil, remaja putri) Perbaikan Asupan Gizi
PILAR 2:
Kampanye Nasional • Pemberian ASI eksklusif
dan Perubahan • Makanan Pendamping ASI (MP ASI) • Anemia
Pola Asuh
Perilaku baduta • Berat Badan Lahir
• Tata laksana gizi buruk Rendah (BBLR)
• Pemantauan tumbuh kembang balita • ASI Eksklusif PREVALENSI
PILAR 3: stunting TURUN
• Pemberian imunisasi • Diare
Konvergensi
• Antenatal Care (ANC) Pelayanan Kesehatan • Kecacingan
Program Pusat,
Daerah dan Desa • Pemberian Vit. A • Gizi Buruk

Penurunan Infeksi

PILAR 4:
Gizi Sensitif
Kesehatan Lingkungan
Ketahanan
Pangan dan Gizi
• Air minum layak
• Sanitasi layak
• Penerima Bantuan Iuran JKN
PILAR 5: • Bantuan tunai bersyarat
Pemantauan • Bantuan sosial pangan
dan Evaluasi • Layanan KB pasca persalinan
• Menekan kehamilan yang tidak
diinginkan Sumber: Stranas Percepatan Pencegahan Anak Stunting 2018 – 2024
• Pemberian informasi mengenai stunting

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 31


LOKASI FOKUS PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING
2018 – 2024
SEBARAN LOKUS STUNTING 2018 - 2021
LOKASI FOKUS STUNTING 12 Provinsi
• Lokasi fokus sebagai acuan bagi K/L dan
Prioritas 2023
pemangku kepentingan dalam 1. Aceh
memprioritaskan lokasi pelaksanaan 2. Sumatera Utara
program/kegiatannya. 3. Jawa Barat
4. Jawa Tengah
• Kriteria pemilihan lokasi fokus:
5. Jawa Timur
1. Jumlah balita stunting
6. Banten
2. Prevalensi stunting 7. Nusa Tenggara Barat
3. Tingkat kemiskinan 8. Nusa Tenggara Timur
4. Daerah dengan komitmen & praktik baik 9. Kalimantan Barat
5. Pemerataan lokus di tiap provinsi 10. Kalimantan Selatan
11. Sulawesi Tenggara
12. Sulawesi Barat
Untuk mempercepat penurunan stunting,
mulai tahun 2022 seluruh kab/kota akan
menjadi lokus percepatan penurunan 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024
stunting

Tahun 2023 Lokus priortas diarahkan


100 160 260 360 514 12 Ketuntasan
pada 12 Provinsi Prioritas dengan
kab/kota kab/kota kab/kota kab/kota kab/kota Provinsi
pravelensi jumlah balita stunting tertinggi Prioritas
dan terbanyak
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA32 32
LOKASI INTERVENSI YANG FOKUS DAN PRIORITAS 2023

Estimasi Lokasi Lintas Sektor Per encanaan DA K TA 2023:


Prevalensi Jumlah Balita
1. DA K Fisik
Stunting (%) Stunting
No. Provinsi § Semua menu dibatasi pada seluruh Kab/Kota di 12
(orang)
Provinsi

1 NTT 35,3 218.443 § Khusus untuk lokus di tingkat desa, secara prinsip seluruh
2 Sulawesi Barat 35,0 44.760 desa di wilayah Kab/Kota di 12 provinsi dapat menjadi
3 NTB 32,7 153.826 lokus prioritas dengan prioritas pada desa dengan
4 Aceh 31,2 168.777 capaian intervensi rendah
5 Kalimantan Barat 27,8 131.466
6 Sulawesi Tenggara 27,7 80.003 2. DA K N o n Fisik:
7 Kalimantan Selatan 24,6 110.881
§ Lokus lebih leluasa sehingga memungkinkan untuk
8 Sumatera Utara 21,1 348.889
dialokasikan pada Kab/Kota di luar 12 Provinsi Prioritas
9 Jawa Tengah 20,8 510.646
10 Jawa Barat 20,2 968.148 Khusus
11 Banten 20,0 268.226 § Skala prioritas dapat mengacu pada rencana lokus pada
12 Jawa Timur 19,2 656.449 DAK Fisik diatas

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 33


ANGGARAN PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING
REALISASI S.D. 30 SEPTEMBER 2023

Melalui Belanja Kementerian/Lembaga Melalui DAK Fisik dan Nonfisik


Realisasi Anggaran: Realisasi Anggaran
Anggaran Percepatan
Penurunan Stunting Rp22,5 T* DAK Fisik
Pagu
DAK Nonfisik
Rp5,9 T Pagu Rp9,0 T
Intervensi Spesifik Intervensi Sensitif Intervensi Dukungan
Nilai Kontrak Rp5,5 T Penyaluran Rp5,5 T
Rp1,4 T Rp20,2 T Rp0,9 T
Keterangan: Sampai dengan 30 September 2023, realisasi anggaran percepatan penurunan Penyaluran Rp2,9 T
stunting sebesar Rp22,5 T atau 74,9 persen dari alokasinya sebesar Rp30,0 T.
*) Angka sementara, diperlukan analisis lanjutan

Pemanfaatan a.l.: Pemanfaatan DAK Fisik a.l.:


Intervensi Spesifik, a.l.: • Bidang Kesehatan, a.l.: Penguatan Layanan Maternal Neonatal di
• Pemberian makanan tambahan bagi 24.066 ibu hamil kurang energi Puskesmas dan Penguatan Kapasitas RS Mampu PONEK
kronis dan 138.839 balita kurus (buffer stock) • Bidang Keluarga Berencana, a.l.: Penyediaan Sarana dan Prasarana
• Progres Paket Penyediaan Vaksin Imunisasi Rutin Dasar dan Lanjutan Pelayanan KB
(LP) 68,0% • Bidang Air Minum, a.l.: Perluasan dan pembangunan baru SPAM JP
• Bidang Sanitasi, a.l.: Pengembangan dan Pembangunan Sistem
Intervensi Sensitif, a.l.: Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat (SPALD-T)
• Progres pembangunan infrastruktur air minum berbasis masyarakat
61,83% Pemanfaatan DAK Nonfisik a.l.:
• Progres pembangunan sistem pengelolaan air limbah domestik • Bantuan Operasional Kesehatan (BOK)
setempat skala individu 48,6% • Bantuan Operasional Keluarga Berencana (BOKB) penurunan stunting
• Dana Ketahanan Pangan dan Pertanian (KPP) untuk Pekarangan
• Fasilitasi dan pembinaan 1000 HPK kepada 4,2 juta keluarga dengan
baduta. Pangan Lestari (P2L)
• Bantuan Operasional Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini
Intervensi Dukungan, a.l.: (BOP PAUD), a.l.: Penyediaan makanan tambahan, diskusi
• Pelaksanaan Pendidikan Formal Tenaga RS pada Proyek Penguatan perkembangan anak, pembiayaan deteksi perkembangan anak
Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 34


DANA DESA DAN INSENTIF DAERAH
MENDUKUNG PERCEPATAN
PENURUNAN STUNTING

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


PERKEMBANGAN DANA DESA UNTUK STUNTING
Alokasi Dana Desa untuk Stunting Kegiatan Penanganan Stunting Melalui Dana Desa
(dalam miliar Rp)
6.000,0
6,8% 6,9% 6,7%
20,0% Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Desa
1,6% 3,4% 10,0%
5.000,0 0,0%
1. Pelatihan Pengolahan makanan bergizi bagi guru PAUD
4.812,6 4.940,7 dan orangtua siswa
4.000,0 4.572,9 -10,0%
2. Pendayagunaan Lahan Desa dalam rangka Penyediaan
-20,0%
Makanan Sehat dan Bergizi untuk Ibu Hamil Balita dan
3.000,0 -30,0%
Anak Sekolah
-40,0%
2.000,0 2.396,4 3. Pemantauan pertumbuhan dan penyediaan makanan sehat
-50,0%
untuk peningkatan gizi bagi balita dan anak sekolah.
1.000,0 -60,0%
986,9 -70,0%
- -80,0% Kegiatan Pembangunan Desa
2018 2019 2020 2021 2022 1. Pengelolaan Advokasi Konvergensi Pencegahan Stunting di
DD Stunting % thd Total DD Desa melalui Aplikasi Digital (e-HDW)
2. Biaya Operasional KPM Stunting
• Dana desa untuk penanganan stunting meningkat hampir 5 3. Pembiayaan Pelatihan Guru PAUD tentang konvergensi
kali lipat, dari Rp 986,9 miliar di TA 2018 menjadi Rp 4.572,9
pencegahan stunting
miliar di TA 2022.
4. Penyelenggaraan Promosi Kesehatan/Gerakan Hidup
• Pada TA 2022 Dari 434 pemda penerima Dana Desa, total Bersih dan Sehat/Pos Pembinaan Terpadu/Penanganan
alokasi untuk stunting secara nasional sebesar Rp4,52 T Stunting
atau 6,72% dari pagu Dana Desa. 5. Tindakan Promotif dan Preventif untuk Pencegahan
• Sumber data: Kemendes PDTT dan OSMPAN-Kemenkeu (diolah) Stunting melalui Rumah Desa Sehat
• Data TA 2020-2021 menggunakan laporan konvergensi stunting sebagai syarat 6. Kegiatan Intervensi Pencegahan Stunting Terintegrasi
penyaluran DD TA 2021-2022, sehingga data 2022 berasal dari treatment data TA 7. dan lainnya.
sebelumnya diolah.
36
www.kemenkeu.go.id KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
PERAN DANA DESA DALAM PENANGANAN STUNTING

Output Dana Desa untuk Stunting Penggunaan Dana Desa dalam Menungkung Penurunan
Stunting
Tindakan promotif dan preventif untuk pencegahan dan penurunan stunting melalui;
a. Pelatihan kesehatan ibu dan anak;
b. Penyuluhan dan konseling gizi, air susu ibu ekslusif dan makanan pendamping air susu
ibu;
c. pemberian makanan tambahan yang beragam, bergizi, seimbang, dan aman dan
Sarana MCK 444.465 unit Air Bersih 1.502.631 unit
berbasis potensi sumber daya lokal bagi anak usia di bawah 5 (lima) tahun;
d. pengadaan, tikar pertumbuhan (alat ukur tinggi badan untuk bayi) sebagai media
deteksi dini stunting;
e. penyediaan air bersih dan sanitasi;
f. perlindungan sosial untuk peningkatan akses ibu hamil dan menyusui serta balita
terhadap jaminan kesehatan;
g. pendidikan tentang pengasuhan anak;
Polindes 14.462 unit Posyandu 42.338 unit
h. upaya pencegahan perkawinan dini;
i. pendayagunaan lahan pekarangan keluarga dan tanah kas Desa untuk pembangunan
kandang, kolam dan kebun dalam rangka penyediaan makanan yang sehat dan bergizi
untuk ibu hamil, balita dan anak sekolah;
j. peningkatan kapasitas bagi kader pembangunan manusia, kader posyandu dan pendidik
pendidikan anak usia dini;
PAUD 66.727 kegiatan k. pemberian insentif untuk kader pembangunan manusia, kader posyandu, dan kader
kesehatan lainnya yang menjadi kewenangan Desa; dan
l. kegiatan pencegahan dan penurunan stunting lainnya sesuai dengan kewenangan Desa
• Sumber data: Kemendes PDTT (2015-2022)
dan diputuskan dalam Musyawarah Desa.

37
www.kemenkeu.go.id KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
ARAH KEBIJAKAN DANA DESA TA 2024

Perkembangan Dana Desa Arah Kebijakan Dana Desa


(dalam triliun Rp) 75,00
72,00
71,19 70,00 71,00 1. Melanjutkan kebijakan pengalokasian Dana Desa sesuai UU HKPD, melalui:
70,00
68,00 2,00 70,00a. pengalokasian berdasarkan formula dan alokasi tambahan tahun berjalan berdasarkan
2,00
68,00
69,00 kriteria tertentu,
65,00b. pengalokasian mempertimbangkan kinerja desa dalam pengelolaan Dana Desa.
60,00 2. Memberdayakan masyarakat dan mendukung pembangunan keberlanjutan fokus dan
60,00
prioritas pemanfaatan Dana Desa, dalam rangka:
55,00a. dukungan penanganan kemiskinan ekstrem sebesar 10%-25% melalui BLT Desa
dengan target Keluarga Penerima Manfaat.
50,00b. dukungan program ketahanan pangan dan hewani paling sedikit 20%.
2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024
c. dukungan program pencegahan dan penurunan stunting.
Alokasi DD Alokasi Tambahan DD d. dukungan program sektor prioritas di desa melalui bantuan permodalan BUMDes, serta
program pengembangan desa sesuai potensi dan karakteristik desa.
Kebijakan Dana Desa untuk Stunting 3. Memperbaiki penyaluran dan mendorong perbaikan tata kelola Dana Desa, melalui:
a. memisahkan penyaluran Dana Desa BLT/NonBLT berdasarkan kinerja pelaksanaan;
• Prioritas pemanfaatan Dana Desa salah satunya focus pada
b. penyaluran Dana Desa secara langsung dari RKUN ke RKD;
dukungan program pencegahan dan penurunan stunting.
c. pemberian reward berupa percepatan penyaluran Dana Desa untuk desa berstatus
• Dana Desa diharapkan dapat memperkuat monitoring
Mandiri;
pelaksanaan kebijakan fiscal nasional, salah satunya
d. Mengalokasikan tambahan Dana Desa untuk Desa yang berkinerja baik di setiap
stunting di tingkat Desa untuk mendukung target nasional. kabupaten/kota;
• Kegiatan pencegahan dan penurunan stunting dilakukan e. penerapan sanksi berupa penghentian penyaluran Dana Desa terhadap desa
dengan tindakan promotif dan preventif, serta kegiatan bermasalah atau terdapat penyalahgunaan Dana Desa.
lainnya sesuai dengan kewenangan Desa dan diputuskan 4. Memperkuat monitoring pelaksanaan kebijakan fiskal nasional (kemiskinan ekstrem,
dalam Musyawarah Desa stunting, dan inflasi) di tingkat desa dan sinergi penggunaan Dana Desa.

38
www.kemenkeu.go.id KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
Pengalokasian Insentif Fiskal (IF) TA 2023
Sebagai Salah Satu Stimulan untuk Percepatan Pencapaian Target Angka Stunting

Kinerja Daerah penurunan stunting


digunakan sebagai bagian dalam
pengalokasian Insentif Fiskal, dimana:
1. Insentif Fiskal kinerja tahun (Rp934,3 M)
sebelumnya
§ Menilai perbaikan yang telah
dilakukan oleh daerah di tahun
2020-2021;
§ Penilaian untuk intervensi
spesifik (air minum, sanitasi),
intervensi sensitive (imunisasi),
dan capaian output berupa
penurunan angka stunting
2. Insentif Fiskal Kinerja tahun
berjalan
§ Menilai upaya daerah yang (Rp750 M)
dilakukan di tahun berjalan,
dalam upaya monitoring
pelaksanaan di daerah;
§ Penilaian didasarkan pada kinerja
penganan stunting dan dukungan
pendapanaan dari belanja daerah
39
www.kemenkeu.go.id KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
Indikator Penilaian Insentif Fiskal Kinerja Tahun
Berjalan
Sebagai salah satu wadah kolaborasi monitoring pelaksanaan di daerah
Indikator Penilaian
q Kinerja Penanganan Stunting, (Kemendagri, BKKBN, Kemenkes):
Provinsi Kabupaten/kota

Input (25%) Proses (35%) Output (40%) Input Proses Output

Pelaporan a. Pelaksanaan Rembuk Stunting a. Balita yang Hasil a. Capaian Pelaksanaan Aksi a. Balita yang
Hasil Provinsi dipantau Penilaian Konvergensi 2023 dipantau
Penilaian b. Pelaksanaan Tagging APBD 2023 pertumbuhanny Kinerja b. Persentase keluarga berisiko stunting pertumbuhanny
Kinerja (anggaran) a (D/S) Pelaksanaan yang mendapatkan pendampingan a (D/S)
Konvergensi c. Kendali Capaian AKSI Konvergensi b. Ibu hamil 8 Aksi TPK b. Ibu hamil
Kab/Kota 2023 mendapat Konvergensi c. Persentase sasaran Catin/Calon PUS mendapat
Tahun 2023 d. Persentase keluarga berisiko stunting pemeriksaan Kategori Baik yang melakukan registrasi melalui pemeriksaan
yang mendapatkan pendampingan kehamilan 6 kali aplikasi elsimil kehamilan 6 kali
TPK d. Capaian imunisasi dasar lengkap
e. Persentase sasaran Catin/Calon PUS pada bayi
yang melakukan registrasi melalui
aplikasi elsimil

q Realisasi belanja tagging stunting per total anggaran belanja à Kemenkeu

Formula penilaian :
1. Nilai Kinerja Belanja Penanganan Stunting= 25% input + 35% proses + 40% Output
2. Nilai total Penurunan stunting = nilai kinerja penanganan stunting + nilai realisasi belanja tagging stunting

40
www.kemenkeu.go.id KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
Penggunaan IF Kinerja Tahun Berjalan
dapat dmanfaatkan Kembali untuk kegiatan penurunan stunting di daerah.

Sesuai PMK 67, IF tahun berjalan digunakan Untuk kegiatan yang manfaatnya
diterima dan/atau dirasakan langsung oleh masyarakat dan mendukung kebijakan:
a. pengendalian inflasi;
b. penurunan stunting;
c. peningkatan investasi; dan
d. penurunan kemiskinan.

Insentif Fiskal atas kinerja tahun berjalan tidak dapat digunakan untuk:

Gaji, Tamsil, Honorarium Perjalanan Dinas


X X

41
www.kemenkeu.go.id KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 41
REALISASI BELANJA DAERAH TERKAIT
STUNTING

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


Per Agustus 2023, realisasi belanja APBD terkait stunting sebesar
REALISASI BELANJA DAERAH TERKAIT STUNTING Rp4,63 T atau 23,3% dari pagu, tumbuh 1,5% y.o.y. Daerah dengan
LEBIH TINGGI DIBANDINGKAN TAHUN SEBELUMNYA prevalensi stunting tinggi perlu merealisasikan belanja lebih cepat.

MIDDLE CLASSIFICATION SUB KEGIATAN STUNTING Notes:


Belanja Stunting SESUAI KATEGORI INTERVENSI *tagging belanja APBD terkait stunting
dilakukan oleh TP2AK selaku Subject Matter
s.d Agustus 4,63 T 0,1% Expert (SME)
2023 Pagu Belanja : 19,92 T
**Dari 69 subkegiatan yang tertagging, telah
23,3% thd Pagu
1,5% 2022 44,8% 55,1%
dilakukan simplifikasi kedalam 3 kelompok
0,1% (middle classification) berdasarkan kategori
s.d Agustus intervensi
2022 4,57 T 2023 40,0% 59,9% ***nilai realisasi per subkegiatan dilakukan
pembobotan berdasarkan kajian Budget
Analysis for Nutrition: A Guidance Note for
Dukungan Sensitif Spesifik
Countries (World Bank, 2020)
40%
Kategori Real s.d. Ags
No. Top 5 Subkegiatan dari seluruh subkegiatan terkait stunting*,** Porsi
Intervensi 2023***
Porsi Real. Blj terkait stunting thd Total Blj

35%
1 Operasional Pelayanan Puskesmas Spesifik 1.454 M 20,3%
30% 2 Pengadaan Obat, Vaksin Spesifik 261 M 8,2%
3 Pengadaan Alat Kesehatan/Alat Penunjang Medik Fasilitas Pelayanan Kesehatan Spesifik 214 M 7,6%
APBD per Agustus 2023

25% 4 Pengelolaan Pelayanan Kesehatan Gizi Masyarakat Spesifik 183 M 5,7%


Sulsel 5
Penanganan Sampah dengan Melakukan Pemilahan, Pengumpulan, Pengangkutan,
20% Malut Kalbar Pengolahan, dan Pemrosesan Akhir Sampah di TPA/TPST/SPA Kabupaten/Kota Sensitif 280 M 4,5%
Gorontalo KaltengSulteng Sulbar
SumbarSultra
15% Aceh NTT
Papua Ø Anggaran stunting APBD dilakukan pembobotan oleh subject matters expert untuk penajaman tagging.
Papua Barat
10%
Maluku
Ø Setelah pembobotan, belanja terkait stunting sebagian besar terealisasikan untuk kategori intervensi
spesifik (59,9%) yaitu kegiatan yang langsung mengatasi penyebab terjadinya stunting.
5%
IV Ø Porsi realisasi terkecil untuk kategori intervensi dukungan sebesar 0,1%.
0%
Ø Daerah yang berada di kuadran IV (realisasi belanja rendah dan prevalensi tinggi) perlu mempercepat
0% 10% 20% 30% 40%
Prevalensi Stunting 2022 realisasi belanja stuntingnya, utamanya untuk penguatan intervensi spesifik (perbaikan gizi ibu hamil,
bayi dan balita, pemantauan pertumbuhan) dan penguatan intervensi sensitive (kualitas air minum,
Rata-rata prevalensi stunting 2022 : 23,3%
Rata-rata porsi real. belanja stunting Agustus 23 : 21,5% sanitasi, PAUD).
*Sumber Data: LRA Juli 2023 per tanggal 6 September 2023
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 43
TOP SUBKEGIATAN DENGAN ANGGARAN TERBESAR DI APBD 2021
SPESIFIK (13 SUBKEGIATAN) SENSITIF (TOP 10 DARI 45 SUBKEGIATAN)
NOTES

Anggaran dihitung pasca


dilakukan pembobotan
berdasarkan kajian Budget
Analysis for Nutrition: A
Guidance Note for Countries
(2020)

DUKUNGAN (1 SUBKEGIATAN)

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 44


ANGGARAN DAERAH TERKAIT STUNTING – BUDGET TRACKING
APBD 2021
Anggaran belanja terkait stunting di APBD 2021 sebesar Rp17,44 T yang terdiri dari Rp1,38 T di Provinsi dan Rp16,06 T
di Kabupaten/Kota

TOP 10 ANGGARAN SUBKEGIATAN TERKAIT STUNTING KOMPOSISI ANGGARAN STUNTING


PER KATEGORI DAN WILAYAH

Wilayah
Kategori
Provinsi Kab/Kota
Sensitif 78,97% 30,56%
Spesifik 20,88% 69,40%
Dukungan 0,15% 0,04%

Anggaran terkait stunting di Provinsi paling


besar digunakan untuk kategori penanganan
Sensitif, sedangkan di Kabupaten/Kota
sebagian besar digunakan untuk penanganan
Spesifik

*tagging berdasarkan list subkegiatan dari TP2AK dengan asistensi World Bank

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 45


KEBIJAKAN DAK TAHUN 2024 (1/2)
Mendukung Peningkatan Kualitas Pelayanan Percepatan Pembangunan Infrastruktur Dasar dan Konektivitas
Kesehatan dan Pendidikan Pembangunan Rendah Karbon dan Transisi Energi
Bidang Air Minum
Bidang Pendidikan Fokus daerah stunting
Termasuk Perpustakaan dan 4 SPAM PSN Tematik Peningkatan Konektivitas dan Elektrifikasi di Daerah
Afirmasi
Bidang Sanitasi
Bidang Kesehatan
Fokus daerah stunting
Termasuk KB
dan 4 IPALD
Transportasi Transportasi Jalan Infrastruktur Energi
Perdesaan Perairan Terbarukan (IET)
DAK Non Fisik Pendidikan

Bantuan Operasional Dana Bantuan


Operasional Tunjangan Guru ASN
Satuan Pendidikan Daerah Bidang Jalan
(BOSP) Museum dan
Taman Budaya

DAK Non Fisik BLPS


DAK Non Fisik Kesehatan DAK Non Fisik PPA Biaya Layanan
Pengolahan Sampah
Bantuan Bantuan (BLPS)
Operasional Perlindungan
Operasional Perempuan dan
Kesehatan Keluarga Anak (PPA)
(BOK) Berencana (BOKB)

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 46


KEBIJAKAN DAK TAHUN 2024 (2/2)
Pengurangan Kemiskinan dan Penghapusan Penguatan Daya Saing Usaha
Kemiskinan Ekstrem
Tematik Penguatan Destinasi Pariwisata Prioritas
Tematik Pengentasan Permukiman Kumuh Terpadu

Perumahan dan Pariwisata IKM UMKM Perdagangan Lingkungan Jalan


Air Minum Sanitasi Hidup
Permukiman
Non Fisik:

Tematik Kawasan Sentra Produksi Pangan (Pertanian, Perikanan,


dan Hewani)
Dana Pelayanan Dana Peningkatan Dana Penguatan Dana Fasilitasi
Non Fisik: Kepariwisataan Kapasitas KUKM Kapasitas Kelembagaan Penanaman Modal
(PK2UKM) Sentra IKM

Pertanian Irigasi Kelautan Jalan Dana Ketahanan Pangan


Perikanan dan Pertanian
Tematik Pengembangan Food Estate (FE)

Pertanian Irigasi Jalan Kehutanan

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 47


RENCANA MENU DAN RINCIAN KEGIATAN DAK FISIK PER BIDANG TA 2024
Untuk Percepatan Penurunan Stunting
Subbidang Menu Rincian
Bidang Kesehatan
Penguatan Penurunan Kematian Ibu, Bayi Penyediaan Alat Surveillans Gizi Sanitarian Kit
dan Intervensi Stunting
Keluarga Berencana Sarana Prasarana Pelayanan Pengadaan Vasektomi Tanpa Pisau (VTP) Kit
Keluarga Berencana Pengadaan Minilaparotomi/ Tubectomi set
Pengadaan Laparoskopi dengan kamera dan monitor
Pembangunan Gudang Alat dan Obat Kontrasepsi
Rehab/Kelengkapan Gudang Alat dan Obat Kontrasepsi
Pengadaan Implan Removal Kit
Pengadaan IUD Kit
Kendaraan Roda Empat atau lebih Antar Jemput Calon Akseptor
Kendaraan Roda Dua Antar Jemput Calon Akseptor
Kendaraan Kendaraan Air Antar Jemput Calon Akseptor
Pembangunan Balai Penyuluhan KB
Rehab/Kelengkapan Balai Penyuluhan KB

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 48


RENCANA MENU DAN RINCIAN KEGIATAN DAK FISIK PER BIDANG TA 2024
Untuk Percepatan Penurunan Stunting
Subbidang Menu Rincian
Bidang Air Minum
Air Minum Perluasan SPAM Jaringan Perpipaan - Percepatan Pengembangan Jaringan Distribusi dan Sambungan Rumah
Penurunan Stunting
Peningkatan SPAM Jaringan Perpipaan - Percepatan Uprating Instalasi Pengolahan Air (IPA)/ Penambahan Sumur Dalam Terlindungi/
Penurunan Stunting Broncaptering
Pembangunan Baru SPAM Jaringan Perpipaan - Pembangunan Instalasi Pengolahan Air (IPA)/Broncaptering/Sumur Dalam Terlindungi
Percepatan Penurunan Stunting
Pembangunan Transmisi Air Curah untuk SPAM Pembangunan Jaringan Distribusi Utama (JDU)
Regional - Percepatan Penurunan Stunting
Perluasan SPAM Jaringan Perpipaan - Penyelesaian Pengembangan Jaringan Distribusi dan Sambungan Rumah
Proyek Strategis Nasional (PSN)
Pembangunan Transmisi Air Curah untuk SPAM Pembangunan Jaringan Distribusi Utama (JDU)
Regional - Penyelesaian Proyek Strategis Nasional
(PSN)
Air Minum - Tematik Perluasan SPAM Jaringan Perpipaan Pengembangan Jaringan Distribusi dan Sambungan Rumah
Pengentasan Permukiman Peningkatan SPAM Jaringan Perpipaan Uprating Instalasi Pengolahan Air (IPA)/ Penambahan Sumur Dalam Terlindungi/
Kumuh Terpadu Broncaptering
Pembangunan Baru SPAM Jaringan Perpipaan Pembangunan Instalasi Pengolahan Air (IPA)/Broncaptering/Sumur Dalam Terlindungi

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 49


RENCANA MENU DAN RINCIAN KEGIATAN DAK FISIK PER BIDANG TA 2024
Untuk Percepatan Penurunan Stunting
Subbidang Menu Rincian
Bidang Sanitasi
Sanitasi Pengembangan dan Pembangunan Sistem Pengelolaan Pembangunan IPAL Skala Permukiman minimal 50 KK
Air Limbah Domestik Terpusat (SPALD-T) – Percepatan
Penurunan Stunting
Pengembangan dan Pembangunan Sistem Pengelolaan Penambahan pipa pengumpul dan SR untuk kabupaten/kota yang telah memiliki SPALD-T Skala
Air Limbah Domestik Terpusat (SPALD-T) – Percepatan Perkotaan/Permukiman
Penurunan Stunting
Pengembangan dan Pembangunan Sistem Pengelolaan Penambahan pipa pengumpul dan SR untuk kabupaten/kota yang telah memiliki SPALD-T Skala
Air Limbah Domestik Terpusat (SPALD-T) – Penuntasan Perkotaan
Pembangunan SR di IPALD Skala Kota
Pembangunan Pengelolaan Air Limbah Domestik Pembangunan Tangki Septik Komunal (5-10 KK)
Setempat (SPALD-S) – Percepatan Penurunan Stunting
Pembangunan Pengelolaan Air Limbah Domestik Pembangunan Tangki Septik Individu Perkotaan minimal 50 KK
Setempat (SPALD-S) – Percepatan Penurunan Stunting
Pembangunan Pengelolaan Air Limbah Domestik Pembangunan Tangki Septik Individu Perdesaan minimal 50 KK
Setempat (SPALD-S) – Percepatan Penurunan Stunting
Pembangunan Pengelolaan Air Limbah Domestik Pembangunan/ Peningkatan/ Rehabilitasi IPLT
Setempat (SPALD-S) – Percepatan Penurunan Stunting
Pembangunan Pengelolaan Air Limbah Domestik Pengadaan truk tinja
Setempat (SPALD-S) – Percepatan Penurunan Stunting
Sanitasi - Tematik Pengentasan Pengembangan dan Pembangunan Sistem Pengelolaan Pembangunan IPAL Skala Permukiman minimal 50 KK
Permukiman Kumuh Terpadu Air Limbah Domestik Terpusat (SPALD-T)
Pengembangan dan Pembangunan Sistem Pengelolaan Penambahan pipa pengumpul dan SR untuk kabupaten/kota yang telah memiliki SPALD-T Skala
Air Limbah Domestik Terpusat (SPALD-T) Perkotaan/Permukiman
Pembangunan Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Pembangunan Tangki Septik Komunal (5-10 KK)
Setempat (SPALD-S)
Pembangunan Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Pembangunan tangki septik skala Individual perkotaan
Setempat (SPALD-S)

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 50


PROSES PERENCANAAN & PENGANGGARAN DAK FISIK
START FINISH Pelaksanaan tahun berjalan

KRISNA (LEAD BAPPENAS) KRISNA (LEAD DJPK) KERTAS KERJA KRISNA SAKTI / OMSPAN

Penilaian Sinkronisasi & Perpres Rencana


Pra-Usulan Usulan Rekomendasi Kegiatan Penyaluran
Awal Harmonisasi Alokasi (RK)
PERENCANAAN

FEB-APRIL MEI-JUN MEI-JUN JULI AGS SEP-OKT NOV-DES JAN

Multilateral
Meeting: K/L dan Bappenas melakukan: • Perhitungan • Penyusunan dan • Penyaluran DAK
1. DJPK • Pemda menyiapkan dan • Penilaian awal dg mempertimbangkan: penyampaian Fisik dari RKUN
alokasi DAK Fisik
2. Beppenas menyampaikan usulan awal - Target output dan lokpri • Pembahasan dan Rencana ke RKUD
3. KL DAK Fisik melalui KRISNA - Pagu indikatif/pagu anggaran
4. Kemendagri penetapan RUU Kegiatan (RK)
• Rekomendasi usulan • Sinkronisasi/harmonisasi usulan dg pemda: DAK Fisik oelh
APBN antara
membahas dan dilakukan oleh Gubernur - Kesesuaian usulan dg kebutuhan daerah pemda
pemerintah dan
menyepakati arah sebagai wakil pemerintah - Pemenuhan readiness criteria • Pembahasan dan
kebijakan, - Keselarasan kegiatan dg pendanaan lain DPR RI
persetujuan RK
prioritas nasional, - Keselarasan kegiatan suatu daerah
pemda dengan
dan sasaran DAK dalam 1 wilayah provinsi dg
PENGANGGARAN

K/L
Fisik mempertimbangkan rekomendasi
• Menyusun DPA
gubernur
- Pagu anggaran berdasarkan RK

IKD PAGU INDIKATIF PAGU ANGGARAN PAGU DIPA DAK FISIK


Ket:
ALOKASI
• KRISNA adalah sistem informasi perencanaan yang terintegrasi
• SAKTI/OMSPAN adalah sistem informasi penganggaran yang terintegrasi

KEMENTERIAN
KEMENTERIANKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 51
BIDANG AIR MINUM 2024
Subbidang Menu Rincian Lokpri
Perluasan SPAM Jaringan Perpipaan - Pengembangan Jaringan Distribusi dan Sambungan
246
Percepatan Penurunan Stunting Rumah (SR)
Uprating Instalasi Pengolahan Air (IPA)/
Peningkatan SPAM Jaringan Perpipaan -
Penambahan Sumur Dalam Terlindungi/ 246
Percepatan Penurunan Stunting
Broncaptering
13 Provinsi dan 250 Kab/Kota
Air Minum - Peningkatan Kualitas Pembangunan Baru SPAM Jaringan Pembangunan Instalasi Pengolahan Air
246
Perpipaan - Percepatan Penurunan Stunting (IPA)/Broncaptering/Sumur Dalam Terlindungi *Terdapat penambahan lokpri
Pelayanan Kesehahtan dan Pendidikan
baru sebanyak 2 Provinsi dan
(Fokus Percepatan Penurunan Stunting Pembangunan Transmisi Air Curah untuk 12 Kab/Kota terkait
dan Penyelesaian PSN) SPAM Regional - Percepatan Penurunan Pembangunan Jaringan Distribusi Utama (JDU) 12 Penyelesaian Proyek Strategis
Stunting Nasional (PSN)
Perluasan SPAM Jaringan Perpipaan -
Pengembangan Jaringan Distribusi dan Sambungan
Penyelesaian Proyek Strategis Nasional 12
Rumah (SR)
(PSN)
Pembangunan Transmisi Air Curah untuk
SPAM Regional - Penyelesaian Proyek Pembangunan Jaringan Distribusi Utama (JDU) 2
Strategis Nasional (PSN)
Pengembangan Jaringan Distribusi dan Sambungan
Perluasan SPAM Jaringan Perpipaan 67
Rumah (SR)
Air Minum - Tematik Pengentasan Uprating Instalasi Pengolahan Air (IPA)/
Permukiman Kumuh Terpadu Peningkatan SPAM Jaringan Perpipaan Penambahan Sumur Dalam Terlindungi/ 67 71 Kawasan di 67 Kab/Kota
Broncaptering
Pembangunan Baru SPAM Jaringan Pembangunan Instalasi Pengolahan Air
67
Perpipaan (IPA)/Broncaptering/Sumur Dalam Terlindungi
Grand Total 291

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 52


BIDANG SANITASI 2024
Subbidang Menu Rincian Lokpri Ket.
Pembangunan IPAL Skala Permukiman minimal 50 KK 246
Pengembangan dan Pembangunan Sistem Pengelolaan
Penambahan pipa pengumpul dan SR untuk
Air Limbah Domestik Terpusat (SPALD-T) – Percepatan
kabupaten/kota yang telah memiliki SPALD-T Skala 246 250 Kab/Kota
Penurunan Stunting
Perkotaan/Permukiman di 16 Provinsi

Sanitasi - Peningkatan Kualitas Pelayanan Pengembangan dan Pembangunan Sistem Pengelolaan Penambahan pipa pengumpul dan SR untuk *Terdapat
Kesehahtan dan Pendidikan Air Limbah Domestik Terpusat (SPALD-T) – Penuntasan kabupaten/kota yang telah memiliki SPALD-T Skala 4 penambahan
(Fokus Percepatan Penurunan Stunting Pembangunan SR di IPALD Skala Kota Perkotaan lokpri baru
dan sebanyak 4 Kota
Pembangunan Tangki Septik Komunal (5-10 KK) 246 terkait
Penuntasan Pembangunan SR di 4 IPALD
Skala Kota) Pembangunan Tangki Septik Individu Perkotaan Penuntasan
246
minimal 50 KK Pembangunan
Pembangunan Pengelolaan Air Limbah Domestik
Pembangunan Tangki Septik Individu Perdesaan SR di IPALD
Setempat (SPALD-S) – Percepatan Penurunan Stunting 246 Skala kota
minimal 50 KK
Pembangunan/ Peningkatan/ Rehabilitasi IPLT 246
Pengadaan truk tinja 246
Pembangunan IPAL Skala Permukiman minimal 50 KK 67
Pengembangan dan Pembangunan Sistem Pengelolaan Penambahan pipa pengumpul dan SR untuk
Air Limbah Domestik Terpusat (SPALD-T) kabupaten/kota yang telah memiliki SPALD-T Skala 67
Perkotaan/Permukiman 71 Kawasan di
Sanitasi - Tematik Pengentasan
67 kabupaten/
Permukiman Kumuh Terpadu Pembangunan Sistem Pengelolaan Air Limbah Pembangunan Tangki Septik Komunal (5-10 KK) 67
kota
Domestik Setempat (SPALD-S) Pembangunan tangki septik skala Individual perkotaan 67
Pembangunan TPS3R 67
Penyediaan Sarana dan Prasarana Pengelolaan Sampah
Pembangunan TPST 67
Grand Total 277

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 53


ARAH KEBIJAKAN DAK NONFISIK TA 2024
PERKEMBANGAN DAK NONFISIK 2017-2023

190,00 7,25% 6,15% Dalam triliun Rupiah


Kebijakan 2024
5,00%
170,00 1,18% 1,23%
-1,37% -1,57%
150,00
0,00%
q Mempertajam fokus kegiatan DAK Nonfisik untuk
-4,93%
130,00 -5,00% percepatan penurunan prevalensi stunting, kemiskinan
123,45
131,04 129,24 130,78 128,72 130,30
-10,00%
ekstrim, pengendalian inflasi dan peningkatan investasi
110,00
115,10
pada lokasi prioritas.
-15,00%
90,00

70,00 -20,00% q Mempertajam kebijakan Bantuan Operasional Satuan


120,36 126,40 123,06
50,00 105,56
115,30 118,38
97,49
-25,00% Pendidikan berbasis Kinerja dan memperluas target
output tunjangan guru.
30,00 -30,00%

10,00 -35,00%
q Meningkatkan pelayanan kesehatan pada Upaya
-10,00 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023* -40,00% Kesehatan Masyarakat (UKM) Primer.
Sumber: Kementerian Keuangan
Anggaran Realisasi Growth Alokasi

q Rata-rata persentase peyaluran DAK Nonfisik adalah sebesar 93%


q Realisasi tahun 2020 tinggi karena adanya kebijakan relaksasi penyaluran
sesuai PMK No. 101/PMK.07/2020
q Sampai dengan 14 September 2023, penyaluran DAK Nonfisik TA 2023 adalah
sebesar Rp97,5 T (74,8% Pagu Alokasi)

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 54


ARAH KEBIJAKAN DANA BANTUAN OPERASIONAL KESEHATAN (BOK)
TAHUN ANGGARAN 2024
KEMENTERIAN KEUANGAN

Kebijakan Umum REPUBLIK INDONESIA

Dana BOK dialokasikan untuk belanja operasional program prioritas nasional bagi Dinas Kesehatan dan Puskesmas sebagai pelaksana program
kesehatan.
q Arah Kebijakan:
1. Mendukung 8 area reformasi Sistem Kesehatan Nasional (SKN) dalam penguatan ketahanan
No Jenis-Menu Kegiatan*
kesehatan, pengendalian penyakit, penguatan promotif, preventif, dan penguatan area reformasi
SKN yang lain 1 BOK Provinsi
2. Pemenuhan ketersediaan kebutuhan obat dan bahan habis pakai di tingkat pelayanan primer a. UKM Esensial Tersier
3. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, dan balita melalui dukungan b. Kefarmasian dan BMHP
operasional dalam rangka surveilans, edukasi di tingkat masyarakat, serta peningkatan akses c. Akreditasi RS Wilayah Timur
terhadap layanan kesehatan bagi ibu bersalin d. Pelatihan/peningkatan kapasitas topik prioritas
4. Mempercepat penurunan prevalensi balita stunting melalui optimalisasi intervensi spesifik serta 2 BOK Kab/Kota
penguatan surveilans gizi, peningkatan status dan pemantauan kualitas gizi ibu hamil dan balita a. UKM Esensial Sekunder
5. Pembudayaan gerakan masyarakat hidup sehat hingga tingkat puskesmas melalui penggerakan b. Kefarmasian dan BMHP
masyarakat dan lintas sektor termasuk edukasi hidup sehat dan revitalisasi Upaya Kesehatan c. PKB
Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) serta pengawasan kualitas sanitasi dan air minum d. Akreditasi FKTP
6. Peningkatan kapasitas daerah untuk fungsi pengawasan obat dan makanan terutama dalam e. Akreditasi Labkesda
peningkatan kualitas industri kecil untuk memastikan keamanan produk makanan dan obat f. Pelatihan/peningkatan kapasitas topik prioritas
tradisional 3 BOK Puskesmas
a. UKM Esensial Primer
q Sasaran: b. PMT Lokal
c. Insentif UKM
33 Provinsi,
9.977 Puskesmas d. Manajemen puskesmas
508 Kab/Kota
e. Kalibrasi
4 BOK POM
21 rumah sakit 83 Labkesda

*) masih menunggu surat resmi dari k/l KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 55
ARAH KEBIJAKAN DANA BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA
BERENCANA (BOKB) TAHUN 2024 KEMENTERIAN KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

Diarahkan untuk meningkatkan keikutsertaan KB dengan peningkatan akses dan kualitas pelayanan KB yang merata

Kebijakan Umum
• Meningkatkan pelayanan kesehatan menuju cakupan kesehatan semesta
dengan focus pada peningkatan kesehatan ibu dan anak, KB, dan kesehatan
q Arah Kebijakan: reproduksi serta percepatan penurunan stunting dan wasting
• Meningkatkan kesertaan ber-KB Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MJKP)
• Menurunnya prevalensi balita stunting menjadi 14% di tahun 2024
BOKB TA 2024 dialokasikan dengan memperhitungkan:
1. Jumlah Balai Penyuluhan KB;
qJumlah Sasaran/Target dan Pagu Alokasi:
2. Jumlah Fasilitas Pelayanan Kesehatan;
3. Jumlah Kecamatan;
4. Jumlah Kampung KB; Rp3.239 Miliar
q Kebijakan 5. Jumlah Desa dan Kelurahan;
Pengalokasian: 6. Jumlah Tim Pendamping Keluarga;
7. Jumlah Akseptor MKJP; Menu Kegiatan Sasaran Satuan
8. Jumlah Kabupaten/kota di 12 provinsi prioritas stunting; Balai Penyuluhan KB 6.229 Balai Penyuluhan
9. Jumlah daerah di 4 DOB;
Pelayanan KB 18.917 Fasyankes
10. Kapasitas Fiskal Daerah;
11. Daerah dengan unmeet need di atas rata-rata nasional 14,7 Penggerakan di Kampung KB 17.252 Kampung KB
q Kebijakan 12. Mempertimbangkan kinerja penyerapan dan pelaksanaan DAK di tahun sebelumnya Penurunan Stunting 199.889 Tim Pendamping
Penggunaan: Keluarga
Penggunaan BOKB TA 2024 dilakukan dengan mengacu menu kegiatan: Pembinaan Program Bangga Kencana oleh 83.552 Kelurahan dan
a. Balai Penyuluhan KB Kader (PPKBD dan Sub PPKBD) Desa
b. Pelayanan KB
c. Penggerakan di Kampung KB
d. Penurunan Stunting
e. Pembinaan Program Bangga Kencana oleh Kader (PPKBD dan Sub PPKBD)
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 56
ARAH KEBIJAKAN DANA KETAHANAN PANGAN DAN PERTANIAN (KPP)
TAHUN 2024
KEMENTERIAN KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
q Menu Kegiatan
q Arah Kebijakan:
Menu Kegiatan/Rincian Kegiatan/Komponen Menu Kegiatan/Rincian Kegiatan/Komponen
No No
Kegiatan Kegiatan
Diarahkan untuk Meningkatkan pendapatan rumah tangga
Bidang Pertanian Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan
melalui penyediaan pangan berorientasi pasar dan
Operasional Pusat Kesehatan Hewan
memfasilitasi layanan publik khususnya informasi pertanian A Layanan Penyuluhan Pertanian B
(Puskeswan)
dan pemenuhan operasional bagi pelayanan peternakan Biaya Operasional BPP (Bantuan Paket Data
1 Biaya Operasional Puskeswan
1 a. Obat Hewan
dan kesehatan hewan dan Pelatihan Tematik Pertanian)
b. Disinfektan
Bantuan Paket Data bagi Admin Laporan Utama (1 c. Bahan pendukung pengobatan
a
orang x 12 bulan @250.000) d. Operasional pelaporan iSIKHNAS
b Pelatihan Tematik Pertanian e. Operasional pelayanan kesehatan hewan
f. Operasional pengobatan PMK
- Uang Saku
g. Operasional desinfeksi
- Konsumsi h. Koordinasi
- Bahan Praktek i Surveilans
Penguatan Balai Penyuluhan Pertanian j. Pengiriman dan pengujian sampel ke laboratorium
2
(Demplot) k. Pelatihan Petugas IB, PKB, ATR dan kesehatan
Sasaran Satuan - Konsumi pertemuan (35 orang x 6 kali) hewan
l. Pengadaan semen beku (1.000 dosis x 10.000)
5.797 Balai Penyuluhan Pertanian - Konsumi farm field day (100 orang x 1 kali)
2 Penguatan Laboratorium
- Bahan dan ATK pelaporan Biaya Operasional Pengujian Penyakit Hewan
- Perlengkapan peserta demplot (35 orang x 1 kali) a. akreditasi / penambahan ruang lingkup pengujian
1.025 Puskeswan b. reagen pengujian
- Bahan pembelajaran demplot
36 UPTD - Materi demplot c. bahan pengujian sampel
d. operasional pengujian
- Papan Kegiatan
e. koordinasi
- Spanduk Kegiatan f. biaya uji banding ke BBVET/BVET
- Sarana farm field day g. Bimtek / peningkatan kopetensi pengujian

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 57


ARAH KEBIJAKAN BOP PAUD TAHUN 2024
KEMENTERIAN KEUANGAN

Kebijakan Umum Dana BOP PAUD


REPUBLIK INDONESIA

Memberikan bantuan kepada pemerintah daerah untuk penyelenggaraan layanan pendidikan berkualitas dalam rangka
pemenuhan secara bertahap SPM pendidikan dan mendukung pelaksanaan satu tahun pra sekolah.

q Arah Kebijakan:
1. Penggabungan Jenis Dana BOS, BOP PAUD, BOP Kesetaraan menjadi BOSP q Unit Cost Majemuk
(Bantuan Operasional Satuan Pendidikan);
Jenis Dana Unit Cost
2. Terdiri dari BOP PAUD Reguler dan BOP PAUD Kinerja;
3. Dialokasikan untuk 1 Provinsi dan 508 Kabupaten/Kota;
BOP PAUD Reguler Rp600.000,- s.d Rp1.200.000,-
4. Pengalokasian BOP PAUD Reguler menggunakan unit cost majemuk terbaru
dengan memperhitungkan Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK) tahun 2022; Tahun ketiga sebesar Rp15.000.000,-
5. BOP PAUD Kinerja digunakan untuk mendukung kegiatan program sekolah BOP PAUD Kinerja Tahun kedua sebesar Rp30.000.0000,-
penggerak bagi Satuan PAUD yang ditetapkan sebagai pelaksana program Tahun pertama sebesar Rp60.000.0000,-
sekolah penggerak;
6. Minimal penyerapan tahap I sebesar 50% dari dana yang ada di satuan
pendidikan sebagai syarat penyaluran tahap II;
7. Penggunaan sisa pagu tahap I di tahap II untuk memaksimalkan pagu anggaran
BOP PAUD Reguler dalam 1 tahun anggaran.

Formula BOP PAUD Reguler:


Alokasi = Jumlah siswa x (unit cost majemuk x IKK)
Formula BOP PAUD Kinerja
Alokasi = Jumlah satuan pendidikan x unit cost

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 58


Alokasi Belanja K/L yang Mendukung Percepatan Penurunan Stunting
Tahun 2019 – 2023 (Rp Miliar) KEMENTERIAN KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

No. K/L 2018 2019 2020 2021 2022 2023


1 Kemenkes 416 6.675,10 5.756,70 7.354,2 8.262,0 6.945,1
2 BKKBN 34,2 93,4 89,7 74,7 810,4 834,2
3 Kemensos 12.304,0 16.945,1 31.954,9 26.948,6 23.333,3 20.331,0
4 Kemenag - 10,1 5,6 12,9 31,1 55,9 Keterangan:
5 KemenPUPR 6.561,4 4.760,6 1.593,6 576,4 1.352,5 1.250,8
6 Kemendikbud 29,3 52,5 6,32 6,7 25,5 43,1
: K/L dengan
7 Kemenko PMK 1,8 0,8 0,8 0,5 1,3 3,9 intervensi
8 Kemensetneg - 46,8 50,8 54,3 26,0 4,3 spesifik
9 Kemendagri 1,7 12,1 23,8 26,1 7,4 10,5 : K/L dengan
10 KemenPPN/Bappenas 2,2 0,8 15 17,2 0,7 4,6
11 Kemendes PDTT - 7,7 0,7 5 0,8 12,7
intervensi
12 Kementan 169,2 284 46,1 112,7 137,1 262,1 sensitif
13 KKP 15,5 32,2 28,1 71,4 15,2 30,7 : K/L dengan
14 Kemenkominfo - 27,6 11,4 11 14,9 15,7 Dukungan &
15 BPOM 1,5 60,1 36,7 58,4 130,1 226,6
16 Kemenperin - 1,2 0,5 - - - Koordinasi
17 KemenPPPA - 1,6 0,7 1,1 2,6 3,9
18 BPS 191,8 221,3 211 - - - Sumber : Dokumen ringkasan
19 Batan 9,6 13,8 0,2 0,3 - - penandaan tematik stunting
20 BPPT - - 2 2 - - tahun 2019-2023
21 BNPP - - - 0,9 0,7 0,7
22 Bappenas - - - - - 2,5
Jumlah 24.138,3 29.246,8 39.834,7 35.334,1 34.151,1 30.038,5

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 59


Alokasi Belanja K/L yang Mendukung Percepatan Penurunan Stunting
Tahun 2023 KEMENTERIAN KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
Alokasi Anggaran RO yang Mendukung Program Percepatan penurunan Stunting TA 2023 (dalam ribu)

No K/L Jumlah Alokasi Anggaran Level RO Menurut Intervensi Jumlah Alokasi Anggaran Level Analisis Lanjutan Menurut
Per/Maret 2023 Total Intervensi Per/Maret 2023 Total
Spesifik Sensitif Dukungan Spesifik Sensitif Dukungan
(n) (n) (n) (n) (n) (n) (n) (n)
1 KEMENSETNEG - 4.299.370 4.299.370 - - 4.299.370
- 4.299.370
2 KEMENDAGRI - 14.641.496 14.641.496 - - 10.528.116
- 10.528.116
3 KEMENTAN 262.103.990 - 262.103.990 - 262.103.990 -
- 262.103.990
KEMENDIKBUD
4 43.790.454 - 43.790.454 - 43.128.164 -
RISTEK - 43.128.164
5 KEMENKES 4.225.994.206 48.994.463.731 652.374.293 53.872.832.230 2.078.545.668 4.297.519.166 569.048.468
6.945.113.302
6 KEMENAG 121.060.008 - 121.060.008 - 55.940.425 -
- 55.940.425
7 KEMENSOS 73.977.851.026 - 73.977.851.026 - 20.331.003.890 -
- 20.331.003.890
8 KEMEN KP 46.050.000 - 46.050.000 - 30.750.000 -
- 30.750.000
9 KEMEN PU&PR 1.250.832.300 - 1.250.832.300 - 1.250.832.300 -
- 1.250.832.300
10 KEMENKO PMK - 3.900.000 3.900.000 - - 3.900.000
- 3.900.000
11 KEMEN PP & PA 650.000 3.403.200 4.053.200 - 487.040 3.403.200
- 3.890.240
KEMENPPN/
12 - 4.580.000 4.580.000 - - 4.580.000
BAPPENAS - 4.580.000
13 KEMENKOMINFO - 15.700.000 15.700.000 - - 15.700.000
- 15.700.000
14 BPOM 226.620.020 - 226.620.020 - 226.620.020 -
- 226.620.020
15 KEMEN DES PDTT - 12.744.368 12.744.368 - - 12.744.368
- 12.744.368
16 BKKBN 175.740.511 662.434.002 838.174.513 - 175.740.511 658.451.941
- 834.192.452
17 BNPP - 700.000 700.000 - - 700.000
- 700.000
18 BAPPENAS - 2.500.160 2.500.160 - - 2.500.160
- 2.500.160
TOTAL 4.225.994.206 125.099.162.040 1.377.276.889 130.702.433.135 2.078.545.668 26.674.125.506 1.285.855.623 30.038.526.797

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 60

Anda mungkin juga menyukai