Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS KORELASI PARSIAL

A. ANALISIS KORELASI PARSIAL

Analisis korelasi parsial (Partial Correlation) digunakan untuk mengetahui


hubungan antara dua variabel dimana variabel lainnya yang dianggap
berpengaruh dikendalikan atau dibuat tetap (sebagai variabel kontrol). Nilai
korelasi (r) berkisar antara 1 sampai -1, nilai semakin mendekati 1 atau -1 berarti
hubungan antara dua variabel semakin kuat, sebaliknya nilai mendekati 0 berarti
hubungan antara dua variabel semakin lemah. Nilai positif menunjukkan
hubungan searah (X naik maka Y naik) dan nilai negatif menunjukkan hubungan
terbalik (X naik maka Y turun). Data yang digunakan biasanya berskala interval
atau rasio.
Menurut Sugiyono (2007) pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien
korelasi sebagai berikut:
- 0,199 = sangat rendah
0,20 - 0,399 = rendah
0,40 - 0,599 = sedang
0,60 - 0,799 = kuat
0,80 - 1,000 = sangat kuat
Contoh kasus:
Kita mengambil contoh pada kasus korelasi sederhana di atas dengan
menambahkan satu variabel kontrol. Seorang mahasiswa bernama Andi
melakukan penelitian dengan menggunakan alat ukur skala. Andi ingin meneliti
tentang hubungan antara kecerdasan dengan prestasi belajar jika terdapat faktor
tingkat stress pada siswa yang diduga mempengaruhi akan dikendalikan. Dengan
ini Andi membuat 2 variabel yaitu kecerdasan dan prestasi belajar dan 1 variabel
kontrol yaitu tingkat stress. Tiap-tiap variabel dibuat beberapa butir pertanyaan
dengan menggunakan skala Likert, yaitu angka 1 = Sangat tidak setuju, 2 = Tidak
setuju, 3 = Setuju dan 4 = Sangat Setuju. Setelah membagikan skala kepada 12
responden didapatlah skor total item-item yaitu sebagai berikut:
Langkah-langkah pada program SPSS
➢ Masuk program SPSS
➢ Klik variable view pada SPSS data editor
➢ Pada kolom Name ketik x1, kolom Name pada baris kedua ketik x2, kemudian
kolom Name pada baris ketiga ketik y.
➢ Pada kolom Decimals ganti menjadi 0 untuk semua variabel
➢ Pada kolom Label, untuk kolom pada baris pertama ketik Kecerdasan, untuk
kolom pada baris kedua Tingkat Stress, dan kolom pada baris ketiga ketik Prestasi
Belajar.
➢ Untuk kolom-kolom lainnya boleh dihiraukan (isian default)
➢ Buka data view pada SPSS data editor, maka didapat kolom variabel x1, x2 dan y.
➢ Ketikkan data sesuai dengan variabelnya
➢ Klik Analyze - Correlate - Partial
➢ Klik variabel Kecerdasan dan masukkan ke kotak Variables, kemudian klik
variabel Prestasi Belajar dan masukkan ke kotak yang sama (Variables). Klik
variabel Tingkat Stres dan masukkan ke kotak Controlling for
➢ Klik OK, maka hasil output yang didapat adalah sebagai berikut:
Langkah-langkah pada program SPSS
➢ Masuk program SPSS
➢ Klik variable view pada SPSS data editor
➢ Pada kolom Name ketik x1, kolom Name pada baris kedua ketik x2, kemudian
kolom Name pada baris ketiga ketik y.
➢ Pada kolom Decimals ganti menjadi 0 untuk semua variabel
➢ Pada kolom Label, untuk kolom pada baris pertama ketik Kecerdasan, untuk
kolom pada baris kedua Tingkat Stress, dan kolom pada baris ketiga ketik Prestasi
Belajar.
➢ Untuk kolom-kolom lainnya boleh dihiraukan (isian default)
➢ Buka data view pada SPSS data editor, maka didapat kolom variabel x1, x2 dan y.
➢ Ketikkan data sesuai dengan variabelnya
➢ Klik Analyze - Correlate - Partial
➢ Klik variabel Kecerdasan dan masukkan ke kotak Variables, kemudian klik
variabel Prestasi Belajar dan masukkan ke kotak yang sama (Variables). Klik
variabel Tingkat Stres dan masukkan ke kotak Controlling for
➢ Klik OK, maka hasil output yang didapat adalah sebagai berikut:

Dari hasil analisis korelasi parsial (ry.x1x2) didapat korelasi antara kecerdasan
dengan prestasi belajar dimana tingkat stress dikendalikan (dibuat tetap) adalah
0,4356. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang sedang atau tidak
terlalu kuat antara kecerdasan dengan prestasi belajar jika tingkat stress tetap.
Sedangkan arah hubungan adalah positif karena nilai r positif, artinya semakin
tinggi kecerdasan maka semakin meningkatkan prestasi belajar.
- Uji Signifikansi Koefisien Korelasi Parsial (Uji t)
Uji signifikansi koefisien korelasi parsial digunakan untuk menguji apakah
hubungan yang terjadi itu berlaku untuk populasi (dapat digeneralisasi).
Langkah-langkah pengujian sebagai berikut:
1. Menentukan Hipotesis
Ho : Tidak ada hubungan secara signifikan antara kecerdasan dengan prestasi belajar
jika tingkat stress tetap
Ha : Ada hubungan secara signifikan antara kecerdasan dengan prestasi belajar jika
tingkat stress tetap
nentukan tingkat signifikansi
Pengujian menggunakan uji dua sisi dengan tingkat signifikansi  = 5%. (uji
dilakukan 2 sisi karena untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan yang
signifikan, jika 1 sisi digunakan untuk mengetahui hubungan lebih kecil atau lebih
besar)
Tingkat signifikansi dalam hal ini berarti kita mengambil risiko salah dalam
mengambil keputusan untuk menolak hipotesa yang benar sebanyak-banyaknya
5% (signifikansi 5% atau 0,05 adalah ukuran standar yang sering digunakan dalam
penelitian)
3. Kriteria Pengujian
Berdasar probabilitas:
erima jika P value > 0,05
Ho ditolak jika P value < 0,05
4. Membandingkan probabilitas
Nilai P value (0,181 > 0,05) maka Ho diterima.
8. Kesimpulan
Oleh karena nilai P value (0,181 > 0,05) maka Ho diterima, artinya bahwa tidak ada
hubungan secara signifikan antara kecerdasan dengan prestasi belajar jika tingkat
stress dibuat tetap. Hal ini dapat berarti terdapat hubungan yang tidak signifikan,
artinya hubungan tersebut tidak dapat berlaku untuk populasi yaitu seluruh
siswa SMU Negeri 1 Yogyakarta, tetapi hanya berlaku untuk sampel. Jadi dalam
kasus ini dapat disimpulkan bahwa kecerdasan tidak berhubungan terhadap
prestasi belajar pada siswa SMU Negeri 1 Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai