Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH PERALATAN LABORATORIUM

STERILISATOR BASAH DAN STERILISATOR KERING

DI SUSUN OLEH KELOMPOK

PROGRAM STUDI D III TEKNIK ELEKTROMEDIK

POLITEKNIK KESEHATAN SITEBA PADANG

TAHUN AJAR 2023/2024


2
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, sebab atas segala
rahmat-Nya akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan segala keterbatasannya.
Makalah ini dibuat selain sebagai tugas salah satu mata pelajaran perkuliahan, yaitu
“peralatan laboratorium”, juga makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memberikan
pengetahuan mengenai sterilisator basah dan sterilisator kering.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyelesaian makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk semua pihak
pada umumnya dan bermanfaat untuk diri kami sendiri pada khususnya serta dapat dijadikan
pembelajaran lebih baik untuk kedepannya.

Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik
dari segi materi dan penyusunan, maka kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Akhirnya kami
berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Padang, 11 Oktober 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang..........................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.....................................................................2
1.3. Tujuan .......................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian sterilisator ....................................................................3
2.2 Jenis Jenis Sterilisator.....................................................................3
2.2.1 Sterilisator Kering...................................................................3
2.2.2 Sterilisator Basah....................................................................6
2.3 Prinsip Kerja Sterilisator.................................................................9
2.4 Standar Operasional Prosedur.........................................................10
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan....................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHALUAN

A. Latar Belakang

Sterilisasi adalah proses penting dalam berbagai bidang seperti kedokteran,


farmasi, industri makanan, dan laboratorium. Tujuannya adalah untuk menghilangkan semua
jenis mikroorganisme, termasuk bakteri, virus, dan spora bakteri, dari permukaan alat-alat
atau bahan agar aman untuk digunakan atau dikonsumsi. Sterilisasi memiliki peran kunci
dalam mencegah penyebaran infeksi, menjaga kualitas produk, dan mendukung penelitian
ilmiah.
Ada berbagai metode sterilisasi yang tersedia, tetapi dalam makalah ini, kami
akan fokus pada perbandingan antara sterilisasi basah dan kering. Sterilisasi basah melibatkan
penggunaan uap air bertekanan atau bahan kimia cair untuk membunuh mikroorganisme,
sementara sterilisasi kering mengandalkan panas, radiasi, atau gas untuk mencapai tujuan
serupa.
Perbedaan utama antara sterilisasi basah dan kering adalah metodenya, dan setiap
metode memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing. Sterilisasi basah sering
digunakan di bidang medis dan farmasi karena efektifitasnya dalam menghilangkan
mikroorganisme patogen, sementara sterilisasi kering lebih cocok untuk bahan-bahan yang
sensitif terhadap kelembaban.
Sterilisasi basah umumnya melibatkan penggunaan alat sterilisator bertekanan
tinggi seperti autoclave, sementara sterilisasi kering dapat dilakukan dengan metode panas
kering (oven sterilisasi), radiasi (sterilisasi sinar gamma), atau menggunakan gas sterilan
(seperti etilen oksida).
Namun, pemilihan metode sterilisasi harus mempertimbangkan jenis bahan atau
alat yang akan disterilkan, biaya, kecepatan, dan keselamatan. Oleh karena itu, pemahaman
yang baik tentang perbedaan antara sterilisasi basah dan kering sangat penting dalam
memutuskan metode yang paling sesuai untuk situasi tertentu.
Selain itu, perkembangan teknologi telah membawa inovasi dalam metode
sterilisasi, termasuk sterilisasi plasma dan sterilisasi dengan teknologi ozon. Oleh karena itu,
penelitian terus berlanjut untuk meningkatkan efisiensi dan keamanan sterilisasi dalam
berbagai bidang.

1
B. Rumusan Masalah

Dalam konteks sterilisasi basah dan kering, makalah ini akan menguraikan
beberapa rumusan masalah kunci:

1. Apa perbedaan utama antara sterilisasi basah dan sterilisasi kering dari segi prinsip dasar
dan metodenya?
2. Bagaimana penggunaan sterilisasi basah dan sterilisasi kering berbeda dalam berbagai
industri dan aplikasi, seperti di bidang medis, farmasi, makanan, dan penelitian?
3. Apa keunggulan dan kelemahan masing-masing metode sterilisasi, serta faktor yang
perlu dipertimbangkan dalam memilih metode yang sesuai?
4. Bagaimana perkembangan terbaru dalam teknologi sterilisasi memengaruhi efisiensi dan
keamanan sterilisasi dalam berbagai konteks?
5. Bagaimana dampak penggunaan metode sterilisasi basah dan kering terhadap lingkungan
dan keberlanjutan?

C. Tujuan Makalah

Makalah ini bertujuan untuk mencapai beberapa tujuan utama, yaitu:

1. Memberikan pemahaman mendalam tentang sterilisasi basah dan kering, termasuk


prinsip dasar, metode pelaksanaan, dan perbedaan utama antara keduanya.
2. Menganalisis aplikasi sterilisasi basah dan kering dalam berbagai sektor,
mengidentifikasi situasi di mana masing-masing metode paling efektif.
3. Membahas keunggulan dan kelemahan sterilisasi basah dan kering serta faktor yang
mempengaruhi pemilihan metode sterilisasi.
4. Melaporkan perkembangan terbaru dalam teknologi sterilisasi dan memahami bagaimana
inovasi tersebut memengaruhi efisiensi dan keamanan proses sterilisasi.
5. Mengidentifikasi dampak lingkungan dari penggunaan metode sterilisasi basah dan
kering dan membahas strategi untuk meningkatkan keberlanjutan dalam sterilisasi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sterilisator

Sterilisator adalah perangkat atau sistem yang dirancang untuk melakukan proses
sterilisasi, yaitu proses yang menghilangkan atau membunuh semua bentuk mikroorganisme
patogen, seperti bakteri, virus, dan spora bakteri, dari permukaan alat, bahan, atau lingkungan
tertentu. Proses sterilisasi ini bertujuan untuk memastikan keamanan dan kebersihan alat-alat
medis, peralatan laboratorium, bahan makanan, dan berbagai barang lainnya.

Sterilisator dapat menggunakan berbagai metode untuk mencapai sterilisasi, termasuk


sterilisasi basah dan sterilisasi kering, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Metode
sterilisasi yang digunakan dalam sterilisator bergantung pada jenis bahan atau barang yang
akan disterilkan, serta kebutuhan khusus dalam konteksnya.

Sterilisator umumnya digunakan dalam berbagai industri, termasuk kedokteran,


farmasi, makanan, penelitian, dan manufaktur, untuk memastikan bahwa produk atau bahan
yang diproduksi atau digunakan bebas dari kontaminasi mikroorganisme patogen. Sterilisasi
merupakan langkah penting dalam menjaga keamanan pasien di rumah sakit, keamanan
konsumen dalam industri makanan, dan akurasi hasil penelitian dalam laboratorium.

2.2 Jenis Jenis Sterilisator

2.2.1 Sterilisator Kering

Sterilisator kering adalah perangkat atau metode yang digunakan untuk melakukan
sterilisasi dengan cara yang tidak melibatkan penggunaan uap air atau bahan cair. Sterilisasi
kering dapat dilakukan dengan menggunakan panas, radiasi, atau gas sterilan. Tujuannya
tetap sama, yaitu menghilangkan semua mikroorganisme patogen, termasuk bakteri, virus,
dan spora bakteri, dari bahan, alat, atau permukaan tertentu.

3
Berikut adalah beberapa metode sterilisasi kering yang umum digunakan.

1. Sterilisasi Panas Kering: Metode ini melibatkan paparan bahan atau alat pada suhu
tinggi, biasanya dalam oven sterilisasi. Panas kering dapat mengakibatkan denaturasi
protein mikroorganisme dan membunuhnya. Oven sterilisasi biasanya digunakan untuk
alat-alat laboratorium, botol kaca, dan instrumen medis yang tahan panas.

Gambar 1

Sumber : https://www.saka.co.id/product-detail/memmert/sn30-hot-air-sterilizer-

2. Sterilisasi Radiasi: Sterilisasi dengan radiasi seperti sinar gamma atau sinar X adalah
metode sterilisasi kering yang menggunakan energi radiasi untuk merusak DNA
mikroorganisme patogen. Ini sering digunakan untuk produk farmasi dan medis yang
sensitif terhadap panas.

4
Gambar 2
Sumber : https://intanmedika.com/kim/x-ray-drdigital-radiologi/

3. Sterilisasi dengan Gas: Sterilisasi kering dengan gas, seperti etilen oksida, adalah metode
di mana bahan atau alat disterilkan dengan gas yang memiliki sifat sterilan. Gas ini
memiliki kemampuan untuk menembus bahan dan membunuh mikroorganisme patogen.
Metode ini sering digunakan untuk barang-barang yang tidak tahan panas atau
kelembaban.

Gambar 3
Sumber : http://indonesian.steamsterilizerautoclave.com/

Sterilisator kering sering digunakan dalam situasi di mana sterilisasi basah tidak
memungkinkan atau tidak efektif. Misalnya, alat-alat medis yang sensitif terhadap
kelembaban atau panas tinggi mungkin lebih cocok untuk sterilisasi kering. Namun,
penggunaan sterilisasi kering juga memerlukan perhatian khusus terhadap parameter seperti
suhu, waktu, dan konsentrasi gas agar sterilisasi berjalan efektif dan aman.

5
2.2.1 Sterilisator Basah

Sterilisator basah adalah perangkat atau metode yang digunakan untuk melakukan
sterilisasi dengan menggunakan uap air bertekanan atau bahan kimia cair sebagai agen
sterilan. Tujuan utama dari sterilisator basah adalah untuk menghilangkan semua
mikroorganisme patogen, seperti bakteri, virus, dan spora bakteri, dari bahan, alat, atau
permukaan tertentu.

Sterilisasi basah biasanya dilakukan di dalam perangkat khusus yang dikenal sebagai
autoclave, yang dapat menciptakan kondisi suhu tinggi dan tekanan yang diperlukan untuk
menghasilkan uap air bertekanan. Mikroorganisme patogen akan terbunuh oleh panas dan
tekanan yang dihasilkan oleh autoclave, sehingga alat atau bahan yang disterilkan menjadi
aman untuk digunakan dalam berbagai aplikasi, terutama di bidang kedokteran, farmasi, dan
laboratorium.

Sterilisator basah memiliki keunggulan dalam memastikan penghilangan


mikroorganisme patogen yang paling efektif dan aman. Namun, penggunaannya mungkin
tidak sesuai untuk semua jenis bahan atau barang, terutama yang sensitif terhadap
kelembaban atau panas tinggi. Oleh karena itu, pemilihan metode sterilisasi yang tepat harus
mempertimbangkan jenis bahan yang akan disterilkan, tujuan sterilisasi, dan faktor lainnya
untuk memastikan keefektifan dan keamanan prosesnya.

Berikut adalah beberapa metode sterilisasi kering yang umum digunakan.

1. Autoclave GEA YX-18 LM 18 Liter Non Timer

Autoclave banyak digunakan dalam berbagai bidang/industri seperti alat kesehatan


(alat medis rumah sakit), industri kimia, engineering, bahkan cookery. Autoclave ini adalah
alat autoclave medis yang digunakan sebagai alat sterilisator basah pada dunia kesehatan.
Prinsip kerja alat autoclave ini adalah menggunakan steam pressure untuk sterilisasi alat
medis.
Spesifikasi Produk

Brand : GEA
Tipe : YX 18 LM
Jenis Produk : Alat Sterilisator Medis
Kapasitas : 18 Liter
Volume of the disinfecting pail : -0.018 m3 and -0.024 m3

6
Max working pressure : 0.165 Mpa
Rated working pressure : 0.14-0.16 Mpa
Pressure regulation range : 0.05-0.165 Mpa
Power supply : AC 220V, 50 Hz
Heater Power : 1.5 KW
Nomor Registrasi / Izin Edar Alkes
AKL 20903705321

Gambar 4

Sumber : https://www.galerimedika.com/image/catalog/pavblog/img/Serenity-SRB50-sf21.jpg

2. Autoclave Gea 35 Liter LS-35LJ


Autoclave merupakan alat yang digunakan untuk mensterilisasi suatu benda
menggunakan uap bersuhu dan bertekanan tinggi selama kurang lebih 15 menit. Peningkatan
tekanan pada autoklaf tidak dimaksudkan untuk membunuh mikroorganisme, melainkan
meningkatkan suhu dalam autoklaf.

Spesifikasi Produk
- Disinfector Uap Listrik Vertikal
- Volume ember desinfektan 35 L
- Daya : 2.5Kw / AC 220V 50Hz
- Dilengkapi dengan timer (0-60 menit)
- Tekanan Kerja: 0.22MPa
- Suhu Kerja: 134 Deg.C
- Maks. Tekanan Kerja: 0,23 Mpa
- Rata-Rata Panas: <= ± 1 Deg.C
- Timer: 0 ~ 99 menit atau 0 ~ 99 jam

7
Nomor Registrasi / Izin Edar Alkes
AKL 20903705320

Gambar 5

Sumber : https://www.galerimedika.com/image/catalog/pavblog/img/Serenity-SRB50-sf21.jpg

3. Sterilisator Kering Serenity SR-B-50


Sterilisator Serenity SR-B-50 merupakan Sterilisator kering 1 pintu dengan desain
yang menawan. Dirancang dengan teknologi Ozon dan Sinar Infrared dikombinasikan dengan
sistem pemanas. Sterilisator Serenity berfungsi untuk menstrilkan barang-barang yang
terbuat dari logam, kaca atau keramik yang perlu untuk disterilkan. Serenity merupakan
brand terkemuka dari UK (Inggris). Produk ini telah lolos kontral kualitas dan keamanan:
ISO 9001, ISO 13845, dan sertifikasi CE.

Fitur Produk
- Mudah untuk digunakan
- Mensterilkan dengan suhu di atas 125 ℃ dengan teknologi chip mikrokomputer cerdas
terbaru.
- Rangka / casing terbuat dari bahan stainless steel berkualitas
- Rak terbuat dari stainless steel yang dapat menahan beban sampai 3 Kg
- Tidak menghasilkan residu berbahaya. Aman untuk kesehatan tubuh dan lingkungan

Spesifikasi Teknis

8
- Daya: 600 Watt
- Suhu sterilisasi: 125°C (+45°C/-5°C)
- Waktu sterilisasi: ≤ 40 menit
- Volume: 50 L
- Dimensi: 420 X 325 X 510mm
- Metode sterilisasi: inframerah temperatur tinggi
Nomor Registrasi / Izin Edar Alkes
AKL 20903310963

Gambar 6

Sumber : https://www.galerimedika.com/image/catalog/pavblog/img/Serenity-SRB50-sf21.jpg

2.3 Prinsip Kerja Sterilisator


Prinsip kerja sterilisator bergantung pada jenis sterilisator dan metode sterilisasi yang
digunakan. Namun, secara umum, prinsip kerja sterilisator adalah menciptakan kondisi yang
menghancurkan atau menginaktivasi mikroorganisme patogen, termasuk bakteri, virus, dan
spora bakteri, sehingga bahan atau alat yang disterilkan menjadi bebas dari kontaminasi
mikroorganisme. Berikut adalah beberapa prinsip umum dalam sterilisasi:
1. **Paparan Panas**: Sterilisator panas (seperti autoclave) bekerja dengan cara
meningkatkan suhu bahan atau alat di dalamnya ke suhu yang dapat membunuh
mikroorganisme patogen. Suhu tinggi ini biasanya dicapai dengan uap air bertekanan. Panas
kering dalam oven sterilisasi juga digunakan untuk tujuan serupa. Mikroorganisme patogen
terbunuh atau diinaktivasi oleh panas yang tinggi.

9
2. **Paparan Radiasi**: Sterilisasi dengan radiasi (seperti sinar gamma atau sinar X)
menggunakan energi radiasi untuk merusak DNA mikroorganisme patogen, sehingga
mencegah mereka berkembang biak. Radiasi adalah metode sterilisasi kering yang sering
digunakan untuk barang-barang yang sensitif terhadap panas.
3. **Paparan Gas Sterilan**: Sterilisasi dengan gas sterilan (seperti etilen oksida)
melibatkan paparan bahan atau alat dengan gas yang memiliki sifat sterilan. Gas tersebut
menembus bahan dan membunuh mikroorganisme patogen dengan merusak struktur sel
mereka.

4. **Teknologi Ozon atau Plasma**: Metode sterilisasi yang lebih baru, seperti
sterilisasi plasma dan sterilisasi dengan teknologi ozon, menggunakan ozon atau plasma yang
dihasilkan oleh gas khusus untuk menginaktivasi mikroorganisme patogen.
Prinsip-prinsip ini berfungsi untuk merusak mikroorganisme patogen dan mencegah
mereka berkembang biak, sehingga bahan atau alat yang disterilkan menjadi aman untuk
digunakan atau dikonsumsi. Pemilihan metode sterilisasi dan pengaturan parameter seperti
suhu, waktu, dan konsentrasi gas (jika diperlukan) sangat penting untuk memastikan
keberhasilan proses sterilisasi. Sterilisator adalah alat yang dirancang khusus untuk
mengontrol dan memenuhi prinsip-prinsip ini dalam sterilisasi bahan atau alat.

2.4 Standar Operasional Prosedur Sterilisator


SOP (Standard Operating Procedure) sterilisator adalah panduan tertulis yang merinci
langkah-langkah dan prosedur yang harus diikuti saat menggunakan sterilisator. SOP
sterilisator sangat penting dalam berbagai industri, termasuk dalam bidang medis, farmasi,
makanan, dan penelitian, untuk memastikan bahwa proses sterilisasi dilakukan dengan benar
dan aman. Berikut adalah contoh SOP sterilisator yang umumnya digunakan:
**Peralatan dan Bahan:**
- Sterilisator (misalnya, autoclave)
- Bahan yang akan disterilkan
- Alat pelindung pribadi (APD) seperti sarung tangan, kacamata, lab coat
- Manual instruksi sterilisator (jika tersedia)
**Langkah-langkah:**
1. **Pemeriksaan Pra-operasional**
- Pastikan area kerja sterilisator bersih dan bebas dari bahan yang tidak perlu.
- Periksa kondisi sterilisator, termasuk pintu, segel, dan instrumen pengukuran suhu
dan tekanan.
- Pastikan semua bahan yang akan disterilkan telah dipersiapkan dengan benar dan
ditempatkan dalam wadah steril yang sesuai.

10
2. **Pengaturan Parameter Sterilisator**
- Nyalakan sterilisator sesuai dengan petunjuk pabrik.
- Pilih program atau mode sterilisasi yang sesuai dengan jenis bahan yang akan
disterilkan.
- Atur suhu, tekanan, waktu, dan parameter lain sesuai dengan kebutuhan sterilisasi.
3. **Pemuatan Bahan**
- Masukkan bahan yang akan disterilkan ke dalam sterilisator sesuai dengan
panduan pemuatan yang tepat.
- Pastikan bahwa bahan tersebut tidak saling menumpuk atau terlalu padat, agar uap
atau panas dapat merata ke seluruh bahan.
4. **Inisiasi Siklus Sterilisasi**
- Mulai siklus sterilisasi sesuai dengan pengaturan yang telah ditentukan.
- Pantau parameter sterilisasi seperti suhu dan tekanan selama siklus berlangsung.
5. **Penyelesaian Sterilisasi**
- Setelah siklus sterilisasi selesai, matikan sterilisator dan tunggu hingga tekanan
dan suhu dalam sterilisator kembali normal.
- Buka pintu sterilisator dengan hati-hati dan gunakan alat pelindung pribadi saat
melakukan hal ini.
6. **Pemeriksaan Pasca-Sterilisasi**
- Periksa bahan yang disterilkan untuk memastikan sterilisasi berhasil. Pastikan
tidak ada indikasi kerusakan atau kontaminasi setelah sterilisasi.
7. **Dokumentasi**
- Catat semua detail sterilisasi, termasuk jenis bahan, waktu sterilisasi, suhu, dan
tekanan dalam catatan log sterilisasi.
8. **Perawatan Sterilisator**
- Setelah penggunaan, pastikan membersihkan sterilisator dan peralatan sesuai
dengan petunjuk pabrik.
- Lakukan pemeliharaan rutin sesuai dengan jadwal yang ditentukan.
**Referensi:**
- Manual instruksi sterilisator (jika tersedia)
- Pedoman perusahaan (jika ada)
SOP sterilisator adalah alat yang sangat penting dalam memastikan sterilisasi yang
efektif, aman, dan konsisten. SOP harus selalu ditaati oleh operator sterilisator untuk
menghindari kesalahan dan menjaga keamanan dalam penggunaan peralatan sterilisasi.

11
BAB III

3.1 Kesimpulan

Sterilisasi adalah proses yang kritis dalam berbagai industri yang bertujuan untuk
menghilangkan mikroorganisme patogen dari alat, bahan, atau permukaan. Dalam konteks
sterilisasi, terdapat dua metode utama: sterilisasi basah dan sterilisasi kering. Sterilisasi basah
melibatkan penggunaan uap air bertekanan atau bahan kimia cair sebagai agen sterilan,
sedangkan sterilisasi kering melibatkan metode panas kering, radiasi, atau gas sterilan.

Dalam makalah ini, kami telah menyelidiki perbedaan antara kedua metode sterilisasi
ini dan membahas aplikasi, keunggulan, dan kelemahan masing-masing. Sterilisasi basah
terbukti sangat efektif dalam menghilangkan mikroorganisme patogen dan sering digunakan
di sektor medis dan farmasi. Di sisi lain, sterilisasi kering merupakan pilihan yang lebih
cocok untuk bahan yang sensitif terhadap kelembaban atau panas tinggi.

Pemilihan metode sterilisasi harus mempertimbangkan jenis bahan atau barang yang
akan disterilkan, tujuan sterilisasi, dan faktor-faktor lainnya, seperti biaya dan keamanan.
Perkembangan teknologi terbaru juga telah membawa inovasi dalam sterilisasi, termasuk
metode baru seperti sterilisasi plasma dan sterilisasi dengan teknologi ozon.

Dalam menjaga keamanan pasien, kualitas produk, dan keberlanjutan lingkungan,


pemahaman yang mendalam tentang sterilisasi basah dan kering sangat penting. Dalam
menghadapi mikroorganisme patogen yang semakin resisten dan tantangan baru, penelitian
dan inovasi terus berkembang untuk meningkatkan efisiensi dan keamanan dalam proses
sterilisasi. Oleh karena itu, pemilihan metode sterilisasi yang paling sesuai dalam berbagai
situasi dan pemahaman akan dampaknya pada berbagai industri adalah kunci untuk menjaga
keberhasilan dan keamanan dalam proses sterilisasi.

12
DAFTAR PUSTAKA

13

Anda mungkin juga menyukai