Syukur Alhamdulillah kami ucapkan kehadirat Tuhan yang maha Esa atas ridho
dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah. Terima kasih juga
kepada kedua orang tua kami atas doa mereka sehingga kami dapat menjalani perkuliahan
ini dan menyelesaikan makalah “Pentingnya Bahasa Indonesia Dalam Pengerjaan Tugas
Formal Di Lingkungan Teknik Komputer”.
1
Daftar Isi
PRAKATA...........................................................................................................................1
1. Definisi Iterative Modelling.............................................................................................3
2. Penerapan Model..............................................................................................................3
3. Karakteristik Model.........................................................................................................5
4. Kelebihan dan Kekurangan..............................................................................................5
2
1. Definisi Iterative Modelling
3
Komponen dan Tahapan Pada
Model Interatif a) Pengumpulan
kebutuhan:
developer dan klien bertemu
dan menentukan tujuan
umum, kebutuhan yang
diketahui dan gambaran
bagian-bagian yang akan
dibutuhkan berikutnya; b)
Perancangan: perancangan
dilakukan cepat dan rancangan
mewakili semua aspek
software yang diketahui, dan
rancangan ini menjadi dasar
pembuatan prototype; c)
Evaluasi Prototype: klien
mengevaluasi prototype yang
dibuat dan digunakan untuk
4
memperjelas kebutuhan
software.
Komponen dan Tahapan Pada Model Interatif a) Pengumpulan kebutuhan :
developer dan klien bertemu dan menentukan tujuan umum, kebutuhan yang diketahui
dan gambaran bagian-bagian yang akan dibutuhkan berikutnya; b) Perancangan:
perancangan dilakukan cepat dan rancangan mewakili semua aspek software yang
diketahui, dan rancangan ini menjadi dasar pembuatan prototype; c) Evaluasi
Prototype: klien mengevaluasi prototype yang dibuat dan digunakan untuk memperjelas
kebutuhan software.
2. Penerapan Model
5
lunak mungkin sedang berlangsung pada waktu yang sama. ” Proses ini dapat
digambarkan sebagai pendekatan “akuisisi evolusioner” atau “pembangunan bertahap”.
Persyaratan utama harus ditentukan; namun, beberapa fungsi atau peningkatan yang
diminta dapat berkembang seiring waktu
Teknologi baru sedang digunakan dan dipelajari oleh tim pengembangan saat
mengerjakan proyek
Umber daya dengan keahlian yang dibutuhkan tidak tersedia dan direncanakan untuk
digunakan berdasarkan kontrak untuk iterasi tertentu
Ada beberapa fitur dan sasaran berisiko tinggi yang dapat berubah di masadepan.
3. Karakteristik Model
6
berupa ringkasan dan tidak lengkap, namun pada akhir pengembangan akan didapatkan
sistem yang lengkap pada pengembangan system.
7
tindakan korektif dalam
anggaran
terbatas. Keuntungan dari Model
SDLC Iteratif adalah sebagai
berikut:
Keuntungan dari model ini adalah adanya model kerja sistem pada
tahappengembangan yang sangat awal, yang membuatnya lebih mudah untuk
menemukan kekurangan fungsional atau desain. Menemukan masalah pada tahap awal
pengembangan memungkinkan dilakukannya tindakan korektif dalam anggaran terbatas.
Keuntungan dari Model SDLC Iteratif adalah sebagai berikut:
a. Beberapa fungsi kerja dapat dikembangkan dengan cepat dan di awal siklus
hidup.
b. asil diperoleh secara dini dan berkala.
c. Pengembangan paralel dapat direncanakan.
d. Kemajuan bisa diukur.
e. Lebih murah untuk mengubah ruang lingkup / persyaratan.
f. Menguji dan men-debug selama iterasi yang lebih kecil itu mudah.
g. Risiko diidentifikasi dan diselesaikan selama iterasi; dan setiap iterasi merupakan
pencapaian yang mudah dikelola.
h. Lebih mudah mengelola risiko – Bagian berisiko tinggi dilakukan terlebih
dahulu.
i. Dengan setiap kenaikan, produk operasional dikirim.
j. Masalah, tantangan, dan risiko yang diidentifikasi dari setiap kenaikan dapat
dimanfaatkan / diterapkan untuk kenaikan berikutnya.
k. Analisis risiko lebih baik.l. Ini mendukung persyaratan yang berubah.
l. Waktu Pengoperasian Awal lebih singkat.
m. Lebih cocok untuk proyek besar dan penting.o. Selama siklus hidup, perangkat
lunak diproduksi lebih awal yang memfasilitasi evaluasi dan umpan balik
pelanggan.
n. Waktu Pengoperasian Awal lebih singkat.
8
Kerugian dengan model SDLC ini adalah bahwa model ini hanya berlaku
untuk proyek pengembangan perangkat lunak yang besar dan besar. Ini karena
sulit untuk memecah sistem perangkat lunak kecil menjadi tambahan/modul kecil
yang dapat diservis. Kerugian dari Model SDLC Iteratif dan Inkremental adalah
sebagai berikut:
a. Lebih banyak sumber daya mungkin diperlukan.
b. Meskipun biaya perubahan lebih rendah, tetapi itu tidak terlalu cocok untuk
mengubah persyaratan.
c. Diperlukan lebih banyak perhatian manajemen.
d. Masalah arsitektur atau desain sistem dapat muncul karena tidak semua
persyaratan dikumpulkan di awal seluruh siklus hidup.
e. Menentukan kenaikan mungkin memerlukan definisi sistem lengkap.
f. Tidak cocok untuk proyek kecil.
g. Kompleksitas manajemen lebih.
h. Akhir proyek mungkin tidak diketahui yang merupakan risiko.
i. Sumber daya yang sangat terampil diperlukan untuk analisis risiko.
j. emajuan proyek sangat tergantung pada tahap analisis risiko.
5. Studi Kasus
9
nota dan pembukuan secara otomatis, membantu menyimpan data menjadi lebih
efisien waktu dan rapi. Manfaat dari rekayasa ulang iterative adalah perubahan
sistem pencatatan manual ke sistem yang baru dengan tidak menggangu
pengguna sistem dalam melakukan proses pencatatan pembukuan penjualan.
10
adanya perancangan sistem pembuatan nota dan pembukuan penjualan yang
terorganisir agar proses kerja dapat lebih efisien. Perancangan sistem adalah
merancang atau mendesain suatu sistem yang baik dimulai dari langkah-langkah
operasi dalam proses pengolahan data dan proses prosedur-prosedur untuk
mendukung operasi sistem.[4] Penelitian ini mengadopsi rekayasa perangkat
lunak model iterative. Model iterative adalah proses pengembangan berulang
(iterative) atau proses pengembangan bertambah (incremental). [5] Tujuan
menerapkan model iterative pada perancangan sistem pembukuan penjualan
adalah merancang ulang proses rekayasa perangkat lunak ada domain aplikasi
sistem pembukuan penjualan. Proses rekayasa ulang ini dilakukan secara
iterative, bertahap dengan sedikit fungsi atau prosedur pada setiap waktunya dan
sesingkat mungkin. Sedangkan manfaat dari rekayasa ulang iterative adalah
perubahan sistem pencatatan manual ke sistem yang baru dengan tidak
menggangu pengguna sistem dalam melakukan proses pencatatan pembukuan
penjualan. Salah satu keunggulan menggunakan metode iterative adalah waktu
operasional yang lebih singkat dan biaya yang dikeluarkan dalam merancang
sistem kecil apabila diubah menjadi requirement. Metode ini mensyaratkan
penyelesaian perencanaan, analisis, perancangan atau desain, dan implementasi
secukupnya karena digunakan untuk mengembangkan satu bagian dari sistem
baru. Perulangan pada metode ini berlanjut sampai semua bagian keseluruhan
sistem telah dikembangkan. Metode iterative merupakan metode yang
berbasiskan terhadap aplikasi dari Langkahlangkah sederhana yang diulang
kedalam sebuah sistem dengan tujuan mencapai solusi dari persamaan tersebut.
Perancangan adalah tahap penerjemahan dari keperluan atau data yang telah
dianalisis ke dalam bentuk yang mudah dimengerti oleh pemakai untuk
memberikan gambaran secara umum kepada manusia atau penguna tentang
sistem yang diusulkan.[6] Perancangan sistem pembuatan nota dan pembukuan
penjualan menggunakan metode iteratif dan berbasis website.[7] Perancangan
sistem ini akan membuat nota dengan sistematis yang dapat dicetak, didukung
oleh fitur pencarian, melakukan proses penyimpanan data nota menjadi lebih
cepat dan efisien, dan dapat mengatasi redudansi data. Dengan adanya hasil dari
penerapan metode iterative pada analisis kebutuhan sistem pembukuan penjualan
akan menghasilkan perancangan sistem pembukuan yang akan menyelesaikan
permasalahan yang terjadi pada PT. XYZ.
11
12