Anda di halaman 1dari 4

Tugas 2 MSIM4101 (Pengantar Sistem Informasi)

Nama: Made Teguh Imanuel


Prodi : Sistem Informasi

Sebutkan dan jelaskan secara ringkas, padat serta berikan contoh keluaran dari
setiap tahapan SDLC!

SDLC (Systems Development Life Cycle) merupakan siklus yang digunakan


dalam pembuatan atau pengembangan sebuah sistem informasi yang bertujuan
untuk menyelesaikan masalah secara efektif.
Tahapan-tahapan dalam metode SDLC sebagai berikut:
1. Analisis Sistem(System Analysis), dilakukan oleh analisis sistem yaitu orang
yang berkeahlian khusus dalam mengembangkan sistem secara profesional.
Hal ini diperlukan karena alasan bahwa metode ini digunakan untuk
mengembangkan STI(sistem teknologi informasi) yang kompleks.
Analisis sistem terdir dari kegiatan berikut:
a. Studi pendahuluan, yaitu pendahuluan mengenai jenis, ruang ligkup dan
pemahaman awal pada proyek pengembangan STI yang akan dikerjakan.
b.Studi kelayakan, yaitu studi yang memastikan agar secara teknologi,
ekonomi, legas, operasi, sosial, pengembangan STI dapat dilakukan dengan
layak.
c. Mengidentifikasi permasalahan dan kebutuhan informasi pemakai, yaitu
mengidentifikasi penyebab terjadinya suatu masalah, setelah itu memahami
sistem yang ada untuk mendapatkan data dan menganalisis masalahnya.
d.Menganalisis hasil penelitian, terdiri dari menganalisis kelemahan sistem
yang lama yaitu menemukan penyebab masalah tersebut muncul kemudian
sistem yang lama diganti dengan yang baru. Supaya berhasil diperlukannya
informasi yang tepat dan relevan dengan kebutuhan pemakainya.

2. Perancangan Sistem(System Design), tahap ini memberikan gambaran secara


umum tentang kebutuhan informasi kepada pemakai secara logis(logical
sistem design), serta memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun
yang lengkap kepada pemrogram komputer dan ahli-ahli teknik lainnya(detail
system design).

3. Implementasi Sistem(System Implementation), tahap yang meletakkan sistem


supaya siap dioperasikan. Tahap ini terdiri dari:
a. Mempersiapkan rencana implementasi
b. Melakukan kegiatan implementasi:
a) Memilih dan melatih personel,
b) Memilih dan mempersiapkan tempat dan lokasi sistem,
c) Mengetes sistem,
d) Melakukan konversi sistem.
c. Menindaklanjuti implementasi.

Implementasi sistem merupakan proses pengganti atau meninggalkan sistem


yang lama dengan sistem yang baru. Untuk itu, diperlukan suatu pendekatan
atau strategi supaya berhasil. Diantaranya sebagai berikut:
a. Konversi Paralel, dilakukan dengan mengoperasikan sistem yang baru
dengan yang lama secara bersamaan selama satu periode tertentu. Hal ini
dilakukan demi meyakinkan bahwa sistem yang baru benar-benar
beroperasi dengan semestinya.
b. Konversi Pilot, atau pendekatan lokasi dilakukan terhadap suatu lokasi
sebagai pencontohan dan jika berhasil dilanjutkan ke lokasi yang lainnya.
Hal ini dilakukan apabila suatu sistem yang sejenis akan diterapkan di
banyak bagian atau lokasi atau departemen. Pendekatan ini memiliki
kelemahan ,yaitu waktu konversi dapat menjadi lama karena dilakukan
tidak langsung untuk seluruh lokasi, tetapi berharap untuk masing-masing
lokasi.
c. Konvesi Bertahap, dilakukan dengan menerapkan masing-masing modul
dari sistem secara bertahap dan urut, hal ini dilakukan dengan menerapkan
sebuah modul terlebih dahulu. Jika sukses, disusul oleh modul lainnya
sampai semua modul selesai diterapkan. Kelemahan dari pendekatan ini
adalah waktu konversi dapat menjadi lama karena dilakukan tidak
langsung untuk seluruh modul, tetapi, bertahap untuk masing-masing
modul.
d. Konversi Langsung, dilakukan dengan mengganti sistem yang lama
langsung dengan yang baru. Pendekatan ini memilikinn resiko yang besar
karena kegagalan sistem yang baru dapat berakibat fatal berhentinya
kegiatan dari sistem karena sistem yang lama juga sudah dihentikan.

4. Operasi dan Perawatan Sistem(System Operation and maintenance), setelah


sistem diimplementasikan dengan berhasil, sistem akan dioperasikan dan
dirawat. Hal ini perlu dilakukan karena hal-hal berikut:
a. Sistem mengandung kesalahan yang dulunya belum terdeteksi sehingga
kesalahan-kesalahan sistem perlu diperbaiki.
b. Sistem mengalami perubahan-perubahan karena permintaan baru dari
pemakai sistem.
c. Sistem mengalami perubahan karena perubahan lingkungan luar.
d. Sistem perlu ditingkatkan.

 Contoh Software Development Life Cycle (SDLC) atau model Software


Development Life Cycle (SDLC)

a. Model Waterfal
Model SDLC ini adalah yang sering digunakan oleh perusahaan custom
software development, karena dapat dibilang model ini adalah yang paling
runtut mulai dari perencanaan sampai maintenance. Dengan metodologi ini,
Vendor menyelesaikan satu fase dan kemudian memulai yang berikutnya.
Setiap fase memiliki rencana mininya sendiri dan setiap fase ke fase
berikutnya. Kelemahan terbesar dari model ini adalah bahwa detail kecil yang
dibiarkan tidak lengkap dapat menahan seluruh proses.
b. Mode Agile
Model Agile merupakan model SDLC memisahkan produk menjadi beberapa
siklus dan menghasilkan produk yang berfungsi dengan sangat cepat.
Metodologi ini dapat menghasilkan produk dasar yang siap dirilis disetiap
fasenya. Pengujian setiap rilis memberi umpan balik info yang dimasukkan ke
dalam versi berikutnya. kelemahan model ini adalah bahwa penekanan pada
interaksi customer yang intens dengan besarnya kemungkinan melakukan
perubahan selama pengembangan, dapat mengarahkan proyek ke arah yang
salah dalam beberapa kasus.
c. Mode Berulang
Model SDLC ini menekankan pada pengulangan. Vendor membuat versi
dengan sangat cepat dan dengan biaya yang relatif kecil, kemudian menguji
dan meningkatkannya melalui versi yang cepat dan berurutan. Satu
kelemahan besar di sini adalah ia dapat menghabiskan sumber daya dengan
cepat jika tidak direncanakan dengan tepat.
d. Mode Spiral
Model SDLC yang paling fleksibel, model spiral mirip dengan model iteratif
dalam penekanannya pada pengulangan. Model spiral melewati fase
perencanaan, desain, pengembangan, dan pengujian berulang kali, dengan
peningkatan bertahap di setiap fase.

 Manfaat Software Development Life Cycle (SDLC)

SDLC yang dilakukan dengan benar dapat memungkinkan kontrol dan


dokumentasi manajemen yang lebih baik. Vendor memahami apa yang harus
mereka bangun dan mengapa. Semua pihak menyetujui tujuan di awal dan melihat
rencana yang jelas untuk mencapai tujuan itu. Semua orang memahami biaya dan
sumber daya yang dibutuhkan.

Anda mungkin juga menyukai