Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH DASAR MANAJEMEN

REVIEW JURNAL KELOMPOK


KELAS 5A

Disusun Oleh :
1. Fatimah Nur P. (J310170001)
2. Jihan Agna Faiha (J310170011)
3. Alwi Rosyidasari (J310170013)
4. Rofiq’ah Fitri Adila (J310170015)
5. Zahrotun Khaqiqi (J310170016)
6. Anes Selvia (J310170024)

PROGRAM STUDI ILMU GIZI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu dimensi manusia adalah makhluk organisasional. Ia
dikenal sebagai makhluk organisasional karena sejak lahir manusia tidak
dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Bahkan, anggota tubuh saja
sesungguhnya adalah system tubuh yang memiliki fungsi masing-maisng
yang terorganisasi secara sempurna hingga menghasilkan sosok manusia
yang sempurna. Oleh karena itu, manusia akan selalu bersentuhan dengan
organisasi, mulai dari keluarga, organissi tetangga, organisasi masyarakat,
sekolah, Negara atau yang lainnya. Keberadaan organisasi sangat penting
bagi manusia karena alat untuk mencapai tujuan hidup yang diinginkan.
Organisasi dan pengorganisasian merupakan dua hal yang saling
berhubungan satu sama lain. Jika organisasi adalah sebuah wadah, maka
pengorganisasian adalah organism yang membuatnya hidup secara
dinamis. Pengorganisasian merupakan langkah kedua dalam manajemen
organisasi setelah perencanaan. Perencanaan yang matang tidak akan
berjalan sempurna tanpa adanya system yang menjalankan atau yang
mengorganisasikan.

B. Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang pengorganisasian , perencanaan
strategis serta koordinasi dan rentang manajemen
2. Untuk mengetahui faktor - faktor yang mempengaruhi koordinasi
dan rentang manajemen

C. Manfaat
Manfaat dari makalah ini yaitu :

1. Memahami materi tentang pengorganisasian , pernecanaan strategis serta


koordinasi dan rentang manajemen
2. Dapat digunakan untuk bahan belajar bagi pembaca
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengorganisasian

Pengorganisasian adalah proses pembagian kerja ke dalam elemen lebih


kecil lagi yang dibebankan kepada seseorang sesuai dengan kemampuannya dan
mengalokasikan sumber daya, serta mengkoordinasikan dalam rangka efektifitas
pencapaian tujuan organisasi. Sedangkan menurut T. Hani Handoko
pengorganisasian merupakan proses dan kegiatan untuk :

1. Penentuan sumber daya dan kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapa


tujuan organisasi
2. Perancangan dan pengembangan untuk mencapai tujuan
3. Penugasan dan tanggungjawab tertentu
4. Mendelegasikan wewenang

Menurut Ernest Dale proses pengorganisasina bersifat jamak yaitu dimulai


dari :

1. Perincian pekerjaan
2. Pembagian kerja
3. Penyatuan pekerjaan
4. Koordinasi pekerjaan
5. Monitoring dan reorganisasi
6. Kembali lagi ke perincian pekerjaan

2.2 Perencanaan Strategis

Perencanaan atau planning adalah kegiatan manajemen yang berhubungan


dalam pengambilan keputusan untuk masa depan, baik dalam jangka panjang
ataupun jangka pendek. Sedangkan, perencanaan strategis adalah proses
manajemen yang dilakukan suatu organisasi atau perusahaan untuk menentukan
strategi atau arahan, serta mengambil keputusan untuk mengalokasikan sumber
dayanya (termasuk modal dan sumber daya manusia) untuk mencapai tujuan
strategi.

Proses perencanaan sangat dibutuhkan oleh setiap organisasi dalam


menjalankan kegiatan manajemen. Perencanaan digunakan sebagai acuan
organisasi untuk mencapai tujuan organisasi. Selain itu, perencanaan juga dapat
membantu kita saat akan melakukan evaluasi secara berkala untuk menjamin
tercapainya tujuan. Untuk mencapai sebuah strategi yang telah ditetapkan, maka
para pimpinan perusahaan, manajer operasi harus bekerja dalam sebuah sistem
perencanaan strategi.

Perencanaan strategis dapat membuat organisasi lebih proaktif dalam


menentukan masa depan organisasi. Rencana strategis juga dapat membantu
organisasi dalam merumuskan strategi yang lebih baik melalui pendekatan
sistematis, logis, dan rasional. Perencanaan yang baik dapat meningkatkan
efisiensi, kemandirian, pengembangan, dan kinerja Rumah Sakit. Nurhapna
(2014) menyatakan bahwa perencanaan strategi bisnis berpengaruh terhadap
kinerja rumah sakit.

RSUD Arosuka merupakan salah satu rumah sakit yang sejak tahun 2017
telah menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah
(PPK BLUD). Rumah Sakit ini telah mempunyai dokumen perencanaan strategis
yang sangat sederhana, dimana hanya melakukan identifikasi faktor internal dan
eksternal saja tanpa melakukan analisis lebih lanjut. Sehingga belum
tergambarkan posisioning organisasi dan pengembangan organisasi kedepan.
Akibatnya, dalam penyusunan Rencana Bisnis Anggaran dan Rencana Kegiatan
Anggaran SKPD tiap tahunnya, sering tidak berpedoman kepada Renstra yang ada
karena tidak sesuai lagi dengan kebutuhan organisasi.

Faktor-faktor internal tersebut merupakan kelemahan yang berpengaruh terhadap


kinerja Rumah Sakit. Faktor-faktor tersebut antara lain :

1. kurangnya jumlah gedung pelayanan


2. kurangnya peralatan medis dan non medis
3. kurang maksimalnya pemanfaatan sarana Instalasi Pengelolaan Air
Limbah (IPAL)
4. tidak adanya tenaga Informasi dan Teknologi (IT)
5. perekam medis belum terlatih
6. tidak adanya Sistem Informasi Manajemen (SIM) RS
7. billing system dan rekam medis masih dilakukan secara manual
8. kurangnya promosi Rumah Sakit kepada masyarakat,
9. sistem reward & punishment dalam pembagian jasa belum
terlaksana secara optimal
10. penerapan SPO Pelayanan belum berjalan maksimal

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Lasyera, dkk (2018) di Rumah


Sakit Arosuka, strategi yang paling baik untuk diterapkan di Rumah Sakit ini
adalah strategi menjaga dan mempertahankan (Hold and Maintain). Strategi hold
and maintain yang digunakan adalah strategi Market Penetration (Penetrasi
Pasar) dan Product Development (Pengembangan Produk).

 Strategi Product Development


Strategi pengembangan produk dilakukan dengan cara
meningkatkan penjualan dengan memperbaiki atau mengembangkan
produk yang sudah ada. Strategi ini digunakan ketika sebuah organisasi
memiliki produk yang berhasil/sukses dan telah berada pada tahap jenuh
(maturity stage). Strategi tersebut meliputi :
a. Peningkatan mutu pelayanan
b. Pengembangan jenis pelayanan dan produk unggulan
c. Penambahan Sarana dan Prasarana Gedung
d. Penambahan Alat Medis
e. Peningkatan Kompetensi SDM

 Strategi Market Penetration


Strategi penetrasi pasar dilakukan dengan cara meningkatkan
pangsa pasar yang ada untuk produk tertentu melalui :
a. Peningkatan Promosi / Pemasaran luar gedung
b. Kerjasama dengan Perusahaan/Badan Usaha/Asuransi lain
c. Pembinaan dan membangun sistem jalur rujukan dengan Puskesmas,
Praktek Dokter, Praktek Bidan, Klinik swasta dan Rumah Bersalin
Promosi dilakukan secara intens dan berkesinambungan mengenai
produk pelayanan yang tersedia, keunggulan yang ditampilkan untuk
menarik minat pasien, melakukan kerjasama dengan perusahaan
asuransi, badan usaha dan organisasi lain dalam pelayanan rujukan,
dsb. Promosi dapat dilakukan melalui leaflet, brosur, baliho, radio, dll.

Strategi dan Kebijakan RSUD Arosuka


1. Mewujudkan pemberian pelayanan yang bermutu dan sesuai standar.
2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan RS
3. Melakukan pelayanan sesuai standar RS tipe C.
4. Mewujudkan pelayanan yang berorientasi kepada keselamatan pasien dan
kepuasan pasien.
5. Penyusunan SPO pelayanan dan mensosialisasikan kepada seluruh
petugas.
6. Penyusunan tim khusus perumusan serta sosialisasi SPO pelayanan dan
keselamatan pasien.
7. Mengembangkan kompetensi Sumber Daya Manusia dalam memberikan
pelayanan kesehatan melalui pendidikan dan pelatihan secara
berkesinambungan.
8. Meningkatkan profesionalisme SDM sesuai standar kompetensi
9. Menyusun program peningkatan kompetensi SDM secara rutin sesuai
kebutuhan RSUD.
10. Mengembangkan pelayanan medik dan pelayanan unggulan dengan
melengkapi sarana dan prasarana penunjang pelayanan.
11. Penyusunan perencanaan pelayanan unggulan RSUD
12. Menyusun tim khusus dalam rangka menganalisis dan menyusun
perencanaan SDM, kebutuhan sarana prasarana dan teknis pelaksanaan
pelayanan unggulan.
13. Meningkatkan program promosi rumah sakit dengan memanfaatkan
teknologi informasi.
14. Menyusun program pengembangan promosi RS yang berbasis teknologi
informasi.
15. Melakukan promosi RS dengan pemanfaatan media teknologi
informasi.
16. Menjalin kemitraan dengan jejaring pelayanan kesehatan lain didalam dan
luar wilayah.
17. Meningkatkan pangsa pasar RS dengan melaksanakan pengelolaan
manajemen yang efektif dan efisien.
18. Menjalin kerjasama dengan perusahaan, badan usaha dan asuransi lainnya
(MoU kerjasama pelayanan kesehatan).

2.3 Koordinasi dan Rentang Manajemen

Pengertian Koordinasi

Koordinasi dalam bahasa inggris disebut “coordination”. Coordination


berarti memerintah bersama. Secara etimologis istilah coordination berasal dari
bahasa Latin yaitu “cum” yang berarti berbeda-beda, dan “ordinare” yang artinya
menyusun atau menempatkan sesuatu pada keharusannya. Dalam ilmu
administrasi atau manajemen, koordinasi merupakan salah satu fungsi
administrasi/manajemen. Koordinasi adalah sebagian usaha menyatukan kegiatan-
kegiatan dari satuan-satuan kerja (unit-unit) organisasi sehingga organisasi
bergerak sebagai suatu kesatuan yang bulat, guna melaksanakan seluruh tugas
organisasi untuk mencapai tujuannya.
Fungsi koordinasi ialah mengsinkronisasikan dan melaraskan kegiatan
semua unit departemen organisasi menuju tercapainya suatu hasil akhir yang
sama. Koordinasi menyangkut semua orang, kelompok, unit organisasi, sumber
daya organisasi dan semua kegiatan yang bekerja sama di dalam setiap organisasi.
Tanpa koordinasi terjadi pemborosan waktu, daya upaya, dan uang yang sangat
banyak untuk menccapai suatu tujuan dari suatu organisasi. Fungsi dari koordinasi
tersebut akan tercapai bila didukung oleh semua pihak dalam organisasi.
Koordinasi yang baik dimulai dengan sikap pegawai – pegawai, perencanaan,
saling percaya, dan integrasi kegiatan tetap dan terus – menerus dari semua
anggota manajemen dan seluruh angkatan kerja, semangat kelompok yang baik
dan moral yang tinggi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi Koordinasi


Hasibuan (2006), berpendapat bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
koordinasi adalah sebagai berikut :
a. Kesatuan Tindakan
b. Komunikasi
c. Pembagian Kerja
d. Disiplin

Pengertian Rentang Manajemen


Rentang manajemen atau rentang kendali adalah kemampuan manajer
untuk melakukan koordinasi secara efektif yang sebagian besar tergantung jumlah
bawahan yang melapor kepadanya. Prinsip rentang manajemen berkaitan dengan
jumlah bawahan yang dapat dikendalikan secara efektif oleh seorang manajer.
Bawahan yang terlalu banyak kurang baik, demikian pula jumlah bawahan yang
terlalu sedikit juga kurang baik.
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Rentang Manjemen
1. Kesamaan fungsi-fungsi. Semakin sejenis fungsi-fungsi yang dilaksanakan
oleh kelompok kerja, rentangan semakin melebar.
2. Kedekatan geografis. Semakin dekat kelompok kerja ditempatkan, secara
fisik, rentang semakin melebar.
3. Tingkat pengawasan langsung yang dibutuhkan. Semakin sedikit
pengawasan langsung dibutuhkan, rentang semakin melebar.
4. Tingkat koordinasi pengawasan yang dibutuhkan. Semakin berkurang
koordinasi yang dibutuhkan, rentangan semakin melebar.
5. Perencanaan yang dibutuhkan manajer. Semakin sedikit perencanaan yang
dibutuhkan, rentangan semakin melebar.
6. Bantuan organisasional yang tersedia bagi pengawas.
Jumlah Rentang Manjemen
 Menurut Henri Fayol :
Jumlah maksimum bawahan yang dapat dikendalikan oleh setiap
pengawas produksi dalam organisasi adalah 20 sampai 30 karyawan,
sedangkan setiap kepala pengawas (super intendent) dapat mengawasi
hanya 3 atau 4 pengawas produksi.
 Menurut V.A. Gracinus
Dalam memilih suatu rentangan, manajer harus
mempertimbangkan tidak hanya hubungan satu dengan satu secara
langsung dengan bawahan yang diawasi tetapi juga hubungan mereka
dengan bawahan dalam kelompok dua atau lebih. Jadi, dengan tiga
karyawan seorang manajer mempunyai hubungan dengan setiap individu,
dan dengan tiga kelompok yang berbeda, yaitu kombinasi dari setiap dua
karyawan, dan dengan kelompok yang terdiri dari ketiganya.
KESIMPULAN

Perencanaan strategis adalah proses manajerial yang meliputi


pengembangan dan pemeliharaan suatu keserasian yang berlangsung terus
Antara sasaran-sasaran organisasi dengan sumber daya dan berbagai peluang
yang terdapat di lingkungannya. Tugas perencanaan strategis adalah merancang
perusahaan sedemikian rupa, agar selalu terdiri dari kegiatan usaha yang cukup
sehat untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan meskipun
beberapa diantara kegiatan usahanya mengalami kemerosotan yang parah.

Pengorganisasian adalah proses penyusunan struktur organisasi yang


sesuai dengan tujuan organisasi, sumber daya-sumber daya yang dimiliki dan
lingkungan yang melingkupinya. Keberhasilan manajer mengelola organisasi
tergantung pada kemampuannya menentukan pekerjaan-pekerjaan yang harus
dilaksanakan anggota organisasi untuk mencapai tujuan.

Koordinasi (coordination) adalah proses pengintegrasian tujuan-tujuan


dan kegiatan-kegiatan pada satuan-satuan yang terpisah (departemen atau bidang-
bidang fungsional) suatu organisasi untuk mencapai tujuan organisasi secara
efisien.

Tiga macam saling ketergantungan di antara satuan-satuan organisasi,


yaitu:

1. Saling ketergantungan yang menyatu (pooled interdependence


2. Saling ketergantungan yang berurutan (sequential interdependence)
3. Saling ketergantungan timbal balik (raciprocal interdependence)

Rentang manajemen atau rentang kendali adalah kemampuan manajer


untuk melakukan koordinasi secara efektif yang sebagian besar tergantung jumlah
bawahan yang melapor kepadanya.

Istilah-istilah lain rentang manajemen:

1. Span of Control
2. Span of authority
3. Span of attention atau span of supervision
Hubungan rentang manajemen dan koordinasi: Semakin besar jumlah
rentang, semakin sulit untuk mengoordinasi kegiatan-kegiatan bawahan
secara efektif.”
DAFTAR PUSTAKA

Ikhsan,Abdul Khoir , dkk. 2016. ”Koordinasi Fasilitator Masyarakat dengan


Pemerintah Desa dalam Program Pembangunan Infrastruktur Pedesaan di
Kabupaten Luwu Utara” .Jurnal Administrasi Publik, 2 (1).
Lasyera, Elfio, Yulia Hendri Yani, dan Hadril Busuddin. 2018. Analisis Rencana
Strategis Rumah Sakit Umum Daerah Arosuka Kabupaten Solok. Jurnal
Kesehatan Andalas, 7 (2).

Nurhapna. 2014. Pengaruh Perencanaan Strategis Terhadap Kinerja Di Rumah


Sakit. Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia, 2(2).
Manoppo, Isye Regina Altje, dkk. 2017. ”Fungsi Koordinasi Pemerintah Desa
dalam Pelaksanaan Pembangunan”. Jurnal Jurusan Ilmu Pemerintah, 2
(2).
Rahman, Fathor. 2015. “Manajemen Organisasi dan Pengorganisasian dalam
Perspektif Al-Qur’an dan Hadits”. Jurnal Studi Keislaman, 1 (2).

Anda mungkin juga menyukai