Anda di halaman 1dari 5

Matkul – Hubungan Industrial

Nama : Eka Ismawati


NIM : 048157068

Diskusi 4
Ijin menanggapi diskusi…
Topik – Perdagangan Internasional
Perdagangan Internasional atau juga dikenal perdagangan antarnegara, merujuk
pada pertukaran barang, jasa, dan sumber daya antara negara-negara yang
berbeda. Ini adalah aktivitas ekonomi yang melibatkan impor dan ekspor barang dan
jasa dari satu negara ke negara lain.
Perdagangan Internasional merupakan komponen penting dalam perekonomian
global dan memiliki dampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, lapangan
kerja, dan stabilitas ekonomi di berbagai negara. Beberapa poin penting tentang
perdagangan antarnegara adalah :
1. Spesialisasi dan Keuntungan Komparatif
Perdagangan antarnegara memungkinkan negara-negara untuk
memanfaatkan keuntungan komparatif mereka. Ini berarti bahwa negara-
negara cenderung fokus pada produksi barang dan jasa yang mereka
hasilkan secara efisien, sementara mengimpor barang dan jasa yang mereka
hasilkan secara kurang efisien dari negara lain.
2. Aliran Modal
Selain barang dan jasa, perdagangan antarnegara juga melibatkan aliran
modal. Investasi asing, pinjaman internasional, dan aliran modal lainnya
memainkan peran penting dalam memfasilitasi perdagangan internasional.
3. Perjanjian Perdagangan
Banyak negara menegosiasikan perjanjian perdagangan, seperti Perjanjian
Perdagangan Bebas (FTA) dan Perjanjian Kemitraan Ekonomi (EPA), untuk
mempromosikan perdagangan dan investasi antarnegara. Perjanjian
semacam ini menghapus atau mengurangi tarif dan hambatan perdagangan
lainnya antara negara-negara yang terlibat.
4. Organisasi Perdagangan Internasional
Organisasi seperti Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) bertujuan untuk
memfasilitasi perdagangan antarnegara, mengatasi sengketa perdagangan,
dan mempromosikan prinsip-prinsip perdagangan yang adil dan terbuka.
5. Dampak Ekonomi dan Sosial
Perdagangan antarnegara dapat memiliki dampak ekonomi yang signifikan,
termasuk pertumbuhan ekonomi, peningkatan produktivitas, penciptaan
lapangan kerja, dan akses ke berbagai barang dan jasa untuk konsumen.
Namun, juga dapat memiliki dampak sosial, termasuk perubahan dalam
struktur pekerjaan, ketidaksetaraan ekonomi, dan tantangan bagi sektor
tertentu yang bersaing dengan impor.
Perdagangan antarnegara adalah fenomena kompleks yang memainkan
peran penting dalam ekonomi global. Ini memungkinkan negara-negara untuk
saling menguntungkan dengan mengakses sumber daya dan produk yang
mungkin tidak tersedia di dalam negeri mereka sendiri, serta berkontribusi
pada pertumbuhan ekonomi global secara keseluruhan.

Masalah dalam perdagangan antarnegara bagi Indonesia yaitu :


1. Defisit Neraca Perdagangan
Defisit neraca perdagangan terjadi ketika nilai impor (barang dan jasa yang
dibeli dari negara lain) melebihi nilai ekspor (barang dan jasa yang dijual ke
negara lain). Dalam konteks Indonesia, masalah defisit neraca perdagangan
memiliki beberapa dampak negatif, termasuk :
 Penurunan Cadangan Devisa: Defisit neraca perdagangan dapat
menyebabkan penurunan cadangan devisa negara. Ini mengakibatkan
ketidakstabilan nilai tukar rupiah dan membuat Indonesia lebih rentan
terhadap fluktuasi mata uang asing.
 Ketergantungan pada Ekspor: Defisit dapat menunjukkan bahwa Indonesia
sangat bergantung pada impor untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dan
produksi. Terlalu besar ketergantungan ini dapat menjadi masalah,
terutama jika terjadi gangguan pasokan global.
 Tekanan Inflasi: Kebijakan moneter mungkin harus diatur untuk
mengendalikan tekanan inflasi yang muncul akibat fluktuasi mata uang
asing dan harga impor yang lebih tinggi.
2. Ketergantungan pada Komoditas
Indonesia sangat tergantung pada ekspor beberapa komoditas utama, seperti
minyak dan gas bumi, batubara, dan kelapa sawit. Ketergantungan ini
memiliki beberapa masalah :
 Fluktuasi Harga: Harga komoditas cenderung fluktuatif di pasar global.
Kondisi ini dapat mengakibatkan ketidakpastian pendapatan ekspor dan
berdampak negatif pada pendapatan negara.
 Kurangnya Diversifikasi Ekspor: Ketergantungan pada komoditas tertentu
membuat ekonomi Indonesia rentan terhadap perubahan harga global,
permintaan, dan peraturan lingkungan yang ketat. Diversifikasi ekspor adalah
strategi untuk mengurangi risiko ini.
 Kerusakan Lingkungan: Produksi komoditas seperti kelapa sawit sering kali
melibatkan deforestasi dan masalah lingkungan lainnya, yang dapat
mendatangkan tekanan internasional terkait dengan keberlanjutan dan
masalah lingkungan.
3. Kualitas Infrastruktur dan Nilai Tambah Rendah
Banyak produk ekspor Indonesia memiliki nilai tambah yang rendah karena
kurangnya inovasi dan pengolahan di dalam negeri. Masalah ini melibatkan
beberapa aspek :

 Biaya Produksi yang Tinggi : Kurangnya pengolahan dalam negeri


mengakibatkan impor bahan baku yang lebih mahal. Selain itu, biaya
logistik dan transportasi yang tinggi juga dapat meningkatkan biaya
produksi.
 Kurangnya Daya Saing Global: Produk dengan nilai tambah rendah
cenderung memiliki daya saing yang terbatas di pasar internasional.
Negara-negara dengan nilai tambah yang lebih tinggi mungkin memiliki
keunggulan kompetitif yang lebih besar.
 Diversifikasi dan Inovasi Terbatas: Ketidakmampuan untuk mengolah
produk lebih lanjut dan menciptakan produk bernilai tambah dapat
menghambat upaya diversifikasi ekspor dan inovasi dalam perekonomian
Indonesia.
4. Hambatan Perdagangan
Hambatan perdagangan mencakup berbagai kendala, seperti tarif, bea masuk,
kuota impor, serta peraturan dan persyaratan teknis yang kompleks. Beberapa
masalah yang terkait dengan hambatan perdagangan di Indonesia adalah
sebagai berikut :
 Tarif dan Bea Masuk: Tarif dan bea masuk yang tinggi dapat meningkatkan
biaya impor dan menghambat akses ke pasar ekspor. Upaya untuk
mengurangi tarif dan bea masuk dapat membantu meningkatkan daya
saing produk Indonesia di pasar internasional.
 Kuota Impor: Dalam beberapa kasus, negara-negara dapat
memberlakukan kuota impor, yang membatasi jumlah barang yang dapat
diimpor dari Indonesia. Ini dapat membatasi pertumbuhan ekspor.
 Peraturan Teknis dan Sanitasi: Persyaratan teknis dan sanitasi yang ketat
dapat menghambat ekspor produk tertentu, seperti makanan dan produk
pertanian. Upaya untuk memenuhi standar internasional dapat memerlukan
investasi tambahan dan waktu.
 Hambatan Non-Tarif: Hambatan non-tarif, seperti peraturan yang berbelit-
belit dan birokrasi yang rumit, dapat memperlambat proses perdagangan
dan menambah biaya ekspor.
5. Isu-isu Sanitasi dan Fitosanitasi
Isu-isu sanitasi dan fitosanitasi berkaitan dengan persyaratan dan standar
keamanan pangan, hewan, dan tumbuhan yang diberlakukan oleh negara
penerima terhadap impor. Isu-isu ini dapat mempengaruhi ekspor produk
pertanian dan perikanan Indonesia, termasuk produk seperti kopi, kelapa sawit,
dan udang. Beberapa masalah terkait dengan isu-isu ini meliputi :
 Kepatuhan terhadap Standar Internasional : Kepatuhan terhadap standar
internasional seperti Codex Alimentarius dan persyaratan terkait keamanan
pangan dan kebersihan lingkungan adalah tantangan bagi eksportir
Indonesia.
 Kemungkinan Pembatasan Impor : Negara-negara tujuan seringkali
memiliki persyaratan ketat yang harus dipenuhi oleh produsen Indonesia
sebelum produk mereka dapat diimpor. Ketidakpatuhan dapat
mengakibatkan penolakan produk atau pembatasan impor.
6. Kemungkinan Perubahan Kebijakan di Luar Negeri
Perubahan dalam kebijakan perdagangan dan proteksionisme di negara mitra
dagang dapat memiliki dampak signifikan pada ekspor Indonesia. Beberapa isu
terkait adalah :
 Ketidakpastian Kebijakan : Perubahan dalam kebijakan perdagangan
negara-negara mitra dagang, terutama yang melibatkan peningkatan tarif
atau pembatasan impor, dapat mengganggu rencana perdagangan dan
strategi ekspor Indonesia.
 Dampak Hubungan Bilateral: Ketegangan atau konflik perdagangan antara
Indonesia dan mitra dagangnya dapat merugikan perdagangan
internasional dan pertumbuhan ekonomi.
 Pemantauan Kebijakan Global: Pemerintah Indonesia harus aktif
memantau perkembangan dalam kebijakan perdagangan global dan
bersiap menghadapi perubahan yang mungkin terjadi.

Solusi mengatasi Masalah dalam perdagangan antarnegara bagi Indonesia


Untuk mengatasi masalah dalam perdagangan antarnegara bagi Indonesia,
diperlukan serangkaian solusi dan tindakan strategis. Berikut adalah beberapa solusi
yang dapat dipertimbangkan :
1. Diversifikasi Ekspor
Salah satu solusi utama adalah mendiversifikasi produk ekspor. Indonesia harus
berupaya untuk mengurangi ketergantungan pada komoditas utama seperti
minyak dan gas bumi, batubara, dan kelapa sawit. Dengan berfokus pada produk
yang memiliki nilai tambah lebih tinggi, seperti produk manufaktur dan jasa,
Indonesia dapat menciptakan portofolio ekspor yang lebih beragam.
2. Peningkatan Kualitas Infrastruktur
Investasi dalam perbaikan infrastruktur dan logistik sangat penting. Peningkatan
kualitas jalan, pelabuhan, bandara, dan konektivitas antarwilayah akan membantu
mengurangi biaya logistik dan meningkatkan efisiensi dalam rantai pasokan. Ini
akan membuat produk-produk Indonesia lebih kompetitif di pasar internasional.
3. Inovasi dan Riset & Pengembangan
Mendorong inovasi dalam produksi dan meningkatkan investasi dalam riset dan
pengembangan akan membantu menciptakan produk dengan nilai tambah yang
lebih tinggi. Ini akan memberikan daya saing yang lebih kuat di pasar global dan
membantu Indonesia keluar dari peran sebagai penghasil komoditas mentah.
4. Promosi Perdagangan
Melalui kampanye promosi perdagangan yang aktif, Indonesia dapat memperluas
pangsa pasar produknya di luar negeri. Pemerintah dan asosiasi industri dapat
bekerja sama untuk memasarkan produk-produk Indonesia dan meningkatkan
visibilitas di pasar global.
5. Negosiasi Perjanjian Perdagangan
Melalui perjanjian perdagangan bebas (FTA) dan perjanjian kemitraan ekonomi
(EPA), Indonesia dapat memfasilitasi akses produknya ke pasar asing dengan
mengurangi hambatan perdagangan. Mendorong negosiasi dan
penandatanganan lebih banyak FTA dengan mitra dagang yang relevan adalah
solusi yang dapat dipertimbangkan.
6. Pengembangan Sumber Daya Manusia
Meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pelatihan dan pendidikan
yang lebih baik akan mendukung inovasi dan produktivitas. Tenaga kerja yang
terampil dan berpengetahuan dapat membantu meningkatkan nilai tambah dalam
proses produksi.
7. Keberlanjutan Lingkungan
Penting untuk mengatasi masalah lingkungan terkait dengan produksi komoditas,
seperti deforestasi. Indonesia perlu memperkuat pengelolaan lingkungan dan
mengikuti standar internasional untuk memastikan produksi yang lebih
berkelanjutan.
8. Peningkatan Hubungan Internasional
Mengembangkan hubungan internasional yang kuat dan menjalin kerjasama yang
erat dengan negara-negara mitra dagang adalah penting untuk menjaga stabilitas
perdagangan internasional. Diplomasi ekonomi dan kerjasama internasional
dalam memecahkan masalah perdagangan juga bisa membantu.

Solusi-solusi ini harus diimplementasikan bersamaan dengan upaya pencegahan


korupsi, penyederhanaan regulasi, dan reformasi kebijakan lainnya untuk
menciptakan lingkungan bisnis yang lebih kondusif. Melalui langkah-langkah ini,
Indonesia dapat mengatasi masalah dalam perdagangan antarnegara dan
meningkatkan daya saing ekonominya di pasar global.

Terimakasih…

Sumber :
- Modul EKMA4367 – Hubungan Industrial
- https://www.ocbcnisp.com/id/article/2022/11/16/hambatan-perdagangan-
internasional
- https://www.liputan6.com/hot/read/5425759/jelaskan-masalah-dalam-
perdagangan-antarnegara-bagi-indonesia-

Anda mungkin juga menyukai