08
Sejarah Pancasila
Istilah Pancasila dalam kitab “Negarakertagama”
Secara etimologi kata Pancasila berasal dari bahasa Sansekerta yang dikutip dari dari kitab
Negarakertagama yaitu “Pantjasyila”, Pantja yang berarti lima sedangkan syila yang berarti
sendi/alas/dasar. Dalam pengertian lain, syila berarti juga peraturan tingkah laku yang
penting/baik. Dengan demikian, Pantjasyila (Pancasila) pada waktu itu berarti lima dasar atau
lima peraturan tingkah laku yang penting/baik.
Dalam kitab Negarakertagama karangan dari Mpu Prapanca (1365) disebutkan di dalamnya
terdapat istilah Pancasila, disini Pancasila diartikan sebagai lima perintah yang berisi lima
larangan, yakni sebagai berikut:
1) Dilarang melakukan kekerasan.
2) Dilarang mencuri.
3) Dilarang berjiwa dengki.
4) Dilarang berbohong.
5) Dilarang mabuk karena minuman keras.
Di negara kita, istilah Pancasila pertama kali ditemukan dalam buku Sutasoma karangan Mpu
Tantular yang ditulis pada jaman Kerajaaan Majapahit (abad 14). Hal ini membuktikan
bahwa Pancasila yang kita jadikan dasar negara sudah ada pada masa itu. Dalam istilah
tersebut Pancasila diartikan sebagai lima perintah kesusilaan (Pancasila Krama), yang berisi
lima larangan sebagai berikut:
1) Melakukan kekerasan.
2) Mencuri.
3) Berjiwa dengki.
4) Berbohong.
5) Mabuk akibat minuman keras
Secara etimologis istilah “Pancasila” berasal dari Sansekerta Dari India (bahasa kasta
Brahmana) adapun bahasa rakyat biasa adalah Bahasa Prakerta. Menurut Muhammad Yamin,
dalam bahasa sansekerta perkataan “Pancasila” memilki dua macam arti secara leksikal
yaitu :“panca” artinya “lima” “syila” vokal I pendek artinya “batu sendi”, “alas”, atau “dasar”
“syiila” vokal i panjang artinya “peraturan tingkah laku yang baik, yang penting atau yang
senonoh”.
Penggunaan Usulan Pancasila sebagai Nama Dasar Negara
Pada Tanggal 1 Juni menjadi tanggal yang sangat penting, karena di situlah Pancasila telah
lahir, dan inilah hari lahir dasar negara, pemersatu Sabang hingga Marauke. Tanggal 1 Juni
sempat jadi perdebatan di era kepemimpinan Presiden Soeharto, atau di era rezim orde baru.
Pasalnya, sikap pemerintah terhadap Pancasila ambigu sehingga pada tahun 1970, pemerintah
orde baru melalui Kopkamtib melarang peringatan 1 Juni sebagai hari lahir Pancasila.
Kendati demikian, dalam perkembangan selanjutnya pemerintah orde baru justru
mengembangkan Pancasila dengan memperkenalkan Eka Prasetya Panca Karsa, yang
menjadi materi dalam penataran P4 yang sifatnya wajib bagi semua instansi, baik pemerintah
maupun swasta. Sejak masa pemerintahan orde baru, sejarah tentang rumusan-rumusan awal
Pancasila didasarkan pada penelusuran sejarah oleh Nugroho Notosusanto melalui buku
“Naskah Proklamasi jang Otentik dan Rumusan Pancasila jang Otentik”.
Pengertian Pancasila
1. Pengertian Pancasila secara Etimologis
2. Pengertian Pancasila secara Historis
3. Pengertian Pancasila secara Terminologis
Pancasila sebagai dasar negara yang menjadi dasar, pedoman, maupun landasan
bernegara Republik Indonesia akan memudahkan dalam memberikan jaminan atas stabilitas
dan kelestarian jalannya pemerintahan Negara Republik Indonesia. Juga memberikan
jaminan akan kestabilan serta tegaknya tatanan hukum sehingga dapat mengawasi dan
mendeteksi terhadap kemungkinan terjadinya penyimpangan-penyimpangan dalam
pelaksanaan pembangunan nasional, termasuk segenap program-pogram yang telah
digariskan dalam pencapaian sasaran.
Pancasila sebagai dasar negara juga dapat memberikan motivasi atas keberhasilan srta
tercapainya suatu cita-cita/tujuan nasional yang juga merupakan cita-cita proklamasi
kemerdekaan Republik Indonesia, yaitu suatu masyarakat yang adil dan makmur, hidup
berdampingan dengan negara-negara di dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi
dan keadilan sosial
Secara teknis dapat dikatakan bahwa pokok-pokok pikiran yang terdapat dalam pembukaan
UUD-NRI Tahun1945 adalah garis besar cita-cita yang terkandung dalam Pancasila.
Batang tubuh UUD-NRI Tahun 1945 merupakan pokok-pokok nilai-nilai Pancasila yang
disusun dalam pasal-pasal.