Anda di halaman 1dari 2

Ujian Tengah Semester

Ilmu Perundang - Undangan

Nama : Taufiq Hamzah


NPM : 183112330050134
ILMU PERUNDANG-UNDANGAN
Dosen Pengampu: Ahmad Sobari, SH., MH., Ph.D.

Soal.
1. Jelaskan perbedaan antara ajaran dari Hans Kelsen dengan Hans Nawiasky tentang
hierarki norma hukum.
2. Berdasarkan tata urutan perundang-undangan UU No.12 Tahun 2011 pasal 7 ayat 1,
maka TAP MPR ada di atas Undang-Undang. Pertanyaannya, Lembaga manakah
yang berwenang menguji produk berupa TAP MPR itu?

Jawab .
1. Teori Hans Kelsen membahas jenjang norma secara umum (general) dalam arti
berlaku untuk semua jenjang norma (termasuk norma hukum Negara), sedangkan
Hans Nawiasky membahas teori jenjang norma itu secara lebih khusus, yaitu
dihubungkan dengan suatu Negara. Di dalam teorinya Hans Nawiasky menyebutkan
norma dasar negara itu tidak dengan sebutan staatsgrundnorm melainkan dengan
istilah staatsfundamentalnorm.
Hans Nawiasky berpendapat bahwa istilah staatsgrundnorm tidak tepat apabila
dipakai dalam menyebut norma dasar negara, oleh karena pengertian grundnorm itu
mempunyai kecenderungan untuk tidak berubah, atau bersifat tetap, sedangkan di
dalam suatu negara norma dasar negara itu dapat berubah sewaktu-waktu karena
adanya suatu pemberontakan, kudeta dan sebagainya. Pendapat Hans Nawiasky ini
dinyatakan sebagai berikut:
“Norma tertinggi dalam Negara sebaiknya tidak disebut staatsgrundnorm melainkan
staatsfundamentalnorm, norma fundamental Negara. Pertimbangannya adalah karena
grundnorm dari suatu tatanan norma pada dasarnya tidak berubah-ubah, sedangkan
norma tertinggi suatu Negara mungkin berubah-ubah oleh pemberontakan, coup
d’etat, putsch, Anschluss dan sebagainya”
Di dalam teorinya Hans Kelsaen norma dasar di sebut dengan Grundnorm sedangkan
dalam teorinya Hans Nwiasky disebut dengan istilah Staatsfundamentalnorm
2. Pasal 7 ayat 1 UU 12 tahun2011, kedudukan TAP MPR ditetapkan secara hierarkis
berada di bawah UUD 1945 dan di atas undang-undang. Karena itu, TAP MPR
mempunyai kedudukan yang secara hierarkis berada di atas undang-undang, dalam
UUD 1945 pasal 24 ayat (1) juga hanya mengatur kewenangan Mahkamah Konstitusi
dan Mahkamah Agung. Untuk pengujian TAP MPR tidak terdapat dasar hukum
lembaga mana yang berwenang melakukan pengujian.

Anda mungkin juga menyukai