#3 Panduan Indikator Prog GKIA
#3 Panduan Indikator Prog GKIA
INDIKATOR
PROGRAM GIZI
DAN KESEHATAN
IBU DAN ANAK
Disusun oleh
Direktorat Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak
Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat
DAFTAR ISI
Kata Pengantar 3
Lampiran 100
KATA PENGANTAR
Plt. Direktur Gizi dan KIA
Target
No Indikator
2022 2023 2024
Ibu hamil
Target
No Indikator
2022 2023 2024
13 Cakupan Ibu Hamil mendapat TTD selama masa 82% 85% 90%
kehamilan minimal 90 Tablet
Target
No Indikator
2022 2023 2024
Bayi
Target
No Indikator
2022 2023 2024
Balita
Target
No Indikator
2022 2023 2024
Target
No Indikator
2022 2023 2024
Institusi
Sekolah
Posyandu
300.188 600.376
69 Jumlah Kader Mendapat Orientasi PMBA - * **
Target
No Indikator
2022 2023 2024
Puskesmas
Target
No Indikator
2022 2023 2024
FKTL
Kabupaten/kota
Definisi Operasional
Remaja putri SMP dan SMA sederajat yang mengonsumsi tablet tambah darah
sesuai standar dibagi jumlah remaja putri SMP dan SMA sederajat dikali 100%.
Sekolah dan madrasah jenjang SMP dan SMA atau sederajat mencakup milik
pemerintah maupun swasta, termasuk sekolah khusus.
Mengonsumsi TTD sesuai standar adalah TTD mengandung zat besi setara
dengan 60 mg besi elemental dan 0,4 mg asam folat atau TTD lainnya dengan
kandungan yang sesuai dengan standar WHO dan diminum secara rutin 1 tablet
setiap minggu minimal 26 tablet dalam setahun.
Rumus Perhitungan
%Remaja putri Jumlah remaja putri SMP dan SMA sederajat yang
mendapat tablet = mendapat tablet tambah darah
x 100%
tambah darah Jumlah sasaran jumlah siswi SMP dan SMA sederajat
%Remaja putri Jumlah remaja putri SMP dan SMA sederajat yang
mengonsumsi = mengonsumsi tablet tambah darah
x 100%
tablet tambah Jumlah sasaran jumlah siswi SMP dan SMA sederajat
darah
Frekuensi Laporan
1. Pencatatan dilakukan setiap minggu pada saat remaja putri mendapatkan
dan mengonsumsi TTD
2. Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulan melalui Sigizi Terpadu
3. Laporan tahunan diperoleh berdasarkan kumulatif bulan Januari sampai
Desember
Definisi Operasional
Remaja putri SMP/sederajat kelas 7 dan remaja putri SMA/sederajat kelas 10 yang
dilakukan skrining anemia dengan pemeriksaan hemoglobin dibagi jumlah remaja
putri SMP/sederajat kelas 7 dan remaja putri SMA/sederajat kelas 10 di wilayah
tersebut dan dikali 100%.
Rumus Perhitungan
%Remaja putri Jumlah remaja putri SMP/sederajat kelas 7 dan remaja putri
yang diskrinning = SMA/sederajat kelas 10 yang dilakukan skrining anemia
x 100%
anemia Jumlah remaja putri SMP/sederajat kelas 7 dan SMA/sederajat
kelas 10
Frekuensi Laporan
1. Pencatatan dilakukan setiap kali dilaksanakan pemeriksaan skrining anemia
2. Rekapitulasi laporan setiap bulan dilakukan secara kumulatif melalui Sigizi
Terpadu
3. Laporan tahunan diambil pada bulan Desember
Definisi Operasional
Remaja putri SMP/sederajat kelas 7 dan remaja putri SMA/sederajat kelas 10 yang
dari hasil pemeriksaan Hemoglobin (Hb) teridentifikasi anemia dibagi jumlah
remaja putri SMP/sederajat kelas 7 dan remaja putri SMA/sederajat kelas 10 yang
dilakukan pemeriksaan Hb dikali 100%.
Pemeriksaan hemoglobin menggunakan POCT (alat Hb meter dengan strip/ Hb
meter dengan microcuvet) atau Hb analyzer.
Rumus Perhitungan
%Remaja putri Jumlah remaja putri SMP/sederajat kelas 7 dan remaja putri
anemia = SMA/sederajat kelas 10 yang teridentifikasi anemia
x 100%
Jumlah remaja putri SMP/sederajat kelas 7 dan SMA/sederajat
kelas 10 yang dilakukan pemeriksaan Hb
Frekuensi Laporan
1. Pencatatan dilakukan setiap kali dilaksanakan pemeriksaan skrining anemia
2. Rekapitulasi laporan setiap bulan dilakukan secara kumulatif melalui Sigizi
Terpadu
3. Laporan tahunan diambil pada bulan Desember
Definisi Operasional
Persentase anak usia sekolah yang mendapatkan penjaringan kesehatan 1 kali
dalam setahun dibagi jumlah anak usia sekolah di wilayah kerja dalam kurun waktu
setahun.
Rumus Perhitungan
% anak usia
sekolah mendapat = Jumlah anak usia sekolah mendapat penjaringan kesehatan
x 100%
penjaringan Jumlah anak usia sekolah
kesehatan
Frekuensi Laporan
1. Pencatatan dilakukan setiap kali dilaksanakan penjaringan
2. Rekapitulasi laporan setiap bulan dilakukan secara kumulatif melalui Komdat
Kesmas
3. Laporan tahunan diambil pada bulan Desember
Definisi Operasional
K1 Akses
Kunjungan antenatal pertama dengan tidak melihat usia kehamilan dibagi seluruh
sasaran ibu hamil di suatu wilayah kerja dengan kurun waktu dalam 1 tahun yang
sama.
K1 Murni
Kunjungan antenatal pertama pada trimester 1 dibagi seluruh sasaran ibu hamil di
suatu wilayah kerja dengan kurun waktu dalam 1 tahun yang sama.
Rumus Perhitungan
Frekuensi Laporan
1. Pencatatan dilaksanakan setiap kali ada kunjungan
2. Pelaporan direkap setiap bulannya secara kumulatif
3. Laporan tahunan diambil pada bulan Desember
Rumus Perhitungan
% ibu hamil yang Jumlah ibu hamil yang memperoleh pelayanan antenatal 4x sesuai
mendapatkan = standar di wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
x 100%
permeriksaan Jumlah seluruh sasaran ibu hamil di suatu wilayah tersebut pada
kehamilan 4 kali
kurun waktu yang sama
Frekuensi Laporan
1. Pencatatan dilaksanakan setiap kali ada kunjungan
2. Pelaporan direkap setiap bulannya secara kumulatif
3. Laporan tahunan diambil pada bulan Desember
Definisi Operasional
Cakupan ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai standar
paling sedikit 6 kali dengan distribusi waktu 1 kali pada trimester ke-1, 2 kali pada
trimester ke-2, 3 kali pada trimester ke-3, dengan diperiksa oleh dokter minimal 1
kali pada trimester 1 dan minimal 1 kali pada trimester ke-3 di suatu wilayah kerja
pada kurun waktu tertentu dalam 1 tahun yang sama.
Pelayanan antenatal 6 kali dilakukan sesuai standar kualitas melalui 10 T antara lain:
pengukuran berat badan dan tinggi badan;
pengukuran tekanan darah;
pengukuran lingkar lengan atas (LiLA);
pengukuran tinggi puncak rahim (fundus uteri);
penentuan presentasi janin dan denyut jantung janin;
pemberian imunisasi sesuai dengan status imunisasi;
pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet;
tes laboratorium;
tata laksana/penanganan kasus;
temu wicara (konseling)
Rumus Perhitungan
% ibu hamil yang Jumlah ibu hamil yang memperoleh pelayanan antenatal 6x sesuai
mendapatkan = standar di wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
x 100%
permeriksaan Jumlah seluruh sasaran ibu hamil di suatu wilayah tersebut pada
kehamilan 6 kali
kurun waktu yang sama
Frekuensi Laporan
1. Pencatatan dilaksanakan setiap kali ada kunjungan
2. Pelaporan direkap setiap bulannya secara kumulatif
3. Laporan tahunan diambil pada bulan Desember
Definisi Operasional
Jumlah ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal dengan pemeriksaan
USG oleh dokter pada trimester 1 dibagi seluruh sasaran ibu hamil di suatu wilayah
kerja dalam 1 tahun yang sama.
Rumus Perhitungan
% ibu hamil ANC
K1 dengan USG = Jumlah ibu hamil yang pemeriksaan dengan USG di trimester 1
x 100%
Jumlah seluruh ibu hamil dilakukan K1 oleh dokter di suatu wilayah
tersebut pada kurun waktu yang sama
Frekuensi Laporan
1. Pencatatan dilaksanakan setiap kali ada kunjungan
2. Pelaporan direkap setiap bulannya secara kumulatif
3. Laporan tahunan diambil pada bulan Desember
Rumus Perhitungan
% ibu hamil ANC Jumlah ibu hamil yang mendapat pelayanan ANC dengan
Trimester 3 = pemeriksaan USG oleh dokter pada trimester 3
x 100%
dengan USG Jumlah ibu hamil yang diperiksa kehamilan di TM3 oleh dokter di
suatu wilayah tersebut pada kurun waktu yang sama
Frekuensi Laporan
1. Pencatatan dilaksanakan setiap kali ada kunjungan
2. Pelaporan direkap setiap bulannya secara kumulatif
3. Laporan tahunan diambil pada bulan Desember
2. Tenaga kesehatan merekap jumlah ibu hamil yang mendapatkan antenatal care
dengan pemeriksaan USG oleh dokter pada trimester 3 dan sasarannya.
Pelaporan dilakukan setiap bulannya ke dinas kesehatan kabupaten/kota.
3. Pemegang program di dinas kesehatan kabupaten/kota merekap ibu hamil
yang memperoleh pelayanan antenatal care dengan pemeriksaan USG oleh
dokter pada trimester 3 dan sasarannya. Pelaporan dilakukan setiap bulannya
secara kumulatif melalui Komdat Kesmas.
4. Cakupan dihitung dengan membagi jumlah ibu hamil yang memperoleh
pelayanan antenatal care dengan pemeriksaan USG oleh dokter pada trimester
3 dengan jumlah sasaran ibu hamil dilakukan TM 3 dokter di suatu wilayah kerja
kemudian dikali 100%.
Rumus Perhitungan
% ibu hamil risiko Jumlah ibu hamil dengan Lingkar Lengan Atas (LiLA) kurang dari
KEK = 23,5 cm
x 100%
Jumlah ibu hamil yang diukur LiLA
Frekuensi Laporan
1. Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu pada saat ibu melakukan
pemeriksaan kehamilan
2. Rekapitulasi laporan setiap bulan dilakukan secara kumulatif melalui Sigizi
Terpadu
3. Laporan tahunan diambil pada bulan Desember
3. Menghitung persentase ibu hamil KEK dengan membagi jumlah ibu hamil KEK
dengan ibu hamil yang diukur LiLA
3 4 4 6 10
Ibu hamil LilA kurang
23,5 cm sampai bulan
A, B, C, D, F, G, I,
ini (b) A, C, D A, C, D, F A, C, D, F A, B, C, D, F, K
K, L, N
6 9 10 12 15
Ibu hamil diukur LILA
A, B, C, D, A, B, C, D, E, F,
sampai bulan ini (c) A, B, C, D, A, B, C, D, A, B, C, D, E, F,
E, F, G, H, I, G, H, I, J, K, L, M,
E, F E, F, G, H, I G, H, I, J, K, L
J N, O
Rumus Perhitungan
% ibu hamil risiko
KEK mendapat = Jumlah ibu hamil berisiko KEK yang mendapat makanan tambahan
x 100%
Makanan Jumlah ibu hamil yang berisiko KEK
Tambahan
Frekuensi Laporan
1. Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu, pada saat ibu menerima makanan
tambahan
2. Rekapitulasi laporan setiap bulan dilakukan secara kumulatif melalui Sigizi
Terpadu
3. Laporan tahunan diambil pada bulan Desember
Rumus Perhitungan
% ibu hamil risiko Jumlah ibu hamil berisiko KEK yang mengonsumsi makanan
KEK mengonsumsi = tambahan
x 100%
Makanan Jumlah ibu hamil yang berisiko KEK
Tambahan
Frekuensi Laporan
1. Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu, pada saat ibu menerima
makanan tambahan
2. Rekapitulasi laporan setiap bulan dilakukan secara kumulatif melalui Sigizi
Terpadu
3. Laporan tahunan diambil pada bulan Desember
Rumus Perhitungan
Frekuensi Laporan
1. Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu, pada saat ibu melakukan
pemeriksaan kehamilan
2. Rekapitulasi laporan setiap bulan dilakukan secara kumulatif melalui Sigizi
Terpadu
3. Laporan tahunan diambil pada bulan Desember
10. Cakupan Ibu Hamil yang Mengonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD)
minimal 90 tablet
Definisi Operasional
Jumlah ibu hamil yang mengonsumsi TTD sesuai standar (minimal 90 tablet) selama
kehamilan dibagi seluruh sasaran ibu hamil di suatu wilayah kerja dalam 1 tahun yang
sama.
Mengonsumsi TTD sesuai standar adalah TTD mengandung zat besi setara dengan
60 mg besi elemental dan 0,4 mg asam folat atau TTD lainnya dengan kandungan
yang sesuai dengan standar WHO.
Rumus Perhitungan
Frekuensi Laporan
1. Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu, pada saat ibu melakukan
pemeriksaan kehamilan
2. Rekapitulasi laporan setiap bulan dilakukan secara kumulatif melalui Sigizi
Terpadu
3. Laporan tahunan diambil pada bulan Desember
Rumus Perhitungan
% ibu hamil
memiliki buku = Jumlah ibu hamil yang memiliki buku KIA
x 100%
KIA Jumlah ibu hamil
Frekuensi Laporan
1. Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu, pada saat ibu melakukan
pemeriksaan kehamilan
2. Rekapitulasi laporan setiap bulan dilakukan secara kumulatif melalui Komdat
Kesmas
3. Laporan tahunan diambil pada bulan Desember
12. Persentase Ibu hamil yang mengikuti kelas ibu hamil minimal 4 kali
Definisi Operasional
Jumlah ibu hamil yang telah mengikuti minimal 4 (empat) kali kelas ibu hamil dibagi
seluruh sasaran ibu hamil di suatu wilayah kerja dalam 1 tahun yang sama
Rumus Perhitungan
% ibu hamil Jumlah ibu hamil yang mengikuti kelas ibu hamil
mengikuti kelas = minimal 4 kali
x 100%
ibu hamil Jumlah ibu hamil
Frekuensi Laporan
1. Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu, pada saat ibu melakukan kelas ibu
hamil minimal 4x kali
2. Rekapitulasi laporan setiap bulan dilakukan secara kumulatif melalui Komdat
Kesmas
3. Laporan tahunan diambil pada bulan Desember
Definisi Operasional
Jumlah ibu hamil yang mengalami komplikasi preeklampsia/obesitas/anemia/KEK
/perdarahan/jantung/infeksi/dll dibagi seluruh ibu hamil dalam 1 tahun yang sama
Rumus Perhitungan
% ibu hamil
Jumlah ibu hamil komplikasi
komplikasi = x 100%
Jumlah ibu hamil
Frekuensi Laporan
1. Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu, pada saat ibu melakukan
kunjungan kehamilan
2. Rekapitulasi laporan setiap bulan dilakukan secara kumulatif melalui Komdat
Kesmas
3. Laporan tahunan diambil pada bulan Desember
Definisi Operasional
Jumlah ibu hamil yang mengalami semua komplikasi obstetri dan non obstetri:
preeklampsia atau obesitas, atau anemia, atau KEK, atau perdarahan, jantung, infeksi
dirujuk ke RS dibagi seluruh ibu hamil yang mengalami komplikasi preeklampsia atau
obesitas, atau anemia, atau KEK, pendarahan, jantung, infeksi dalam 1 tahun yang
sama
Rumus Perhitungan
% ibu hamil
Jumlah ibu hamil komplikasi yang dirujuk ke RS
komplikasi yang = x 100%
dirujuk ke RS Jumlah ibu hamil
Frekuensi Laporan
1. Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu, pada saat ibu melakukan
kunjungan kehamilan
2. Rekapitulasi laporan setiap bulan dilakukan secara kumulatif melalui Komdat
Kesmas
3. Laporan tahunan diambil pada bulan Desember
Definisi Operasional
Ibu bersalin yang mendapatkan pertolongan persalinan oleh tim penolong persalinan
minimal 2 (dua) orang terdiri dari:
Dokter dan bidan atau
2 orang bidan, atau
Bidan dan perawat
Fasilitas pelayanan kesehatan sesuai standar adalah puskesmas, jejaring dan
jaringannya serta Rumah Sakit sesuai standar persalinan antara lain:
Standar persalinan normal mengacu pada Asuhan Persalinan Normal (APN)
Standar persalinan komplikasi mengacu pada Buku Saku Pelayanan Kesehatan
Ibu di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan atau pedoman terakhir
yang berlaku
pada Kurun waktu tertentu adalah kurun waktu pelaporan (1 bulan, 3 bulan, 1 tahun)
Rumus Perhitungan
Frekuensi Laporan
1. Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu, pada saat ibu melakukan
persalinan di setiap tingakat fasyankes
2. Rekapitulasi laporan setiap bulan dilakukan secara kumulatif melalui Komdat
Kesmas
3. Laporan tahunan diambil pada bulan Desember
Definisi Operasional
Jumlah kematian perempuan selama kehamilan atau dalam periode 42 hari setelah
berakhirnya kehamilan (tanpa memandang usia gestasi), akibat semua sebab yang
terkait dengan atau diperberat oleh kehamilan atau penanganannya, tetapi bukan
disebabkan oleh kecelakaan/cedera atau kejadian incidental
Frekuensi Laporan
1. Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu
2. Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulannya dan dilaporkan melalui MPDN
3. Rekapitulasi data tahunan diperoleh melalui penjumlahan data bulan Januari
sampai Desember (kumulatif)
Frekuensi Laporan
1. Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu
2. Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulannya dan dilaporkan melalui MPDN
3. Rekapitulasi data tahunan diperoleh melalui penjumlahan data bulan Januari
sampai Desember (kumulatif)
Frekuensi Laporan
1. Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu melalui MPDN
2. Rekapitulasi data tahunan diperoleh melalui penjumlahan data bulan Januari
sampai Desember (kumulatif)
Definisi Operasional
Ibu hamil anemia adalah ibu hamil dengan kadar Hemoglobin (Hb) kurang dari 11 g/dl
(TM 1 dan TM 3) atau kurang dari 10,5 g/dl (TM 2).
Anemia adalah suatu kondisi dimana terdapat kekurangan sel darah merah atau
hemoglobin.
Panduan Indikator Program Gizi dan KIA 34
Indikator Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil
Rumus Perhitungan
% ibu hamil
=
Jumlah ibu hamil anemia
anemia x 100%
Jumlah ibu hamil yang diperiksa Hb
Frekuensi Laporan
1. Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu pada saat ibu melakukan
pemeriksaan kehamilan
2. Rekapitulasi laporan setiap bulan dilakukan secara kumulatif melalui Sigizi
Terpadu
3. Laporan tahunan diambil pada bulan Desember
Definisi Operasional
Jumlah ibu hamil yang mendapatkan atau sudah pernah diimunisasi vaksin Covid-19
dibagi seluruh ibu hamil dalam 1 tahun yang sama.
Rumus Perhitungan
% ibu hamil yang Jumlah ibu hamil yang mendapatkan (/sudah) imunisasi
mendapatkan = Covid-19
Jumlah ibu hamil
x 100%
(/sudah)
imuniasasi
Covid-19
Frekuensi Laporan
1. Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu pada saat ibu melakukan
pemeriksaan kehamilan
2. Rekapitulasi laporan setiap bulan dilakukan secara kumulatif melalui Komdat
Kesmas
3. Laporan tahunan diambil pada bulan Desember
Definisi Operasional
Jumlah ibu hamil yang mendapatkan imunisasi vaksin Td dibagi seluruh ibu hamil
dalam 1 tahun yang sama.
Rumus Perhitungan
% Ibu Hamil
= Jumlah ibu hamil yang mendapatkan imunisasi Td
yang x 100%
mendapatkan Jumlah ibu hamil
imunisasi Td
Frekuensi Laporan
1. Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu pada saat ibu melakukan
pemeriksaan kehamilan
2. Rekapitulasi laporan setiap bulan dilakukan secara kumulatif melalui Komdat
Kesmas
3. Laporan tahunan diambil pada bulan Desember
Definisi Operasional
Jumlah ibu bersalin yang mendapat pemeriksaan nifas sesuai standar oleh tenaga
kesehatan dengan ketentuan:
Minimal 1 kali pada 6-48 jam setelah melahirkan
Minimal 1 kali pada hari ke 3-7 setelah melahirkan
Minimal 1 kali pada hari ke 8-28 setelah melahirkan
Minimal 1 kali pada hari 29-42 setelah melahirkan
Dibagi jumlah sasaran ibu bersalin di suatu wilayah kerja dalam dalam 1 tahun yang
sama
Rumus Perhitungan
% ibu nifas Jumlah ibu nifas yang mendapat
mendapat = pelayanan nifas lengkap 4 kali
Jumlah sasaran ibu nifas
x 100%
pelayanan nifas
lengkap 4 kali
Frekuensi Laporan
1. Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu, pada saat ibu mendapatkan
pemeriksaan di setiap tingakat fasyankes
2. Rekapitulasi laporan setiap bulan dilakukan secara kumulatif melalui Komdat
Kesmas
3. Laporan tahunan diambil pada bulan Desember
Rumus Perhitungan
% ibu nifas
=
Jumlah ibu nifas mendapat kapsul vitamin A
mendapat x 100%
kapsul vitamin A Jumlah sasaran ibu nifas
Frekuensi Laporan
1. Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu pada saat ibu bersalin
2. Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulan
3. Rekapitulasi data tahunan diperoleh melalui penjumlahan data bulan Januari
sampai Desember
Rumus Perhitungan
% bayi baru lahir
Jumlah bayi baru lahir mendapat IMD
mendapat IMD = x 100%
Jumlah sasaran bayi baru lahir hidup
Frekuensi Laporan
1. Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu pada saat bayi baru lahir
2. Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulan melalui Sigizi Terpadu
3. Rekapitulasi data tahunan diperoleh melalui penjumlahan data bulan Januari
sampai Desember
Rumus Perhitungan
% bayi dengan Jumlah bayi baru lahir hidup dengan berat badan
BBLR = <2500 gram
x 100%
Jumlah bayi baru lahir hidup yang ditimbang
Frekuensi Laporan
1. Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu pada saat bayi baru lahir hidup
2. Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulan melalui Sigizi Terpadu
3. Rekapitulasi data tahunan diperoleh melalui penjumlahan data bulan Januari
sampai Desember.
Rumus Perhitungan
% bayi dengan Jumlah bayi baru lahir hidup < 2500 gram yang
BBLR yang = mendapat buku KIA bayi kecil
x 100%
mendapat buku Jumlah bayi baru lahir hidup dengan berat badan
KIA bayi kecil <2500 gram
Frekuensi Laporan
1. Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu pada saat bayi baru lahir
2. Rekapitulasi laporan setiap bulan dilakukan secara kumulatif melalui Komdat
Kesmas
3. Laporan tahunan diambil pada bulan Desember
Rumus Perhitungan
% bayi baru lahir Jumlah bayi baru lahir komplikasi (BBLR, prematur,
komplikasi (BBLR, = asfiksia, dll)
prematur, asfiksia) x 100%
Jumlah sasaran bayi baru lahir
Frekuensi Laporan
1. Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu pada saat persalinan
2. Rekapitulasi laporan setiap bulan dilakukan secara kumulatif melalui Komdat
Kesmas
3. Laporan tahunan diambil pada bulan Desember
Rumus Perhitungan
% Bayi baru lahir Jumlah bayi baru lahir komplikasi yang dirujuk ke RS
komplikasi yang = x 100%
dirujuk ke RS Jumlah bayi baru lahir dengan komplikasi
Frekuensi Laporan
1. Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu pada saat persalinan
2. Rekapitulasi laporan setiap bulan dilakukan secara kumulatif melalui Komdat
Kesmas
3. Laporan tahunan diambil pada bulan Desember
Rumus Perhitungan
% Bayi baru lahir
mendapat =
Jumlah Bayi baru lahir mendapat pelayanan lengkap
pelayanan x 100%
Jumlah sasaran bayi baru lahir
lengkap (KN 3)
Frekuensi Laporan
1. Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu pada saat kunjungan ketiga
neonates (KN3)
2. Rekapitulasi laporan setiap bulan dilakukan secara kumulatif melalui Komdat
Kesmas
3. Laporan tahunan diambil pada bulan Desember
Definisi Operasional
Jumlah bayi baru lahir yang dilakukan SHK di suatu wilayah kerja dalam kurun 1
tahun yang sama dibagi seluruh bayi baru lahir di suatu wilayah kerja dalam kurun 1
tahun yang sama
Rumus Perhitungan
% Bayi baru lahir
yang dilakukan = Jumlah Bayi baru lahir yang dilakukan SHK
Skrinning x 100%
Jumlah sasaran bayi baru lahir
Hipotiroid
Kongenital
Frekuensi Laporan
1. Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu pada saat dilakukan skrinning
2. Rekapitulasi laporan setiap bulan dilakukan secara kumulatif melalui Komdat
Kesmas
3. Laporan tahunan diambil pada bulan Desember
Rumus Perhitungan
% Bayi Baru Lahir
Jumlah Bayi baru lahir positif Hipotiroid Kongenital
positif Hipotiroid =
Kongenital x 100%
Jumlah seluruh bayi baru lahir yang dilakukan SHK di suatu
wilayah kerja
Frekuensi Laporan
1. Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu
2. Rekapitulasi laporan setiap bulan dilakukan secara kumulatif melalui Komdat
Kesmas
3. Laporan tahunan diambil pada bulan Desember
Rumus Perhitungan
% Bayi Baru Lahir Jumlah Bayi baru lahir positif Hipotiroid Kongenital yang
positif Hipotiroid = mendapatkan terapi
Kongenital yang x 100%
Jumlah seluruh bayi baru lahir positif Hipotiroid kongenital
mendapatkan
terapi
Frekuensi Laporan
1. Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu pada saat kunjungan neonatal/bayi
2. Rekapitulasi laporan setiap bulan dilakukan secara kumulatif melalui Komdat Kesmas
3. Laporan tahunan diambil pada bulan Desember
Frekuensi Laporan
1. Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu dan dilaporkan melalui MPDN
2. Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulannya
3. Rekapitulasi data tahunan diperoleh melalui penjumlahan data bulan Januari sampai
Desember (kumulatif)
Frekuensi Laporan
1. Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu dan dilaporkan melalui MPDN
2. Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulannya
3. Rekapitulasi data tahunan diperoleh melalui penjumlahan data bulan Januari sampai
Desember (kumulatif)
Definisi Operasional
Tempat terjadinya kematian neonatus
Frekuensi Laporan
1. Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu dan dilaporkan melalui MPDN
2. Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulannya
3. Rekapitulasi data tahunan diperoleh melalui penjumlahan data bulan Januari sampai
Desember (kumulatif)
13. Persentase Bayi Baru Lahir yang dilakukan Skrinning Penyakit Jantung
Bawaan Kritis
Definisi Operasional
Jumlah bayi baru lahir yang dilakukan skrinning penyakit jantung bawaan kritis di
suatu wilayah kerja dalam kurun 1 tahun yang sama dibagi seluruh bayi baru lahir di
suatu wilayah kerja dalam kurun 1 tahun yang sama
Rumus Perhitungan
% Bayi Baru Lahir Jumlah bayi baru lahir yang dilakukan skrinning penyakit
yang dilakukan = jantung bawaan kritis
Skrinning Penyakit x 100%
Jumlah sasaran bayi baru lahir
Jantung Bawaan
Kritis
Frekuensi Laporan
1. Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu pada saat dilakukan skrinning
2. Rekapitulasi laporan setiap bulan dilakukan secara kumulatif melalui Komdat Kesmas
3. Laporan tahunan diambil pada bulan Desember
14. Persentase bayi baru lahir terdeteksi memiliki penyakit jantung bawaan
Kritis
Definisi Operasional
Jumlah bayi baru lahir yang terdeteksi memiliki penyakit jantung bawaan kritis
dibagi seluruh bayi baru lahir yang dilakukan skrinning penyakit jantung bawaan di
kritis suatu wilayah kerja dalam kurun 1 tahun yang sama
Rumus Perhitungan
% Bayi Baru Lahir Jumlah bayi baru lahir yang terdeteksi penyakit jantung
yang terdeteksi = bawaan kritis
Penyakit Jantung x 100%
Jumlah bayi baru lahir yang dilakukan skrinning penyakit
Bawaan Krtis jantung bawaan kritis
Frekuensi Laporan
1. Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu
2. Rekapitulasi laporan setiap bulan dilakukan secara kumulatif melalui Komdat Kesmas
3. Laporan tahunan diambil pada bulan Desember
15. Persentase Bayi Baru Lahir dengan Penyakit Jantung Bawaan Kritis
yang dirujuk
Definisi Operasional
Jumlah bayi baru lahir dengan penyakit jantung bawaan kritis yang dirujuk dibagi
seluruh bayi baru lahir yang memiliki penyakit jantung bawaan kritis di suatu wilayah
kerja dalam kurun 1 tahun yang sama
Rumus Perhitungan
% Bayi Baru Lahir Jumlah bayi baru lahir dengan penyakit jantung bawaan
dengan Penyakit = kritis yang dirujuk
Jantung Bawaan x 100%
Jumlah bayi baru lahir memiliki penyakit jantung bawaan
Kritis yang dirujuk kritis
Frekuensi Laporan
1. Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu
2. Rekapitulasi laporan setiap bulan dilakukan secara kumulatif melalui Komdat Kesmas
3. Laporan tahunan diambil pada bulan Desember
Rumus Perhitungan
% bayi stunting
=
Jumlah bayi pendek dan sangat pendek
x 100%
Jumlah balita yang diukur panjang/tinggi badan
Frekuensi Laporan
1. Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu saat melakukan pengukuran
2. Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulan
3. Laporan tahunan diperoleh berdasarkan rerata hasil pengukuran masalah gizi
dalam satu tahun.
Definisi Operasional
persentase balita umur 0 sampai 59 bulan dengan kategori status gizi berdasarkan
indeks Berat Badan menurut Panjang Badan (BB/PB) atau Berat Badan menurut
Tinggi Badan (BB/TB) memiliki Z-score kurang dari -2 SD.
Rumus Perhitungan
% balita wasting
Jumlah balita gizi kurang dan gizi buruk
=
x 100%
Jumlah balita yang diukur berat badan dan panjang/tinggi
badan
Frekuensi Laporan
1. Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu saat melakukan pengukuran
2. Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulan
3. Laporan tahunan diperoleh berdasarkan rerata hasil pengukuran masalah gizi dalam
satu tahun.
Rumus Perhitungan
% balita Jumlah balita BB kurang dan sangat kurang
underweight = x 100%
Jumlah balita yang diukur berat badannya
Frekuensi Laporan
1. Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu saat melakukan pengukuran
2. Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulan
3. Laporan tahunan diperoleh berdasarkan rerata hasil pengukuran masalah gizi dalam
satu tahun.
Rumus Perhitungan
% balita Jumlah balita gizi lebih dan obesitas
overweight =
x 100%
Jumlah balita yang diukur berat badan dan
panjang/tinggi badan
Data yang Dikumpulkan
1. Berat badan
2. Panjang/tinggi badan
3. Umur
4. Jenis kelamin
5. Jumlah balita overweight
6. Jumlah balita yang diukur berat badan dan panjang/tinggi badan
Frekuensi Laporan
1. Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu saat melakukan pengukuran
2. Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulan
3. Laporan tahunan diperoleh berdasarkan rerata hasil pengukuran masalah gizi dalam
satu tahun.
Rumus Perhitungan
% bayi usia Jumlah bayi usia<6 bulan mendapat ASI eksklusif
<6bulan =
x 100%
mendapat ASI Jumlah bayi usia<6 bulan yang di recall
eksklusif
Frekuensi Laporan
1. Recall dan entri data dilakukan setiap bulan
2. Rekapitulasi laporan dilakukan bulan Februari dan Agustus
3. Laporan tahunan diperoleh melalui penjumlahan data bulan Februari dan Agustus
dengan pertimbangan balita yang di recall pada bulan Februari berbeda dengan bayi
yang di recall pada bulan Agustus
4. Rekapitulasi hasil recall ASI Eksklusif setiap bulan Februari dan Agustus
Rekap catatan pemberian ASI pada KMS sesuai dengan tanda atau simbol
yang telah diisi pada bulan Februari atau Agustus dan jumlahkan masing-
masing kode-kode atau simbol sebagai berikut:
Raihan √ A √ X X X
Iqbal √ X X X X X
Milea √ √ √
Veronica √ √ √ √ √ √
Arsy √ A
Gaby - - - - √
5. Menentukan jumlah bayi yang masih ASI Eksklusif berdasarkan kelompok umur
0 bulan, 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan, 5 bulan dan 0 sampai 5 bulan
6. Menghitung persentase bayi yang masih ASI Eksklusif dengan membagi bayi
yang masih ASI dengan seluruh bayi yang di recall berdasarkan kelompok
umur
Definisi Operasional
persentase bayi yang sampai usia 6 bulan yang hanya diberi ASI saja tanpa makanan
atau cairan lain kecuali obat, vitamin dan mineral sejak lahir
Rumus Perhitungan
% balita usia 6 Jumlah bayi usia 6 bulan mendapat ASI eksklusif
bulan =
x 100%
mendapat ASI Jumlah bayi usia 6 bulan yang ada
Eksklusif
Frekuensi Laporan
1. Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu saat sasaran berusia 6 bulan
2. Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulan
3. Rekapitulasi data tahunan diperoleh melalui penjumlahan data bulan Januari sampai
Desember
Definisi Operasional
Persentase jumlah anak usia 6-23 bulan dengan status gizi baik berdasarkan indeks
BB/PB atau BB/TB dan tidak menderita penyakit yang memerlukan diet khusus yang
mengonsumsi ≥5 dari 8 jenis kelompok makanan (ASI) atau ≥4 dari 7 jenis kelompok
makanan (Non-ASI) (Minimum Diet Diversity/MDD) dan mengonsumsi makanan
makanan solid/padat, semi solid, lunak (Minimum Meal Freuquency/MMF) (termasuk
susu untuk anak nonASI) dengan frekuensi minimum (sesuai usia) (Minimum Milk
Feeding Frequency/MMFF).
Rumus Perhitungan
Frekuensi Laporan
1. Pencatatan dan entri data dilakukan setiap bulan Februari dan Agustus melalui Sigizi
Terpadu
2. Laporan tahunan diperoleh dari hasil pendataan pada bulan Agustus pada tahun
berjalan
Definisi Operasional
persentase anak usia 6-23 bulan dengan status gizi baik berdasarkan indeks BB/PB
atau BB/TB dan tidak menderita penyakit yang memerlukan diet khusus yang
mengonsumsi telur dan/atau makanan hewani selama seharian kemarin
Rumus Perhitungan
% anak 6-23 bulan Jumlah anak usia 6-23 bulan yang mengonsumsi telur
mengonsumsi = dan/atau sumber protein hewani lainnya
telur dan/atau Jumlah anak usia 6-23 bulan yang memiliki status gizi baik
x 100%
sumber protein dan di recall
hewani lainnya
Frekuensi Laporan
1. Pencatatan dan entri data dilakukan setiap bulan Februari dan Agustus melalui Sigizi
Terpadu
2. Laporan tahunan diperoleh dari hasil pendataan pada bulan Agustus pada tahun
berjalan
Rumus Perhitungan
% balita dipantau Jumlah balita yang dipantau pertumbuhan dan
pertumbuhan dan = perkembangan
perkembangan Jumlah sasaran balita
x 100%
Frekuensi Laporan
1. Pencatatan/entri data dilakukan setiap bulan saat balita sudah memenuhi kriteria
pemantauan pertumbuhan
2. Rekapitulasi laporan setiap bulan dilakukan secara kumulatif melalui Komdat Kesmas
3. Laporan tahunan diambil pada bulan Desember
Rumus Perhitungan
Jumlah balita berat badan kurang (underweight) tidak termasuk wasting yang
mendapat taburia
Frekuensi Laporan
1. Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu, pada saat dilakukan pelayanan
kesehatan balita (taburia didistribusikan)
2. Rekapitulasi laporan setiap bulan dilakukan secara kumulatif melalui Sigizi Terpadu
3. Laporan tahunan diambil pada bulan Desember
Rumus Perhitungan
% Bayi 6-11 bulan
Jumlah bayi 6-11 bulan mendapat kapsul vitamin A
mendapat =
kapsul vitamin A x 100%
Jumlah bayi 6-11 bulan
% Balita 12-59
Jumlah balita 12-59 bulan mendapat kapsul vitamin A
bulan mendapat =
kapsul vitamin A x 100%
Jumlah balita 12-59 bulan
% balita 6-59
Jumlah balita 6-59 bulan mendapat kapsul vitamin A
bulan mendapat =
kapsul vitamin A x 100%
Jumlah balita 6-59 bulan
Frekuensi Laporan
1. Pencatatan/entri data dilakukan setiap bulan Februari dan Agustus
2. Pelaporan dilakukan setiap bulan Februari dan Agustus
3. Laporan tahunan untuk cakupan bayi umur 6 – 11 bulan yang mendapat kapsul vitamin
A diperoleh melalui penjumlahan data bulan Februari dan Agustus sedangkan data
cakupan balita umur 12 –59 bulan yang mendapat kapsul vitamin A menggunakan data
bulan Agustus.
Rumus Perhitungan
% balita Jumlah balita ditimbang (D)
ditimbang =
x 100%
Jumlah sasaran balita
Frekuensi Laporan
1. Pencatatan/entri data dilakukan setiap bulan saat melakukan pemantauan
pertumbuhan
2. Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulan dikenal dengan laporan SKDN
3. Laporan tahunan diperoleh untuk melihat gambaran rerata balita ditimbang berat
badannya dengan menjumlahkan capaian bulan Januari sampai Desember kemudian
dicari reratanya.
Rumus Perhitungan
% balita Jumlah balita yang memiliki buku KIA/KMS
memiliki buku = x 100%
KIA/KMS Jumlah sasaran balita
Frekuensi Laporan
1. Pencatatan/entri data dilakukan setiap bulan saat melakukan pemantauan
pertumbuhan
2. Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulan dikenal dengan laporan SKDN
3. Laporan tahunan diperoleh untuk melihat gambaran kepemilikan buku KIA dengan
menggunakan data bulan Desember sebagai kondisi akhir dari periode pelaksanaan
program
Rumus Perhitungan
% balita Jumlah balita yang naik berat badannya
ditimbang naik = x 100%
berat badannya Jumlah balita yang ditimbang
Frekuensi Laporan
1. Pencatatan/entri data dilakukan setiap bulan saat melakukan pemantauan
pertumbuhan
2. Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulan dikenal dengan laporan SKDN
3. Laporan tahunan diperoleh untuk melihat gambaran rerata balita naik berat badannya
dengan menjumlahkan capaian bulan Januari sampai Desember kemudian dihitung
reratanya
15. Persentase balita gizi buruk mendapat pelayanan tata laksana gizi buruk
Definisi Operasional
persentase balita usia 0 – 59 bulan yang memiliki tanda klinis gizi buruk dan atau
Indeks Berat Badan menurut Panjang Badan (BB/PB) atau Berat Badan menurut
Tinggi Badan (BB/TB) dengan nilai z-score kurang dari -3 SD atau Lingkar Lengan
Atas (LiLA) <11.5 cm pada balita usia 6-59 bulan yang dirawat inap maupun rawat
jalan di fasilitas pelayanan kesehatan dan masyarakat sesuai dengan tata laksana
gizi buruk dibagi jumlah seluruh balita gizi buruk usia 0 – 59 bulan di suatu wilayah
kerja dalam kurun 1 tahun yang sama.
Rumus Perhitungan
%Balita gizi buruk Jumlah Balita gizi buruk usia 0-59 bulan mendapat pelayanan
usia 0-59 bulan = tatalaksana gizi buruk
mendapat x 100%
Jumlah seluruh balita gizi buruk usia 0-59 bulan
pelayanan
tatalaksana gizi
buruk
%Balita gizi buruk Jumlah Balita gizi buruk usia 0-5 bulan mendapat pelayanan
usia 0-5 bulan = tatalaksana gizi buruk
mendapat x 100%
Jumlah seluruh balita gizi buruk usia 0-5 bulan
pelayanan
tatalaksana gizi
buruk
%Balita gizi buruk Jumlah Balita gizi buruk usia 6-59 bulan mendapat pelayanan
usia 6-59 bulan = tatalaksana gizi buruk
mendapat x 100%
Jumlah seluruh balita gizi buruk usia 6-59 bulan
pelayanan
tatalaksana gizi
buruk
Frekuensi Laporan
1. Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu saat balita mendapat pelayanan tata
laksana gizi buruk
2. Rekapitulasi laporan setiap bulan dilakukan secara kumulatif melalui Sigizi Terpadu
3. Laporan tahunan diambil pada bulan Desember
Rumus Perhitungan
%Balita gizi Jumlah balita gizi kurang mendapat tambahan asupan gizi
kurang =
x 100%
mendapat Jumlah seluruh balita gizi kurang
tambahan
asupan gizi
Frekuensi Laporan
1. Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu saat balita mendapat makanan
tambahan
2. Rekapitulasi laporan setiap bulan dilakukan secara kumulatif melalui Sigizi Terpadu
3. Laporan tahunan diambil pada bulan Desember
17. Persentase balita berat badan tidak naik (T) yang mendapat tambahan
asupan gizi
Definisi Operasional
Persentase balita usia 6 - 59 bulan dengan berat badan tidak naik (T) berdasarkan
hasil penimbangan bulan sebelumnya (termasuk berat badan naik tidak
adekuat/tidak sesuai dengan garis pertumbuhan normal, berat badan tetap, dan
berat badan turun, kecuali balita dengan status gizi risiko BB lebih dan/atau risiko
gizi lebih/gizi lebih/obesitas) yang mendapat tambahan asupan gizi selain makanan
utama dalam bentuk makanan tambahan (baik pabrikan maupun berbasis pangan
lokal).
Rumus Perhitungan
%Balita berat Jumlah Balita berat badan tidak naik (T) mendapat tambahan
badan tidak naik = asupan gizi
x 100%
(T) mendapat Jumlah seluruh balita Balita berat badan tidak naik (T)
tambahan asupan
gizi
Frekuensi Laporan
1. Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu saat balita mendapat makanan tambahan
2. Rekapitulasi laporan setiap bulan melalui Sigizi Terpadu
3. Laporan tahunan diperoleh dengan melihat gambaran rerata capaian dengan
menjumlahkan capaian bulan Januari sampai Desember kemudian dicari reratanya
Rumus Perhitungan
%Balita berat Jumlah Balita berat badan kurang (BGM) mendapat tambahan
badan kurang = asupan gizi
x 100%
(BGM) mendapat Jumlah seluruh balita Balita berat badan kurang (BGM)
tambahan asupan
gizi
Frekuensi Laporan
1. Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu saat balita mendapat makanan
tambahan
2. Rekapitulasi laporan juga dilakukan setiap bulan melalui Sigizi Terpadu
3. Laporan tahunan diperoleh dengan melihat gambaran rerata capaian dengan
menjumlahkan capaian bulan Januari sampai Desember kemudian dicari reratanya
Rumus Perhitungan
%Balita dilayani Jumlah Balita dilayani SDIDTK
SDIDTK =
x 100%
Jumlah sasaran balita
Frekuensi Laporan
1. Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu
2. Rekapitulasi laporan setiap bulan dilakukan secara kumulatif melalui Komdat
Kesmas
3. Laporan tahunan diambil pada bulan Desember
Rumus Perhitungan
%Balita dilayani Jumlah Balita dilayani MTBS
MTBS =
x 100%
Jumlah balita sakit
Frekuensi Laporan
1. Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu
2. Rekapitulasi laporan setiap bulan dilakukan secara kumulatif melalui Komdat Kesmas
3. Laporan tahunan diambil pada bulan Desember
Rumus Perhitungan
%Balita stunting Jumlah Balita stunting yang dirujuk PKM ke RS
yang dirujuk = x 100%
PKM ke RS Jumlah seluruh balita stunting
Frekuensi Laporan
1. Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu
2. Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulan melalui Sigizi Terpadu
3. Laporan tahunan diperoleh dengan melihat gambaran rerata capaian dengan
menjumlahkan capaian bulan Januari sampai Desember kemudian dicari reratanya
Frekuensi Laporan
1. Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu
2. Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulannya dan dilaporkan melalui MPDN
Frekuensi Laporan
1. Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu
2. Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulannya dan dilaporkan melalui MPDN
Frekuensi Laporan
1. Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu
2. Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulannya dan dilaporkan melalui MPDN
Frekuensi Laporan
1. Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu
2. Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulannya dan dilaporkan melalui MPDN
Frekuensi Laporan
1. Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu
2. Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulannya dan dilaporkan melalui MPDN
Rumus Perhitungan
% rumah tangga
Jumlah rumah tangga mengonsumsi garam beriodium
mengonsumsi = x 100%
garam beriodium Jumlah rumah tangga yang disurvei/pendataan
Frekuensi Laporan
1. Pencatatan/entri data dilakukan setiap bulan Februari dan Agustus melalui Sigizi
Terpadu
2. Laporan tahunan diambil dari data bulan Agustus
Rumus Perhitungan
% sekolah
Jumlah sekolah melaksanakan UKS/M
melaksanakan = x 100%
UKS/M Jumlah sekolah di wilayah kerja
Frekuensi Laporan
1. Pencatatan dilakukan secara rutin
2. Rekapitulasi laporan setiap bulan dilakukan secara kumulatif melalui Komdat
Kesmas
3. Laporan tahunan diambil pada bulan Desember
Rumus Perhitungan
% sekolah Jumlah sekolah yang mendapatkan penjaringan kesehatan bagi
mendapatkan = siswa kelas 1 SD, 7 SMP dan 10 SMA sederajat oleh Puskesmas
x 100%
penjaringan jumlah sekolah SD, SMP, SMA sederajat di wilayah kerja
kesehatan Puskesmas.
Frekuensi Laporan
1. Pencatatan dilakukan secara rutin
2. Rekapitulasi laporan setiap bulan dilakukan secara kumulatif melalui Komdat
Kesmas
3. Laporan tahunan diambil pada bulan Desember
Rumus Perhitungan
% sekolah Jumlah sekolah SMP dan SMA/sederajat yang mendapatkan
melaksanakan = skrining anemia dengan pemeriksaan hemoglobin
x 100%
skrinning anemia jumlah sekolah SD, SMP, SMA sederajat di wilayah kerja
Puskesmas.
Frekuensi Laporan
1. Pencatatan dilakukan secara rutin
2. Rekapitulasi laporan setiap bulan dilakukan secara kumulatif melalui Sigizi
Terpadu
3. Laporan tahunan diambil pada bulan Desember
Rumus Perhitungan
% sekolah Jumlah sekolah SMP dan SMA/sederajat yang
melaksanakan = melaksanakan Aksi Bergizi
x 100%
Aksi Bergizi jumlah sekolah SMP, SMA sederajat di wilayah kerja Puskesmas.
Frekuensi Laporan
1. Pencatatan dilakukan secara rutin
2. Rekapitulasi laporan setiap bulan dilakukan secara kumulatif melalui Sigizi
Terpadu
3. Laporan tahunan diambil pada bulan Desember
Frekuensi Laporan
1. Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu
2. Rekapitulasi laporan setiap bulan dilakukan secara kumulatif melalui Sigizi
Terpadu
3. Laporan tahunan diambil pada bulan Desember
Frekuensi Laporan
1. Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu
2. Rekapitulasi laporan setiap bulan dilakukan secara kumulatif melalui Sigizi
Terpadu
3. Laporan tahunan diambil pada bulan Desember
Frekuensi Laporan
1. Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu
2. Rekapitulasi laporan setiap bulan dilakukan secara kumulatif melalui Sigizi
Terpadu
3. Laporan tahunan diambil pada bulan Desember
Frekuensi Laporan
1. Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu
2. Rekapitulasi laporan setiap bulan dilakukan secara kumulatif melalui Sigizi
Terpadu
3. Laporan tahunan diambil pada bulan Desember
Frekuensi Laporan
1. Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu
2. Rekapitulasi laporan setiap bulan dilakukan secara kumulatif melalui Sigizi
Terpadu
3. Laporan tahunan diambil pada bulan Desember
11. Jumlah Puskesmas dengan dokter terlatih USG/ Blended Learning KIA
Definisi Operasional
Jumlah Puskesmas yang memiliki dokter terlatih USG obstetric dasar terbatas
Frekuensi Laporan
1. Pencatatan dilakukan secara rutin
2. Rekapitulasi laporan setiap bulan dilakukan secara kumulatif melalui Komdat
Kesmas
3. Laporan tahunan diambil pada bulan Desember
Frekuensi Laporan
1. Pencatatan dilakukan secara rutin
2. Rekapitulasi laporan setiap bulan dilakukan secara kumulatif melalui Komdat
Kesmas
3. Laporan tahunan diambil pada bulan Desember
Frekuensi Laporan
1. Pencatatan/entri data dilakukan setiap bulan bersifat kumulatif di bulan
berikutnya (apabila ada penambahan Tenaga Kesehatan dilatih konseling di
bulan selanjutnya maka ditambahkan dengan bulan sebelumnya)
2. Laporan tahunan diambil pada bulan Desember
Frekuensi Laporan
1. Pencatatan/entri data dilakukan setiap bulan bersifat kumulatif di bulan
berikutnya (apabila ada penambahan Tenaga Kesehatan di bulan selanjutnya
maka ditambahkan dengan bulan sebelumnya)
2. Laporan tahunan diambil pada bulan Desember
Rumus Perhitungan
% puskesmas yang Jumlah Puskesmas yang melaksanakan pembinaan ke
melaksanakan sekolah 4 kali setahun
= x 100%
pembinaan ke sekolah 4
Jumlah Puskesmas di wilayah kerja kabupaten/kota
kali setahun melalui
UKS/M
Frekuensi Laporan
1. Pencatatan dilakukan setiap kali dilaksanakan pembinaan ke sekolah
2. Rekapitulasi laporan dilakukan setiap triwulan melalui Komdat Kesmas
3. Laporan tahunan diambil pada bulan Desember
Rumus Perhitungan
% Puskesmas memiliki Jumlah puskesmas yang memiliki alat pemeriksaan Hb
Hb meter dan stripnya yang dapat digunakan
= x 100%
Jumlah Puskesmas di wilayah kerja
Frekuensi Laporan
1. Pencatatan dilakukan secara rutin
2. Rekapitulasi laporan setiap bulan dilakukan secara kumulatif melalui Sigizi
Terpadu
3. Laporan tahunan diambil pada bulan Desember
Rumus Perhitungan
%Puskesmas
Melaksanakan Kelas Ibu Jumlah Puskesmas melaksanakan Kelas Ibu Balita
= x 100%
Balita
Jumlah Puskesmas di wilayah kerja kabupaten/kota
Frekuensi Laporan
1. Pencatatan dilakukan secara rutin
2. Rekapitulasi laporan setiap bulan dilakukan secara kumulatif melalui Komdat
Kesmas
3. Laporan tahunan diambil pada bulan Desembers
Rumus Perhitungan
%Puskesmas Jumlah Puskesmas mampu tatalaksana gizi buruk pada
mampu tatalaksana balita
= x 100%
gizi buruk pada balita
Jumlah Puskesmas
Frekuensi Laporan
1. Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu pada saat ada tenaga yang telah
mendapat pelatihan tata laksana gizi buruk
2. Rekapitulasi laporan dilakukan melalui Sigizi Terpadu
3. Rekapitulasi data tahunan diperoleh berdasarkan kondisi pada bulan Desember
19. Jumlah Puskesmas yang Memiliki Nakes Terlatih SDIDTK, PMBA atau
SDIDTK Terintegrasi PMBA
Definisi Operasional
Jumlah Puskesmas yang memiliki nakes terlatih SDIDTK, PMBA atau SDIDTK
terintegrasi PMBA
Frekuensi Laporan
1. Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu
2. Rekapitulasi laporan setiap bulan dilakukan secara kumulatif melalui Sigizi
Terpadu
3. Laporan tahunan diambil pada bulan Desembers
Rumus Perhitungan
% Puskesmas
melaksanakan Jumlah Puskesmas melaksanakan pendekatan MTBS
= x 100%
pendekatan MTBS
Jumlah Puskesmas
Frekuensi Laporan
1. Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu
2. ekapitulasi laporan setiap bulan dilakukan secara kumulatif melalui Komdat
Kesmas
3. Laporan tahunan diambil pada bulan Desember
Frekuensi Laporan
1. Pencatatan data dilakukan setiap waktu
2. Pelaporan bulanan berdasarkan kondisi di bulan tersebut melalui Sigizi Terpadu
3. Laporan tahunan berdasarkan keadaan di bulan Desember
Definisi Operasional
Jumlah Puskesmas yang memiliki alat antropometri set lengkap: injak digital
(standing weight), alat ukur panjang badan (infantometer), alat ukur tinggi badan
(stadiometer), alat ukur lingkar lengan atas dan lingkar kepala, dan tas)
Frekuensi Laporan
1. Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu
2. Rekapitulasi laporan setiap bulan dilakukan secara kumulatif melalui Sigizi
Terpadu
3. Laporan tahunan diambil pada bulan Desember
Definisi Operasional
Puskesmas melaksanakan SDIDTK adalah puskesmas melaksanakan pelayanan
SDIDTK (stimulasi, deteksi, dan intervensi dini tumbuh kembang), termasuk
menindaklanjuti rujukan balita dengan kemungkinan gangguan perkembangan
sebagaimana Pedoman Pelaksanaan SDIDTK di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
(Stimulasi/ Intervensi/Rujukan).
Rumus Perhitungan
% Puskesmas
melaksanakan Jumlah Puskesmas melaksanakan SDIDTK
= x 100%
SDIDTK
Jumlah Puskesmas
Frekuensi Laporan
1. Pencatatan dilakukan secara rutin
2. Rekapitulasi laporan setiap bulan dilakukan secara kumulatif melalui Komdat
Kesmas
3. Laporan tahuanan berdasarkan data bulan Desember
Definisi Operasional
Puskesmas melaksanakan PKPR adalah puskesmas yang Memiliki pelayanan
konseling kepada remaja dan membina minimal 1 posyandu dengan sasaran remaja
Rumus Perhitungan
Jumlah Puskesmas PKPR
% Puskesmas PKPR = x 100%
Jumlah Puskesmas
Frekuensi Laporan
1. Pencatatan data dilakukan setiap waktu
2. Rekapitulasi laporan setiap bulan dilakukan secara kumulatif melalui Komdat
Kesmas
3. Laporan tahunan diambil pada bulan Desember
Definisi Operasional
persentase RS yang melakukan audit kematian ibu dan bayi sebanyak minimal 4 kali
dalam setahun dan diseminasi hasil minimal 1 kali dalam setahun
Rumus Perhitungan
% RS melakukan audit
kematian ibu dan bayi Jumlah RS melakukan audit kematian ibu dan bayi
= x 100%
Jumlah RS
Frekuensi Laporan
1. Pencatatan dilakukan secara rutin
2. ekapitulasi laporan setiap bulan dilakukan secara kumulatif melalui Komdat
Kesmas
3. Laporan tahunan diambil pada bulan Desember
Definisi Operasional
Rumah sakit yang memiliki stok pangan olahan untuk keperluan gizi khusus (PKGK)
untuk kebutuhan 3 bulan kedepan
Frekuensi Laporan
1. Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu
2. Pelaporan bulanan berdasarkan kondisi di bulan tersebut melalui Sigizi Terpadu
3. Laporan tahunan berdasarkan keadaan di bulan Desember
Definisi Operasional
Jumlah RSUD yang memiliki SOP penanganan balita stunting
Frekuensi Laporan
1. Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu
2. Rekapitulasi laporan setiap bulan dilakukan secara kumulatif melalui Komdat
Kesmas
3. Laporan tahunan diambil pada bulan Desember
Definisi Operasional
Jumlah Kabupaten/Kota yang melakukan audit kematian ibu dan bayi sebanyak
minimal 4 kali dalam setahun dan diseminasi hasil minimal 1 kali dalam setahun.
Frekuensi Laporan
1. Pencatatan dilakukan secara rutin
2. Rekapitulasi laporan setiap bulan dilakukan secara kumulatif melalui Komdat
Kesmas
3. Laporan tahunan diambil pada bulan Desember
Definisi Operasional
Kabupaten/kota yang melaksanakan surveilans gizi adalah kabupaten/kota yang
minimal 70% dari jumlah puskesmas melakukan kegiatan pengumpulan data,
pengolahan dan analisis data, serta diseminasi informasi
1. Pengumpulan data adalah puskesmas di wilayah kerja kabupaten/kota
melakukan entri data sasaran balita data pengukuran melalui Sistem Informasi
Gizi Terpadu, rerata setiap bulan mencapai minimal 60% sasaran balita
2. Pengolahan dan analisis data adalah puskesmas di wilayah kerja kabupaten/kota
melakukan konfirmasi dan identifikasi penyebab masalah gizi pada seluruh balita
gizi buruk
3. Diseminasi informasi adalah puskesmas di wilayah kerja Kabupaten/Kota
melakukan penyusunan rencana kegiatan berdasarkan hasil surveilans gizi dan
di-upload ke dalam sistem setiap triwulan
Rumus Perhitungan
% kabupaten/kota Jumlah kabupaten/kota melaksanakan
melaksanakan = surveilans gizi x 100%
surveilans gizi
Jumlah kabupaten/kota
Frekuensi Laporan
1. Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu, pada saat dilakukan pelayanan
kesehatan balita
2. Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulan
3. Rekapitulasi data tahunan diperoleh berdasarkan kondisi dari Januari sampai
Desember (kumulatif)