Anda di halaman 1dari 45

Slaid kuliah Kimia Organik I

untuk mhs S-1 Kimia semester 3

BAB 6 & 7 ALKENA

Budi Arifin
(dibantu oleh Luthfan Irfana & Dumas Flis Tang)

Divisi Kimia Organik


Departemen Kimia FMIPA IPB
TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM

Setelah menyelesaikan matakuliah ini, mahasiswa akan dapat


membandingkan senyawa-senyawa organik berdasarkan struktur
reaksi dan mekanisme.

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS

Setelah mengikuti kuliah ini, diharapkan mahasiswa akan dapat


menjelaskan sifat kimiawi dan berbagai reaksi ikatan rangkap
dua
Apa itu alkena?

RCH=CHR RCH2CH2R
alkana

Apa pengaruh ikatan rangkap?


 Dibanding ikatan σ, ikatan π yang kaya elektron lebih
terekspos sehingga C=C reaktif terhadap elektrofili (E+).
ikatan π
ikatan σ
 Alkena jauh lebih reaktif dibandingkan alkana.
Reaksi pada alkana:
# Substitusi radikal
# Pembakaran (oksidasi)

Reaksi
pada
alkena:
 Dibanding minyak sawit, minyak zaitun mengandung
lebih banyak C=C  tidak tahan panas dan dikemas
dalam wadah berwarna gelap
 Ikatan rangkap yang terkonjugasi dapat
menstabilkan radikal bebas  aktivitas antioksidan
 Ikatan rangkap yang terkonjugasi akan
menghasilkan senyawa yang berwarna

Brilliant Blue R
 Brilliant Blue R has been
used in staining of gels
after electrophoresis. It
has also been used to
determine protein in the
protein bodies.
 For detection of protein
bands following
electrophoresis.
 Ikatan rangkap yang terkonjugasi dapat menyerap
cahaya

klorofil
Daftar Pustaka:

McMurry J. 2016. Organic Chemistry. Ed ke-9.


Boston: Cengage Learning. Bab 7.

Solomons TWG, Fryhle CB. 2004. Organic


Chemistry. Ed ke-8. New York: J Wiley. Bab 7.
7.1 Menghitung Derajat
Ketakjenuhan

Tuti Wukirsari
7.1 Menghitung Derajat Ketakjenuhan
Alkena dan alkuna memiliki atom H lebih sedikit daripada alkana
dengan jumlah atom C yang sama, dan disebut takjenuh.
H2
RCH CHR
alkena (CnH2n) katalis
RCH2CH2R
2 H2 alkana (CnH2n+2)
RC CR
alkuna (CnH2n-2) katalis

Derajat ketakjenuhan dihitung dengan indeks defisiensi hidrogen (IHD):


IV = jumlah atom valensi 4 (e.g, karbon)
I III
IHD  IV    1 I = jumlah atom valensi 1 (e.g, hidrogen, halogen)
2 2
III = jumlah atom valensi 3 (e.g, nitrogen)
Contoh:
(1) C6H10: IHD = 6 – 10/2 + 1 = 2
Beberapa kemungkinan struktur:

4-metil-1,3-pentadiena sikloheksena bisiklo[3,1,0]heksana 4-metil-2-pentuna


(2 ikatan rangkap 2) (1 cincin, 1 ikatan (2 cincin) (1 ikatan rangkap 3)
rangkap 2)

(2) C4H6Br2: IHD = 4 – (6+2)/2 + 1 = 1  Misalnya, BrCH2CH=CHCH2Br

(3) C5H8O: IHD = 5 – 8/2 + 1 = 2  Misalnya, H2C=CHCH=CHCH2OH

(4) C5H9N: IHD = 5 – 9/2 + 1/2 + 1 = 2  Misalnya,


Latihan
Gambarkan beberapa senyawa dengan rumus molekul C6H8.
7.2 Menamai Alkena

Tuti Wukirsari
7.2 Menamai Alkena
(1) Temukan rantai terpanjang yang mengandung ikatan rangkap.
Namai dengan akhiran -ena.

dinamai sebagai pentena BUKAN sebagai heksena,


karena ikatan rangkap 2 tidak terdapat
dalam rantai induk 6-karbon

(2) Nomori mulai dari ujung terdekat dengan ikatan rangkap. Jika
jaraknya sama, mulailah dari ujung terdekat dengan percabangan.
(3) a. Nomori substituen sesuai posisinya dalam rantai, urutkan
menurut abjad Inggris.
b. Posisi ikatan rangkap ditunjukkan oleh posisi karbon alkena
pertama, dituliskan tepat sebelum nama induk.
c. Jika ada >1 ikatan rangkap, nyatakan posisinya dan beri akhiran
-diena, -triena, dst.

2-heksena 2-metil-3-heksena

2-etil-1-pentena 2-metil-1,3-butadiena
Perubahan Tata Nama IUPAC

Lama (dipakai di kuliah ini) 2,5-dimetil-3-heptena 3-propil-1,4-heksadiena


Baru (belum banyak 2,5-dimetilhept-3-ena 3-propilheksa-1,4-diena
digunakan)

Tata Nama Sikloalkena


Karbon-karbon ikatan rangkap dinomori C1 dan C2 sedemikian rupa agar
substituen dinomori sekecil-kecilnya.

1-metilsikloheksena 1,4-sikloheksadiena 1,5-dimetilsiklopentena


(sikloheksa-1,4-diena)
Nama Umum Beberapa Alkena

gugus metilena gugus vinil gugus alil


Latihan
Berilah nama IUPAC pada senyawa berikut:

a)

b)
7.3 Isomerisme cis-trans
pada Alkena

Tuti Wukirsari
7.3 Isomerisme cis-trans pada Alkena
Ikatan rangkap tidak dapat berotasi bebas seperti ikatan tunggal.
Ikatan  harus diputus dulu dan dibentuk kembali.

Pemutusan ikatan 
Ikatan  setelah rotasi
(orbital p sejajar) (orbital p tegak lurus)

Karena itu, penghalang rotasinya sangat besar (350 kJ mol-1) >> penghalang
rotasi etana (hanya 12 kJ mol-1).
Secara umum, isomer cis-trans hanya akan ditemui jika kedua
karbon ikatan-rangkap mengikat 2 gugus berbeda.

dua senyawa identik sepasang isomer

Alkena disubstitusi dapat berada dalam sepasang stereoisomer cis-trans:

cis-2-butena trans-2-butena
Tentukan apakah senyawa berikut memiliki konfigurasi cis- atau
trans-.

Sulit bukan?
Kita memerlukan aturan khusus untuk menentukan konfigurasi pada
alkena tri- atau tetrasubstitusi  aturan Cahn-Ingold-Prelog (CIP)
Aturan CIP  penentuan prioritas berdasarkan no atom

Z (zusammen) E (entgegen)
Contoh:

(E)-2-kloro-2-butena (Z)-2-kloro-2-butena

Latihan
Gambarkan struktur atau tuliskan nama IUPAC dari senyawa berikut lengkap
dengan konfigurasinya:
a) (Z)-2-kloro-1-fluoro-3-iodopropena

b)
7.5 Stabilitas Alkena

Tuti Wukirsari
7.5 Stabilitas Alkena
Katalis asam kuat dapat memicu antarubahan isomer cis-trans.
Pada cis-2-butena, produk antarubahan trans didapati lebih
dominan:

Regangan sterik dari 2 gugus alkil


yang berdekatan mendestabilkan
isomer cis. Untuk 2-butena,
E = –(8,314x10-3)(298)ln(24/76)
 2,8 kJ mol-1
Perhatikan diagram energi reaksi hidrogenasi pada cis- dan
trans-2-butena di bawah ini.
Bagaimanakah diagram berikut dapat menjelaskan kestabilan
isomer trans-?
Diagram energi reaksi hidrogenasi

6
6

Stabilitas trans-2-butena > cis-2-butena > 1-butena.


Perhatikan data di Tabel 7-2. Bagaimanakah urutan stabilitas alkena?
Manakah yang paling stabil?
Mengapa alkena tersubstitusi lebih stabil?

(1) Hiperkonjugasi
Interaksi ikatan  C=C dengan ikatan  C–H di sebelahnya membentuk
OM ikatan yang melingkupi gugusan 4-atom C=C–C–H.

Semakin banyak substituen terikat ke karbon ikatan rangkap, semakin


banyak hiperkonjugasi yang terjadi, dan alkena semakin stabil.
(2) Kekuatan ikatan
Ikatan sp3-sp2 lebih kuat daripada ikatan sp3-sp3.
Semakin tersubstitusi suatu alkena  semakin banyak ikatan sp3-sp2 
semakin stabil.

2-butena 1-butena
(lebih stabil) (kurang stabil)
7.7 Reaksi Adisi
Elektrofilik Alkena

Tuti Wukirsari
7.7 Reaksi Adisi Elektrofilik Alkena
Reaksi antara HBr dan etilena mengikuti mekanisme adisi
elektrofilik  alkena bereaksi dengan elektrofilik dan mengalami
reaksi adisi

[1] [2]

metilpropena zat antara karbokation 2-bromo-2-metilpropana

Reaksi juga berlangsung baik dengan HCl atau dengan HI (diperoleh sebagai
produk reaksi in situ KI dan H3PO4).
7.7 Orientasi Adisi Elektrofilik:
Aturan Markovnikov
Reaksi adisi elektrofilik bersifat regiospesifik. Apakah makna dari
regiospesifik?

(produk tunggal) (tidak terbentuk)

Vladimir Markovnikov (1869):


Dalam adisi HX pada alkena, H terikat pada karbon dengan substituen alkil
lebih sedikit dan X pada karbon dengan substituen alkil lebih banyak.
Campuran produk akan diperoleh jika alkenanya memiliki derajat
subtitusi sama:

Aturan Markovnikov yang diperluas:

Mengapa atom I lebih positif dibandingkan atom Cl?


Diagram energi reaksi antara 2-metilpropena dan HBr
[1] [2]

Perhatikan jumlah tahap


reaksinya.

Tahap pembentukan
karbokation menjadi tahap
penentu laju.
 Kestabilan karbokation
merupakan kunci dari
penjelasan aturan
Markovnikov.
7.8 Penjelasan Aturan Markovnikov:
Struktur dan Stabilitas Karbokation

Karbokation yang stabil lebih mudah terbentuk.

Kestabilan (CH3)3C+ > (CH3)2CH+ > CH3CH2+ > CH3+


3° 2° 1° metil
Mengapa karbokation tersubstitusi lebih stabil?
(1) Efek induktif
 ‘Dorongan-elektron’ dari gugus alkil ini akan menyebarkan
muatan (+) ke gugus alkil

(2) Hiperkonjugasi
Interaksi orbital p kosong dengan ikatan  C–H di sebelahnya
membentuk OM ikatan yang melingkupi gugusan 3-atom +C–C–H.

Pada karbokation tersier semakin


banyak hiperkonjugasi yang
terjadi  karbokation stabil
7.11 Bukti untuk Mekanisme Adisi Elektrofilik:
Penataan-Ulang
Karbokation
Perhatikan reaksi di bawah ini.

Dari 2 produk yang terbentuk, manakah yang disebut produk penataulangan,


yang sebelah kiri atau kanan?
Mengapa bisa terbentuk penataulangan? Pahami mekanisme reaksinya.
Contoh mekanisme dengan penataan-ulang:
Latihan Reaksi Adisi
Elektrofilik pada Alkena

Tuti Wukirsari
Latihan
Produk apakah yang Anda harapkan dari reaksi HBr dengan 1-
metilsikloheksena?
Latihan
Alkena apakah yang Anda gunakan untuk menyiapkan senyawa di
bawah ini:
a) 2-kloro-2-metilpentana

b)
Latihan
Tuliskan mekanisme reaksi dengan panah lengkung adisi HCl pada
3,3-dimetil-1-butena.

Anda mungkin juga menyukai