Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Cabai rawit atau cabe rawit, adalah buah dan tumbuhan anggota genus
Capsicum. Selain di Indonesia, ia juga tumbuh dan populer sebagai bumbu
masakan di negara-negara Asia Tenggara lainnya. Di Malaysia dan Singapura
ia dinamakan cili padi, di Filipina siling labuyo, dan di Thailand phrik khi nu.
Di Kerala, India, terdapat masakan tradisional yang menggunakan cabai rawit
dan dinamakan kanthari mulagu. Dalam bahasa Inggris ia dikenal dengan
nama Thai pepper atau bird's eye chili pepper.
Buah cabai rawit berubah warnanya dari hijau menjadi merah saat
matang. Meskipun ukurannya lebih kecil daripada varietas cabai lainnya, ia
dianggap cukup pedas karena kepedasannya mencapai 50.000 - 100.000 pada
skala Scoville. Cabai rawit biasa di jual di pasar-pasar bersama dengan varitas
cabai lainnya.
Cabai rawit merupakan tanaman yang mempunyai nilai ekonomi yang
tinggi disebabkan karena rasa pedas dan kandungan karotenoidnya. Di
Indonesia tingkat konsumsi masyarakat per kapita terhadap cabai cukup
tinggi,demikian pula cabaipun dibutuhkan pada beberapa industri .
Melihat kebutuhan cabai rawit tiap tahunnya meningkat sehubungan
dengan beragam dan variasi jenis masakan di Indonesia meningkat yang
menggunakan bahan asal cabai, mulai dari kebutuhan rumah tangga,
permintaan pasar, bahkan sampai pada kebutuhan ekspor luar negeri. Maka
dari itu perlu diadakan teknik budidaya untuk peningkatan produksi dan mutu
hasil tanaman cabai.

B. Rumusan Masalah
 Bagaimana Syarat Tumbuh?
 Bagaimana Penyemaian Benih Cabe Merah?
 Bagaimana Budidaya Tanaman Cabe Rawit?

1
C. Tujuan
 Mengetahui Bagaimana Syarat Tumbuh
 Mengetahui Bagaimana Tanah Yang Baik Untuk Tanaman Cabai
 Mengetahui Bagaimana Budidaya Tanaman Cabe Rawit

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Tanaman Cabai
Cabe (Capsicum sp.) merupakan salah satu jenis sayuran penting yang
dibudidayakan secara komersial di Negara tropis. Tercatat berbagai spesies
cabe yang telah didomestikasi, namun hanya Capsicum annum L. dan C.
frutescens L. yang memiliki potensi ekonomis (Sulandari, 2004). Cabe rawit
(Capsicum frutescens L.) merupakan salah satu tanaman hortikultura dari
jenis sayuran yang memiliki buah kecil dengan rasa yang pedas.
Menurut jurnal agrosains karya Mahrus Ali, Produksi tanaman cabe
rawit ini dari tahun ke tahun terus meningkat, tahun 2009 produksinya
sebesar 591.294 ton, sedangkan pada tahun 2010 produksinya sebesar
521.704 ton.(Ali, 2015). Setahun terakhir produksi tanaman cabe rawit
mengalami penurunan sebanyak 69.590 ton (Anonymous, 2011). Selain
berguna sebagai bahan penyedap masakan, cabe juga mengandung zat gizi
yang sangat diperlukan oleh tubuh manusia. Cabe mengandung protein,
lemak, karbohidrat, kalsium (Ca), fosfor (P), besi (Fe), vitamin‐vitamin (salah
satunya adalah vitamin C) dan mengadung senyawa senyawa alkaloid, seperti
capsaisin, flavonoid, dan minyak esensial (Prajnanta, 2007). Capsaicin
termasuk metabolit sekunder golongan alkaloid.
Capsaicin adalah suatu kristal alkaloid yang diproduksi oleh kelenjar
yang terdapat diantara plasenta dan dinding kulit buah cabe. Senyawa
capsaicin tersebar tidak merata di dalam kulit buah dan ditemukan dengan
konsentrasi tinggi pada jaringan plasenta (Aisyah, 2009). Capsaicin dapat
ditingkatkan dengan pemupukan N. Hal ini sesuai dengan pendapat Campbell
et al dalam Kusumawati (2004) bahwa peningkatan dosis pupuk nitrogen
akan meningkatkan kandungan total alkaloid. Peningkatan produksi dan
kualitas dapat tercapai melalui tindakan budidaya seperti pemupukan,
terutama nitrogen, fosfor dan kalium yang merupakan unsur hara makro.
Selain untuk memenuhi kebutuhan hara tanaman, pemupukan juga
dimaksudkan untuk menjaga kesuburan tanah (Wiroatmodjo dan Henny
Soesilawati, 1991).

3
B. Merendam Benih Cabai Keriting Merah

Rendam biji Cabai Keriting Merah dengan air hangat (suhu 35-45 C) selama
3 jam dengan tujuan untuk mematahkan masa dormansi benih (membangunkan
benih sekaligus mempercepat berkecambah).
Air yang digunakan untuk merendam sebaiknya air kemasan atau air matang
(air yang sudah direbus dan dapat diminum).
Setelah selesai direndam selama 3 jam, selanjutnya ambil biji/benih
menggunakan saringan dan cuci dengan air bersih (air matang), lalu
tiriskan/entaskan (biarkan di udara terbuka sampai kering sendiri, atau bisa juga
diangin-anginkan (dihembuskan angin/kipas angin) agar cepat kering), setelah itu
lakukan proses selanjutnya.
Catatan khusus: saat akhir merendam benih/biji Cabai Keriting Merah, ada
biji yang mengapung dan ada yang tenggelam. Biji yang mengapung umumnya
kecil peluangnya untuk mengeluarkan tunas (bukan berarti tidak bisa sama sekali).
Oleh karena itu saat meniriskan biji/benih, pisahkan benih yang mengapung dan
yang tenggelam.
Ingat, mengapung atau tenggelamnya biji jangan dilihat saat awal
merendam, tetapi dilihat saat akhir merendam.
Jika persediaan benih/biji anda banyak, maka buang saja benih yang
mengapung tersebut. Namun jika anda hanya memiliki sedikit benih, jangan
dibuang, tetap saja lakukan proses selanjutnya, karena ada kemungkinan benih
tersebut tetap dapat bertunas/berkecambah.

4
C. Penyemaian Benih Cabai Keriting Merah

Persiapkan wadah semai (tempat untuk penyemaian) yang dapat berupa


nampan, tray, polibag, pot, kaleng bekas, dsb.
Yang perlu diperhatikan dalam penggunaan wadah semai adalah bagian
dasar wadah harus diberi lubang secukupnya untuk kelancaran sirkulasi air (agar
kelebihan airnya keluar dari wadah tersebut, sehingga media semainya tidak becek
atau kelebihan air).
Bisa juga bagian samping dari wadah tersebut diberi lubang untuk lebih
memperlancar sirkulasi air.
Persiapkan media semainya yang dapat berupa campuran tanah, pasir atau
sekam bakar, dan kompos atau pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1 : 1 atau
2 : 1 : 1.
Di pasaran sudah banyak tersedia media tanam tunggal (sudah berupa
campuran tanah dsb) yang bisa digunakan langsung untuk menyemai benih
tersebut.
Sebelum menggunakan media tanam yang dibeli di pasaran, sebaiknya
media tanam tersebut dibuka terlebih dulu selama 1 hari di tempat teduh / terbuka
yang terlindung dari sinar matahari langsung dan hujan. Tujuannya untuk
mendinginkan hawa panas yang ada di dalam kemasannya, barulah kemudian
media tanam tsb siap digunakan.
Yang terpenting, pada saat benih/biji Cabai Keriting Merah dimasukkan ke
media semai, media semainya harus "gembur (tidak padat dan keras)", sehingga
akar bibit/benih yang akan tumbuh nantinya leluasa menembus media semai tsb.

5
Sehari sebelum menebar benih Cabai Keriting Merah, masukkan media
tanam ke wadah semai (tray/pot/polibag). Selanjutnya basahi terlebih dulu media
tanam, dan upayakan media tanam dalam kondisi gembur (tidak padat).
Kemudian taburkan benih Cabai Keriting Merah secara merata di
permukaan media tanam dengan diberi jarak antar benih (maksudnya jangan
menumpuk), lalu tutup benih dengan media tanam tipis-tipis, sehingga posisi
benih sedikit terbenam di media tanam tsb.
Jika menggunakan tray khusus penyemaian, sebaiknya setiap kotak cukup
diisi 1-2 benih/biji Cabai Keriting Merah.
Setelah itu, siram dengan semprotan air yang halus (sebaiknya
menggunakan alat sprayer).
Tutup wadah semai menggunakan plastik bening yang diberi 4 - 6 lubang
kecil, sehingga kelembaban media semai/tanam lebih terjaga.
Jika media semainya (tanahnya) kering, maka semprotkan dengan air halus.
Caranya, buka terlebih dulu plastiknya baru disiram dan tutup kembali.
Ketika nanti sudah muncul tunas atau berkecambah, maka buka tutup plastik
tersebut dan jangan ditutupi lagi dengan plastik.
Letakkan wadah persemaian di tempat terang yaitu tempat yang terkena
sinar matahari langsung namun terhindar dari guyuran hujan, misalkan di dekat
jendela kaca, atau di teras rumah yang terlindung dari hujan langsung.
Lakukan perawatan persemaian yang meliputi penyiraman, penjarangan
bibit, serta pencegahan hama dan penyakit.
Bibit di persemaian harus mendapatkan air yang cukup dan teratur untuk
pertumbuhannya, sehingga persemaian perlu dijaga agar tidak kering dan tidak
terlalu basah. Caranya disemprot dengan semprotan air yang halus (gunakan alat
spray), dilakukan 1 - 2 kali sehari (pagi dan sore) tergantung kondisinya. Jika
kondisi media tanamnya lembab, penyemprotan air cukup sekali sehari, bahkan
cukup 2 hari sekali. Kelebihan penyiraman cenderung lebih berdampak negatif
dibandingkan kekurangan penyiraman.
Biasanya dalam waktu 3 - 9 hari benih/biji Cabai Keriting Merah sudah
mengeluarkan tunasnya (berkecambah). Waktu yang dibutuhkan masing-masing
benih Cabai Keriting Merah untuk bertunas memang tidak seragam, karena

6
bergantung dari kualitas masing-masing benih, serta lingkungan/kondisi di sekitar
masing-masing benih tsb.
Jika tempat persemaian tidak menggunakan tray khusus, maka perhatikan
bibit yang tumbuh, apakah terlalu rapat atau tidak. Jika terlalu rapat (nyaris
menumpuk antar benih), maka lakukan penjarangan, yaitu pindahkan benih yang
terlalu rapat ke tempat lain sedemikian rupa sehingga tidak terjadi penumpukan.
Penyakit yang sering menyerang bibit yang baru tumbuh adalah busuk daun
dan busuk akar. Pencegahan dilakukan dengan cara menjaga persemaian tidak
terlalu basah serta menyemprot dengan pestisida yang sesuai.
Pada umumnya, bila kelebihan penyiraman, maka daun akan mulai
menguning dari bagian bawah. Seandainya terjadi demikian, maka segera
hentikan penyiraman. Sebaliknya, bila kekurangan penyiraman, maka daun akan
terlihat layu, kemudian mulai kering dan akhirnya rontok. Jadi ketika daun terlihat
layu, berarti kurang penyiramannya, dan ketika daun menguning berarti kelebihan
penyiraman.
Setelah bibit Cabai Keriting Merah tumbuh cukup besar (memiliki 4 - 5
helai daun), maka bibit tersebut dipindahkan ke media tanam (tempat menanam
yang dipersiapkan).

D. Penanaman Bibit Cabai Keriting Merah


Jika tempat/wadah untuk menanam Cabai Keriting Merah menggunakan
polibag/pot maka polibag/pot harus diberi lubang di bagian bawahnya dan
membuat sedemikian rupa agar bagian bawahnya tidak menyentuh tanah,
sehingga air tidak terlalu lama berdiam di di dalam polibag (dapat mengalir
keluar).
Untuk mudahnya, sebelum diberi media tanam (tanah), masukkan terlebih
dulu batu-batu kecil (atau pecahan-pecahan batu) ke dalam polibag/pot. Batu-batu
tersebut berfungsi sebagai penyangga media tanam sekaligus mencegah
tersumbatnya lubang drainase.
Kemudian barulah isi polibag/pot dengan media tanam hingga 75% - 85%
bagian dari polibag/pot (artinya jangan sampai penuh).

7
Media tanam yang digunakan dapat berupa campuran tanah, pasir atau
sekam bakar, dan kompos atau pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1 : 1 atau
2 : 1 : 1.
Di pasaran sudah banyak tersedia media tanam tunggal (sudah berupa
campuran tanah dsb) yang bisa digunakan langsung untuk menyemai benih
tersebut.
Sebelum menggunakan media tanam yang dibeli di pasaran, sebaiknya
media tanam tersebut dibuka terlebih dulu selama 1 hari di tempat teduh / terbuka
yang terlindung dari sinar matahari langsung dan hujan. Tujuannya untuk
mendinginkan hawa panas yang ada di dalam kemasannya, barulah kemudian
media tanam tsb siap digunakan.
Yang terpenting, pada saat bibit Cabai Keriting Merah dimasukkan ke
media tanam, media tanamnya harus "gembur (tidak padat dan keras)", sehingga
akar bibit/benih yang akan tumbuh nantinya leluasa menembus media tanam tsb.
Sehari sebelum mulai menanam atau mulai memindah bibit tanaman,
masukkan terlebih dulu media tanam ke wadah tanam (polybag, pot, kaleng bekas,
dsb). Kemudian siram dengan sedikit air agar media tanam menjadi lembab, dan
upayakan agar media tanam dalam kondisi gembur (tidak padat).
Buatlah terlebih dulu lubang pada media tanam (tanah) di polibag/pot
terkait. Lubang tersebut digunakan untuk meletakkan / menanam bibit yang telah
disemai.
Pindahkan bibit tanaman Cabai Keriting Merah dari persemaian yang telah
memiliki 4 - 5 helai daun. Pemindahan dilakukan satu persatu dan pelan-pelan
(hati-hati) agar tidak terjadi kerusakan pada akar yang masih lemah. Caranya,
ambil/angkat bibit dengan mengikutsertakan tanah di sekitar akarnya. Untuk
mengambil/mengangkat bibit tsb bisa menggunakan sendok atau sekop
kecil/besar.
Kemudian masukkan bibit Cabai Keriting Merah beserta tanah di sekitarnya
ke lubang yang telah disiapkan. Tambahkan media tanam (tanah) di sekitar bibit
tersebut. Bibit harus muncul di permukaan tanah dengan posisi tegak ke atas, jika
kesulitan untuk ditegakkan, maka tekan sedikit tanahnya sedemikan rupa sehingga
bibit tersebut dapat berdiri tegak.

8
Setelah ditanam, semprot/siram dengan sedikit air (gunakan
spray/penyemprot air yang halus).
Tempatkan tanaman Cabai Keriting Merah di lokasi terang yang terkena
matahari langsung namun tidak terkena guyuran hujan.
Setelah munculnya tunas baru (tumbuh daun baru) dan tanaman dianggap
sudah kokoh, tanaman Cabai Keriting Merah dianggap telah siap, dan selanjutnya
pot / polibag dapat ditempatkan di lokasi terbuka.

E. Merawat Tanaman Cabai Keriting Merah

Perawatan tanaman Cabai Keriting Merah meliputi penyiraman,


pemupukan, pemasangan ajir/penyangga, penyulaman, pengendalian hama dan
penyakit tanaman.
Penyiraman tanaman Cabai Keriting Merah hendaknya dilakukan dengan
hati-hati agar tanaman tidak rusak, baik daun maupun batangnya. Jika media
tanamnya mudah kering, maka frekuensi penyiraman sebaiknya dua kali sehari,
yaitu pagi dan sore. Jika media tanamnya cenderung lembab, maka penyiraman
cukup dilakukan satu kali sehari, pagi atau sore. Sebaiknya tidak melakukan
penyiraman di siang hari, karena dapat menimbulkan kelayuan pada tanaman.

9
Pemupukan tanaman Cabai Keriting Merah dilakukan dengan dosis dan cara
penggunaan pupuk yang disesuaikan dengan petunjuk pada kemasan masing-
masing pupuk.
Pemasangan ajir (penyangga/penegak) dibutuhkan tanaman Cabai Keriting
Merah.
Ajir adalah alat penegak/penyangga/perambat yang terbuat dari batang/bilah
bambu atau kayu atau kawat atau bahan lainnya yang berfungsi sebagai tempat
bersandar tanaman, penyangga batang yang lemah, juga tempat
rebahan/merambatnya tanaman.
Ajir sebaiknya dipasang setelah tanaman Cabai Keriting Merah tumbuh
sekitar 15 - 23 cm. Jarak ajir dengan tanaman sekitar 4 - 8 cm. Pemasangan ajir
yang terlambat akan mengakibatkan akar tanaman rusak.
Dengan adanya ajir, maka tanaman Cabai Keriting Merah tumbuh sesuai
dengan arah ajir tersebut. Ketika tanaman sudah cukup tinggi atau panjang, maka
segera ikat longgar tanaman ke ajir menggunakan tali rafia di beberapa bagian.
Bila bibit tanaman Cabai Keriting Merah tumbuh tidak sempurna atau rusak
atau mati, maka segera lakukan penyulaman (tanam kembali) dengan bibit Cabai
Keriting Merah lainnya (jika ada).
Bila di sekitar tanaman Cabai Keriting Merah tumbuh gulma, maka lakukan
penyiangan dengan mencabuti gulma tersebut, juga sekaligus gemburkan tanah di
sekitar tanaman.
Lakukan pembumbunan pada tanaman Cabai Keriting Merah, terutama jika
tanah di sekitar tanaman mulai tergerus, atau ada akar tanaman yang muncul ke
permukaan tanah. Juga ketika tanaman tumbuhnya agak miring (tidak tegak).
Pengendalian Hama Tanaman.
Hama tanaman antara lain trips, kutu daun, tungau, kutu kebul, ulat gerayak,
dsb. Peluang munculnya hama tanaman ini akan semakin tinggi pada musim
kemarau.
Bila satu tanaman terkena hama dan dibiarkan, maka dengan cepat tanaman
lainnya juga terkena hama tersebut, sehingga jangan dibiarkan.

10
Untuk mengatasi hal tersebut, lakukan pengendalian dengan cara
menyemprotkan insektisida untuk hama serangga dan akarisida untuk tungau,
setiap minggu sesuai dosis, jika diperlukan.
Pengendalian Penyakit Tanaman.
Penyakit tanaman antara lain rebah kecambah, layu bakteri, layu (fusarium),
antraknosa, busuk daun (choanephora), hawar phytophora, bercak daun
(cercospora), bercak bakteri, busuk lunak bakteri, keriting kuning, dsb. Serangan
penyakit tertentu yang disebabkan oleh cendawan dan bakteri akan semakin tinggi
pada musin hujan.
Seperti halnya dengan hama, bila satu tanaman terkena penyakit dan
dibiarkan, maka dengan cepat tanaman lainnya juga terkena penyakit tersebut,
sehingga jangan dibiarkan.
Untuk mengatasi hal tersebut, lakukan pengendalian dengan cara
menyemprotkan fungisida setiap minggu sesuai dosis, jika diperlukan. Petunjuk
dosisnya terdapat pada kemasan fungisida terkait.

F. Panen Cabai Keriting Merah

Panen Cabai Keriting Merah sudah dapat dilakukan 90 - 100 HST (Hari
Setelah Tanam).
Waktu yang dibutuhkan masing-masing tanaman Cabai Keriting Merah
untuk panen pertama memang tidak seragam, karena bergantung dari kualitas
masing-masing benih awal, lingkungan/kondisi di sekitar masing-masing benih
pada saat bertunas dan tumbuh, serta perawatan pada masing-masing tanaman
Cabai Keriting Merah tsb.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Cabe merupakan salah satu jenis sayuran yang memilki nilai ekonomi
yang tinggi. Cabe mengandung berbagai macam senyawa yang berguna bagi
kesehatan. Cabe (Capsicum annum L) merupakan salah satu komoditas
sayuran yang banyak dibudidayakan oleh petani di Indonesia karena
memiliki harga jual yang tinggi dan memiliki beberapa manfaat kesehatan.
Budi daya cabe merah bukanlah yang mudah dilakukan jika kita
menginginkan hasil yang lebih maksimal. Dalam budidaya cabe merah
banyak hal yang harus diperhatikan supaya hasil panen yang kita peroleh
lebih baik, mulai dari pemilihan lahan sampai cara panen.

B. Saran
Dengan adanya makalah ini, kiranya dapat menambah pengetahuan
kita dalam pembudidayaan cabe, bukan hanya asal tanam, akan tetapi
bagaimana agar kita bisa memperoleh hasil panen yang lebih maksimal.
Selanjutnya dengan pengetahuan yang kita miliki, hendaknya kita bisa
berbagi pengetahuan kepada masyarakat kita terutama mereka yang
membudidayakan cabe, dengan harapan mereka bisa memperoleh hasil yang
maksimal.

12
MAKALAH P5
(PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA)
GAYA HIDUP BERKELANJUTAN
“PENYEMAIAN TANAMAN CABE”

Di Susun Oleh :
Kelas X3
Kelompok 1
Nama anggota :
- Alma Musofa
- Neng Arum Fitriani
- Hyuga Muhammad Habibulloh
- Sandi Arif Nurfadilah
- Laila Tussyam
- Ahmad Rifa'i

SMAN 1 BANYUSARI
TAHUN AJARAN 2023/2024

13
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum WR.WB. Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat


Tuhan yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan
penyusunan laporan Penyemaian Dan Penanaman Cabe.
makalah ini menjelaskan tentang budidaya tanaman cabai yang pertama
adalah karena cabai merupakan sayuran buah yang banyak digunakan masyarakat,
bahkan seluruh masyarakat sebagai penambah rasa nikmat pada setiap masakan.
Meskipun cabai memiliki rasa pedas tetapi tetap disukai banyak orang. Sehingga
harga cabai melonjak tinggi seiring dengan pertumbuhan masyarakat, dengan
demikian budidaya cabai memiliki potensi memperoleh keuntungan yang besar
apabila dilakukan dengan teknik yang benar.
Makalah ini tidak akan selesai tepat waktu tanpa bantuan rekan-rekan
kelompok semua. Semua pihak yang turut membantu pembuatan laporaan ini
yang tidak bisa penyusun sebutkan satu persatu disini.
Tak ada gading yang tak retak.Demikian pula, tak ada karya yang
sempurna.Oleh karena itu, penyaji mengharapkan kritik dan saran dari pembahas
untuk kemajuan makalah ini di masa mendatang.
Akhir kata, penyusun mengucapkan terimakasih atas segala perhatian,
kritik dan sarannya.

14
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................... 1
D. Latar Belakang............................................................................... 1
E. Rumusan Masalah........................................................................... 1
F. Tujuan.......................................................................................... ........... 2
BAB II PEMBAHASAN....................................................................... 3
G. Tanaman Cabai................................................................................ 3
H. Merendam Benih Cabai Keriting Merah................................................ 4
I.Penyemaian Benih Cabai Keriting Merah............................................. 5
J. Penanaman Bibit Cabai Keriting Merah................................................... 7
K. Merawat Tanaman Cabai Keriting Merah............................................. 9
L. Panen Cabai Keriting Merah................................................................ 11
BAB III PENUTUP............................................................................ 12
C. Kesimpulan....................................................................................... 12
D. Saran............................................................................................... 12

15

Anda mungkin juga menyukai