Anda di halaman 1dari 27

YAYASAN MARDI WALUYA

Kantor Perwakilan Sukabumi


SMP Mardi Waluya 2
AKREDITASI A (Unggul)
Alamat : Jl. Ir. H. Juanda No. 2 🕿 (0266) 221398 Sukabumi 43113
Website: mardiwaluya.or.id email: mw.sukabumi@gmail.com

RANGKUMAN MATERI PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK KELAS VIII


SEMESTER GANJIL
TAHUN PELAJARAN 2023/2024

BAB I PRIBADI YESUS KRISTUS


KD 3.1 Memahami ajaran Kitab Suci dan ajaran Gereja tentang makna Yesus Kristus sebagai Allah
yang menjelma menjadi manusia
A. Yesus Pemenuhan Janji Allah
1. Siapakah Yesus?
Dalam ajaran Kristiani (Katolik dan Kristen) mengimani ajaran yang diberikan Yesus Kristus.
Yesus adalah Putra Allah yang turun ke dunia untuk menyelamatkan manusia. Yesus adalah Allah
dan berada di surga mulia, rela turun ke dunia dalam wujud manusia. Yesus rela mengalami
peristiwa yang dialami manusia selama hidup di dunia. Tindakan Yesus tersebut merupakan
pemenuhan atas janji Allah.
2. Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia, janji adalah
a. ucapan yang menyatakan kesediaan dan kesanggupan untuk berbuat (seperti hendak
memberi, menolong, datang, bertemu)
b. persetujuan antara dua pihak (masing-masing menyatakan kesediaan dan kesanggupan
untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu
c. syarat; ketentuan (yang harus dipenuhi)
3. Janji dapat dibuat oleh diri sendiri atau bersama orang lain. Makna dari sebuah janji terletak
pada orang yang berjanji itu sendiri.
4. Berbagai macam alasan seseorang mengungkapkan janji:
a. Mengungkapkan janji karena rasa cinta
b. Ingin membahagiakan orang lain
c. Ingin mewujudkan suatu cita-cita
d. Rasa tanggung jawab
5. Janji termasuk tipe pekerjaan atau aktivitas yang ringan, mudah sekali diucapkan, sehingga
6. Janji yang telah diikrarkan/diucapkan memiliki konsekuensi, yaitu usaha untuk memenuhi janji
tersebut meskipun diperlukan perjuangan
7. Janji yang terwujud akan membahagiakan orang lain, baik diri orang yang berjanji maupun
orang lain. Sebaliknya janji yang tidak ditepati justru akan merugikan diri sendiri dan orang
lain.
8. Allah pernah mengungkapkan janji kepada manusia ketika
a. Manusia pertama yaitu Adam dan Hawa, diusir dari Taman Firdaus.
Tuhan sangat prihatin dengan situasi kedosaan manusia. Allah yang menciptakan segala
sesuatu melalui sabda-Nya, sejak awal mula menginginkan hidup manusia bahagia. Setelah
manusia jatuh dalam dosa, Allah menjanjikan penebusan, Allah mengangkat mereka untuk
mengharapkan keselamatan (lih. Kej 3:15)
b. Diuangkapkan kembali kepada Nabi Yesaya: “sesungguhnya seorang perempuan muda
mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan ia akan menamakan Dia
Imanuel” (Yes 7: 14)
9. Janji terwujud/digenapi dalam pribadi Putra-Nya, yakni Yesus Kristus yang berkarya, wafat dan
bangkit demi menebus dosa manusia.
10. Hendaknya kita meneladan Allah yang senantiasa memenuhi janji-janji-Nya dan mengimani
Yesus Kristus sebagai pemenuhan janji Allah itu sendiri.
11. Kita sebagai orang yang telah diselamatkan, harus memiliki hidup dengan semangat baru yakni
hidup sesuai dengan kehendak Allah, meninggalkan dosa dan selalu mengarahkan diri pada
keselamatan.

B. Kemanusiaan dan Keallahan Yesus


1. Manusia memiliki dua dimensi dalam keberadaanya yaitu dimensi kemanusiaan dan dimensi
Illahi, kemanusiaan dan keallahan. Dimensi kemanusiaan dan keallahan tidak dapat dipisahkan,
melainkan satu kesatuan utuh.
2. Dalam diri Yesus tampak sempurna bahwa Yesus sungguh manusia dan sungguh Allah.
Walaupun Yesus adalah Allah, namun Yesus terbuka dan solider dengan kehidupan manusia.
Menjelma di sini berarti Allah mengambil kodrat manusia dan dikenakan pada diri-Nya sama
seperti manusia kecuali dalam hal dosa. Ia ingin mengalami suka duka yang dirasakan manusia,
dan melalui kata-kata serta perbuatan yang dipahami oleh manusia, Dia ingin bergaul dengan
manusia dan mewartakan keselamaan bagi mereka.
3. Dimensi kemanusiaan Yesus tampak dalam kenyataan berikut:
a. Yesus memiliki silsilah dalam keluarga sebagai bukti Yesus dilahirkan dari rahim Ibu Maria
dan nenek moyang Yesus adalah Abraham.
b. Yesus berjenis kelamin laki-laki
c. Yesus mencari nafkah dengan bekerja sebagai
tukang kayu (masa kecil membantu ayahnya
yang bekerja sebagai tukang kayu)
d. Yesus merasakan sukacita, kesedihan, lapar dan
haus, letih dan tidur, marah dan takut serta
tertawa dan menangis.
e. Yesus bergaul dan bertemu dengan orang lain
dan mengalami nasib seperti manusia yaitu
meninggal

4. Dimensi keallahan Yesus tampak dalam kenyataan berikut:


a. Yohanes menyebut Yesus adalah Firman yang menjadi manusia
b. Pernyataan malaikat pada waktu kelahiran Yesus
c. Yesus memberikan kesaksian melalui sabda-Nya yang menunjukkan bahwa Yesus adalah
Allah
d. Yesus memberikan kesaksian alan keallahan-
Nya melalui tindakan dan mukjizat-Nya,
misalnya: Yesus menggandakan roti,
menyembuhkan orang buta, ketika Yesus
bangkit dan mengatasi alam maut
(membangkitkan orang mati) dan ketika Yesus
naik ke surga.
e. Pernyataan para murid yang menyatakan bahwa
Yesus adalah Allah

Makna Penjelmaan Allah menjadi Manusia bagi Kita


1. Allah menjadi manusia, berarti Allah datang ke dunia ini dalam sosok seorang manusia. Ia memiliki
hubungan dengan Allah dan manusia, serta alam ciptaan lainnya. Kita pun harus berusaha seperti
Dia. Membangun hubungan yang baik dengan Tuhan, sesama dan lingkungan hidup kita.
2. Allah menjelma menjadi setara dengan manusia. Allah menjadi sesama manusia. Hal itu
menunjukkan bahwa betapa tingginya harkat dan martabat manusia. Oleh karena itu kita harus
memandang orang lain sebagai sesama, tak ada pengkotaan, tak ada diskriminasi, tak ada penindasan,
tak ada pelanggaran hak-hak asasi sesama manusia. Bersama orang-orang yang berkehendak baik,
mengusahakan kebahagiaan dan keselamatan bersama, seperti yang telah dilakukan oleh Tuhan.
3. Tuhan datang sebagai manusia untuk memerangi dosa, penderitaan dan segala macam kejahatan
dengan kasih. Maka kita tidak dapat bersikap masa bodoh terhadap situasi masyarakat di sekeliling
kita. Bersama orang-orang yang berkehendak baik, kita ambil bagian dalam memajukan masyarakat
ke arah kebaikan dan kesejahteraan, dengan memerangi segala macam kejahatan moral, fisik dan
material.

Contoh perwujudan dalam kehidupan sehari-hari


Manusia juga memiliki dimensi kemanusiaan dan keallahan yang sama seperti Yesus yang dapat
diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari yaitu
1. Dimensi kemanusiaan manusia
a. Memiliki jenis kelamin
b. Berkeluarga dan mendidik anak-anak
c. Mencari nafkah dengan bekerja
d. Menjalankan kehidupan di berbagai bidang kehidupan manusia
e. Merasakan sedih, senang, susah, marah dan prihatin
2. Dimensi keallahan manusia
a. Menolong teman yang tertimpa musibah
b. Memberi perlindungan bagi kaum perempuan yang ditindas
c. Melerai ketika ada teman bertengkar
d. Membantu teman yang kesulitan dalam pelajaran
e. Mendoakan teman yang sedang sakit
f. Seorang dokter yang menyembuhkan orang sakit

BAB II YESUS MEWARTAKAN KERAJAAN ALLAH


KD 3.2 Memahami Tugas Yesus Kristus mewartakan Kerajaan Allah melalui sabda dan tindakan
A. Kerajaan Allah sebagai Pokok Pewartaan Yesus
1. Kata “Kerjaaan Allah” atau “Kerajaan Surga” tidak berarti daerah kekuasaan Allah atau daerah
kekuasaan surga.
2. Kerajaan Allah berarti Allah sendiri yang tampil sebagai Raja dalam kemuliaan dan keperkasaan,
bukan untuk menghukum atau membalas, melainkan untuk menyelamatkan dan memberikan
perlindungan.
3. Kerajaan Allah berarti turun tangan Allah untuk menyelamatkan dan membebaskan dunia secara
total dari kuasa kejahatan.
4. Zaman Yesus, orang-orang Yahudi masih terbelenggu oleh penjajahan Romawi karena sangat
mengharapkan hadirnya Sang Mesias yang dirindukan
5. Sang Mesias adalah adalah Yesus
6. Orang Israel sangat mengharapkan tegaknya Kerajaan Allah di tengah mereka. Masyarakat Israel
terdiri atas beberapa kelompok/golongan sehingga pemahaman mereka akan Kerajaan Allah
menjadi berbeda-beda
7. Pandangan Kerajaan Allah menurut bangsa Israel yaitu:
a. Kerajaan Allah bersifat politis
Beranggapan bahwa Kerajaan Allah yang damai dan sejahtera hanya mungkin tercapai bila
Mesias tampil sebagai seorang tokoh politik yang dengan gagah berani mampu memimpin
bangsa Israel melawan penjajahan Romawi dan para penindas rakyat.
b. Kerajaan Allah bersifat apokaliptis
Memandang kedatangan Kerajaan Allah akan tercapai bila Allah menunjukkan kuasa-Nya
dengan menggoncangkan kekuatan-kekuatan langit dan bumi.
c. Kerajaan Allah bersifat yuridis-religius
Memandang bahwa Allah sekarang sudah meraja secara hukum, sedangkan di akhir zaman
Allah menyatakan kekuasaan-Nya sebagai Raja semesta alam dengan menghakimi sekalian
bangsa. Orang Israel memandang Hukum Taurat sebagai wujud Kekuasaan Allah yang
mengatur manusia.
8. Karajaan Allah menurut definisi Yesus dengan mengatakan “Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini;
jika Kerajaan-Ku dari dunia ini, pasti hamba-hamba-Ku telah melawan, supaya Aku jangan
diserahkan kepada orang Yahudi, tetapi Kerajaan-Ku bukan dari sini”(buku paket halaman 58:
c)
9. Yesus hadir untuk mewartakan dan menghadirkan kerajaan Allah di tengah dunia
10. Bagi Yesus, pewartaan Kerajaan Allah adalah pewartaan kerahiman Allah dan merupakan warta
pengharapan.
11. Pada intinya, menurut pandangan Katolik, Yesus hadir didunia untuk membawa kedamaian dan
mengajak kita untuk hidup dalam Tuhan.
12. Bagi teman-teman yang beragama non-kristiani, Yesus bisa seperti Nabi atau Dewa yang pernah
hadir dan hidup didunia bersama manusia dengan maksud memperkenalkan Tuhan kepada
manusia.

B. Yesus Mewartakan Kerajaan Allah melalui Perumpamaan


1. Perumpamaan adalah penyampaian pesan dengan menggunakan bahasa imajinatif, kiasan, simbol
atau perbandingan sehingga orang yang mendengar sebuah perumpamaan diharapkan mampu
menangkap pesan dibalik perumpamaan tersebut.
2. Perumpamaan dipakai Yesus untuk mejelaskan Kerajaan Allah biasanya diambil dari kehidupan
masyarakat sehari-hari
3. Yesus dalam pengajaran-Nya mempergunakan perumpamaan dengan maksud agar pewartaan
dan ajaran-Nya dapat mudah dimengerti
4. Contoh perumpamaan yang digunakan Yesus untuk mewartakan Kerajaan Allah dan maknanya
a. Perumpamaan seorang penabur
Perumpamaan ini hendak menjelaskan bahwa dalam karya Yesus
untuk menegakkan Kerajaan Allah, jika mengalami kegagalan,
karya-Nya akan menghasilkan buah panen yang berlimpah melebihi
pemikiran manusia. Maka pengikut Yesus tidak perlu berkecil hati
dan mudah putus asa bila mengalami berbagai kegagalan.

b. Perumpamaan tentang Benih yang tumbuh


Perumpamaan ini hendak mengatakan bahwa Kerajaan Allah tidak
bisa diamati pasti, tergantung sepenuhnya pada Allah, bukan usaha
manusia. Manusia tidak bisa memaksa supaya cepat atau
memperlambat pertumbuhannya. Allah sendiri yang akan
menegakkan Kerajaan Allah.

c. Perumpamaan tentang Lalang di antara Gandum


Kerajaan Allah diwartakan dan ditawarkan oleh Yesus
kepada semua orang. Memberikan kesempatan kepada
orang jahat untuk bertobat, sebab Kerajaan Allah
sendiri yang akan menghakimi orang jahat bukan
manusia. Allah mencintai dan menghendaki semua
manusia baik dan jahat. Tegakknya Kerajaan Allah
terjadi bila yang baik dan jahat dapat hidup bersama
dan dengan kesabaran dan kasih mendorong yang jahat
menjadi baik.
d. Perumpamaan tentang Pukat
Kerajaan Allah dikembangkan sikap tidak mudah menghakimi
orang lain, merasa diri paling baik dan paling layak menjadi
warga Kerajaan Allah, sementara yang lain dengan segala
kejahatan dianggap tidak layak masuk Kerajaan Allah. Biarlah
Allah sendiri yang memilah antara yang baik dan tidak baik.

e. Perumpamaan tentang Harta Terpendam dan Mutiara Berharga


Manusia memandang Allah sebagai harta yang paling
berharga. Maka ia harus berani meninggalkan segala
miliknya yang dianggap paling berharga dalam
hidupnya. Hidup dalam Kerajaan Allah adalah hidup
yang penuh sukacita, sekalipun untuk mencapainya
seseorang harus berani meninggalkan segalanya.

C. Yesus Mewartakan Kerajaan Allah melalui Tindakan


1. Kerajaan Allah yang diwartakan oleh Yesus tidak ditujukan kepada kelompok atau golongan
tertentu tetapi ditujukan untuk semua orang.
2. Yesus merangkul semua orang jahat atau orang baik agar dapat merasakan keselamatan.
3. Yesus tidak hanya mewartakan Kerajaan Allah, melainkan mewujudkannya melalui tindakan-
Nya
4. Melalui mukjizat, Yesus ingin memperlihatkan kehadiran Kerajaan Allah itu sendiri
5. Yesus sendiri juga memberi keselamatan, rahmat, dan penyembuhan bagi manusia yang sedang
berkesusahan
6. Sebagai murid Yesus, kita harus mampu meneladan tindakan-Nya, menyadarkan hidup kita
kepada kekuatan Allah sebagai satu-satunya sumber kekuatan hiudp kita. Kita bisa mewartakan
kabar sukacita kepada orang lain dengan tindakan kasih kepada sesama.
7. Tindakan Yesus mewartakan Kerajaan Allah
a. Yesus mau bergaul dengan orang-orang yang dianggap berdosa
b. Yesus bertemu dan menyapa orang-orang setengah kafir seperti bangsa Samaria
c. Yesus mendatangi negeri-negeri orang kafir dan berbicara akrab dengan mereka
d. Yesus mau makan bersama Zakheus (pekerjaannya pemungut cukai=penagih pajak) dan
bergaul dengan lewi pemungut cukai yang dipandang orang Yahudi sebagai orang berdosa
8. Yesus mewartakan Kerajaan Allah dengan mukjizat kerena:
a. Yesus tidak ingin hanya mewartakan saja melainkan ingin mewujudkan Kerajaan Allah
melalui tindakan
b. Yesus ingin memperlihatkan kehadiran Kerajaan Allah dan menyampaikan bahwa Ia
sendirilah Mesias yang dinantikan
9. Contoh Mukjizat Yesus antara lain:
a. Mukjizat Penyembuhan
Yesus menyembuhkan orang buta
Yesus menyembuhkan orang kusta
Yesus menyembuhkan orang lumpuh
b. Mukjizat Pengusiran
Yesus mengusir setan yang mersuki seseorang
c. Mukjizat Menakhlukkan
Yesus meredakan angin ribut
Yesus berjalan diatas air
d. Mukjizat membangkitkan
Yesus membangkitkan pemuda di Nain
Yesus membangkitkan Lazarus
10. Kita bisa mewartakan kabar sukacita kepada orang lain dengan tindakan kasih kepada sesama,
terutama dalam kehidupan kita dirumah, contohnya:
a. Membantu orang tua melakukan pekerjaan sehari-hari
b. Pedulia terhadap asisten rumah tangga ataupun orang-orang yang membantu dalam keluarga
c. Memberikan sedekah kepada orang-orang tidak mampu
d. Memberi bantuan bagi orang yang lebih tua

BAB III PANGGILAN DAN PERUTUSAN MURID YESUS


KD 3.3 Memahami panggilan dan perutusan Yesus Kristus kepada murid-murid-Nya pada
zaman sekarang demi mewujudkan Kerajaan Allah
A. Yesus Memanggil Murid-Murid-Nya
1. Berbagai macam sikap dalam menanggapi panggilan
a. Panggilan suatu hal yang mendatangkan kesenangan, keharuan, keuntungan akan sepat
menanggapinya.
b. Panggilan akan membebani, membuat dirinya susah atau untuk melakukan pekerjaan berat,
umumnya orang akan berpikir-pikir dulu atau menolak.
c. Seseorang juga dapat merasakan keharusan untuk melakukan sesuatu yang baik sebagai salah
satu bentuk panggilan dalam dirinya
2. Berbagai macam reaksi dalam menanggapi panggilan Yesus
a. Mendengar panggilan Yesus, langsung meninggalkan segala-galanya seperti pekerjaan,
keluarga dan tanpa pikir panjang langsung mengikuti Yesus.
b. Ketika dia dipanggil, ia merasa perlu untuk menyelesaikan dan mengurusi hidupnya terlebih
dahulu,
c. Ada juga yang menolah, karena tidak mampu memenuhi syarat yang diinginkan Yesus.
3. Mereka yang dipanggil Yesus bukan orang kaya maupun mapan kehidupannya, bukan para
pejabat atau pengausa, melainkan para nelayan atau mereka yang cenderung kekurangan serta
dianggap orang lain berdosa.
4. Syarat mengikuti Yesus adalah menyangkal diri, memanggul salib dan mengikuti Yesus

B. Cara Hidup Murid Yesus


1. Dalam persekutuan masing-masing anggota bisa saling berbagi, saling menguatkan, saling
mengasihi dan saling memperhatikan.
2. Terbentuknya persekutuan bisa disebabkan oleh adanya daya pengikat yang berupa minat
yang sama, keprihatinan yang sama, pemimpin, kegiatan, visi dan misi yang sama dan
sebaginya.
3. Hidup persekutuan tidak dapat berkembang dengan sendirinya bila tanpa peran aktif masing-
masing anggota.
4. Hal-hal yang sering menghancurkan hidup persekutuan antara lain: egoisme, sikap kurang
bertanggung jawab, kurang rasa memiliki persekutuan, kurang jujur satu sama lain.
5. Cara Hidup Jemaat (Kis 4:32-37)
a. Pertama, Roh kuduslah yang mempersatukan mereka menjadi orang beriman akan Yesus
Kristus dan hidup sebagai suatu persekutuan persaudaraan sejati sejiwa (ay.32).
b. Kedua, memandang bahwa setiap persekutuan adalah sesama sederajat, tidak ada dari mereka
yang merasa lebih tinggi satu terhadap yang lain, sehingga mereka tidak pertama-tama hidup
demi diri sendiri, melainkan saling menaruh kepedulian satu sama lain; sehingga yang tidak
mempunyai tidak merasa kekurangan dan yang mempunyai tidak merasa kelebihan (ay.
33,34a).
c. Ketiga, adanya kepemimpinan yang melayani dan mampu menghadirkan Kristus di tengah-
tengah jehidupan Jemaat (ay.33a).
d. Keempat, melimpahnya kasih karunia Tuhan dalam kehidupan Jemaat karena Kristus ada
ditengah-tengah mereka.
e. Kelima, kewibawaan dan pelayanan rasul-rasul dalam kehidupan persekutuan Jemaat
perdana (ay.35-37).
6. Cara Hidup Jemaat yang Pertama (Kis 2: 41-47)
a. Setelah menerima perkataan, memberi diri dibaptis dan jumlah pengikut Yesus bertambah
kira-kira tiga ribu jiwa (ay. 41)
b. Bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan berkumpul untuk
memecahkan roti (ay. 42)
c. Mengadakan banyak mukjizat dan tanda (ay.43)
d. Menjadi percaya, bersatu dan kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama (ay. 44)
e. Menjual harta milik dan membagikan kepada orang lain sesuai dengan kebutuhannya (ay.
45)
f. Bertekun dan sehati berkumpul tiap hari dalam Bait Allah (ay. 46)
g. Memuji Allah, setiap hari Allah menambah jumlah mereka (ay.47)
7. Manusia adalah mahkluk sosial, karna tidak bisa hidup sendiri, maka hidup dalam kebersamaan
dengan orang lain atau
8. Semua orang yang mendengar ajaran para rasul dipersatukan oleh Roh Kudus dan dipanggil untuk
menjadi pengikut Yesus Kristus yang hidup dalam persekutuan persaudaraan sejati.
9. Sikap dasar yang dihidupi dalam persekutuan persaudaraan adalah saling membantu dan bekerja
sama, saling memberi, saling mengasihi dan membahagiakan, serta saling mengampuni.
10. Sikap-sikap lahir dari pemahaman bahwa setiap anggota yang hidup dalam persekutuan adalah
sesama yang sederajat, memiliki talenta dan kemampuan yang tidak tergantikan, maka perlu ada
kepedulian terhadap satu sama lain.
11. Ciri lain dari kehidupan jemaat perdana adalah adanya pemimpi yang berwibawa, melayani dan
mampu menghadirkan Kristus ditengah kehidupan jemaat. Sebab melalui kehadiran Kristus,
kasih karunia Tuhan dilimpahkan kepada kita.

C. Tugas Perutusan sebagai Murid Yesus


1. Reaksi seseorang yang terpilih untuk menjadi utusan yaitu : menerima, menolak, bimbang atau
berfikir-pikir dahulu.
2. Perasaan seseorang yang terpilih menjadi utusan yaitu: perasaan bangga karena dipercaya,
perasaan senang karena tugas tersebut memang digemari, mungkin juga perasaan tidak percaya
diri karena takut gagal atau takut tidak ada yang mendukung.
3. Yesus menghendaki kabar gembira keselamatan yang dibawa-Nya dapat diketahui oleh semua
orang, maka Yesus mengutus murid-Nya berdua-dua untuk mendahului-Nya ke tempat yang
akan dikunjungi-Nya.
4. Yesus tidak ingin berkarya sendiri, Ia mengikutsertakan murid-murid-Nya karena pewartaan
keselamatan adalah tanggung jawab bersama (ay.1-2).
5. Ungkapan Yesus, “Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala”,
menunjukkan bahwa tugas yang diberikan oleh Yesus itu merupakan tugas yang berat dan
mengandung resiko. Sungguhpun demikian Yesus menjamin keselamatan dan kesejahteraan
mereka (ay.7&8).
6. Yesus memberikan petunjuk kepada para murid-Nya dalam melaksanakan tugas yang diberikan
oleh-Nya yaitu
a. agar para muridnya tidak memilih-milih di mana dan kepada siapa mereka mewartakan
keselamatan (ay.8),
b. agar mereka tidak dibebani diri dengan harta (pundi-pundi) (ay.4),
c. agar mereka mengucapkan salam damai dari Allah di rumah-rumah orang (ay.6),
d. agar mereka menyembuhkan orang-orang sakit yang dijumpai (ay.9), dan
e. memperingatkan orang-orang yang menolak Dia (ay.10).
f. dalam memberikan tugas, Yesus memberikan jaminan kepada para murid-Nya. Mereka
tidak akan terlantar dan kelaparan, sebab mereka adalah pekerja Tuhan (ay.7).
7. Dalam Luk 10: 17-20 diceritakan pula bahwa setelah murid-murid kembali, mereka melaporkan
kepada Yesus tentang hasil kerja mereka.
8. Semangat kesederhanaan, kebijaksanaan dan kebersamaan dalam menjalankan tugas perutusan
mewartakan kabar gembira diharapkan menjadi semangat para murid Yesus zaman sekarang.
9. Ada berbagai macam cara dapat kita lakukan untuk mewujudkan tugas kita sebagai murid
Kristus dalam hidup sehari-hari yaitu:
a) Aktif dilingkungan/paroki dengan menjadi misdinar, anggota kor, dirigen, lektor dan
pemazmur, aktif pendalaman iman pada masa Adven dan Paskah
b) Menjadi pendamping sekolah minggu atau bina iman di sekolah
c) Aktif dalam karya pelayanan sosial (kunjungan ke panti asuhan, panti werda,
mengumpulkan barang untuk membantu orang yang kurang beruntung)
d) Berani menolak dengan tegas hal-hal yang bisa merusak kehidupan misalnya narkoba,
pornografi, tawuran.

BAB IV KONSEKUENSI PEWARTAAN YESUS


KD 3.4 Memahami makna peristiwa sengsara, wafat dan kebangkitan Yesus Kristus sebagai
puncak pewartaan-Nya
A. Tanggapan atas Pewartaan Yesus
1. Yesus melaksanakan tugas-Nya dalam mewartakan Kerajaan Allah dengan sepenuh hati dan
bertanggung jawab
2. Tugas dan pewartaan Yesus dalam mewartakan Kerajaan Allah adakalanya tidak berjalan
mulus, banyak tantangan dan tidak semua orang mau dan dengan senang hati menerima
pewartaan Yesus
3. Pewartaan Yesus tentang Kerajaan Allah sangat menyentuh dan juga menabrak kebiasaan-
kebiasaan tidak baik yang dilakukan sebagian orang yang merasa nyaman dengan keadaan
dirinya.
4. Perwartaan Kerajaan Allah mengundang pro dan kontra dalam masyarakat Yahudi saat itu.
a. Masyarakat yang menerima (pro) pewartaan Yesus
• Orang miskin dan sederhana
Bagi mereka, Yesus adalah pembela dan penyelamat. Yesus adalah Mesias yang
dinantikan untuk melakukan keadilan dan pembelaan-Nya. Mereka rela meninggalkan
segala-galanya untuk mengikuti Yesus.
• Para pendosa yang mau bertobat
Kelompok ini termasuk perempuan berzinah dan pemungut cukai yang mau bertobat.
Mereka tidak layak hidup ditengah-tengah masyarakat Yahudi pada umumnya. Mereka
harus dijauhi, disingkirkan dan dikucilkan dari kehidupan masyarakat. Siapapun yang
bergaul dengan mereka dianggap najis. Namun Yesus berkenan datang dan kepada
mereka dan bergaul dengan mereka. Sikap Yesus sangat mengejutkan para pendosa san
mengagetkan para imam dan ahli taurat. Yesus mau menegaskan tentang kesetaraan
dihadapan Allah. Bagi Yesus, orang baik dan jahat dalam arti tertentu sama kedudukannya
dihadapan Allah, sama-sama dicintai Allah, sama-sama anak Abraham. Karena kesamaan
itu, mereka mempunyai hak atas Kerajaan Allah.
• Orang-orang sakit yang disembuhkan
Mereka adalah orang-orang yang secara langsung merasakan kebahagiaan dan
kegembiraan atas pewartaan Yesus melalui mukjizat penyembuhan-Nya. Kedatangan
Yesus membawa harapan baru bagi mereka yang sakit. Yesus telah menunjukkan diri-
Nya sebagai penyelamat, Sang Pembebas. Yesus mewartakan Kerajaan Allah yang
mahapengasih
• Kaum wanita dan anak-anak
Kaum wanita dan anak-anak sebagai warga masyarakat kelas dua, keberadaanya
dibawah dominasi laki-laki. Mereka merasa menjadi warga masyarakat yang tidak
diperhitungkan. Yesus justru hadir dan meninggikan derajat mereka. Yesus memuji
persembahan seorang janda miskin, memperlakukan perempuan berzina secara
manusiawi, Yesus menerima anak-anak dengan senang hati, maka mereka dengan
sepenuh hati mengikuti dan Melayani Yesus.

b. Masyarakat yang tidak menerima (kontra) pewartaan Yesus


• Para imam dan ahli Taurat
Mereka menganggap dirinya yang paling tahu dan paling mengerti tentang aturan-aturan
suci dan kehendak Allah yang benar. Dengan keras Yesus mengkritik cara hidup mereka
yang tidak mencerminkan kehendak Allah. Dengan kehadiran Yesus terbukalah
kekeliruan mereka dalam menafsirkan kehendak Allah yang sejati. Para imam dan ahli
Taurat merasa kehilangan wibawa dan mulai berkurang pengikutnya. Mereka merasa
semakin terancam oleh kehadiran Yesus.
• Orang-orang Farisi
Kaum Farisi berusaha menjaga warisan dan jati diri Yahudi. Meraka menyoroti kataatan
pada setiap pasal hukum, tetapi mereka sendiri sangat memilih-milih dalam ketaatan
mereka. Mereka mentaati hukum Tuhan dengan memusatkan perhatian pada peraturan-
peraturan ritual dan ibadah keagamaan. Kehadiran Yesus dianggap akan merusak
tatanan hidup sosial dan kemasyarakatan yang sudah mapan. Mereka mengencam sikap
Yesus yang menyembuhkan orang sakit pada hari Sabat dan membiarkan para murid-
murid-Nya memetik gandum pada hari Sabat.
• Para Penguasa
Bagi mereka, kedudukan, kehormatan dan kekuasaan lebih penting dibandingkan tunduk
kepada kehendak Allah. Yesus mengecam mereka sehingga mereka merasa kedudukan,
kehormatan dan kekuasaannya terancam dengan kehadiran Yesus.
• Orang-orang kaya dan mapan
Kabar sukacita Kerajaan Allah yang diwartakan oleh Yesus sulit diterima oleh mereka.
Kerajaan Allah yang yang diwartakan Yesus menuntut keberanian untuk meninggalkan
segala-galanya termasuk meninggalkan harta benda, kekayaan dan kemapanan hidup.
Sementara mereka masih mengikatkan diri pada harta kekayaannya.

B. Sengsara dan Wafat Yesus


1. Penderitaan merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia dan hampir setiap orang
mengalami walaupun dengan kadar dan bentuk yang berbeda. Penderitaan ditanggapi orang
secara berbeda.
2. Sikap negatif dalam menghadapi penderitaan, misalnya: putus asa, menyalahkan diri sendiri
atau orang lain, menyalahkan Tuhan dengan bertindak tidak adil.
3. Ada dua peristiwa penting sebelum sengsara dan wafat Yesus
a. Pertama, sebelum menderita sengsara, Yesus menyuruh para murid-Nya untuk
mempersiapkan perjamuan Paskah bersama.
b. Kedua, setelah mengadakan perjamuan Paskah, Yesus ditemani para murid-Nya pergi ke
taman Zaitun untuk berdoa dan mendekatkan diri pada Bapa-Nya.
4. Kematian Yesus menjadi kurban kebencian dan permusuhan para pemimpin agama Yahudi.
Yesus disingkirkan atas nama hukum Allah. Pembunuhan terhadap Yesus adalah pembunuhan
keagamaan. Namun dasar sesungguhnya ialah pewartaan Yesus yang dianggap berbahaya bagi
kedudukan dan kuasa para pemimpin agama Yahudi.
5. Dua hal yang patut kita teladani penderitaan Yesus
a. Pertama, kita harus melaksanakan dan menyelesaikan tugas-tugas kita dengan sebaik-
baiknya
b. Kita harus berani menderita dalam menunaikan tugas-tugas kita sampai akhir hayat
6. Seluruh hidup Yesus adalah wujud solidaritas dan kasih Allah kepada manusia. Ia yang setara
dengan Allah merendahkan diri untuk setara dengan manusia.
7. Sebagai murid-Nya kita harus belajar dari sikap Yesus dalam menghadapi penderitaan yaitu
a. Pertama, tetap tabah dalam menghadapi penderitaan, disertai sikap penyerahan diri kepada
Tuhan.
b. Kedua, berani menghadapi resiko demi menegakkan kebenaran dan keadilan
c. Ketiga, kita diajak solider terhadap mereka yang miskin, menderita, tertindas dan
membutuhkan pembebasan dalam hidupnya.

C. Kebangkitan Yesus
1. Kematian Yesus dianggap sebagai kegagalan, perjuangan dan karya Yesus dianggap sia-sia dan
musnah seiring kematian-Nya. Namun dengan peristiwa kebangkitan Yesus dari alam maut,
Allah membalikkan semua pemikiran itu. Kebanggitan Yesus membuat kehadiran-Nya tidak
lagi terbatas ruang dan waktu. Ia hadir dimana-mana dalam hati semua murid-Nya.
2. Kebangkitan Yesus merupakan pembenaran dari Allah terhadap sabda dan karya-Nya serta
pembenaran terhadap perjuangan Yesus. Kebangkitan memberikan harapan baru bagi hidup
manusia bahwa ada harapan lebih baik setelah kematian di dunia ini.
3. Kitab Suci memberikan bukti bahwa Yesus bangkit yaitu:
a. Batu penutup makam Yesus sudah terguling, makam Yesus sudah kosong dan hanya ada
kain kafan
b. Pernyataan malaikat yang mengatakan bahwa Yesus sudah bangkit dan mendahului para
murid ke Galilea
c. Yesus menampakkan diri kepada Maria Magdalena dan murid-murid-Nya
d. Yesus menampakkan diri kepada Thomas
e. Yesus menampakkan diri di jalan Emaus
4. Makna dari kebangkitan Yesus
a. Kebangkitan Yesus merupakan pembenaran dari Allah terhadap Sabda dan karya-Nya serta
pembenaran terhadap perjuangan Yesus Kristus
b. Kebangkitan Yesus adalah permulaan dari corak kehidupan baru, kelahiran baru, dan
permulaan suatu kehidupan yang lebih mulia
5. Makna kebangkitan Yesus bagi manusia adalah bahwa kebangkitan Yesus mengajarkan pada
kita senantiasa bangkit dari kelemahan dan dosa, yakni
a. meninggalkan cara hidup lama menuju hidup baru dengan sikap peduli terhadap orang lain,
b. tidak mudah menyalahkan orang lain,
c. tidak mudah putus asa dan percaya diri,
d. menjadi orang yang selalu bersyukur dan mudah berterimakasih.

BAB V PERAN ROH KUDUS BAGI MURID YESUS


KD 3.5 Memahami peran Roh Kudus pada gereja perdana dan gereja masa kini
A. Yesus Mengutus Roh Kudus
1. Perasaan sedih atau takut yang teramat sangat sering mendorong orang untuk diam atau
bersembunyi dan cenderung tidak berbuat apa-apa, selain bergulat dalam ketakutannya. Banyak
tugas atau pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya terbengkalai karena tidak dilaksanakan
sehingga timbul kekuatan untuk menghalau ketakutannya. Kekuatan tersebut bisa berupa
kehadiran seseorang yang mau menemaninya atau kekuatan lain yang mampu meyakinkan diri
dari dalam, kekuatan yang mampu menyemangati untuk melanjutkan kembali apa yang menjadi
tanggung jawabnya.
2. Banyak orang takut menjadi saksi karena
a. kurang peduli terhadap nasib orang lain,
b. tidak mau repot,
c. tidak mau berkorban demi menegakkan kebenaran.
d. Ketidaksediaan memberi kesaksian secara benar, jujur dan adil dapat mengorbankan orang
lain.
e. orang yang tidak seharusnya menderita jadi menderita;
f. orang yang kematiannya bisa dicegah, mati dengan sia-sia dan sebagainya
3. Selain itu, kesaksian palsu dapat menjerumuskan dan merugikan orang lain dan membuat diri
sendiri berdosa. Orang yang bersedia memberi kesaksian adalah orang yang siap dengan berbagai
resiko, tidak hanya tenaga, pikiran atau dana, bahkan nyawa bisa menjadi taruhan. Maka sedikit
sekali orang yang mau memberi kesaksian.
4. Ketika berada di depan umum, banyak orang katolik atau agama lain merasa malu atau takut
memberi kesaksian dirinya sebagai katolik. Misalnya, malu membuat tanda salib, berdoa sebelum
dan sesudah makan ketika di rumah makan. Walaupun, hal-hal seperti itu juga perlu dilakukan
secara bijak karena kesaksian yang paling efektif adalah melalui tindakan kasih, bukan hanya
dengan simbol-simbol keagamaan.
5. Setelah Yesus disalibkan, wafat dan dimakamkan, para rasul mengalami kesedihan dan ketakutan
luar biasa karena:
a. Mereka sedih karena merasa ditinggalkan oleh Gurunya
b. Mereka takut, bukan kepada para pemimpin Yahudi yang diduga akan memperlakukan
mereka seperti mereka perbuat kepada Yesus, Gurunya, melainkan juga takut untuk memberi
kesaksian tentang Yesus.
6. Kerinduan para rasul para rasul terjawab ketika tiba-tiba terjadi angin keras memenuhi seluruh
rumah dan lidah-lidah api bertebaran hinggap pada mereka masing-masing lalu mereka dipenuhi
Roh Kudus. Ini membuktikan bahwa Yesus tidak pernah meninggalkan mereka, melainkan akan
menyertai senantiasa hingga akhir zaman.
7. Perasaan sedih dan takut tersebut membuat mereka selalu hidup bersama-sama dalam
persembunyian. Mereka tinggal di ruangan-ruangan yang tertutup rapat. Mereka membuat
kekuatan yang mampu mengembalikan kepercayaan diri dan semangat mereka untuk menjalani
hidup seperti biasa. Mereka senantiasa menantikan terpenuhinya janji Yesus untuk mengutus Roh
Penghibur (lih. Yoh 14: 15-20.25-26, 15: 4b-11).
8. Manfaat Roh Kudus yang hadir dalam diri para murid Yesus yaitu:
a. Roh Kudus memberikan daya hidup baru kepada mereka.
b. Roh Kusus memperbaharuhi hati mereka, dari hari yang penuh kesedihan dan ketakutan
menjadi orang yang berani.
c. Roh Kudus membuat mereka berani untuk mewartakan kebenaran atas peristiwa yang dialami
Yesus Kristus.
9. Roh Kudus adalah Roh Kebenaran
a. yang mengajarkan tentang Kebenaran Allah yaitu mewartakan tenang Yesus Kristus sendiri
dan karya Penyelamatan-Nya.
b. yang menuntun Gereja pada kekudusan
c. yang menggerakkan, mendorong, menguatkan dan memberikan semangat kepada Gereja
untuk berkarya dan mewartakan Kerajaan Allah
d. karena Ia akan selalu membimbing dan memimpin kita menuju seleuruh Kebenaran Allah
e. karena apa yang dikatakan, apa yang didengar, dan apa yang diberitakan berasal dari Allah.
10. Roh Kudus tetap berkarya mendampingi murid-murid Kristus sampai sekarang menguatkan iman
Gereja dan tetap percaya bahwa Roh Kudus terus berkarya menguatkan umat-Nya
11. Roh Kudus sampai saat ini juga senantiasa mendampingi kita umat-Nya yang dikasihi.

B. Roh Kudus Memberi Daya Kekuatan


1. “Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh”, sebagai ungkapan yang menunjukkan bahwa jika kita
bersatu, kita akan kuat, jika kita berpencar atau salah satu anggota meninggalkan kelompok, maka
kelompok tersebut akan musnah, hancur atau tidak kuat.
2. Kesatuan dan persatuan hanya mungkin terbentuk dengan kuat bila ada unsur perekat yang
menjiwai semua anggota kelompok. Unsur perekat itu bisa berupa hobi yang sama, kebiasan yang
sama, peristiwa atau pengalaman yang pernah dialami bersama, perasaan senasib atau
keperihatinan-harapan-kerinduan dan cita-cita yang sama. Tentu saja dalam kehidupan bersama
kelompok tersebut, unsur-unsur itu harus tetap terpelihara dan dikembangkan.
3. Dalam perjalanan hidup bersama sebagai kelompok, unsur-unsur tersebut harus tetap dipelihara
dan dikembangkan. Bila tidak, maka unsur kesatuan dan persatuan itu akan memudar dan
akhirnya akan menghancurkan kelompok tersebut.
4. Unsur persatuan dalam lomba “tarik tambang” dalam kelompok kelas pada gambar diatas
menunjukkan semangat persatuan, kekompakan kelas dan semangat untuk memperoleh
kemenangan. Melalui satu tujuan, satu orang bersama orang lain membentuk kelompok akan
bersama-sama meraih dengan menunjukkan kekompakan dan dampaknya berupa kebersamaan
kelompok kelas tersebut semakin erat.
5. Peristiwa pentakosta merupakan salah satu peristiwa yang besar dalam keseluruhan perjalanan
hidup Gereja. Peristiwa tersebut semakin mengokohkan iman Gereja akan Allah Tritunggal:
Bapa, Putra dan Roh Kudus. Itulah sebabnya peristiwa pentakosta senantiasa dikenang dan
dirayakan.
6. Penyertaan Yesus dalam Roh Kudus menguatkan iman Gereja hingga sekarang. Dalam keadaan
sulit, Gereja tetap percaya bahwa Roh Kudus terus berkarya menguatkan umat-Nya. Penghayatan
Gereja akan kehadiran Roh Kudus itu tampak dalam berbagi ungkapan doa dan simbol yang
digunakan dalam ibadat Gereja. Lewat simbol-simbol tersebut, daya kekuatan Roh Kudus tidak
hanya dirayakan melainkan diwujudkan melalui anggota-anggota-Nya.
7. Roh Kudus berkarya mendampingi setiap orang dan juga mendampingi Gereja hingga saat ini.
Pendampingan Roh Kudus dilakukan dengan memberikan karunia-Nya anatar lain: karunia
kebijaksanaan, karunia pengertian, karunia nasihat, karunia pengenalan, karunia kesalehan, dan
karunia takut akan Allah
8. Berkat Roh Kudus, para rasul awalnya merasa takut dan tidak berani menampakkan diridihadapan
banyka orang, kini menjadi berani menunjukkan diri dihadapan orang banyak dan berani
mewartakan bahwa Yesus adalah Tuhan dengan menggunakan satu bahasa yang dapat dimengerti
oleh berbagai bangsa.
9. Sekarang, Roh Kudus tetap mendampingi Gereja yang masih terus menghadapi tantangan. Roh
Kudus senantiasa menjiwai setiap anggota Gereja sehingga memiliki peran aktif dalam kehidupan
beriman. Mereka saling memperhatikan, saling berbagi, dan saling menguatkan.
10. Peran Roh Kudus bagi kita:
a. Roh Kudus memampukan kita untuk memberi kesaksian hidup (Martyria)
b. Roh Kudus memampukan kita untuk melaksanakan tugas pelayanan (diakonia)
c. Roh Kudus menggerakkan dan mendorong kita untuk membangun persekutuan yang kokoh
(koinonia)
d. Roh Kudus mendorong umat beriman untuk saling menguduskan melalui kegiatan liturgi
(liturgia)
e. Roh Kudus memampukan kita untuk mewartakan Karajaan Allah melalui pertemuan
pembahasan Kitab Suci (kerygma)
11. Roh Kudus juga mendampingi Gereja sebagai persekuuan tetap hidup dan berkarya melalui
pelayanan pendidikan melalui sekolah-sekolah, karya pewartaan melalui pengajaran-pengajaran
(kotbah), karya Perayaan Ekaristi dan ibadat (liturgia)

C. Mengikuti Bimbingan Roh Kudus


1. Beberapa contoh godaan yang harus diwaspadai dalam kehidupan sehari-hari
a. Godaan untuk mencari kesempurnaan/nilai tinggi dengan cara yang tidak baik
b. Dorongan untuk berbuat dengan mengharapkan pamrih
c. Godaan untuk senang memikirkan jasa-jasa sendiri dan cenderung ingin dihargai
d. Godaan untuk membuat alasan-alasan sehingga akhirnya tidka perlu menolong orang lain
2. Tanda menunjukkan bisikan atau inspirasi yang bukan berasal dari Roh Kudus
a. Kehilangan damai tanpa sebab yang objektif atau adanya dosa tertentu
b. Rasa khawatir yang tidak beralasan
c. Menjadi sedih tanpa sebab
d. Adanya godaan untuk mundur dan meninggalkan hidup yang benar dalam Roh Kudus
dengan berbagai alasan untuk mengenakkan diri
e. Timbul ketakutan-ketakutan yang sebelumnya tidak pernah terjadi
3. Tokoh-tokoh Kitab Suci yang dalam hidupnya menerima bimbingan Roh Kudus yaitu Daud,
Yonathan, Yeremia, Paulus dan sebagainya
4. Roh Kudus membimbing umat-Nya melalui berbagai cara:
a. Melalui Sabda-Nya dalam Kitab Suci
Kitab Suci adalah sumber bimbingan yang pertama dan utama. Lewat sabda-Nya dalam
Kitab Suci Allah mengajar , menerangi, Menyatakan kehendak-Nya menegur dan
menguatkan kita
b. Melalui Gereja-Nya
Gereja sebagai persekutuan umat beriman di bawah pimpinan Paus dan Para Uskup
merupakan umat Allah yang didirikan Yesus Kristus sendiri. Yesus secara istimewa
memberikan Roh-Nya kepada Gereja, supaya selalu setia dan tidak sesat. Kehadiran roh
kudus yang istimewa dalam Gereja memampukan para pemimpin gerejauntuk menafsirkan
kehendak Allah melalui firman-Nya dalam Kitab Suci. Oleh karena itu, dengan mengikuti
ajaran Gereja, kita mengikuti bimbingan Roh Kudus melalui Gereja-Nya
c. Melalui bimbingan secara khusus
Roh Kudus seringkali memberi inspirasi kepada seseorang secara khusus untuk mengerti
atau melakukan sesuatu. Roh Kudus dapat memberikan inspirasi secara khusus kepada
seseorang untuk melaksanakan kehendak Allah
d. Melalui bimbingan orang lain
Roh Kudus dapat bekerja melalui orang-orang sekitar kita. Kita dapat menerima bimbingan
Roh Kudus dengan belajar dari orang lain yang berpengetahuan dan berpengalaman serta
minta nasihat-nasihat
5. Beberapa hal yang perlu dikembangkan agar kita dapat tumbuh dalam karunia dari Roh Kudus,
antara lain:
a. Menjalani kehidupan doa yang baik dan mendalam
b. Memiliki sikap kesungguhan hati dalam mencari kehendak Allah
c. Percaya penuh kepada Tuhanbahwa Ia akan membimbing kita dalam membedakan Roh
d. Senantiasa menjalani dan mencari kehendak Allah melalui firman-Nya dalam Kitab Suci
e. Meminta bimbingan rohani kepada mereka yang sudah lebih lama terlibat dalam kehidupan
rohani.
YAYASAN MARDI WALUYA
Kantor Perwakilan Sukabumi
SMP Mardi Waluya 2
AKREDITASI A (Unggul)
Alamat : Jl. Ir. H. Juanda No. 2 🕿 (0266) 221398 Sukabumi 43113
Website: mardiwaluya.or.id email: mw.sukabumi@gmail.com

RANGKUMAN MATERI PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK KELAS VIII


SEMESTER GENAP
TAHUN PELAJARAN 2023/2024

BAB VI GEREJA SEBAGAI PAGUYUBAN ORANG BERIMAN


KD 3.6 Memahami makna Gereja sebagai paguyuban umat beriman
A. GEREJA SEBAGAI PAGUYUBAN
1. Dalam suatu kelompok yang disebut sebagai persekutuan (komunio) atau paguyuban, komunikasi
dan interaksi berlangsung terus-menerus. Setiap anggota pada umumnya saling memperhatikan
satu sama lain, saling memiliki, saling memberi, saling mendukung, saling menasihati, saling
mengingatkan, saling mengembangkan, saling melayani, dan saling berusaha agar kebersamaam
tersebut terus-menerus terjaga keutuhannya demi kebahagiaan bersama. Hal yang demikianlah
yang ada dalam “Gereja”.
2. Kata “Gereja” berasal dari kata igreja (bahasa Portugis) untuk menerjemahkan dari kata Latin
ecclesia, atau bahasa Yunani, ekklesia, yang berarti kumpulan atau pertemuan, rapat.
Namun,“kumpulan” yang dimaksud bukan sembarang kumpulan, melainkan kumpulan atau
kelompok orang yang sangat khusus. Kata Yunani ekklesia sendiri sebenarnya berarti
memanggil. Dari pengertian-pengertian tersebut, maka Gereja dapat diartikan sebagai umat yang
dipanggil Tuhan.
3. Dalam Kitab Suci Perjanjian Baru ada tiga gambaran tentang Gereja, yaitu Gereja sebagai “Umat
Allah”, “Tubuh Kristus”, dan “Bait Roh Kudus”.
4. Gereja sebagai Umat Allah: Gereja bukan semata-mata sebagai organisasi atau lembaga,
melainkan kumpulan orang-orang yang percaya kepada Allah dan yang mempunyai relasi sangat
dekat dengan Allah. Dalam relasi itu Allah menjadi Allah kita dan kita adalah umat-Nya.
5. Gereja sebagai Tubuh Kristus: Gereja merupakan satu kesatuan bagaikan tubuh meskipun
anggotanya memiliki beraneka karunia dan pelayanan (lih. 1Kor. 12: 7). Yang dimaksudkan di
sini adalah kesatuan jemaat dengan Kristus. Oleh karena itu Kristus juga disebut “kepala” Gereja.
Gereja hidup dari Kristus dan dipenuhi oleh daya ilahi-Nya (lih. Kol. 2:10).
6. Gereja sebagai Bait Roh Kudus: Dalam hal ini ditegaskan bahwa melalui Gereja orang diajak
mengambil bagian dalam kehidupan Allah Tritunggal (Allah Bapa, Allah Putra, dan Allah Roh
Kudus), yang senantiasa hadir dan menyertai Gereja sepanjang zaman dengan segala situasinya.
7. Penghayatan Gereja sebagai Paguyuban tampak dalam beberapa aspek berikut ini.
a. Untuk masuk menjadi anggota paguyuban harus mau menerima baptisan sebagai upacara
inisiasi.
b. Berkat baptisan, pengikat yang utama dan terutama adalah iman akan Yesus Kristus yang
hadir dalam Roh Kudus. Dengan kata lain, Roh Kuduslah yang mempersatukan semua orang
dalam Paguyuban Gereja ini, Semua anggota paguyuban hidup sehati dan sejiwa berkat
menghayat, satu Allah, satu Roh, dan satu baptisan. Mereka tidak harrya sai kenal, tetapi
mampu merasakan kebahagiaan dan kesulitan sesamanya yang lain.
c. Dalam paguyuban, semua anggota dipandang dan diperlakuka, sebagai saudara yang
sederajat, sehingga tidak ada dari mereka yang merasa lebih tinggi satu terhadap yang lain.
Tak seorang pun hidup demi dirinya sendiri, melainkan saling menaruh kepedulian satu sama
lain, sehingga yang tidak mempunyai tidak merasa kekurangan dan yang mempunyai tidak
merasa kelebihan (ay. 33, Ma).
d. Pemimpin hadir sebagai pelayan yang mampu menghadirkan Kristus di tengah-tengah
kehidupan jemaat (ay. 33a).
e. Berkat kehidupan mereka yang luar biasa guyub dan rukun itu, kasih karunia Tuhan dalam
kehidupan jemaat makin melimpah karena Kristus ada di tengah-tengah mereka.
8. Sebagai suatu persekutuan, Gereja memiliki banyak anggota. Meskipun memiliki banyak anggota
tetapi satu tubuh, tiap anggotanya memiliki peran masing-masing antara lain:
a. Para imam: mereka yang ditahbiskan sehingga bertugas untuk menguduskan,
menggembalakan, melayani, dan mengajar umat.
b. Para biarawan-biarawati (Hidup Bhakti): mereka yang mengucapkan Tri Kaul Suci (Ketaatan,
Kemurnian dan Kemiskinan) dan membaktikan dirinya untuk pewartaan Kabar Gembira.
Mereka hidup dalam biara-biara, komunitas, tarekat, atau konggregasi tertentu dengan
pelayanan di bidang pendidikan, kesehatan, rumah retret, panti asuhan dan lain-lain.
c. Kaum awam: umat kristiani yang bukan imam dan juga bukan biarawan-biarawati yang
berperan penting juga dalam melaksanakan perutusan Gereja.

B. CIRI GEREJA SEBAGAI PAGUYUBAN


1. Dalam doa Syahadat terdapat kata-kata yang menjadi ciri dari Gereja yaitu Gereja yang satu,
kudus, katolik, dan apostolik.
2. Gereja yang satu: ciri kesatuan dalam gereja tampak dalam satu Injil, satv baptisan, dan satu
jabatan yang dikaruniakan kepada Petrus dan kedua belas rasul.
3. Gereja yang kudus: disebut Kudus karena:
a. Sumber dari manusia berasal adalah kudus yaitu dari Kristus,
b. Tujuan diarahkan menuju kekudusan, yaitu bahwa Gereja bertujuan untuk kemuliaan Allah
dan penyelamatan umat manusia,
c. Jiwa dari Gereja itu sendiri adalah kudus, yaitu Roh Kudus sendiri,
d. Unsur-unsur Ilahi yang autentik di dalamnya adalah kudus, seperti ajaran-ajaran dan
sakramen-sakramen,
e. Anggotanya adalah kudus, sebab ditandai oleh Kristus melalui pembaptisan dan diserahkan
kepada Kristus serta dipersatukan dalam iman, harapan, dan cinta yang kudus.
4. Gereja yang Katolik: kekatolikan Gereja antara lain tampak dalam:
a. rahmat dan keselamatan yang ditawarkan,
b. iman dan ajaran Gereja yang bersifat umum (dapat diterima dan dihayati siapa pun).
5. Gereja yang apostolik: gereja berasal dari para rasul dan tetap berpegang teguh pada kesaksian
iman mereka. Gereja disebut apostolik karena Gereja berhubungan dengan para rasul yang diutus
Kristus.
6. Sebagai Gereja yang apostolik, yang berasal dari para rasul, maka berbagai aktivitas Gereja
Perdana (Gereja para rasul) tetap dilaksanakan oleh Gereja sampai saat ini, meskipun dengan
istilah yang lain. Adapun ciri hidup Jemaat Perdana tersebut dijadikan sebagai 5 tugas pokok
Gereja: Diakonia (pelayanan), Koinonia (persekutuan), Liturgia (pengudusan), Kerygma
(pewartaan), dan Martyria (kesaksian hidup).

KD 3.7 Memahami aneka pelayanan Gereja


C. PELAYAN GEREJA SEBAGAI SEBAGAI PAGUYUBAN
1. Lima tugas pokok Gereja tersebut juga sering disebut sebagai bidang pelayanan Gereja.
a. Diakonia (melayani) yaitu segala bentuk pelayanan kepada semua orang yang membutuhkan
bantuan. Contohnya dalam paroki terdapat poliklinik, dana solidaritas, yayasan yatim piatu,
dan lain-lain.
b. Koinonia (persekutuan) yaitu segala usaha untuk a in mewujudkan mengukuhkan
persaudaraan murid-murid Kristus dengan saling membantu, saling berbagi, dan memenuhi
kebutuhan hidup bersama. Contohnya kelompok Legio Maria, Marriage Encounter ( ME),
Wanita Katolik (WK), lingkungan, wilayah, dan paroki.
c. Liturgia (menguduskan) yaitu segala bentuk kegiatan ibadat kepada Tuhan yang dilakukan
oleh umat, secara personal maupun sosial, baik yang sakramen dan bukan sakramen.
Contohnya perayaan Ekaristi, ibadat, doa novena
d. Kerygma (mewartakan) yaitu segala bentuk pewartaan, pengajaran iman, dan komunikasi
iman untuk saling meneguhkan, berbagi pengalaman iman, dan saling meluruskan pandangan
iman. Contohnya pelajaran agama, pelajaran untuk calon baptis, katekese umat, khotbah, dan
lain-lain.
a. Martyria (kesaksian hidup) yaitu kesaksian hidup yang dapat diwujudkan dengan cara hidup
yang benar (martir putih) dan juga kematian (martir merah) Contoh orang yang
mengorbankan diri dalam iman dan rela sampai mati, misalnya St. Stevanus dan lain-lain.
Contoh: Beato Carlo Acutis (lahir di London, Inggris, Britania
Raya, 3 Mei 1991. Meninggal di Monza, Milan, Italia, 12
Oktober 2006 pada umur 15 tahun). Ia seorang remaja Katolik
Roma Italia. Ia dikenal karena mendokumentasikan mukjizat-
mukjizat Ekaristi di seluruh dunia dan mengkatalogkan mereka
semua ke dalam sebuah situs web yang dibuat oleh dirinya sendiri
pada berbulan-bulan sebelum ia meninggal. Ia meninggal
akibat leukemia. Ia disebut-sebut menjadi milenial pertama
yang dibeatifikasi.
2. Sebagai remaja, peran yang dapat kita lakukan di Gereja misalnya:
a. Menjadi putra-putri altar/misdinar.
b. Mengikuti kegiatan kelompok Remaja Katolik.
c. Mengikuti kegiatan Mudika.
d. Mengikuti kelompok kor kaum muda.
e. Menjadi lektor/lektris.
f. Menjadi organis Gereja.

BAB VII GEREJA SEBAGAI TANDA DAN SARANA KESELAMATAN


KD 3.8 Memahami bahwa Gereja adalah tanda dan sarana keselamatan bagi semua orang
A. TANDA DAN SARANA KESELAMATAN DALAM HIDUP MANUSIA
1. Ada beberapa pengertian tentang keselamatan dalam hidup kita. Pengertian keselamatan itu
memungkinkan manusia untuk mengubah sikap dalam berusaha. Adapun beberapa pemahaman
tentang ke selamatan itu antara lain:
a. Keselamatan dapat diartikan sebagai terhindar dari bahaya maut, sehingga merasa masih bisa
melanjutkan hidupnya di dunia ini.
b. Keselamatan dapat diartikan sebagai keadaan seseorang merasa diampuni dosa-dosanya
sehingga “mendapat tempat di sisi Tuhan” atau hidup berbahagia bersama Allah di surga.
c. Keselamatan itu sendiri terjadi di tempat kita hidup di waktu sekarang ini ketika kita masih
hidup di dunia, maupun kelak dalam kehidupan kekal setelah kita meninggal dunia.
d. Keselamatan itu diperuntukkan bagi semua orang, siapa pun dia, baik bagi orang baik maupun
bagi orang yang tidak baik. Orang yang berdosa diampuni dan orang yang baik diperintahkan
untuk membuahkan kebaikan.
e. Keselamatan merupakan suatu anugerah dari Tuhan. Meskipun merupakan anugerah, kita
tetap perlu mengupayakan untuk selalu berbuat baik sebagai pertanggungjawaban kita.
2. Ada banyak tanda-tanda yang dibuat oleh manusia untuk memberikan keselamatan atau dengan
tanda tersebut, seseorang diingatkan agar mereka memperoleh keselamatan. Adapun tanda-tanda
itu antara lain:
a. Rambu-rambu lalu-lintas. Rambu-rambu ini dapat menjadi tanda dan sarana yang
dimaksudkan supaya para pemakai jalan selamat dalam perjalanannya.
b. Rumah Sakit. Tempat ini menjadi tanda dan sarana yang memberi pelayanan bagi orang-
orang sakit untuk mendapat kesembuhan, sehingga orang dapat melanjutkan kehidupannya.
c. Sekolah. Sekolah dapat menjadi tanda dan sarana yang memberi pelayanan bagi para
pelajar/mahasiswa untuk mempersiapkan diri guna menggapai masa depannya, sehingga ia
merasa terselamatkan. Pelukan dan ciuman sorang ibu kepada anaknya, sebagai tanda dan
Sarana yang memperlihatkan kasih sayang seorang ibu kepada sang anak.
3. Melalui tanda-tanda dan sarana-sarananya, masyarakat (pemerintah, swasta, pribadi, lembaga
keagamaan) berusaha mengolah dan mengatur kehidupan di dunia ini agar makin baik dan makin
nyaman, sehingga setiap orang makin merasakan keselamatan.
4. Beberapa arti keselamatan berdasarkan Kitab Suci:
a. Keselamatan diartikan sebagai mendapat pertolongan sehingga ter. hindar dari bahaya. Ketika
Petrus akan tenggelam ia berseru, “Tuhan, tolonglah aku!” segeralah Yesus mengulurkan
tangan-Nya. (Mat. 14: 30-31).
b. Keselamatan diartikan sebagai sembuh dari penyakit dan penderitaan. Seorang perempuan
yang sakit pendarahan selama dua belas tahun dengan penuh keyakinan mendekati Yesus dan
berkata dalam hatinya, “Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh.” (Mat. 9:21).
Demikian juga tindakan Yesus ketika menyembuhkan orang yang kerasukan setan di Gerasa
(lih. Luk. 8:35-36).
c. Keselamatan diartikan sebagai bebas dari kematian. “Ketahuilah, bahwa barang siapa
membuat orang berdosa berbalik dari jalannya yang sesat, ia akan menyelamatkan jiwa orang
itu dari maut dan menutupi banyak dosa.” (Yak. 5:20).
d. Keselamatan diartikan sebagai beriman. Maksudnya, jika seseorang beriman kepada Yesus ia
tergolong orang yang mendapat keselamatan. Seperti yang dikatakan Yesus kepada
perempuan yang sakit pendarahan itu, “Teguhkanlah hatimu, hai anakKu, imanmu telah
menyelamatkan engkau.” (Mat. 9:22).
e. Keselamatan diartikan sebagai kasih karunia Tuhan. “Kita percaya, bahwa oleh kasih karunia
Tuhan Yesus Kristus kita akan beroleh keselamatan ....” (Kis. 15:11, bdk. Ef. 2:5-8).
5. Berdasarkan pengertian tersebut di atas, maka dengan singkat dapat dikatakan bahwa
keselamatan adalah sikap beriman kepada Yesus Kristus karena Dia adalah jalan menuju sumber
kehidupan, yaitu Allah, Bapa-Nya.

B. GEREJA SEBAGAI TANDA DAN SARANA KESELAMATAN


1. Apakah saat berdoa merasa melihat secara langsung kehadiran Tuhan?
• Merasakan kehadiran Tuhan melalui tanda-tanda yang bisa dirasakan dengan hati dan nurani
• Allah tidak secara tiba-tiba hadir di hadapan kita secara fisik, melainkan melalui tanda-tanda
yang menunjukkan bahwa Allah ada dan berkarya
• Walaupun tidak kasat mata, Ia hadir namun kehadiran-Nya tetap dan senantiasa
menyelamatkan kita
• Penyelamatan Allah kepada manusia melalui tanda-tanda dan juga sarana-sarana yang ada
didunia ini melalui Gereja
2. Pengertian lambang atau simbol
Kamus Besar Bahasa Indoenesia
✓ lambang atau simbol: sesuatu atau tanda, seperti lukisan atau lencana
✓ tanda ini mengandung maksud dan tindakan tertentu
✓ kata lambang dan simbol merupakan bahasa yang digunakan untuk menyampaikan ide,
emosi, keinginan atau peristiwa ke dalam simbolisasi
✓ lambang atau simbol diwujudkan dalam bentuk gambar untuk mewakili nilai-nilai tertentu
3. Contoh simbol
a. Mawar: simbol cinta dan romantisme. Bunga ini paling sempurna untuk diberikan saat kencan
pertama atau menyatakan cinta.
b. Emoji ini biasanya digunakan untuk menyatakan persetujuan atau pujian, tetapi juga sering
kali berarti hebat, kerja bagus, dan cantik.
4. Upacara Tedhak Siten
• Budaya warisan leluhur masyarakat Jawa untuk bayi berusia 7 atau 8 bulan
• Upacara turun tanah, Tedhak : turun dan siten (siti) : tanah → upacara yang bertujuan agar
bayi tumbuh menjadi anak yang mandiri
• Prosesi menapakkan kaki si kecil diatas 7 warna
• Prosesi naik tangga tradisional yang dibuat dari tebu arjuna yang dihiasi kertas warna-warni
melambangkan harapan agar si bayi memiliki sifat kesatria si Arjuna
Makna
• Kehadiran Tuhan yang menyelamatkan menjadi suatu kebutuhan mutlak bagi manusia
• Karya penyelamatan-Nya, Tuhan tidak secara langsung hadir secara fisik dalam
penyelamatan manusia saat ini
• Allah menyelamatkan manusia melalui sarana-sarana yang ada di dunia dengan simbol atau
lambang-lambang seperti upacara Tedhak Sinten
5. Sejak awal, Gereja menyadari bahwa dirinya berperan sebagai tanda dan sarana keselamatan bagi
semua orang. Gereja sangat menyadari bahwa dirinya harus membawa keselamatan bagi semua
orang. Kehadiran keselamatan itu diwujudkan dalam sakramen-sakramen.
6. Sakramen berasal dari bahasa Latin sakramentum yang berarti tanda dan sarana keselamatan
Allah bagi manusia. Gereja itu dalam Kristus bagaikan sakramen yakni tanda dan sarana
persatuan mesra dengan Allah dan kesatuan seluruh umat (Lumen Gentium art 1).
6. Sakramen-sakramen merupakan pengungkapan diri Gereja sebagai sakramen Kristus dan
menjadi lambang serta sarana penyelamatan. Sakramen-sakramen dimaksudkan untuk
menguduskan manusia, membangun Tubuh Kristus dan akhirnya mempersembahkan ibadat
kepada Allah (Sacrosantum Concilium art 59).
7. Dalam setiap sakramen terkandung materia (perbuatan) dan forma (kata) yang dapat dipahami
oleh manusia.
8. Ada tiga macam aspek sakramen, yaitu:
a. aspek antropologis (aspek manusiawi), yakni aspek yang berhubungan dengan sifat
manusiawi atau kemanusiaan manusia.
b. aspek kristologis (peran Kristus), yakni aspek yang bersumber pada Kristus sebagai asal dari
semua sakramen.
c. aspek eklesiologis (peran Gereja) yakni aspek yang berhubungan dengan Gereja sebagai
pelaksana sakramen berdasarkan perintah Kristus dan sebagai jemaat.
9. Dalam Gereja Katolik dikenal adanya 7 macam sakramen yaitu, Sakramen Baptis, Sakramen
Ekaristi, Sakramen Penguatan (Krisma), Sakramen Pengampunan Dosa (Tobat), Sakramen
Imamat (Tahbisan), Sakramen Perkawinan, dan Sakramen Pengurapan Orang Sakit.
10. Gereja sebagai tanda dan sarana keselamatan bagi semua orang, karena melalui sakramen Gereja
menyalurkan rahmat keselamatan dari Allah yang tampak nyata dalam kata-kata dan tanda-tanda
dalam setiap sakramen.

BAB VIII SAKRAMEN INISIASI


KD 3.9 Memahami ajaran Gereja tentang makna dan konsekuensi Sakramen Inisiasi dalm hidup
menggereja
A. SAKRAMEN BAPTIS
1. Sakramen Baptis merupakan sakramen dasar bagi orang Kristiani yang berarti bergabung menjadi
anggota Gereja. Orang beriman yang telah menerima Sakramen Baptis akan menerima rahmat
pembaptisan. Seseorang dapat dibaptis jika memiliki iman akan Yesus Kristus.
2. Sarana yang dipergunakan dalam Sakramen Baptis antara lain air, lilin, kain putih, juga forma
kata-kata dalam pembaptisan “Aku membaptis kamu dalam Nama Bapa dan Putra dan Roh
Kudus. Amin”.
3. Lambang yang digunakan dalam Sakramen Baptis antara lain:
a. Air yang berarti membersihkan dari dosa-dosa
b. Lilin yang melambangkan cahaya Kristus sebagai penenrang dalam kehidupan, karena kita
adalah anak terang Kristus
c. Kain putih melambangkan kita “mengenakan Kristus”, artinya bahwa sesudah dibaptis, kita
mengandalkan kekuatan Kristus dalam menjalani hidup
4. Dalam Gereja Katolik, secara umum yang lazim dipergunakan dalam pembaptisan adalah dengan
menuangkan air, bukan dengan menenggelamkan.
5. Seorang yang dibaptis akan menggunakan nama baptis dengan harapan agar dapat meneladan
nama Santo/Santa yang memperjuangkan hidupnya demi kemuliaan nama Tuhan. Dari
perjuangan inilah hendaknya orang yang dibaptis mengetahui sejarah dari nama Santo/Santa yang
dipilihnya.
6. Sakramen Baptis membebaskan manusia dari dosa dan melahirkan kembali manusia sebagai
anak-anak Allah menjadi anggota-anggota Tubuh Kristus yakni Gereja dan ikut serta dalam tugas
perutusan Gereja, memperoleh hidup kekal, hidup baru, menerima karunia Roh Kudus, mengikuti
Kristus secara lebih dekat dan hidup seperti Kristus.
7. Masa katekumenat adalah masa peziarahan iman para simpatisan – katekumen – calon baptis –
baptisan baru. Dalam proses tersebut terdapat dimensi edukatif iman, sehingga pada
pelaksanaannya akan memerlukan proses waktu dan mengolah isi yang menjadi landasan kokoh
hidup beriman. Pendampingan calon baptis berlangsung minimal selama satu tahun.
8. Upacara inisiasi Kristen atau Masa Katekumenat (tiga tahap empat masa) sesuai dengan

PEDOMAN PASTORAL TENTANG INISIASI KRISTEN

a. Masa pra-katekumenat untuk para simpatisan


Masa pertama ialah masa prakatekumenat yang bertujuan menampung para simpatisan,
menjernihkan motivasi mereka dan memperkenalkan Kristus kepada mereka, sehingga
mereka mulai bertobat dan beriman.
• Tahap pertama : upacara pelantikan
Tahap ini merupakan tahap di mana seorang simpatisan sungguh mulai bertobat dan
beriman, sehingga ia dapat diterima umat setempat dalam masa katekumenat. Ia mulai
didampingi penjamin. Pada tahap ini simpatisan dilantik dalam upacara penerimaan
menjadi katekumen dengan didampingi oleh penjaminnya.
b. Masa katekumenat untuk para katekumen
Masa kedua ialah masa katekumenat yang bertujuan menanamkan sikap-sikap Kristen dan
mengintegrasikan mereka dalam kehidupan umat.
• Tahap kedua : upacara pemilihan sebagai calon baptis
Tahap ini merupakan tahap di mana seorang katekumen berkembang sehingga disiapkan
untuk menerima sakramen inisiasi. Ia dilantik dalam suatu upacara sebagai orang yang
terpilih menjadi calon baptis dengan didampingi wali baptisnya.
c. Masa persiapan terakhir untuk para calon baptis terpilih
Masa ketiga ialah masa persiapan terakhir yang disebut masa penyucian dan penerangan
dengan tujuan pertobatan dan menyiapkan calon baptis untuk menerima sakramen-sakramen
inisiasi.
• Tahap ketiga : upacara sakramen-sakramen inisiasi
Tahap ini merupakan tahap di mana persiapan terakhir sudah selesai dan calon
diperkenankan menerima sakramen inisiasi (baptis, Ekaristi, dan Krisma) sehingga ia
menjadi anggota penuh Gereja.
d. Masa Mistagogi (pendalaman iman) untuk para baptisan baru
Masa keempat ialah masa pendalaman iman (mistagogi) yang bertujuan untuk menghantar
dan memantapkan para baptisan baru untuk menghayati misteri-misteri iman secara lebih
mendalam agar terjalin hubungan pribadi dengan Allah dan Yesus Kristus.
9. Buah-buah sakramen baptis secara ringkas dapat dinyatakan sebagai
berikut.
a. Mendapatkan pengampunan dosa, baik dosa asal maupun dosa lainnya.
b. Menjadi ciptaan baru dan dinyatakan menjadi anak Allah serta mengambil bagian dalam
kodrat ilahi.
c. Memperoleh rahmat pembenaran dan pengudusan, yang membuat orang yang dibaptis
sanggup percaya kepada Allah, berharap kepadaNya, dan hidup di bawah bimbingan dan
dorongan Roh Kudus.
d. Mendorong orang yang dibaptis untuk bertumbuh dalam kebaikan. Digabungkan menjadi
anggota Gereja.
e. Mendapatkan materai kekal yaitu materai rohani yang tidak dapat dihapuskan. Ia termasuk
bilangan Kristus sehingga boleh berharap untuk mati dan bangkit bersama Kristus dan layak
mendapat kehidupan kekal.

Skema Sakramen Baptis


Tanda Dan Sarana Kata-Kata Pelayan Penerima
penuangan air pada "(N) aku membaptis pelayan biasa: uskup, siapa saja yang belum
dahi atau engkau dalam nama imam, diakon. Dalam pernah dibaptis, dan untuk
penenggelaman ke Bapa, dan Putra, kasus darurat: siapa saja baptis dewasa mereka telah
dalam air dan Roh Kudus yang memiliki menyelesaikan pelajaran
(U:Amin)" pengetahuan dan agama
pemahaman yang benar

B. SAKRAMEN EKARISTI
https://www.youtube.com/watch?v=PoMawsF6zdc video membuat hosti oleh Suster CD
1. Syukuran merupakan kegiatan yang biasa dilakukan dalam masyarakat kita untuk menyukuri
peristiwa-peristiwa penting dalam hidupnya terlebih syukuran atas peristiwa yang
menyenangkan.
2. Syukuran biasanya diakhiri dengan perjamuan makan bersama dan makanan yang disajikan sama
dan mereka makan hidangan yang telah disediakan bersama-sama.
3. Perayaan Ekaristi sebagai ungkapan syukur atas karya dan pengorbanan Yesus Kristus
4. Sakramen Ekaristi berasal dari kata Yunani “Eucharistien” yang berary puji syukur dan
kegembiraan. Dengan demikian, Ekaristi dipahamy sebagai:
a. Syukuran dan pujian kepada Bapa.
b. Kenangan akan kurban Kristus dan tubuh-Nya.
c. Kehadiran Kristus oleh kekuatan perkataan-Nya dan roh-Nya.
5. Ekaristi sebagai sumber dan puncak hidup kristiani berarti:
a. Dalam Ekaristi semua kegiatan lain memperoleh sumber rahmat dan kekuatan.
b. Ekaristi merupakan suatu perjamuan sakramental yang menjadi puncak kegiatan orang
kristiani.
6. Pada malam sebelum menderita sengsara, Yesus mengadakan perjamuan bersama para murid-
Nya sebagai tanda perpisahan di sebut Perjamuan Malam Terakhir
7. Dalam perjamuan malam terkahir, ada sua hal yang dilakukan Yesus yaitu:
a. Yesus mengambil cawan berisi anggur dan roti, Ia mengucap syukur dan memberikan pesan,
“Inilah Tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu, perbuatlah ini menjadi kenangan akan Daku”.
Roti melambangkan diri Yesus sendiri yang akan dipersembahkan melalui penderitaan-Nya
di salib demi keselamatan manusia
b. Yesus mengambil cawan berisi anggur dan berkata, “Cawan ini adalah perjanjian baru oleh
darah-Ku, yang ditumpahkan bagimu”. Ini berarti bahwa anggur melambangkan darah
Kristus yang bertumpah di salib, juga demi keselamatan manusia. Yesus berpesanagar para
murid selalu melakukan kembali peristiwa ini untuk mengengkan diri-Nya.
8. Sesuai pesan Yesus, perjamuan Tuhan diteruskan oleh Gereja hingga kini dalam bentuk perayaan
Ekaristi. Perayaan Ekaristi mengenang dan menghadirkan kembali tindakan penyelamatan yang
dilakukan Yesus kepada manusia sekaligus menyukurinya.
9. Bagi Gereja sekarang, Ekaristi merupakan Ucapan Syukur dan pujian Kepada Bapa. Kita
bersyukur kepada Allah atas segala kebaikan-Nya: untuk segala sesuatu yang dia laksanakan
dalam penciptaan, penebusan, dan pengudusan. Maka selayaknya Gereja mengagungkan pujian
kepada-Nya.
10. Ekaristi adalah kenangan akan kurban Yesus Kristus. Kenangan tidak hanya berarti
mengenangkan peristiwa di masa lampau, tetapi membuat peristiwa penyelamatan itu dihadirkan
kembali sehingga dapat diraskan oleh segenap Gereja dan anggotanya yang hadir dan
merayakannya.
11. Ekaristi adalah sebagai kehadiran Kristus melalui kekuatan Sabda-Nya dan Roh Kudus. Dalam
Ekaristi Ia hadir dalam Gereja (pemimpin maupun umat yang hadir), Ia hadir melalui Sabda-
sabda-Nya yang kita dengar dan lewat ikatan antara anggota-Nya yang dipersatukan oleh Roh
Kudus. Ia juga hadir secara nyata dalam Tubuh dan darah-Nya dan Ia mengundang semua murid-
Nya untuk menyambut-Nya.
12. Dalam mendukung perayaan Ekaristi, terdapat perlengkapan liturgi yang mencakup pakaian
liturgi, warna liturgi dan bejana suci. Adapun yang termasuk pakaian liturgi yakni amik, alba,
singel, stola, dan kasula. Pakaian tersebut berwarna-warni disesuaikan dengan tema misalnya
warna hijau, kuning, merah, ungu, dan putih. Sedangkan bejana suci meliputi piala, patena, sibori,
piksis, montrans, ampul, lavabo, pendupaan, aspergillum, buku misa, dan wadah relikui
13. Susunan tata perayaan Ekaristi secara garis besar adalah:
a. Ritus Pembuka
b. Liturgi Sabda
c. Liturgi Ekaristi
1) Doa Syukur Agung (Konsekrasi)
2) Komuni
d. Ritus Penutup
14. Syarat untuk dapat menyambut komuni dalam Ekaristi yaitu:
a. Sudah dibaptis dan telah menerima komuni pertama.
b. Tidak mempunyai dosa berat.
c. Satu jam sebelum komuni pantang makan dan minum, kecuali air putih.

Skema Sakramen Ekaristi


Tanda Dan Sarana Kata-Kata Pelayan Penerima
Konsekrasi atas seluruh doa Syukur Uskup dan imam setiap orang yang telah
roti dan anggur; Agung dibaptis, yang hidup dalam
dan penerimaan rahmat dan tidak dalam
komuni halangan Gereja
C. SAKRAMEN PENGUATAN
1. Makna Sakramen Penguatan yaitu kita menerima “Kepenuhan Roh Kudus” yang mendewasakan
rohani kita di dalam Sakramen Krisma sehingga dapat secara penuh dan aktif berkarya dalam
Gereja.
2. Orang yang dewasa adalah orang yang mulai bertanggung jawab terhadap kehidupan sekitarnya,
mulai mandiri dan mulai peduli terhadap kehidupan sekitar. Ia mampu bersikap kritis dan
mempunyai pendirian tegas terhadap kebenaran yang seharusnya ia pertahankan. Ia tidak hanya
sibuk mengurus dirinya sendiri, melainkan mengurus semuanya.
3. Dasar Biblis atau Kitab Suci dari Sakramen Penguatan atau Krisma yaitu:
Sebab Roh Kudus belum turun di atas seorang pun di antara mereka karena mereka hanya dibaptis
dalam nama Tuhan Yesus. Kemudian keduanya menumpangkan tangan di atas mereka, lalu
mereka menerima Roh Kudus. (lih. Kis. 8:16-17).
4. Hal yang pokok dalam Sakramen Penguatan atau Krisma adalah penumpangan tangan oleh uskup
sebagai pencurahan Roh Kudus secara istimewa. Penumpangan tangan untuk mengundang Roh
Kudus. Roh Kudus sudah kita terima saat permandian, yaitu Roh yang menjadikan kita Anak-
anak Allah dan yang membersihkan kita dari dosa asal.
5. Dalam Sakramen Krisma juga ada pengurapan dengan minyak Krisma yang berarti kita yang
sudah menerima Krisma, dikuduskan, dikhususkan, dan menerima kuasa untuk melakukan tugas
perutusan kita sebagai umat beriman (lih. 1Sam. 10:1: 1Sam. 16:13: 1Raj. 1:39). Dengan
menerima Sakramen Krisma, kita menerima Roh Kudus yang merupakan meterai, tanda bahwa
kita ini milik Allah
6. Seorang yang menerima Sakramen Krisma, orang harus berada dalam suasana rahmat. Para
penerima Sakramen Krisma diwajibkan menerima Sakramen Tobat terlebih dahulu sehingga
dibersihkan, sebelum menerima anugerah Roh Kudus.
7. Tujuan dari Sakramen Penguatan untuk memberikan Roh Kudus kepada orang-orang yang telah
menerima Sakramen Baptis dengan mendoakan mereka dan meletakkan tangan di atasnya sambil
berkata ”Terimalah tanda karunia Roh Kudus, aku menandai engkau dengan tanda salib dan
aku menguatkan engkau dengan Krisma keselamatan, atas nama Bapa, Putra dan Roh Kudus,
Amin“ (biasanya dilakukan oleh uskup).
8. Orang yang telah menerima Sakramen Penguatan membawa konsekuensi: bertanggung jawab
menjadi saksi Kristus, baik di Gereja, keluarga, sekolah, tempat kerja yang lebih luas.
9. Ketika menerima Sakramen ini, orang dianggap sudah dewasa dalam iman.
10. Ada beberapa tanda kedewasaan iman dalam Kristus yang dimungkinkan oleh karunia Roh Kudus
yaitu:
a. Jika kita dapat memusatkan perhatian kepada Kristus dan bukan kepada diri sendiri.
b. Kesediaan kita untuk memberikan diri kita untuk pekerjaan-pekerjaan Allah di dunia.
c. Kita tidak mudah bertengkar dengan sesama, terutama dengan sesama umat.
d. Kita bertumbuh di dalam iman jika kita mau dengan hati lapang memikul salib yang Tuhan
izinkan terjadi di dalam kehidupan kita, dengan harapan akan kebangkitan bersama Kristus.
e. Jika kita mau mengikuti seluruh ajaran dan kehendak Tuhan dengan tidak memilih-milih dan
menyesuaikan dengan kehendak kita sendiri.
11. Uskup sebagai seorang pemberi Sakramen Krisma hadir karena ia mewakili Gereja yang
melampui batas wilayah paroki keuskupan dan Gereja Katolik universal.
12. Liturgi menjelaskan bahwa sakramen Penguatan menyebabkan curahan Roh Kudus dalam
kelimpahan, seperti yang pernah dialami para Rasul pada hari Pentakosta. Karena itu, penguatan
menghasilkan pertumbuhan dan pendalaman rahmat pembaptisan:
✓ Ia menjadikan kita sungguh anak-anak Allah dan membuat kita berkata, Abba, ya Bapa” (Rm
8: 15);
✓ Ia menyatukan kita lebih teguh dengan Kristus;
✓ Ia menambahkan di dalam kita karunia Roh Kudus;
✓ Ia mengikat kita lebih sempurna kepada Gereja;
✓ Ia menganugerahkan kita kekuatan khusus Roh Kudus supaya sebagai saksi-saksi Kristus
yang andal kita menyebarluaskan dan membela iman dengan perkataan dan perbuatan, lebih
berani mengakui nama Kristus dan tidak pernah malu karena salib
13. Buah-buah Sakramen Penguatan/ Krisma:
a. Sakramen Penguatan mencurahkan Roh Kudus dalam kelimpahan, seperti yang dialami oleh
para rasul pada hari Pentakosta.
b. Sakramen Penguatan menghasilkan pertumbuhan dan pendalaman rahmat pembaptisan, yaitu
menjadikan kita anak-anak Allah dengan lebih sungguh, meneguhkan persatuan kita dengan
Kristus, menambah karunia Roh Kudus, mengikat kita lebih sempurna dengan Gereja, dan
menerima anugerah kekuatan Roh Kudus.
c. Sakramen Penguatan mengukir suatu tanda rohani yang tidak terhapuskan sebagai suatu
karakter dalam jiwa.
d. Sakramen Penguatan menyempurnakan imamat bersama yang diterima dalam pembaptisan.

Tanda Dan Sarana Kata-Kata Pelayan Penerima


penumpangan tangan " (N) terimalah tanda pelayan biasa: uskup ; orang yang sudah
dan pengurapan minyak karunia Roh Kudus" pelayan luar biasa: dibaptis dan yang belum
krisma pada dahi (U:amin) imam yang telah pernah menerima
mendapat kuasa dari sakramen Krisma
uskup atau pemimpin
Gereja setempat

BAB IX SAKRAMEN TOBAT DAN PENGURAPAN ORANG SAKIT


KD 3.10 Memahami makna Sakramen Tobat sebagai tanda dan sarana rekonsiliasi antara dirinya
dengan Allah dan sesama
A. SAKRAMEN TOBAT
1. Dosa adalah perbuatan melawan cinta kasih Tuhan dan sesama. Suatu tindakan disebut dosa
apabila tindakan tersebut dilakukan secara sadar, sengaja dan dalam keadaan bebas, yang
mengakibatkan merugikan orang lain dan dirinya sendiri, serta merusak hubungannyadengan
Tuhan
2. Akibat dari dosa adalah rusaknya, bahkan terputusnya hubungan harmonis antara manusia
dengan Tuhan, sesama dan lingkungannya
3. Dosa dari si bungsu adalah meninggalkankebersamaannya dengan Bapa, meminta warisan seolah
mengharapkan orang tuanya cepat meninggal. Dosa dapat juga diartikan sebagai tindakan
meninggalkan kebersamaan dengan Allah dan umat-Nya dan memilih hidup menurut kehendak
diri sendiri dalam dunia yang tanpa rahmat Allah. Berdasarkan kisah si Bungsu, maka bertobat
dapat diartikan sebagai tindakan/sikap yang berani untuk kembali kepada Bapa, kembali pada
pengguan Bapa, kembali ke jalan menuju Bapa.
4. Tahap-tahap dalam pertobatan
1) Mengakui/menyadari kesalahan/dosa
2) Menyesali segala kesalahan/dosa
3) Berjanji untuk tidak mengulangi lagi kesalahan/dosa yang pernah dilakukan
4) Menyatakan diri bertobat
5. Tujuan menerima Sakramen Tobat adalah memulihkan relasi kasih dan Allah. Berkat sakramen
ini, manusia memperoleh pengampunan dari Allah dan sekaligus didamaikan dengan Gereja (lih.
Lumen Gentium, art. 11).
6. Makna bertobat berarti tidak melakukan perbuatan yang jahat kembali dan berniat untuk
mengubahnya serta kembali ke jalan yang benar. Setelah kita mendapat pengampunan,
diharapkan kita tidak mengulangi dosa yang kita perbuat. Penerimaan pengampunan Tuhan
melalui Sakramen Tobat (pengakuan dosa) membawa pada kita kebangkitan rohani, saat kita
didamaikan dengan diri sendiri, sesama, dan Tuhan. Kita yang mengaku sebagai orang beriman
juga bisa jatuh dalam dosa. Untuk itu Sakramen Tobat sangat diperlukan karena manusia
cenderung untuk berbuat dosa. Manusia membutuhkan pertobatan terus-menerus.
7. Dasar Biblis dari Sakramen Tobat adalah Injil Yohanes 20:21-23. Pada hari raya Paskah, Ia
bersabda kepada para murid-Nya. “Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang
Aku mengutus kamu.” Dan sesudah berkata demikian, Ia mengembusi mereka dan berkata,
“Terimalah Roh Kudus. Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau
kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada.”
8. Sakramen Tobat mengandung dua unsur pokok, yakni: a) tindakan orang yang datang dan
bertobat melalui karya Roh Kudus dan b) pengampunan dosa dari imam yang bertindak atas nama
Kristus untuk memberikan pengampunan dan menentukan cara untuk berbuat silih atas dosa-dosa
yang diperbuatnya.
9. Langkah-langkah dalam pengakuan dosa:
a. Pemeriksaan batin.
b. Membangun sikap rendah hati dengan cara:
• Menyadari bahwa dirinya orang berdosa dan merasa tidak layak di hadapan Tuhan.
• Menyesali semua dosa yang telah diperbuat.
• Niat untuk memperbaiki hidupnya, meninggalkan cara hidup lama diganti dengan hidup
baru.
c. Melakukan pengakuan dosa di ruang pengakuan.
d. Sesudah keluar dari ruang pengakuan dosa kemudian melaksanakan penitensi (denda dosa),
entah dalam bentuk doa atau melakukan perbuatan-perbuatan kasih kepada sesama.
10. Buah dari Sakramen Tobat adalah sebagai berikut.
a. Perdamaian kembali dengan Allah dan Gereja-Nya.
b. Kekudusan Gereja dipulihkan kembali karena pertobatan kita.
c. Rahmat Tuhan yang hilang karena dosa dipulihkan kembali berkat penerimaan Sakramen
Tobat.
d. Memberikan kedamaian, ketenangan, dan kekuatan untuk berjuang mengalahkan kuasa dosa.
11. Dosa mempunyai akibat ganda yaitu:
1) “Siksa Dosa Abadi”- dosa berat yang merampas persekutuan kita dengan Allah dan membuat
kita tidak layak untuk kehidupan abadi.
2) “Siksa Dosa Sementara“ dosa ringan yang mengakibatkan suatu hubungan berbahaya dengan
mahkluk yang membutuhkan penyucian di Purgatorium (api penyucian).
12. Pemberi Sakramen Pengakuan adalah para Uskup dan Imam yang telah menerima wewenang,
berkat Sakramen Tahbisan, untuk mengampuni segala dosa “atas Nama Bapa Putera dan Roh
kudus”, pemberian hukuman Gereja. Pelayanan para Uskup dan imam adalah pelayanan luar
biasa mulianya karena ia menuntut penghormatan dan sikap hati terhadap orang yang
mengakukan dosanya.
13. Setiap imam yang mendengarkan pengakuan diwajibkan dengan ancaman siksa yang sangat
berat, supaya berdiam diri secara absolute. Ia tidak boleh merujuk pada pengetahuan melainkan
kehidupan paniten.
14. Setiap orang yang berdosa berat dihukum dengan ekskomunikasi, melarang penerimaan
sakramen-sakramen dan pelaksanaan Gereja. Dalam keadaan bahaya kematian, Imam diberi
wewenang untuk memberikan pengakuan, mengampuni setiap dosa.
15. Pembacaan Kitab Suci, doa Bapa Kami dan ibadat harian, setiap kegiatan untuk menghormati
Allah akan turut membantu pengampunan dosa kita.
16. Masa dan hari pertobatan dalam tahun Gereja (masa puasa, setiap hari Jumat sebagai kenangan
akan kematian Tuhan) adalah waktu pembinaan hidup pertobatan Gereja, ataupun retret, upacara
tobat dan ziarah pertobatan.
17. Sakramen tobat menjadi tanda dan sarana pemulihan hubungan yang retak dan rusak akibat
perbuatan dosa, menjadi hubungan yang damai dan harmonis antara Allah dan manusia, serta
manusia dan sesama serta lingkungannya. (lih, Yoh 20: 23; bdk. Mat 18: 19).
18. Sakramen Tobat masih relevan di masa kini, karena Sakramen Tobat merupakan salah satu cara
untuk memilihkan hubungan yang intim dengan Allah dan sesama.
19. Apabila setelah dosa kita diampuni ternyata kita berbuat dosa yang sama adalah hal yang wajar
karena kelemahan manusia. Maka bila kita berbuat dosa lagi kita tetap mengaku dosa dan
menrima Sakramen Tobat lagi.
20. Pertobatan yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari melalui:
✓ perbuatan perdamaian,
✓ bantuan bagi orang miskin,
✓ pelaksanaan dan pembelaan keadilan dan hukum (Am 5:24; Yes 1:17),
✓ pengakuan kesalahan sendiri,
✓ teguran persaudaraan,
✓ pemeriksaan cara hidup sendiri,
✓ pemeriksaan batin,
✓ bimbingan rohani,
✓ penerimaan sengsara dan ketabahan dalam penghambatan dem keadilan.
✓ Setiap hari memikul salibnya dan mengikuti Kristus adalah jalan yang paling aman untuk
pertobatan (Luk 9:23).

Skema Sakramen Tobat


Tanda Dan Kata-Kata Pelayan Penerima
Sarana
Ungkapan dan "Allah, Bapa yang berbelas kasih, Uskup dan orang yang sudah
pernyataan sesal, telah mendamaikan dunia dengan Imam yang dibaptis, jatuh dalam
tobat, dan diriNya melalui wafatNya dan memiliki kuasa dosa, memiliki
pengakuan dosa; kebangkitanNya dan telah untuk kemampuan untuk
penguluran tangan mengutus Roh Kudus bagi menerimakan menggunakan akal
dan berkat tanda pengampunan dosa. Melalui sakramen tobat budinya, mempunyai
salib oleh Bapa pelayanan Gereja Ia (sangat jarang rasa sesal, tobat, dan
Pengakuan atas menganugerahkan kepada Saudara imam tidak mau melakukan denda
kepala penitent pengampunan dan damai. Dan memiliki kuasa dosa.
saat absolusi dengan ini aku melepaskan saudara ini)
dari segala dosa, dalam nama (†)
Bapa dan Putra dan Roh Kudus"
(U: amin)

KD 3.11 Memahami makna Sakramen Pengurapan Orang Sakit sebagai sarana Gereja untuk
mendampingi orang yang sakit
B. SAKRAMEN PENGURAPAN ORANG SAKIT
1. Pada zaman Yesus, orang Yahudi menganggap bahwa penyebab sakit yang diderita seseorang
adalah akibat dari dosa mereka atau dosa orang tua mereka. Penderitaan adalah sesuatu yang tidak
mengenakkan. Sakit dan penderitaan merupakan bagian dari kehidupan manusia.
2. Setiap orang pernah mengalami sakit, meskipun berbeda-beda sakit yang diderita. Setiap orang
berbeda pula dalam menyikapi sakit yang dideritanya.
3. Menyikapi sakit secara positif
• Menyesali tindakan sebelumnya yang menyebabkan sakit
• Banyak berdoa
• Berserah diri kepada Tuhan
4. Menyikapi sakit secara negatif
• Terus-menerus mengeluh
• Menyalahkan diri sendiri
• Menyalahkan orang lain
• Merasa ditinggalkan sanak saudara
• Takut meninggal
5. Sikap yang dimiliki oleh orang sakit pada dasarnya mereka sangat membutuhkan dukungan dan
motivasi dari orang lain untuk kesembuhannya. Mereka membutuhkan orang yang mau
mendengarkan keluhkesahnya, yang selalu siap membantu dan melayani dan yang sungguh mau
turut serta/solider terhadap penderitaannya. Itu semua dapat meringankan penderitannnya.
6. Cara-cara yang dapat dilakukan untuk mendampingi orang yang sakit secara umum misalnya:
a. Menjenguk mereka
b. Mendoakan mereka
c. Melayani dan menunggui mereka
d. Memberikan semangat dan motivasi untuk sembuh
7. Gereja juga berusaha melaksanakan tugas sebagai sarana penyelamatan bagi banyak orang
dengan merawat orang sakit, memberi pendampingan kepada mereka dengan doa-doa dan tugas
karya pelayanan lainnya bagi orang sakit. Usaha dari Gereja untuk melaksanakan pelayanan ini
makin tampak nyata dengan adanya sakramen yang khusus bagi orang sakit, yaitu Sakramen
Pengurapan Orang Sakit.
8. Sakramen Pengurapan Orang Sakit merupakan usaha dari Gereja untuk mendampingi dan
memberikan kekuatan bagi orang yang sakit.
9. Sakramen Pengurapan Orang Sakit diberikan kepada orang beriman yang merasa mulai
menghadapi bahaya maut karena sakitnya, lanjut usia atau orang yang menghadapi operasi besar.
Sakramen ini dapat diterima seseorang lebih dari satu kali. Sakramen Pengurapan Orang Sakit
dapat dilakukan di gereja, rumah atau rumah sakit
10. Simbol pokok yang harus kelihatan dalam sakramen ini adalah uskup/imam meletakkan tangan
ke atas orang sakit sambil berdoa bagi si sakit, dilanjutkan pengurapan dengan minyak.
11. Ada beberapa bacaan Kitab Suci yang dijadikan dasar biblis/alkitabiah dari Sakramen
Pengurapan Orang Sakit, antara lain:
a. Markus 6: 13: “dan mereka mengusir banyak setan, dan mengoles banyak orang sakit dengan
minyak dan menyembuhkan mereka”.
b. Markus 16: 18: “mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut,
mereka tidak akan mendapat celaka: mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan
orang itu akan sembuh”.
c. Yakobus 5:14-16: “Kalau ada seorang di antara kamu yang sakit, baiklah ia memanggil para
penatua jemaat, supaya mereka mendoakan dia serta mengolesnya dengan minyak dalam
nama Tuhan. Dan doa yang lahir dari iman akan menyelamatkan orang sakit itu dan Tuhan
akan membangunkan dia, dan jika ia telah berbuat dosa, maka dosanya itu akan diampuni.
Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu
sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya.” dengan
Menerima sakramen ini mereka yang sakit mendapat peneguhan bahwa Allah hadir dan
mendampingi sehingga mereka percaya bahwa Allah membantu menanggung pula beban si
sakit.
12. Dalam pelaksanaan Sakramen Pengurapan Orang Sakit, paling tidak ada 3 unsur pelakunya yaitu:
a. Imam: Pemimpin upacara yang menerimakan Sakramen Pengurapan Orang Sakit, yang tidak
dapat diwakili oleh orang yang tidak ditahbiskan.
b. Si sakit: Orang yang menderita sakit berat dan sudah dibaptis. Ia akan mendapat penghiburan
dan kekuatan dari doa-doa Gereja serta rahmat Tuhan.
c. Jemaat: Keluarga si sakit beserta umat lingkungan setempat, yang menjadi pendukung si sakit
untuk menerima rahmat Tuhan.
13. Tata urutan Sakramen Pengurapan Orang Sakit
a. Jika kondisi si penderita sakit masih memungkinkan, sangat baik jika pemberian Sakramen
ini didahului dengan penerimaan Sakramen Tobat
b. Uskup/Imam meletakkan tangan ke atas orang sakit sambil berdoa bagi si penderita sakit,
kemudian memberikan pengurapan dengan minyak
c. Jika dimungkinkan juga dapat dilanjutkan dengan penerimaan komuni
14. Rahmat dari Sakramen Pengurapan Orang Sakit adalah:
a. Menganugerahkan Roh Kudus yang menjadikan si penerima mempunyai kekuatan,
ketenangan, dan kebesaran hati untuk mengatasi kesulitan.
b. Menganugerahkan rahmat Gerejani.
c. Mengajak penderita untuk mempersatukan penderitaannya dengan penderitaan Yesus.
d. Menyiapkan agar bila penerimanya meninggal, ia layak menghadap Bapa.

Skema Sakramen Pengurapan Orang Sakit


Tanda Dan Sarana Kata-Kata Pelayan Penerima
Pengurapan dengan "semoga dengan pengurapan suci Uskup dan orang yang sudah
minyak pada dahi dan ini Allah yang maharahim Imam dibaptis, yang sedang
kedua telapak tangan. menolong saudara dengan rahmat menderita sakit dan
Terpaksanya: hanya Roh Kudus" (U: amin) kemungkinan dalam
dahi saja, dan jika ini "semoga Ia membebaskan saudara bahaya kematian,
pun tidak mungkin dari dosa, menganugerahkan misalnya sakit berat,
lalu pada salah satu keselamatan dan berkenan operasi besar, lanjut
bagian tubuh yang menabahkan hati saudara" usia.
cocok (U:amin)

Sumber Rangkuman”
Sulisdwiyanta. Yohanes dan Atrik Wibawa Lorensius.2020: PELANGI.Buku Pendamping
Pendidikan Agama Katolik dan Budi PekertiI. Yogyakarta: Kanisius.

Anda mungkin juga menyukai