TUGAS 2
JAWABAN
1. Ini biografi tentang saya yang bernama lengkap Gerri Andra DJ, biasa juga dipanggil Gerri
sama teman-teman dan dikalangan keluarga saya dipanggil Nanda. Saya lahir di kota
Sanggau yang diperkirakan sekarang berjumlah 419.555 penduduk ini 17 tahun yang lalu
saya lahir tepatnya 6 Juli 1995. Saya anak pertama dari 3 bersaudara dari keluarga yang
sederhana dan adik saya itu keduanya perempuan. Adik saya yang pertama berumur 12
tahun dan sekarang duduk di kelas 6 SD dan adik saya yang bungsu sekarang masih dikelas
1 SD.
Ketika umur saya 5 tahun lebih saya disekolahkan oleh kedua orang tua saya, saya terpaksa
bersekolah di SD disebuah desa yang bernama jawai karena saya dan keluarga ikut pindah
rumah karena ayah saya dipindah tugaskan oleh perusahaannya. Disana saya bersekolah
dan mendapatkan teman yang menurut saya baik-baik semuanya, disekolah yang letaknya
di atas bukit dan dikelilingi oleh hutan yang masih alami itulah saya bersekolah. Tapi ketika
naik kelas 3 saya dan keluarga pindah lagi ke daerah perkebunan kelapa sawit disekitar
desa Semuntai. Saya melanjutkan sekolah di SDN 5 Semuntai yang berdekatan dengan
jalan raya dan sungai Kapuas. Disekolah saya dulu bersampingan dengan pemakaman
muslim dan dibelakang sekolah masih terdapat hutan yang lebat tapi sekarang mungkin
sudah mulai gersang karena banyaknya pembukaan perkebunan kelapa sawit di daerah
tersebut.
Setelah lulus SD saya pindah ke Sanggau lagi dan melanjutkan pendidikan di MTs N
Sanggau. Disekolah yang letaknya diatas bukit dan terdapat banyak tangga untuk menuju
keruangan atau kelas lainnya inilah saya cukup banyak belajar tentang Islam dan
hukumnya. Setiap pagi saya berjalan ke sekolah karena letaknya yg tidak terlalu jauh dari
rumah mungkin sekitar 5 menit jika berjalan kaki. Wilayah disekitar sekolahan saya
memang berkontur perbukitan dan lagi dalam masa pembangunan sekarang. Banyak oran
yang membangun tempat tinggal di sekitarnya termasuk saya dan keluarga yang terlebih
dahulu tinggal disekitarnya.
Mengelilingi dunia atau travelling adalah kegiatan yang sangat menyenangkan. Aku
baru bisa merasakannya setelah duduk di bangku kuliah. Di pertengahan semester 4, aku
mendapatkan kesempatan untuk mengunjungi beberapa kampus di Brunei Darussalam.
Pintu rumah baru seakan terbuka saat aku mengijakkan kaki di sana.
Pemandangannya jauh berbeda dengan kampung halamanku. Di sana begitu sangat
banyak lahan kosong yang berdampingan dengan gedung-gedung tinggi. Saat aku berjalan
di trotoar, aku melihat semua kendaraan yang tampak hanyalah mobil dan sepeda. Seakan
masyarakat di sana tidaklah ada yang mengendarai motor. Pemandangannya sangatlah
mengejutkan untukku.
Kebiasaan masyarakat Brunei Darussalam terlihat sangat teratur dan menghargai
pejalan kaki. Saat aku berhenti di pinggir jalan, mobil-mobil di sana pun ikut berhenti
seakan memberiku jalan untuk menyebrang. Padahal, aku hanya sedang mengamati
sekitarku. Kelihatannya, tidak ada orang yang tergesa-gesa di sana atau sekedar
membunyikan klakson mobil. Situasinya terasa sangat tenang.
2. Berikut adalah contoh skenario pembelajaran yang memuat 8 komponen pendekatan
whole language;
Skenario Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Pendekatan Whole Language
Tujuan Pembelajaran:
• Siswa dapat menyimpulkan isi teks fiksi
• Siswa dapat menulis cerita fiksi
Prosedur Pembelajaran:
Guru membacakan buku cerita fiksi berjudul "Persahabatan Monyet dan Kelinci" kepada
siswa. Guru membacakan buku dengan intonasi yang tepat dan menarik perhatian siswa.
Pengembangan:
• Guru dapat menggunakan gambar atau media lain untuk membantu siswa memahami
cerita.
• Guru dapat mengajukan pertanyaan kepada siswa untuk mengecek pemahaman siswa
tentang cerita.
Contoh:
• Guru menunjukkan gambar monyet dan kelinci kepada siswa.
• Guru bertanya kepada siswa, "Apakah kalian tahu apa nama hewan ini?"
• Guru meminta siswa untuk menceritakan kembali bagian-bagian penting dari cerita.
Setelah guru membacakan buku, siswa diberikan waktu untuk membaca buku fiksi secara
mandiri. Guru memberikan instruksi kepada siswa untuk membaca dengan cermat dan
mencatat hal-hal penting dari cerita.
Komponen: Sustained silent reading
Pengembangan:
• Guru dapat memberikan daftar pertanyaan kepada siswa untuk membantu mereka
melacak hal-hal penting dari cerita.
• Guru dapat memberikan waktu lebih lama bagi siswa yang mengalami kesulitan dalam
membaca.
Contoh:
• Guru memberikan daftar pertanyaan kepada siswa, seperti:
• Apa judul ceritanya?
• Siapa tokoh-tokoh dalam cerita?
• Apa yang terjadi pada tokoh-tokoh dalam cerita?
• Bagaimana cerita berakhir?
Guru dan siswa bersama-sama membacakan buku cerita fiksi. Guru membantu siswa yang
mengalami kesulitan dalam membaca.
Pengembangan:
• Guru dapat membagi siswa menjadi beberapa kelompok kecil.
• Guru dapat memberikan peran kepada siswa, seperti pembaca, penunjuk gambar, atau
pemberi penjelasan.
Contoh:
• Guru membagi siswa menjadi dua kelompok.
• Kelompok pertama bertugas membacakan buku, sedangkan kelompok kedua bertugas
menunjuk gambar sesuai dengan teks yang dibacakan.
Siswa diminta menuliskan pendapatnya tentang buku cerita fiksi yang telah dibaca. Siswa
dapat menuliskan hal-hal yang disukai, tidak disukai, atau hal-hal yang ingin ditanyakan
tentang buku tersebut.
Pengembangan:
• Guru dapat memberikan contoh jurnal writing kepada siswa.
• Guru dapat memberikan waktu lebih lama bagi siswa untuk menulis jurnalnya.
Contoh:
• Guru memberikan contoh jurnal writing kepada siswa, seperti:
• Saya suka cerita ini karena ...
• Saya tidak suka cerita ini karena ...
• Saya ingin tahu lebih lanjut tentang ...
Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok kecil. Setiap kelompok diberikan buku
cerita fiksi yang berbeda. Guru membimbing siswa untuk memahami isi teks dengan cara
mengajukan pertanyaan dan mengajak siswa berdiskusi.
Pengembangan:
• Guru dapat memberikan pertanyaan yang lebih menantang kepada siswa.
• Guru dapat mengajak siswa untuk berdiskusi tentang tema atau pesan dari cerita.
Contoh:
• Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa, seperti:
• Apa pelajaran yang dapat kita ambil dari cerita ini?
• Bagaimana cerita ini relevan dengan kehidupan kita?
Guru membimbing siswa untuk menulis cerita fiksi. Guru memberikan contoh cerita fiksi
dan membantu siswa mengembangkan ide cerita.
Pengembangan:
• Guru dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk menulis cerita fiksi
berdasarkan pengalaman mereka sendiri.
• Guru dapat memberikan umpan balik kepada siswa tentang tulisan mereka.
Contoh:
• Guru meminta siswa untuk menulis cerita fiksi tentang pengalaman mereka yang paling
berkesan.
• Guru memberikan umpan balik kepada siswa tentang tulisan mereka, seperti:
• Bagus sekali! Kamu menggunakan bahasa yang jelas dan menarik.
• Kamu bisa menambahkan lebih banyak detail untuk membuat ceritamu lebih hidup.
Siswa diberikan waktu untuk membaca buku fiksi secara mandiri. Siswa dapat memilih
buku fiksi yang disukainya.
Pengembangan:
• Guru dapat menyediakan berbagai macam buku fiksi untuk siswa, termasuk buku fiksi
yang sesuai dengan tingkat perkembangan siswa dan minat siswa.
• Guru dapat membuat sudut baca yang nyaman dan menarik bagi siswa.
• Guru dapat memberikan umpan balik kepada siswa tentang buku yang mereka baca.
Contoh:
• Guru menyediakan berbagai macam buku fiksi untuk siswa, seperti buku cerita anak,
novel remaja, dan komik.
• Guru membuat sudut baca di sudut kelas yang dilengkapi dengan tempat duduk yang
nyaman, lampu baca, dan rak buku.
• Guru meminta siswa untuk menuliskan ulasan tentang buku yang mereka baca.
Siswa diberikan waktu untuk menulis cerita fiksi secara mandiri. Siswa dapat memilih tema
atau ide cerita yang disukainya.
Pengembangan:
• Guru dapat memberikan waktu lebih lama bagi siswa untuk menulis cerita mereka.
• Guru dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk membacakan cerita mereka
kepada teman-teman sekelasnya.
Contoh:
• Guru memberikan waktu 30 menit bagi siswa untuk menulis cerita fiksi.
• Guru meminta siswa untuk membacakan cerita mereka kepada teman-teman
sekelasnya.
Kesimpulan:
Dengan menerapkan pendekatan whole language, siswa dapat belajar bahasa secara alami
dan bermakna. Siswa dapat mengembangkan keterampilan membaca, menulis, menyimak,
dan berbicara secara bersamaan.
Tujuan Pembelajaran:
• Meningkatkan penguasaan komunikasi siswa dalam bahasa Indonesia.
• Mengembangkan kemampuan siswa untuk berbicara dengan percaya diri dan efektif.
• Memahami pentingnya menyampaikan informasi secara jelas dan terstruktur.
Langkah-langkah Skenario Pembelajaran:
Pendahuluan:
• Siswa diberi kebebasan untuk memilih topik yang mereka minati atau yang relevan
dengan kurikulum.
• Mereka diminta untuk merumuskan tujuan presentasi dan audiens target.
2. Penelitian dan Pemahaman Materi (Pengumpulan Informasi)
• Siswa melakukan penelitian tentang topik mereka menggunakan sumber daya seperti
buku, internet, dan wawancara.
• Mereka merinci informasi yang relevan dan mengorganisasi data.
3. Perencanaan Presentasi (Mengembangkan Struktur)
• Siswa bekerja dalam kelompok untuk merencanakan presentasi mereka.
• Mereka merancang struktur presentasi, memilih metode visual yang sesuai, dan
menetapkan peran dalam tim.
4. Praktik dan Umpan Balik (Meningkatkan Keterampilan Berbicara)
Kegiatan Penutup:
• Siswa dan guru melakukan refleksi bersama setelah presentasi. Mereka membahas
kelebihan dan kekurangan presentasi.
• Siswa menilai kemajuan pribadi mereka dalam penguasaan komunikasi.
Evaluasi:
Demikian yang dapat saya sampaikan dalam tugas 2 MATERI DAN PEMBELAJARAN
BAHASA INDONESIA SD/PDGK4504
.
TERIMAKASIH.