Anda di halaman 1dari 50

DESKRIPSI MODUL

Modul ini berisi tentang bimbingan bagi Anda yang ingin terampil menulis
dan mempresentasikan karya ilmiah. Setelah mempelajari modul ini, diharapkan
Anda dapat menerapkan ”Teknik Penulisan dan Presentasi Karya Ilmiah”. Modul ini
sangat penting untuk dikuasai, sebab jika Anda memahami teknik penulisan hasil
penelitian dengan baik maka Anda akan mampu menulis dan mempresentasikan
karya ilmiah hasil penelitian secara baik sesuai dengan kajian ilmiah. Dengan
demikian, akan menunjang prestasi Anda sebagai mahasiswa dan calon ilmuwan.
Untuk mendapatkan hasil maksimal, pelajari modul ini sebaik-baiknya.
Modul ini terdiri atas 5 kegiatan belajar, yang terdiri atas (1) Ragam Karya
Tulis Ilmiah, (2) Prinsip Dasar Penulisan Karya Ilmiah, (3) Gaya Penulisan Karya
Ilmiah (Makalah, Artikel, Karya Tulis Ilmiah), (4) Penulisan Karya Ilmiah Bidang
Keperawatan, dan (5) Prinsip Dasar Presentasi Karya Ilmiah. Setiap akhir kegiatan
belajar terdapat tes mandiri yang harus Anda kerjakan, dan Anda dapat mengoreksi
sendiri hasil tes tersebut dengan cara mencocokannya dengan kunci jawaban. Anda
dapat menghubungi asisten atau dosen tutor untuk mendiskusikan hal-hal penting
terkait proses belajar Anda.
Modul ini dapat Anda pelajari selama 4x2 jam termasuk untuk mengerjakan
tes mandiri dan/atau tugas-tugas yang ada, untuk mempermudah belajar sebaiknya
Anda menyediakan waktu luang. Selamat belajar, semoga materi modul ini dapat
menambah wawasan dan memotivasi Anda untuk selalu meningkatkan pengetahuan
dan latihan mengenai teknik penulisan hasil penelitian.

47
Kegiatan
Belajar

1
RAGAM KARYA TULIS ILMIAH
TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah selesai mempelajari kegiatan belajar pertama, mahasiswa diharapkan dapat


mengetahui ragam karangan ilmiah, menjelaskan garis-garis besar komposisi karya
tulis ilmiah dan menjelaskan uraian isi komposisi karya tulis ilmiah.

MATERI POKOK
· Hakikat Artikel, Makalah, dan Laporan Penelitian
· Perbedaan Skripsi, Tesis, dan Disertasi
1. Hakikat Artikel, Makalah, dan Laporan Penelitian
Artikel ilmiah adalah karya tulis yang dirancang untuk dimuat dalam jurnal
atau buku kumpulan artikel yang ditulis dengan tata cara ilmiah dan mengikuti
pedoman atau konvensi ilmiah yang telah disepakati atau ditetapkan. Artikel ilmiah
yang ditulis oleh mahasiswa, dosen, pustakawan, peneliti, dan penulis lainnya dapat
diangkat dari hasil penelitian lapangan, hasil pemikiran dan kajian pustaka, atau hasil
pengembangan proyek. Dari segi sistematika penulisan dan isinya, artikel dapat
dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu artikel hasil penelitian dan artikel
nonpenelitian. Setiap mahasiswa penulis skripsi, tesis, dan disertasi sangat dianjurkan
menuliskan kembali karyanya dalam bentuk artikel untuk diterbitkan dalam jurnal.
Makalah adalah karya tulis yang memuat pemikiran tentang suatu masalah
atau topik tertentu yang ditulis secara sistematis dan runtut dengan disertai analisis
yang logis dan objektif. Makalah ditulis untuk memenuhi tugas terstruktur yang
diberikan oleh dosen atau ditulis atas inisiatif sendiri untuk disajikan dalam forum
ilmiah.
Laporan penelitian adalah karya tulis yang berisi paparan tentang proses dan
hasil-hasil yang diperoleh dari suatu kegiatan penelitian.

1.1 Artikel Hasil Penelitian


Artikel hasil penelitian merupakan hasil penelitian yang ditulis dalam bentuk
artikel untuk kemudian diterbitkan dalam bentuk jurnal. Dalam artikel hasil
penelitian hanya disampaikan hal-hal yang penting saja. Artikel yang diterbitkan
dalam bentuk jurnal memiliki pembaca yang jauh lebih luas, beragam, dan banyak
daripada laporan penelitian teknis resmi. Dengan kata lain, hasil penelitian yang
ditulis dalam bentuk artikel dalam jurnal akan memberikan dampak akademik yang
lebih cepat dan luas daripada laporan teknis resmi.

Ciri Pokok
Laporan dalam bentuk artikel ilmiah dibedakan dengan laporan teknis dalam
tiga segi, yaitu bahan, sistematika, dan prosedur penulisan. Dari segi bahan, artikel
hasil penelitian untuk jurnal hanya berisi hal-hal yang sangat penting saja. Bagian
yang dianggap paling penting untuk disajikan dalam artikel hasil penelitian adalah
temuan penelitian, pembahasan hasil/temuan, dan kesimpulannya. Hal lain cukup
disajikan dalam bentuk yang serba singkat dan seperlunya. Kajian pustaka lazim
disajikan untuk mengawali artikel dan sekaligus merupakan suatu pembahasan
tentang rasional pentingnya masalah yang diteliti. Bagian awal ini berfungsi sebagai
latar belakang penelitian.
Dari segi sistematika, laporan penelitian terdiri atas bab dan subbab,
sedangkan artikel dan makalah terdiri atas bagian dan subbagian. Bagian dan
subbagian tersebut dapat diberi judul atau tanpa judul. Dalam laporan penelitian
teknis resmi kajian pustaka lazimnya disajikan dibagian kedua (Bab II), yakni setelah
bagian pertama (Bab I) yang mambahas masalah, pentingnya penelitian, hipotesis
(jika ada), dan tujuan penelitian. Dalam bagian artikel hasil penelitian, kajian pustaka
merupakan bagian awal dari artikel (tanpa judul subbagian kajian pustaka) yang
berfungsi sebagai bagian penting dari latar belakang. Kajian pustaka yang sekaligus
berfungsi sebagai pembahasan latar belakang masalah penelitian di tutup dengan
rumusan tujuan penelitian. Setelah itu, berturut-turut disajikan hal-hal yang berkaitan
dengan prosedur penelitian, hasil dan temu penelitian, pembahasan hasil, simpulan,
dan saran.
Dari segi prosedur penulisannya, artikel hasil penelitian mempunyai tiga
kemungkinan pola penulisan artikel hasil penelitian. Pertama, artikel hasil penelitian
ditulis sebelum laporan penelitian teknis resmi secara lengkap dibuat. Tujuannya
untuk menjaring masukan-masukan dari pihak pembaca (masyarakat akademik)
sebelum peneliti menyelesaikan tulisan lengkap dalam bentuk laporan penelitian
teknis resmi. Masukan yang diperoleh dari pihak pembaca diharapkan dapat
meningkatkan kualitas hasil-hasil/temuan penelitiannya. Kedua, artikel hasil
penelitian untuk jurnal ditulis setelah laporan penelitian teknis resmi selesai disusun.
Prosedur yang kedua ini berlaku karena pada umumnya menulis laporan penelitian
teknis resmi merupakan kewajiban, sedangkan penulisan artikel hanya bersifat
anjuran. Ketiga, artikel hasil penelitian yang diterbitkan dalam jurnal merupakan
satu-satunya tulisan yang dibuat oleh peneliti. Alternatif yang ketiga ini lazim
dilakukan oleh peneliti yang mendanai penelitiannya sendiri. Bagi peneliti swadana,
artikel hasil penelitian dalam jurnal merupakan forum komunikasi yang paling efektif
dan efisien.

Isi dan Sistematika


Penulisan artikel menggunakan sistematika tanpa angka ataupun abjad.
Berikut ini disajikan uraian tentang isi artikel hasil penelitian secara umum yang
berlaku untuk hasil penelitian kuantitatif maupun kulitatif.

Judul
Judul artikel hendaknya informatif, lengkap, tidak terlalu panjang ataupun
pendek yaitu antara 5-15 kata. Judul artikel memuat variabel-variabel yang diteliti
atau kata kunci yang menggambarkan masalah yang diteliti.
Nama Penulis
Nama penulis artikel ditulis tanpa disertai gelar akademik atau gelar lain
apapun. Nama lembaga tempat bekerja peneliti ditulis sebagai catatan kaki di
halaman pertama. Jika lebih dari dua peneliti, hanya peneliti utama saja yang
dicantumkan dibawah judul; nama peneliti lain ditulis dalam catatan kaki.

Sponsor
Nama sponsor peneliti ditulis sebagai catatan kaki pada halaman pertama,
diletakkan di atas lembaga asal peneliti.

Abstrak dan Kata Kunci


Abstrak berisi pernyataan ringkasan dan padat tentang ide-ide yang paling
penting. Abstrak memuat latar belakang, masalah dan tujuan penelitian, prosedur
penelitian (untuk penelitian kualitatif termasuk deskripsi tentang subjek yang
diteliti), dan ringkasan hasil penelitian (bila di anggap perlu, juga kesimpulan
implikasi). Tekanan diberikan pada hasil penelitian. Hal-hal lain seperti hipotesis,
pembahasan, dan saran tidak disajikan. Abstrak hendaknya ditulis dalam bahasa
Inggris. Terjemahan judul artikel berbahasa Indonesia dimuat pada baris pertama
abstrak berbahasa Inggris. Panjang abstrak 50-75 kata dan ditulis dalam satu
paragraf. Abstrak diketik dalam sepasi tunggal dengan menggunakan format yang
lebih sempit dari teks utama (margin kanan dan kiri menjorok masuk 1.2 cm).
Kata kunci adalah kata pokok yang menggambarkan daerah masalah yang
diteliti atau istilah-istilah yang merupakan dasar pemikiran gagasan dalam karangan
asli, berupa kata tunggal atau gabungan kata. Jumlah kata kunci sekitar 3-5 buah.
Kata kunci diperlukan untuk komputerisasi sistem informasi ilmiah. Dengan kata,
kunci dapat ditemukan judul-judul penelitian beserta abstraknya dengan mudah.

Pendahuluan
Pendahuluan tidak diberi judul, ditulis langsung setelah abstrak dan kata
kunci. Bagian ini menyajikan kajian pustaka yang berisi paling sedikit tiga gagasan:
(1) Latar belakang atau rasional penelitian, (2) masalah dan wawasan rencana
pemecahan masalah, (3) Rumusan tujuan penelitian (dan harapan tentang manfaat
hasil penelitian).
Sebagai kajian pustaka, bagian ini harus disertai rujukan yang bisa dijamin
otoritas penulisnya. Jumlah rujukan harus proporsional (tidak terlalu sedikit dan tidak
terlalu banyak). Pembahasan kepustakaan harus disajikan secara ringkas, padat, dan
langsung mengenai masalah yang diteliti. Aspek yang dibahas dapat mencakup
landasan teorinya, segi historisnya, atau segi lainnya. Penyajian latar belakang atau
rasional hendaknya sedemikian rupa sehingga dapat mengarahkan pembaca
kerumusan masalah, penilai yang dilengkapi dengan rencana pemecahan masalah,
dan akhirnya kerumusan tujuan. Untuk penelitian kualitatif, di bagian ini dijelaskan
juga fokus penelitian dan uraian konsep yang berkaitan dengan fokus penelitian.

Metode
Pada dasarnya bagian ini menyajikan cara penelitian dilakukan. Uraian
disajikan dalam beberapa paragraf tanpa subbagian atau dipilah-pilah menjadi
beberapa subbagian. Hanya hal-hal yang pokok saja yang disajikan. Uraian rinci
tentang rancangan penelitian tidak perlu diberikan.
Materi pokok bagian ini adalah cara pengumpulan data, sumber data, dan cara
analisis data. Apabila uraian ini disajikan dalam subbagian, maka subbagian itu
antara lain berisi keterangan tentang populasi dan sampel (atau subjek), instrumen
pengumpulan data, rancangan penelitian (terutama jika digunakan rancangan yang
cukup kompleks seperti rancangan eksperimental), dan teknik analisis data.
Penelitian yang menggunakan alat dan bahan perlu ditulis spesifikasi alat dan
bahannya. Spesikasi alat menggambarkan tingkat kecanggihan alat yang digunakan,
sedangkan spesifikasi bahan juga perlu diberikan karena penelitian ulang dapat
berbeda dari penelitian perdana apabila spesifikasi bahan yang digunakan berbeda.
Untuk penilitian kualitatif perlu ditambahkan perian mengenai kehadiran
peneliti, subjek penelitian dan informan beserta cara-cara menggali data penelitian,
lokasi penelitian, dan lama penelitian. Selain itu, juga diberikan uraian mengenai
pengecekan keabsahan hasil penelitian.
Hasil
Bagian hasil merupakan bagian utama artikel ilmiah dan biasanya merupakan
bagian terpanjang. Bagian ini menyajikan hasil-hasil analisis data. Proses analisis
data (seperti perhitungan statistik) tidak perlu disajikan. Proses pengujian hipotesis
pun tidak perlu disajikan, termasuk perbandingan antara koefisien yang ditemukan
dalam analisis dengan koefisien dalam tabel statistik. Yang dilaporkan adalah hasil
analisis dan hasil pengujian hipotesis.
Hasil analisis boleh disajikan dengan tabel atau grafik yang harus diberi
komentar atau dibahas. Pembahasan tidak harus dilakukan per tabel atau grafik.
Tabel atau grafik digunakan untuk memperjelas penyajian hasil secara verbal.
Apabila hasil yang disajikan cukup panjang, penyajian bisa dilakukan dengan
memilah-milah menjadi subbagian-subagian sesuai penjabaran masalah penelitian.
Apabila bagian ini pendek, bisa digabung dengan bagian pembahasan. Untuk
penelitian kualitatif, bagian hasil memuat bagian-bagian rinci dalam bentuk
subtopik-subtopik yang berkaitan langsung dengan fokus penelitian.

Pembahasan
Bagian ini merupakan bagian terpenting dari keseluruan artikel ilmiah.
Tujuan pembahasan adalah (1) menjawab masalah penelitian, (2) menafsirkan
temuan-temuan, (3) mengintegrasikan temuan penelitian ke dalam kumpulan
pengetahuan yang mapan, dan (4) menyusun teori baru atau memodifikasi teori yang
ada.
Pada bagian ini, hasil-hasil penelitian harus disimpulkan secara ekplisit.
Misalnya dinyatakan bahwa peneliti bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan
kognitif anak sampai umur 5 tahun, maka dalam pembagian pembahasan haruslah
diuraikan pertumbuhan kognitif anak itu sesuai dengan hasil penelitian.
Penafsiran terhadap temuan dilakukan dengan menggunakan logika dan teori-
teori yang ada. Misalnya ditemukan adanya korelasi antara kematangan berfikir
dengan lingkungan anak. Hal ini dapat ditafsirkan bahwa lingkungan dapat
memberikan masukan untuk mematangkan proses kognitif anak. Lingkungan adalah
segala sesuatu yang terdapat di sekitar anak, termasuk sekolah sebagai tempat
belajar.
Temuan diintegrasikan ke dalam kumpulan pengetahuan yang sudah ada
dengan jalan membandingkan temuan itu dangan temuan penelitian sebelumnya, atau
dengan teori yang ada, atau dengan kenyataan di lapangan, dan pembandingan harus
disertai rujukan.
Jika penelitian ini menelaah teori (penelitian dasar), teori yang lama bisa
dikonfirmasikan atau dicabar, sebagian atau seluruhnya. Pencabaran sebagian dari
teori haruslah disertai dengan modifikasi, sedangkan pencabaran terhadap seluruh
teori haruslah disertai dengan rumusan teori baru.
Untuk penelitian kualitatif, bagian ini dapat memuat ide-ide peneliti,
keterkaitan antara kategori-kategori dan dimensi-dimensi serta posisi temuan atau
penelitian terhadap temuan dan teori sebelumnya.

Simpulan dan saran


Simpulan menyajikan ringkasan dari uraian yang disajikan pada bagian hasil
dan pembahasan. Berdasarkan uraian pada kedua bagian itu, dikembangkan pokok-
pokok pikiran yang merupakan esensi dari uraian tersebut. Simpulan disajikan dalam
bentuk esensi, bukan dalam bentuk numerikal.
Saran disusun berdasarkan kesimpulan yang telah ditarik. Saran-saran bisa
kepada tindakan praktis, pengembangan teoretis, atau penelitian lanjutan. Bagian
saran bisa berdiri sendiri dalam satu bab, terutama berkaitan dengan penelitian
kebijakan. Walaupun demikian, terdapat model lain yaitu dengan cara
menggabungkan antara kesimpulan dan saran dalam satu bagian yakni penutup.

Daftar Rujukan
Daftar rujukan harus lengkap dan sesuai dengan rujukan yang disajikan dalam
batang tubuh artikel ilmiah. Bahan pustaka yang dimasukkan dalam daftar rujukan
harus disebutkan dalam batang tubuh artikel. Dengan kata lain, semua rujukan yang
disebutkan dalam batang tubuh harus disajikan dalam daftar rujukan.

1.2 Artikel Non Penelitian


Istilah artikel nonpenelitian mengacu kepada semua jenis artikel ilmiah yang
bukan merupakan laporan hasil penelitian. Artikel yang termasuk kategori artikel
nonpenelitian antara lain berupa artikel yang menelaah suatu teori, konsep, atau
prinsip; mengembangkan suatu model, mendeskripsikan fakta atau fonomena
tertentu, dan menilai suatu produk. Oleh karena beragam jenis artikel ini, maka cara
penyajiannya di dalam jurnal juga bervariasi.
Ketentuan untuk penulisan artikel nonpenelitian pada dasarnya berlaku juga
untuk penulisan makalah pendek (yaitu makalah yang panjangnya tidak lebih dari 20
halaman). Perbedaan antara artikel nonpenelitian dengan makalah pendek, bahwa
dalam makalah pendek abstrak dan kata kunci tidak harus ada.

Isi dan Sistematika


Penulisan artikel menggunakan sistematika tanpa angka ataupun abjad.
Sebuah artike nonpenelitian berisi hal-hal yang sangat esensial. Oleh karena itu,
biasanya jumlah halaman yang disediakan tidak banyak (antara 10-20 halaman).
Unsur pokok yang harus ada dalam sistematika artikel nonpenelitian adalah (1) judul
Artikel, (2) nama penulis, (3) abstrak dan kata kunci, (4) pendahuluan, (5) bagian
inti, (6) Penutup, dan (7) daftar rujukan.

Judul
Judul artikel berfungsi sebagai label yang mencerminkan secara tepat isi yang
terkandung dalam artikel. Untuk itu, pemilihan kata yang dipakai dalam jurnal artikel
hendaknya dilakukan secara cermat. Di samping aspek ketepatannya, pemilihan kata-
kata untuk judul perlu juga mempertimbangkan pengaruhnya terhadap daya tarik
judul bagi pembaca. Judul artikel sebaiknya terdiri atas 5-15 kata.

Nama Penulis
Nama penulis artikel ditulis tanpa disertai gelar akademik atau gelar lain
apapun. Nama lembaga tempat bekerja penulis ditulis sebagai catatan kaki di
halaman pertama. Jika lebih dari dua penulis, hanya nama penulis utama saja yang
dicantumkan di bawah judul, sedangkan nama penulis lain ditulis dalam catatan kaki.

Abstrak dan Kata Kunci


Untuk artikel nonpenelitian, abstrak berisi artikel yang dituangkan secara
padat, bukan komentar atau pengantar dari penyunting atau redaksi. Abstrak
hendaknya ditulis dalam bahasa Inggris. Terjemahan judul artikel berbahasa
Indonesia dimuat pada baris pertama abstrak berbahasa Inggris. Panjang abstrak 50-
75 kata dan ditulis dalam suatu paragraf. Abstrak diketik dengan sepasi tunggal
dengan mengunakan format yang lebih sempit dari teks utama (margin kanan dan kiri
menjorok masuk 1,2 cm).
Kata kunci adalah kata pokok yang menggambarkan masalah yang dibahas
dalam artikel atau istilah-istilah yang merupakan dasar pemikiran gagasan dalam
karangan asli, berupa kata tunggal atau gabungan kata. Jumlah kata kunci sekitar 3-5
buah. Kata kunci diperlukan untuk komputerisasi sistem informasi ilmiah. Dengan
kata kunci, dapat ditemukan judul-judul tulisan beserta abstraknya dengan mudah.

Pendahuluan
Berbeda dengan isi pendahuluan di dalam artikel hasil penelitian, bagian
pendahuluan dalam artikel nonpenelitian berisi uraian yang mengantarkan pembaca
kepada topik utama yang akan dibahas. Oleh karena itu, isi bagian pendahuluan
menguraikan hal-hal yang mampu menarik pembaca sehingga mereka ”tergiring”
untuk mendalami bagian selanjutnya. Selain itu, bagian pendahuluan hendaknya
diakhiri dengan rumusan singkat (1-2 kalimat) tentang hal-hal pokok yang akan
dibahas. Bagian pendahuluan tidak diberi judul.

Bagian Inti
Judul bagian dan isi bagian inti sebuah artikel nonpenelitian tergantung
pada topik yang dibahas. Hal yang perlu mendapat perhatian pada bagian inti adalah
pengorganisasian isi. Uraian lebih rinci mengenai cara pengorganisasian isi dibahas
pada paparan berikut.

Penutup
Istilah penutup digunakan sebagai judul akhir dari sebuah artikel
nonpenelitian hanya berisi catatan akhir atau yang sejenisnya. Jika uraian pada
bagian akhir berisi simpulan yang dilengkapi dengan saran, maka sebaiknya saran
ditempatkan dalam bagian tersendiri.
Daftar Rujukan
Bahan pustaka yang dimasukkan dalam daftar rujukan sudah ada dalam
batang tubuh artikel. Daftar rujukan harus lengkap, mencakup semua bahan pustaka
yang telah disebutkan dalam batang tubuh artikel.

Pengorganisasian Isi
Pengoraganisasian isi mengacu kepada cara penataan urutan isi yang akan
dipaparkan dalam artikel ini. Isi yang dimaksud dapat berupa fakta, konsep, prosedur
atau prinsip. Tipe isi yang berbeda memerlukan penataan urutan yang berbeda,
tergantung pada struktur isinya. Dalam hal ini, terdapat beberapa tipe isi yang
meliputi (1) tipe isi konsep apabila menekankan uraian tentang “apanya”, (2) tipe isi
prosedur menekankan ”bagaimana”, dan (3) tipe isi p rinsip apabila menekankan
”mengapa”.

1.3 Makalah

Ciri Pokok
Makalah yang merupakan salah satu jenis karangan ilmiah yang memiliki
ciri atau karakter berdasarkan sifat keilmiahannya, sifat dan jenis penalarannya, dan
jumlah halamannya. Berdasarkan sifat keilmiahannya, makalah memiliki sifat
objektif, tidak memihak, berdasarkan fakta, sistematis, dan logis. Berdasarkan
kriteria ini, baik tidaknya suatu makalah dapat diamati dari signifikansi masalah atau
topik yang dibahas, kejelasan tujuan pembahasan, kelogisan pembahasan, dan
kejelasan pengorganisasian pembahasan.
Berdasarkan sifat dan jenis penalaran yang digunakan, makalah dapat
dibedakan menjadi tiga macam: makalah deduktif, makalah induktif, dan makalah
campuran. Makalah deduktif merupakan makalah yang penulisannya didasarkan
pada kajian teoretis (pustaka) yang relevan dengan masalah yang dibahas. Makalah
induktif merupakan makalah yang disusun berdasarkan data empiris yang diperoleh
dari lapangan yang relevan dengan masalah yang dibahas. Sedangkan makalah
campuran merupakan makalah yang penulisannya didasarkan pada kajian teoriritis
digabungkan dengan data empiris yang relevan dengan masalah yang dibahas. Dalam
pelaksanaannya, jenis makalah pertama (makalah deduktif) merupakan jenis makalah
yang paling banyak digunakan.
Dari segi jumlah halaman, dapat dibedakan atas makalah panjang dan
makalah pendek. Dikatakan makalah panjang jika jumlah halamannya lebih dari 20
halaman. Penulisan makalah pendek pada dasarnya sama dengan ketentuan penulisan
artikel nonpenelitian, kecuali abstrak dan kata kunci yang tidak harus ada.

Isi dan Sistematika


Secara garis besar, makalah panjang terdiri atas tiga bagian: bagian awal,
bagian inti, dan bagian akhir. Bagian awal berisi halaman sampul, daftar isi, serta
daftar tabel dan gambar (jika ada). Bagian inti terdiri atas pendahuluan, yang
mencakup latar belakang penulisan makalah, masalah atau topik bahasan, dan tujuan
penulisan makalah, teks utama, dan penutup. Bagian akhir terdiri atas daftar rujukan
dan lampiran (jika ada).

Isi Bagian Awal


Halaman Sampul
Hal-hal yang harus ada pada bagian sampul adalah judul makalah,
keperluan atau maksud ditulisnya makalah, nama penulis, dan tempat serta waktu
penulisan. Keperluan atau maksud penulisan makalah dapat berupa, misalnya untuk
memenuhi tugas suatu matakuliah yang dibina oleh dosen X. Tempat dan waktu yang
dimaksud berisi nama lembaga (universitas, fakultas, dan jurusan), nama kota, serta
bulan dan tahun.

Daftar Isi
Daftar Isi berfungsi memberikan panduan dan gambaran tentang garis besar
isi makalah. Melalui daftar isi, pembaca akan dapat dengan mudah menemukan
bagian-bagian yang membangun makalah. Selain itu, dari daftar isi akan dapat
diketahui sistematika penulisan makalah yang digunakan. Daftar isi dipandang perlu
jika panjang makalah ditulis lebih dari 20 halaman. Penulisan daftar isi dilakukan
dengan ketentuan: judul bagian makalah ditulis dengan menggunakan huruf kecil
(kecuali awal kata selain kata tugas ditulis dengan huruf besar). Penulisan judul
bagian dan judul subbagian dilengkapi dengan nomor halaman tempat pemuatannya
dalam makalah. Penulisan daftar isi dilakukan dengan menggunakan spasi tunggal
dengan jarak antarbagian 2 spasi.

Daftar Tabel dan Gambar


Penulisan daftar tabel dan gambar dimaksudkan untuk memudahkan
pembaca menemukan tabel atau gambar yang terdapat dalam makalah. Identitas tabel
dan gambar (yang berupa nomor dan nama) ditulis secara lengkap. Jika tabel dan
gambar lebih dari satu buah, sebaiknya daftar tabel dan gambar ditulis secara
terpisah. Jika dalam makalah hanya terdapat sebuah tabel atau gambar, sebaiknya
daftar tabel atau gambar disatukan dengan daftar isi makalah.

Isi Bagian inti

Bagian inti terdiri atas tiga unsur pokok, yaitu pendahuluan, teks utama
(pembahasan topik-topik), dan penutup. Cara penulisan makalah dapat dibedakan
menjadi (1) penulisan dengan menggunakan angka (Romawi dan atau Arab), (2)
penulisan dengan menggunakan angka yang dikombinasikan dengan abjad, dan (3)
penulisan tanpa menggunakan angka ataupun abjad.
Pendahuluan

Bagian pendahuluan berisi penjelasan tentang latar belakang penulisan


makalah, masalah atau topik bahasan beserta batasannya, dan tujuan penulisan
makalah. Penulisan bagian pendahuluan dapat dilakukan dengan dua cara berikut.
(1) Setiap unsur dari bagian pendahuluan ditonjolkan dan disajikan sebagai
subbagian. Jika penulisan makalah dilakukan dengan menggunakan angka, maka
dapat dijumpai dengan judul subbagian seperti berikut.
1. Pendahuluan
1.1 Latar Balakang
1.2 Masalah dan Topik Bahasan
1.3 Tujuan Penulisan Makalah
(2) Semua unsur yang terdapat dalam bagian pendahuluan tidak dituliskan sebagai
subbagian, sehingga tidak dijumpai adanya subbagian dalam bagian pendahuluan.
Untuk menandai pergantian unsur (misalnya, untuk membedakan
antara paparan yang berisi latar belakang dengan masalah) cukup dilakukan
dengan pergantian paragraf.

Latar Belakang
Latar belakang berisi hal-hal yang melandasi perlunya ditulis makalah. Dalam
latar belakang berisi paparan teoritis ataupun paparan yang bersifat praktis, tetapi
bukan alasan yang bersifat pribadi. Bagian ini harus dapat menjelaskan kepada
pembaca bahwa masalah atau topik tersebut memang perlu dibahas.
Penulisan bagian latar belakang dapat dilakukan dengan (1) dimulai dengan
sesuatu yang diketahui bersama (pengetahuan umum) ataupun teori yang relevan
dengan masalah atau topik yang akan ditulis, selanjutnya diikuti dengan paparan
yang menunjukkan bahwa tidak selamanya hal tersebut dapat terjadi, (2) dimulai
dengan suatu pertanyaan retoris yang diperkirakan dapat mengantarkan pembaca
pada masalah atau topik yang akan dibahas dalam makalah, dan (3) dimulai dengan
sebuah kutipan dari orang terkenal, ungkapam atau slogan, selanjutnya dihubungkan
atau ditunjukkan relevansinya dengan masalah atau topik yang akan dibahas dalam
makalah.

Masalah atau Topik Bahasan


Setelah bagian latar belakang dipaparkan, selanjutnya diutarakan masalah
atau topik bahasan beserta batasannya. Masalah atau topik bahasan tidak terbatas
pada persolan yang memerlukan pemecahan, tetapi juga mencakup persoalan yang
memerlukan penjelasan lebih lanjut, dan persoalan yang memerlukan penegasan
lebih lanjut. Masalah dalam penulisan makalah seringkali disinonimkan dengan topik
(meskipun kedua istilah ini tidak selalu memiliki pengertian yang sama).
Masalah atau topik bahasan sebenarnya merupakan hal yang pertama kali
harus ditetapkan dalam penulisan makalah. Artinya, kegiatan penulisan makalah
diawali dengan penentuan masalah atau topik makalah, yang selanjutnya diikuti
dengan penyusunan garis besar isi makalah (kerangka makalah), pengumpulan bahan
penulisan makalah, dan penulisan draft makalah serta revisi draft makalah.
Terdapat beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih topik yaitu
(1) topik yang dipilh haruslah ada manfaatnya, baik dari segi praktis ataupun teoretis dan
layak untuk dibahas. (2) Topik yang dipilih hendaknya menarik dan sesuai dengan
minat penulis. Dipilihnya topik yang menarik akan sangat membantu dalam proses
penulisan makalah. Jika seseorang menulis makalah dengan topik yang tidak menarik,
maka usaha yang dilakukan biasanya ala kadarnya dan kurang serius. (3) Topik yang
dipilih haruslah dikuasai, dalam arti tidak terlalu asing atau terlalu baru bagi penulis.
(4) Bahan yang diperlukan sehubungan dengan topik tersebut memungkinkan untuk
diperoleh.
Setelah topik dipilih, selanjutnya perlu dilakukan spesifikasi topik
(pembatasan topik) agar tidak terlalu luas. Jika topik yang diangkat terlalu luas, maka
pembahasan topik tidak dapat dilakukan secara mendalam dan tuntas.
Dalam upaya menentukan atau memilih topik, beberapa pertanyaan berikut
dapat digunakan untuk menjajaki pemahaman kita tentang topik yang akan dibahas,
yakni:
1. Apa yang saya ketahui tentang topik?
a. Apa yang saya ketahui tentang topik termasuk bagian-bagiannya, atau saya
harus belajar lebih banyak tentangnya?
b. Apa yang menjadi sumber pengetahuan saya tentangnya pengalaman
langsung, observasi, atau membaca?
c. Bagaimana pengetahuan itu memberikan kepada saya pengetahuan yang
khusus/khas atau sudut pandang yang khusus menurut saya?
2. Apa yang menjadi fokus topik atau subjek?
a. Apakah topik saya itu termasuk umum atau khusus?
b. Bagaimana saya dapat membatasi topik menjadi lebih singkat, lebih
spesifik, dan dapat dikembangkan kepada detail-detail yang lebih besar atau
rinci.
3. Apa makna atau manfaat topik yang saya pilih?
a. Adakah issues umum penting yang dapat dimunculkan dengan topik yang
saya pilih?
b. Dapatkah memberikan pandangan yang baru bagi pembaca menyangkut
issue tersebut?
4. Apakah yang menarik tentang topik saya?
a. Apakah saya tertarik terhadap topik itu?
b. Hal-hal apa sajakah yang menarik dari topik tersebut?
c. Dapatkah saya menarik pembaca untuk tertarik pada topik yang saya pilih?
d. Dapatkah topik itu dikelola (manageable)?
e. Dapatkah saya menulis tentang topik ke dalam bentuk atau fakta-fakta
khusus, dalam beberapa halaman?
f. Dapatkah saya mengontrol topik itu atau apakah saya tidak dibingungkan
olehnya?
g. Jika topik tersebut terlalu lengkap atau sederhana bagaimana cara
mengelolanya lebih lanjut?
Topik sering disamakan dengan judul. Pada dasamya topik tidak sama dengan
judul. Topik merupakan masa!ah pokok yang dibicarakan atau dibahas dalam
makalah; sedangkan judul merupakan label atau nama dari makalah yang ditulis.
Dalam membuat judul makalah beberapa hal berikut perlu dipertimbangkan.
1. Judul harus mencerminkan isi makalah atau mencerminkan topik yang diangkat
dalam makalah.
2. Judul sebaiknya dinyatakan dalam bentuk frasa atau klausa, bukan dalam bentuk
kalimat. Itulah sebabnya judul makalah tidak diakhiri dengan tanda titik.
3. Judul makalah hendaknya singkat dan jelas. Sebaiknya, judul makalah berkisar
antara 5 sampai 15 kata.
4. Judul hendaknya menarik perhatian pembaca untuk mengetahui isinya. Namun
judul makalah harus tetap mencerminkan isi makalah.

Tujuan Penulisan Makalah


Perumusan tujuan penulisan makalah dimaksudkan bukan untuk memenuhi tugas
yang diberikan oleh seseorang dan yang sejenis dengan itu, tetapi lebih mengarah pada
apa yang ingin dicapai dengan penulisan makalah tersebut. Perumusan tujuan penulisan
makalah memiliki fungsi ganda: bagi penulis makalah dan bagi pembaca makalah. Bagi
penulis makalah, rumusan tujuan penulisan makalah dapat mengarahkan kegiatan yang
harus dilakukan selanjutnya dalam menulis makalah, khususnya dalam pengumpu!an
bahan penulisan. Bagi pembaca makalah, perumusan tujuan penulisan makalah
memberikan informasi tentang apa yang disampaikan dalam makalah tersebut. Oleh
karena itu, rumusan tujuan yang disusun haruslah dapat memberikan gambaran tentang
cara menguraikan atau membahas topik yang telah ditentukan. Dengan demikian,
rumusan tujuan bisa berfungsi sebagai pembatasan ruang lingkup
makalah tersebut. Rumusan tujuan ini dapat berupa kalimat kompleks atau
dijabarkan dalam bentuk rinci. Contoh: Makalah ini dimaksudkan untuk membahas
sejumlah kekeliruan yang acap kali dibuat oleh mahasiswa dalam melakukan
observasi pada kegiatan PPL.

2. Perbedaan Skripsi, Tesis, dan Disertasi

Secara umum, perbedaan antara skripsi, tesis, dan disertasi dapat dilihat dari
dua aspek, yaitu aspek kuantitatif dan aspek kualitatif. Dari aspek kuantitatif, secara
literal dapat dikatakan bahwa disertasi lebih berat bobot akademisnya daripada tesis
dan tesis lebih berat bobot akademisnya daripada skripsi. Ketentuan ini hanya dapat
diberlakukan untuk jenis karya ilmiah yang sama (sama-sama hasil penelitian
kuantitatif atau sama-sama hasil penelitian kualitatif; dan dalam bidang studi yang
sama pula (misalnya sama-sama tentang bahasa atau sama-sama tentang ekonomi).
Artinya, disertasi mencakup bahasan yang lebih luas daripada tesis, dan tesis
mencakup bahasan yang lebih luas atau lebih dalam daripada skripsi. Namun ukuran
kuantitas ini tidak dapat diberlakukan jika skripsi, tesis, dan disertasi dibanding-
bandingkan antarbidang studi atau antarjenis penelitian. Oleh karena itu, perbedaan
skripsi, tesis, dan disertasi biasanya tidak hanya dilihat dari aspek kuantitatif, tetapi
lebih banyak dilihat dari aspek kualitatif.
Pada dasarnya, aspek-aspek kualitatif yang membedakan skripsi, tesis, dan
disertasi dapat dikemukakan secara konseptual, namun sulit untuk dikemukakan
secara operasional. Berikut dikemukakan aspek-aspek yang dapat membedakan
skripsi, tesis, dan disertasi, terutama yang merupakan hasil penelitian kuantitatif.

2.1 Aspek Permasalahan


Penulis disertasi dituntut untuk mengarahkan permasalahan yang dibahas
dalam disertasinya agar temuannya dapat memberikan sumbangan "asli" bagi ilmu
pengetahuan, sedangkan penulis tesis diharapkan dapat menghasilkan sesuatu yang
memberikan sumbangan bagi ilmu pengetahuan. Sumbangan yang demikian itu tidak
dituntut dari penulis skripsi.
Identifikasi masalah untuk skripsi dapat didasarkan atas informasi dari koran,
majalah, buku, jurnal, laporan penelitian, seminar, atau keadaan lapangan, akan
tetapi identifikasi masalah untuk tesis—terlebih la gi untuk disertasi—perlu
didasarkan atas teori-teori yang berasal dari sejumlah hipotesis yang telah teruji.
Masalah yang dikaji dalam skripsi cenderung pada masalah-masalah yang bersifat
penerapan ilmu, sedangkan dalam tesis dan disertasi harus cenderung ke arah
pengembangan ilmu.

2.2 Aspek Kajian Pustaka


Dalam mengemukakan hasil kajian pustaka, penulis skripsi hanya diharapkan
untuk menjelaskan keterkaitan antara penelitian yang dilakukan dengan penelitian-
penelitian lain dengan topik yang sama. Penulis tesis tidak hanya diharapkan
mengemukakan keterkaitannya saja, tetapi juga harus menyebutkan secara jelas
persamaan dan perbedaan antara penelitiannya dengan penelitian lain yang sejenis.
Penulis disertasi diharapkan dapat (a) mengidentifikasi posisi dan peranan penelitian
yang sedang dilakukan dalam konteks permasalahan yang lebih luas, (b)
mengemukakan pendapat pribadinya setiap kali membahas hasil-hasil penelitian lain
yang dikajinya, (c) menggunakan kepustakaan dari disiplin ilmu lain yang dapat
memberikan implikasi terhadap penelitian yang dilakukan, dan (d) memaparkan hasil
pustakanya dalam kerangka berpikir yang konseptual dengan cara yang sistematis.
Pustaka yang dijadikan sumber acuan dalam kajian pustaka pada skripsi
seyogyanya menggunakan sumber primer dan dapat juga menggunakan sumber
sekunder, namun pustaka yang menjadi bahan acuan dalam tesis diharapkan berasal
dari sumber-sumber primer (hasil-hasil penelitian dalam laporan penelitian, seminar
hasil penelitian, dan jurnal-jurnal penelitian). Untuk disertasi, penggunaan sumber
primer merupakan keharusan.

2.3 Aspek Metodologi Penelitian


Penulis skripsi dituntut untuk menyebutkan apakah sudah ada upaya untuk
memperoleh data penelitian secara akurat dengan menggunakan instrumen
pengumpul data yang valid. Bagi penulis tesis, penyebutan adanya upaya saja tidak
cukup. Dia harus menyertakan bukti-bukti yang dapat dijadikan pegangan untuk
menyatakan bahwa instrumen pengumpul data yang digunakan cukup valid. Bagi
penulis disertasi, bukti-bukti validitas instrumen pengumpul data harus dapat
diterima sebagai bukti-bukti yang tepat.
Dalam skripsi, penyimpangan-penyimpangan yang mungkin terjadi dalam
pengumpulan data tidak harus dikemukakan, sedangkan dalam tesis dan terlebih lagi
dalam disertasi penyimpangan yang mungkin terjadi dalam pengumpulan data harus
dikemukakan, beserta alasan-alasannya, sejauh mana penyimpangan tersebut, dan
sejauh mana penyimpangan tersebut masih dapat ditoleransi.
Asumsi-asumsi yang dikemukakan dalam skripsi tidak harus diverifikasi dan
tidak harus disebutkan keterbatasan keberlakuannya, sedangkan asumsi-asumsi yang
dikemukakan dalam tesis, terlebih lagi dalam disertasi, harus diusahakan
verifikasinya dan juga harus dikemukakan keterbatasan keberlakuannya.
Dalam penelitian kuantitatif, skripsi dapat mencakup satu variabel saja, tesis
dua variabel atau lebih, sedangkan disertasi harus mencakup lebih dari dua variabel.
Namun kriteria ini harus disesuaikan dengan permasalahan yang dikaji. Dalam
penelitian kualitatif, skripsi dapat ditulis berdasarkan studi kasus tunggal dan dalam
satu lokasi saja, sedangkan tesis dan terutama disertasi seyogyanya didasarkan pada
studi multikasus dan multisitus.
2.4. Aspek Hasil Penelitian
Hasil penelitian yang dipaparkan dalam kesimpulan skripsi harus didukung
oleh data yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan. Dalam tesis dan disertasi,
hasil penelitian yang dikemukakan, selain didukung oleh data yang diperoleh dari
penelitian yang dilakukan, juga harus dibandingkan dengan hasil penelitian lain yang
sejenis. Oleh karena itu, dalam tesis dan disertasi perlu ada bab tersendiri yang
menyajikan pembahasan hasil penelitian. Bab yang berisi pembahasan hasil
penelitian diletakkan sesudah bab yang berisi sajian hasil analisis data, sebelum bab
yang berisi kesimpulan dan saran.
Pengajuan saran pada bagian akhir skripsi tidak harus dilengkapi dengan
argumentasi yang didukung oleh hasil penelitian, sedangkan saran-saran yang
dikemukakan dalam tesis dan disertasi harus dilengkapi dengan argumentasi yang
didukung oleh hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan.
Hasil penelitian skripsi yang ditulis dalam bentuk artikel hendaknya
diarahkan untuk dapat diterbitkan dalam jurnal ilmiah yang bermutu, sedangkan hasil
penelitian tesis dan disertasi harus memenuhi kualifikasi layak terbit dalam jurnal
ilmiah yang bermutu.
2.5. Aspek Kemandirian
Selain didasarkan pada keempat aspek tersebut, skripsi, tesis, dan disertasi
juga dapat dibedakan berdasarkan tingkat kemandirian mahasiswa dalam proses
pelaksanaan penelitian dan penulisan naskah karya ilmiah. Secara umum dapat
dinyatakan bahwa proses penelitian dan penulisan disertasi lebih mandiri daripada
tesis, dan proses penelitian dan penulisan tesis lebih mandiri daripada skripsi. Secara
kuantitatif dapat diilustrasikan sebagai berikut. Untuk disertasi kira-kira 90% dari
naskah tersebut adalah karya asli mahasiswa penulisnya, sedangkan sisanya (10%)
merupakan cerminan dari bantuan, bimbingan, serta arahan para dosen pembimbing.
Untuk tesis, persentase karya asli mahasiswa bisa lebih kecil daripada disertasi; dan
untuk skripsi, persentase karya asli mahasiswa bisa lebih kecil daripada tesis.
Kegiatan
Belajar

2
PRINSIP DASAR PENULISAN
KARYA ILMIAH

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah selesai mempelajari kegiatan belajar kedua, peserta diharapkan dapat


menjelaskan langkah-langkah penulisan karya ilmiah, menjelaskan sistematika
penulisan karya tulis ilmiah, dan menerapkan teknik penulisan karya ilmiah.

MATERI POKOK
· Langkah-langkah penulisan
· Sistematika penulisan karya tulis ilmiah

1. Langkah-Langkah Penulisan
Penulisan karya ilmiah selalu diawali dari motivasi dan tujuan dari individu
yang akan menulis. Motivasi diperlukan karena menulis bukan sekadar
menyampaikan informasi dan atau gagasannya. Menulis harus didasari dari ide atau
gagasan yang ingin disampaikan dalam sebuah wacana tertulis. Timbulnya suatu ide
karena adanya rangsangan informasi yang diterima dari panca indra, bahkan bagi
seorang penulis yang kreatif dan produktif, ide harus tetap digali dan dikembangkan
dalam berbagai bentuk tulisannya.
Pada dasarnya, suatu tulisan harus menarik, aktual, dan menimbulkan refleksi
dari para pembacanya. Dengan begitu, tulisan tersebut akan bermanfaat bagi penulis
maupun pembacanya. Beberapa manfaat tulisan tersebut adalah sebagai berikut. (1)
Menambah dan mengembangkan pengetahuan seseorang. (2) Menambah
keterampilan. (3) Memecahkan masalah. (4) Menghibur. (5) Menggugah perasan dan
pikiran seseorang. (6) Menumbuhkembangkan kepekaan terhadap sesuatu hal. (7)
Menumbuhkembangkan keilmiahan seseorang. (8) Mengetahui hasil dan atau dari
laporan ilmiah dan penelitian.
Paparan di atas, memberikan informasi awal kepada kita bahwa menulis
bukan sesuatu yang dapat dituliskan begitu saja tetapi mempunyai makna dan tujuan.
Robert K. Bander ( 1971) mengatakan bagaimana cara orang berfikir dapat diketahui
dari caranya menulis. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sebuah tulisan
mencerminkan buah pikiran seseorang, sehingga seseorang yang dalam kondisi
emosinya tidak stabil sangat sulit untuk menuangkan pikiranya dalam bentuk tulisan.
Dalam menulis terdapat beberapa langkah yang harus dilewati oleh
seseorang. Beberapa langkah tersebut dapat dikemukakan sebagai berikut.
· Langkah pertama, berfikir logis. Befikir logis atau nalar yang merupakan
kegiatan berfikir menurut pola tertentu yang secara luas disebut dengan logika.
Dengan demikian, ketika kita akan menulis maka pertimbangkan dahulu cara
berfikir kita logis atau tidak logis.
· Langkah kedua, menentukan tema. Setelah kita dapat menetapkan cara befikir
kita secara logis, maka selanjutnya kita menetapkan tema apa yang akan ditulis.
Secara umum hal ini sering disebut dengan pokok bahasan yang akan disusun
menjadi tulisan. Dalam kegiatan langkah ini penulis harus dapat memilih tema
yang terbaik berdasarkan pertimbangan dan tujuan penulisan.
· Langkah ketiga, menyusun kerangka tulisan. Setelah sebuah tema berhasil
ditemukan dan disusun maka penulis bisa melangkah ketahap berikutnya,
langkah tersebut dengan melakukan penjabaran tema ke dalam sub-subtema
menjadi pola urutan yang teratur, logis, dan sistematis sehingga dapat disusun
sebuah tulisan yang baik. Penjabaran tema itulah biasanya yang disebut dengan
kerangka tulisan dan istilah lain disebut dengan “ Outline“. Biasanya penulis
menyusun kerangka tulisan berdasarkan struktur dasarnya yang terdiri atas judul,
pendahuluan, tubuh tulisan, dan penutup.
· Langkah keempat menentukan bagian pendahuluan. Bagian Pendahuluan
dari sebuah tulisan merupakan titik awal yang kritis ketika kita menyusun sebuah
tulisan. Pendahuluan sebagai pemancing minat, sehingga harus dikembangkan
semenarik-menariknya. Pendahuluan berfungsi juga sebagai pengantar bagi
pembaca untuk menangkap maksud dan gagasan penulis.
· Langkah kelima yaitu membangun tubuh tulisan. Membangun tubuh tulisan
pada prinsipnya tidak jauh berbeda dengan pengembangan paragraph. Sehingga
pola pengembangan tubuh tulisan bisa mengikuti pola, antara lain kronologis,
spasial, analisis, contoh, dan sebab akibat. Setiap penulis dapat memilih salah
satu atau beberapa pola yang merupakan kombinasi, tergantung subjek tulisan
yang hendak disampaikan. Dalam membangun dan mengembangkan tubuh
tulisan, harus berpedoman bahwa antara paragrap yang satu dengan paragrap
lainnya tetap terjaga keutuhan atau koherensinya.
· Langkah keenam, adalah mengakhiri tulisan. Bagian penutup ini menandai
akhir dari sebuah tulisan. Beberapa cara yang umum dilakukan untuk menulis
bagian penutup antara lain: ringkasan atau simpulan, pertanyaan, kalimat yang
bergaya pamit, pernyataan deklaratif atau pernyataan yang mengejutkan, dan juga
yang mengajak.

2. Sistematika Penulisan Karya Tulis Ilmiah


Sebuah penulisan karya ilmiah bersifat penulisan formal. Oleh karena itu,
penulisannya harus mengikuti ketentuan ketentuan penulisan karya tulis ilmiah.
Teknik penulisannya menyangkut sistimatika penulisan, cara merujuk dan menulis
daftar rujukan, tabel dan bahasa, termasuk penerapan ejaan.
Karya tulis ilmiah pada dasarnya terdiri atas tiga bentuk yaitu Skripsi, Tesis
dan Disertasi. Karena sebuah laporan penelitian merupakan laporan ilmiah, maka
laporan penelitian harus dibuat secara sistematis dan logis pada setiap bagian
sehingga pembaca mudah memahami langkah-langkah yang telah ditempuh dalam
penelitian dan hasilnya.
Secara keseluruhan isi karya tulis ilmiah hasil penelitian terdiri atas tiga
bagian yaitu bagian pendahuluan, bagian isi, dan bagian penutup. Bagian
pendahuluan terdiri atas halaman jilid depan dan belakang, abstrak, daftar isi, daftar
tabel (kalau ada), dan kata pengantar. Halaman jilid depan dan belakang berisi judul
penelitian, nama peneliti, nama lembaga, dan tahun penelitian. Abstrak ditulis
maksimal dua halaman diketik satu spasi dalam bahasa Indonesia atau bahasa
Inggris. Abstrak secara garis besar memuat latar belakang, masalah dan tujuan
penelitian, metode penelitian, temuan penelitian, dan simpulan penelitian. Daftar isi
memuat keseluruhan isi laporan hasil penelitian dengan nomor halamannya mulai
kata pengantar sampai daftar pustaka. Daftar tabel/gambar memuat judul
tabel/gambar serta nomor halamannya (kalau ada), dan kata pengantar berisi
penjelasan isi dan sistematika laporan hasil penelitian serta ucapan terima
kasih/penghargaan peneliti kepada pihak-pihak tertentu yang telah membantu dan
terlibat dalam penelitian.
Bagian isi laporan hasil penelitian berupa bab-bab serta isi dari setiap bab.
Bagian ini minimal terdiri atas lima bab yaitu pendahuluan, landasan teori dan
karangka berpikir, metode penelitian, pembahasan, dan penutup. Bagian pendahuluan
terdiri atas (1) latar belakang masalah, (2) identifikasi masalah, (3) pembatasan
masalah, (4) perumusan masalah, dan (5) manfaat/kegunaan penelitian.
Bagian landasan teori dan kerangka berpikir berisi pembahasan tentang
variabel penelitian dan hubungan antar variabel secara teoretik sehigga secara
rasional bisa menurunkan hipotesis penelitian. Bagian landasan teori terdiri atas (1)
landasan teori atau tinjauan pustaka, (2) kerangka berpikir, dan (3) hipotesis
penelitian.
Bagian metode penelitian berisi paparan mengenai kegiatan dalam verifikasi
data dilapangan untuk menjawab masalah penelitian dan menguji hipotesis. Isi bab
ini dimulai dari merumuskan tujuan hingga teknik analisis data dengan urutan (1)
tujuan penelitian, (2) tempat dan waktu penelitian, (3) metode penelitian, (4) populasi
dan sampel penelitian, (5) teknik pengumpulan data, (6) instrumen penelitian, (7) uji
coba isntrumen, dan (8) teknik analisis data.
Bagian pembahasan hasil penelitian berisi tentang variabel penelitian disertai
cara-cara pengukurannya, hasil pengukuran variabel melalui teknik statistika
deskriptif dan inferensial, pengujian hipotesi dalam hal ini menjelaskan tentang hasil-
hasil perhitungan dengan statitika inferensial dalam menguji hipotesis, penerimaan
atau penolakan hipotesis, dan terakhir pembahasan hasil pengujian hipotesis disertai
alasan mengapa hipotesis ditolak atau diterima serta mengapa suatu fenomena
terjadi. Urutan pada bab ini adalah (1) deskripsi data, (2) pengujian persyaratan
analisis, (3) pengujian hipotsis, (4) pembahasan hasil penelitian, dan (5) keterbatasan
penelitian.
Bagian simpulan dan saran berisi rangkuman penelitian, simpulan serta
impilkasi, dan saran-saran. Urutan pada bab ini adalah (1) simpulan, (2) implikasi,
dan (3) saran-saran.
Berikut adalah contoh kerangka laporan penelitian bidang Keperawatan.

STUDI POLA KONSUMSI RUMAH TANGGA DALAM


HUBUNGANNYA DENGAN TINGKAT PENDERITA
HIPERTENSI PADA LANSIA

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Perumusan Masalah
1.3 Tujuan Penelitian
1.4 Kegunaan Penelitian

II. TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Telaah Penelitian terdahulu
2.2 Konsep Hipertensi pada Lansia
2.3 Pola konsumsi Rumah Tangga
2.4 Perubahan Pola Konsumsi
2.5 Kondisi Lansia Hipertensi dewasa ini
2.6 Profil Lansia Sehat Medan Johor
2.7 Peran Inovasi Keperawatan dalam Menurunkan Angka Penderita Hipertensi
2.8 Angka Kecukupan Gizi
2.9 Indikator Penderita Hipertensi
2.10 Penilaian Status Gizi
2.11 Pola Sehat Bebas Hipertensi
III. KERANGKA TEORETIS
3.1 Kerangka Pemikiran
3.2 Hipotesis
3.3 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

IV. METODE PENELITIAN


4.1 Metode Penentuan Lokasi
4.2 Metode Penentuan Responden
4.3 Metode Pengumpulan Data
4.4 Metode Analisis data
4.4.1 Analisis Deskriptif
4.4.2 Analisis Tingkat Penderita Hipertensi
4.4.2.1 Analisis Jumlah, Jenis Kelamin dan Usia Penderita Hipertensi

4.4.2.2 Analisis Tingkat Penderita Hipertensi setiap tahun


4.4.2.3 Analisis Faktor-Faktor Pencetus Hipertensi
4.4.2.4 Uji Beda

V. HASIL DAN PEMBAHASAN


5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
5.1.1 Keadaan Geografis
5.1.2 Keadaan dan Potensi Pencetus Hipertensi
5.1.2.1 Pola Hidup Masyarakat
5.1.2.2 Peran Petugas Kesehatan
5.1.2.3 Keadaan Demografis Penduduk
5.1.2.4 Jumlah Penduduk
5.1.2.5 Tingkat Pendidikan Masyarakat
5.1.2.6 Mata Pencaharian masyarakat
5.2 Hasil dan Pembahasan
5.2.1 Karakteristik Rumah Tangga Responden
5.2.1.1 Pendapatan Rumah Tangga
5.2.1.2 Jumlah Anggota Rumah Tangga
5.2.1.3 Tingkat Pendidikan Kepala Rumah Tangga
5.2.1.4 Tingkat Pendidikan Ibu Rumah Tangga
5.2.2 Analisis Pola Konsumsi Rumah Tangga
5.2.2.1 Analisis Kecukupan Ketersediaan serta Kualitas dan Keamanan
Konsumsi Rumah Tangga
a. Angka Kecukupan Gizi (AKG)
b. Keragaman Konsumsi Bahan Makanan
c. Kualitas/keamanan Pangan
d. Pola Pengadaan Pangan Pokok (beras)
e. Rumah Tangga Masyarakat
5.2.2.2 Analisis Stabilitas Ketersediaan Pangan
5.2.2.3 Analisis Aksesibilitas/Keterjangkauan Pangan
5.2.2.4 Perbedaan Konsumsi dari Hasil Olahan Sendiri dan Konsumsi
yang dibeli di warung sekitar (uji Beda)

VI. SIMPULAN DAN SARAN


6.1 Simpulan
6.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

SOAL-SOAL LATIHAN
1. Bagaimana peran ide dalam proses penulisan?
2. Bagaimanakah langkah-langkah penting dalam penulisan karya ilmiah?
3. Apa yang dimaksud dengan pemikiran logis dalam suatu penulisan?
Kegiatan
Belajar

3
GAYA PENULISAN
TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari kegiatan belajar 3 mahasiswa diharapkan dapat


menjelaskan gaya penulisan karya tulis ilmiah, menjelaskan gaya penulisan
karya ilmiah hasil penelitian, dan menjelaskan gaya penulisan karya tulis ilmiah dan
artikel.

MATERI POKOK
· Gaya penulisan karya ilmiah hasil penelitian
· Gaya penulisan karya tulis ilmiah dan artikel
1. Gaya Penulisan Karya Ilmiah Hasil Penelitian
Karya tulis ilmiah memiliki ciri khas yaitu kebenarannya, metode kajiannya,
dan tata cara penulisannya bersifat keilmuan. Bentuk, format penulisan ilmiah sangat
beragam mulai dari laporan ilmiah yang berbentuk buku, artikel sampai dengan
gagasan melalui media massa.
Tidak semua karya tulis itu merupakan karya tulis ilmiah. Suatu karya tulis,
apakah berbentuk laporan, makalah, buku mapun terjemahan, baru dapat disebut
karya ilmiah apabila sedikitnya memiliki tiga syarat berikut.
(1) Isi kajiannya pada lingkup pengetahuan ilmiah.
(2) Langkah pengerjaannya dijiwai atau menggunakan metod ilmiah
(3) Sosok tampilan sesuai dan telah memenuhi peryaratan sebagai sosok tulisan
keilmuan. Sistematika penulisan skripsi, tesis, desertasi, makalah, dan laporan
penelitian adalah sebagai berikut.
(1) Peringkat 1 tulisan bab dan judul bab ditulis dengan huruf besar semua, bold, dan
diletakan di tengah.
(2) Peringkat 2 ditulis dengan huruf besar smua, bold, dan diletakan diitepi kiri.
(3) Peringkat 3 ditulis dengan huruf besar kecil, bold, dan diletakan ditepi kiri.
(4) Peringkat 4 ditulis dengan huruf besar kecil dengan cetak miring, bold dan
diletakan di tepi kiri.
(5) Peringkat 5 ditulis dengan huruf kecil,1,2 cm dari tepi kiri, bold dan diakhiri dengan
titik.
Penulisan karya ilmiah harus menggunakan bahasa baku dan gaya selingkung
institusi. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penulisan karya ilmiah tersebut
adalah sebagai berikut.
(1) Penulisan karya tulis hendaknya menggunakan bahasa yang jelas, lugas, tepat dan
formal, serta menggunakan ejaan secara tepat.
(2) Daftar rujukan ditulis sesuai dengan cara penulisan rujukan ilmiah (dapat dilihat
pada modul 3).
(3) Judul tabel ditulis dengan huruf besar kecil, tanpa diakhiri tanda titik. Nomor
tabel menggunakan angka arab.
(4) Judul gambar ditempatkan di bawah gambar penulisan judul gambar sama
dengan judul tabel.
(5) Naskah diketik dengan menggunakan kertas HVS ukuran A4, margin kiri 4 cm,
margin atas 3 cm dan margin kanan 3 cm dan margin bawah 3 cm
2. Gaya penulisan Karya Tulis Ilmiah dan Artikel Ilmiah
2.1 Hakikat Gaya Penulisan Karya Tulis dan Artikel Ilmiah
Gaya Penulisan merupakan suatu bentuk atau ciri penulisan yang
dikategorikan dan disesuaikan ke dalam jenis penulisan tertentu yang berdasarkan
atas pengetahuan penulis. Beberapa langkah awal untuk membuat gaya penulisan
adalah sebagai berikut.
(1) Memilih dan menetapkan (spesialisasi) pengetahuan.
(2) Memelihara dan terus meningkatkan kerangka pemikiran (frame of reference).
(3) Membuat file pribadi yang efisien dan mudah diupgrade ataupun digunakan,
disesuaikan dengan minatnya.
(4) Mengembangkan kemempuan memori/ingatan yang kuat.
(5) Membina kerjasama dengan banyak tokoh pemilik perpustakaan, atau lembaga
informasi yang bisa membantu menambah ketajaman dan kelengkapan frame of
reference si penulis.
(6) Memahami terus-menerus pasar dan perubahannya.
Dalam penulisan karya ilmiah dan artikel harus memperhatikan hal-hal berikut.
(1) Gaya penulisan harus kritis, analitis, dan eksplanatif bukan fiktif.
(2) Hindari penggunaan istilah/bahasa teknis ilmiah, gunakan bahasa ilmiah populer,
disertai penjelasan dengan bahasa yang sederhana.
(3) Alur pemaparan harus runut dan logis.
(4) Tulisan harus terfokus, terorganisasi, punya latar belakang yang jelas.
(5) Tidak bertele-tele, bombastis atau vulgar.
(6) Menggunakan bahasa yang baik dan benar.
(7) Tidak menggunakan ungkapan kalimat klise/normatif.

2.2 Gaya Penulisan Karya Tulis Ilmiah


Di lihat dari bentuknya, karya tulis dan ilmiah disajikan dalam bentuk formal
dan non formal. Kedua bentuk gaya penulisan tersebut dapat dipaparkan sebagai
berikut.
a. Formal
Penyajian karya ilmiah secara formal biasanya berupa laporan hasil penelitian.
Laporan ini diperuntukkan kepentingan lembaga atau instansi yang memerintahkan
dilakukannya suatu penelitian, seperti perguruan tinggi, instansi pemerintah, lembaga
penelitian, dan sebagainya. Misalnya untuk skripsi, thesis, atau disertasi.
Dalam gaya penulisan formal, penyajian karya ilmiah dipaparkan per bab
sebagai berikut.
(1) Bab I (Pendahuluan)
(2) Bab II (Tinjauan Pustaka)
(3) Bab III (Metode Penelitian)
(4) Bab IV (Hasil dan Pembahasan Penelitian)
(5) Bab V (Penutup)

b. Non Formal
Gaya non formal merupakan gaya penulisan karya ilmiah yang diperuntukkan
bagi kepentingan umum. Gaya non formal biasa digunakan buku-buku ilmiah, Jurnal
Penelitian, Wacana Ilmu Pengetahuan, dan sebagainya.
2.3 Gaya Penulisan Artikel Ilmiah
Di lihat dari isinya, artikel ilmiah dibedakan menjadi bentuk How-To,
Personal Experience, Self-Help, Profile, Round up/Survey, dan Humor. Bentuk-
bentuk gaya penulisan tersebut dapat dipaparkan sebagai berikut.
a. How-To
Artikel ini lebih banyak menunjukkan bagaimana cara mengatasi satu masalah
yang paling baik serta efisien. Kesannya memang sedikit menggurui, tetapi
disenangi oleh banyak pembaca terutama kaum profesi. Misalnya artikel tentang
“Cara menanam Lombok dalam Pot” atau “Bagaimana mem ilih pacar yang
bertanggung jawab”.

Contoh:
Jawa Post, Jum’at 13 September 1991
Pengalaman pribadi atau pengalaman langsung yang biasanya dialami oleh
penulisnya;
Kendala Ekspor Nonmigas Jawa Timur
Oleh : Totok Djuroto
Peneliti BP3U Surabaya

Kepulauan Jawa Timur dalam meningkatkan ekspor nonmigas sebenarnya


terbuka luas. Bila dilihat dari struktur ekspor secara melaksanakan kampanye
peningkatan ekspor nonmigas. Awal tahun 1982, realisasi ekspor komoditi
nonmigas Jawa Timur masih tercatat 943.366.710 kg, dengan nilai 277.105.579
dolar Amerika. Pada tahun 1983, naik menjadi 1.068.573.333,40 kg barang,
dengan nilai 325.338.557.53 dolar Amerika. Pada tahun 1989 melonjak lagi
sampai 1.847298.624,82 kg barang, denagn nilai 1.092.110.375,56 dolar
Amerika. (kanwil Deperdag Jatim).

b. Personal Experience
Personal experience lebih menarik jika bisa diungkap menjadi tulisan Artikel.
Pengalaman seseorang bagaimanapun bentuknya, dapat menarik pembaca untuk
mengikutinya. Contoh : “Duel dengan dua Pencuri yan g menyatroni rumahnya”
atau “Menyebrang Sungai dengan Seutas Tali di Pedal aman”.
Contoh:
Kompas, Selasa 16 Januari 2001
Keajaiban Harry Potter
Oleh : St. Sutarto
Dunia demam Harry Potter. Bukan hanya anak-anak, tetapi juga orang dewasa.
Di Inggris dan AS, dua negara yang paling luas dirambah Harry Potter, sebagian
sampul buku dongeng anak-anak itu, dibuat tidak seronok demi memuaskan
“keingintahuan” orang tua. Selain tidak mau kalah d engan celoteh anak-anak,
mereka juga tertarik oleh dongeng-dongeng dengan tokoh penyihir Harry Potter
yang selalu penuh kejutan.

Tokoh Harry Potter adalah anak yatim piatu yang diasuh paman (Vernon) dan
bibinya (Petunia). Kerempeng, rambutnya tumbuh amat cepat dan awut-awutan.
Tampil nyeleneh (aneh). Sampai umur 11 tahun dia mirip kucing kudisan.
Tempat tidurnya di lemari kecil di bawah tangga di rumah pamannya.
Orangtuanya, Voldermont, mati dibunuh penyihir hitam ketika Harry masih kecil.

Keajaiban hinggap padanya. Suatu hari ditunjukkan oleh seekor burung hantu
bahwa Harry Potter punya kemampuan sihir. Ia pun masuk sekolah sihir di
Hogwarts School for Witchcraff and Wizardy. Dibimbing oleh Hagrid, hantu
penunggu asrama di sekolah itu. Ternyata para penyihir, dosen-dosen di sana
panggilan profesornya sudah mendengar nama Harry Potter.

Harry adalah pewaris ahli sihir, kedua orangtuanya, yang dibunuh Vermont.
Bekas luka berbentuk kilatan petir di jidat Harry, itulah ciri khasnya. Kisah
keajaiban Harry di sekolah sihir itulah yang dikisahkan dalam empat buku yang
sudah terbit sejak tahun 1997, 1998, 1999, 2000, masing-masing dengan judul
Harry Potter and The Socerer’s Stone, Harry Potter and The Chamber of
Secrets, Harry Potter and The Prisoner of Azkaban, dan Harry Potter and The
Globe of Fire. Buku kelima, tidak seperti keempat buku sebelumnya – akan terbit
pertengahan tahun 2001 sudah dikatakan oleh pengarangnya, Joanne Kathleen
Rowling (35) berjudul Harry Potter and The Order of The Phoenix.Penyihir
berkacamata minus, rambut acak-acakan - Harry Potter – telah menyihir
semuanya. Ya anak-anak, orang tua, penerbit, percetakan, pengarangnya. Dia
mencatat diri sebagai barisan pengarang cerita anak-anak kelas dunia.

c. Self-Help
Artikel yang menekankan pada petunjuk dan pedoman yang bersifat psikologi
berdasarkan prilaku. Misalnya: “Bagaimana Mengatur Rumag Tangga yang Harmonis”,
atau “Memanfaatkan Liburan untuk Mencari Uang”.
Contoh:

Wednesday, June 13, 2007


Kiat Menjadi Orang Sukses

Success is a journey, not a destination – Ben Sweetland


Kegagalan merupakan guru yang paling bijak. Orang sukses adalah orang
yang terus mencoba, meskipun telah mengalami banyak kegagalan. Mereka tidak
pernah berhenti mencoba dan mencoba lagi. Hidup bagi mereka adalah peluang
untuk mencapai kesuksesan. Kiat-kiat berikut ini disarikan dari hasil penelitian
terhadap orang-orang sukses. Apa sebenarnya yang mereka ketahui dan lakukan
untuk menjadi sukses? Berikut kiat menjadi orang sukses yang bisa Anda
terapkan.
Orang sukses mau mengambil resiko. Mereka berupaya untuk mencapai
target, melakukan penghematan, membangun relasi dengan banyak orang dan
gesit mencoba sesuatu yang baru guna mengikuti perkembangan zaman, dan mau
terus mengambil resiko untuk meraih sukses.

d. Profile
Potret pribadi atau kaum profesional yang sudah dikenal (public figur). Jenis
artikel ini berfungsi menghibur, mengenal lebih dalam, menautkan emosi dan
mendalami jiwa atau pribadi dari seorang tokoh lebih dalam lagi. Contoh: “Susi
Susanti, Sapu Tangan-nya Laku Jutaan Rupiah”, atau “Jenderal Nasution antara
Karier dan Karismanya”.
Contoh:

Profil
Biografi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono

Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono adalah Presiden RI


ke enam dan Presiden pertama yang dipilih langsung oleh
Rakyat Indonesia. Bersama Drs. M. Jusuf Kalla sebagai wakil
presidennya, beliau terpilih dalam pemilihan presiden di 2004
dengan mengusung agenda "Indonesia yang lebih Adil,
Damai, Sejahtera dan Demokratis", mengungguli Presiden
Megawati Soekarnoputri dengan 60% suara pemilih. Pada 20
Oktober 2004 Majelis Permusyawaratan Rakyat melantik
beliau menjadi Presiden.
Presiden SBY, seperti banyak rakyat memanggilnya, lahir pada 9 September
1949 di Pacitan, Jawa Timur. Seorang ilmuwan teruji, beliau meraih gelar Master
in Management dari Webster University, Amerika Serikat tahun 1991. Lanjutan
studinya berlangsung di Institut Pertanian Bogor, dan di 2004 meraih Doktor
Ekonomi Pertanian.. Pada 2005, beliau memperoleh anugerah dua Doctor Honoris
Causa, masing-masing dari almamaternya Webster University untuk ilmu hukum,
dan dari Thammasat University di Thailand ilmu politik.
Susilo Bambang Yudhoyono meraih lulusan terbaik AKABRI Darat tahun
1973, dan terus mengabdi sebagai perwira TNI sepanjang 27 tahun. Beliau meraih
pangkat Jenderal TNI pada tahun 2000. Sepanjang masa itu, beliau mengikuti
serangkaian pendidikan dan pelatihan di Indonesia dan luar negeri, antara lain
Seskoad dimana pernah pula menjadi dosen, serta Command and General Staff
College di Amerika Serikat. Dalam tugas militernya, beliau menjadi komandan
pasukan dan teritorial, perwira staf, pelatih dan dosen, baik di daerah operasi
maupun markas besar. Penugasan itu diantaranya, Komandan Brigade Infanteri
Lintas Udara 17 Kostrad, Panglima Kodam II Sriwijaya dan Kepala Staf Teritorial
TNI.

e. Round up/Survey
Artikel ini menggabungkan berbagai pendapat, saran, gagasan atau komentar
beberapa tokoh yang dirangkum menjadi satu, untuk menanggapi suatu
permasalahan yang timbul. Muatan artikel ini biasanya berisi komentar,
renungan, atau petunjuk dan saran. Artikel jenis ini biasanya mengantisipasi isu
yang mendadak, bertujuan mengajak pembacanya untuk memperluas perspektif
dan kepeduliannya. Misalnya: “Likuidasi 16 Bank Swa sta, menurut Kacamata
Ekonom”, atau “Mengapa Saddam Husein bandel terhada p Amerika”.

Contoh:

Jum'at, 30 Oktober 2009


Bahasa Indonesia Bukan Bahasa Gaul

Sumpah Pemuda 1928 merupakan salah satu momen penting dalam perjalanan
sejarah bangsa Indonesia. Peristiwa tersebut telah menunjukkan peran penting
para kaum muda. Kala itu para pemuda meletakkan nilai-nilai luhur persatuan,
yakni bangsa, tanah air, dan bahasa yang satu, yaitu Indonesia.
Namun, saat ini sebuah ironi. Salah satu nilai luhur tersebut telah dicederai,
yakni tergesernya penggunaan bahasa Indonesia oleh bahasa gaul. Tak bisa
dimungkiri, salah satu "penunjang" fenomena itu adalah produk-produk
pertelevisian tertentu yang semakin menjamur. Sementara realita yang terjadi
adalah para pemuda merupakan pelaku sekaligus korban dari fenomena tersebut.
Karena itu, momen Sumpah Pemuda tahun ini diharapkan dapat mengingatkan
para pemuda Indonesia agar kembali kepada nilai-nilai luhur yang telah
diwujudkan kaum muda masa lalu.

f. Humor
Humor atau sesuatu yang lucu menarik juga dibuat artikel. Biasanya termasuk
kategori artikel esai atau kolom yang mengungkapkan ekspresi penulisnya.
Artikel bernada humor ini paling banyak ditulis oleh orang-orang yang sudah
terkenal. Jika anda sudah punya cukup nama, anda bisa membuat artikel bernada
humor. Fungsi artikel ini menghibur, mengkritik tanpa harus menyakiti.
Misalnya: “Jika Pak Murdiono Main Wayang Orang, Tok oh mana yang Pas
untuk Dimainkannya” atau “Gus Dur dan Amin Rais Ber pantun Ria”.
Contoh:

Sabtu, 31 Oktober 2009


Tren Positif Peringkat Utang RI
Oleh : Abdul Mongid
Kabinet Indonesia Bersatu II mendapatkan kado istimewa berupa kenaikan
rating outlook Republik Indonesia dari stabil menjadi positif sehari setelah
dilantik. Seperti diketahui, pada 23 Oktober 2009 -kabinet dilantik 22 Oktober-,
lembaga pemeringkat Standard & Poor's (S&P) menaikkan peringkat Indonesia
ke outlook positif dari sebelumnya stabil. Sempat timbul dugaan, kenaikan
peringkat itu sekedar “kado” untuk kabinet baru.
Naiknya peringkat Indonesia serta merta diikuti naiknya peringkat utang
dalam mata uang asing menjadi BB-. Sementara untuk peringkat utang dalam
mata uang rupiah menjadi BB+. Satu langkah lagi berarti peringkat utang kita
menjadi kategori investasi.
Banyak alasan mengapa kenaikan peringkat terjadi. Menurunnya rasio utang
terhadap produk domestik bruto (PDB) merupakan alasan utama. Membaiknya
peringkat karena membaiknya kemampuan bayar pemerintah terhadap utang
yang terus ''menggunung''. Selain itu, makin baikny pengelolaan utang
pemerintah dilihat dari sisi transparansi dan akuntabilitasnya jelas menjadi
pertimbangan menaikkan peringkat saat ini. Buktinya adalah hasil audit BPK
yang memberikan opini Wajar tanpa Pengecualian atas Direktorat Pengelolaan
Utang yang dipimpin Rahmad Waluyanto itu.

SOAL-SOAL LATIHAN

1. Bagaimana saudara membedakan gaya penulisan karya ilmiah hasil penelitian


dengan penulisan artikel.
2. Bagaimana anda menulisnya apabila rujukan kutipan langsung dan rujukan
diambil dari Artikel dan Jurnal.
Kegiatan
Belajar

4
PENULISAN KARYA ILMIAH
BIDANG KEPERAWATAN
TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah selesai mempelajari kegiatan belajar ketiga, peserta diharapkan dapat


menganalisis permasalahan dalam bidang keperawatan, menjelaskan langkah-
langkah penulisan karya ilmiah dalam bidang keperawatan, menjelaskan
sistematika penulisan karya tulis ilmiah dalam bidang keperawatan, dan melakukan
penulisan karya ilmiah bidang keperawatan.

MATERI POKOK
· Langkah-langkah penulisan karya ilmiah dalam bidang keperawatan.
· Permasalahan dalam bidang keperawatan.
· Penulisan karya ilmiah bidang keperawatan

1. Langkah-Langkah Penulisan Karya Ilmiah dalam Bidang Keperawatan


Berdasarkan komposisinya, karya tulis ilmiah terdiri atas bagian
pendahuluan, bagian isi, dan bagian penutup. Komposisi karya tulis ilmiah
dapat diuraiakan sebagai berikut.

Bagian Pendahuluan
Bagian pendahuluan berisi tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah,
definisi operasional,
Latar belakang Masalah
Berisi tentang hal hal yang berkenaan dengan pentingnya masalah itu diteliti. Dengan
kata lain dalam latar belakang maslah ini perlu dijawab sebuah pertanyaan mengapa
masalah itu perlu diteliti?

Identifikasi masalah
Agar masalah yang akan diteliti mudah dipahami, maka masalah tersebut perlu
diidentifikasi. Selanjutnya masalah tersebut di batasi dan dirumuskan dengan jelas
dan spesifik. Pada umumnya pembatasan masalah disusun dalam bentuk pernyataan,
sedangkan rumusan masalah dibuat bentuk pertanyaan.

Definisi Operasional
Banyak kata ataupun kalimat yang mengandung banyak pengertian, sehingga
membuat orang menjadi bingung dan salah kaprah. Oleh karena itu setiap variable
penlitian dan istilah-istilah yang terkadung dalam variabel perlu dirumuskan dalam
definisi operasional. Hal ini dimaksudkan agar sipeneliti memperoleh gambaran yang
jelas tentang alat pengumpul data. Jika alat pengumpul datanya lemah dapat
mnyebabkan kekeliruan pada hasil penlitian.

Tujuan dan Kegunaan Penelitian


Tujuan penelitian harus sesuai dengan masalah dan sub masalah penelitian. Tujuan
Penelitian harus jelas dan betul betul dapat dicapai. Sebaiknya dibedakan antara
tujuan umum penelitian dengan tujuan khusus penelitian. Begitu juga halnya dengan
kegunaan penelitian, perlu ditegaskan manfaat atau kontribusi apa yang betul
diyakini oleh peneliti, perlu ditegaskan manfaat atau kontribusi apa yang dapat
diberikan dari hasil penelitian tersebut.

Asumsi dan Hipotesis


Asumsi merupakan dasar pemikiran yang tidak perlu lagi diuji kebenarannya, karena
itu asumsi betul –betul diyakini oleh peneliti. Unt uk memperoleh suatu asumsi yang
baik maka harus membaca buku. Sedangkan hipotesis biasanya dirumuskan dalam
bentuk pernyataan. Pernyataan tersebut menggambarkan kemungkinan jaaban atau
hasil penelitian.

Lokasi Penelitian
Informasi tentang dimana lokasi penelitian perlu ditetapkan.

Bab II Tinjauan Teoritis


Dalam bab ini dikaji sejumlah teori yang memberikan landasan yang kuat terhadap
permasalahan penelitian tersbut., baik hasil kajian empiris maupun konsep konsep
umum.

Bab III Metodologi Penelitian


Dalam bab ini membahas metode penelitian, pendekatan penelitian, instrumen
penelitian, populasi dan sampel, teknik pengeolahan data dan prosedur penelitian.

Bab IV Pembahasan Hasil Pnelitian


Bab ini membahas hasil penelitian berdasarkan sub-sub masalah yang akan diteliti,
menguji hipotesis apakah diterima atau ditolak. Selanjutnya dari data-data statistik
yang diperoleh dianalisa danb dihubungkan dengan teori-teori yang ada pada bab
dua.

Bab V Kesimpulan dan Implikasi


Setelah pembahasan hasil penelitian dilakukan, maka langkah selanjutnya adalah
menarik kesimpulan. Kesimpulan brbeda dengan rangkuman, akan tetapi rangkuman
dapat juga dimasukan dalam bab ini. Setelah ini dibuat saran dan implikasi.

Bagian Akhir yang berisi ;


· Daftar pustaka.
· Lampiran-lampiran antara lain.
~ Instrumen penelitian.
~ Daftar Riwayat hidup,
~ Hasil pengolahan data dalam bentuk tabel-tabel.
SOAL-SOAL LATIHAN
1. Dalam penulisan karya ilmiah terdiri dari tiga bagian besar apa saja.?
2. Dalam menetapkan bab penulisan tentang metodologi apa yang akan disajikan.
3. Pada bagian pendahuluan dijelaskan tentang asumsi dan hipotesa, apakah itu.?
2. Permasalahan dalam Bidang Keperawatan
Dalam menulis karya ilmiah, penulis hendaklah mengangkat tema-tema yang
aktual dan bukan suatu tema yang sudah basi dan kusam. Tema sebuah karangan
merupakan ide dasar atau ide pokok sebuah tulisan. Biasanya tema tidak dapat dilihat
dengan kasat mata dalam sebuah karangan, karena bukan terdapat dalam sebuah
kalimat yang utuh, tetapi tema merupakan cerminan dari keseluruhan isi karangan
dari awal sampai akhir.
Sebuah tema yang baik harus menarik perhatian penulis sendiri. Apabila
penulis senang dengan pokok pembicraan yang ingin dikarang tentu seorang
pengarang dalam keadaan senang atau tidak dalam keadaan terpaksa. Selain menarik
perhatian, tema yang hendak ditulis terpahami dengan baik oleh penulis. Dengan
begitu, karya tulis yang dihasilkan lebih berbobot dan mendapat sambutan yang baik
dari pembaca.
Selain tema dalam setiap tulisan ilmiah juga harus memiliki topik. Ada
sebagian orang menyamakan antara topik dengan tema. Ternyata pendapat itu keliru.
Topik adalah pokok pembicaraan yang ingin disampaikan dalam karangan. Rambu-
rambu yang harus diketahui dan dipahami oleh seorang penulis untuk menentukan
dan memilih topik yang baik adalah sebagai berikut.
(1) Topik sebaiknya aktual.
(2) Topik sebaiknya berasal dari dunia atau bidang kehidupan yang akrab
dengan penulis.
(3) Topik sebaiknya memiliki nilai tambah atau memiliki arti yang penting,
baik bagi penulis sendiri atau bagi orang lain.
(4) Topik sebaiknya selaras dengan tujuan pengarang dan selaras dengan
calon pembaca.
(5) Topik sebaikknya asli, bukan pengulangan atas hal yang sama yang
pernah disajikan oleh orang lain.
(6) Topik sebaiknya tidak menyulitkan pencarian data, bahan, dan informasi
lain yang diperlukan.

3. Penulisan Karya Ilmiah Bidang Keperawatan


Tahap persiapan mencakup kegiatan menemukan masalah atau mengajukan
masalah yang akan dibahas dalam penelitian. Masalah yang ditemukan itu didukung
oleh latar belakang, identifikasi masalah, batasan, dan rumusan masalah. Langkah
berikutnya mengembangkan kerangka pemikiran yang berupa kajian teoritis.
Langkah selanjutnya adalah mengajukan hipotesis atau jawaban atau dugaan
sementara atas penelitian yang akan dilakukan. Metodologi dalam tahap persiapan
penulisan karya ilmiah juga diperlukan. Metodologi mencakup berbagai teknik yang
dilakukan dalam pengambilan data, teknik pengukuran, dan teknik analisis data.
Kemudian tahap penulisan merupakan perwujudan tahap persiapan ditambah dengan
pembahasan yang dilakukan selama dan setelah penulisan selesai. Terakhir adalah
tahap penyuntingan dilakukan setelah proses penulisan dianggap selesai.
Kegiatan
Belajar

5
PRINSIP DASAR PRESENTASI KARYA
ILMIAH BIDANG KEPERAWATAN
TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah selesai mempelajari kegiatan belajar kelima, peserta diharapkan dapat


mempresentasikan dalam bidang keperawatan mulai dari merancang bahan visual
sampai pada menyajikan karya ilmiah.

MATERI POKOK
· Perancangan Bahan Visual
· Penyajian Karya Ilmiah

1. Perancangan Bahan Visual


Bahan visual yang disiapkan untuk penyajian disusun setelah proses
penulisan selesai. Proses awal yang dilakukan yaitu pembuatan sketsa awal
berdasarkan karya tulis yang telah dibuat. Selanjutnya pemilihan kata-kata atau
kalimat yang tepat dan merepresentasikan isi tulisan (makalah atau hasil penelitian)
yang memberikan pengaruh terhadap penyajian karya tulis. Pemilihan gambar yang
memberikan efek visualisasi atau imajinatif psikologis audience serta relevan dengan
isi tulisan.
Beberapa prinsip perancangan yang perlu diperhatikan, yaitu kesederhanaan,
kesatuan, penekanan, dan keseimbangan. Unsur yang akan ditampilkan disusun
secara sederhana dalam suatu tata letak atau pola yang dapat menarik perhatian.
Langkah-langkah perancangan bahan visual tersebut dapat dipaparkan sebagai
berikut.
1.1 Pemilihan dan Penyusunan Huruf
Bahan visual yang baik merupakan hasil penyusunan kalimat berdasarkan bentuk
huruf, jenis, ukuran, dan spasi.

1.2 Pemilihan Bentuk atau Jenis Huruf


Bentuk dan jenis huruf dipilih yang mudah dibaca.
Contoh :
Biodiversitas Arial Rounded MT
Biodiversitas Arial Narrow
Biodiversitas Times New Roman
Biodiversitas Script MT Bold Sulit dibaca
Biodiversitas Brust Scrift MT Sulit dibaca

a. Huruf Kapital
Huruf kapital digunakan untuk judul atau tabel yang pendek, sedangkan untuk
susunan kata yang terdiri atas enam kata atau lebih digunakan huruf kecil dengan
awal katanya huruf kapital.
Contoh :
PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
Empat Puluh Jenis Pohon dan Semak
Upaya Penanaman Sejuta Pohon untuk Hutan Kota
REBOISASI DI MALANG MENGALAMI KEGAGALAN

b. Ukuran Huruf
Ukuran huruf yang dipilih disesuaikan dengan ruangan seminar dan banyaknya
hadirin yang hadir. Pada umumnya, untuk ruangan kelas (normal) digunakan ukuran
font 22-24.

1.3 Spasi
Spasi antar baris juga perlu mendapat perhatian agar pesan yang disampaikan dapat
dibaca dengan mudah. Kebanyakan nara sumber, menggunakan spasi 1.5.
Contoh :
Seminar Kertas Kerja Hasil penelitian
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Terlalu rapat
Departemen Pendidikan Nasional

Seminar Kertas Kerja Hasil penelitian

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Terlalu jauh

Departemen Pendidikan Nasional

Seminar Kertas Kerja Hasil penelitian


Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Baik
Departemen Pendidikan Nasional

2. Penyajian Karya Ilmiah


Teknik penyajian hasil penelitian merupakan salah satu faktor yang perlu
diperhatikan agar tujuan yang akan disampaikan dapat lebih jelas dipahami oleh
pendengar. Salah satu teknik penyajian yang sering digunakan untuk menyajikan
hasil penelitian adalah penyajian visual menggunakan transparansi pada Overhead
Projector (OHP) atau menggunakan multimedia pada sistem komputer.

2.1 Penyajian Menggunakan OHP


Jika melakukan penunjukkan gambar dan diagram dengan menggunakan alat
penunjuk pada transparansi secara langsung pada bagian tertentu atau menunjuk
langsung pada gambar, maka bayangan alat penunjuk akan terlihat pada layar.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penyajian karya ilmiah adalah sebagai
berikut.
(1) Usahakan agar badan tidak menutupi layar.
(2) Gunakan spidol khusus untuk menambahkan tulisan atau tanda pada transparansi
selama penyajian berlangsung.
(3) Kendalikan jalannya penyajian dengan cara menutupi bagian transparansi dengan
kertas dan memunculkan data ketika telah siap untuk menyampaikan topik
tertentu.
(4) Lapisi transparan dengan transparansi yang lain sehingga suatu proses dapat
ditampilkan secara berurutan

2.2 Penyajian Menggunakan Multimedia


Multimedia berfungsi untuk mengoptimalkan indera penglihatan dan
pendengaran. Dalam beberapa hal, multimedia juga memberikan kesempatan untuk
berinteraksi antara penyaji, piranti lunak, dan piranti keras komputer. Untuk itu,
penyaji seminar perlu memperhatikan empat komponen utama persuasi yaitu
perhatian, pemahaman, kesepakatan, dan kemampuan mengingat.

a. Perhatian
Komponen perhatian perlu dirancang sedemikian rupa, karena rata-rata orang
dewasa hanya dapat memberikan perhatian selama kurang lebih dua puluh menit.
Artinya, pendengar perlu diberi perangsang dengan gagasan dan tampilan yang
menarik agar perhatian tetap terfokus pada penyajian hasil penelitian.

b. Pemahaman
Mengetahui apakah pendengar memahami hal-hal yang disampaikan oleh
penyaji adalah tidak mudah. Kesalahan yang sering terjadi adalah apabila salah satu
pihak berasumsi bahwa pihak yang lain telah memahami dan bertindak berdasarkan
asumsi tersebut. Oleh karena itu, diperlukan pemilihan bahasa yang mudah dipahami,
penataan gagasan yang sistematis dan runut.

c. Kesepakatan
Membawa peserta seminar ke dalam kesepakatan akan dipengaruhi daya
persuasi penyaji seminar. Apabila peserta seminar setuju dengan materi yang
disajikan, maka peserta akan memberikan argumen yang dapat memperkuat materi
seminar. Tetapi apabila peserta seminar kurang setuju dengan apa yang diutarakan
oleh penyaji, maka peserta seminar akan bersikap skeptis sehingga perlu diberi
penjelasan atau argumen yang lebih jelas dan terperinci.
d. Kemampuan Mengingat (Retensi)
Untuk meningkatkan retensi, penyajian lisan sebaiknya diberikan secara terstruktur.
Beberapa pedoman yang dapat digunakan untuk penyajian terstruktur adalah sebagai
berikut.
(1) Kronologi: materi ditempatkan sesuai dengan urutan kejadian
(2) Ordinal: materi disusun menurut tingkatan, misalnya kesatu, kedua, ketiga
(3) Geografi : materi dikelompokkan secara geografis, misalnya Jawa, Papua
(4) Keterkaitan: Materi dikelompokkan berdasarkan interaksi antar komponen,
misalnya konsumen, pegawai, pemegang saham
(5) Kategori: materi dikelompokkan menurut kesamaan sifat yang dimilikinya,
misalnya kayu, logam, plastik
(6) Normatif: materi diidentifikasikan menurut nilai yang terkandung didalamnya,
misalnya baik, buruk
(7) Bukti: materi disusun untuk mendukung pembuktian secara logis, misalnya
konsumen membeli produk yang terbaik
(8) Organisasional: materi disajikan sesuai dengan struktur organisasi, misalnya
departemen pemasaran, departemen akunting
(9) Jurnalistik: materi disusun dengan cara mengkaji fakta-fakta, misalnya siapa,
apa, kapan, di mana, mengapa dan bagaimana

2.3 Teknik Pembuatan Multimedia


Pembuatan multimedia secara umum dapat dilakukan menggunakan dua cara
yaitu menggunakan perangkat lunak PowerPoint dan menggunakan kombinasi sistem
multimedia. Tetapi yang umum digunakan saat ini adalah perangkat PowerPoint, dan
diasumsikan penulis karya ilmiah telah mahir membuat dan menggunakan perangkat
PowerPoint.

SOAL-SOAL LATIHAN
1. Apa saja yang perlu diperhatikan saat melakukan penulisan?
2. Jelaskan mengenai teknik penyajian menggunakan OHP
3. Dari segi pemilihan dan penyusunan huruf dalam penulisan, hal-hal apa saja yang
perlu mendapat perhatian ?
Penutup
Selamat, anda telah berhasil menyelesaikan modul ini, sesuai dengan tujuan
pembelajaran modul ini mudah - mudahan saat ini anda telah memiliki pemahaman
dan keterampilan untuk memilih jenis bimbingan penulisan yang sesuai dengan
masalah yang akan anda pecahkan.

Agar Anda mudah mengingat kembali materi yang telah anda pelajari, sebaiknya
Anda lakukan beberapa hal berikut ini

· Buatlah ringkasan dalam catatan kecil yang mudah dibawa kemana anda pergi
· Lakukanlah diskusi dengan teman sejawat anda
· Biasakanlah dalam melakukan pemecahan masalah dengan mengikuti bimbingan
penulisan.

Pengetahuan, dan keterampilan baru yang telah anda peroleh dari pengalaman
belajar melalui modul ini sangat penting bagi pengembangan karir dan profesi anda.
Untuk lebih memperdalam wawasan anda tentang bimbingan penulisan sebaiknya
anda membaca literatur sebagai mana yang tertulis dalam sumber acuan modul ini,
atau buku literatur lain yang relevan.

Setelah anda yakin telah memahami dan menguasai modul ini, anda dapat
meminta tes akhir modul ini kepada tutor anda, jika hasilnya (penguasaan anda)
mencapai minimal 85% anda dapat melanjutkan pada modul berikut, tapi jika
hasilnya kurang dari 85% anda belum bisa melanjutkan pada modul berikut, tapi
harus mengikuti pembelajaran perbaikan (remedial teaching) Selamat bertemu dalam
topik modul berikutnya, dan selamat berkarya
DAFTAR REFERENSI

Keraf, Gorys. 1982. Eksposisi dan Narasi. Ende Flores: Nusa Indah.

Keraf, Gorys. 1983. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Gramedia.

Keraf, Gorys. 1985. Komposisi. Ende Flores: Nusa Indah.

Nazar, Noerzisri A. 2006. Bahasa Indonesia dalam Karangan Ilmiah. Bandung:


Humaniora

Nehen, I Ketut. 2000. Pedoman Penyusunan Tesis/Disertasi. Denpasar: Univ.


Udayana.

Nurjamal, Daeng dan Warta Sumirat. 2010. Penuntun Perkuliahan Bahasa


Indonesia. Bandung: Alfabeta.

Saukah, Ali, dkk. 2000. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Malang: Univ. Negeri
Malang.

http://www.infoskripsi.com/Article/Perbedaan-Skripsi-Tesis-dan-Disertasi.html
Kunci Jawaban Tes

Jawaban Soal Latihan Kegiatan Belajar 2


1. Sebutkan jenis-jenisnya !
Jenis-jenis huruf :
Huruf Romawi
Huruf Italik
Huruf Kapital
Huruf Tebal
Huruf Yunani
2. Ada berapa jenis kata dalam bahasa Indonesia ? Jelaskan !
a. Kata Depan
Kata depan adalah kata yang bila diikuti dengan kata lain akan menunjukkan
tempat, misal di, ke, dari, pada. Dalam penulisannya kata depan harus selalu
dipisahkan dari kata yang mengikutinya.
b. Kata Berimbuhan
Kata berimbuhan adalah kata dasar yang memperoleh imbuhan. Sampai saat
ini masih ada kendala dalam penulisan awalan di-. Sesuai dengan kaidah
bahasa, penulisan imbuhan harus serangkai dengan kata yang mengikutinya.
Dengan demikian awalan di-harus dirangkai seperti dilakukan, bukan di
lakukan
c. Kata Gabung
Kata gabung adalah dua buah kata yang memiliki arti baru (frasa). Pada
umumnya kata gabung ditulis terpisah, misalnya budi daya, usaha tani terima
kasih, kerja sama dan sebagainya.
3. Apa ciri-ciri kalimat bahasa Indonesia yang baku ?
Adapun kalimat bahasa Indonesia yang baku mempunyai ciri-ciri :
a. Selalu memiliki subyek dan predikat
b. Selalu menggunakan ejaan dan istilah sesuai dengan kaidah bahasa
c. Tidak ada unsur dialek daerah, variasi bahasa Indonesia, dan bahasa asing
yang belum dianggap sebagai unsur bahasa Indonesia, kecuali untuk istilah
bidang ilmu tertentu.
4. Apa yang dimaksud dengan paragraf ?
Paragraf adalah satu unit informasi yang memiliki topik atau pikiran utama atau
topik sebagai dasarnya dan distukan oleh ide pengontrol.
Kalimat-kalimat dalam satu paragraf harus saling berkait secara utuh untuk
membentuk satu kesatuan pikiran. Suatu paragraf yang baik adalah paragraf yang
mampu mengarahkan dan membawa pembaca untuk dapat memahami dengan
baik mengenai kesatuan informasi yang diberikan penulis.
5. Apa yang dimaksud dengan angka dan bilangan ?
Angka adalah suatu lambang yang dapat dikombinasikan untuk menyatakan
suatu bilangan, yaitu angka arab dan angka romawi.
Bilangan adalah pernyataan dalam bentuk numerik atau kata-kata dari suatu
penghitungan, pencacahan atau pengukuran, misalnya 547.2,6 juta.
Jawaban Soal Latihan Kegiatan Belajar 3
1. Apa yang dimaksud dengan penelitian ?
Penelitian adalah suatu seni dan ilmu yang ilmiah untuk mencari jawaban
terhadap adanya suatu permasalah.
Penelitian dapat pula diartikan sebagai cara pengamatan atau inkuiri dan
mempunyai tujuan untuk mencari jawaban pewrmasalahan atau proses
penemuan., baik itu discovery maupun invention. Discovery diartikan hasil
temuan yang memang sebetulnya telah ada, misalnya penemuan benua Amerika.
Sedangkan invention adalah penemuan hasil penelitian yang betul-betul baru
dengan dukungan fakta.
Penelitian adalah proses penemuan yang mempunyai karakteristik sistematis,
terkontrol, empiris dan mendasarkan pada teori dan hipotesa atau jawaban
sementara.
2. Beberapa tujuan penelitian antara lain sebagai berikut :
a. Memperoleh informasi baru
b. Mengembangkan dan menjelaskan
c. Menerangkan, memprediksi, dan mengontrol suatu ubahan
d. Ubahan adalah simbul yang digunakan untuk mentransfer gejala ke dalam
data penelitianSeorang peneliti perlu mengetahui variabel bebas atau tidak
bebas atau variabel tergantung.
3. Beberapa tahap penelitian :
a. Perencanaan
b. Pengkajian terhadap rencana penelitian
c. Pengambilan contoh atau sampling
d. Penyusunan daftar pertanyaan
e. Kerja lapangan
f. Editing dan coding
g. Penulisan laporan
4. Garis besar Sistematika Laporan Hasil Penelitian
a. Bab I Pendahuluan
b. Bab II Landasan Teori
c. Bab III Metode Penelitian
d. Bab IV Analisis Data
e. Bab V Kesimpulan dan Saran

Jawaban Soal Latihan Kegiatan Belajar 5


1. Apa saja yang perlu diperhatikan saat melakukan penulisan?
Yang perlu diperhatikan saat melakukan penulisan atau pengetikan adalah:
Format pengetikan
a. Jenis dan Ukuran Kertas
b. Penomoran
1) Penomoran Bab Serta Subbab
2) Penomoran Halaman
3) Perincian Ke Bawah
4) Tabel (Daftar) dan Gambar
c. Penulisan Nama
d. Penulisan nama dalam uraian
e. Penunjukkan sumber pustaka dalam uraian, dapat dilakukan sebagai berikut :
f. Kutipan dan Catatan Kaki
g. Kutipan
h. Catatan Kaki
i. Daftar Pustaka
2. Jelaskan mengenai teknik penyajian menggunakan OHP !
Jika penyajian laporan hasil penilitian menggunakan OHP, maka yang perlu
diperhatikan adalah :
a. Usahakan agar badan tidak menutupi layar
b. Gunakan spidol khusus untuk menambahkan tulisan atau tanda pada
transparansi selama penyajian berlangsung
c. Kendalikan jalannya penyajian dengan cara menutupi bagian transparansi
dengan kertas dan memunculkan data ketika telah siap untuk menyampaikan
topik tertentu
d. Lapisi transparan dengan transparansi yang lain sehingga suatu proses dapat
ditampilkan secara berurutan
3. Dari segi pemilihan dan penyusunan huruf dalam penulisan, hal-hal apa saja yang
perlu mendapat perhatian ?
a. Bentuk atau Jenis Huruf
b. Huruf Kapital
c. Ukuran Huruf
d. Spasi

Anda mungkin juga menyukai