Modul ini berisi tentang bimbingan bagi Anda yang ingin terampil menulis
dan mempresentasikan karya ilmiah. Setelah mempelajari modul ini, diharapkan
Anda dapat menerapkan ”Teknik Penulisan dan Presentasi Karya Ilmiah”. Modul ini
sangat penting untuk dikuasai, sebab jika Anda memahami teknik penulisan hasil
penelitian dengan baik maka Anda akan mampu menulis dan mempresentasikan
karya ilmiah hasil penelitian secara baik sesuai dengan kajian ilmiah. Dengan
demikian, akan menunjang prestasi Anda sebagai mahasiswa dan calon ilmuwan.
Untuk mendapatkan hasil maksimal, pelajari modul ini sebaik-baiknya.
Modul ini terdiri atas 5 kegiatan belajar, yang terdiri atas (1) Ragam Karya
Tulis Ilmiah, (2) Prinsip Dasar Penulisan Karya Ilmiah, (3) Gaya Penulisan Karya
Ilmiah (Makalah, Artikel, Karya Tulis Ilmiah), (4) Penulisan Karya Ilmiah Bidang
Keperawatan, dan (5) Prinsip Dasar Presentasi Karya Ilmiah. Setiap akhir kegiatan
belajar terdapat tes mandiri yang harus Anda kerjakan, dan Anda dapat mengoreksi
sendiri hasil tes tersebut dengan cara mencocokannya dengan kunci jawaban. Anda
dapat menghubungi asisten atau dosen tutor untuk mendiskusikan hal-hal penting
terkait proses belajar Anda.
Modul ini dapat Anda pelajari selama 4x2 jam termasuk untuk mengerjakan
tes mandiri dan/atau tugas-tugas yang ada, untuk mempermudah belajar sebaiknya
Anda menyediakan waktu luang. Selamat belajar, semoga materi modul ini dapat
menambah wawasan dan memotivasi Anda untuk selalu meningkatkan pengetahuan
dan latihan mengenai teknik penulisan hasil penelitian.
47
Kegiatan
Belajar
1
RAGAM KARYA TULIS ILMIAH
TUJUAN PEMBELAJARAN
MATERI POKOK
· Hakikat Artikel, Makalah, dan Laporan Penelitian
· Perbedaan Skripsi, Tesis, dan Disertasi
1. Hakikat Artikel, Makalah, dan Laporan Penelitian
Artikel ilmiah adalah karya tulis yang dirancang untuk dimuat dalam jurnal
atau buku kumpulan artikel yang ditulis dengan tata cara ilmiah dan mengikuti
pedoman atau konvensi ilmiah yang telah disepakati atau ditetapkan. Artikel ilmiah
yang ditulis oleh mahasiswa, dosen, pustakawan, peneliti, dan penulis lainnya dapat
diangkat dari hasil penelitian lapangan, hasil pemikiran dan kajian pustaka, atau hasil
pengembangan proyek. Dari segi sistematika penulisan dan isinya, artikel dapat
dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu artikel hasil penelitian dan artikel
nonpenelitian. Setiap mahasiswa penulis skripsi, tesis, dan disertasi sangat dianjurkan
menuliskan kembali karyanya dalam bentuk artikel untuk diterbitkan dalam jurnal.
Makalah adalah karya tulis yang memuat pemikiran tentang suatu masalah
atau topik tertentu yang ditulis secara sistematis dan runtut dengan disertai analisis
yang logis dan objektif. Makalah ditulis untuk memenuhi tugas terstruktur yang
diberikan oleh dosen atau ditulis atas inisiatif sendiri untuk disajikan dalam forum
ilmiah.
Laporan penelitian adalah karya tulis yang berisi paparan tentang proses dan
hasil-hasil yang diperoleh dari suatu kegiatan penelitian.
Ciri Pokok
Laporan dalam bentuk artikel ilmiah dibedakan dengan laporan teknis dalam
tiga segi, yaitu bahan, sistematika, dan prosedur penulisan. Dari segi bahan, artikel
hasil penelitian untuk jurnal hanya berisi hal-hal yang sangat penting saja. Bagian
yang dianggap paling penting untuk disajikan dalam artikel hasil penelitian adalah
temuan penelitian, pembahasan hasil/temuan, dan kesimpulannya. Hal lain cukup
disajikan dalam bentuk yang serba singkat dan seperlunya. Kajian pustaka lazim
disajikan untuk mengawali artikel dan sekaligus merupakan suatu pembahasan
tentang rasional pentingnya masalah yang diteliti. Bagian awal ini berfungsi sebagai
latar belakang penelitian.
Dari segi sistematika, laporan penelitian terdiri atas bab dan subbab,
sedangkan artikel dan makalah terdiri atas bagian dan subbagian. Bagian dan
subbagian tersebut dapat diberi judul atau tanpa judul. Dalam laporan penelitian
teknis resmi kajian pustaka lazimnya disajikan dibagian kedua (Bab II), yakni setelah
bagian pertama (Bab I) yang mambahas masalah, pentingnya penelitian, hipotesis
(jika ada), dan tujuan penelitian. Dalam bagian artikel hasil penelitian, kajian pustaka
merupakan bagian awal dari artikel (tanpa judul subbagian kajian pustaka) yang
berfungsi sebagai bagian penting dari latar belakang. Kajian pustaka yang sekaligus
berfungsi sebagai pembahasan latar belakang masalah penelitian di tutup dengan
rumusan tujuan penelitian. Setelah itu, berturut-turut disajikan hal-hal yang berkaitan
dengan prosedur penelitian, hasil dan temu penelitian, pembahasan hasil, simpulan,
dan saran.
Dari segi prosedur penulisannya, artikel hasil penelitian mempunyai tiga
kemungkinan pola penulisan artikel hasil penelitian. Pertama, artikel hasil penelitian
ditulis sebelum laporan penelitian teknis resmi secara lengkap dibuat. Tujuannya
untuk menjaring masukan-masukan dari pihak pembaca (masyarakat akademik)
sebelum peneliti menyelesaikan tulisan lengkap dalam bentuk laporan penelitian
teknis resmi. Masukan yang diperoleh dari pihak pembaca diharapkan dapat
meningkatkan kualitas hasil-hasil/temuan penelitiannya. Kedua, artikel hasil
penelitian untuk jurnal ditulis setelah laporan penelitian teknis resmi selesai disusun.
Prosedur yang kedua ini berlaku karena pada umumnya menulis laporan penelitian
teknis resmi merupakan kewajiban, sedangkan penulisan artikel hanya bersifat
anjuran. Ketiga, artikel hasil penelitian yang diterbitkan dalam jurnal merupakan
satu-satunya tulisan yang dibuat oleh peneliti. Alternatif yang ketiga ini lazim
dilakukan oleh peneliti yang mendanai penelitiannya sendiri. Bagi peneliti swadana,
artikel hasil penelitian dalam jurnal merupakan forum komunikasi yang paling efektif
dan efisien.
Judul
Judul artikel hendaknya informatif, lengkap, tidak terlalu panjang ataupun
pendek yaitu antara 5-15 kata. Judul artikel memuat variabel-variabel yang diteliti
atau kata kunci yang menggambarkan masalah yang diteliti.
Nama Penulis
Nama penulis artikel ditulis tanpa disertai gelar akademik atau gelar lain
apapun. Nama lembaga tempat bekerja peneliti ditulis sebagai catatan kaki di
halaman pertama. Jika lebih dari dua peneliti, hanya peneliti utama saja yang
dicantumkan dibawah judul; nama peneliti lain ditulis dalam catatan kaki.
Sponsor
Nama sponsor peneliti ditulis sebagai catatan kaki pada halaman pertama,
diletakkan di atas lembaga asal peneliti.
Pendahuluan
Pendahuluan tidak diberi judul, ditulis langsung setelah abstrak dan kata
kunci. Bagian ini menyajikan kajian pustaka yang berisi paling sedikit tiga gagasan:
(1) Latar belakang atau rasional penelitian, (2) masalah dan wawasan rencana
pemecahan masalah, (3) Rumusan tujuan penelitian (dan harapan tentang manfaat
hasil penelitian).
Sebagai kajian pustaka, bagian ini harus disertai rujukan yang bisa dijamin
otoritas penulisnya. Jumlah rujukan harus proporsional (tidak terlalu sedikit dan tidak
terlalu banyak). Pembahasan kepustakaan harus disajikan secara ringkas, padat, dan
langsung mengenai masalah yang diteliti. Aspek yang dibahas dapat mencakup
landasan teorinya, segi historisnya, atau segi lainnya. Penyajian latar belakang atau
rasional hendaknya sedemikian rupa sehingga dapat mengarahkan pembaca
kerumusan masalah, penilai yang dilengkapi dengan rencana pemecahan masalah,
dan akhirnya kerumusan tujuan. Untuk penelitian kualitatif, di bagian ini dijelaskan
juga fokus penelitian dan uraian konsep yang berkaitan dengan fokus penelitian.
Metode
Pada dasarnya bagian ini menyajikan cara penelitian dilakukan. Uraian
disajikan dalam beberapa paragraf tanpa subbagian atau dipilah-pilah menjadi
beberapa subbagian. Hanya hal-hal yang pokok saja yang disajikan. Uraian rinci
tentang rancangan penelitian tidak perlu diberikan.
Materi pokok bagian ini adalah cara pengumpulan data, sumber data, dan cara
analisis data. Apabila uraian ini disajikan dalam subbagian, maka subbagian itu
antara lain berisi keterangan tentang populasi dan sampel (atau subjek), instrumen
pengumpulan data, rancangan penelitian (terutama jika digunakan rancangan yang
cukup kompleks seperti rancangan eksperimental), dan teknik analisis data.
Penelitian yang menggunakan alat dan bahan perlu ditulis spesifikasi alat dan
bahannya. Spesikasi alat menggambarkan tingkat kecanggihan alat yang digunakan,
sedangkan spesifikasi bahan juga perlu diberikan karena penelitian ulang dapat
berbeda dari penelitian perdana apabila spesifikasi bahan yang digunakan berbeda.
Untuk penilitian kualitatif perlu ditambahkan perian mengenai kehadiran
peneliti, subjek penelitian dan informan beserta cara-cara menggali data penelitian,
lokasi penelitian, dan lama penelitian. Selain itu, juga diberikan uraian mengenai
pengecekan keabsahan hasil penelitian.
Hasil
Bagian hasil merupakan bagian utama artikel ilmiah dan biasanya merupakan
bagian terpanjang. Bagian ini menyajikan hasil-hasil analisis data. Proses analisis
data (seperti perhitungan statistik) tidak perlu disajikan. Proses pengujian hipotesis
pun tidak perlu disajikan, termasuk perbandingan antara koefisien yang ditemukan
dalam analisis dengan koefisien dalam tabel statistik. Yang dilaporkan adalah hasil
analisis dan hasil pengujian hipotesis.
Hasil analisis boleh disajikan dengan tabel atau grafik yang harus diberi
komentar atau dibahas. Pembahasan tidak harus dilakukan per tabel atau grafik.
Tabel atau grafik digunakan untuk memperjelas penyajian hasil secara verbal.
Apabila hasil yang disajikan cukup panjang, penyajian bisa dilakukan dengan
memilah-milah menjadi subbagian-subagian sesuai penjabaran masalah penelitian.
Apabila bagian ini pendek, bisa digabung dengan bagian pembahasan. Untuk
penelitian kualitatif, bagian hasil memuat bagian-bagian rinci dalam bentuk
subtopik-subtopik yang berkaitan langsung dengan fokus penelitian.
Pembahasan
Bagian ini merupakan bagian terpenting dari keseluruan artikel ilmiah.
Tujuan pembahasan adalah (1) menjawab masalah penelitian, (2) menafsirkan
temuan-temuan, (3) mengintegrasikan temuan penelitian ke dalam kumpulan
pengetahuan yang mapan, dan (4) menyusun teori baru atau memodifikasi teori yang
ada.
Pada bagian ini, hasil-hasil penelitian harus disimpulkan secara ekplisit.
Misalnya dinyatakan bahwa peneliti bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan
kognitif anak sampai umur 5 tahun, maka dalam pembagian pembahasan haruslah
diuraikan pertumbuhan kognitif anak itu sesuai dengan hasil penelitian.
Penafsiran terhadap temuan dilakukan dengan menggunakan logika dan teori-
teori yang ada. Misalnya ditemukan adanya korelasi antara kematangan berfikir
dengan lingkungan anak. Hal ini dapat ditafsirkan bahwa lingkungan dapat
memberikan masukan untuk mematangkan proses kognitif anak. Lingkungan adalah
segala sesuatu yang terdapat di sekitar anak, termasuk sekolah sebagai tempat
belajar.
Temuan diintegrasikan ke dalam kumpulan pengetahuan yang sudah ada
dengan jalan membandingkan temuan itu dangan temuan penelitian sebelumnya, atau
dengan teori yang ada, atau dengan kenyataan di lapangan, dan pembandingan harus
disertai rujukan.
Jika penelitian ini menelaah teori (penelitian dasar), teori yang lama bisa
dikonfirmasikan atau dicabar, sebagian atau seluruhnya. Pencabaran sebagian dari
teori haruslah disertai dengan modifikasi, sedangkan pencabaran terhadap seluruh
teori haruslah disertai dengan rumusan teori baru.
Untuk penelitian kualitatif, bagian ini dapat memuat ide-ide peneliti,
keterkaitan antara kategori-kategori dan dimensi-dimensi serta posisi temuan atau
penelitian terhadap temuan dan teori sebelumnya.
Daftar Rujukan
Daftar rujukan harus lengkap dan sesuai dengan rujukan yang disajikan dalam
batang tubuh artikel ilmiah. Bahan pustaka yang dimasukkan dalam daftar rujukan
harus disebutkan dalam batang tubuh artikel. Dengan kata lain, semua rujukan yang
disebutkan dalam batang tubuh harus disajikan dalam daftar rujukan.
Judul
Judul artikel berfungsi sebagai label yang mencerminkan secara tepat isi yang
terkandung dalam artikel. Untuk itu, pemilihan kata yang dipakai dalam jurnal artikel
hendaknya dilakukan secara cermat. Di samping aspek ketepatannya, pemilihan kata-
kata untuk judul perlu juga mempertimbangkan pengaruhnya terhadap daya tarik
judul bagi pembaca. Judul artikel sebaiknya terdiri atas 5-15 kata.
Nama Penulis
Nama penulis artikel ditulis tanpa disertai gelar akademik atau gelar lain
apapun. Nama lembaga tempat bekerja penulis ditulis sebagai catatan kaki di
halaman pertama. Jika lebih dari dua penulis, hanya nama penulis utama saja yang
dicantumkan di bawah judul, sedangkan nama penulis lain ditulis dalam catatan kaki.
Pendahuluan
Berbeda dengan isi pendahuluan di dalam artikel hasil penelitian, bagian
pendahuluan dalam artikel nonpenelitian berisi uraian yang mengantarkan pembaca
kepada topik utama yang akan dibahas. Oleh karena itu, isi bagian pendahuluan
menguraikan hal-hal yang mampu menarik pembaca sehingga mereka ”tergiring”
untuk mendalami bagian selanjutnya. Selain itu, bagian pendahuluan hendaknya
diakhiri dengan rumusan singkat (1-2 kalimat) tentang hal-hal pokok yang akan
dibahas. Bagian pendahuluan tidak diberi judul.
Bagian Inti
Judul bagian dan isi bagian inti sebuah artikel nonpenelitian tergantung
pada topik yang dibahas. Hal yang perlu mendapat perhatian pada bagian inti adalah
pengorganisasian isi. Uraian lebih rinci mengenai cara pengorganisasian isi dibahas
pada paparan berikut.
Penutup
Istilah penutup digunakan sebagai judul akhir dari sebuah artikel
nonpenelitian hanya berisi catatan akhir atau yang sejenisnya. Jika uraian pada
bagian akhir berisi simpulan yang dilengkapi dengan saran, maka sebaiknya saran
ditempatkan dalam bagian tersendiri.
Daftar Rujukan
Bahan pustaka yang dimasukkan dalam daftar rujukan sudah ada dalam
batang tubuh artikel. Daftar rujukan harus lengkap, mencakup semua bahan pustaka
yang telah disebutkan dalam batang tubuh artikel.
Pengorganisasian Isi
Pengoraganisasian isi mengacu kepada cara penataan urutan isi yang akan
dipaparkan dalam artikel ini. Isi yang dimaksud dapat berupa fakta, konsep, prosedur
atau prinsip. Tipe isi yang berbeda memerlukan penataan urutan yang berbeda,
tergantung pada struktur isinya. Dalam hal ini, terdapat beberapa tipe isi yang
meliputi (1) tipe isi konsep apabila menekankan uraian tentang “apanya”, (2) tipe isi
prosedur menekankan ”bagaimana”, dan (3) tipe isi p rinsip apabila menekankan
”mengapa”.
1.3 Makalah
Ciri Pokok
Makalah yang merupakan salah satu jenis karangan ilmiah yang memiliki
ciri atau karakter berdasarkan sifat keilmiahannya, sifat dan jenis penalarannya, dan
jumlah halamannya. Berdasarkan sifat keilmiahannya, makalah memiliki sifat
objektif, tidak memihak, berdasarkan fakta, sistematis, dan logis. Berdasarkan
kriteria ini, baik tidaknya suatu makalah dapat diamati dari signifikansi masalah atau
topik yang dibahas, kejelasan tujuan pembahasan, kelogisan pembahasan, dan
kejelasan pengorganisasian pembahasan.
Berdasarkan sifat dan jenis penalaran yang digunakan, makalah dapat
dibedakan menjadi tiga macam: makalah deduktif, makalah induktif, dan makalah
campuran. Makalah deduktif merupakan makalah yang penulisannya didasarkan
pada kajian teoretis (pustaka) yang relevan dengan masalah yang dibahas. Makalah
induktif merupakan makalah yang disusun berdasarkan data empiris yang diperoleh
dari lapangan yang relevan dengan masalah yang dibahas. Sedangkan makalah
campuran merupakan makalah yang penulisannya didasarkan pada kajian teoriritis
digabungkan dengan data empiris yang relevan dengan masalah yang dibahas. Dalam
pelaksanaannya, jenis makalah pertama (makalah deduktif) merupakan jenis makalah
yang paling banyak digunakan.
Dari segi jumlah halaman, dapat dibedakan atas makalah panjang dan
makalah pendek. Dikatakan makalah panjang jika jumlah halamannya lebih dari 20
halaman. Penulisan makalah pendek pada dasarnya sama dengan ketentuan penulisan
artikel nonpenelitian, kecuali abstrak dan kata kunci yang tidak harus ada.
Daftar Isi
Daftar Isi berfungsi memberikan panduan dan gambaran tentang garis besar
isi makalah. Melalui daftar isi, pembaca akan dapat dengan mudah menemukan
bagian-bagian yang membangun makalah. Selain itu, dari daftar isi akan dapat
diketahui sistematika penulisan makalah yang digunakan. Daftar isi dipandang perlu
jika panjang makalah ditulis lebih dari 20 halaman. Penulisan daftar isi dilakukan
dengan ketentuan: judul bagian makalah ditulis dengan menggunakan huruf kecil
(kecuali awal kata selain kata tugas ditulis dengan huruf besar). Penulisan judul
bagian dan judul subbagian dilengkapi dengan nomor halaman tempat pemuatannya
dalam makalah. Penulisan daftar isi dilakukan dengan menggunakan spasi tunggal
dengan jarak antarbagian 2 spasi.
Bagian inti terdiri atas tiga unsur pokok, yaitu pendahuluan, teks utama
(pembahasan topik-topik), dan penutup. Cara penulisan makalah dapat dibedakan
menjadi (1) penulisan dengan menggunakan angka (Romawi dan atau Arab), (2)
penulisan dengan menggunakan angka yang dikombinasikan dengan abjad, dan (3)
penulisan tanpa menggunakan angka ataupun abjad.
Pendahuluan
Latar Belakang
Latar belakang berisi hal-hal yang melandasi perlunya ditulis makalah. Dalam
latar belakang berisi paparan teoritis ataupun paparan yang bersifat praktis, tetapi
bukan alasan yang bersifat pribadi. Bagian ini harus dapat menjelaskan kepada
pembaca bahwa masalah atau topik tersebut memang perlu dibahas.
Penulisan bagian latar belakang dapat dilakukan dengan (1) dimulai dengan
sesuatu yang diketahui bersama (pengetahuan umum) ataupun teori yang relevan
dengan masalah atau topik yang akan ditulis, selanjutnya diikuti dengan paparan
yang menunjukkan bahwa tidak selamanya hal tersebut dapat terjadi, (2) dimulai
dengan suatu pertanyaan retoris yang diperkirakan dapat mengantarkan pembaca
pada masalah atau topik yang akan dibahas dalam makalah, dan (3) dimulai dengan
sebuah kutipan dari orang terkenal, ungkapam atau slogan, selanjutnya dihubungkan
atau ditunjukkan relevansinya dengan masalah atau topik yang akan dibahas dalam
makalah.
Secara umum, perbedaan antara skripsi, tesis, dan disertasi dapat dilihat dari
dua aspek, yaitu aspek kuantitatif dan aspek kualitatif. Dari aspek kuantitatif, secara
literal dapat dikatakan bahwa disertasi lebih berat bobot akademisnya daripada tesis
dan tesis lebih berat bobot akademisnya daripada skripsi. Ketentuan ini hanya dapat
diberlakukan untuk jenis karya ilmiah yang sama (sama-sama hasil penelitian
kuantitatif atau sama-sama hasil penelitian kualitatif; dan dalam bidang studi yang
sama pula (misalnya sama-sama tentang bahasa atau sama-sama tentang ekonomi).
Artinya, disertasi mencakup bahasan yang lebih luas daripada tesis, dan tesis
mencakup bahasan yang lebih luas atau lebih dalam daripada skripsi. Namun ukuran
kuantitas ini tidak dapat diberlakukan jika skripsi, tesis, dan disertasi dibanding-
bandingkan antarbidang studi atau antarjenis penelitian. Oleh karena itu, perbedaan
skripsi, tesis, dan disertasi biasanya tidak hanya dilihat dari aspek kuantitatif, tetapi
lebih banyak dilihat dari aspek kualitatif.
Pada dasarnya, aspek-aspek kualitatif yang membedakan skripsi, tesis, dan
disertasi dapat dikemukakan secara konseptual, namun sulit untuk dikemukakan
secara operasional. Berikut dikemukakan aspek-aspek yang dapat membedakan
skripsi, tesis, dan disertasi, terutama yang merupakan hasil penelitian kuantitatif.
2
PRINSIP DASAR PENULISAN
KARYA ILMIAH
TUJUAN PEMBELAJARAN
MATERI POKOK
· Langkah-langkah penulisan
· Sistematika penulisan karya tulis ilmiah
1. Langkah-Langkah Penulisan
Penulisan karya ilmiah selalu diawali dari motivasi dan tujuan dari individu
yang akan menulis. Motivasi diperlukan karena menulis bukan sekadar
menyampaikan informasi dan atau gagasannya. Menulis harus didasari dari ide atau
gagasan yang ingin disampaikan dalam sebuah wacana tertulis. Timbulnya suatu ide
karena adanya rangsangan informasi yang diterima dari panca indra, bahkan bagi
seorang penulis yang kreatif dan produktif, ide harus tetap digali dan dikembangkan
dalam berbagai bentuk tulisannya.
Pada dasarnya, suatu tulisan harus menarik, aktual, dan menimbulkan refleksi
dari para pembacanya. Dengan begitu, tulisan tersebut akan bermanfaat bagi penulis
maupun pembacanya. Beberapa manfaat tulisan tersebut adalah sebagai berikut. (1)
Menambah dan mengembangkan pengetahuan seseorang. (2) Menambah
keterampilan. (3) Memecahkan masalah. (4) Menghibur. (5) Menggugah perasan dan
pikiran seseorang. (6) Menumbuhkembangkan kepekaan terhadap sesuatu hal. (7)
Menumbuhkembangkan keilmiahan seseorang. (8) Mengetahui hasil dan atau dari
laporan ilmiah dan penelitian.
Paparan di atas, memberikan informasi awal kepada kita bahwa menulis
bukan sesuatu yang dapat dituliskan begitu saja tetapi mempunyai makna dan tujuan.
Robert K. Bander ( 1971) mengatakan bagaimana cara orang berfikir dapat diketahui
dari caranya menulis. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sebuah tulisan
mencerminkan buah pikiran seseorang, sehingga seseorang yang dalam kondisi
emosinya tidak stabil sangat sulit untuk menuangkan pikiranya dalam bentuk tulisan.
Dalam menulis terdapat beberapa langkah yang harus dilewati oleh
seseorang. Beberapa langkah tersebut dapat dikemukakan sebagai berikut.
· Langkah pertama, berfikir logis. Befikir logis atau nalar yang merupakan
kegiatan berfikir menurut pola tertentu yang secara luas disebut dengan logika.
Dengan demikian, ketika kita akan menulis maka pertimbangkan dahulu cara
berfikir kita logis atau tidak logis.
· Langkah kedua, menentukan tema. Setelah kita dapat menetapkan cara befikir
kita secara logis, maka selanjutnya kita menetapkan tema apa yang akan ditulis.
Secara umum hal ini sering disebut dengan pokok bahasan yang akan disusun
menjadi tulisan. Dalam kegiatan langkah ini penulis harus dapat memilih tema
yang terbaik berdasarkan pertimbangan dan tujuan penulisan.
· Langkah ketiga, menyusun kerangka tulisan. Setelah sebuah tema berhasil
ditemukan dan disusun maka penulis bisa melangkah ketahap berikutnya,
langkah tersebut dengan melakukan penjabaran tema ke dalam sub-subtema
menjadi pola urutan yang teratur, logis, dan sistematis sehingga dapat disusun
sebuah tulisan yang baik. Penjabaran tema itulah biasanya yang disebut dengan
kerangka tulisan dan istilah lain disebut dengan “ Outline“. Biasanya penulis
menyusun kerangka tulisan berdasarkan struktur dasarnya yang terdiri atas judul,
pendahuluan, tubuh tulisan, dan penutup.
· Langkah keempat menentukan bagian pendahuluan. Bagian Pendahuluan
dari sebuah tulisan merupakan titik awal yang kritis ketika kita menyusun sebuah
tulisan. Pendahuluan sebagai pemancing minat, sehingga harus dikembangkan
semenarik-menariknya. Pendahuluan berfungsi juga sebagai pengantar bagi
pembaca untuk menangkap maksud dan gagasan penulis.
· Langkah kelima yaitu membangun tubuh tulisan. Membangun tubuh tulisan
pada prinsipnya tidak jauh berbeda dengan pengembangan paragraph. Sehingga
pola pengembangan tubuh tulisan bisa mengikuti pola, antara lain kronologis,
spasial, analisis, contoh, dan sebab akibat. Setiap penulis dapat memilih salah
satu atau beberapa pola yang merupakan kombinasi, tergantung subjek tulisan
yang hendak disampaikan. Dalam membangun dan mengembangkan tubuh
tulisan, harus berpedoman bahwa antara paragrap yang satu dengan paragrap
lainnya tetap terjaga keutuhan atau koherensinya.
· Langkah keenam, adalah mengakhiri tulisan. Bagian penutup ini menandai
akhir dari sebuah tulisan. Beberapa cara yang umum dilakukan untuk menulis
bagian penutup antara lain: ringkasan atau simpulan, pertanyaan, kalimat yang
bergaya pamit, pernyataan deklaratif atau pernyataan yang mengejutkan, dan juga
yang mengajak.
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Perumusan Masalah
1.3 Tujuan Penelitian
1.4 Kegunaan Penelitian
SOAL-SOAL LATIHAN
1. Bagaimana peran ide dalam proses penulisan?
2. Bagaimanakah langkah-langkah penting dalam penulisan karya ilmiah?
3. Apa yang dimaksud dengan pemikiran logis dalam suatu penulisan?
Kegiatan
Belajar
3
GAYA PENULISAN
TUJUAN PEMBELAJARAN
MATERI POKOK
· Gaya penulisan karya ilmiah hasil penelitian
· Gaya penulisan karya tulis ilmiah dan artikel
1. Gaya Penulisan Karya Ilmiah Hasil Penelitian
Karya tulis ilmiah memiliki ciri khas yaitu kebenarannya, metode kajiannya,
dan tata cara penulisannya bersifat keilmuan. Bentuk, format penulisan ilmiah sangat
beragam mulai dari laporan ilmiah yang berbentuk buku, artikel sampai dengan
gagasan melalui media massa.
Tidak semua karya tulis itu merupakan karya tulis ilmiah. Suatu karya tulis,
apakah berbentuk laporan, makalah, buku mapun terjemahan, baru dapat disebut
karya ilmiah apabila sedikitnya memiliki tiga syarat berikut.
(1) Isi kajiannya pada lingkup pengetahuan ilmiah.
(2) Langkah pengerjaannya dijiwai atau menggunakan metod ilmiah
(3) Sosok tampilan sesuai dan telah memenuhi peryaratan sebagai sosok tulisan
keilmuan. Sistematika penulisan skripsi, tesis, desertasi, makalah, dan laporan
penelitian adalah sebagai berikut.
(1) Peringkat 1 tulisan bab dan judul bab ditulis dengan huruf besar semua, bold, dan
diletakan di tengah.
(2) Peringkat 2 ditulis dengan huruf besar smua, bold, dan diletakan diitepi kiri.
(3) Peringkat 3 ditulis dengan huruf besar kecil, bold, dan diletakan ditepi kiri.
(4) Peringkat 4 ditulis dengan huruf besar kecil dengan cetak miring, bold dan
diletakan di tepi kiri.
(5) Peringkat 5 ditulis dengan huruf kecil,1,2 cm dari tepi kiri, bold dan diakhiri dengan
titik.
Penulisan karya ilmiah harus menggunakan bahasa baku dan gaya selingkung
institusi. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penulisan karya ilmiah tersebut
adalah sebagai berikut.
(1) Penulisan karya tulis hendaknya menggunakan bahasa yang jelas, lugas, tepat dan
formal, serta menggunakan ejaan secara tepat.
(2) Daftar rujukan ditulis sesuai dengan cara penulisan rujukan ilmiah (dapat dilihat
pada modul 3).
(3) Judul tabel ditulis dengan huruf besar kecil, tanpa diakhiri tanda titik. Nomor
tabel menggunakan angka arab.
(4) Judul gambar ditempatkan di bawah gambar penulisan judul gambar sama
dengan judul tabel.
(5) Naskah diketik dengan menggunakan kertas HVS ukuran A4, margin kiri 4 cm,
margin atas 3 cm dan margin kanan 3 cm dan margin bawah 3 cm
2. Gaya penulisan Karya Tulis Ilmiah dan Artikel Ilmiah
2.1 Hakikat Gaya Penulisan Karya Tulis dan Artikel Ilmiah
Gaya Penulisan merupakan suatu bentuk atau ciri penulisan yang
dikategorikan dan disesuaikan ke dalam jenis penulisan tertentu yang berdasarkan
atas pengetahuan penulis. Beberapa langkah awal untuk membuat gaya penulisan
adalah sebagai berikut.
(1) Memilih dan menetapkan (spesialisasi) pengetahuan.
(2) Memelihara dan terus meningkatkan kerangka pemikiran (frame of reference).
(3) Membuat file pribadi yang efisien dan mudah diupgrade ataupun digunakan,
disesuaikan dengan minatnya.
(4) Mengembangkan kemempuan memori/ingatan yang kuat.
(5) Membina kerjasama dengan banyak tokoh pemilik perpustakaan, atau lembaga
informasi yang bisa membantu menambah ketajaman dan kelengkapan frame of
reference si penulis.
(6) Memahami terus-menerus pasar dan perubahannya.
Dalam penulisan karya ilmiah dan artikel harus memperhatikan hal-hal berikut.
(1) Gaya penulisan harus kritis, analitis, dan eksplanatif bukan fiktif.
(2) Hindari penggunaan istilah/bahasa teknis ilmiah, gunakan bahasa ilmiah populer,
disertai penjelasan dengan bahasa yang sederhana.
(3) Alur pemaparan harus runut dan logis.
(4) Tulisan harus terfokus, terorganisasi, punya latar belakang yang jelas.
(5) Tidak bertele-tele, bombastis atau vulgar.
(6) Menggunakan bahasa yang baik dan benar.
(7) Tidak menggunakan ungkapan kalimat klise/normatif.
b. Non Formal
Gaya non formal merupakan gaya penulisan karya ilmiah yang diperuntukkan
bagi kepentingan umum. Gaya non formal biasa digunakan buku-buku ilmiah, Jurnal
Penelitian, Wacana Ilmu Pengetahuan, dan sebagainya.
2.3 Gaya Penulisan Artikel Ilmiah
Di lihat dari isinya, artikel ilmiah dibedakan menjadi bentuk How-To,
Personal Experience, Self-Help, Profile, Round up/Survey, dan Humor. Bentuk-
bentuk gaya penulisan tersebut dapat dipaparkan sebagai berikut.
a. How-To
Artikel ini lebih banyak menunjukkan bagaimana cara mengatasi satu masalah
yang paling baik serta efisien. Kesannya memang sedikit menggurui, tetapi
disenangi oleh banyak pembaca terutama kaum profesi. Misalnya artikel tentang
“Cara menanam Lombok dalam Pot” atau “Bagaimana mem ilih pacar yang
bertanggung jawab”.
Contoh:
Jawa Post, Jum’at 13 September 1991
Pengalaman pribadi atau pengalaman langsung yang biasanya dialami oleh
penulisnya;
Kendala Ekspor Nonmigas Jawa Timur
Oleh : Totok Djuroto
Peneliti BP3U Surabaya
b. Personal Experience
Personal experience lebih menarik jika bisa diungkap menjadi tulisan Artikel.
Pengalaman seseorang bagaimanapun bentuknya, dapat menarik pembaca untuk
mengikutinya. Contoh : “Duel dengan dua Pencuri yan g menyatroni rumahnya”
atau “Menyebrang Sungai dengan Seutas Tali di Pedal aman”.
Contoh:
Kompas, Selasa 16 Januari 2001
Keajaiban Harry Potter
Oleh : St. Sutarto
Dunia demam Harry Potter. Bukan hanya anak-anak, tetapi juga orang dewasa.
Di Inggris dan AS, dua negara yang paling luas dirambah Harry Potter, sebagian
sampul buku dongeng anak-anak itu, dibuat tidak seronok demi memuaskan
“keingintahuan” orang tua. Selain tidak mau kalah d engan celoteh anak-anak,
mereka juga tertarik oleh dongeng-dongeng dengan tokoh penyihir Harry Potter
yang selalu penuh kejutan.
Tokoh Harry Potter adalah anak yatim piatu yang diasuh paman (Vernon) dan
bibinya (Petunia). Kerempeng, rambutnya tumbuh amat cepat dan awut-awutan.
Tampil nyeleneh (aneh). Sampai umur 11 tahun dia mirip kucing kudisan.
Tempat tidurnya di lemari kecil di bawah tangga di rumah pamannya.
Orangtuanya, Voldermont, mati dibunuh penyihir hitam ketika Harry masih kecil.
Keajaiban hinggap padanya. Suatu hari ditunjukkan oleh seekor burung hantu
bahwa Harry Potter punya kemampuan sihir. Ia pun masuk sekolah sihir di
Hogwarts School for Witchcraff and Wizardy. Dibimbing oleh Hagrid, hantu
penunggu asrama di sekolah itu. Ternyata para penyihir, dosen-dosen di sana
panggilan profesornya sudah mendengar nama Harry Potter.
Harry adalah pewaris ahli sihir, kedua orangtuanya, yang dibunuh Vermont.
Bekas luka berbentuk kilatan petir di jidat Harry, itulah ciri khasnya. Kisah
keajaiban Harry di sekolah sihir itulah yang dikisahkan dalam empat buku yang
sudah terbit sejak tahun 1997, 1998, 1999, 2000, masing-masing dengan judul
Harry Potter and The Socerer’s Stone, Harry Potter and The Chamber of
Secrets, Harry Potter and The Prisoner of Azkaban, dan Harry Potter and The
Globe of Fire. Buku kelima, tidak seperti keempat buku sebelumnya – akan terbit
pertengahan tahun 2001 sudah dikatakan oleh pengarangnya, Joanne Kathleen
Rowling (35) berjudul Harry Potter and The Order of The Phoenix.Penyihir
berkacamata minus, rambut acak-acakan - Harry Potter – telah menyihir
semuanya. Ya anak-anak, orang tua, penerbit, percetakan, pengarangnya. Dia
mencatat diri sebagai barisan pengarang cerita anak-anak kelas dunia.
c. Self-Help
Artikel yang menekankan pada petunjuk dan pedoman yang bersifat psikologi
berdasarkan prilaku. Misalnya: “Bagaimana Mengatur Rumag Tangga yang Harmonis”,
atau “Memanfaatkan Liburan untuk Mencari Uang”.
Contoh:
d. Profile
Potret pribadi atau kaum profesional yang sudah dikenal (public figur). Jenis
artikel ini berfungsi menghibur, mengenal lebih dalam, menautkan emosi dan
mendalami jiwa atau pribadi dari seorang tokoh lebih dalam lagi. Contoh: “Susi
Susanti, Sapu Tangan-nya Laku Jutaan Rupiah”, atau “Jenderal Nasution antara
Karier dan Karismanya”.
Contoh:
Profil
Biografi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
e. Round up/Survey
Artikel ini menggabungkan berbagai pendapat, saran, gagasan atau komentar
beberapa tokoh yang dirangkum menjadi satu, untuk menanggapi suatu
permasalahan yang timbul. Muatan artikel ini biasanya berisi komentar,
renungan, atau petunjuk dan saran. Artikel jenis ini biasanya mengantisipasi isu
yang mendadak, bertujuan mengajak pembacanya untuk memperluas perspektif
dan kepeduliannya. Misalnya: “Likuidasi 16 Bank Swa sta, menurut Kacamata
Ekonom”, atau “Mengapa Saddam Husein bandel terhada p Amerika”.
Contoh:
Sumpah Pemuda 1928 merupakan salah satu momen penting dalam perjalanan
sejarah bangsa Indonesia. Peristiwa tersebut telah menunjukkan peran penting
para kaum muda. Kala itu para pemuda meletakkan nilai-nilai luhur persatuan,
yakni bangsa, tanah air, dan bahasa yang satu, yaitu Indonesia.
Namun, saat ini sebuah ironi. Salah satu nilai luhur tersebut telah dicederai,
yakni tergesernya penggunaan bahasa Indonesia oleh bahasa gaul. Tak bisa
dimungkiri, salah satu "penunjang" fenomena itu adalah produk-produk
pertelevisian tertentu yang semakin menjamur. Sementara realita yang terjadi
adalah para pemuda merupakan pelaku sekaligus korban dari fenomena tersebut.
Karena itu, momen Sumpah Pemuda tahun ini diharapkan dapat mengingatkan
para pemuda Indonesia agar kembali kepada nilai-nilai luhur yang telah
diwujudkan kaum muda masa lalu.
f. Humor
Humor atau sesuatu yang lucu menarik juga dibuat artikel. Biasanya termasuk
kategori artikel esai atau kolom yang mengungkapkan ekspresi penulisnya.
Artikel bernada humor ini paling banyak ditulis oleh orang-orang yang sudah
terkenal. Jika anda sudah punya cukup nama, anda bisa membuat artikel bernada
humor. Fungsi artikel ini menghibur, mengkritik tanpa harus menyakiti.
Misalnya: “Jika Pak Murdiono Main Wayang Orang, Tok oh mana yang Pas
untuk Dimainkannya” atau “Gus Dur dan Amin Rais Ber pantun Ria”.
Contoh:
SOAL-SOAL LATIHAN
4
PENULISAN KARYA ILMIAH
BIDANG KEPERAWATAN
TUJUAN PEMBELAJARAN
MATERI POKOK
· Langkah-langkah penulisan karya ilmiah dalam bidang keperawatan.
· Permasalahan dalam bidang keperawatan.
· Penulisan karya ilmiah bidang keperawatan
Bagian Pendahuluan
Bagian pendahuluan berisi tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah,
definisi operasional,
Latar belakang Masalah
Berisi tentang hal hal yang berkenaan dengan pentingnya masalah itu diteliti. Dengan
kata lain dalam latar belakang maslah ini perlu dijawab sebuah pertanyaan mengapa
masalah itu perlu diteliti?
Identifikasi masalah
Agar masalah yang akan diteliti mudah dipahami, maka masalah tersebut perlu
diidentifikasi. Selanjutnya masalah tersebut di batasi dan dirumuskan dengan jelas
dan spesifik. Pada umumnya pembatasan masalah disusun dalam bentuk pernyataan,
sedangkan rumusan masalah dibuat bentuk pertanyaan.
Definisi Operasional
Banyak kata ataupun kalimat yang mengandung banyak pengertian, sehingga
membuat orang menjadi bingung dan salah kaprah. Oleh karena itu setiap variable
penlitian dan istilah-istilah yang terkadung dalam variabel perlu dirumuskan dalam
definisi operasional. Hal ini dimaksudkan agar sipeneliti memperoleh gambaran yang
jelas tentang alat pengumpul data. Jika alat pengumpul datanya lemah dapat
mnyebabkan kekeliruan pada hasil penlitian.
Lokasi Penelitian
Informasi tentang dimana lokasi penelitian perlu ditetapkan.
5
PRINSIP DASAR PRESENTASI KARYA
ILMIAH BIDANG KEPERAWATAN
TUJUAN PEMBELAJARAN
MATERI POKOK
· Perancangan Bahan Visual
· Penyajian Karya Ilmiah
a. Huruf Kapital
Huruf kapital digunakan untuk judul atau tabel yang pendek, sedangkan untuk
susunan kata yang terdiri atas enam kata atau lebih digunakan huruf kecil dengan
awal katanya huruf kapital.
Contoh :
PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
Empat Puluh Jenis Pohon dan Semak
Upaya Penanaman Sejuta Pohon untuk Hutan Kota
REBOISASI DI MALANG MENGALAMI KEGAGALAN
b. Ukuran Huruf
Ukuran huruf yang dipilih disesuaikan dengan ruangan seminar dan banyaknya
hadirin yang hadir. Pada umumnya, untuk ruangan kelas (normal) digunakan ukuran
font 22-24.
1.3 Spasi
Spasi antar baris juga perlu mendapat perhatian agar pesan yang disampaikan dapat
dibaca dengan mudah. Kebanyakan nara sumber, menggunakan spasi 1.5.
Contoh :
Seminar Kertas Kerja Hasil penelitian
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Terlalu rapat
Departemen Pendidikan Nasional
a. Perhatian
Komponen perhatian perlu dirancang sedemikian rupa, karena rata-rata orang
dewasa hanya dapat memberikan perhatian selama kurang lebih dua puluh menit.
Artinya, pendengar perlu diberi perangsang dengan gagasan dan tampilan yang
menarik agar perhatian tetap terfokus pada penyajian hasil penelitian.
b. Pemahaman
Mengetahui apakah pendengar memahami hal-hal yang disampaikan oleh
penyaji adalah tidak mudah. Kesalahan yang sering terjadi adalah apabila salah satu
pihak berasumsi bahwa pihak yang lain telah memahami dan bertindak berdasarkan
asumsi tersebut. Oleh karena itu, diperlukan pemilihan bahasa yang mudah dipahami,
penataan gagasan yang sistematis dan runut.
c. Kesepakatan
Membawa peserta seminar ke dalam kesepakatan akan dipengaruhi daya
persuasi penyaji seminar. Apabila peserta seminar setuju dengan materi yang
disajikan, maka peserta akan memberikan argumen yang dapat memperkuat materi
seminar. Tetapi apabila peserta seminar kurang setuju dengan apa yang diutarakan
oleh penyaji, maka peserta seminar akan bersikap skeptis sehingga perlu diberi
penjelasan atau argumen yang lebih jelas dan terperinci.
d. Kemampuan Mengingat (Retensi)
Untuk meningkatkan retensi, penyajian lisan sebaiknya diberikan secara terstruktur.
Beberapa pedoman yang dapat digunakan untuk penyajian terstruktur adalah sebagai
berikut.
(1) Kronologi: materi ditempatkan sesuai dengan urutan kejadian
(2) Ordinal: materi disusun menurut tingkatan, misalnya kesatu, kedua, ketiga
(3) Geografi : materi dikelompokkan secara geografis, misalnya Jawa, Papua
(4) Keterkaitan: Materi dikelompokkan berdasarkan interaksi antar komponen,
misalnya konsumen, pegawai, pemegang saham
(5) Kategori: materi dikelompokkan menurut kesamaan sifat yang dimilikinya,
misalnya kayu, logam, plastik
(6) Normatif: materi diidentifikasikan menurut nilai yang terkandung didalamnya,
misalnya baik, buruk
(7) Bukti: materi disusun untuk mendukung pembuktian secara logis, misalnya
konsumen membeli produk yang terbaik
(8) Organisasional: materi disajikan sesuai dengan struktur organisasi, misalnya
departemen pemasaran, departemen akunting
(9) Jurnalistik: materi disusun dengan cara mengkaji fakta-fakta, misalnya siapa,
apa, kapan, di mana, mengapa dan bagaimana
SOAL-SOAL LATIHAN
1. Apa saja yang perlu diperhatikan saat melakukan penulisan?
2. Jelaskan mengenai teknik penyajian menggunakan OHP
3. Dari segi pemilihan dan penyusunan huruf dalam penulisan, hal-hal apa saja yang
perlu mendapat perhatian ?
Penutup
Selamat, anda telah berhasil menyelesaikan modul ini, sesuai dengan tujuan
pembelajaran modul ini mudah - mudahan saat ini anda telah memiliki pemahaman
dan keterampilan untuk memilih jenis bimbingan penulisan yang sesuai dengan
masalah yang akan anda pecahkan.
Agar Anda mudah mengingat kembali materi yang telah anda pelajari, sebaiknya
Anda lakukan beberapa hal berikut ini
· Buatlah ringkasan dalam catatan kecil yang mudah dibawa kemana anda pergi
· Lakukanlah diskusi dengan teman sejawat anda
· Biasakanlah dalam melakukan pemecahan masalah dengan mengikuti bimbingan
penulisan.
Pengetahuan, dan keterampilan baru yang telah anda peroleh dari pengalaman
belajar melalui modul ini sangat penting bagi pengembangan karir dan profesi anda.
Untuk lebih memperdalam wawasan anda tentang bimbingan penulisan sebaiknya
anda membaca literatur sebagai mana yang tertulis dalam sumber acuan modul ini,
atau buku literatur lain yang relevan.
Setelah anda yakin telah memahami dan menguasai modul ini, anda dapat
meminta tes akhir modul ini kepada tutor anda, jika hasilnya (penguasaan anda)
mencapai minimal 85% anda dapat melanjutkan pada modul berikut, tapi jika
hasilnya kurang dari 85% anda belum bisa melanjutkan pada modul berikut, tapi
harus mengikuti pembelajaran perbaikan (remedial teaching) Selamat bertemu dalam
topik modul berikutnya, dan selamat berkarya
DAFTAR REFERENSI
Keraf, Gorys. 1982. Eksposisi dan Narasi. Ende Flores: Nusa Indah.
Saukah, Ali, dkk. 2000. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Malang: Univ. Negeri
Malang.
http://www.infoskripsi.com/Article/Perbedaan-Skripsi-Tesis-dan-Disertasi.html
Kunci Jawaban Tes