Anda di halaman 1dari 13

Materi Makalah Dan Proposal

A. Proposal
Proposal penelitian adalah suatu tulisan berupa perencanaan untuk melakukan
penelitian. Proposal penelitian bagi mahasiswa biasanya dibuat ketika dia harus
menyelesaikan tugas skripsi. Proposal penelitian oleh dosen atau peneliti biasanya ditujukan
kepada suatu lembaga untuk memperoleh persetujuan dan dananya. Setelah proposal disetujui
dosen pembimbing, seorang mahasiswa baru melakukan penelitian. Bagi dosen, Ia akan
menjalankan suatu penelitian setelah disetujui penyandang dana.

 Jenis-Jenis Proposal

Secara umum, proposal dapat dibedakan dalam empat jenis. Mengacu pada pengertian
proposal di atas, berikut ini adalah beberapa jenis proposal tersebut:

1. Proposal Kegiatan

Ini merupakan proposal untuk melakukan suatu kegiatan. Isi proposal kegiatan adalah
pengajuan rencana kegiatan, baik yang sifatnya individu maupun kelompok, misalnya pentas
seni dan budaya.

Seringkali proposal kegiatan ini sekaligus untuk pengajuan permohonan dana dari pihak
tertentu. Dan sebagai kompensasi, penyelenggaran kegiatan akan menawarkan sesuatu yang
bermanfaat bagi donatur, misalnya space iklan.

2. Proposal Bisnis

Ini adalah proposal yang berhubungan dengan dunia bisnis, baik perseorangan maupun
kelompok. Contohnya adalah proposal pendirian suatu usaha, proposal kerjasama antar
perusahaan, dan lain-lain.

3. Proposal Penelitian

Jenis proposal ini umumnya digunakan pada bidang akademisi. Contohnya proposal
penelitian untuk membuat skripsi, tesis, dan lainnya. Proposal ini dibuat sebagai pengajuan
kegiatan penelitian.
4. Proposal Proyek

Jenis proposal ini umumnya dipakai pada dunia bisnis dimana isi proposal tersebut tentang
rangkaian rencana kegiatan. Contohnya adalah proposal suatu proyek pembangunan.

Bentuk-Bentuk Proposal

Berdasarkan bentuknya, proposal dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:

1. Proposal Formal

Proposal formal biasanya dilengkapi dengan tiga bagian utama:

 Pendahuluan (sampul, halaman judul, kata pengantar, ikhtisar, daftar isi, lembar
pengesahan)
 Isi proposal (latar belakang, pembatasan masalah, tujuan, ruang lingkup, susunan
panitia, waktu, biaya)
 Data pelengkap proposal (lampiran, tabel, daftar pusaka, dan lain-lain)

2. Proposal Semi Formal

Proposal semi formal umumnya tidak selengkap proposal formal namun masih berbentuk
baku. Di dalam proposal semi formal biasanya terdapat informasi mengenai masalah, saran,
pemecahan, dan permohonan.

3. Proposal Non Formal

Proposal non formal biasanya hampir sama dengan proposal semi formal dan disampaikan
dalam bentuk surat atau memorandum. Di dalam proposal non formal juga terdapat beberapa
hal seperti masalah, saran, pemecahan, dan permohonan.

 Sistematika Proposal
Sistematika proposal adalah kerangka kepenulisan rencana penelitian atau karya tulis
yang meliputi beberapa elemen penting dari judul, isi, hingga daftar pustaka guna
menjelaskan tentang apa, mengapa dan bagaimana riset akan dilakukan.
HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan Penelitian
4. Manfaat Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1. Review Literatur
2. Batasan Konseptual
3. Kerangka Teori/Hipotesis

BAB III METODOLOGI

1. Metode Penelitian
2. Teknik Pengumpulan Data
3. Teknik Analisis Data

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Halaman judul dan daftar isi proposal agaknya sudah jelas tanpa harus saya jelaskan secara
detail. Perlu diingat, pembaca tidak harus final dengan judul penelitian ketika baru ditahap
proposal karena bisa diganti atau direvisi nantinya.

Bab pendahuluan proposal terdiri dari setidaknya empat elemen di atas, yaitu latar belakang,
rumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian. Latar belakang meliputi
penjelasan kontekstual tentang apa dan mengapa tema riset pembaca menarik untuk diangkat
dan digarap. Rumusan masalah adalah pertanyaan riset terkait apa yang ingin diketahui
peneliti. Tujuan dan manfaat penelitian meliputi ekspektasi terkait mengapa riset tersebut
dilakukan dan apa faedahnya bagi pihak-pihak terkait.

Bab tinjauan pustaka merupakan penjelasan dalam bentuk review literatur atau hasil
penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya. Literatur yang direview harus relevan dengan
fokus permasalahan yang diangkat dalam proposal. Pada bab ini penulis proposal juga
menjelaskan tentang definisi konseptual dari istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian
nantinya, serta menyusun hipotesis bagi riset kuantitatif dan kerangka teoritis bagi riset
kualitatif.

Bab metodologi berisi penjelasan mengenai bagaimana riset tersebut dilakukan. Lebih
spesifiknya, apa metode penelitian yang akan diterapkan, bagaimana data dikumpulkan, serta
bagaimana data dianalisis nantinya. Bisa pula peneliti menjelaskan tentang siapa saja saja
populasi dan sampelnya, bagaimana pengambilan samplenya, dan juga siapa partisipan yang
dilibatkan dan mengapa.
Meskipun di kerangka proposal tersebut tidak disebutkan limitasi dan etika riset, penjelasan
mengenai kedua elemen tersebut bisa diletakkan dalam bab ini. Tapi perlu diketahui, hal itu
bukanlah suatu keharusan. Limitasi adalah keterbatasan penelitian. Etika riset merupakan
problem etis yang dihadapi bila riset tersebut dilakukan. Tak jarang kedua elemen tersebut
diselipkan pada bab metodologi di salah satu atau beberapa sub bab di bab tersebut.

Daftar pusataka dan lampiran sepertinya tidak perlu saya ulas karena sudah cukup jelas.
Saya selalu menyarankan pada pembaca blog ini bahwa dalam menyusun proposal, selain hal
teknis, esensi dari setiap elemen sebaiknya juga dipahami.

B. Makalah

Pengertian secara umum makalah merupakan salah karya tulis yang membahas tentang
suatu topik tertentu yang tercakup dalam ruang lingkup suatu masalah secara ilmiah. Dalam
kalangan pendidikan makalah juga dapat diartikan karya tulis pelajar atau mahasiswa sebagai
laporan hasil pelaksanaan tugas sekolah atau perguruan tinggi

 Jenis Jenis Makalah

Jenis jenis makalah dapat dibagi menjadi 3 jenis yaitu:

1. Makalah Deduktif
Makalah dedukatif merupakan makalah yang tulisannya didasarkan pada kajian
teoretis (pustaka yang relevan dengan masalah yang dibahas)
2. Makalah Induktif
Makalah induktif merupakan makalah yang disusun berdasarkan data empiris yang
bersifat objektif, diperoleh dari lapangan yang relevan dengan masalah yang dibahas.
3. Makalah Campuran
Makalah campuran merupakan makalah yang penulisannya didasarkan pada kajian
teoretis digabung data empiris yang relevan dengan masalah yang dibahas.

Makalah Campuran terbagi lagi menjadi 6 jenis diantaranya:

1. Makalah ilmiah, makalah ini biasanya membahas permasalahan yang ditulis dari
hasil studi ilmiah dan jenis makalah ini tidak berdasarkan pendapat atau opini dari
penulis yang bersifat subyektif
2. Makalah kerja, biasanya makalah ini diperoleh dari hasil sebuah penelitian dan
memungkinkan seorang penulis makalah tersebut berargumentasi dari permasalahan
yang dibahas yang didapatkan dari sebuah proses penelitian dan itu artinya opini yang
bersifat subyektif dari penulis lebih memungkinkan pada makalah jenis ini
3. Makalah kajian, isi dari makalah ini biasanya sebagai sarana pemecahan suatu
masalah yang bersifat kontroversial
4. Makalah posisi, istilah ini digunakan untuk karya tulis yang disusun atas permintaan
suatu pihak yang fungsinya sebagai alternatif pemecahan masalah yang kontroversial.
Prosedur pembahasan dan penulisannya dilakukan secara ilmiah
5. Makalah analisis, sifat dari makalah ini adalah obyektif-empiris
6. Makalah tanggapan, biasanya makalah ini sering dijadikan sebagai tugas mata
kuliah bagi mahasiswa yang isinya merupakan reaksi terhadap suatu bacaan
 Sistematika Makalah

I. HALAMAN JUDUL
II. HALAMAN PENGESAHAN
III. HALAMAN KATA PENGANTAR
IV. HALAMAN DAFTAR ISI
V. HALAMAN DAFTAR GAMBAR/GRAFIK

Bab 1. Pendahuluan

1.1. LATAR BELAKANG


Penulisan Latar belakang pada umumnya adalah penulisan yang berupa hal-hal yang melatar
telah belakangi kenapa Karya Tulis tersebut ditulis.

1.2. TUJUAN
Tujuan bermaksud menjelaskan apa maksud atau tujuan dari penulisan karya tulis tersebut.
Apakah tujuannya untuk informasi secara umum, atau pengutaraan sebuah gagasan, atau
pemaparan dari kumpulan-kumpulan fakta-fakta yang sudah kita himpun sebelumnya.

1.3. Permasalahan
Permasalah berisi tentang beberapa hal atau masalah yang nantinya akan dibahas pada karya
tulis tersebut secara lebih mendalam.

Bab 2. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka berisi mengenai peninjauan dari poin-poin penting yang menjadi topik
permasalah di dalam karya tulis tersebut. Tinjauan pustaka ini nantinya akan berguna untuk
mereview masalah-masalah yang mempunyai keterkaitan dengan topik permasalahan.

Bab 3. Pembahasan

Pembahasan berisi tentang data-data hasil dari penelitian yang diperoleh dari hasil kuisioner
ataupun data tertulis yang diambil dari instansi-instansi yang bersangkutan.

Bab 4. Penutup

4.1. KESIMPULAN
Kesimpulan yaitu rangkuman dari poin-poin penting yang termaktub di dalam isi makalah
yang telah di bahas secara panjang lebar. Kesimpulan ini harus memiliki makna yang jelas,
sehingga pembaca makalah dapat dengan baik menerapkan apa-apa nilai positif yang bisa
diambil dari sebuah kesimpulan yang telah dihasilkan dari makalah kamu.

Tentu hal ini juga akan membuat makalah kita menjadi lebih bermanfaat. Terlebih apabila di
dalam tersebut terdapat sebuah hal yang menarik, maka bukan tidak mungkin akan banyak
orang yang berminat untuk membacanya dan mengambil pelajaran dari makalah yang sudah
kitsa buat.
4.2. SARAN
Penulisan saran ini berisi tentang permintaan atau masukan dari penulis kepada pembaca,
seperti meminta untuk melengkapi hasil penelitiannya atau mungkin bisa juga permintaan
untuk memperbaiki apabila ditemukan indikasi kesalahan atau memberi masukan agar
penulis memperbaikinya.

Bab 5. Daftar Pustaka

Daftar pustaka adalah sebuah daftar yang menunjukkan kumpulan dari sumber-sumber
naskah dengan menunjukkan penulis dari sumber karya tulis tersebut. Sumber dari data-data
tersebut ditulis secara rinci, hingga tak tertinggal satupun.

Pemilihan sumber referensi tersebut bisa diambil dari hasil baik karya ilmiah, ataupun hasil
opini dari karya tulis seseorang. Di dalam penulisannya, daftar pustaka haruslah mengikuti
kaidah penulisan yang baik dan benar sebagaimana yang sudah pernah kita bahas
sebelumnya.

Bab 6. Lampiran

Lampiran berisi mengenai perihal data-data hasil dari pengolahan data baik berupa tabel,
grafik, gambar dan lain sebagainya. Lampiran juga bisa diisi dengan gambar atau foto
kegiatan penulis dalam merampungkan makalah atau karya tulis yang sudah dibuat.

C. Tata Cara Pengutipan

Kutipan merupakan pinjaman pendapat atau kalimat yang diambil dari seseorang, baik
berupa tulisan atau lisan yang bertujuan untuk memperkokoh argumentasi di sebuah karya
tulis. Selain digunakan untuk memperkuat argumen, kutipan juga bisa dijadikan sebagai
landasan teori, penjelasan suatu uraian, atau sebagai bukti untuk menunjang sebuah pendapat

Jenis Kutipan

1. Kutipan Langsung

Kutipan langsung merupakan kutipan yang diambil secara identik atau sama persis
dari sumber aslinya.

Kutipan langsung dapat dibagi lagi menjadi beberapa jenis :

2 di antaranya adalah kutipan langsung yang kurang dari 4 baris dan kutipan langsung
yang lebih dari 4 baris.

Cara Menulis Kutipan Langsung < 4 Baris

 Kalimat kutipan harus diintegrasikan dengan teks


 Jarak antar baris kutipan adalah 2 spasi
 Kutipan diapit dengan tanda kutip/petik dua (“…”)
 Setelah kutipan, tulis sumber yang berupa nama pengarang, tahun terbit, dan nomor
halaman di dalam tanda kurung
Contoh:

“Dalam membuat sebuah karya ilmiah jenis penelitian, eksplorasi pustaka merupakan sesuatu
yang harus dilakukan untuk mendapatkan kebenaran data yang ingin diteliti” (Agung
Hermanto, 2009: 15-16).

atau bisa juga dengan menaruh sumber kutipan di depan seperti berikut ini:

Siswanto (1990:20) menegaskan, “keputusan ilmiah merupakan sebuah kemungkinan atau


probabilitas, sehingga bukan suatu kebenaran yang mutlak”.

Cara Menulis Kutipan Langsung > 4 Baris

 Penulisan kutipan dipisahkan dengan jarak 3 spasi dari teks


 Jarak antar baris kutipan adalah 1 spasi
 Kutipan boleh diapit dengan tanda kutip/petik dua (“…”) atau tidak
 Setelah kutipan, diberi keterangan sumber
Contoh:

2. Kutipan Tidak Langsung

Kutipan tidak langsung merupakan kutipan yang mengambil inti sarinya saja, tanpa
mengurangi makna sebenarnya.

Kamu dapat menulis kutipan jenis ini dengan cara meringkas/menyimpulkansuatu pendapat
atau menulis inti sarinya dengan gaya bahasamu sendiri.
Cara Menulis Kutipan Tidak Langsung

 Kutipan diintegrasikan dengan teks


 Jarak antar baris kutipan adalah spasi ganda
 Kutipan tidak diapit dengan tanda kutip/petik dua (“…”)
 Setelah kutipan, ditulis sumber kutipan
Contoh:

Kecerdasan buatan merupakan suatu sistem yang di dalamnya terdapat entitas ilmiah yang
berfungsi untuk memproses data eksternal secara cepat dan akurat (Michelle Doe, 2016: 27).
atau bisa juga dengan menyebutkan sumber di depan kutipan seperti berikut ini:

Michelle Doe (2016: 27) berpendapat bahwa kecerdasan buatan merupakan suatu sistem yang
di dalamnya terdapat entitas ilmiah yang berfungsi untuk memproses data eksternal secara
cepat dan akurat.
Cara Mengutip Kutipan yang Dikutip Orang Lain

Terkadang, seorang penulis ingin mengutip sebuah kutipan yang sebelumnya telah dikutip
oleh seseorang.

Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara menyertakan nama pengarang aslinya kemudian
diikuti dengan kata “dalam”.

Contoh:

Hendry (dalam Budianto, 2005: 17) menjelaskan bahwa manajemen merupakan suatu proses
untuk melakukan perencanaan dan pengontrolan sumber daya agar tujuan dapat dicapai
secara efektif dan efisien.
Pada contoh di atas, Hendry merupakan pengarang kutipan asli yang pendapatnya dikutip
oleh Budianto.

Cara Mengutip dari Internet

Jika kamu ingin mengutip sebuah pendapat yang bersumber dari internet, cara yang
dilakukan tidak berbeda dengan mengutip dari buku ataupun jurnal.

Cukup tuliskan sumber yang berupa nama pengarang diikuti dengan tahun terbit artikel.

Untuk judul artikel, alamat/URL, dan waktu akses bisa kamu cantumkan di dalam daftar
pustaka saja.

Contoh:
Misal, kamu ingin mengutip sebuah artikel yang membahas tentang jumlah pengguna internet
di Indonesia dari situs Kompas.

Berdasarkan wilayah geografisnya, masyarakat Indonesia yang paling banyak menggunakan


internet adalah yang berlokasi di Jawa, yang selanjutnya disusul oleh Sumatera, Kalimantan,
Sulawesi, Bali-Nusa, dan Maluku-Papua (Fatimah Kartini Bohang, 2018).

D. Tata Cara Penulisan Daftar Pustaka


A. Penulisan Daftar Pustaka dari Sumber Buku
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menulis daftar pustaka dari sumber buku.
Namun, hal paling utama adalah memperhatikan urutan dan tanda bacanya. Berikut adalah
urutan sebuah referensi dari buku.

1. Nama
Nama penulis ditulis paling awal. Ingatlah untuk selalu menuliskan nama belakang penulis
terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan dengan tanda koma (,) setelah itu cantumkan nama
depan dan tengah penulis buku tersebut. Jika buku tersebut merupakan karya dari dua penulis
atau lebih, hanya penulis pertama yang urutan namanya dibalik. Penulis kedua dan seterusnya
berada setelahnya dengan urutan yang sesuai nama aslinya. Jika pada buku tersebut nama
penulis dicantumkan lengkap dengan gelar pendidikan atau gelar lain, gelar-gelar tersebut
tidak perlu dituliskan.

Jika dalam buku yang diacu itu tercantum nama editor, penulisannya dilakukan dengan
menambahkan singkatan (Ed.).
Contoh:
• Mahaso, Ode (Ed.). 1997.

Jika pengarang terdiri dari dua atau tiga orang, nama pengarang dituliskan semuanya dengan
ketentuan nama orang pertama dibalik sedangkan nama orang kedua dan ketiga tetap. Di
antara kedua nama pengarang itu digunakan kata penghubung “dan”.
Contoh:
• Sumardjan, Selo dan Marta Susilo.
• Kusmadi, Ismail. Dini A., dan Eva R.

Jika lebih dari tiga orang, ditulis nama pengarang pertama yang dibalik lalu ditambahkan
singkatan “dkk” (dan kawan-kawan) atau et all.
Contoh:
• Kartika, Salma dkk.
• Susan, Alberta et. all.

Jika beberapa buku ditulis oleh seorang pengarang, nama pengarang cukup ditulis sekali pada
buku yang disebut pertama. Selanjutnya cukup dibuat garis sepanjang 10 ketukan dan
diakhiri dengan tanda titik. Setelah nama penga-rang, cantumkan tahun terbit dengan
dibubuhkan tanda titik. Jika tahunnya berbeda, penyusunan daftar pustaka dilakukan dengan
urutan berdasarkan yang paling lama ke yang paling baru.
Contoh:
• Keraf, Gorys. 1979.
• _________ . 1982.
• _________ . 1984.

Jika diterbitkan pada tahun yang sama, penempatan urutannya berdasarkan pola abjad judul
buku. Kriteria pembedaannya adalah setelah tahun terbit dibubuhkan huruf, misalnya a, b, c
tanpa jarak.

Contoh:
• Bakri, Oemar. 1987a.
• __________ . 1987b.

2. Tahun Terbit
Setelah nama, cantumkan tahun terbit dari buku yang teman-teman gunakan sebagai
referensi. Jangan terkecoh pada angka tahun cetakan awal sebab bisa saja buku yang kamu
pakai merupakan cetakan kedua, ketiga, ataupun terakhir.

3. Judul Buku
Tuliskan judul bukumu secara lengkap. Jangan lupa, penulisan judul dibuat dengan italic
(miring).

4. Kota dan Nama Penerbit


Bagian terakhir dalam penulisan daftar pustaka sebuah buku adalah mencantumkan kota
penerbitan dan nama penerbit yang mencetak buku tersebut. Dahulukan penulisan nama kota,
baru diikuti dengan nama penerbit yang dibatasi dengan tanda titik dua (:).

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah tanda batas dari tiap urutan. Pastikan teman-teman
menggunakan tanda titik (.) untuk membatasi urutan nama, tahun terbit, judul buku, hingga
kota dan nama penerbit.

Contoh Daftar Pustaka dari Buku


Data Buku:
Judul : Family Medical Care Volume 4
Penulis : Dr. John F. Knight
Penerbit : Indonesia Publishing House
Kota Penerbit : Bandung
Tahun Terbit : 2001

Cara Penulisan:
Knight, John F. 2001. Family Medical Care Volume 4. Bandung: Indonesia Publishing
House.

B. Penulisan Daftar Pustaka dari Artikel dalam Jurnal, Koran, atau Majalah
Tidak berbeda jauh dengan penulisan dari sumber berupa buku, teman-teman pun perlu
mencantumkan nama penulis, tahun terbit, judul artikel, hingga kota dan nama penerbit.
Hanya saja, ada perbedaan penulisan untuk beberapa urutan tersebut, yakni sebagai berikut.
Kiriman Menarik Lainnya: PELAJARAN BERBISNIS DARI UTSMAN BIN AFFAN:
KISAH SUMUR DAN REKENING 1400 TAHUN
1. Nama
Pastikan nama yang teman-teman tulis dalam daftar pustaka artikel tersebut adalah penulis
artikelnya, bukan editor dari jurnal, koran, ataupun majalah yang menjadi sumber referensi.

2. Judul
Dahulukan penulisan judul artikel yang menjadi sumber referensi. Penulisan tidak dengan
format italic, melainkan tegak lurus dengan pemberian tanda kutip (“) pembuka dan penutup.
Setelah itu, lanjutkan dengan penulisan sumber jurnal ataupun majalah yang memuat artikel
tersebut. Penulisan nama jurnal, majalah, atau koran baru dicetak miring. Ikutkan di halaman
berapa artikel tersebut dimuat yang ditulis dalam tanda kurung [(…)].

Contoh Penulisan Daftar Pustaka dari Artikel Jurnal


Data Artikel:
Judul Jurnal : Sirok Bastra: Jurnal Kebahasaan dan Kesastraan Volume 1
Judul Artikel : Bahasa Indonesia dalam Informasi dan Iklan di Ruang Publik Kota
Pangkalpinang
Penulis : Umar Solikhan
Penerbit : Kantor Bahasa Provinsi Bangka Belitung Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan
Kota Terbit : Pangkalpinang
Tahun Terbit : 2013

Cara Penulisan:
Solikhan, Umar. 2013. “Bahasa Indonesia dalam Informasi dan Iklan di Ruang Publik Kota
Pangkalpinang” dalam Sirok Bastra: Jurnal Kebahasaan dan Kesastraan Volume 1 (hlm. 123-
129). Pangkalpinang: Kantor Bahasa Provinsi Bangka Belitung Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.

Contoh Jika Majalah sebagai Acuan


Jika majalah menjadi sumber acuan, kita harus memperhatikan unsur-unsur beserta urutannya
yang perlu disebutkan dalam daftar pustaka sebagai berikut:
 nama pengarang,
 tahun terbit,
 judul artikel,
 judul majalah,
 bulan terbit (kalau ada),
 tahun terbitan yang keberapa (kalau ada),
 tempat terbit.
Contoh:
Nasution, Anwar. 1975. “Sistem Moneter Internasional”. Dalam Prisma, Desember, IV.
Jakarta.
Paranggi, Umbu Landu. 2006. “Puisi: Bagian Terpenting dari Darah Hidupku” dalam
Horison Majalah Sastra. Jakarta: PT Metro Pos.

Contoh Jika Surat Kabar sebagai Acuan


Jika surat kabar menjadi sumber acuan, kita harus memperhatikan unsur-unsur beserta
urutannya yang perlu disebutkan dalam daftar pustaka sebagai berikut:
 nama pengarang,
 tahun terbit,
 judul artikel,
 judul surat kabar,
 tanggal terbit, dan
 tempat terbit.
Contoh:
Tabah, Anton. 1984. “Polwan semakin efektif dalam Penegakan Hukum”. Dalam Sinar
Harapan, 1 September 1984. Jakarta.

Contoh Jika Antologi sebagai Sumber Acuan


Jika antologi menjadi sumber acuan, kita harus memperhatikan unsur-unsur beserta
urutannya yang perlu disebutkan dalam daftar pustaka sebagai berikut:
 nama pengarang,
 tahun terbit karangan,
 judul karangan,
 nama penghimpun (Ed.),
 tahun terbit antologi,
 judul antologi,
 tempat terbit, dan
 nama penerbit.
Contoh:
Kartodirjo, Sartono. 1977. “Metode Penggunaan Dokumen”. Dalam Koentjaraningrat (Ed.).
1980. Metode-metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: Gramedia.

Anda mungkin juga menyukai