Anda di halaman 1dari 13

PENERAPAN PRINSIP ARSITEKTUR ISLAM

PADA COFFEE SHOP “RUMAH SINTAS”

Ahmad Fajri
142019027

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
TAHUN 2022/2023

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Alhamdulillah Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas ini denganbaik dan lancar. Adapun
tujuan dari penelitian ini adalah untuk digunakan sebagai penyelesaian tugas di program studi
Arsitektur.
Tak lepas dari berbagai hambatan, rintangan, kesulitan yang muncul, penyusun
mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu tak lupa juga saya
ucapkan terimakasih.
Dengan segala kerendahan hati penyusun menyadari bahwa dalam laporan penelitian ini
masih jauh dari sempurna. Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca
sangat penyusun harapkan, akhir kata semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Palembang ,13 Juni 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ ii

DAFTAR ISI .............................................................................................................................. iii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................................. iv

BAB I ............................................................................................................................................1
1.1 Latar belakang......................................................................................................................1
1.2 Tujuan ..................................................................................................................................1

BAB II ...........................................................................................................................................2

BAB III .........................................................................................................................................3


3.1 Metode Penelitian ................................................................................................................3

BAB IV .........................................................................................................................................4
4.1 Hasil Survey .........................................................................................................................4
4. 2 Tinjauan Prinsip Arsitektur Islam .......................................................................................4
4.2.1 Penekanan Nilai Estetika, Seni, dan Kreativitas ...........................................................4
4.2.2 Kebersihan dan Kesehatan Lingkungan Dalam Islam ..................................................5
4.2.3 Pencahayaan ..................................................................................................................6
4.2.4 Larangan motif bergambar ............................................................................................7

BAB V ...........................................................................................................................................9
5.1 Simpulan ..............................................................................................................................9
5.2 Saran ................................................................ Kesalahan! Bookmark tidak ditentukan.

iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4. 1 Coffe Shop Rumah Sintas .................................................................................................... 4
Gambar 4. 2 Pencahayaan Alami Coffe Shop .......................................................................................... 5
Gambar 4. 3 Pencahayaan Dalam Ruang.................................................................................................. 6
Gambar 4. 4 Contoh Taswir ..................................................................................................................... 7
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Masuk dan berkembangnya Islam di Indonesia juga telah memberikan pengaruh.
Pengaruh tersebut tidak hanya terbatas pada bidang mental spiritual, tetapi juga dalam
wujud kreativitas budaya yang dilakukan oleh masyarakat.
Agama Islam telah memberikan corak tersendiri dalam perkembangan seni dan
budaya di Indonesia pada masa madya, terutama dalam seni bangunan Islam telah berhasil
memadukan seni bangunan setempat yang tradisional dengan budaya Islam sehingga
menghasilkan bentuk-bentuk seni Arsitektur Islam Indonesia yang berbeda dengan negeri-
negeri Islam lainnya.
Perkembangan zaman sangat berpengaruh pada keseluruhan bidang yang ada
termasuk dalam bidang arsitektural. Perkembangan ini mampu memunculkan bermacam-
macam gaya arsitektur, sehinga banyak variasi baru dalam bentuk bangunan. Termasuklah
trend yang sedang marak dibeberapa tahun belakangan ini yaitu coffe shop. Kemunculan
coffe shop ini sangat pesat dan menjadi favorit kalangan anak muda.
Perubahan gaya antara gaya tersebut masih sering dipadukan dengan prinsip
arsitektur tertentu salah satunya prinsip arsitektur Islam. Sehingga beberapa coffe shop
yang ada memiliki ciri khasnya tersendiri.

1.2 Tujuan
Tujuan jurnal ini dibuat untuk mengetahui bagaimana prinsip arsitektur Islam
diterapkan pada bangunan coffe shop.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Studi Pustaka
2.1.1 Karakteristik Khas Fungsionalitas Arsitektur Islam
Walaupun arsitektur Islam adalah sebuah arsitektur yang sangat bebas akibat
prinsip fungsional yang dipegangnya, perkembangan arsitektur Islam di berbagai
zaman dan tempat memunculkan sejumlah ciri khas yang menjadi identitas
arsitektur Islam, setidaknya pada kawasan geografis dan masa tertentu. Dari
tinjauan terhadap berbagai bentuk arsitektur Islam dari berbagai tipe, kita dapat
menemukan empat ciri khas. Keempat ciri khas ini dapat segera menjadikan
seorang pengamat mengidentifikasi bahwa arsitektur tersebut adalah arsitektur
Islam, bukan arsitektur lain. Keempat ciri khas ini tidak ditemukan di semua
bangunan atau di semua tempat dan tidak pula seluruhnya memiliki makna
fungsional. Kadangkala, keberadaannya hanya untuk estetika. Walau
bagaimanapun, ia merupakan karakteristik makro yang menegaskan identitas Islam
dari sebuah bangunan. Keempat ciri khas ini adalah orientasi ke arah kiblat,
pemakaian busur, penggunaan kubah, dan pemasangan menara.
BAB III
METODE
3.1 Metode Penelitian
Metode yang diambil menggunakan 2 metode dalam pembuatan atau pengumpulan
informasi yaitu :
1. Survey. Dengan cara mendatangi lokasi langsung dan mengamati kegiatan sekitar.
Survey ini dilakukan pada tanggal 07 Mei 2023.
2. Untuk data pendukung tambahan, menggunakan beberapa referensi dari Jurnal
Google Schooler. Diakses pada bulan Mei 2023.

3
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Survey


Arsitektur Islam merupakan wujud perpaduan antara kebudayaan manusia dan
proses penghambaan dari diri seseorang manusia kepada Tuhannya, yang berbeda dalam
keselarasan hubungan antara manusia, lingkungan dan Penciptanya. Arsitektur Islam
mengungkapkan hubungan geometris yang kompleks, hirarki bentuk dan ornamen, serta
makna simbolis yang sangat dalam. Arsitektur Islam merupakan salah satu jawaban yang
dapat membawa pada perbaikan peradaban. Di dalam Arsitektur Islam terdapat esensi dan
nilai-nilai Islam yang dapat diterapkan tanpa menghalangi pemanfaatan teknologi
bangunan modern sebagai alat dalam mengekspresikan esensi tersebut.
Apabila ditelaah secara mendalam, Arsitektur Islam lebih mengusung pada nilai-
nilai universal yang dimuat oleh ajaran Islam. Nilai-nilai ini nantinya dapat diterjemahkan
ke dalam Bahasa arsitektur dan tampil dalam berbagai bentuk tergantung dari konteksnya,
dengan tidak melupakan esensi dari Arsitektur itu sendiri, serta tetap berpegang pada tujuan
utama proses berarsitektur, yaitu Sebagian bagian dari beribadah kepada Allah SWT.

4. 2 Tinjauan Prinsip Arsitektur Islam


4.2.1 Penekanan Nilai Estetika, Seni, dan Kreativitas
Islam sendiri sebagai agama yang memiliki materi ajaran yang integral dan
komprehensif, disamping mengandung ajaran utama sebagai syari’ah, juga
memotivasi umat Islam untuk mengembangkan seni budaya Islam, yaitu seni
budaya yang mencerminkan nilai-nilai Islam. Seni budaya memperoleh perhatian
yang serius dalam Islam karena mempunyai peran yang sangat penting untuk
membumikan ajaran utama sesuai dengan kondisi dan kebutuhan hidup umat
manusia.

Gambar 4. 1 Coffe Shop Rumah Sintas


Sumber : Dokumentasi Pribadi
Arsitektur merupakan bagian dari budaya, selalu berkembang seiring dengan
berkembangnya peradaban manusia. Oleh karena itu, Islam yang turut
membentuk peradaban manusia juga memiliki budaya arsitektur. Budaya
arsitektur dalam Islam dimulai dengan dibangunnya Ka’bah oleh Nabi
Muhammad sebagai pusat beribadah umat manusia kepada Allah SWT (Saoud,
2002: 1). Ka’bah juga merupakan bangunan yang pertama kali didirikan di bumi.
Tradisi ini dilanjutkan oleh Nabi Ibrahim AS bersama anaknya, Nabi Ismail as.
Mereka berdua memugar kembali bangunan Ka’bah. Setelah itu, Nabi
Muhammad SAW melanjutkan misi pembangunan Ka’bah ini sebagai bangunan
yang bertujuan sebagai tempat beribadah kepada Allah. Dari sinilah budaya
arsitektur dalam Islam terus berkembang dan memiliki daya dorong yang belum
pernah terjadi sebelumnya, serta mencapai arti secara fungsional dan simbolis.
Hal ini dijelaskan dalam Al Quran Surat Ali Imran ayat 96: “Sesungguhnya
rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadat) manusia, ialah
Baitullah yang di Bakkah (Makkah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi
semua manusia”.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa arsitektur Islam adalah cara
membangun yang Islami sebgaimana ditentukan oleh hukum syari’ah tanpa
Batasan terhadap tempat dan fungsi bangunannya, namun lebih kepada karakter
Islaminya dalam hubungannya dengan desain dan bentuk dekorasi. Definisi ini
adalah suatu definisi yang meliputi semua jenis bangunan, bukan hanya
monumen ataupun bangunan religius (Saoud, 2002: 2).
Di dalam seni ruang, terdapat cabang lain yang termasuk mendukung di
dalamnya yaitu seni rupa. Keberadaan seni ruang yang di dalamnya terdapat
bidang arsitektur merupakan satu hal yang cukup penting. Hal ini juga
didasarkan pada seni dalam pandangan al Quran, sehingga pembangunan fisik
peradaban ini senantiasa selalu berlandaskan nilai-nilai Islam dalam al Quran,
yang juga berfungsi sebagai landasan pembangunan peradaban yang berupa
akhlaq dan perilaku.

4.2.2 Kebersihan dan Kesehatan Lingkungan Dalam Islam

Islam merupakan akidah pertama yang memperkenalkan dan memerintahkan


prinsip kebersihan yang diidentikan dengan bersuci (taharah). Salah satu cara yang
dianjurkan oleh Islam dalam memelihara kesehatan adalah dengan menjaga
kebersihan.

Hubungan manusia dengan lingkungan merupakan hubungan yang dibingkai


dengan konsep akidah, yakni konsep kemakhlukan yang sama-sama tunduk dan
patuh pada aturan Allah swt yang pada akhirnya semua kembali kepada-Nya.
Dalam konsep kemakhlukan ini manusia memperoleh izin dari Allah swt untuk
memperlakukan lingkungan dengan dua macam tujuan.

Yang pertama adalah pendayagunaan yaitu baik dalam arti konsumsi langsung
maupun dalam arti memproduksi. Kedua, mengambil pelajaran (i‟tibar) terhadap

Gambar 4. 2 Pencahayaan Alami Coffe Shop


Sumber : Dokumentasi Pribadi
5
fenomena yang terjadi dari hubungan antara manusia dengan lingkungan
sekitarnya, maupun hubungan anatara lingkungan itu sendiri (ekosistem), baik yang
berakibat konstruktif (ishlah) maupun yang berakibat destruktif (ifsad).

Lingkungan pada prinsipnya merupakan suatu sistem yang saling berhubungan


satu dengan yang lainnya, sehingga pengertian lingkungan hampir mencakup semua
unsur ciptaan Allah swt. Itulah sebabnya lingkungan hidup termasuk manusia dan
perilakunya merupakan unsur lingkungan yang sangat menentukan. Namun, tidak
dapat dipungkiri bahwa lingkungan saat ini oleh sebagian kalangan dianggap tidak
bernilai, karena mereka memandang bahwa lingkungan hanyalah benda mati yang
diperuntukkan untuk manusia, maka dari itu diperlukan adanya pendekatan yang
bersifat penyadaran diri dalam bentuk perilaku yang bermoral terhadap lungkingan.

4.2.3 Pencahayaan

Pencahayaan merupakan salah satu faktor penting dalam perancangan ruang


untuk menunjang kenyamanan pengguna. Ruang dengan sistem pencahayaan yang
baik dapat mendukung aktivitas yang dilakukan didalamnya.

Rahmania dan Sugini (2013). Pencahayaan alami merupakan cahaya yang


bersumber dari matahari. Pencahayaan alami dibutuhkan karena manusia
memerlukan kualitas cahaya alami. Fungsi pencahayaan alami dapat meminimalisir
penggunaan energi listrik. Sehingga desain yang mengutamakan pemanfaatan
pencahayaan alami harus dikembangkan. Ander (Dalam Riandito (2012))
menjelaskan mengenai beberapa strategi desain untuk pencahayaan alami, antara
lain: peningkatan keliling zona pencahayaan alami, penetrasi pencahayaan alami
diatas ruangan, penggunaan ide “bukaan efektif” untuk perkiraan awal pada area
kaca yang optimal, pemantulan pencahayaan alami dalam ruang untuk
meningkatkan kecerahan ruang, penghindaran sorotan langsung cahaya alami
didaerah tugas visual yang kritis, penggunaan cahaya langsung secara hati – hati
pada area dimana pekerjaan nonkritis terjadi, dan penyaringan pencahayaan alami.

Pencahayaan dalam segi arsitektur memiliki peran yang sangat penting, baik
dalam sebagai penunjang fungsi ruang dan berlangsungnya berbagai kegiatan di
dalam ruang, membentuk citra visual, maupun menciptakan kenyamanan dan
keamanan bagi para pengguna ruang.

Gambar 4. 3 Pencahayaan Dalam Ruang


Sumber : Dokumentasi Pribadi
Beberapa faktor bahwa pencahayaan dalam arsitektur itu sangat penting antara
lain:

a. Sebagai kebutuhan fungsional


Secara umum pencahayaan merupakan pemenuhan kebutuhan fungsional
yang merupakan salah satu tujuan utama Arsitektur. Pemenuhan kebutuhan
fungsional ini sangat terkait dengan berjalannya berbagai aktivitas di dalam
ruang.
b. Sebagai citra visual
Sebuah objek dalam dunia arsitektur bisa dirasakan dan dinikmati apabila
indra visual kita mampu mengkases dengan baik informasi fisual dari
elemen-elemen arsitekturnya. Intensitas Cahaya yang kurang akan
menyebabkan panca indra visual kita tidak bisa menerima informasi yang
dilihat dengan baik.
c. Sebagain factor kenyamanan dan keamanan
Kenyamanan visual merupakan secara umum dirasakan dengan secara fisik,
secara khusus lingkup visual yaitu mata. Ketidaknyamanan visual
merupakan faktor kebalikannya. Jika kenyamanan yang dirasakan terjadi
sebelumnya yaitu melalui kenyamanan fisik (mata) lalu dirasakan dalam
lingkup psikis atai psikologis maka itu disebut dengan kenyamanan
Psikovisual. Peran warna dan cahaya sangat mempengaruhi dalam
penciptaan efek kenyamanan/ketidaknyamanan secara lingkup visual
maupun Psikovisual.

4.2.4 Larangan motif bergambar

Dalam suatu istilah pada agama Islam, gambar disebut dengan ṣurah, dan
membuat gambar dinamakan taṣwir. Para ulama berbeda pendapat tentang
hukum gambar, baik itu membuatnya atau memilikinya. Yusuf Qarᾱḍawi
berpendapat bahwa yang haram adalah taṣwir yangmemiliki bentuk fisik dan ada
bayangan. Adapun taṣwir yang di lukis di kertas, dinding dan sebagainya yang
mana taṣwir tersebut tidak memiliki bayangan dan fisik adalah boleh. Sedangkan
menurut Muhammad Ali al-Ṣabuni taṣwir yang diharamkan adalah yang dilukis
dengan tangan yang merupakan tiruan makhluk bernyawa dan juga taṣwir yang
berwujud fisik dan memiliki bayangan yaitu patung.

Larangan penggunaan motif bergambar makhluk hidup didasarkan

Gambar 4. 4 Contoh Taswir


Sumber : Dokumentasi Pribadi
7
berdasarkan hadis H.R. AT-Tirmidzi : 1749 yang berbunyi “Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam melarang mengambil gambar (makhluk hidup) dan
memasukkannya ke dalam rumah dan melarang untuk membuat yang seperti
itu.”

Sebagaimana diketahui bahwa taṣwir ada berbagai jenis dan juga ada
kategori tersendiri baik berdasarkan cara pembuatannya, bentuknya, maupun
hasil yang diciptakannya. Maka perlu dilakukan perincian untuk lebih
memahami taṣwir yang terdapat dalam penelitian ini.

a. Berdasarkan cara pembuatannya, taṣwir dikelompokkan menjadi dua,


yaitu taṣwir al-yadawi dan taṣwir al-aliy.
b. Berdasarkan jenis gambar yang dihasilkan, maka bisa berupa taṣwir al-
mujasam atau taṣwir al-musaṭah.
c. Berdasarkan objeknya taṣwir akanterbagi menjadi dua, yaitu ṣuwar
dzawati alarwah dan ṣuwar gairu żawati al-arwah.

Kategori pertama, taṣwir al-yadawi yaitu taṣwir yang dilakukan oleh


seseorang dengan menggunakan tangannya secara langsung. Artinya bahwa di
dalam membuat suatu gambar ataupun patung, dia menggunakan alat-alat
tradisional yang membutuhkan keahlian tangan dari pembuatnya. Karya yang
akan dicapai dengan metode klasik seperti ini biasanya berbentuk sebuah gambar
datar 2 dimensi atau bisa juga berupa patung yang memiliki tinggi, volume,
lebar, dan bentuk yang menyerupai aslinya.

Taṣwir al-aliy, yaitu taṣwir yang dilakukan dengan menggunakan alat-alat


modern seperti kamera dan sebagainya. Dimana keahlian tangan seseorang
tidaklah terlalu berarti dalam proses pembuatan gambar, sebab semua proses
tersebut hampir secara keseluruhan telah diambil alih oleh mesin.

Kategori kedua, mengacu kepada jenis gambar yang dihasilkan. Dalam hal
ini terdapat dua jenis benda yang akan dihasilkan dari proses taṣwir. Terkadang
berbentuk taṣwir al-mujasam (3 dimensi-pen), yaitu seluruh patung yang
memiliki volume, bentuk yang bisa disentuh ataupun dirasakan, dan akan
memiliki bayangan jika disinari dengan cahaya.

Taṣwir almusaṭah, yaitu seluruh gambar yang dibuat pada media datar
(kertas, kain, ataupun tembok) dan tidak memiliki volume. Baik hal itu
dihasilkan oleh alat-alat modern seperti kamera, maupun dari usaha yang
dilakukan seseorang dengan menggunakan pensil, kuas, dan sebagainya.

Kategori ketiga, adalah dari jenis objek yang dilukis. Hanya ada dua objek
yang bisa dilukiskan ataupun dipatungkan di dalam dunia. Pertama adalah ṣuwar
żawati alarwah (melukis sesuatu yang memiliki ruh) yaitu seluruh makhluk
Allah yang bernyawa, baik itu manusia maupun hewan-hewan yang hidup di
muka bumi.31 Kedua, ṣuwar gairu żawati al-arwah (gambar yang tidak
bernyawa) yaitu taṣwir yang objeknya adalah makhluk Allah yang tidak
memiliki ruh.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan
Secara garis keseluruhan pentingnya diperlukan perhatian untuk menerapkan
beberapa dari prinsip-prinsip diatas, hanya saja penggunaan prinsip-prinsip Arsitektur
Islam pada saat ini masih sangat jarang diterapkan pada konsep Arsitektur bangunan pada
masa kini tidak terkecuali untuk bangunan tempat Ibadah seperti Masjid.

5.1 Saran
1. Pentingnya penggunaan prinsip-prinsp Arsitektur Islam pada bangunan pada masa
kini.
2. Penggunaan metode Arsitektur Islam yang ditujukan untuk bangunan ibadah
ataupun non-ibadah.

Anda mungkin juga menyukai