Anda di halaman 1dari 4

NOMOS DAN NOMUS

Sinopsis:
Pada 19 Oktober 2025 di negara ini sedang gempar kasus korupsi terhadap proyek ijin
pembangkit listrik tenaga nuklir, dikenal sebagai kasus ‘Nuse’. Terungkapnya kasus ini
menimbulkan banyak spekulasi terkait siapa dalangnya. Namun, terkuaknya kasus Nuse
menyebabkan tertangkapnya beberapa pejabat akibat terlibat secara langsung maupun tidak
langsung. Aku, Caka, akan berusaha semaksimal mungkin mengungkap kasus ini serta akan
kuceritakan tentang betapa teraniayanya aku menemukan dalangnya hingga akhirnya banyak
hal terjadi.

Prolog:
Bab 1: Kabar Mengejutkan
“Minggu, 19 Oktober 2025, telah ditahan Suryo Noto, Menteri Energi Sumber Daya Mineral
(ESDM), pada Operasi Tangkap Tangan (OTT) Asosiasi Anti Rasuah (ASAR). Suryo
ditangkap terkait kasus korupsi Nuclear Sustainable Energy. …”
Kabar yang disampaikan reporter di salah satu stasiun televisi. Aku sedang duduk dengan
kopi panas di tangan kiriku, dan selembar koran yang belum terbaca di meja depanku. Dalam
keheningan, mataku terpaku pada layar televisi, menyaksikan berita tersebut. Itu adalah kabar
mengejutkan bagiku. Bagaimana bisa Menteri Energi, salah satu figur tertinggi di
pemerintahan, terjerat dalam kasus yang begitu besar dan penting?
Pagi yang cerah di kota Metropolitan X, matahari perlahan muncul di balik cakrawala,
menjelang cahaya pagi yang menjanjikan. Dalam ketenangan fajar, Cakka Adi Birawa
memenuhi sudut kantor pribadinya, dikelilingi oleh aroma kopi yang harum dan koran yang
belum terbaca. Ruang tersebut, yang penuh dengan perabotan kayu gelap dan lukisan
seniman terkenal, menciptakan suasana yang memikat, mencerminkan karakternya yang
puitis. Hari ini, baginya, akan menjadi salah satu yang takkan terlupakan.
Cakka, seorang wartawan berbakat, memiliki kemampuan untuk menggali fakta-fakta yang
tersembunyi dan mengungkapkan cerita-cerita yang paling kompleks. Ia adalah pemimpi,
sosok yang tak pernah puas dengan sekadar berita yang biasa-biasa saja. Dia selalu mencari
kisah yang lebih dalam, lapisan-lapisan misteri yang menunggu untuk diungkapkan.
Pada Minggu, 19 Oktober 2025, berita utama yang memenuhi layar televisi dan halaman
media cetak adalah bencana besar yang mengguncang kedamaian negara ini. Menteri Energi
Sumber Daya Mineral, sosok yang selalu berada di garis depan pemerintahan, ditangkap
dalam peristiwa mencengangkan, mengenai kasus Nuse, Nuclear Sustainable Energy. Ini
bukan sekadar kasus biasa, melainkan mahakarya nasional, harapan besar bagi masa depan
yang lebih cemerlang. Cakka, duduk dalam keheningan yang penuh teka-teki, memandang
layar televisi dengan mata yang memancarkan keheranan dan kebingungan. Bagaimana
mungkin suara gemerisik perubahan bisa melahirkan badai sedemikian rupa, merobek
kedamaian pagi ini dan mengejutkan hatinya yang berdetak kencang?
Seolah alam sendiri merasa gugup dengan berita ini, angin yang bertiup lembut melalui
jendela kantor Cakka, menggetarkan tirai tipis yang menyala. Dalam cahaya pagi yang
merona, Cakka merasa dirinya seperti pemain dalam drama besar, sedang berjalan di atas
panggung takdir, siap untuk menjalani peran penting dalam cerita yang begitu dramatis dan
misterius.
Cakka melipat koran dan meletakkannya dengan hati-hati di atas meja kopi. Aromanya yang
kuat menyegarkan pikirannya, memberinya semangat untuk menghadapi tugas yang
menantinya. Dalam hitungan detik, ia melihat nama "Surya Noto" tercetak dalam huruf tebal
di bagian atas halaman pertama. Dia tahu bahwa nama itu akan menjadi fokusnya hari ini.
Bukan hanya kabar berita yang membuatnya gelisah. Surya Noto adalah salah satu sosok
paling berpengaruh di pemerintahan, dikenal sebagai pemimpin yang cerdas dan karismatik.
Kasus ini, yang tampaknya melibatkan sosok semacam itu, akan menjadi pekerjaan berat,
menguji kemampuannya sebagai seorang jurnalis.
Cakka memandang layar televisi yang terus menyala, di mana seorang reporter berita sedang
memberikan laporan terbaru tentang penangkapan Surya Noto. Informasi yang tersedia
terbatas, tetapi cukup untuk memicu rasa ingin tahu Cakka. Dia ingin tahu lebih banyak, dia
ingin menggali kebenaran di balik selubung misteri ini.
Seolah menerima panggilan hati, Cakka segera menghubungi dua orang rekan setianya:
Intana Pertiwi, yang akrab dipanggil Nana, dan Ardi Arifin, yang biasa dipanggil Didin.
Mereka adalah tim yang tak terpisahkan, tiga sekawan yang selalu bersama dalam menjalani
petualangan jurnalistik mereka.
Dalam hitungan menit, Nana dan Didin tiba di kantor Cakka. Mereka adalah orang-orang
yang berdedikasi, bersedia mengorbankan waktu dan tenaga untuk mengejar kebenaran.
"Ada apa, Cakka?" tanya Nana sambil meletakkan tasnya di samping meja.
Cakka menjelaskan situasi dan menunjukkan berita terbaru yang telah ia kumpulkan. Mereka
berdua duduk di sekitar meja besar yang terletak di pusat ruangan. Cakka, dengan penuh
semangat, memulai percakapan.
"Kasus ini tidak bisa disepelekan, teman-teman. Ini melibatkan Menteri Energi Sumber Daya
Mineral dan proyek Nuse yang menjadi tonggak penting bagi negara ini. Kita harus menggali
lebih dalam, mencari tahu apa yang sesungguhnya terjadi di balik layar."
Didin, yang selalu tenang dan bijak, berpikir sejenak sebelum berbicara, "Kita harus
menyelidiki Surya Noto, latar belakangnya, dan siapa yang mungkin di balik
penangkapannya. Jangan lupa, kita punya kode etik jurnalistik yang harus kita pegang teguh."
Nana, yang penuh semangat, menambahkan, "Tapi, Cakka, kita harus berhati-hati. Kasus
seperti ini bisa sangat berbahaya. Banyak pihak yang tidak ingin kita mengungkapkan
kebenaran."
Cakka mengangguk, memahami betul bahaya yang mengancam mereka. Mereka adalah
wartawan independen yang selalu berani mengungkap kebenaran, dan itu sering kali
membuat mereka menjadi sasaran.
Mereka mulai merencanakan langkah berikutnya. Nana akan mencari sumber-sumber
terpercaya untuk mendapatkan informasi lebih lanjut tentang Surya Noto, sementara Didin
akan mencoba menghubungi beberapa narasumber yang mungkin tahu lebih banyak tentang
proyek Nuse. Cakka sendiri akan mencari tahu lebih tentang sejarah dan latar belakang
proyek tersebut.

[Bab 2: Pertemuan Darurat]


Cakka memutuskan untuk segera bergerak. Ia harus menemui rekannya, Intana Pertiwi, yang
akrab dipanggil Nana, serta Ardi Arifin, yang biasa dipanggil Didin. Mereka bertiga adalah
tim yang selalu bekerja sama dalam mengeksplorasi berita-berita besar.

Cakka segera menghubungi Nana dan Didin, dan dalam hitungan menit, mereka berkumpul
di kantor Cakka. Mereka duduk di sekitar meja besar, dan Cakka membagikan informasi
terbaru yang ia peroleh mengenai kasus Surya Noto.
Cakka mulai mengungkapkan latar belakang Surya Noto, proyek Nuse, dan spekulasi
mengenai dalang di balik proyek tersebut. Namun, sebelum mereka bisa merumuskan
rencana lebih lanjut, pintu kantor Cakka tiba-tiba terbuka dengan keras, mengguncang
seluruh ruangan.

[Bab 3: Ancaman yang Nyata]


Seorang pria bertubuh besar dan wajah bengis masuk ke dalam kantor. Didin segera
melompat berdiri, siap untuk bertindak. Namun, mereka segera menyadari bahwa pria itu
tidak datang sendirian. Di belakangnya, sekelompok pria bersenjatakan pistol dan berjubah
gelap mengintai di luar pintu.
Pria bertubuh besar itu adalah utusan dari kelompok yang dikenal sebagai Sarang Kancil,
mafia dalam pemerintahan yang bermain di balik layar. Mereka melindungi kepentingan
mereka dengan cara apa pun, dan kali ini, mereka ingin menjaga rahasia di balik proyek Nuse
terkubur dalam kegelapan.
Ancaman yang tiba-tiba ini membuat Cakka dan rekan-rekannya terperangah. Didin mencoba
menahan mereka dengan berbicara, namun pria bertubuh besar itu tiba-tiba melepaskan
tembakan peringatan ke udara, mengirimkan pesan jelas bahwa mereka tidak bercanda.

[Bab 4: Keputusan Sulit]


Kejadian tersebut membuat Cakka ragu-ragu. Ia merasa tertekan dan dilema. Di satu sisi, ia
memiliki tugas untuk mengungkap kebenaran dan menjalani kode etik jurnalistiknya. Di sisi
lain, nyawa rekan-rekannya dan keamanan mereka dalam bahaya besar.
Malam itu, Cakka duduk di ruang kerjanya dalam keheningan yang tegang. Ia memikirkan
kemungkinan-kemungkinan yang terbuka di depannya. Apakah ia harus menghentikan
penyelidikan ini, ataukah ia harus terus maju dan menghadapi mafia pemerintahan?

Teka-teki mafia yang berbahaya telah dimulai. Cakka, Nana, dan Didin harus memutuskan
apakah mereka siap menghadapi risiko besar untuk mengungkap kebenaran di balik proyek
Nuse dan melawan kekuatan gelap yang berusaha untuk menjaga rahasia tersebut.

[Bab 5: Babak Baru]


Di antara suasana misteri dan ketegangan, Cakka dan rekan-rekannya bersiap untuk
memasuki dunia yang lebih gelap dan berbahaya dari yang pernah mereka bayangkan.
Mereka tahu bahwa perjalanan ini akan penuh tantangan, pengorbanan, dan pengkhianatan.
Namun, mereka juga tahu bahwa hanya dengan mengungkap kebenaran, mereka dapat
membawa perubahan besar untuk negara ini.
Dalam keheningan malam, Cakka memutuskan bahwa mereka akan terus maju. Mereka akan
berdiri melawan mafia pemerintahan, menguak teka-teki yang semakin pelik, dan
memastikan bahwa kebenaran akhirnya terungkap. Pertarungan mereka yang berbahaya
hanya baru saja dimulai.

Anda mungkin juga menyukai