Anda di halaman 1dari 26

1.

1 Metode Kerja Konstruksi

1.1.1 Data pekerjaan :


1. Kegiatan : Pembangunan Jalan Shortcut 5-6 Singaraja
2. Lokasi Pekerjaan : Kecamatan Sukasada
3. Prop/Kab/Kodya : Kabupaten Singaraja
4. Tahun Anggaran : 2023
Dalam pelaksanaan paket Pembangunan Jalan Shortcut 5-6 Singaraja di Kecamatan
Sukasada, Kabupaten Singaraja terdiri dari beberapa lingkup pekerjaan. Semua lingkup
pekerjaan tersebut harus segera dilaksnakan sejak SPMK diterbitkan sehingga pekerjaan
selesai sesuai dengan rencana waktu pelaksanaan yang telah ditentukan. Volume pekerjaan
yang akan dilaksanakan dalam metode pelaksanaan pekerjaan ini mengacu pada daftar
kuantitas dalam kontrak serta perubahannya (apabila ada) serta setiap memulai pekerjaan
dalam pelaksanaan metode ini di awali dengan pengajuan permohonan daftar pekerjaan/
request yang berisi daftar kebutuhan pekerja dan personil, daftar peralatan, daftar bahan yang
dibutuhkan (telah memenuhi ketentuan/ijin direksi) dan perlengkapan K3 beserta metodenya.
Berikut disampaikan metode kerja dan tahapan pelaksanaan dari masing-masing
lingkup pekerjaan adalah sebagai berikut:
Begitu SPMK kami terima dan serah terima lapangan telah dilakukan, kami terlebih
dahulu akan mengusulkan RMK sebagai pertanggujawaban terhadap mutu dan kualitas akhir
yang diinginkan sekaligus menyampaikan struktur organisasi, mengajukan jenis dan bahan
yang akan digunakan. Kegiatan setelah serah terima lapangan kami akan mobilisasi peralatan
dan personil dan perlengkapan penunjang lainya. selanjutnya kami akan melakukan
stationing/identipikasi lokasi, pengukuran/survey pekerjaan, perhitungan MC 0 berdasarkan
kondisi lapangan, gambar dan jumlah volume pekerjaan dalam kontrak dan hasilnya akan
disampaikan pada rapat PCM dan menjadi acuan awal dalam melaksanakan pekerjaan.
Pekerjaan diawali dengan pekerjaan persiapan lahan, seperti pembersihan lahan dan
pemotongan pohon pada area konstruksi. Setelah itu melakukan mobilisasi berupa tempat
Direksi serta mobilisasi peralatan yang akan digunakan untuk pekerjaan ini. Menyediakan
Papan Nama Proyek sesuai standar ukuran dan dipasang pada awal dan akhir ruas pekerjaan.
Menyediakan rambu-rambu pengaman lalulintas sesuai ukuran yang ditentukan oleh Direksi
Teknik. Melakukan pengukuran stationing panjang dan lebar guna mendapatkan hitungan
awal MC-0 dan berguna untuk mengetahui kondisi dan situasi lokasi pekerjaan. Kemudian
melakukan Mobilisasi Alat dan peralatan yang dibutuhkan terutama pada pekerjaan yang
pertama yang akan diambil.
Setelah mobilisasi personil dan alat, tahapan –tahapan kegiatan selanjutnya adalah
menyediakan Manajemen K3 Konstruksi yaitu meliputi Penyiapan RK3K, Sosialisasi dan
Promosi K3, menyediakan kebutuhan untuk Alat Pelindung Diri/APD (K3) misalnya helm,
rompi, sepatu safety, selop tangan, serta kotak P3K yang berisi obat-obatan kesehatan dalam
hal ini untuk menjaga keselamatan dan kesehatan pekerja pada saat mulai melaksanakan
pekerjaan. Kemudian menyediakan Asuransi dan Perijinan untuk proyek, menyiapkan untuk
Petugas K3 selama jalannya pekerjaan, menyediakan Fasilitas Sarana Kesehatan, dan
menyediakan Rambu-rambu untuk kelancaran pekerjaan.
Setelah pekerjaan persiapan selesai dilakukan. Kemudian melaksanakan pekerjaan
Galian Biasa setelah itu selanjutnya melakukan pejerjaan galian tinggi. Selanjutnya
Melaksanakan pekerjaan Penyiapan Badan Jalan. Selanjutnya melaksanakan pekerjaan
Timbunan Biasa dari Galian. Kemudian melaksanakan pekerjaan Lapis Pondasi Agregat
Kelas A pada pekerjaan Perkerasan Berbutir.
Pekerjaan perkerasan aspal dapat dilaksanakan setelah pekerjaan tersebut diatas telah
selesai dilaksanakan agar tidak mengganggu pekerjaan perkerasan. Pekerjaan pengaspalan
dapat dilakukan secara berurutan atau per segmen sesuai dengan kesiapan kondisi lapangan
yang dimulai dari STA awal sampai dengan STA Akhir. Pekerjaan perkerasan meliputi Lapis
Resap Pengikat yang dikerjakan di atas lapis pondasi Agregat. Setelah pekerjaan Lapis Resap
Pengikat selesai dikerjakan, kemudian dilanjutkan dengan pekerjaan Laston Lapis Aus (AC-
WC). Ketentuan aplikasi suhu pemadatan dan penghamparan campuran mengikuti spesipikasi
teknis yang ditentukan dan semua persyaratan mutu terkait bahan dan produk aspal yang
dikirim kelapangan telah memenuhi persyaratan sesuai spesifikasi teknis dan ijin dari
pengawas/direksi lapangan.
Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan ini selama 383,8 hari kalender. Selama
pekerjaan berlangsung sejak SPMK diterbitkan sampai pekerjaan selesai atau pekerjaan dapat
di PHO kan maka kondisi lapangan harus tetap terpelihara dan terjaga. Selama masa
pemeliharaan selama 720 hari kalender, pekerjaan harus terpelihara dengan baik apabila
terjadi kerusakan maka akan dilaksanakan perbaikan pada titik lokasi yang mengalami
kerusakan.
Proses Pelaksanaan :
Pekerjaan perkerasan tidak kali lakukan dengan cara simultan dikarenakan pekerjaan
perkerasan aspal hanya memerlukan waktu yang sedikit jika bidangkan dengan pekerjaan
galian maupun timbunan, dimana pekerjaan perkerasan aspal yang dilakukan selama 12 hari,
sehingga penggunaan simultan tidak terlalu berpengaruh.
Pekerjaan perkerasn aspal tidak kami lakukan dengan cara simultan juga dikarenakan
meminimalisir terjadinya kesalahan baik yang disengaja maupun tidak disengaja. Seperti,
agregat yang akan bertebangan ketika segmen pada area depan mengerjakan pekerjaan lapis
pondasi agregat A, sedangkan pekerjaan segmen sebelumnya sudah mengerjaan perkerasan
aspal AC-BC. Tidak adanya simultan juga diharapkan dapat mencegah terjadinya kesalahan
alat berat maupun kendaraan yang harus melintas pada area yang seharusnya tidak
diperbolehkan untuk dilewati.
Pekerjaan lapis pondasi agregat kelas A dilakukan secara berbeda antara pekerjaan
badan jalan dan bahu jalan. Dimana pada bahu jalan tidak terdapat perkerasan aspal AC-
BASE, AC-BC. Sehingga, untuk pekerjaannya akan dilakukan berproses pada bahu jalan.
Dimana, ketika pekerjaan lapis pondasi agregat A dilakukan, akan dilakukan setebal badan
jalan. Ketika, dilaksanakan pekerjaan lapis AC-BASE maka pekerjaan lapis LFA pada bahu
jalan akan lanjut dilaksanakan setebal AC-BASE Badan Jalan. Ketika, pekerjaan AC-BC
dilakukan pada badan jalan, makan pekerjaan LFA pada bahu jalan akan lanjut dilakukan
setebal AC-BC pada badan jalan. Sehingga pada saat pekerjaan perkerasan ac-wc

1.1.2 UMUM
7.2.2.1 Mobilisasi
Persiapan awal sebelum pelaksanaan Konstruksi, menyampaikan Surat Permakluman
kepada Pejabat Pembuat Komitmen, PPTK dan Tim Teknis, hingga Tingkat Kecamatan dan
Desa pada lokasi pekerjaan perihal rencana pelaksanaan pekerjaan dimaksud.
Tahap prakonstruksi antara lain :
a) Rekayasa lapangan (Mengukur dan membuat Shop Drawing)
b) Pengukuran panjang pekerjaan dan pemasangan patok-patok pengukuran diurut
sesuai dengan panjang jalan yang telah diukur yang dilaksanakan oleh pemborong bersama
dengan Direksi Teknis.
c) Menyediakan tempat kerja dan daerah kerja sebagai Kantor Direksikeet, kantor
pelaksana, gudang atau barak kerja.
d) Pembuatan Papan Nama yang sesuai dengan spesifikasi teknis dan memasang pada
tempat yang sesuai.
e) Menghitung volume sesuai hasil pengukuran
f) Mobilisasi alat dan peralatan yang diperlukan sesuai dengan standar spesifikasi alat
g) Melakukan Test Properties Material terhadap semua bahan yang akan dipergunakan
h) Membuat Job Mix formula campuran bahan yang akan dipergunakan.
Tahap Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas :
Sebelum pelaksanaan pekerjaan, sebaiknya mempersiapkan peralatan keselamatan
pekerjaan. Peralatan keselamatan tersebut meliputi rambu-rambu pengaman, helm pengaman,
lampu tangan, sepatu dan beberapa perlengkapan yang diperlukan. Perusahaan akan
memberikan jaminan kesehatan dan keselamatan para pekerja. Perusahaan juga menyediakan
petugas K3 serta perlengkapan kesehatan untuk pekerja.
Tahap Pelaksanaan Konstruksi :
Dari hasil pengukuran, Shop Drawing dan perhitungan estimasi yang telah mendapat
persetujuan oleh Direksi secara bertahap dimulai pelaksanaan Konstruksi.
Tahap Akhir Konstruksi :
Pekerjaan yang telah selesai sepenuhnya dan mendapat persetujuan oleh Direksi
Teknis dapat dihentikan. Semua sisa material dibersihkan dari lokasi pekerjaan dengan
menggunakan tenaga manual. Demobilisasi peralatan dari lokasi proyek kembali ke tempat
penyimpanan peralatan pemborong.
Waktu Pelaksanaan :
Time Schedule dibuat dengan perencanaan yang sesuai dengan lingkup pekerjaan
dalam pekerjaan ini jangka waktu pelaksanaan pekerjaan adalah 40 hari kalender dengan
masa pemeliharaan 180 hari kalender. Pekerjaan Administrasi proyek seperti laporan-laporan
yang diperlukan dikerjakan dari minggu awal proyek sampai minggu akhir pelaksanaan.
7.2.2.2 Pengukuran
Untuk mendukung pelaksanaan pekerjaan konstruksi, kami melakukan pengukuran
terlebih dahulu, untuk pelaksanaan pekerjaan pengukuran tersebut harus disaksikan oleh
Direksi yang akan menunjukkan titik referensi. Patokpatok sementara yang kami pasang
dibuat dari kayu, dipasang pada setiap jarak antara 25 sampai 50 meter atau ditentukan dalam
jarak lain, menurut pertimbangan teknis oleh Direksi. Patok-patok ini dipasang sedemikian
rupa sehingga tidak mudah goyang atau hilang dan patok ini dipakai sebagai titik uitzet,
dimana ketinggian patok tersebut dapat diketahui dari hasil pengukuran agar mudah terlihat
patok tersebut dicat berwarna merah. Kami menjaga titik uitzet ini sebagai titik bantu di
dalam pelaksanaan pekerjaan baik oleh Direksi.
Membuat gambar pelaksanaan mulai dari awal pelaksanaan hingga sampai akhir
pelaksanaan MC-0 sampai MC-100. Setiap hasil pengukuran baik yang data ukur dan gambar
harus diketahui dan diparaf dan ditanda tangani oleh Pihak kontraktor, Direksi dan
Konsultan. Data dan gambar yang disajikan harus dibuat pada kertas reproduksi yang
berkwalitas baik, sehingga hasilnya dapat dibaca dengan jelas dan dijilid rapi. Kami akan
menyerahkan gambar-gambar Contruction Drawing (CD) dari pengukuran MC-0.
7.2.2.3 Papan Nama Proyek
Papan nama proyek dibuat dari papan dengan ukuran yang ditentukan.Diletakkan
pada tempat yang mudah dilihat umum. Pada papan nama proyek memuattulisan antara lain :
 Nama proyek/Jenis pekerjaan
 Pemilik proyek
 Lokasi proyek
 Jumlah Biaya proyek
 Sumber Dana
 Masa pelaksanaan, dan
 Nama pelaksana
7.2.2.4 Rambu Pengaman Lalulintas
Kami sebagai penyedia jasa kontraktor akan menyediakan rambu-rambu pengaman
lalulintas sesuai dengan kebutuhan di tempat kerja. Ukuran ramburambu pengaman
disesuaikan dengan kebutuhan. Dibuat dengan triplek kayu sehingga memudahkan pekerja
untuk memindahkan apabila pekerjaan dilokasi tersebut telah selesai. Petunjuk tertulis pada
rambu dibuat sesuai kebutuhan di proyek, yaitu antara lain “Hati-hati ada pekerjaan galian”,
“Hati-hati ada pekerjaan pengaspalan”, “Kami mohon maaf jalan anda ditutup karena ada
pekerjaan pembongkaran badan jalan”, dan lain-lain. Terutama untuk pekerjaan yang
memerlukan pengalihan atau penutupan jalan memerlukan koordinasi pada instansi desa adat
dan kepolisian setempat.
7.2.2.5 Mobilisasi Alat
 Peralatan merupakan hal yang sangat vital dalam pelaksanaan suatu pekerjaan
konstruksi maka ketepatan waktu mobilisasi sangat penting untuk dijadwalkan dengan
baik.
 Mobilisasi alat dilakukan setelah mendapat ijin dari Direksi atau maksimal 7 hari
setelah mendapat surat perintah mulai kerja (SPMK).
 Peralatan yang digunakan akan disesuaikan dengan kebutuhan pelaksanaan. Peralatan
tersebut di atas di simpan di lokasi pekerjaan dan di jaga sehingga dapat dipergunakan
pada waktunya tanpa ada kendala yang dapat mengganggu pekerjaan, misalkan terjadi
kerusakan pada alat yang akan digunakan.
 Demobilisasi alat akan dilakukan setelah semua pekerjaan selesai.

1.1.3 PEKERJAAN TANAH


7.2.3.1 Galian Biasa Clay
Pekerjaan ini mencangkup penggalian badan,bahu jalan dan pembuangan tanah hasil
galian menuju ke area lokasi pekerjaan timbunan. Penggalian akan dilakukan menurut
kelandaian, garis dan evaluasi yang ditentukan pada gambar perencanaan. Pekerjaan galian
menggunakan alat Excavator dan dibantu tenaga manual sesuai kebutuhan di lapangan
Sedangkan hasil galian dibuang dengan Dump truck ke lokasi yang telah mendapatkan
persetujuan Direksi lapangan.
Kebutuhan jasa, bahan, dan peralatan yang akan digunakan :
Tenaga yang dibutuhkan :
Pekerja = 12 orang
Mandor = 1 orang
Operator = 3 orang
Sopir = 5 orang
Petugas K3 = 1 orang
Peralatan yang dibutuhkan : Excavator, Tandem roller, stamper, Dump truck, Alat
Bantu.
Urutan Kerja :
 Menyediakan perlengkapan K3 dan Alat Pelindung Diri (APD) seperti helm, rompi,
masker, selop tangan, sepatu dan perlengkapan keamanan yang lainnya untuk pekerja
sebelum melakukan pekerjaan
 Menyiapkan peralatan yang akan digunakan
 Menempatkan mandor pengawas serta rambu-rambu pengaman untuk kelancaran dan
keamanan pada saat bekerja.
 Menyiapkan gambar kerja sesuai dengan rekayasa lapangan.
 Pekerjaan dimulai dengan melakukan pemasangan patok-patok elvasi panjang, lebar,
serta kedalaman galian yang akan dikerjakan sesuai rencana dan petunjuk Direksi
Teknis.
 Pemasangan Rambu disekitar lokasi pekerjaan untuk menjaga keamanan pekerjaan.
 Galian dilakukan dengan menggunakan excavator ukuran bucket sesuai dengan
keperluan dan kondisi di lapangan.
 Dump truck membuang hasil galian keluar lokasi.
 Galian dikerjakan sesuai dengan kedalaman dan lebar sesuai rencana serta berhati-hati
agar tidak tidak merusak konstruksi/struktur tanah bawah yang digali.
 Galian dilakukan dengan melakukan penggalian berkala dengan kedalaman 4 meter
berturut-turut hingga mendapatkan kedalaman yang ditetapkan sesuai gambar rencana,
 Lakukan finishing akhir untuk persiapan dan trimming dengan menggunakan bucket
excavator agar hasil galian aman dan padat.
 Pelaksana Lapangan selalu mengawasi para pekerja yang sedang berlangsung sehingga
pekerjaan dapat berjalan dengan cepat dan efisien.
 Selama pekerjaan ini berlangsung buat dokumentasi dan selalu adakan pengecekan
terhadap dimensi galian biasa tersebut.
 Pekerjaan perapian dan pembersihan sisa galian dibersihkan oleh beberapa pekerja
untuk dibuang ke dalam Dump truck dan dibawa lalu dibuang ke luar lokasi.
 Apabila pekerjaan terjadi lembur maka perlu dipersiapkan peralatan untuk lembur
antara lain Genzet, lampu penerangan dan rotary, petugas pengawas serta rambu untuk
lembur, petugas K3 beserta perlengkapanya, serta makan dan minum untuk pekerja
yang lembur.

7.2.3.2 Galian Biasa Silt


Pekerjaan ini mencangkup penggalian jalan dan pembuangan tanah hasil galian
menuju ke luar lokasi pekerjaan. Penggalian akan dilakukan menurut kelandaian, garis dan
evaluasi yang ditentukan pada gambar perencanaan. Pekerjaan galian menggunakan alat
Excavator dan dibantu tenaga manual sesuai kebutuhan di lapangan Sedangkan hasil galian
dibuang dengan Dump truck ke lokasi yang telah mendapatkan persetujuan Direksi lapangan.
Kebutuhan jasa, bahan, dan peralatan yang akan digunakan :
Tenaga yang dibutuhkan :
Pekerja = 12 orang
Mandor = 1 orang
Operator = 5 orang
Sopir = 3 orang
Petugas K3 = 1 orang
Peralatan yang dibutuhkan : Excavator, Tandem roller, stamper, Dump truck, Alat
Bantu.
Urutan Kerja :
 Menyediakan perlengkapan K3 dan Alat Pelindung Diri (APD) seperti helm, rompi,
masker, selop tangan, sepatu dan perlengkapan keamanan yang lainnya untuk pekerja
sebelum melakukan pekerjaan
 Menyiapkan peralatan yang akan digunakan
 Menempatkan mandor pengawas serta rambu-rambu pengaman untuk kelancaran dan
keamanan pada saat bekerja.
 Menyiapkan gambar kerja sesuai dengan rekayasa lapangan.
 Pekerjaan dimulai dengan melakukan pemasangan patok-patok elvasi panjang, lebar,
serta kedalaman galian yang akan dikerjakan sesuai rencana dan petunjuk Direksi
Teknis.
 Pemasangan Rambu disekitar lokasi pekerjaan untuk menjaga keamanan pekerjaan.
 Galian dilakukan dengan menggunakan excavator ukuran bucket sesuai dengan
keperluan dan kondisi di lapangan.
 Dump truck membuang hasil galian keluar lokasi.
 Galian dikerjakan sesuai dengan kedalaman dan lebar sesuai rencana serta berhati-hati
agar tidak tidak merusak konstruksi/struktur tanah bawah yang digali.
 Galian dilakukan dengan melakukan penggalian berkala dengan kedalaman 4 meter
berturut-turut hingga mendapatkan kedalaman yang ditetapkan sesuai gambar rencana,
 Lakukan finishing akhir untuk persiapan dan trimming dengan menggunakan bucket
excavator agar hasil galian aman dan padat.
 Pelaksana Lapangan selalu mengawasi para pekerja yang sedang berlangsung sehingga
pekerjaan dapat berjalan dengan cepat dan efisien.
 Selama pekerjaan ini berlangsung buat dokumentasi dan selalu adakan pengecekan
terhadap dimensi galian biasa tersebut.
 Pekerjaan perapian dan pembersihan sisa galian dibersihkan oleh beberapa pekerja
untuk dibuang ke dalam Dump truck dan dibawa lalu dibuang ke luar lokasi.
 Apabila pekerjaan terjadi lembur maka perlu dipersiapkan peralatan untuk lembur
antara lain Genzet, lampu penerangan dan rotary, petugas pengawas serta rambu untuk
lembur, petugas K3 beserta perlengkapanya, serta makan dan minum untuk pekerja
yang lembur.
7.2.3.3 Galian Batu Lunak
Pekerjaan ini merupakan pekerjaan penggalian struktur tanah berbatu sehingga
memerlukan pekerjaan galian batu lunak. Pelaksanaan ini menggunakan alat Jack Hammer
untuk pemecahan batu dan dibantu Excavator untuk menggali dan menuangkan sisa pecahan
ke dalam dump truck untuk dibuang keluar lokasi. Kebutuhan jasa, bahan, dan peralatan yang
akan digunakan :
Tenaga yang dibutuhkan :
 Pekerja = 15 orang
 Mandor = 1 orang
 Operator = 12 orang
 Sopir = 8 orang
 Petugas K3 = 1 orang
Peralatan yang dibutuhkan : Excavator, Jack Hammer, Dump truck, Alat Bantu.
Urutan Kerja :
 Menyediakan perlengkapan K3 dan Alat Pelindung Diri (APD) seperti helm, rompi,
masker, selop tangan, sepatu dan perlengkapan keamanan yang lainnya untuk pekerja
sebelum melakukan pekerjaan
 Menyiapkan peralatan yang akan digunakan
 Menempatkan mandor pengawas serta rambu-rambu pengaman untuk kelancaran dan
keamanan pada saat bekerja.
 Menyiapkan gambar kerja sesuai dengan rekayasa lapangan.
 Pekerjaan dimulai dengan melakukan pemasangan patok-patok elvasi panjang, lebar,
serta kedalaman galian yang akan dikerjakan sesuai rencana dan petunjuk Direksi
Teknis.
 Pemasangan Rambu disekitar lokasi pekerjaan untuk menjaga keamanan pekerjaan.
 Galian dilakukan dengan menggunakan excavator ukuran bucket sesuai dengan
keperluan dan kondisi di lapangan.
 Dump truck membuang hasil galian keluar lokasi.
 Galian dikerjakan sesuai dengan kedalaman dan lebar sesuai rencana serta berhati-hati
agar tidak tidak merusak konstruksi/struktur tanah bawah yang digali.
 Galian dilakukan dengan melakukan penggalian berkala dengan kedalaman 4 meter
berturut-turut hingga mendapatkan kedalaman yang ditetapkan sesuai gambar rencana,
 Lakukan finishing akhir untuk persiapan dan trimming dengan menggunakan bucket
excavator agar hasil galian aman dan padat.
 Pelaksana Lapangan selalu mengawasi para pekerja yang sedang berlangsung sehingga
pekerjaan dapat berjalan dengan cepat dan efisien.
 Selama pekerjaan ini berlangsung buat dokumentasi dan selalu adakan pengecekan
terhadap dimensi galian biasa tersebut.
 Pekerjaan perapian dan pembersihan sisa galian dibersihkan oleh beberapa pekerja
untuk dibuang ke dalam Dump truck dan dibawa lalu dibuang ke luar lokasi.
 Apabila pekerjaan terjadi lembur maka perlu dipersiapkan peralatan untuk lembur
antara lain Genzet, lampu penerangan dan rotary, petugas pengawas serta rambu untuk
lembur, petugas K3 beserta perlengkapanya, serta makan dan minum untuk pekerja
yang lembur.

7.2.3.4 Timbunan dari Galian


Pelaksanaan timbunan dilaksanakan setelah pekerjaan pasangan batu diselesaikan.
Pelaksanaan timbunan menggunakan material hasil pekerjaan menggali yang telah mendapat
persetujuan Direksi Proyek dan memenuhi spesifikasi material timbunan pilihan.
Kebutuhan jasa, bahan, dan peralatan yang akan digunakan :
Tenaga yang dibutuhkan :
Pekerja = 17 orang
Mandor = 1 orang
Operator = 3 orang
Sopir = 2 orang
Petugas K3 = 1 orang
Peralatan yang dibutuhkan : Excavator, Dump truck, Water Tanker, Thamdem Roller,
Sheepfoot roller, Motor GraderAlat Bantu.
Bahan yang digunakan : Timbunan biasa dari galian
Urutan Kerja :
 Melakukan persiapan lokasi pekerjaan berupa : pengukuran dan pemasangan marking
pada area pekerjaan, pembersihan lokasi pekerjaan, dimana harus bebas dari material
organik dan anorganik.
 Menyediakan perlengkapan K3 dan Alat Pelindung Diri (APD) seperti helm, rompi,
masker, selop tangan, sepatu dan perlengkapan keamanan yang lainnya untuk pekerja
sebelum melakukan pekerjaan
 Menyiapkan peralatan yang akan digunakan
 Memasang rambu lalu lintas pada tiap-tiap lokasi yang akan ditimbun.
 Menempatkan mandor pengawas untuk mengawasi kelancaran dan keamanan pada saat
bekerja.
 Timbunan biasa dihampar dengan menggunakan Motor Greader dan dibantu perapian
sisi lapisan yang dilakukan dengan beberapa pekerja.
 Hasil hamparan timbunan disiram air dengan menggunakan Water Tanker lalu
dipadatkan dengan Vibratory Roller sampai mencapai ketabalan dan kepadatan sesuai
dengan spesifikasi teknik.
 Pekerjaan penghamparan dilakukan lapis demi lapis sampai memenuhi elevasi
permukaan timbunan yang sesuai dengan gambar.
 Melakukan pengujian timbunan, pengujian testpit dan cbr untuk menentukan ketebalan
dan kepadatan dari timbunan.
 Perapian hasil pekerjaan, setiap material sisa diangkut dengan dump truck untuk
dibuang pada area yang telah ditentukan.
7.2.3.5 Penyiapan Badan Jalan
Penyiapan badan jalan dilakukan dengan menggunakan alat motor grader, vibro roller
dan water tanker membentuk badan jalan yang di kehendaki sesuai gambar rencana dan
disertai dengan pemadatan tanah dasar dengan menggunakan roda gilas dengan
penggetar/vibro roller sehingga diperoleh tanah dasar yang cukup kuat yang dapat diuji
dengan test tanah dasar.
Urutan kerja:
Sebelum memulai pekerjaan perlu disiapkan shop drawing guna menentukan
kelandaian dari badan jalan baru. Kemudian menyiapkan peralatan APD dan Alat Pelindung
Diri (APD) seperti helm, masker, selop tangan, rompi, sepatu dan yang lainnya yang dapat
mendukung keamanan untuk pekerja sesuai persyaratan dari K3. Menyediakan dan
memasang rambu-rambu serta pengawas untuk mengawasi kelancaran dan keamanan
pekerjaan. Setelah badan jalan dibersihkan dari sampah, tanaman dan humus lalu dilakukan
perataan dan pembentukan badan jalan sesuai dengan gambar rencana. Kemudian dilakukan
pemadatan badan jalan dengan alat pemadat Pedestrian Roller disertai dengan penyiraman air
secara merata dan dipadatkan kembali agar kepadatan badan jalan menjadi optimal.
Melakukan pemeriksaan kepadatan dengan menggunakan Sand Cone. Apabila pekerjaan
terjadi lembur maka perlu dipersiapkan peralatan untuk lembur antara lain Genzet, lampu
penerangan dan rotary, petugas pengawas serta rambu untuk lembur, petugas K3 beserta
perlengkapanya, serta makan dan minum untuk pekerja yang lembur. Perapian dan
pembersihan sisa pekerjaan akan dilaksanakan oleh beberapa pekerja setelah pekerjaan ini
selesai pada tiap lokasi.
7.2.3.6 Pemotongan Pohon Pilihan diameter 15 – 30 cm
Pemotongan pohon dilakukan dengan menggunakan alat Cain Saw (gergaji mesin).
Pohon yang akan dipotong sbelumnya telah dipilih oleh Direksi Teknik dan ditandai dengan
menggunakan penanda cat warna. Menyediakan peralatan APD seperti Helm, selop tangan,
masker, rompi, sepatu safety, dan alat pelindung lainnya yang dibutuhkan. Menempatkan
rambu dan pengawas pekerjaan untuk menjaga keamanan bekerja. Apabila pohon yang
dipotong memerlukan untuk menghilangkan sampai ke akarnya maka akan menggunakan alat
Excavator. Pembuangan pohon dan sisa galian akar akan diangkut dengan menggunakan
dump truck untuk dibuang keluar lokasi. Sisa material yang akan dibersihkan oleh beberapa
pekerja. Kebutuhan jasa, bahan, dan peralatan yang akan digunakan :
Tenaga yang dibutuhkan :
Pekerja = 13 orang
Mandor = 1 orang
Operator = 5 orang
Sopir = 3 orang
Petugas K3 = 1 orang
Peralatan yang dibutuhkan : Cain Saw, Excavator, Dump truck, Alat Bantu.
Urutan Kerja :
 Menyediakan perlengkapan K3 dan Alat Pelindung Diri (APD) seperti helm, rompi,
masker, selop tangan, sepatu dan perlengkapan keamanan yang lainnya untuk pekerja
sebelum melakukan pekerjaan
 Menyiapkan peralatan yang akan digunakan
 Memasang rambu lalu lintas pada tiap-tiap lokasi yang akan ditimbun.
 Menempatkan mandor pengawas untuk mengawasi kelancaran dan keamanan pada saat
bekerja.
 Penggalian akan dilakukan dengan menggunakan Excavator dan pecah batu akan
menggunakan Jack Hammer.
 Hasil dari pecah batu dan sisa material yang mengganggu akan dibersihkan oleh
beberapa pekerja dan dibantu dengan mengunakan Excavator untuk dituangkan
kedalam Dump truck.
 Dump truck membuang hasil galian dan pecah batu menuju luar lokasi pekerjaan

1.1.4 PERKERASAN BERBUTIR


7.2.4.1 Lapis Pondasi Agragat A
Pekerjaan ini meliputi pengadaan, pemasokan, pengangkutan, penghamparan,
pembasahan dan pemadatan agregat A di atas permukaan perkerasan exciting seperti yang
ditunjukkan pada gambar rencana. Pekerjaan ini akan dilaksanakan setelah melakukan
pembersihan pada badan jalan yang akan di hampar Agregat A dan telah mendapat
persetujuan dari Direksi Teknik untuk melaksanakan pekerjaan selanjutnya. Agregat kelas A
dipersiapkan di Base Camp (sesuai dengan Komposisi campuran Job Mix).
Kebutuhan jasa, bahan, dan peralatan yang akan digunakan :
Tenaga yang dibutuhkan :
 Pekerja = 10 orang
 Mandor = 1 orang
 Operator = 4 orang
 Sopir = 4 orang
 Petugas K3 = 1 orang
Peralatan yang dibutuhkan : Wheel Loader,Motor Grader, Vibratory Roller, Dump
truck, Alat Bantu
Bahan yang digunakan : Agregat kelas A
Urutan kerja :
 Pekerjaan ini dilaksanakan setelah pembersihan pada lokasi yang akan dikerjakan
selesai dikerjakan.
 Menyiapkan gambar kerja sesuai dengan rekayasa lapangan yang telah disetujui Direksi
Teknis.
 Menyediakan perlengkapan K3 dan Alat Pelindung Diri (APD) seperti helm, rompi,
masker, selop tangan, sepatu dan perlengkapan keamanan yang lainnya untuk pekerja
sebelum melakukan pekerjaan
 Menyiapkan peralatan yang akan digunakan antara lain sekop, garuk atau alat untuk
merapikan sisa pekerjaan agregat.
 Menempatkan mandor pengawas untuk mengawasi kelancaran dan keamanan pada saat
bekerja.
 Melaksanaan pemasangan rambu-rambu pengaman dilokasi pekerjaan.
 Pemasangan patok-patok pada samping kiri dan samping kanan jalan untuk
mendapatkan ketebalan yang diinginkan.
 Menyiapkan material berupa agregat kelas A (komposisi sesuai job mix) yang
sebelumnya telah disetujui oleh Direksi Teknis di lokasi Base Camp, yang sebelumnya
telah dibuatkan job mix.
 Wheel Loader mengangkut dan menuangkan material dari base camp kedalam dump
truck untuk dibawa ke lokasi pekerjaan j) Lahan yang akan dikerjakan terlebih dahulu
dibersihkan dari sampah sesuai dengan spesifikasi pekerjaan.
 Lahan yang akan dilapisi Agregat kelas A dibersihkan dari humus dan sampah yang
diawasi langsung oleh Direksi Teknik sehingga mendapat persetujuan untuk melakukan
pelapisan Agregat kelas A.
 Penghamparan Agregat dilakukan sesuai dengan panjang, lebar dan ketebalan yang
sesuai dengan gambar dan rencana dilapangan dan telah dipersiapkan dalam lubang
Rekonstruksi
 Pekerjaan penghamparan dilakukan dengan menggunakan Motor Grader dibantu
dengan 10 orang pekerja apabila kondisi penghamparan tidak memungkinkan dilakukan
dengan menggunakan Motor Grader.
 Setelah penghamparan selesai dilakukan, maka dilanjutkan dengan pekerjaan
pemadatan dengan menggunakan Tandem roller dimana pada saat pemadatan agregat
harus dalam keadaan lembab dengan penyiraman air menggunakan Water Tanker yang
bertujuan untuk mendapatkan kepadatan yang optimum.
 Selama pemadatan 10 orang pekerja akan merapikan tepi hamparan dan level
permukaan dengan alat Bantu.
 Pemeriksaan kepadatan agregat dengan menggunakan Sand Cone.
 Apabila pekerjaan terjadi lembur maka perlu dipersiapkan peralatan untuk lembur
antara lain Genzet, lampu penerangan dan rotary, petugas pengawas serta rambu untuk
lembur, petugas K3 beserta perlengkapanya, serta makan dan minum untuk pekerja
yang lembur.
 Sisa material yang sudah tidak terpakai akan dibersihkan oleh 10 orang pekerja agar
tidak mengganggu kenyamanan pekerjaan dan kelancaran lalulintas.

1.1.5 PEKERJAAN ASPAL


7.2.5.1 Lapis Resap Pengikat – Aspal Cair
Pekerjaan ini merupakan pekerjaan penyemprotan lapisan pengikat diatas permukaan
lapis pondasi Agregat yang telah dikerjakan sebelumnya. Permukaan dibersihkan terlebih
dahulu dari kotoran dan minyak tanah sebelum penyemprotan dilaksanakan dengan
menggunakan Compressor dan alat bantu. Peralatan yang dipergunakan : Aspal Sprayer,
Compressor dan angkutan dengan Dump truck. Kebutuhan jasa, bahan, dan peralatan yang
akan digunakan :
Tenaga yang dibutuhkan :
Pekerja = 7 orang
Mandor = 1 orang
Operator = 2 orang
Sopir = 2 orang
Petugas K3 = 1 orang
Peralatan yang dibutuhkan : Aspal Sprayer, Compressor, Alat Bantu
Bahan yang digunakan : Lapis Resap Pengikat – Aspal Cair
Urutan Kerja :
 Menyediakan perlengkapan K3 dan Alat Pelindung Diri (APD) seperti helm,
rompi, masker, selop tangan, sepatu dan perlengkapan keamanan yang lainnya
untuk pekerja sebelum melakukan pekerjaan
 Menyiapkan peralatan yang akan digunakan
 Menempatkan mandor pengawas untuk mengawasi kelancaran dan keamanan
pada saat bekerja.
 Campuran Aspal cair yang dipersiapkan diangkut dengan menggunakan Dump
truk menuju lokasi pekerjaan.
 Sebelum memulai pekerjaan melakukan pemasangan rambu pengaman lalu
lintas dan orang berjaga untuk mengatur lalu lintas pada lokasi tersebut.
 Permukaan yang akan disemprot lapis resap pengikat terlebih dahulu
dibersihkan dari debu dan kotoran dengan compressor.
 Campuran Aspal cair disemprot dengan menggunakan alat Asphalt Sprayer
pada permukaan lapis perkerasan Agregat secara merata.
 Aspal cair yang telah disemprot secara merata sepanjang permukaan akan
didiamkan beberapa saat hingga aspal cair meresap dan mengering.

7.2.5.2 Pekerjaan lapis AUS (AC-WC)


Merupakan lapisan penutup perkerasan aspal diatas permukaan lapis pondasi agregat
dengan ketebalan yang telah ditentukan. Sebagai langkah awal pelaksanaan, untuk
mengetahui kepadatan gilasan maka dilakukan percobaan / Trial AC-WC diluar lokasi proyek
dengan disaksikan direksi teknik, sehingga hasil tersebut sebagai rujukan jumlah lintasan alat
pemadat terutama P. Tyre Roller untuk pelaksanaan selanjutnya.
Kebutuhan jasa, bahan, dan peralatan yang akan digunakan :
 Tenaga yang dibutuhkan :
 Pekerja = 16 orang
 Mandor = 1 orang
 Operator = 3 orang
 Sopir = 10 orang (tergantung kiriman tonase aspal)
 Petugas K3 = 1 orang
Peralatan yang dibutuhkan : Wheel Loader, Asphalt Finisher, Tandem roller, P. Tyre
Roller, Dump truck, Genzet, Alat Bantu.
Bahan yang digunakan : Laston Lapis Aus (AC-WC).
Uraian Metode Pelaksanaan
Pekerjaan ini mencakup pengadaan lapisan padat yang awet dari campuran aspal yang
terdiri dari aggregate dan bahan aspal yang dicampur dipusat instalasi. Pencampuran, serta
menghampar terdiri dari pemasok, pengangkutan, penghamparan dan pemadatan pada lahan
yang telah disiapkan, sesuai dengan garis, kelandaian dan dimensi yang ditujukkan pada
gambar.
Prosedur Umum
 Pekerjaan Persiapan dimulai dengan melakukan campuran percobaan laboratorium
untuk memperoleh suatu campuran rancangan yang memenuhi spesifikasi. Percobaan
campuran di Instalasi pencampur aspal dan penghamparan percobaan yang memenuhi
ketentuan akan menjadikan rancagan campuran dapat disetujui sebagai Rumus
Perbandingan Campuran (JMF).
 Pencampuran dilaksanakan di Asphalt Mixing Plant dengan Sistem Penakaran
(Batching) atau system menrus (Continous) yang memiliki kapasitas yang cukup untuk
memasok mesin penghampar secara terus menerus bilamana menghampar campuran
pada kecepatan normal dan ketebalan yang dikehendaki.
 Wheel Loader memuat agregat ke dalam Cold Bin AMP, aggregat dan aspal dicampur
dan dipanaskan dengan AMP untuk dimuat langsung ke dalam Dump truck dan
diangkut ke lokasi pekerjaan.
 Truck untuk mengangkut campuran sebelumnya harus bersih yang telah disemprot
dengan minyak yang tipis atau bahan sejenisnya untuk mencegah melekatnya campuran
aspal pada bak. Tiap muatan harus ditutup dengan terpal atau bahan lainnya yang cocok
dengan ukuran yang sedemikian rupa agar dapat melindungi campuran aspal terhadap
cuaca.
 Sesaat sebelum penghamparan, permukaan yang akan dihampar harus dibersihkan dari
bahan yang lepas dan yang tidak dikehendaki. Campuran hanya bias dihampar bila
permukaan yang telah dipersiapkan keadaan kering dan tidak turun hujan.
 Campuran aspal panas dihampar dengan finishe dengan suatu kecepatan yang tidak
menyebabkan retak permukaan, koyakan, atau bentuk ketidak rataan lainnya pada
permukaan. Sebelum memulai penghamparan, sepatu (Sreed) alat penghampar harus
dipanaskan. Penghamparan harus dimulai dari jalur yang lebih rendah menuju jalur
yang lebih tinggi bilamana pekerjaan terdiri dari satu lajur, bilamana jalan akan
dihampar hanya setengah lebar jalan atau hanya satu lajur untuk setiap kali
pengoperasian, maka urutan penghamparan harus dilakukan sedemikian rupa sehingga
perbedaan akhir antara panjang penghamparan lajur yang satu dengan yang
bersebelahan pada tiap hari produksi dibuat seminimal mungkin.
 Penggilasan campuran aspal harus terdiri dari tiga operasi yang terpisah sebagai berikut
:
o Penggilasan Awal atau Breakdown
o Penggilasan kedua atau Utama
o Penggilasan akhir/Penyelesaian
 Penggilasan awal atau breakdown harus dilaksanakan baik dengan alat pemadat roda
baja/tandem roller, Penggilasan kedua atau utama harus dilaksanakan dengan alat
pemadat roda karet (Pneumatic Tyre Roller) sedekat mungkin dibelakang penggilasan
awal. Penggilasan akhir atau penyelesaian harus dilaksanakan dengan alat pemadat roda
baja tanpa penggetar. Roda alat pemadat harus dibasahi secara terus menerus untuk
mencegah pelekatan campuran boleh sedikit diminyaki untuk menghindari lengketnya
campuran aspal pada roda. Penggunaan air selama pemadatan disuplai dengan alat
Water Taker.
 Selama pemadatan, sekelompok pekerja akan merapikan tepi hamparan dengan
menggunakan alat Bantu.
 Agar dapat melindungi dan menjaga keselamatan umum dan kelancaran arus lalu lintas
yang melalui atau disekitar pekerjaan, harus memasang dan memeliharan rampu lalu
lintas penghalang dan fasilitas lainnya yang sejenisnya pada setiap tempat dimana
kegiatan pelaksanaan yang akan mengganggu lalu lintas umum. Penempatan petugas
bendera disemua tepat kegiatan pelaksanaan yang mengganggu arus lalu lintas,
terutama pengaturan lalu lintas satu arah. Tugas utama petugas bendera adalah
menggerakkan dan mengatur arus lalu lintas yang melalui dan disekitar pekerjaan
tersebut.
7.2.5.3 Pekerjaan lapis AUS (AC-BC)
Merupakan lapisan penutup perkerasan aspal diatas permukaan lapis pondasi agregat
dengan ketebalan yang telah ditentukan. Sebagai langkah awal pelaksanaan, untuk
mengetahui kepadatan gilasan maka dilakukan percobaan / Trial AC-BC diluar lokasi proyek
dengan disaksikan direksi teknik, sehingga hasil tersebut sebagai rujukan jumlah lintasan alat
pemadat terutama P. Tyre Roller untuk pelaksanaan selanjutnya.
Kebutuhan jasa, bahan, dan peralatan yang akan digunakan :
 Tenaga yang dibutuhkan :
 Pekerja = 16 orang
 Mandor = 1 orang
 Operator = 3 orang
 Sopir = 10 orang (tergantung kiriman tonase aspal)
 Petugas K3 = 1 orang
Peralatan yang dibutuhkan : Wheel Loader, Asphalt Finisher, Tandem roller, P. Tyre
Roller, Dump truck, Genzet, Alat Bantu.
Bahan yang digunakan : Laston Lapis Aus (AC-BC).
Uraian Metode Pelaksanaan
Pekerjaan ini mencakup pengadaan lapisan padat yang awet dari campuran aspal yang
terdiri dari aggregate dan bahan aspal yang dicampur dipusat instalasi. Pencampuran, serta
menghampar terdiri dari pemasok, pengangkutan, penghamparan dan pemadatan pada lahan
yang telah disiapkan, sesuai dengan garis, kelandaian dan dimensi yang ditujukkan pada
gambar.
Prosedur Umum
 Pekerjaan Persiapan dimulai dengan melakukan campuran percobaan laboratorium
untuk memperoleh suatu campuran rancangan yang memenuhi spesifikasi. Percobaan
campuran di Instalasi pencampur aspal dan penghamparan percobaan yang memenuhi
ketentuan akan menjadikan rancagan campuran dapat disetujui sebagai Rumus
Perbandingan Campuran (JMF).
 Pencampuran dilaksanakan di Asphalt Mixing Plant dengan Sistem Penakaran
(Batching) atau system menrus (Continous) yang memiliki kapasitas yang cukup untuk
memasok mesin penghampar secara terus menerus bilamana menghampar campuran
pada kecepatan normal dan ketebalan yang dikehendaki.
 Wheel Loader memuat agregat ke dalam Cold Bin AMP, aggregat dan aspal dicampur
dan dipanaskan dengan AMP untuk dimuat langsung ke dalam Dump truck dan
diangkut ke lokasi pekerjaan.
 Truck untuk mengangkut campuran sebelumnya harus bersih yang telah disemprot
dengan minyak yang tipis atau bahan sejenisnya untuk mencegah melekatnya campuran
aspal pada bak. Tiap muatan harus ditutup dengan terpal atau bahan lainnya yang cocok
dengan ukuran yang sedemikian rupa agar dapat melindungi campuran aspal terhadap
cuaca.
 Sesaat sebelum penghamparan, permukaan yang akan dihampar harus dibersihkan dari
bahan yang lepas dan yang tidak dikehendaki. Campuran hanya bias dihampar bila
permukaan yang telah dipersiapkan keadaan kering dan tidak turun hujan.
 Campuran aspal panas dihampar dengan finishe dengan suatu kecepatan yang tidak
menyebabkan retak permukaan, koyakan, atau bentuk ketidak rataan lainnya pada
permukaan. Sebelum memulai penghamparan, sepatu (Sreed) alat penghampar harus
dipanaskan. Penghamparan harus dimulai dari jalur yang lebih rendah menuju jalur
yang lebih tinggi bilamana pekerjaan terdiri dari satu lajur, bilamana jalan akan
dihampar hanya setengah lebar jalan atau hanya satu lajur untuk setiap kali
pengoperasian, maka urutan penghamparan harus dilakukan sedemikian rupa sehingga
perbedaan akhir antara panjang penghamparan lajur yang satu dengan yang
bersebelahan pada tiap hari produksi dibuat seminimal mungkin.
 Penggilasan campuran aspal harus terdiri dari tiga operasi yang terpisah sebagai berikut
:
o Penggilasan Awal atau Breakdown
o Penggilasan kedua atau Utama
o Penggilasan akhir/Penyelesaian
 Penggilasan awal atau breakdown harus dilaksanakan baik dengan alat pemadat roda
baja/tandem roller, Penggilasan kedua atau utama harus dilaksanakan dengan alat
pemadat roda karet (Pneumatic Tyre Roller) sedekat mungkin dibelakang penggilasan
awal. Penggilasan akhir atau penyelesaian harus dilaksanakan dengan alat pemadat roda
baja tanpa penggetar. Roda alat pemadat harus dibasahi secara terus menerus untuk
mencegah pelekatan campuran boleh sedikit diminyaki untuk menghindari lengketnya
campuran aspal pada roda. Penggunaan air selama pemadatan disuplai dengan alat
Water Taker.
 Selama pemadatan, sekelompok pekerja akan merapikan tepi hamparan dengan
menggunakan alat Bantu.
 Agar dapat melindungi dan menjaga keselamatan umum dan kelancaran arus lalu lintas
yang melalui atau disekitar pekerjaan, harus memasang dan memeliharan rampu lalu
lintas penghalang dan fasilitas lainnya yang sejenisnya pada setiap tempat dimana
kegiatan pelaksanaan yang akan mengganggu lalu lintas umum. Penempatan petugas
bendera disemua tepat kegiatan pelaksanaan yang mengganggu arus lalu lintas,
terutama pengaturan lalu lintas satu arah. Tugas utama petugas bendera adalah
menggerakkan dan mengatur arus lalu lintas yang melalui dan disekitar pekerjaan
tersebut.
7.2.5.4 Pekerjaan lapis AUS (AC-BASE)
Merupakan lapisan penutup perkerasan aspal diatas permukaan lapis pondasi agregat
dengan ketebalan yang telah ditentukan. Sebagai langkah awal pelaksanaan, untuk
mengetahui kepadatan gilasan maka dilakukan percobaan / Trial AC-BASE diluar lokasi
proyek dengan disaksikan direksi teknik, sehingga hasil tersebut sebagai rujukan jumlah
lintasan alat pemadat terutama P. Tyre Roller untuk pelaksanaan selanjutnya.
Kebutuhan jasa, bahan, dan peralatan yang akan digunakan :
 Tenaga yang dibutuhkan :
 Pekerja = 16 orang
 Mandor = 1 orang
 Operator = 3 orang
 Sopir = 10 orang (tergantung kiriman tonase aspal)
 Petugas K3 = 1 orang
Peralatan yang dibutuhkan : Wheel Loader, Asphalt Finisher, Tandem roller, P. Tyre
Roller, Dump truck, Genzet, Alat Bantu.
Bahan yang digunakan : Laston Lapis Aus (AC-BASE).
Uraian Metode Pelaksanaan
Pekerjaan ini mencakup pengadaan lapisan padat yang awet dari campuran aspal yang
terdiri dari aggregate dan bahan aspal yang dicampur dipusat instalasi. Pencampuran, serta
menghampar terdiri dari pemasok, pengangkutan, penghamparan dan pemadatan pada lahan
yang telah disiapkan, sesuai dengan garis, kelandaian dan dimensi yang ditujukkan pada
gambar.
Prosedur Umum
 Pekerjaan Persiapan dimulai dengan melakukan campuran percobaan laboratorium
untuk memperoleh suatu campuran rancangan yang memenuhi spesifikasi. Percobaan
campuran di Instalasi pencampur aspal dan penghamparan percobaan yang memenuhi
ketentuan akan menjadikan rancagan campuran dapat disetujui sebagai Rumus
Perbandingan Campuran (JMF).
 Pencampuran dilaksanakan di Asphalt Mixing Plant dengan Sistem Penakaran
(Batching) atau system menrus (Continous) yang memiliki kapasitas yang cukup untuk
memasok mesin penghampar secara terus menerus bilamana menghampar campuran
pada kecepatan normal dan ketebalan yang dikehendaki.
 Wheel Loader memuat agregat ke dalam Cold Bin AMP, aggregat dan aspal dicampur
dan dipanaskan dengan AMP untuk dimuat langsung ke dalam Dump truck dan
diangkut ke lokasi pekerjaan.
 Truck untuk mengangkut campuran sebelumnya harus bersih yang telah disemprot
dengan minyak yang tipis atau bahan sejenisnya untuk mencegah melekatnya campuran
aspal pada bak. Tiap muatan harus ditutup dengan terpal atau bahan lainnya yang cocok
dengan ukuran yang sedemikian rupa agar dapat melindungi campuran aspal terhadap
cuaca.
 Sesaat sebelum penghamparan, permukaan yang akan dihampar harus dibersihkan dari
bahan yang lepas dan yang tidak dikehendaki. Campuran hanya bias dihampar bila
permukaan yang telah dipersiapkan keadaan kering dan tidak turun hujan.
 Campuran aspal panas dihampar dengan finishe dengan suatu kecepatan yang tidak
menyebabkan retak permukaan, koyakan, atau bentuk ketidak rataan lainnya pada
permukaan. Sebelum memulai penghamparan, sepatu (Sreed) alat penghampar harus
dipanaskan. Penghamparan harus dimulai dari jalur yang lebih rendah menuju jalur
yang lebih tinggi bilamana pekerjaan terdiri dari satu lajur, bilamana jalan akan
dihampar hanya setengah lebar jalan atau hanya satu lajur untuk setiap kali
pengoperasian, maka urutan penghamparan harus dilakukan sedemikian rupa sehingga
perbedaan akhir antara panjang penghamparan lajur yang satu dengan yang
bersebelahan pada tiap hari produksi dibuat seminimal mungkin.
 Penggilasan campuran aspal harus terdiri dari tiga operasi yang terpisah sebagai berikut
:
o Penggilasan Awal atau Breakdown
o Penggilasan kedua atau Utama
o Penggilasan akhir/Penyelesaian
 Penggilasan awal atau breakdown harus dilaksanakan baik dengan alat pemadat roda
baja/tandem roller, Penggilasan kedua atau utama harus dilaksanakan dengan alat
pemadat roda karet (Pneumatic Tyre Roller) sedekat mungkin dibelakang penggilasan
awal. Penggilasan akhir atau penyelesaian harus dilaksanakan dengan alat pemadat roda
baja tanpa penggetar. Roda alat pemadat harus dibasahi secara terus menerus untuk
mencegah pelekatan campuran boleh sedikit diminyaki untuk menghindari lengketnya
campuran aspal pada roda. Penggunaan air selama pemadatan disuplai dengan alat
Water Taker.
 Selama pemadatan, sekelompok pekerja akan merapikan tepi hamparan dengan
menggunakan alat Bantu.
 Agar dapat melindungi dan menjaga keselamatan umum dan kelancaran arus lalu lintas
yang melalui atau disekitar pekerjaan, harus memasang dan memeliharan rampu lalu
lintas penghalang dan fasilitas lainnya yang sejenisnya pada setiap tempat dimana
kegiatan pelaksanaan yang akan mengganggu lalu lintas umum. Penempatan petugas
bendera disemua tepat kegiatan pelaksanaan yang mengganggu arus lalu lintas,
terutama pengaturan lalu lintas satu arah. Tugas utama petugas bendera adalah
menggerakkan dan mengatur arus lalu lintas yang melalui dan disekitar pekerjaan
tersebut.

1.1.6 PEKERJAAN DRAINASE


7.2.6.1 Galian Untuk Selokan Drainase dan Saluran Air

Penggalian akan dilakukan sebagaimana yang diperlukan untuk membentuk Selokan


baru atau lama. Kelandaian / kemiringan penggalian akan dilaksanakan sesuai yang ditujukan
pada gambar perencanaan. Seluruh bahan hasil galian akan dibuang dan diratakan sedemikian
rupa, sehingga dapat mencegah setiap dampak lingkungan yang terjadi. Penggalian tanah
biasa akan digunakan Excavator dan dibantu tenaga manual sesuai kebutuhan dilapangan.
Sedangkan hasil galian dibuang dengan Dump truck ke lokasi yang telah mendapatkan
persetujuan Direksi lapangan. Kebutuhan jasa, bahan, dan peralatan yang akan digunakan :
Tenaga yang dibutuhkan :
 Pekerja = 12 orang
 Mandor = 1 orang
 Operator = 3 orang
 Sopir = 2 orang
 Petugas K3 = 1 orang
Peralatan yang dibutuhkan : Excavator, Dump truck, Alat Bantu.
Urutan kerja :
 Menyiapkan gambar kerja sesuai dengan rekayasa lapangan.
 Menyediakan perlengkapan K3 dan Alat Pelindung Diri (APD) seperti helm, rompi,
masker, selop tangan, sepatu dan perlengkapan keamanan yang lainnya untuk pekerja
sebelum melakukan pekerjaan
 Menyiapkan peralatan yang akan digunakan
 Menempatkan mandor pengawas serta rambu-rambu pengaman untuk kelancaran dan
keamanan pada saat bekerja.
 Menempatkan rambu-rambu pengaman lalu lintas
 Lahan yang akan digali dipersiapkan sebelumnya dengan melakukan pemasangan patok
elevasi panjang, lebar, dan kedalamannya sesuai dengan rencana kebutuhan di
lapangan.
 Melakukan pemasangan rambu keamanan untuk menjaga hal-hal yang tidak diharapkan
pada saat pelaksanaan pekerjaan.
 Excavator menggali dan menuangkan material hasil galian kedalam Dump truck
 Dump truck membuang hasil galian keluar lokasi.
 Penggalian akan dilakukan sesuai dengan kedalaman yang ditetapkan pada gambar
perencanaan.
 Sekelompok pekerja akan merapikan hasil sisa galian.
 Apabila pekerjaan terjadi lembur maka perlu dipersiapkan peralatan untuk lembur
antara lain Genzet, lampu penerangan dan rotary, petugas pengawas serta rambu untuk
lembur, petugas K3 beserta perlengkapanya, serta makan dan minum untuk pekerja
yang lembur.
7.2.6.2 Pekerjaan Pasangan U-DITCH

Pekerjaan Pasangan U-Ditch dilakukan setelah pekerjaan galian selokan dilaksanakan.


Pekerjaan tersebut mencakup pelapisan pemesanan precast u-ditch, mobilisasi precast u-ditch
menuju lokasi proyek, dan pemsangan u-ditch pada area galian drainase yang telah disiapkan.
Tenaga yang dibutuhkan :
 Pekerja = 20 orang
 Tukang = 10 orang
 Mandor = 1 orang
 Operator = 5 orang
 Petugas K3 = 1 orang
Peralatan yang dibutuhkan : Eksavator, Dump truck
Bahan yang digunakan : Precast U-Ditch
Urutan kerja :
 dimulai dengan melakukan pengukuran dan membuat patok ukur tetap yang menjadi
pedoman bagi pengukuran-pengukuran lanjutan.
Patok tetap ini, dibuat di luar garis bangunan yang akan dibangun agar tidak hilang
selama pelaksanaan.
 menggali tanah dengan ukuran lebar sama dengan lebar pondasi bagian bawah dengan
kedalaman yang disyaratkan
 Cek posisi, lebar, kedalaman dan kerapiannya sesuai dengan rencana
 Urug pasir di ratakan pada dasar galian dan disiram air untuk mendapatkan
kelembapan yang optimum untuk pemadatan, kemudian pasir urug dipadatkan dengan
alat stamper
 Pasang bowplank bantu untuk membantu kelurusan pemasangan saluran precast dan
level permukaan saluran rata.
 Pemindahan saluran precast (saluran U) ke dalam galian yang telah disiapkan
sebelumnya,
Pemindahan dilakukan dengan alat bantu seperti excavator, crane, tripod, dan alat bantu
lainnya.
 Saluran U di atur kelurusan dan level permukaan salurannya dibantu dengan
menggunakan benangan bowplank.
Celah antara galian dan saluran precast di urug kembali dengan tanah bekas galian, dan
sisa galian yang tidak digunakan sebagai bahan urugan dibuang atau diratakan di sekitar
saluran.

Anda mungkin juga menyukai