Anda di halaman 1dari 11

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MENGURAIKAN

PESAN DALAM DONGENG DENGAN METODE NUMBERED HEAD


TOGETHER SISWA KELAS 3 SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN
2023/2024

1 2 3
Septi Puji Rahayu , Amin Mustofa , I Made Suarsana
1
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FKIP, Universitas Terbuka
2
Prodi, Fakultas, Perguruan Tinggi

E-mail : ayyusepti649@gamil.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa kelas 3 di SDN Gerit 02
melalui penerapan metode Numbered Head Together (NHT) dalam mengurai pesan dongeng.
Tantangan keaktifan dan hasil belajar siswa, terutama seiring perkembangan teknologi dan perubahan
kebutuhan belajar, menjadi fokus utama. Metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) digunakan dengan
sampel siswa kelas 3. Analisis data menggunakan statistik deskriptif dan uji t menunjukkan
peningkatan signifikan dalam pemahaman siswa di kelompok eksperimen yang menerapkan NHT.
Temuan ini konsisten dengan penelitian sebelumnya tentang efektivitas metode kolaboratif. Penerapan
NHT diharapkan dapat menjadi alternatif efektif untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa
kelas 3, memberikan kontribusi pada pengembangan metode pembelajaran yang lebih efektif di
tingkat sekolah dasar.
Kata kunci: Metode Numbered Head Together, Pemahaman Siswa, Penguraian, Pesan Dongeng

ABSTRACT
This research aims to enhance the engagement and learning outcomes of 3rd-grade students at SDN
Gerit 02 through the implementation of the Numbered Head Together (NHT) method in deciphering
the messages within fairy tales. The challenges of student engagement and learning outcomes,
particularly in the context of technological advancements and changing learning needs, are the
primary focus. The Classroom Action Research (CAR) method is employed with a sample of 3rd-
grade students. Data analysis using descriptive statistics and t-tests indicates a significant
improvement in student understanding within the experimental group applying the NHT method.
These findings align with prior research on the effectiveness of collaborative methods. The
implementation of NHT is expected to be an effective alternative to boost engagement and learning
outcomes for 3rd-grade students, contributing to the development of more effective teaching methods
at the elementary school level.
Keywords: Numbered Head Together Method, Student Understandin,g Message, Deciphering Fairy
Tales

PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam pembentukan karakter dan
kualitas sumber daya manusia di suatu negara (Manasikana, 2018). Salah satu elemen kunci
dalam proses pendidikan adalah efektivitas metode pengajaran yang digunakan oleh guru
untuk menyampaikan materi kepada siswa (Rohmawati, A. (2015). Di SDN Gerit 02, terdapat
tantangan dalam meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa kelas 3, khususnya dalam
memahami dan mengurai pesan dalam dongeng.
Terdapat permasalahan yang berkaitan dengan keaktifan siswa dalam memahami dan
mengurai pesan dalam dongeng. Seiring dengan perkembangan teknologi dan perubahan
kebutuhan belajar siswa, metode pengajaran tradisional mungkin tidak lagi efektif dalam
meningkatkan partisipasi siswa. Oleh karena itu, penting untuk mengeksplorasi metode
pembelajaran yang dapat merangsang keaktifan siswa secara maksimal, khususnya dalam
konteks mengurai pesan dalam dongeng. Selain tantangan keaktifan siswa, masalah terkait
hasil belajar juga menjadi fokus perhatian di SDN Gerit 02, kelas 3. Hasil belajar yang
optimal menjadi indikator keberhasilan suatu sistem pendidikan.
Metode pengajaran tradisional mungkin tidak lagi memadai untuk memenuhi kebutuhan
belajar siswa saat ini. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan yang inovatif dan efektif untuk
mengatasi masalah ini. Salah satu metode yang potensial adalah Numbered Head Together
(NHT), di mana siswa bekerja sama dalam kelompok kecil untuk mengurai pesan dalam
dongeng. Metode ini telah menunjukkan keberhasilan dalam meningkatkan keterlibatan siswa
dan memahami materi pelajaran (Aslam, A. 2022). Penelitian sebelumnya telah memberikan
kontribusi penting dalam mengidentifikasi berbagai metode pengajaran yang efektif dan
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
Hasil penelitian oleh Smith (2019) menunjukkan bahwa penggunaan metode kolaboratif
seperti NHT dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran. Studi oleh
Royani, A. (2017) juga menegaskan bahwa pembelajaran kooperatif dapat memotivasi siswa
untuk aktif berpartisipasi dalam proses pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk
memperluas pengetahuan dan kontribusi terkait penggunaan metode NHT dalam konteks
mengurai pesan dalam dongeng di kelas 3 SDN Gerit 02.
Dalam konteks pembelajaran pesan dalam dongeng di SDN Gerit 02, kelas 3, terdapat
dua permasalahan utama yang perlu diatasi. Pertama, terdapat tantangan signifikan terkait
keaktifan siswa dalam memahami dan mengurai pesan dalam dongeng. Perkembangan
teknologi dan perubahan kebutuhan belajar siswa menunjukkan bahwa metode pengajaran
konvensional mungkin tidak lagi optimal untuk memotivasi siswa secara aktif dalam proses
pembelajaran. Kedua, hasil belajar siswa dalam mengurai pesan dalam dongeng menjadi
perhatian utama. Sejauh mana metode pengajaran yang digunakan dapat meningkatkan
pemahaman siswa dan mencapai standar kompetensi yang diharapkan? Dengan merumuskan
pertanyaan-pertanyaan ini, penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi dan
mengidentifikasi sejauh mana metode Numbered Head Together (NHT) dapat efektif
mengatasi tantangan keaktifan siswa dan meningkatkan hasil belajar mereka dalam mengurai
pesan dalam dongeng di kelas 3 SDN Gerit 02.
Dengan mengintegrasikan temuan dari penelitian sebelumnya, diharapkan penelitian ini
dapat memberikan kontribusi positif terhadap peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa.
Dengan mengkaji konsep dan teori yang relevan, serta memanfaatkan temuan dari penelitian
sebelumnya, penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam
tentang efektivitas metode NHT dalam mengurai pesan dalam dongeng bagi siswa kelas 3.

METODE
Penelitian ini menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk
meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa kelas 3 di SDN Gerit 02 pada semester 1
tahun pelajaran 2023/2024. Sampel penelitian ini terdiri dari 6 siswa kelas 3 di SDN Gerit 02
dengan 2 orang Wanita dan 4 orang pria. Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terdiri dari
empat tahap utama, yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (action), observasi
(observation), dan refleksi (reflection). Setiap siklus bertujuan untuk meningkatkan keaktifan
dan hasil belajar siswa. Berikut adalah penjelasan per siklusnya.

Gambar 1. Gambar Penelitian Tindakan Kelas.

Siklus pertama Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di SDN Gerit 02 fokus pada
perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Guru menetapkan tujuan untuk
meningkatkan keaktifan siswa dengan tugas mengurai pesan dongeng dalam kelompok.
Anggota kelompok memiliki peran bergantian sebagai "kepala kelompok" yang memimpin
diskusi, diikuti dengan presentasi hasil diskusi. Observasi mencakup tingkat partisipasi siswa
dan reaksi terhadap materi. Siklus pertama diakhiri dengan refleksi guru, mengevaluasi data
dan merencanakan penyesuaian.
Siklus kedua melibatkan perubahan berdasarkan refleksi siklus sebelumnya. Tugas
ditingkatkan untuk memperdalam pemahaman siswa terhadap pesan dalam dongeng,
sementara peran "kepala kelompok" diperkuat. Observasi dilakukan terhadap interaksi siswa
dan tingkat pemahaman mereka. Refleksi guru mengarah pada evaluasi efektivitas
penyesuaian metode dan perencanaan langkah-langkah selanjutnya untuk terus meningkatkan
keaktifan dan hasil belajar siswa. Proses ini berulang dalam siklus berikutnya dengan
penyesuaian yang berkelanjutan guna mencapai tujuan penelitian secara progresif.
Penelitian ini dilakukan di SDN Gerit 02, yang merupakan sebuah sekolah dasar di
wilayah tertentu. Lokasi ini dipilih karena memiliki karakteristik yang mewakili konteks
pendidikan dasar di daerah tersebut. Instrumen penelitian ini terdiri dari dua bagian utama.
Pertama, terdapat tes awal untuk mengukur pemahaman siswa terhadap penguraian pesan
dalam dongeng sebelum diterapkan metode NHT. Tes ini dikembangkan berdasarkan
kurikulum dan materi pelajaran yang telah ditetapkan.
Penelitian ini melibatkan uji tes akhir setelah penerapan metode Numbered Head
Together (NHT) untuk mengevaluasi peningkatan pemahaman siswa. Untuk menjamin
validitas instrumen, uji validitas konten dilakukan oleh ahli pendidikan dan ahli bahasa yang
menilai kecocokan isi tes dengan tujuan penelitian. Selanjutnya, untuk memastikan reliabilitas
instrumen, uji reliabilitas menggunakan metode konsistensi internal (Cronbach's alpha)
dilakukan terhadap tes awal dan tes akhir. Hasil uji reliabilitas menunjukkan nilai yang
memadai untuk digunakan dalam PTK ini.
Proses pengumpulan data terdiri dari dua tahap. Tahap pertama melibatkan administrasi
tes awal kepada seluruh sampel siswa kelas 3 di SDN Gerit 02 sebelum penerapan metode
NHT. Setelah itu, tahap kedua melibatkan penerapan metode NHT dalam proses pembelajaran
untuk mengurai pesan dalam dongeng, diikuti dengan administrasi tes akhir. Data hasil tes
awal dan tes akhir akan dianalisis menggunakan metode statistik deskriptif untuk
mendapatkan gambaran umum dari peningkatan pemahaman siswa. Selain itu, uji statistik t
akan digunakan untuk membandingkan skor rata-rata antara tes awal dan tes akhir.
Semua analisis data akan dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak statistik
seperti SPSS (Statistical Package for the Social Sciences). Pendekatan ini diharapkan dapat
memberikan pemahaman yang mendalam tentang efektivitas metode NHT dalam
meningkatkan pemahaman siswa dalam mengurai pesan dalam dongeng melalui siklus-siklus
tindakan yang terencana dan refleksif. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
kontribusi bagi pengembangan metode pembelajaran yang lebih efektif di tingkat sekolah
dasar.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Siklus 1
Perencanaan:
Siklus pertama Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di SDN Gerit 02 dimulai dengan
perencanaan yang bertujuan untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa kelas 3
dalam mengurai pesan dongeng. Tujuan utama dari siklus ini adalah menciptakan suatu
lingkungan pembelajaran yang mendukung partisipasi aktif siswa dan meningkatkan
pemahaman mereka terhadap pesan dalam dongeng. Dalam tahap perencanaan, guru
menetapkan tujuan spesifik yang mencakup peningkatan keaktifan siswa selama proses
pembelajaran dan peningkatan hasil belajar mereka dalam mengurai pesan dongeng. Tugas
yang diberikan kepada siswa melibatkan pembentukan kelompok, di mana setiap anggota
kelompok bergantian menjadi "kepala kelompok" yang memimpin diskusi.
Pelaksanaan
Dalam tahap pelaksanaan siklus pertama Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di SDN
Gerit 02, tugas yang telah direncanakan diimplementasikan dengan membentuk kelompok
siswa. Setiap kelompok terdiri dari anggota yang bergantian menjadi "kepala kelompok" pada
setiap sesi diskusi. Setiap anggota kelompok memiliki nomor urut, yang menentukan siapa
yang menjadi pemimpin diskusi pada suatu waktu. Tugas kelompok adalah mengurai pesan
dalam dongeng.
Proses diskusi ini disertai dengan observasi terhadap tingkat partisipasi siswa selama
berlangsungnya kegiatan. Guru mencatat reaksi siswa terhadap materi yang dibahas dan
sejauh mana mereka terlibat dalam diskusi kelompok. Selanjutnya, data-data tersebut akan
dijadikan dasar untuk evaluasi keaktifan siswa.
Inisial Siswa Siklus 1 Keaktifan (Skala 1-5) Siklus 1 Hasil Belajar (Nilai)
1 4 85
2 3 78
3 5 92
4 2 65
5 4 88
6 3 75

Berdasarkan tabel hasil siklus pertama Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di SDN Gerit
02, terlihat bahwa keaktifan dan hasil belajar siswa tercermin dalam angka-angka yang
tercatat. Misalkan, siswa dengan nomor urut 3 menunjukkan keaktifan dan hasil belajar yang
tinggi dengan skor keaktifan 5 dan nilai hasil belajar 92. Sebaliknya, siswa dengan nomor urut
4 menunjukkan keaktifan dan hasil belajar yang lebih rendah dengan skor keaktifan 2 dan
nilai hasil belajar 65. Analisis data dari tabel mengindikasikan adanya variasi dalam
partisipasi siswa dan pemahaman mereka terhadap materi. Siswa dengan skor tinggi
cenderung memiliki hasil belajar yang lebih baik, tetapi masih terdapat siswa dengan
keaktifan tinggi namun memiliki nilai hasil belajar yang relatif lebih rendah, dan sebaliknya.
Hal ini dapat menjadi dasar refleksi guru untuk mengevaluasi faktor-faktor apa yang dapat
mempengaruhi kinerja siswa tersebut. Selain itu, hasil tabel juga menjadi landasan untuk
menilai distribusi nilai dan keaktifan secara keseluruhan di kelas. Dari data yang tercatat, guru
dapat mengidentifikasi tren umum, pola, atau potensi kesulitan tertentu yang dihadapi oleh
kelompok atau individu siswa. Informasi ini menjadi dasar untuk merancang penyesuaian
pada siklus berikutnya, termasuk pengaturan kelompok atau pemberian bimbingan tambahan
kepada siswa tertentu yang memerlukan dukungan ekstra. Secara keseluruhan, analisis hasil
tabel menjadi instrumen yang sangat penting untuk membimbing guru dalam pengambilan
keputusan dan perbaikan berkelanjutan dalam proses pembelajaran.
Observasi
Observasi pada siklus pertama menunjukkan peningkatan keaktifan siswa, tetapi hasil
belajar siswa masih bervariasi. Hal ini dapat diartikan bahwa, meskipun siswa terlibat lebih
aktif dalam proses pembelajaran, namun tingkat pencapaian pemahaman materi masih belum
merata di seluruh kelompok siswa. Ketika kita melihat tabel hasil siklus 1 dengan skala
keaktifan (1-5) dan nilai hasil belajar, kita dapat menemukan korelasi antara keaktifan siswa
dengan hasil belajar mereka. Misalnya, siswa dengan keaktifan tinggi (skor 4-5) cenderung
memiliki nilai hasil belajar yang lebih tinggi. Namun, terdapat juga siswa dengan keaktifan
tinggi namun memiliki nilai hasil belajar yang relatif lebih rendah.
Refleksi
Refleksi guru mengindikasikan bahwa penyesuaian metode diskusi dan peran "kepala
kelompok" diperlukan untuk meratakan hasil belajar. Hal ini bisa mencakup penguatan peran
"kepala kelompok" dalam membimbing diskusi untuk memastikan bahwa setiap anggota
kelompok terlibat aktif dan memahami konsep dengan baik. Selain itu, metode diskusi
mungkin perlu disesuaikan untuk menciptakan kesempatan yang lebih merata bagi setiap
siswa untuk berkontribusi, sehingga hasil belajar dapat meningkat secara konsisten di seluruh
kelas. Dengan mengaitkan hasil observasi dan refleksi ini dengan data pada tabel, guru dapat
merancang strategi perbaikan yang lebih spesifik untuk siklus berikutnya. Misalnya, guru
dapat mengidentifikasi siswa yang memerlukan dukungan tambahan atau mengatur ulang
kelompok diskusi untuk memaksimalkan interaksi dan pembelajaran antar sesama siswa.
Melalui proses ini, diharapkan hasil belajar dapat lebih merata dan meningkat secara
signifikan pada siklus berikutnya.
Siklus 2:
Perencanaan
Dalam tahap perencanaan siklus kedua Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di SDN Gerit
02, tujuan utama adalah meningkatkan hasil belajar siswa dengan dua fokus utama:
memperkuat peran "kepala kelompok" dan meningkatkan kompleksitas tugas. Penguatan
peran "kepala kelompok" bertujuan untuk memastikan bahwa setiap siswa tidak hanya
berpartisipasi aktif dalam diskusi kelompok tetapi juga bertanggung jawab atas
pembimbingan kelompok, menciptakan suasana kolaboratif yang lebih efektif. Tugas
ditingkatkan untuk memperdalam pemahaman siswa terhadap pesan dalam dongeng. Tugas
ini mungkin melibatkan analisis yang lebih mendalam, pemecahan masalah yang lebih
kompleks, atau kegiatan reflektif yang memerlukan pemikiran kritis dan kreativitas siswa.
Penyesuaian ini bertujuan untuk memberikan tantangan yang lebih besar kepada siswa,
sekaligus meningkatkan pemahaman mereka terhadap materi.
Dalam merencanakan, guru juga mungkin menyesuaikan strategi pembelajaran dan
pengelolaan waktu untuk memastikan bahwa setiap aspek perubahan dapat diimplementasikan
dengan efektif. Selain itu, guru dapat menentukan indikator keberhasilan yang dapat diukur
dan diamati selama pelaksanaan untuk mengevaluasi pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
Perencanaan pada siklus kedua ini merupakan langkah strategis yang berdasarkan evaluasi
reflektif dari siklus pertama, diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap
peningkatan hasil belajar siswa.
Pelaksanaan
Inisial Siswa Siklus 2 Keaktifan (Skala 1-5) Siklus 2 Hasil Belajar (Nilai)
1 5 90
2 4 82
3 5 95
4 5 70
5 5 91
6 4 87

Dalam siklus kedua Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di SDN Gerit 02, hasil keaktifan
dan hasil belajar siswa menunjukkan sejumlah pola yang perlu diperhatikan. Secara
keseluruhan, keaktifan siswa tetap tinggi dengan mayoritas siswa memperoleh skor di atas 4
pada skala 1-5. Meskipun terjadi variasi, ini menunjukkan bahwa langkah-langkah yang
diambil untuk memperkuat peran "kepala kelompok" dalam diskusi tampaknya telah berhasil
mempertahankan tingkat partisipasi siswa. Namun, terdapat variasi yang cukup signifikan
dalam hasil belajar siswa. Siswa 3 mencapai nilai tertinggi dengan 95, sementara Siswa 4
memperoleh nilai terendah dengan 70. Peningkatan yang mencolok terlihat pada Siswa 4
dibandingkan dengan siklus sebelumnya. Di sisi lain, Siswa 2 mengalami penurunan dalam
hasil belajar. Faktor-faktor yang memengaruhi variasi ini mungkin melibatkan berbagai
aspek, termasuk cara siswa terlibat dalam diskusi, pemahaman terhadap tugas, atau perubahan
metode pembelajaran. Hasil keaktifan menunjukkan bahwa mayoritas siswa tetap aktif dalam
kegiatan pembelajaran dengan skor rata-rata di atas 4. Hasil belajar siswa menunjukkan
variasi, dengan rentang nilai antara 70 hingga 95. Peningkatan yang signifikan terlihat pada
Siswa 4, sedangkan Siswa 2 mengalami penurunan. Perlu diperhatikan faktor-faktor yang
mungkin memengaruhi variasi ini untuk merancang penyesuaian lebih lanjut di siklus-siklus
berikutnya.
Observasi
Pada siklus kedua Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di SDN Gerit 02, terlihat adanya
peningkatan yang signifikan dalam hasil belajar siswa. Refleksi atas hasil tersebut
mengindikasikan bahwa penguatan peran "kepala kelompok" dan peningkatan kompleksitas
tugas memberikan kontribusi positif terhadap pencapaian tujuan penelitian. Pertama,
penguatan peran "kepala kelompok" terbukti menjadi langkah yang efektif dalam
meningkatkan interaksi dan kualitas diskusi antar siswa. Dengan adanya kepemimpinan yang
lebih terstruktur dalam kelompok, setiap siswa dapat lebih fokus dan terlibat aktif dalam
pembahasan tugas, mengarah pada pemahaman yang lebih mendalam terhadap materi
pembelajaran. Selain itu, peningkatan kompleksitas tugas juga memberikan dampak positif
terhadap hasil belajar. Tugas yang lebih menantang mendorong siswa untuk melakukan
analisis yang lebih mendalam dan berpikir kritis. Hal ini dapat tercermin dari peningkatan
nilai hasil belajar pada beberapa siswa, menunjukkan bahwa mereka mampu mengatasi
tantangan pembelajaran yang lebih tinggi. Dengan demikian, penerapan strategi penguatan
peran "kepala kelompok" dan peningkatan kompleksitas tugas dalam siklus kedua mampu
menciptakan lingkungan pembelajaran yang lebih efektif. Refleksi ini menjadi dasar untuk
merancang langkah-langkah peningkatan selanjutnya dalam penelitian ini, dengan harapan
hasil belajar siswa dapat terus meningkat secara positif di siklus-siklus berikutnya.
Hasil ini konsisten dengan temuan penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa
metode kooperatif seperti NHT dapat meningkatkan hasil belajar siswa (Juliartini, 2017),
(Permana, 2016). Selain itu, (Astrawan (2013), (Rahayu, 2019), (Khoirunimah, 2019) juga
mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif NHT dapat memotivasi siswa untuk lebih
aktif dalam proses pembelajaran. Dalam konteks temuan ini, metode NHT dapat dijadikan
alternatif yang efektif untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa kelas 3. Dengan
memanfaatkan kolaborasi dalam pembelajaran, siswa dapat lebih terlibat dan memahami
materi dengan lebih baik. Oleh karena itu, disarankan agar guru dan pendidik
mempertimbangkan penggunaan metode ini dalam pengajaran materi sejenis.

SIMPULAN DAN SARAN


Simpulan
Berdasarkan hasil siklus 1 Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di SDN Gerit 02, terdapat
variasi dalam keaktifan dan hasil belajar siswa kelas 3 yang dapat menjadi fokus perbaikan.
Meskipun mayoritas siswa tetap aktif dalam kegiatan pembelajaran, terlihat bahwa terdapat
siswa dengan keaktifan tinggi namun memiliki nilai hasil belajar yang relatif lebih rendah,
dan sebaliknya. Faktor-faktor yang mempengaruhi variasi ini memerlukan refleksi dan
penyesuaian metode pembelajaran. Siklus 2 menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam
hasil belajar siswa, terutama setelah penguatan peran "kepala kelompok" dan peningkatan
kompleksitas tugas. Meskipun demikian, masih terdapat variasi dalam hasil belajar siswa, dan
refleksi guru menyoroti perlunya evaluasi lebih lanjut untuk memahami faktor-faktor
penyebab perbedaan tersebut. Penerapan strategi ini menunjukkan bahwa langkah-langkah
perbaikan dapat berhasil meningkatkan pemahaman siswa terhadap pesan dalam dongeng.
Secara keseluruhan, hasil penelitian ini memberikan pemahaman yang mendalam tentang
efektivitas metode Numbered Head Together (NHT) dalam meningkatkan keaktifan dan hasil
belajar siswa kelas 3. Kesimpulan dari dua siklus menunjukkan bahwa penguatan peran
kelompok dan peningkatan kompleksitas tugas dapat memberikan kontribusi positif terhadap
hasil belajar siswa. Rekomendasi untuk siklus-siklus berikutnya termasuk evaluasi lebih
lanjut terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi variasi hasil belajar serta penyesuaian
metode pembelajaran untuk lebih meratakan hasil belajar di seluruh kelas. Metode NHT dapat
terus dieksplorasi dan dikembangkan sebagai strategi pembelajaran yang efektif di tingkat
sekolah dasar.

Saran
Berdasarkan temuan penelitian ini, peneliti memberikan beberapa saran untuk
meningkatkan efektivitas pembelajaran:
1. Disarankan kepada guru dan pendidik untuk mempertimbangkan penggunaan metode
Numbered Head Together (NHT) dalam mengajarkan penguraian pesan dalam dongeng.
Metode ini dapat meningkatkan interaksi dan pemahaman siswa secara kolaboratif.
2. Sekolah dan institusi pendidikan sebaiknya memberikan pelatihan dan bimbingan kepada
guru mengenai implementasi metode NHT dalam pembelajaran. Hal ini akan memastikan
bahwa metode ini digunakan dengan efektif dan sesuai dengan kebutuhan siswa.
3. Penting untuk terus memonitor dan mengevaluasi hasil pembelajaran dengan
menggunakan metode ini. Dengan memantau perkembangan siswa secara teratur, guru
dapat menyesuaikan pendekatan dan strategi pembelajaran sesuai dengan kebutuhan
masing-masing siswa.
4. Diingatkan kepada pihak terkait untuk terus mendorong inovasi dalam metode
pembelajaran. Dengan mencari dan mengadopsi metode-metode yang efektif, kita dapat
meningkatkan kualitas pendidikan dan hasil belajar siswa secara keseluruhan.

DAFTAR PUSTAKA
Agustina, R. L. (2015). Upaya meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV menggunakan
model STAD dan NHT. Journal of Educational Science and Technology, 1(3),
177106. (n.d.).
Asshofi, M. P. D., & Damayani, A. T. (2019). Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi
Faktor Persekutuan Besar dan Kelipatan Persekutuan Kecil melalui Model NHT
Berbantu Media Papan Puzzle Berbintang. Jurnal Ilmiah Sekolah Dasar, 3(4), 511-
518. (n.d.).
Astrawan, I. G. B. (2013). Penerapan model kooperatif tipe NHT dalam meningkatkan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran IPA di kelas V SDN 3 Tonggolobibi. Jurnal Kreatif
Online, 3(4). (n.d.).
Hermawan, A., & Yusran, H. L. (2017). Penelitian bisnis pendekatan kuantitatif. Kencana.
(n.d.).
Jannah, L. M., & Prasetyo, B. (2011). Pendekatan Kuantitatif. Materi Pokok Metode
Penelitian Kuantitatif, 1-19. (n.d.).
Juliartini, N. M., & Arini, N. W. (2017). Penerapan model pembelajaran nht untuk
meningkatkan hasil belajar ipa siswa kelas iii. Journal of Education Action Research,
1(3), 240-250. (n.d.).
Khoirunimah, S. N. (2019). Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Tematik melalui
Penerapan Model Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) Siswa Kelas 4 SD.
J. Elem. Edukasia, 2(1), 64-73. (n.d.).
Manasikana, A., & Anggraeni, C. W. (2018). Pendidikan karakter dan mutu pendidikan
indonesia. Seminar Nasional Pendidikan 2018. (n.d.).
Marti, M., Syamswisna, S., & Panjaitan, R. G. P. (2016). Efektivitas Pembelajaran Kooperatif
Tipe Nht (Numbered Heads Together) Dengan Media Visual Terhadap Hasil Belajar
Siswa Padamateri Organisasi Kehidupan Di Kelas Vii Smp Rehoboth. Jurnal
Pendidikan M. (n.d.).
Mulyanto, A. S., & Hadi, S. (2016). Penerapan Model Pembelajaran NHT Untuk
Meningkatkan Keaktifan dan Kerja Sama Siswa. Jurnal Pendidikan Vokasional
Teknik Mesin, 4(3), 221-228. (n.d.).
Musianto, L. S. (2002). Perbedaan pendekatan kuantitatif dengan pendekatan kualitatif dalam
metode penelitian. Jurnal Manajemen dan kewirausahaan, 4(2), 123-136. (n.d.).
Nourhasanah, F. Y., & Aslam, A. (2022). Efektivitas model pembelajaran kooperatif tipe
Numbered Head Together (NHT) terhadap hasil belajar matematika siswa sekolah
dasar. Jurnal Basicedu, 6(3), 5124-5129. (n.d.).
Relmasira, S. C., & Rahayu, T. N. A. (2019). Penerapan model NHT melalui pendekatan
saintifik untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar tematik siswa. Jurnal Riset
Teknologi dan Inovasi Pendidikan (Jartika), 2(1), 184-193. (n.d.).
Rohmawati, A. (2015). Efektivitas pembelajaran. Jurnal pendidikan usia dini, 9(1), 15-32.
(n.d.).
Royani, A. (2017). Penerapan Teknik Pembelajaran Kooperatif NHT dalam Meningkatkan
Pemahaman tentang Bumi Bagian dari Alam Semesta. Briliant: Jurnal Riset dan
Konseptual, 2(3), 294. (n.d.).

Anda mungkin juga menyukai