A. LATAR BELAKANG
1. Dasar Hukum
a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan pasal 113 sampai dengan 116.
b. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
c. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002
tentang Perlindungan Anak.
d. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 1999
tentang Hak Asasi Manusia.
e. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen.
f. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 1997 tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup.
g. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2003
tentang Pengamanan Rokok bagi Kesehatan.
h. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999
tentang Pengendalian Pencemaran Udara.
i. Peraturan Bersama Menteri Kesehatan dengan Menteri Dalam
Negeri Nomor 188/Menkes/PB/I/2011 dan Nomor 7 Tahun 2011
tentang Pedoman Kawasan Tanpa Rokok.
j. Instruksi Menteri Kesehatan Nomor 84/Menkes/Inst/II/2002
tentang Kawasan Tanpa Rokok di Tempat Kerja dan Sarana
Kesehatan.
k. Instruksi Mendikbud RI Nomor 4/U/1997 tentang Lingkungan
Bebas Asap Rokok.
l. Instruksi Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
161/Menkes/Inst/III/1990 tentang Lingkungan Kerja Bebas sap
Rokok.
2
serta melakukan skreening dan konseling UBM di sekolah-sekolah.
Disadari bahwa penggunaan tembakau merupakan faktor resiko
bersama penyakit tidak menular, kebijakan 100% kawasan tanpa
rokok telah diidentifikasi sebagai intervensi utama pengendalian
tembakau di tingkat sub nasional dalam strategi penyakit tidak
menular.
Semua orang berhak dilindungi kesehatannya dari paparan asap
rokok orang lain. Racun yang dikandung asap rokok yang masuk
kedalam tubuh secara kumulatif akan tersimpan dan menimbulkan
berbagai gangguan kesehatan. Semua tempat yang telah ditetapkan
sebagai Kawasan Tanpa Rokok (KTR) harus bebas dari asap rokok,
penjualan, produksi, promosi, dan sponsor rokok. KTR merupakan
upaya efektif untuk melindungi seluruh masyarakat dari asap rokok
orang lain sehingga masyarakat dapat menikmati udara bersih dan
sehat, dimana seluruh ruang tertutup di dalam gedung harus 100%
KTR. Ketentuan tempat khusus merokok harus merupakan tempat
terbuka dan berhubungan langsung dengan udara luar sedangkan
untuk tempat proses belajar mengajar dan fasilitas kesehatan harus
berada di luar area/batas pagar.
Pemerintah melalui Undang-Undang No. 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan dan Peraturan Pemerintah No. 109 Tahun 2012
tentang Pengamanan Bahan yang mengandung Zat Adiktif Berupa
Produk Tembakau Bagi Kesehatan telah mewajibkan pemerintah
daerah untuk menetapkan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) di wilayah
masing-masing melalui Peraturan Daerah (Perda) atau Peraturan
perundang-undangan daerah lainnya. Di Kabupaten Rote Ndao telah
ditetapkan Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2014 tentang Kawasan
Tanpa Rokok meliputi tempat umum, tempat kerja, tempat ibadah,
tempat bermain dan/atau berkumpulnya anak-anak, kendaraan
angkutan umum, lingkungan tempat proses belajar mengajar, sarana
kesehatan, dan sarana olahraga. Dinas Kesehatan Kabupaten Rote
Ndao sebagai Dinas Pelayanan Teknis melalui program Penyakit Tidak
Menular telah melakukan Sosialisasi Bahaya Rokok dan KTR di
Sekolah-Sekolah di Kabupaten Rote Ndao sejak tahun 2014 - 2020.
3
Namun sampai dengan saat ini, baru 27 sekolah (7,2%) di Kabupaten
Rote Ndao yang telah melaksanakan kebijakan KTR sejak kegiatan
Review Implementasi KTR tahun 2017 - 2022 yaitu SMPN 3 Lobalain,
SMPN 1 Rote Tengah, SMPN 2 Rote Tengah, SDI Eahun, SDI Olalain,
SDI Oebatu, SMPN 2 Lobalain, SDI Sanggaoen, SDI Busalangga, SDN
Oemilal, SMPN 4 Rote Barat Daya, SMPN 1 Rote Barat, SDI Lalukoen,
SMPN 1 Rote Timur, PAUD Betania Tunganamo, TK Tongkat Harun
Tesabela, TK Imanuel Olafulihaa, SDI Ufalen, SMA Kristen Indonesia
Sejahtera, SDN Baubafan, PAUD Benih Bangsa, TK Patricia Pilasue,
SDG Ingguinak, TK Lelakapa Meoain, TK Petra Lidamanu, TK Dharma
Wanita Busalangga dan TK Paulus Busalangga. Berdasarkan Indikator
Renstra Perubahan Program P2PTM (Permenkes Nomor 13 Tahun
2022), jumlah Kabupaten/kota yang memiliki Peraturan Daerah
tentang KTR dan atau menerapkan KTR dilebih dari 40% tatanan dan
tempat proses belajar mengajar merupakan tatanan yang wajib untuk
memenuhi indikator penerapan KTR. Oleh sebab itu, kegiatan review
implementasi kebijakan KTR akan dilaksanakan di tatanan wajib
tersebut oleh tim review Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga,
Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Rote Ndao dan Dinas
Kesehatan Kabupaten Rote Ndao.
1. Maksud Kegiatan
Kegiatan Review Implementasi Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok
dimaksudkan agar semua masyarakat terutama tatanan
sekolah/tempat belajar mengajar dapat menikmati udara bersih dan
sehat serta menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat
kebiasaan merokok.
2. Tujuan
4
Tujuan Kegiatan Review Implementasi Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok
adalah :
Menilai penerapan KTR secara berkesinambungan sesuai Peraturan
Daerah Kabupaten Rote Ndao Nomor 11 Tahun 2014.
C. METODOLOGI PELAKSANAAN
1. Metode Pelaksanaan
Metode yang digunakan pada kegiatan Review Implementasi Kebijakan
Kawasan Tanpa Rokok di Sekolah adalah :
a. Observasi
b. Wawancara
2. Tahapan Kegiatan
1. Waktu
Pelaksanaan kegiatan Review Implementasi Kebijakan Kawasan Tanpa
Rokok di Tatanan Tempat Proses Belajar Mengajar/Sekolah yaitu pada
tanggal 2 s/d 16 Oktober 2023.
2. Tempat Pelaksanaan
Tempat pelaksanaan di 38 Tatanan Tempat Proses Belajar
Mengajar/Sekolah terpilih di Kabupaten Rote Ndao yaitu :
5
SDN Eahun
TK Kristen Eklesia
8. TK Satap Nggodimeda SDN Paal
Oehandi
PAUD Elshaday
9. TK Onatali SDN Feama
Nasedanon
TK Kristen
10. TK Tunas Mekar SDN Ndau
Namolilo
TK Kristen Solafide
11. PAUD Nur Rahman PAUD Imanuel Ndau
Boa
TK Dharma Wanita
13. TK Laheroi Lekona
Batutua
E. BIAYA