Anda di halaman 1dari 5

TERM OF REFERANCE ( TOR )

MONITORING KAWASAN TANPA ROKOK SEKOLAH TAHUN 2019

I. PENDAHULUAN
Kebiasaan merokok sudah meluas di hampir semua kelompok masyarakat di
Indonesia dan cenderung meningkat, terutama di kalangan anak dan remaja sebagai
akibat gencarnya promosi rokok di media massa. Hal ini memberi makna bahwa masalah
merokok telah menjadi semakin serius, mengingat merokok beresiko menimbulkan
berbagai penyakit atau gangguan kesehatan yang dapat terjadi baik pada perokok itu
sendiri maupun orang lain di sekitarnya yang tidak merokok. Oleh karena itu perlu di
lakukan langkah – langkah pengamanan rokok bagi kesehatan, di antaranya melalui
Kawasan Tanpa Rokok.
Penetapan Kawasan Tanpa Rokok perlu di selenggarkan di fasilitas pelayanan
kesehatan, tempat proses belajar mengajar, tempat anak bermain, tempat ibadah,
angkutan umum, tempat kerja, dan tempat lainnya yang di tetapkan serta menjadi
kewajiban asasi bagi kita semua terutama para penentu kebijakan di daerah. Hal ini harus
menjadi perhatian serius para penentu kebijakan daerah mengingat bahaya yang di
timbukan akibat asap rokok.
Dari aspek kesehatan, rokok mengandung 4000 zat kimia yang berbahaya bagi
kesehatan, seperti Nikotin yang bersifat adiktif dan tar yang bersifat karsinogenik,
Dari data tahun 2007 di Indonesia usia perokok makin muda, jumlah perokok usia 15
– 19 tahun di Indonesia mencapai 18.8 atau meningkat dari tahun 2001 ( 12,7 % ). Begitu
juga perokok wanita jumkahnya meningkat terus tiap waktu.
Dari data di atas menunjukkan peningkatan usia pengguna rokok meningkat pada
kalangan usia remaja. Usai remaja merupakan kelompok masyarakat yang berada di
lingkungan sekolah. Remaja merupakan fase labil dalam perkembangan psikologis, di
mana pada remaja mudah sekali terpengaruh dengan lingkungan. Hal ini menjadi
perhatian sehingga di harapkan dengan lingkungan yang baik dan kondusif maka akan
berpengaruh pada pembentukan karakter remaja.
Penerapan Kawasan Tanpa Rokok Sekolah merupakan upaya untuk mengurangi
jumlah pengguna, penyakit dan kematian akibat rokok. Dari data terlihat bahwa pengguna
rokok pada remaja meningkat sehingga upaya untuk membentuk Kawasan Tanpa Rokok
pada institusi pendidikan sangat penting.
Kawasan tanpa Rokok haruslah dipantau dan di monitoring secara berkala agar
Implementasi dan penerapannya dapat secara konsisten dilakukan oleh pihak sekolah
atau institusi pendidikan agar tercipta generasi penerus bangsa yang cerdas dan sehat.
II. LATAR BELAKANG
Puskesmas Gunung Lingkas bertanggung jawab terhadap empat kelurahan yaitu
Kelurahan Lingkas Ujung, Kelurahan Gunung Lingkas, Kelurahan Pamusian dan
Kelurahan Kampung Satu. Puskesmas Gunung Lingkas merupakan Puskesmas
Perkotaan, yang terletak di Kelurahan Gunung Lingkas Kecamatan Tarakan Timur.
Wilayah Kerja Puskesmas Gunung Lingkas merupakan daerah perkotaan dengan pusat
pendidikan, perdagangan dan transportasi.
Sebagai Pusat Pendidikan, di wilayah kerja Puskesmas Gunung Lingkas terdapat 61
Insitusi Pendidikan yang meliputi 32 taman bermain anak, 14 tingkat sekolah dasar, 7
tingkat sekolah pertama, 7 sekolah tingkat menengah atas dan 1 akademi pendidikan.
Pada tahun 2016 Puskesmas Gunung Lingkas telah berupaya untuk melakukan
sosialiasi bahaya rokok dan mulai mengkampanye kan kawasan tanpa rokok di sekolah.
Namun mengingat jumlah institusi pendidikan yang banyak dan mengingat angka
pengguna rokok adalah di kalangan remaja maka kegiatan sosialisasi dan bahaya rokok
dan kampanye kawasan tanpa rokok di mulai pada tingkat sekolah dasar sampai sekolah
tingkat atas.
Pada tingkat sekolah taman kanak – kanak bentuk upaya kawasan asap rokok di
sinergiskan dengan upaya perilaku hidup bersih dan sehat. Dalam sepuluh indicator
perilaku hidup bersih dan sehat salah satunya adalah bebas asap rokok. Jadi pembinaan
pada tingkat taman kanak – kanak melibatkan petugas promosi kesehatan puskesmas.
Pada tingkat pendidikan sekolah dasar sampai tingkat atas, Puskesmas selain telah
ada keterpaduan dengan program upaya kesehatan sekolah dan promosi kesehatan
dengan melakukan pembinaan perilaku hidup bersih dan sehat juga di perlukan upaya
promosi kesehatan dengan khusus tentang bahaya rokok dan di pandang perlu untuk
membentuk kawasan tanpa asap rokok. Pada tingkat sekolah dasar penyuluhan tentang
bahaya rokok lebih di fokuskan pada pelajar kelas 5 dan 6.
Pada tahun 2016 Puskesmas Gunung Lingkas telah melakukan sosialisasi terhadap
sekolah dasar, sekolah lanjutan pertama dan sekolah lanjutan atas. Implementasi
kawasan tanpa asap rokok pada institisi sekolah mencapai . Belum mencapainua
implementasi kawasan asap rokok terjadi karena ada beberapa hambatan di antaranya
adalah
Dikarenakan ini adalah suatu rangkaian kegiatan yang bekerja sama secara sinergis
yang meliputi perencanaan, penggerakan pelaksanaan, penerapan, pengendalian, serta
pengawasan
Pemerintah Kota Tarakan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian karena asap
serta dalam dukungannya terhadap Implementasi Kawasan Tanpa Rokok telah
menerbitkan peraturan Daerah Kota Tarakan yaitu Perda Nomor 3 tahun 2011 tentang
Kesehatan Lingkungan dan Perwali No 3 tahun 2012 tentang Kawasan Tanpa Rokok dan
Kawasan Terbatas Merokok.
Dan Untuk menegakkan peraturan daerah dalam membentuk kawasan tanpa rokok
sangat di perlukan dukungan oleh semua warga sekolah. Agar pelaksanaan kegiatan ini
dapat berjalan sesuai dengan semestinya, maka pembinaan oleh kepala puskesmas,
penanggung jawab program PTM ( UBM & KTR), dan pihak sekolah harus dilaksanakan
secara berkala agar pelaksanaan kegiatan ini dapat berjalan dengan baik.

III. TUJUAN
3.1. UMUM
Terciptanya Upaya Berhenti Merokok dan Penerapan Kawasan Tanpa Rokok di
sekolah

3.2. KHUSUS
3.2.1. Menyampaikan informasi tentang bahaya rokok
3.2.2. Mewujudkan generasi muda yang sehat
3.2.3. Pembinaan dilakukan untuk mengevaluasi hasil kegiatan dan
melakukan rangkaian proses pemecahan masalah/hambatan
3.2.4. Penyusunan rencana kegiatan UBM dan KTR untuk perbaikan mutu
dan pemecahan masalah/hambatan

IV. METODE PELAKSANAAN KEGIATAN


Cara Melaksanakan Kegiatan Monitoring KTR adalah melalui survey lapangan, dan
Menggunakan metode ceramah dan Tanya jawab untuk penyuluhan.

V. PESERTA DAN SASARAN


A. Peserta dalam kegiatan ini adalah semua Institusi Pendidikan (SD, SMP, dan SMA)
di wilayah kerja Puskesmas Gunung Lingkas.
B. Sasaran Kegiatan :
1. Terlaksananya kegiatan Monitoring KTR
2. Tersusunnya Program kerja bersama untuk pengendalian penyakit tidak menular
dalam hal ini yang diakibatkan oleh rokok.
VI. JADWAL PELAKSANAAN
Pelaksanaan Monitoring KTR ini dilakukan pada tahun 2019 dengan rincian jadwal
sebagai berikut :
PpppppppPJP
Tahun 2018
N PJ
Kegiatan
o Jan Feb Mar

Penyuluh
an dan
sosialisasi
bahaya
1 Rokok

dan
PERDA
KTR

Kegiatan
Skrining
2 Rokok di
Sekolah

Monitorin
g
Penerapa
n
3 Kawasan √
Tanpa
Rokok di
Sekolah

4 Persiapan √

Pelaksan √
5 aan

6 Pelaporan √

VII. PEMBIAYAAN
Biaya untuk pelaksanaan kagiatan ini bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) non
fisik Dinas Kesehatan Kota Tarakan Tahun 2019 sebesar Rp 1.960.000,- ( Satu Juta
Sembilan Ratus Enam Puluh Ribu Rupiah ).
N
Kegiatan Volume
o Satuan Harga Total

Penyuluhan dan
sosialisasi bahaya
4 kali
1 Rokok dan PERDA

KTR

Kegiatan Skrining
2 1 kali
Rokok di Sekolah
Monitoring
Penerapan
3 56 kali
Kawasan Tanpa 1 org 35.000 1.960.000
Rokok di Sekolah

VIII. PENUTUP
Demikian Term Of Referance (TOR) ini dibuat sebagai dasar dalam pelaksanaan
kegiatan dan untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Tarakan, 20 April 2019


Pengelola Program PTM

Renna Youfristiya Sari,A.Md.Kep


NIP. 19860531 200802 2 001

Anda mungkin juga menyukai