Anda di halaman 1dari 19

BAB III

DISTRIBUSI FREKUENSI

3.1 Pengertian Distribusi Frekuensi


Distribusi frekuensi umumnya dianggap sebagai suatu bentuk penyusunan yang
teratur mengenai suatu rangkaian data dengan mengelompokkan berdasarkan besar
kecilnya angka-angka yang bervariasi, bisa juga dikelompokkan ke dalam kelas-kelas
tertentu.
Disrtibusi frekuensi yang dikelompokkan dalam kelas-kelas tertentu akan lebih
berguna bagi tujuan pengkajian dan analisa data, karena akan mempermudah membaca
data tersebut.

3.2 Pembentukan Distribusi Frekuensi


a. Menentukan jumlah kelas untuk memasukkan angka-angka.
b. Memasukkan angka-angka ke dalam kelas-kelas yang sesuai kemudian
menghitung frekuensinya.
c. Membuat tabel distribusi frekuensi.
Di bawah ini disajikan rumus sturges
K = 1 + 3, 3 2 2 Log n
J = Max – Min
J
I =
K

Keterangan:
K = Jumlah kelas
I = Interval kelas
J = Jangkauan
n = Jumlah data
Max adalah data tertinggi
Min adalah data terendah

17
Contoh 1:
Sebagai contoh tentang penggunaan Rumus sturges di atas kali ini dipergunakan data
tentang hasil produksi padi kering (dalam kuintal) per-hektar di 100 desa daerah
Nganjuk Jawa Timur, sehingga n = 100 (data terendah 20 dan tertinggi 139). Penentuan
jumlah kelas serta besarnya interval kelas bagi distribusi frekuensi data tersebut dapat
dilakukan sebagai berikut:
50 20 52 21 51 22 54 23 55 56
25 57 27 58 29 35 34 36 37 38
80 90 103 91 69 92 79 93 52 79
81 39 40 41 60 42 43 59 44 45
82 109 75 110 70 71 78 73 53 54
83 63 112 50 124 46 122 55 56 77
101 102 47 58 48 59 49 60 62 61
95 35 96 139 70 37 72 57 73 38
96 36 98 62 38 63 40 64 60 41
65 74 66 66 75 67 76 68 42 43

K = 1+ 3,322 log 100


= 1 + 3,322 (2)
= 7,644 atau 8

Sedangkan:

139-20
I= = 14,875 = 15
8

Pengelompokkan data ke dalam 8 kelas dengan inteval kelas sebesar 15 menghasilkan


distribusi frekuensi seperti disajikan dalam Tabel 1.
Tabel 1. Hasil Produksi Gabah Kering (dalam kuintal) per Hektar
di 100 Desa Nganjuk Jawa Timur Tahun 2018

Hasil Produksi dalam kuintal Turus Jumlah Desa


(f)
20-34 //// /// 8
35-49 //// //// //// //// //// 24
50-64 //// //// //// //// //// // 27
65-79 //// //// //// //// 20
80-94 //// /// 8
95-109 //// /// 8
110-124 //// 4
125-139 / 1
Jumlah 100

18
Dalam hal di atas, ternyata rumus sturges secara praktis dapat digunakan dengan
memudahkan bagi penyusunan data dalam Tabel 1. Interval kelasnya yang sebesaar 15
merupakan bilangan yang praktis. Andaikata kita menentukan interval kelas sebesar 10
bagi penyusun distribusi data di atas maka penggolongongan datanya akan
menghasilkan 12 kelas bagi distribusi frekuensinya.

Menentukan batas kelas


Dua buah nilai yang membatasi suatu kelas dengan kelas yang lain disebut batas
kelas. Setiap nilai yang terletak di sebelah kiri masing-masing kelas disebut batas
bawah kelas (Lower class limits), sedang nilai-nilai yang terletak di sebelah kanan
disebut batas atas kelas (upper class limits). Nilai batas kelas terbagi atas dua bagian
sebagai berikut:
a. Batas Semu
Batas semu adalah nilai yang ditentukan berdasarkan data yang ada untuk
memasukkan frekuensi masing-masing data sesuai dengan interval kelas. Batas semu
terdiri dari batas semu atas dan batas semu bawah. Sebagai contoh perhatikan tabel di
bawah ini:
No Nilai Frekuensi
1 40 – 48 3
2 49 - 57 6
3 58 – 66 14
4 67 – 75 16
5 76 – 84 7
6 85 - 93 4
Jumlah 50

Dari tabel di atas, maka batas semu bawah adalah nilai-nilai: 40, 49, 58, 67, 76, 85 dan
batas semu bawah adalah nilai-nilai: 48, 57, 66, 75, 84, 93
40 – 48 kelas pertama
49 – 57 kelas ke dua
58 – 66 kelas ke tiga
67 – 75 kelas ke empat
76 – 84 kelas ke lima
85 – 93 kelas ke enam

19
b. Batas Nyata
Batas nyata disebut juga tepi kelas. Batas nyata terdiri dari batas nyata bawah dan
batas nyata atas atau tepi bawah kelas dan tepi atas kelas.
1. Batas nyata bawah (tepi bawah kelas) adalah batas semu bawah dikurangi
0,5 untuk data dengan ketelitian satu satuan. Untuk data dengan ketelitian
sampai dengan satu desimal , maka batas nyata bawah dikurangi 0,05 dan
seterusnya.
2. Batas nyata atas (tepi atas kelas) adalah batas semu atas ditambah 0,5
untuk data dengan ketelitian satu satuan. Untuk data dengan ketelitian
sampai dengan satu desimal , maka batas nyata atas ditambah 0,05 dan
seterusnya.
Data di atas dapat disajikan dalam tabel yang sebenarnya, sebagai berikut:
No Nilai Frekuensi
1 39,5 – 48,5 3
2 48,5 – 57,5 6
3 57,5 – 66,5 14
4 66,5 – 75,5 16
5 75,5 – 84,5 7
6 84,5 – 93,5 4
Jumlah 50

Secara teori interval kelas ( I) = batas nyata atas – batas nyata bawah
Contoh: I = 48,5 – 39,5 = 9
Nilai tepi atas kelas pertama = nilai tepi bawah kelas kedua
Nilai tepi atas kelas kedua = nilai tepi bawah kelas ketiga
Nilai tepi atas kelas ketiga = nilai tepi bawah kelas keempat
Nilai tepi atas kelas keemapt = nilai tepi bawah kelas kelima
Dan seterusnya.

Setengah dari jumlah kedua nilai batas kelas disebut nilai tengah
Contoh:

39,5 + 48,5 40 + 48
X1 = = 44 atau X1 = = 44
2 2

20
48,5 + 57,5 49 + 57
X2 = = 53 atau X2 = = 53
2 2
dan seterusnya.

Membuat Tabel Distribusi Frekuensi


Tabel distribusi frekuensi yang disajikan dalam perbagai laporan dan majalah
berbeda sekali dengan bentuk yang terdapat pada skema di atas. Bentuk tabel distribusi
frekuensi yang sering disajikan dalam laporan-laporan maupun majalah-majalah harus
memenuhi syarat-syarat penyajian statistik yang umum.

Contoh 2: Buatlah tabel distribusi frekuensi dari data nilai Statistik mahasiswa PTN di
Jakarta tahun 2018 di bawah ini:

31 31 58 21 60 21 22 62 63 65
30 66 32 67 43 69 44 68 45 46
50 32 51 52 35 37 53 54 55 56
56 57 58 37 41 42 59 43 55 44
65 64 45 62 47 48 50 51 38 52
50 51 52 53 54 55 56 57 58 59
70 71 62 65 53 65 40 54 55 66

71 79 78 66 49 51 52 53 54 55
67 50 65 67 68 40 42 43 51 44
45 46 52 47 53 48 55 49 41 54
51 40 51 52 55 56 42 56 58 59

Dari data di atas jika diinginkan panjang kelas interval 10, tentukanlah tabel distribusi
frekuensinya.

Jawab: Jika panjang kelas interval = 10 maka jumlah kelas = 6


Sehingga diperoleh table distribusi frekuensi sebagai berikut:

21
Nilai Ujian Catatan Jumlah

20 - 29 /// 3
30 - 39 //// //// 9
40 - 49 //// //// //// //// //// 25
50 - 59 //// //// //// //// //// //// //// //// 48
//// ///
60 - 69 //// //// //// //// 20
70 - 79 //// 5
Jumlah Mahasiswa 110

Penyajian Grafik Frekuensi


Penyajian data statistik dengan grafik frekuensi yang sederhana umumnya lebih
menarik perhatian dan mengesankan. Dalam metode statistik, grafik frekuensi yang
sering digunakan dalam analisa statistik ialah:
1. Histogram
2. Poligon frekuensi (frekuency poligon),
3. Diagram lingkaran

1. Histogram
Histogram seringkali dianggap sebagai grafik frekuensi yang bertangga.
Salah satu fungsi histogram yang terpenting adalah menggambarkan beda antar
kelas-kelas dalam sebuah distribusi. Penggambaran histogram dapat dipermudah
bila distribusinya memiliki interval kelas yang sama bagi tiap-tiap kelas. Dalam hal
sedemikian itu, histogram merupakan serangkaian empat persegi panjang yang
memiliki alas sepanjang interval antara kedua tepi kelas dan memiliki luas yang
sebanding dengan frekuensi yang terdapat dalam kelas-kelas yang bersangkutan.
Diagram 1 di bawah ini menyajikan histrogram frekuensi dari distribusi yang
terdapat dalam Tabel 1.

Tabel 1. Hasil Produksi Gabah Kering (dalam kuintal) per Hektar


di 100 Desa Nganjuk Jawa Timur tahun 2018

Hasil Produksi dalam kuintal Jumlah Desa


(f)
20-34 8

22
35-49 24
50-64 27
65-79 20
80-94 8
95-109 8
110-124 4
125-139 1
Jumlah 100

Diagram 1. Histrogram frekuensi hasil produksi padi kering per hektar di 100 desa Daerah
Nganjuk Jawa Timur tahun 2018

Y = jumlah desa

30 27

25
24 20
20

15

10 8 8 8

5 4
1
0
19,5 34,5 49,5 64,5 79,5 94,5 109,5 124,5 139,5 x=produksi dalam kuintal

2. Poligon Frekuensi
Disribusi frekuensi dapat juga digambarkan dalam bentuk poligon frekuensi.
Penggambaran bentuk poligon frekuensi sangat berguna bila kita ingin melakukan
perbandingan antara dua atau beberapa distribusi frekuensi. Cara penggambaran
poligon frekuensi umumnya dilakukan dengan jalan menentukan titik tengah bagi
tiap-tiap persegi panjang yang selanjutnya dihubungkan dengan sebuah garis
linier atau dengan garis-garis terputus. Poligon frekuensi bagi data Tabel 1 dapat
dilihat pada diagram di bawah ini. Contoh 1

23
Diagram Poligon Frekuensi hasil produksi padi kering per hektar di 100 desa Daerah
Nganjuk Jawa Timur Tahun 2018

Y = jumlah Desa

30 27

25 24
20
20

15

10
8 8 8 4
5
1
0
27 42 57 72 87 102 117 132 x =hasil produksi dalam kuintal

3. Diagram lingkaran

Diagram lingkaran adalah adalah diagram yang berbentuk lingkaran


yang membagi lingkaran dalam beberapa juring lingkaran tertentu sesuai
dengan data.

Tabel 1 Hasil Produksi Gabah Kering (dalam kuintal) per hektar


di 100 desa Daerah Nganjuk Jawa Timur Tahun 2018

Hasil Jumlah
Produksi Desa
dalam
kuintal (f)
20-34 8
35-49 24
50-64 27
65-79 20
80-94 8
95-109 8
110-124 4
125-139 1
Jumlah 100

24
Jawab:
Dari Tabel 1 Hasil produksi gabah kering (dalam kuintal) per hektar di 100 desa
daerah Nganjuk Jawa Timur tahun 2018 diperoleh persentase dan sudut pusat
lingkaran, sebagai berikut:

Hasil Jumlah Prosentase Sudut


Produksi Desa (%) pusat
dalam lingkaran
kuintal (f) (derajat)
20-34 8 8 28,8
35-49 24 24 86,4
50-64 27 27 97,2
65-79 20 20 72
80-94 8 8 28,8
95-109 8 8 28,8
110-124 4 4 14,4
125-139 1 1 3,6
Jumlah 100 100 360

Sehingga diperoleh diagram lingkaran seperti berikut ini:

20-34
35-49
50-64
65-79
80-94
95-109
110-124
125-139

Contoh 3:
Di bawah ini disajikan daftar nilai Statistik mahasiswa PTS di Bandung tahun
2018

25
7 8 7 6 9 6 5 8 4 10
6 7 8 6 5 4 6 6 6 7
8 8 5 6 7 8 6 6 7 8
9 5 6 7 4 8 7 6 6 6
Berdasarkan data di atas, buatlah:
a. Tabel distribusi frekuensi
b. Grafik poligon frekuensi
c. Histogram
d. Diagram Lingkaran

Jawab:

a. Tabel 3 Distribusi Frekuensi


Nilai statistika mahasiswa sebuah perguruan tinggi tahun 2018

Nilai Turus Frekuensi


4 /// 3
5 //// 4
6 //// //// //// 14
7 //// /// 8
8 //// /// 8
9 // 2
10 / 1
Jumlah 40

b. Grafik Poligon Frekuensi


Nilai statistika mahasiswa PTN Yogyakarta tahun 2018

Jumlah Mahasiswa
frekuensi
14
13
12
11
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1

26
0 4 5 6 7 8 9 10 Nilai

c. Histrogram/Diagram Batang
Nilai statistika mahasiswa sebuah perguruan tinggi tahun 2018

Frekuensi

14

4
3
2
1

0
4 5 6 7 8 9 10 nilai

d. Diagram Lingkaran

Nila Frekuens Prosentas Sudut


i i e (%) Pusat
(derajat)
4 3 7,5 27
5 4 10 36
6 14 35 126
7 8 20 72
8 8 20 72
9 2 5 18
10 1 2,5 9
40 100 360

27
1
2
3
4
5
6
7

Contoh 4:
Buatlah grafik histogram dari tabel di bawah ini
Tabel: 4. Data penduduk Pulo Gebang Jakarta Periode 2010 - 2017
Tahun 90 91 92 93 94 95 96 97
Laki-laki 20 27 30 35 48 49 70 72
Perempuan 25 25 35 42 50 60 72 70
Jumlah 45 52 65 77 98 109 142 142

Jawab:
Grafik Data penduduk Pulo Gebang Jakarta dari tahun 2010 – 2017

Frekuensi
70 Keterangan :

60 = Perempuan

50 = Laki-laki

40

30

20

10

1990 91 92 93 94 95 96 97 Tahun

28
Grafik (gab.jumlah laki-laki dan perempuan)
Data penduduk Pulo Gebang Jakarta dari tahun 2010 – 2017

Frekuensi

140

120

100

80

60

40

20

90 91 92 93 94 95 96 97 Tahun

Contoh: 5

Seorang mahasiswa ingin mencari kader yang berbakat di bidang bola volley dengan
mengukur tinggi badan dari siswa-siswa kelas 3 SMPN Kecamatan Medan Satria,
Bekasi, Jawa Barat, yang diambil secara acak sebanyak 40 siswa, data yang diperoleh
seperti disajikan di bawah ini:
119 125 126 128 132 135 135 135
136 138 138 140 140 142 142 144
144 145 145 146 146 147 147 148
149 150 150 150 153 154 156 157
158 160 163 164 165 168 173 176
Berdasarkan data di atas buatlah:
a. Tabel distribusi frekuensi dengan panjang interval kelas = 9
b. Histogram
Jawab:
a. Tabel 5 Distribusi frekuensi

Kelas Interval Turus Frekuens Nilai tengah

29
i
119 – 127 /// 3 123
128 – 136 //// / 6 132
137 – 145 //// //// 10 141
146 – 154 //// //// / 11 150
155 – 163 //// 5 159
164 – 172 /// 3 168
173 - 181 // 2 177
Jumlah 40

b. Histogram

Series1

Contoh 6:

Buatlah diagram lingkaran dari hasi ekspor karet


Adapun Hasil ekspor karet ke beberapa negara tujuan dicatat sebagai berikut:

No Negara Nilai
Tujuan Ekspor (ton)
1 a. Jepang 20,0
2 b. Inggris 4,0
3 c. Belanda 10,8
4 d. jerman 28,0
5 e. Italia 10,2

30
Jawab:

Tabel 6. Hasil ekspor karet ke beberapa negara tujuan sebagai berikut:

No Negara Nilai Sudut Pusat Persentase


Tujuan Ekspor (ton) Juring (%)
Lingkaran
1 a. Jepang 20,0 98,63 ο 27,40
2 b. Inggris 4,0 19,73 ο 5,48
3 c. Belanda 10,8 53,26 ο 14,79
4 d. Jerman 28,0 138,08 ο 38,36
5 e. Italia 10,2 50,30 ο 13,97
Jumlah 73,0 360 ο 100

Contoh perhitungan

Sudut pusat juring lingkaran

20,0 x 360 ο = 98,63 ο


73

4,0 x 360 ο = 19,73 ο


73

10,8 x 360 ο = 53,26 ο


73

Dan seterusnya

Persentase
20,0 x 100% = 27,40%
73

4,0 x 100% = 5,48%


73

10,8 x 100% = 14,79%


73

Dan seterusnya

31
Dari data di atas, maka bisa dibuat diagram lingkaran sebagai berikut:

A. Jepang
B. Inggris
C. Belanda
D. Jerman
E. Italia

32
Metode pemecahan persoalan secara statistik

START

Perencanaan penelitian/identifikasi
Persoalan yang diteliti

Pengumpilan data ekstern & intern yang


Siap sedia dan relevan bagi persoalan yang
Di teliti

Data yang Pengumpulan data asli dengan


Tersedia menggunakan wawancara maupun
Cukup? Mengirim kuestioner

Ya

Klafikasi, penyederhanaan, pengolahan,


Dan penataan data dengan menggunakan
Tabel, grafik dan pel bagai ukuran deskriptif

Penyajian data yang telah disederhanakan


Dan ditata dalam bentuk tabel, grafik dan
Pelbagai ukuran deskriptif

Data Penggunaan data sampel untuk :


Sampel ya a. Menaksir prameter
? b. Menguji asumsi mengenai prameter

bukan

Penggunaan dan populasi guna analisa dan Interpretasi hasil dan menarik konklusi serta
Dasar pengambilan keputusan ambil keputusan

STOP

Latihan Soal:
1. Jelaskan perbedaan antara data tunggal dan data kelompok, berikanlah contoh
masing-masing

2. a. Apa keuntungan penyajian data dalam bentuk tabel distribusi frekuensi

33
b. Tentukanlah jangkauan dari data berikut:
13, 19, 25, 30, 37, 45, 50, 65

3. Ubahlah data berikut (Nilai Statistik 1 mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi)
dalam data berkelompok dengan kelas interval yang telah anda hitung dengan
menggunakan rumus struge
44 56 36 65 46 64 55 82 53 54
50 76 48 70 76 49 71 51 74 75
90 60 85 86 60 82 70 81 70 82
49 66 84 50 67 65 52 65 74 50
64 60 71 68 60 85 80 60 70 61
65 69 56 69 90 57 58 60 75 60

4. Data Nilai Statistik mahasiswa Univerversitas Negeri Jakarta Tahun 2018 seperti
tertera di bawah ini, ubahlah data berikut dalam data berkelompok dengan kelas
interval yang telah anda hitung dengan menggunakan rumus struge

40 36 65 74 85 37 44 43 49 50
51 53 50 73 74 48 49 47 66 72
45 49 65 72 94 48 46 56 67 70
55 74 56 66 80 64 74 75 67 80
56 65 63 79 74 57 76 77 78 79
58 68 62 70 78 78 59 60 60 77
77 78 63 78 60 63 63 64 65 67

5. Buatlah histogram, poligon dan diagram lingkaran dari soal nomor 3


6. Buatlah histogram, poligon dan diagram lingkaran dari soal nomor 4
7. Data Nilai Statistik I mahasiswa Kelompok E di Perguruan Tinggi Tahun 2017
adalah sebagai berikut:

No Nilai (x) Frekuensi (f)


1 45 - 61 4
2 62 - 68 13
3 69 - 75 19
4 76 - 82 21
5 83 - 89 11
6 90 - 96 2

Pertanyaan:
a. Histogram
b. Poligon
c. Diagram Lingkaran

34
8. Buatlah Poligon dan diagram lingkaran dari data nilai Statistiik 1 mahasiswa
STIE Tri Bakti di bawah ini:

No Nilai Frekuensi
1 35 - 44 5
2 45 - 54 12
3 55 - 64 17
4 65 - 74 20
5 75 - 84 14
6 85 - 94 2

9. Dari data 40 mahasiswa yang masing-masing mempunyai kesukaan sendiri pada


olah raga di bawah ini, buatlah Histogram dan diagram lingkarannya

No Jenis Olah Raga Jumlah


Mahasiswa
1 Bola Volly 11
2 Bola Basket 14
3 Tenis Meja 2
4 Tenis Lapangan 8
5 Bulu Tangkis 5

10. Dari data 1200 mahasiswa suatu perguruan tinggi yang diterima tahun 2017
terdiri dari berbagai program studi seperti tertera pada tabel di bawah ini, buatlah
diagram lingkarannya

No Jenis Olah Raga Jumlah


Mahasiswa
1 D3 Manajemen 40
2 D3 Akuntansi 60
3 S1 Manajemen 300
4 S1 Akuntansi 768
5 D3 Komputer Akuntansi 1
6 D3 Manajemen Informatika 4
7 S1 Sistem Informatika 15
8 S1 Teknik Informatika 10
9 S1 Sistem Komputer 2

---------- OOO ------------

35

Anda mungkin juga menyukai