2
2.1. Distribusi Frekuensi Relatif dan Kumulatif
Dalam daftar di atas, frekuensi dinyatakan dengan banyak data yang terdapat dalam tiap kelas;
jadi dalam bentuk absolute. Jika frekuensi dinyatakan dalam persen, maka diperoleh daftar distribusi
frekuensi relatif.
Untuk Tabel 1.3., dapat diperoleh daftar distribusi frekuensi relatif sama seperti dalam Tabel 1.2.
Frekuensi relatif disingkat dengan f (%) untuk kelas pertama didapat . Untuk lain-
lainnya dihitung dengan jalan yang sama.
Tabel 1.4. Distribusi Frekuensi Relatif untuk Nilai Ujian Statistika
Nilai Ujian f (%)
31-40 2,50
41-50 3,75
51-60 6,25
61-70 17,50
71-80 30,00
81-90 25,00
91-100 15,00
Jumlah 100
Tentu saja kedua bentuk frekuensi, absolute dan relatif dapat disajikan dalam sebuah daftar.
Daftar berikut ada contohnya.
Tabel 1.4. Nilai Ujian Statistika Untuk 80 Mahasiswa
Nilai Ujian
31-40 2 2,50
41-50 3 3,75
51-60 5 6,25
61-70 14 17,50
71-80 24 30,00
81-90 20 25,00
91-100 12 15,00
Jumlah 80 100
Cara lain dengan sebuah daftar yang biasa dinamakan daftar distribusi kumulatif. Daftar
distribusi frekuensi kumulatif dapat dibentuk dari daftar di atas dengan jalan menjumlahkan frekuensi
demi frekuensi. Dikenal dua macam distribusi frekuensi kumulatif ialah kurang dari atau lebih. Tentu
saja untuk kedua hal ini terdapat pula frekuensi-frekuensi absolute dan relatif. Untuk distribusi
frekuensi kumulatif kurang dari dan atau lebih masing-masing dapat dilihat dalam Tabel 1.4 dan Tabel
1.5.
Tabel 1.5. Nilai Ujan Statistika Untuk 80 Mahasiswa (Kumulatif Kurang Dari)
Nilai Ujian f
Kurang dari 31 0
Kurang dari 41 2
Kurang dari 51 5
Kurang dari 61 10
Kurang dari 71 24
Kurang dari 81 48
Kurang dari 91 68
Kurang dari 101 80
Tabel 1.6. Nilai Ujan Statistika Untuk 80 Mahasiswa (Kumulatif atau Lebih)
Nilai Ujian
31 atau lebih 80
41 atau lebih 78
51 atau lebih 75
61 atau lebih 70
71 atau lebih 56
81 atau lebih 32
91 atau lebih 12
101 atau lebih 0
3
Dalam kedua daftar di atas, tidak terdapat baris yang menyatakan jumlah frekuensi. Kalau daftar
kumulatif dengan frekuensi relatif yang dikehendaki, maka hasilnya seperti tabel berikut:
Tabel 1.7. Nilai Ujan Statistika untuk 80 Mahasiswa
Nilai Ujian
Kurang dari 31 0
Kurang dari 41 2,50
Kurang dari 51 6,25
Kurang dari 61 12,50
Kurang dari 71 30,00
Kurang dari 81 60,00
Kurang dari 91 85,00
Kurang dari 101 100,00
Tabel 1.8. Nilai Ujan Statistika Untuk 80 Mahasiswa
Nilai Ujian
31 atau lebih 100,00
41 atau lebih 97,50
51 atau lebih 93,75
61 atau lebih 87,50
71 atau lebih 70,00
81 atau lebih 40,00
91 atau lebih 15,00
101 atau lebih 00,00
4
buah nilai. Simbol Njuga akan dipakai untuk menyatakan ukuran populasi, yakni banyak anggota
terdapat dalam populasi.
Bila ada lima nilai ujian dari 5 orang mahasiswa untuk mata kuliah statistika berbentuk: 70, 69,
45, 80, dan 56, maka dalam simbol ditulis: X1 = 70, X2 = 69, X3 = 45, X4 = 80, dan X5 = 56. Dalam
hal ini n = 5, yang menyatakan sebuah sampel berukuran 5.
Rata-rata, atau selengkapnya rata-rata hitung, untuk data kuantitatif yang terdapat dalam sebuah sampel
dihitung dengan jalan membagi jumlah nilai data oleh banyak data.
Simbol rata-rata untuk sampel ialah (baca X garis) sedangkan rata-rata untuk populasi dipakai
simbol (baca: mu). Jadi adalah statistik sedangkan adalah parameter.
Rumus untuk adalah:
atau
Dengan singkatan yang berarti jumlah semua harga X yang ada dalam kumpulan itu.
Untuk kelima nilai ujian diatas, nilai rata-ratanya ialah:
Jika ada lima mahasiswa mendapat nilai 70, enam mendapat nilai 69, tiga mendapat 45 dan
masing-masing seorang mendapat nilai 80 dan 56, maka lebih baik data itu ditulis sebagai berikut:
Tabel 1.10. Distribusi Nilai Mahasiswa
70 5
69 6
45 3
80 1
55 1
Jumlah 16
Xi menyatakan nilai ujian dan fi menyatakan frekuensi untuk nilai Xi yang bersesuaian.
Misalnya fi = 5, untuk Xi = 70, f2 = 6 untuk X2 = 69 dan seterusnya.
Untuk data yang berbentuk demikian, rumus rata-ratanya adalah:
........................................ *
Ialah jumlah hasil kali antara frekuensi dan nilai data dibagi oleh jumlah frekuensi.
Untuk contoh di atas, dianjurkan dibuat tabel penolong yang berikut:
Tabel 1.11. Distribusi Berdasarkan Titik Tengah
70 5 350
69 6 414
45 3 135
80 1 80
55 1 55
Jumlah 16 1035
Dari Tabel di atas didapat:
Sehingga: atau
Nilai rata-rata ujian statistika untuk ke 16 mahasiswa itu adalah 64,6.
Rumus ................... * disebut juga rumus rata-rata yang dibobotkan yang sering digunakan untuk
memperbaiki rata-rata yang dihitung oleh rumus .
Contoh
Data yang berikut merupakan daftar barang yang disimpan di gudang di antaranya terdapat yang rusak.
(untuk menyingkat, judul daftar setiap tabel tidak lagi dituliskan).
5
Tabel 1.12. Keadaan Barang Rusak Dari Produk Pabrik P
Barang Disimpan Rusak %
A 100 96 96
B 200 92 46
C 160 80 50
D 80 60 75
Jumlah 16 328 -
Dalam tabel di samping ini, Xi = persen yang rusak, fi = banyak barang. Dari Tabel dan rumus
didapat:
Contoh
Tiga sub sampel masing-masing berukuran 10, 6 dan 8 sedangkan rata-ratanya masing-masing 145,
118, dan 162.
Adalah salah jika rata-rata gabungan dihitung dengan rumus
Untuk data telah disusun dalam daftar distribusi frekuensi, rata-ratanya dihitung dengan rumus
Hanya dalam hal ini Xi = tanda kelas interval dan fi = frekuensi yang sesuai dengan tanda kelas
Xi.
Contoh: Marilah dihitung rata-rata nilai ujian statistika yang terdapat dalam Tabel yang berikut
6
Tabel di atas dikonversi menjadi Tabel yang berikut:
Tabel 1.14. Distribusi Frekuensi Nilai Ujian Statistika Mahasiswa
Nilai Ujian Frekuensi Tanda Kelas Produk
31-40 1 35,5 35,5
41-50 2 45,5 91,0
51-60 5 55,5 277,5
61-70 15 65,5 982,5
71-80 25 75,5 1.877,5
81-90 20 85,5 1.710,0
91-100 12 95,5 1.146,0
Jumlah 80 - 6.130,0
Catatan: frekuensi berbeda dari yang terdapat dalam daftar sebelumnya. Dari Tabel di atas terdapat:
dan
Rumus
, memberikan
Contoh: Untuk data nilai ujian mahasiswa, diperlukan tabel yang disusun seperti:
Tabel 1.15. Nilai Ujian Mahasiswa
Nilai Ujian
31-40 1 35,5 -4 -4
41-50 2 45,5 -3 -6
51-60 5 55,5 -2 -10
61-70 15 65,5 -1 -15
71-80 25 75,5 0 0
81-90 20 85,5 1 20
91-100 12 95,5 2 24
Jumlah 80 - - 9
Telah diambil Xo = 75,5 dan nilai sandi c = 0 telah diberikan untuk ini. Harga-harga c = -1, c = -2,
c = -3, dan c = -4 telah diberikan berturut-turut untuk tanda-tanda kelas 65,5; 55,5; 45,5; dan 35,5.
Tanda kelas yang lebih besar dari Xo = 75,5 berturut-turut diberi c =1, dan c = 2. Karena p = 20, maka
dengan rumus: , dengan didapat:
Hasil yang sama dengan ketika menggunakan rumus . Hal ini memang demikian, dan
sebenarnya, rumus , didapat dari rumus dengan menggunakan
transformasi berdasarkan sifat:
1)Jika tiap nilai data Xi ditambah/dikurangi dengan sebuah bilangan tetap d, maka rata-rata untuk
data baru bertambah/berkurang dengan d dari rata-rata data lama.
2) Jika tiap data Xi dikalikan dengan sebuah bilangan tetap d, maka rata-rata untuk data baru menjadi
d kali rata-rata data lama.
Namun perlu diingat cara sandi, hanya berlaku jika panjang kelas interval semuanya sama.