KEGIATAN BELAJAR 1
DISTRIBUSI FREKUENSI
1. Capaian Pembelajaran
Saudara mahsiswa, Modul 3 Kegiatan Belajar 1 ini membahas materi tentang Distribusi
Frekuensi. Melalui materi ini Anda diharapkan mampu menjelaskan menjelaskan tentang
distribusi frekuensi. Materi ini disampaikan secara rinci sehingga dapat memfasilitasi Anda
dalam upaya mencapai kemampuan menerapkan berbagai landasan ilmu statistika pendidikan
dalam praktik pendidikan. Materi ini diharapkan maampu mendukung tugas Anda sebagai
calon pendidik yang memesona yang dilandasi sikap tanggung jawab dan mampu mengelola
pembelajaran secara mandiri.
3. Pokok-pokok Materi
Adapun pokok-pokok materi yang akan disampaikan dalam kegiatan belajar
1 dalam modul 3 mata kuliah Statistika Pendidikan ini adalah:
a. Pengertian distribusi frekuensi
b. Cara menyusun tabel distribusi frekuensi
c. Jenis – jenis tabel distribusi frekuensi
4. Uraian Materi
Data yang diperoleh secara langsung dari hasil penelitian atau sumber-sumber lain (data
sekunder) biasanya asih dalam bentuk kasar atau mentah (raw data) dan tidak tersusun secara
sistematis. Agar dibaca dengan mudah dan cepat, data disajikan dalam bentuk daftar atau tabel
dan grafik atau diagram
A. Pengertian Distribusi Frekuensi
Frekuensi memberi tahu kita seberapa sering sesuatu terjadi. Frekuensi pengamatan
menunjukkan berapa kali pengamatan terjadi dalam data. Misalnya, dalam daftar angka
berikut, frekuensi angka 9 adalah 5 (karena muncul 5 kali):
1, 2, 3, 4, 6, 9, 9, 8, 5, 1, 1, 9, 9, 0, 6, 9.
Distribusi frekuensi adalah suatu susunan data muali dari data terkecil sampai data
terbesar yang membagi banyaknya data ke dalam beberapa kelas.
Pembuatan distrbusi frekuensi ditujukan agar data lebih sederhana dan mudah dibaca
sebagai baha informasi bagi yang memerlukan. Misalkan kita mempunyai data tentang nilai
akuntansi 80 siswa. Jika tidakingin mengalami kesulitan untuk menggambarkan nilai akuntansi
80 siswa tersebut, kita dapat mengelompokkan nilai tersebut dalam beberapa kelas atau
interval.
Untuk lebih jelasnya, perhatikan data nilau akuntansu 80 siswa sebagai berikut:
75 84 68 82 68 90 62 88 93 76
88 79 73 73 61 62 71 59 75 85
75 65 62 87 74 93 95 78 72 63
82 78 66 75 94 77 63 74 60 68
89 78 96 62 75 95 60 79 71 83
67 62 79 97 71 78 85 76 65 65
73 80 65 57 53 88 78 62 76 74
73 67 86 81 85 72 65 76 75 77
Data di atas merupakan data mentah (raw data) dan tidak menggambarkan data secara
jelas, seperti berapa siswa berapa siswa yang nilainya antara 52, 58, kemudian berapa % dari
siswa yang nilainya antara 80-86, berapa banyak siswa yang nilainya kurang 65.
Untuk menjawab pertanyaan yang pertama, harus dibuat tabel frekuensi, untuk
pertanyaan kedua, harus dibuat frekuensi relatif sedangkan untuk pertanyaan ketiga, harus
dibuat frekuensi kumulatif.
Membuat tabel frekuensi atau distribusi frekuensi berarti mendistribusikan semua data
dalam beberapa kelas atau interval, selanjutnya menentukan banyaknya individu yang masuk
ke dalam kelas tertentu yang disebut frekuensi kelas.
Contoh tabel frekuensi dari data di atas adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1 Frekuensi Nilai Matematika
Nilai Turus Frekuensi
52-58 || 2
59-65 |||| |||| |||| 15
66-72 |||| |||| || 12
73-79 |||| |||| |||| |||| |||| || 27
80-86 |||| |||| 10
87-93 |||| ||| 8
94-100 |||| 5
Jumlah 80
Hal-jal yang perlu diperhatikan dalam tabel frekuensi adalah sebagai berikut.
1. Range atau Jangkauan
Daerah jangkauan data (range) dalam selisih data terbesar (maksimum) dengan data
terkecil (minimal), yang dinotasikan dengan.
K = 1 = 33 log n
R = Xmaks - Xmin
Contoh:
Range atau daerah jangkauan dari data nilai akuntansi 80 siswa adalah.
R = 𝑋𝑋𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚 - 𝑋𝑋𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚
R = 97- 53 = 44
2. Banyaknya kelas
Banyaknya kelas harus ditentukan sedemikian rupa sehingga mencakup semua data
yang diobservasi.
Jika jumlah kelas terlalu sedikit, informasi-informasi yang ada tidaklah lengkap. Hal
ini karena jumlah kelas yang sedikit, berarti interval kelasnya besar, sehingga variasi yang
terinci dari data individu menjadi hilang. Sebaliknya, jika jumlah kelasnya terlalu banyak,
perhitungan menjadi tidak praktis dan pola frekuensi menjadi konsong.
Dalam menetapkan banyaknya kelas, ada suatu aturan yang diberikan oleh H.A
STRUGES, yang selanjutnya disebut aturan Struges, yaitu sebagai berikut:
Keterangan :
K = banyaknya kelas
n = banyaknya data (frekuensi)
3,3 = bilangan konstan
Contoh:
Dari data nilai akuntansi 80 orang siswa di atas, hitunglah banyaknya kelas!
Jawab :
K = 1 + 3,3 log n
K = 1 + 3,3 log 80
K = 1,33 (1,9091) K = 1+6,3 = 7,3 (dibulatkan menjadi 7)
Jadi, banyaknya kelas adalah 7.
3. Interval Kelas
Interval kelas atau panjang kelas adalah selisih data terbesar dengan data terkecil dibagi
dengan banyaknya kelas. Interval kelas ini ditentukan dengan rumus:
R
P=
K
Keterangan:
P = panjang kelas (interval kelas) K = banyaknya kelas
R = rentang (jangkauan)
Contoh:
Dari dat anilai akuntansi 80 orang siswa di atas, tentukan panjang interval kelas!
Jawab :
Jangkauan = 97-53 = 44
Banyaknya kelas = 7
2
Panjang kelas × 100% = 4% (diambil 7 agar mencakup semua data jika diambil 6 ada yang
50
tidak masuk)
4. Batas Kelas
Batas kelas suatu interval kelas adalah nilai-nilai ujung yang terdapat pada suatu kelas.
Nilai ujung bawah pada suatu interval kelas disebut batas bawah kelas, sedangkan nilai ujung
atas pada suatu interval kelas disebut batas atas kelas.
Perhatikan kembali tabel 3.2 di bawah ini:
Nilai Frekuensi
52-58 2
59-65 15
66-72 12
73-79 27
80-86 10
87-93 8
94-100 5
jumlah 80
Berdasarkan tabel di atas, batas bawah kelas dan batas atas kelasnya sebagai berikut:
Batas bawah kelas : 52, 59, 66, 73, 80, 87, 94
Batas atas kelas : 58, 65, 72, 79, 86, 93, 100
Dalam tabel distribusi frekuensi 3-3, terlihat angka yang menunjukkan variabel, yaitu
5,6,7 dan 8. Angka yang menunjukkan frekuensi, yaitu 3,4,8, dan , sedangkan angka yang
menunjukkan jumlah frekuensi, yaitu 20.
2. Jenis Tabel Distribusi Frekuensi
Ada beberapa jenis tabel distribusi frekuensi yang lazim dipakai dalam statistik.
Namun, pada pembahasan bagian ini, tabel distribusi frekuensi yang akan dibahas, yaitu:
Tabel distribusi frekuensi data tunggal
Tabel distribusi frekuensi data kelompok
Tabel distribusi frekuensi kumulatif
Tabel distribusi frekuensi relatif
Tabel distribusi frekuensi kumulatif relatif.
a. Tabel Distribusi Frekuensi Data Tunggal
Tabel distribusi frekuensi data tunggal memuat frekuensi dari data yang tidak
dikelompokkan.
Contoh:
Tabel 3-4
Distribusi Frekuensi NomorSepatu Siswa Kelas 3 IPA SMU X
Nomor Frekuensi
36 3
37 5
38 8
39 18
40 6
Jumlah 40
Buatlah frekuensi kumulatif kurang dari dan frekuensi kumulatif lebih dari atau sama
dengan!
Jawab:
Frekuensi kumultif kurang dari.
Kelas Frekuensi Kumulatif
<52 0
<59 2
<66 17
<73 29
<80 57
<87 68
<94 75
<101 80
2
Frekuensi pada kelas pertama didapat dari = × 100% = 4 %
50
3
Frekuensi pada kelas dua = × 100% = 6 %
50
6
Frekuensi pada kelas tiga = × 100% = 12 %
50
Frekuensi pada kelas berikutnya dapat ditentukan dengan cara yang sama.
Keterangan:
fk rel = frekuensi kumulatif relative
Fk = frekuensi kumulatif
∑f = frekuensi total
Untuk lebih jelasnya, kita lihat lagi tabel frekuensi kumulatif “kurang dari” dan “lebih
dari”
Kelas 𝐟𝐟𝐟𝐟𝐟𝐟𝐟𝐟𝐟𝐟𝐟𝐟𝐟𝐟𝐟𝐟𝐟𝐟𝐤𝐤𝐤𝐤𝐤𝐤 𝐟𝐟𝐟𝐟𝐟𝐟𝐟𝐟𝐟𝐟𝐟𝐟𝐟𝐟𝐟𝐟𝐟𝐟𝐫𝐫𝐫𝐫𝐫𝐫
<52 0 0
<59 2 2,50
<66 17 21,25
<73 29 36,25
<80 57 71,25
<87 68 85,00
<94 75 93,75
<101 80 100,00
Untuk membuat tabel distribusi frekuensi dari data di atas, dapat diterapkan langkah-
langkah sebagai berikut.
1. Tentukan jangkauan data!
Xmaksimum = 97
Xminimum = 53
R = Xmaksimum - Xminimum
R = 97-53
R = 44
2. Tentukan banyaknya kelas!
K = 1 + 3,3 log 80
= 1 + 3,3 (1,9091)
= 1 + 63
= 7,3
Banyaknya kelas 7.
3. Tentukan panjang kelas!
R 44
P= = = 6,3
K 7
Kelas Frekuensi
52-58 2
59-65 15
77-72 12
73-79 28
80-86 10
87-93 8
94-100 5
Jumlah 80
Contoh :
Nilai ulangan matematika 100 siswa sebagai berikut:
41 48 66 71 78 49 49 47 44 75
48 56 71 54 60 70 50 41 47 69
57 59 65 41 61 56 61 78 56 60
60 58 60 73 60 54 47 58 77 63
61 63 63 77 75 60 48 56 58 73
71 65 69 60 65 60 51 55 63 59
56 72 66 63 69 65 58 76 68 40
63 60 67 65 49 62 52 43 54 54
42 63 56 70 56 67 56 51 61 48
73 60 58 66 60 66 71 56 62 78
Kelas Frekuensi
40-44 7
45-49 10
50-54 7
55-59 20
60-64 21
65-69 16
70-74 11
75-79 8
Jumlah 100
3. Diagram Garis
Diagram garis dipakai untuk menggambarkan suatu data yang berkelanjutan dalam
suatu kurun waktu tertentu. Misalnya data tentang produksi dari tahun ke tahun, nilai ekspor
suatu jenis barang dari tahun ke tahun, dan sebagainya.
Contoh:
Data curah hujan di Kodya Bnadung pada tahun 1996 adalah:
No. Bulan Curah Hujan (mm)
1. Januari 290
2. Februari 580
3. Maret 230
4. April 320
5. Mei 100
6. Juni 50
7. Juli 90
8. Agustus 110
9. September 170
10. Oktober 290
11. November 310
12. Desember 220
Jumlah 2760
Sumber : kantor BMG Stasium Bandung
Berdasarkan data diatas, diagram garisnya adalah sebagai berikut ini:
4. Diagram Lingkaran
Penyajian data dalam bentuk diagram lingkarang didasarkan pada pembagian sebuah
lingkaran dalam beberapa bagian sesuai dengan jenis data yang akan disajikan. Selanjutnya,
tiap-tiap bagian diberi keterangan sesuai dengan jenis data yang disajikan.
Contoh:
Data pekerjaan orang tua siswa SMK X tahun 1996
No. Jenis Pekerjaan Frekuensi
1. Wiraswasta 200
2. Peg. Negeri 100
3. Petani 70
4. ABRI 33
Jumlah 400
Diagram lingkaran dari informasi di atas di buat sebagai berikut:
200
1. Wiraswasta = × 100% = 50 %
400
50
Digambar dengan sudut pusat = × 360% = 180 ̊
100
100
2. Pegawai Negeri = × 100% = 25 %
400
25
Digambar dengan sudut pusat = × 360% = 90 ̊
100
70
3. Petani = × 100% = 17,5 %
400
17,5
Digambar dengan sudut pusat = × 360% = 63 ̊
100
30
4. ABRI = × 100% = 7,5 %
400
7,5
Digambar dengan sudut pusat = × 360% = 27 ̊
100
6. Ogive
Grafik ogive dibuat dari daftar sebaran “frekuensi kumulatif kurang dari” dan
“frekuensi lebih dari”.
Contoh:
Perhatikan daftar distribusi frekuensi berikut ini!
Berat Frekuensi
40-44 4
45-49 6
50-54 10
55-59 20
60-64 7
65-69 3
Jumlah 50
Untuk membuat ogive dari data di atas, diperlukan bantuan sebagai berikut:
Berat (batas bawah) Fkum < Fkum >
39,5 0 50
44,5 4 46
49,5 10 40
54,5 20 30
59,5 40 10
64,5 47 3
69,5 50 0
Frekuensi kumulatif “lebih dari” pada distribusi frekuensi berat badan 50 siswa.
50 56 91 90 48 62 86
50 48 75 82 52 63 88
43 75 74 85 53 73 89
48 73 85 87 55 38 71
72 84 60 65 58 81 74
75 90 60 68 60 82 78
a. Buatlah :
1. Tabel Distribusi Frekuensi Data Tunggal
2. Tabel Distribusi Frekuensi Kumulatif
3. Tabel Distribusi Frekuensi Kumulatif Relatif (> atau <)
4. Tabel Distribusi Frekuensi Relatif
b. Buatlah Histogram dan Poligon Frekuensinya
Referensi
Mosteller, Fienberg, Rourke. Beginning Statistics with data analysis. Dover Publication, inc.:
Mineola, New York.
Siregar, S. 2015. Statistika Terapan untuk Perguruan Tinggi. Prenadamedia Group: Jakarta.
Subana. 2000. Statistik Pendidikan. Pustaka Setia: Bandung.