Anda di halaman 1dari 20

MODUL 3

KEGIATAN BELAJAR 1

DISTRIBUSI FREKUENSI
1. Capaian Pembelajaran

Saudara mahsiswa, Modul 3 Kegiatan Belajar 1 ini membahas materi tentang Distribusi
Frekuensi. Melalui materi ini Anda diharapkan mampu menjelaskan menjelaskan tentang
distribusi frekuensi. Materi ini disampaikan secara rinci sehingga dapat memfasilitasi Anda
dalam upaya mencapai kemampuan menerapkan berbagai landasan ilmu statistika pendidikan
dalam praktik pendidikan. Materi ini diharapkan maampu mendukung tugas Anda sebagai
calon pendidik yang memesona yang dilandasi sikap tanggung jawab dan mampu mengelola
pembelajaran secara mandiri.

2. Sub Capaian Pembelajaran


Adapun sub capaian pembelajaran untuk mendukung capaian pembelajaran tersebut di atas
adalah:
a. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian distribusi frekuensi
b. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian tabel distribusi frekuensi dan cara membuat
tabel distribusi frekuensi

3. Pokok-pokok Materi
Adapun pokok-pokok materi yang akan disampaikan dalam kegiatan belajar
1 dalam modul 3 mata kuliah Statistika Pendidikan ini adalah:
a. Pengertian distribusi frekuensi
b. Cara menyusun tabel distribusi frekuensi
c. Jenis – jenis tabel distribusi frekuensi

4. Uraian Materi
Data yang diperoleh secara langsung dari hasil penelitian atau sumber-sumber lain (data
sekunder) biasanya asih dalam bentuk kasar atau mentah (raw data) dan tidak tersusun secara
sistematis. Agar dibaca dengan mudah dan cepat, data disajikan dalam bentuk daftar atau tabel
dan grafik atau diagram
A. Pengertian Distribusi Frekuensi
Frekuensi memberi tahu kita seberapa sering sesuatu terjadi. Frekuensi pengamatan
menunjukkan berapa kali pengamatan terjadi dalam data. Misalnya, dalam daftar angka
berikut, frekuensi angka 9 adalah 5 (karena muncul 5 kali):
1, 2, 3, 4, 6, 9, 9, 8, 5, 1, 1, 9, 9, 0, 6, 9.
Distribusi frekuensi adalah suatu susunan data muali dari data terkecil sampai data
terbesar yang membagi banyaknya data ke dalam beberapa kelas.
Pembuatan distrbusi frekuensi ditujukan agar data lebih sederhana dan mudah dibaca
sebagai baha informasi bagi yang memerlukan. Misalkan kita mempunyai data tentang nilai
akuntansi 80 siswa. Jika tidakingin mengalami kesulitan untuk menggambarkan nilai akuntansi
80 siswa tersebut, kita dapat mengelompokkan nilai tersebut dalam beberapa kelas atau
interval.
Untuk lebih jelasnya, perhatikan data nilau akuntansu 80 siswa sebagai berikut:
75 84 68 82 68 90 62 88 93 76
88 79 73 73 61 62 71 59 75 85
75 65 62 87 74 93 95 78 72 63
82 78 66 75 94 77 63 74 60 68
89 78 96 62 75 95 60 79 71 83
67 62 79 97 71 78 85 76 65 65
73 80 65 57 53 88 78 62 76 74
73 67 86 81 85 72 65 76 75 77

Data di atas merupakan data mentah (raw data) dan tidak menggambarkan data secara
jelas, seperti berapa siswa berapa siswa yang nilainya antara 52, 58, kemudian berapa % dari
siswa yang nilainya antara 80-86, berapa banyak siswa yang nilainya kurang 65.
Untuk menjawab pertanyaan yang pertama, harus dibuat tabel frekuensi, untuk
pertanyaan kedua, harus dibuat frekuensi relatif sedangkan untuk pertanyaan ketiga, harus
dibuat frekuensi kumulatif.
Membuat tabel frekuensi atau distribusi frekuensi berarti mendistribusikan semua data
dalam beberapa kelas atau interval, selanjutnya menentukan banyaknya individu yang masuk
ke dalam kelas tertentu yang disebut frekuensi kelas.
Contoh tabel frekuensi dari data di atas adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1 Frekuensi Nilai Matematika
Nilai Turus Frekuensi
52-58 || 2
59-65 |||| |||| |||| 15
66-72 |||| |||| || 12
73-79 |||| |||| |||| |||| |||| || 27
80-86 |||| |||| 10
87-93 |||| ||| 8
94-100 |||| 5
Jumlah 80

Hal-jal yang perlu diperhatikan dalam tabel frekuensi adalah sebagai berikut.
1. Range atau Jangkauan
Daerah jangkauan data (range) dalam selisih data terbesar (maksimum) dengan data
terkecil (minimal), yang dinotasikan dengan.
K = 1 = 33 log n

R = Xmaks - Xmin

Contoh:
Range atau daerah jangkauan dari data nilai akuntansi 80 siswa adalah.
R = 𝑋𝑋𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚 - 𝑋𝑋𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚
R = 97- 53 = 44
2. Banyaknya kelas
Banyaknya kelas harus ditentukan sedemikian rupa sehingga mencakup semua data
yang diobservasi.
Jika jumlah kelas terlalu sedikit, informasi-informasi yang ada tidaklah lengkap. Hal
ini karena jumlah kelas yang sedikit, berarti interval kelasnya besar, sehingga variasi yang
terinci dari data individu menjadi hilang. Sebaliknya, jika jumlah kelasnya terlalu banyak,
perhitungan menjadi tidak praktis dan pola frekuensi menjadi konsong.
Dalam menetapkan banyaknya kelas, ada suatu aturan yang diberikan oleh H.A
STRUGES, yang selanjutnya disebut aturan Struges, yaitu sebagai berikut:
Keterangan :
K = banyaknya kelas
n = banyaknya data (frekuensi)
3,3 = bilangan konstan
Contoh:
Dari data nilai akuntansi 80 orang siswa di atas, hitunglah banyaknya kelas!
Jawab :
K = 1 + 3,3 log n
K = 1 + 3,3 log 80
K = 1,33 (1,9091) K = 1+6,3 = 7,3 (dibulatkan menjadi 7)
Jadi, banyaknya kelas adalah 7.
3. Interval Kelas
Interval kelas atau panjang kelas adalah selisih data terbesar dengan data terkecil dibagi
dengan banyaknya kelas. Interval kelas ini ditentukan dengan rumus:
R
P=
K
Keterangan:
P = panjang kelas (interval kelas) K = banyaknya kelas
R = rentang (jangkauan)
Contoh:
Dari dat anilai akuntansi 80 orang siswa di atas, tentukan panjang interval kelas!
Jawab :
Jangkauan = 97-53 = 44
Banyaknya kelas = 7
2
Panjang kelas × 100% = 4% (diambil 7 agar mencakup semua data jika diambil 6 ada yang
50

tidak masuk)
4. Batas Kelas
Batas kelas suatu interval kelas adalah nilai-nilai ujung yang terdapat pada suatu kelas.
Nilai ujung bawah pada suatu interval kelas disebut batas bawah kelas, sedangkan nilai ujung
atas pada suatu interval kelas disebut batas atas kelas.
Perhatikan kembali tabel 3.2 di bawah ini:

Nilai Frekuensi
52-58 2
59-65 15
66-72 12
73-79 27
80-86 10
87-93 8
94-100 5
jumlah 80
Berdasarkan tabel di atas, batas bawah kelas dan batas atas kelasnya sebagai berikut:
Batas bawah kelas : 52, 59, 66, 73, 80, 87, 94
Batas atas kelas : 58, 65, 72, 79, 86, 93, 100

5. Titik Tengah Kelas


Titik tengah kelas atau nilai tengah kelas adalah nilai yang terletak di tengah-tengah
kelas, yang dianggap mewakili suatu interval tertentu.
Nilai tittik tengah kelas pada suatu interval ditentukan dengan rumus
batas bawah kelas+batas atas kelas
Titik Tengah =
2

Pada tebel distribusi frekuensi 3.1, titik tengah pada:


52+58
• Kelas kesatu adalah ∶
2
= 55
59+65
• Kelas kedua adalah ∶
2
= 62
66+72
• Kelas ketiga adalah ∶
2
= 69
73+79
• Kelas keempat adalah ∶
2
= 76
80+86
• Kelas kelima adalah ∶
2
= 83
87+93
• Kelas keenam adalah ∶
2
= 90
94+100
• Kelas ketujuh adalah ∶
2
= 97
B. TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI
1. Pengertian Tabel Distribusi Frekuensi
Tabel distribusi frekuensi adalah alat penyajian data statistik yang terdiri dari baris dan
kolom yang memuat angka-angka untuk menggambaran distribusi atau pembagian frekuensi
dari varibel yang sedang menjadi objek penelitian.
Untuk lebih jelasnya, perhatikan tabel distribusi frekuensi berikut ini:
Tabel 3-3
Nilai Tes Matematika dari 20 Siswa
Nilai Frekuensi
5 3
6 4
7 8
8 5
Jumlah 20

Dalam tabel distribusi frekuensi 3-3, terlihat angka yang menunjukkan variabel, yaitu
5,6,7 dan 8. Angka yang menunjukkan frekuensi, yaitu 3,4,8, dan , sedangkan angka yang
menunjukkan jumlah frekuensi, yaitu 20.
2. Jenis Tabel Distribusi Frekuensi
Ada beberapa jenis tabel distribusi frekuensi yang lazim dipakai dalam statistik.
Namun, pada pembahasan bagian ini, tabel distribusi frekuensi yang akan dibahas, yaitu:
 Tabel distribusi frekuensi data tunggal
 Tabel distribusi frekuensi data kelompok
 Tabel distribusi frekuensi kumulatif
 Tabel distribusi frekuensi relatif
 Tabel distribusi frekuensi kumulatif relatif.
a. Tabel Distribusi Frekuensi Data Tunggal
Tabel distribusi frekuensi data tunggal memuat frekuensi dari data yang tidak
dikelompokkan.
Contoh:

Tabel 3-4
Distribusi Frekuensi NomorSepatu Siswa Kelas 3 IPA SMU X
Nomor Frekuensi
36 3
37 5
38 8
39 18
40 6
Jumlah 40

b. Tabel Distribusi Data Kelompok


Tabel distribusi frekuensi dta yang telah dikelompokkan memuat frekuensi data yang
didistribusikan dalam kelompok-kelompok atau kelas yang berbeda.
Contoh:
Tabel 3-5
Distribusi Pendapatan 50 Karyawan Percetakan A di Bandung
(dalam ribuan Rupiah)
Pendapatan Frekuensi
300-390 4
400-490 6
500-590 8
600-690 12
700-790 9
800-890 7
900-990 4
Jumlah 50

c. Tabel Distribusi Frekuensi Kumulatif


Distribusi frekuensi kumulatif adalah distribusi yang mengatakan frekuensi total yang
ada di bawah atau di atas batas bawah suatu kelas.
Ferkuensi kumulatif yang ada di bawah batas bawah disebut frekuensi kumulatif dari,
sedangkan frekuensi kumulatif yang ada di atas atau sama dengan batas bawah disebut
frekuensi kumulstif lebih dari atau sama dengan.
Contoh:
Perhatikan tabel distribusi frekuensi berikut:
Kelas Frekuensi
52-58 2
59-65 15
77-72 12
73-79 28
80-86 10
87-93 8
94-100 5
Jumlah 80

Buatlah frekuensi kumulatif kurang dari dan frekuensi kumulatif lebih dari atau sama
dengan!
Jawab:
Frekuensi kumultif kurang dari.
Kelas Frekuensi Kumulatif
<52 0
<59 2
<66 17
<73 29
<80 57
<87 68
<94 75
<101 80

Frekuensi kumulatif “lebih dari atau sama dengan”


Kelas Frekuensi Kumulatif
≥52 80
≥59 78
≥66 63
≥73 51
≥80 23
≥87 13
≥94 5
≥101 0
d. Tabel Distribusi Frekuensi Relatif
Frekuensi relatif adalah perbandingan antara frekuensi masing-masing kelas dengan
jumlah frekuensi seluruhnya yang dinyatakan dalam presentase:
Contoh 8
Kelas Frekuensi Frekuensi Relatif (%)
52-58 2 2,50
59-65 15 18,75
66-72 12 15,00
73-79 28 35,00
80-86 10 12,50
87-93 8 10,00
94-100 5 6,25
Jumlah 80 100
Contoh:
Hasil ulangan matematika 50 orang siswa dalam 1 kelas adalah:
Kelas Frekuensi
21-30 2
31-40 3
41-50 6
51-60 10
61-70 12
71-80 10
81-90 4
91-100 3
Jumlah 50
Dari data di atas, tentukan frekuensi kumulatifya!
Jawab:
Kelas Frekuensi
21-30 4
31-40 6
41-50 12
51-60 20
61-70 24
71-80 20
81-90 8
91-100 6
Jumlah 100

2
Frekuensi pada kelas pertama didapat dari = × 100% = 4 %
50
3
Frekuensi pada kelas dua = × 100% = 6 %
50
6
Frekuensi pada kelas tiga = × 100% = 12 %
50

Frekuensi pada kelas berikutnya dapat ditentukan dengan cara yang sama.

e. Tabel Distribusi Frekuensi Kumulatif Relatif


Frekuensi kumulatif relatif adalah frekuensi kumulatif dibagi frekuansi total dikalikan
100%, dinyatakan dengan rumus. fk
fk rel = × 100%
∑f

Keterangan:
fk rel = frekuensi kumulatif relative
Fk = frekuensi kumulatif
∑f = frekuensi total
Untuk lebih jelasnya, kita lihat lagi tabel frekuensi kumulatif “kurang dari” dan “lebih
dari”
Kelas 𝐟𝐟𝐟𝐟𝐟𝐟𝐟𝐟𝐟𝐟𝐟𝐟𝐟𝐟𝐟𝐟𝐟𝐟𝐤𝐤𝐤𝐤𝐤𝐤 𝐟𝐟𝐟𝐟𝐟𝐟𝐟𝐟𝐟𝐟𝐟𝐟𝐟𝐟𝐟𝐟𝐟𝐟𝐫𝐫𝐫𝐫𝐫𝐫
<52 0 0
<59 2 2,50
<66 17 21,25
<73 29 36,25
<80 57 71,25
<87 68 85,00
<94 75 93,75
<101 80 100,00

Kelas 𝐟𝐟𝐟𝐟𝐟𝐟𝐟𝐟𝐟𝐟𝐟𝐟𝐟𝐟𝐟𝐟𝐟𝐟𝐤𝐤𝐤𝐤𝐤𝐤 𝐟𝐟𝐟𝐟𝐟𝐟𝐟𝐟𝐟𝐟𝐟𝐟𝐟𝐟𝐟𝐟𝐟𝐟𝐫𝐫𝐫𝐫𝐫𝐫


≥52 80 100
≥59 78 97,50
≥66 63 78,75
≥73 51 63,75
≥80 23 28,75
≥87 13 16,25
≥94 5 6,25
≥101 0 0

C. MEMBUAT TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI


Perhatikan kembali nilai ulangan akuntansi dari 80 siswa SMU berikut ini:
75 84 68 82 68 90 62 88 93 76
88 79 73 73 61 62 71 59 75 85
75 65 62 87 74 93 95 78 72 63
82 78 66 75 94 77 63 74 60 68
89 78 96 62 75 95 60 79 71 83
67 62 79 97 78 85 76 65 65 71
73 80 65 57 88 78 62 76 74 53
73 67 86 81 72 65 76 75 77 85

Untuk membuat tabel distribusi frekuensi dari data di atas, dapat diterapkan langkah-
langkah sebagai berikut.
1. Tentukan jangkauan data!
Xmaksimum = 97
Xminimum = 53
R = Xmaksimum - Xminimum
R = 97-53
R = 44
2. Tentukan banyaknya kelas!
K = 1 + 3,3 log 80
= 1 + 3,3 (1,9091)
= 1 + 63
= 7,3
Banyaknya kelas 7.
3. Tentukan panjang kelas!
R 44
P= = = 6,3
K 7

Diambil 7, agar semua data terangkum di dalamnya.


4. Tentukan batas bawah kelas dan atas kelas!
Batas bawah kelas pertama adalah 52 dan batas atas kelas pertama adalah 58
5. Hitunglah banyaknya data pada masing-masing kelas!
Nilai Turus Frekuensi
52-58 || 2
59-65 |||| |||| |||| 15
66-72 |||| |||| || 12
73-79 |||| |||| |||| |||| |||| || 27
80-86 |||| |||| 10
87-93 |||| ||| 8
94-100 |||| 5
Jumlah 80

Distribusi frekuensi adalah:

Kelas Frekuensi
52-58 2
59-65 15
77-72 12
73-79 28
80-86 10
87-93 8
94-100 5
Jumlah 80
Contoh :
Nilai ulangan matematika 100 siswa sebagai berikut:
41 48 66 71 78 49 49 47 44 75
48 56 71 54 60 70 50 41 47 69
57 59 65 41 61 56 61 78 56 60
60 58 60 73 60 54 47 58 77 63
61 63 63 77 75 60 48 56 58 73
71 65 69 60 65 60 51 55 63 59
56 72 66 63 69 65 58 76 68 40
63 60 67 65 49 62 52 43 54 54
42 63 56 70 56 67 56 51 61 48
73 60 58 66 60 66 71 56 62 78

Dari data di atas, buatlah tabel distribusi frekuensinya!


Jawab:
1. Jangkauan :
R = Xmaks - Xmin
R = 78 – 40 R =38
2. Banyaknya kelas
K = 1 + 3,3 log 100
1 + 3,3 (2) = 1 + 6,6
7,6 (dibulatkan menjadi delapan)
3. Panjang kelas
R 38
P= →P= → P = 4,65 (dibulatkan menjadi 5)
K 8

4. Batas bawah kelas = 40


Batas atas kelas = 44
5. Banyaknya data tiap kelas adalah:

Nilai Turus Frekuensi


40-49 |||| || 7
45-59 |||| |||| 10
50-54 |||| || 7
55-59 |||| |||| |||| |||| 20
60-64 |||| |||| |||| |||| | 21
65-69 |||| |||| |||| | 16
70-74 |||| |||| | 11
75-79 |||| ||| 8
Jumlah 100
Distribusi frekuensinya adalah.

Kelas Frekuensi
40-44 7
45-49 10
50-54 7
55-59 20
60-64 21
65-69 16
70-74 11
75-79 8
Jumlah 100

D. MENYAJIKAN DATA DALAM BENTUK GRAFIK ATAU DIAGRAM


Setelah mempelajari cara penyajian dat adalam bentuk tabel, selanjutnya akan dibahas
cara penyajian data dalam bentuk grafik atau diagram.
Maksud dan tujuan penyajian data statistik dalam bentuk grafik maupun diagram adalah
memudahkan memberi informasi secara visual. Penyajian data dalam bentuk grafik maupun
diagram sangat banyak digunakan. Karena kedua bentuk ini sangat efektif untuk menyebarkan
informasi baik melalui media, surat kabar, majalah,maupun laporan-laporan statistik.
1. Diagram lambang
Diagram lambang adalah penyajian data statistik dalam bentuk gambar-gambar dengan
ukuran tertentu untuk menunjukkan nilai masing-masing data.
Contoh:
Jumlah lulusan suatu perguruan tinggi dari tahun 1992-1996 adalah sebagai berikut:
No. Tahun Jumlah Lulusan
1. 1992 3.323
2. 1993 3.412
3. 1994 4.613
4. 1995 5.489
5. 1996 5.506
Jumlah 22.252
2. Diagram Batang
Diagram batang pada umumnya dipergunakan untuk membandingkan suatu data
dengan data keseluruhan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk membuat diagram
batang adalah:
1. Skala yang digunakan hasur dimulai dai nol (0).
2. Diagram batang dapat dibuat secara vertical maupun horizontal.
3. Skala tinggi maupun lebar diagram batang harus sama.
4. Diagram harus dilengkapi oleh judul.
Contoh:
Nilai ekspor nonmigas dari tahun 1991 – 1995 (juta $)

No. Tahun Jumlah Lulusan


1. 1990/91 15.380
2. 1991/92 19.008
3. 1992/93 24.825
4. 1993/94 27.170
5. 1995/96 31.716
Jumlah 118.099

Sumber : Laporan Bank Indonesia


(keterangan : dikutip sebagian)
Data diatas jika disajikan dalam diagram batang adalah
Contoh :
Jumlah penjualan eceran sepatu kets dan sepatu kulit di Toko Pelangi Bandung dalam kurun
waktu enam bulan.

Bulan ke Kets Kulit


1 300 100
2 400 150
3 500 150
4 200 100
5 300 150
6 200 100

Data tersebut digambarkan dengan diagram batang sebagai berikut:

Penjualan Sepatu di Toko Pelangi Bandung Selama Enam Bulan


(Dalam Pasang)

3. Diagram Garis
Diagram garis dipakai untuk menggambarkan suatu data yang berkelanjutan dalam
suatu kurun waktu tertentu. Misalnya data tentang produksi dari tahun ke tahun, nilai ekspor
suatu jenis barang dari tahun ke tahun, dan sebagainya.

Contoh:
Data curah hujan di Kodya Bnadung pada tahun 1996 adalah:
No. Bulan Curah Hujan (mm)
1. Januari 290
2. Februari 580
3. Maret 230
4. April 320
5. Mei 100
6. Juni 50
7. Juli 90
8. Agustus 110
9. September 170
10. Oktober 290
11. November 310
12. Desember 220
Jumlah 2760
Sumber : kantor BMG Stasium Bandung
Berdasarkan data diatas, diagram garisnya adalah sebagai berikut ini:

4. Diagram Lingkaran
Penyajian data dalam bentuk diagram lingkarang didasarkan pada pembagian sebuah
lingkaran dalam beberapa bagian sesuai dengan jenis data yang akan disajikan. Selanjutnya,
tiap-tiap bagian diberi keterangan sesuai dengan jenis data yang disajikan.
Contoh:
Data pekerjaan orang tua siswa SMK X tahun 1996
No. Jenis Pekerjaan Frekuensi
1. Wiraswasta 200
2. Peg. Negeri 100
3. Petani 70
4. ABRI 33
Jumlah 400
Diagram lingkaran dari informasi di atas di buat sebagai berikut:
200
1. Wiraswasta = × 100% = 50 %
400
50
Digambar dengan sudut pusat = × 360% = 180 ̊
100
100
2. Pegawai Negeri = × 100% = 25 %
400
25
Digambar dengan sudut pusat = × 360% = 90 ̊
100
70
3. Petani = × 100% = 17,5 %
400
17,5
Digambar dengan sudut pusat = × 360% = 63 ̊
100
30
4. ABRI = × 100% = 7,5 %
400
7,5
Digambar dengan sudut pusat = × 360% = 27 ̊
100

Diagram lingkarannya tampak pada gambar di bawah

5. Histogram dan Poligon Frekuensi


Jika kita memutuskan untuk menyajikan data dalam bentuk histogram, ada beberapa
langkah yang dapat diikuti yaitu:
a. Pilih jumlah kelompok yang akan digunakan untuk membagi data. kami biasanya
menggunakan sekitar 6 hingga 20 grup.
b. Pilih bilangan bulat yang sesuai untuk menentukan kelompok pengukuran, jika
memungkinkan. pada contoh menggunakan 0, 5, 10, 15, ... tahun sebagai batas
grup. perhatikan bahwa batas-batasnya memiliki jarak yang sama.
c. Hitung jumlah observasi di setiap kelompok.
d. Pilih, untuk sumbu, skala yang mengakomodasi semua data
e. Menampilkan data menggunakan batang vertikal atau titik-titik yang diplot. luas
batang harus proporsional dengan hitungan di grup.
f.
Contoh:
Berat Badan 50 Siswa (dalam kg)
Berat Frekuensi
40-44 4
45-49 6
50-54 10
55-59 20
60-64 7
65-69 3
Jumlah 50

Berdasarkan data di atas, buatlah histogram dan polygon frekuensinya!


Jawab:

6. Ogive
Grafik ogive dibuat dari daftar sebaran “frekuensi kumulatif kurang dari” dan
“frekuensi lebih dari”.
Contoh:
Perhatikan daftar distribusi frekuensi berikut ini!
Berat Frekuensi
40-44 4
45-49 6
50-54 10
55-59 20
60-64 7
65-69 3
Jumlah 50
Untuk membuat ogive dari data di atas, diperlukan bantuan sebagai berikut:
Berat (batas bawah) Fkum < Fkum >
39,5 0 50
44,5 4 46
49,5 10 40
54,5 20 30
59,5 40 10
64,5 47 3
69,5 50 0

Grafiknya sebagai berikut:


Frekuensi kumulatif “kurang dari” pada distribusi frekuensi berat badan 50 siswa.

Frekuensi kumulatif “lebih dari” pada distribusi frekuensi berat badan 50 siswa.

SOAL-SOAL LATIHAN BAB III


1. Jelaskan yang dimaksud dengan:
a. Distribusi Frekuensi c. diagram
b. Tabel Distribusi Frekuensi d. grafik
2. Jelaskan pula yang dimaksu
a. Range
b. Banyak kelas
c. Interval kelas
d. Batas kelas
e. Trik tengah kelas
3. Jelaskan yang dimaksud dengan :
a. Frekuensi kumulatif c. poligon frekuensi
b. Frekuensi relatif d. Hitogram
4. Sebutkan langkah-langkah untuk menyajikan data dalam bentuk:
a. Poligon c. diagram batang
b. Histogram d. Diagram Lingkaran
5. Diketahui sejumlah data tentang skor tes matematika suatu kelas berikut ini:

50 56 91 90 48 62 86
50 48 75 82 52 63 88
43 75 74 85 53 73 89
48 73 85 87 55 38 71
72 84 60 65 58 81 74
75 90 60 68 60 82 78

a. Buatlah :
1. Tabel Distribusi Frekuensi Data Tunggal
2. Tabel Distribusi Frekuensi Kumulatif
3. Tabel Distribusi Frekuensi Kumulatif Relatif (> atau <)
4. Tabel Distribusi Frekuensi Relatif
b. Buatlah Histogram dan Poligon Frekuensinya

Referensi
Mosteller, Fienberg, Rourke. Beginning Statistics with data analysis. Dover Publication, inc.:
Mineola, New York.
Siregar, S. 2015. Statistika Terapan untuk Perguruan Tinggi. Prenadamedia Group: Jakarta.
Subana. 2000. Statistik Pendidikan. Pustaka Setia: Bandung.

Frequency Distribution Table: Examples, How to Make


Onehttps://www.statisticshowto.com/probability-and-statistics/descriptive-
statistics/frequency-distribution-table/

Anda mungkin juga menyukai