4.1 Persiapan dan Pelaksanaan On The Job Training (OJT)
4.1.1 Persiapan On The Job Training (OJT) Management Trainee Program Management Trainee (MT) dilaksanakan selama satu tahun, sebelum diadakan kegiatan OJT, dilaksanakan kegiatan untuk mempersiapkan mental dan memberikan bekal wawasan secara umum tentang perusahaan kepada siswa Management Trainee, kegiatan tersebut adalah sebagai berikut 1. Bina Mental (6 Febuari – 6 Maret 2018) Pelaksanaan bina mental ini dimulai tanggal 6 Febuari 2018 selama satu bulan, dilaksanakan di Pusdikpom, Cimahi, pada kegiatan bina mental ini, siswa Management Trainee diajarkan kepempimpinan, kedisiplinan, loyalitas pada perusahaan serta menanamkan jiwa korsa, kegiatan yang dilaksanakan terdiri dari kegiatan lapangan serta kegiatan classroom. 2. Induction Course Pusdiklat (8 Maret – 3 April 2018) Induction Course yang dilaksanakan di Pusdiklat Krakatau Steel berisi tentang pemberian materi secara general tentang PT. Krakatau Steel. Tbk, mulai dari sejarah PT. KS, proses bisnis PT. KS, pengenalan dinas dan divisi PT. KS, pengenalan anak perusahaan PT. KS, proses produksi secara umum serta hal hal umum yang berkaitan dengan PT. KS, dan diakhir kegiatan Induction Course diadakan Post Test untuk mereview semua yang telah didapat selama program Induction Course. 4.1.2 Pelaksanaan On The Job Training (OJT) Management Trainee Program On the Job Training (OJT) dilakukan di divisi Proyek HSM #2 selama 10 bulan, bertujuan untuk memberikan bekal siswa Management Trainee mengenai HSM #2 mulai dari proses pembangunan, Komisioning hingga First Coil. Rincian kegiatan On the Job Training dapat dilihat secara umum pada table berikut: Table 4.1 Pelaksanaan On the Job Training HSM #2. Bulan Pelaksaan Lokasi April Class training Divisi HSM #2 Pusdiklat Mei Training mengenai HSM #2 Plant HSM #2 Juni- OJT untuk pengenalan mengenai HSM September pabrik HSM Oktober- OJT HSM #2 untuk Plant HSM #2 Januari mempersiapkan Comissioning. 2019
4.2 Kegiatan OJT
Berdasarkan table 4.1 mengenai pelaksanaan OJT di HSM #2 secara umum, kegiatan pelaksanaan dijabarkan sebagai berikut: Tabel 4.2 Kegiatan On the Job Training. Tanggal Divisi Kegiatan 4 – 30 April Proyek HSM 1. HSE Safety Induction 2018 #2 manajemen K3. Undang undang HSE. Identifikasi resiko dan tindakan pencegahan. penggunaan APD dan tindakan pencegahan. 2. Materi Overview HSM #2 mengenai pasokan dan kebutuhan baja nasional, target pengembangan PT. KS, serta rencana pengembangan PT. KS. 3. Materi Technical Specification HSM #2 Sistem Organisasi Proyek, Integration Project, dan Progress HSM#2, proses dan tahapan produksi HSM #2. 4. Main Facilities HSM #2 berisi tentang Reheating Furnace. Primary Water Descaler. Secondry Water Descaler. Edger Roughing Mill. Crop Shear. Finishing Mill. Laminar Cooling. Down Coiler. Coil Conveyor System. 5. Materi EIA HSM #2 antara lain , Level 0, Level 1, Level 2, Level 3, HMI, dasar PLC, Drive Controller, Motor, Transformator, Switchgear. 6. Plant Visit HSM #1 untuk ppengenalan dan melihat equipment HSM #1 secara actual. 7. Virtualization pada computer seperti Virtual PC/ Hyper-V. VM Ware. Oracle VM. 8. Cara menginstall VM Ware. 02 -31 Mei Proyek HSM 1. Mempelajari Software pemrograman 2018 #2 PLC, Simatic Manager untuk Siemens S7. 2. Sharing Knowledge (VMWare, SIMATIC Manager) bersama Pak Arief dan Pak Diyas. Dijelaskan hal – hal dasar mengenai pemrograman pada Simatic Manager dan VMWare. 3. Diskusi mengenai materi tentang Slab Yard Management System, pengenalan Sistem automasi pada furnace. 4. Pengenalan Divisi MSRM yang meliputi HSM, CRM dan WRM, Struktur Organisasi MSRM. diadakan training PLC S7-300 bagi tim EIA, training ini dilaksanakan di pusdiklat dan diampu oleh bapak Eman, pada training ini diajarkan pemrograman PLC secara basic seperti gerbang logika AND, OR, EXOR, set-reset, timer, counter, clock, comparatorpengenalan data block serta membuat project sederhana PLC S7-300. 5. membuat flow chart skema indirect cooling dan direct cooling WTP HSM #2. 6. Materi Managerial Umum oleh Pak Satrio (GM Rolling Mill). 7. Belajar mengenai WTP, bagaimana proses pencucian filter tank mulai dari penyemprotan air dari bawah dengan tekanan tertentu untuk menghancurkan endapan pasir pada filter sampai dengan pengendapan lumpur di filter press. 8. Materi Crop Shear oleh Pak Ruspanadi, diperlihatkan video crop shear, dijelaskan yield 97,6 % untuk HSM exsisting sulit dicapai karena adanya scale, pemotongan kepala dan ekor. 9. Berdiskusi bersama kelompok tentang Main Drive di Roughing Mill. 04 -30 Juni HSM #1 1. Auxiliary HSM #1(WTP). 2018 Bagian – bagian dari Auxiliary. Fungsi seksi Auxiliary. Jenis – jenis cooling water. Equipment dari Water Treatment Plant (WTP). Proses pengolahan air di WTP. Power backup untuk WTP. Studi lapangan area WTP. Preventive maintenance elektrikal di Scale Well. Diskusi kegiatan preventive maintenace. Preventive maintenance elektrikal di Scale Well. Penggantian Sump Pump. Studi lapangan auxiliary fasilities Crane. Jenis – jenis Crane. Sistem kontrol pada Crane. Gerakan pada Crane. Bentuk hook Crane. Backup baterai pada Crane. Ruang lingkup maintenance Crane. 2. Electrical HSM #1. Melakukan studi lapangan power electrical HSM #1. Melakukan stu di lapangan control electrical HSM #1. Melakukan study lapangan media sistem, lubrication, power water, serta hydraulic HSM #1 Studi lapangan pada vertical edger dan roughing mill. Studi lapangan pada crop shear. Studi lapangan pada finishing mill. Studi lapangan pada down coiler. 3. Instrument HSM #1. Special instrument - SMC Thickness Profile Gauge Measuring Technology. Special instrument - Optical Measuring II TopPlan. Special instrument - Optical Measuring I Width Gauge. Special instrument - LasCon (Laser Contour) Measuring System. 4. Computer HSM #1 (Automation). Proses automation mill Komunikasi antar komputer Sistem kontrol close loop dan open loop. Fungsi kontrol PID. Sensor-sensor. Pengolah sinyal sensor (PLC)/CPU. Aplikasi sistem kontrol level-1. 02 -31 Juli HSM #1 1. Preventive Maintenace HSM #1 2018 (Automation). Pelepasan Sensor Temposonic pada Finishing Mill F3. Pengecekan Encoder pada Crop Shear untuk Tracking posisi Pisau. Preventive maintenance Terminal Box finishing mill F1 – F6. Preventive maintenance pada proximity switch F1 – F6. Preventive Maintenace serta pengecekan Photo Cell dari Roughing Mill sampai dengan Finishing Mill. 2. Laminar Cooling Mempelajari laminar cooling melalui HMI. 3. Control To Quality (CTQ) dan Sharing Knowledge Kabel Listrik. Data harian dari shift report bulan Januari - Juni 2018 diantaranya, TOO (Temporary Out of Order), PA (Plant Availbility), TPH (Ton per Hour), tonnage, dan fail proses pada strip. Definisi Kabel. 3 hal pokok dari kabel yaitu, konduktor, isolasi, dan pelindung luar. Faktor-faktor memilih kabel yaitu, power losses, kerugian tegangan, dan batasan kuat arus yang diijinkan. Bahan Penghantar kabel yaitu, perak, tembaga dan alumunium. Cara mengikat kabel yaitu lacing dan tying. 4. Sharing Knowledge dengan Bapak Rizky Usman. Proses Rolling pada HSM. Pengertian dari Gap. Perbandingan Hydraulic Gap Control (HGC) dan Screw Down. Fungsi Bender dan Balancing. Fungsi Shifting Work Roll. 5. HMI (Human Machine Interface) Crop shear. 6. Sharing knowledge mengenai C Frame. Fungsi C Frame. Bagian bagian C Frame. Prinsip kerja C Frame. 7. Furnace dan Grounding System. Melihat dan masuk kedalam Furnace yang sedang dalam keadaan mati untuk mengetahui bagian dalam Furnace. Training Elektrikal di Wire Rood Mill mengenai Grounding System. 8. Inspeksi Area Hydraulic System Finishing Mill. Inspeksi ke area Hydraulic System D/E untuk Work Roll Change 9. Diskusi mengenai faktor yang mempengaruhi kerja hydraulic 06 – 31 Proyek HSM 1. Function Location HSM #2. Agustus 2018 #2 Mempelajari mengenai apa itu Function Location secara umum Mempelajari Equipment yang dimasukan kedalam Function Location Mencocokan Function Location yang telah dibuat pada Roughing Mill dengan gambar serta technical specification berguna untuk lebih paham bagaimana pengisian Function Location. Mengerjakan Function Location Power Distribution Finishing Mill HSM #2. Mencari dan membaca gambar serta Technical Specification mengenai Parts atau Equipment apa yang dimasukan pada Funtion Location. Membaca gambar Main Power Distribution Layout. Mengerjakan Function Location Power Distribution Down Coiler HSM #2. Menyelesaikan Function Location Coil Conveyor mengenai motor dan Drive motor. Mencari info mengenai Function Location Material Tracking dan General Instrumentation pada Coil Conveyor dengan melihat gambar Layout Arrangement of Control Devices. Mengerjakan Function Location mengenai General Instrument pada Coil Conveyor dengan referensi dari MuK List. 2. Term Of Reference HSM #2. Mempelajari Term of Reference yang akan digunakan untuk perawatan fasilitas HSM #2 seperti kompresor, Genset serta pencahayaan. Mencari info mengenai letak penangkal petir yang ada pada HSM #2 untuk membuat Term Of Reference mengenai peraawatan penangkal petir. 3. Training Kelistrikan dengan Bpk. Fahrizal Mengingat kembali apa itu motor listrik Macam macam motor DC. Jenis jenis perawatan motor listrik ada 2, yaitu Preventive Maintenance dan Breakdown Maintenace. Drive motor pada HSM #2 ada 2 jenis, yaitu AFE (Active Front End) dan NFE (Non Regenerate Front End). 03 – 28 Proyek HSM 1. Term Of Reference HSM #2. September #2 Membaca layout Lightning 2018 Arrester HSM #2. Mengidentifikasi letak letak Lightning Arrester di area HSM #2. Mengidentifikasi part part Lightning Arrester. Mencari informasi mengenai cara perawatan Lightning Arrester yaitu mulai dari waktu perawatan dan cara perawatan. Mengidentifikasi letak Emergency Diesel Generator yang ada di HSM #2 berdasarkan Single Line Diagram kelistrikan HSM #2. Mencari spesifikasi Diesel Engine dan Generator yang dipakai di HSM #2, Diesel Engine menggunakan 4012- 46A dan 4016-61A dan Generator menggunakan STAMFORD HCI634J. Mengerjakan list perawatan pada Emergency Diesel Generator. Mengidentifikasi spare part Emergency Diesel Engine PERKINS PL1000P & PL2000P HSM #2. Mengidentifikasi letak UPS yang ada di HSM #2 berdasarkan Single Line Diagram kelistrikan HSM #2. Mengerjakan list spesifikasi pada Uninterruptible Power Supply HSM #2. 2. Diskusi mengenai SMC Thickness Profile Gauge 01-31 Proyek HSM 1. Observasi proyek HSM #2. Oktober 2018 #2 2. Training CMF ( Pak Tri Joko L ). Transformator dan cara perawatannya. Masalah – masalah pada trafo. Motor listrik Proteksi dan gangguan kelistrikan. Persyaratan ruang kerja listrik dan resikonya. Kondisi lingkungan yang mempengaruhi kehandalan komponen elektrikal. 3. Training Electrical dengan Bpk. Jaka serta Mr. Lee Youn Hang. Mempelajari Single Line Diagram HSM #2. Fungsi equipment yang ada pada SLD secara General. Sharing Knowledge mengenai Circuit Breaker, tipe tipe CB berdasarkan teganganya (Low Voltage 100-2000 V dan High >2000 V), lokasi instalasinya (indoor dan outdoor) serta mekanisme pemutusanya (ACB, VCB, OCB SF6). Training electrical dengan Mr. Lee Youn Hang, membahas mengenai proses rolling HSM POSCO. Sharing Knowledge mengenai Trafo serta bagian bagian dan fungsinya. 4. Manajemen perawatan dengan Bpk. Teguh. membahas mengenai Plant Performance: Plant Avaibility, Performance Ratio, Quality Rate Jenis jenis Maintenance meliputi Reactive Maintenance, Time Based, Condition Based. 5. Diskusi dengan Bpk. Diyas mengenai Transformator, bagian bagian trafo, jenis trafo yang digunakan pada HSM #2, pembahasan mengenai On Load Tap Changer dan No Load Tap Changer. 6. Training EIA Komputer Server dengan Bpk. Agus di gedung ECC. 7. Pengenalan PLC Simatic S7 oleh Bapak Agus di gedung ECC. 8. Proses dan Otomasi oleh Bapak Khrisna di gedung ECC. 9. Pembuatan program PLC untuk aplikasi pengisian tangki dan mixing. 10. Knowledge sharing elektrikal HSM #2 dan Function description HSM #2 Switchgear, Edger main drive balancing system ( AWC ), Primary water descaller 01-30 Proyek HSM 1. Observasi Proyek HSM #2 SH 02. November #2 2. Sharing Knowledge Elektrik 2018 dengan Mas Diyas. Main Drive RM dan FM HSM #2. Fungsi dan prinsip kerja converter dan inverter pada drive. Fungsi Capacitor pada main drive RM. 3. Observasi proyek HSM #2 area SH 02. 03-31 Proyek HSM 1. Observasi proyek HSM #2 area SH Desember #2 02. 2018 2. Mempelajari komponen dan fungsi LVMD. 3. Membantu proses pulling cable SH 01 yang dilakukan oleh tim Apprentice. 4. Mengamati apa yang harus diinspeksi persiapan terminasi mockup transformer SH 03. 5. Mempelajari mengenai LVMD dan MCC pada HSM #2.
4.3 Permasalahan Selama OJT
Selama mengikuti kegiatan On the Job Training, siswa management trainee (MT) mendapati permasalahan yang timbul selama proses kegiatan, permasalahan tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:
Tabel 4.3 Permasalahan Selama On the Job Training.
Divisi/Unit Masalah Proses Penyelesaian Kerja HSM #1 Problem saat penggantian Work Membetulkan posisi choke Roll, yaitu melesetnya dudukan work roll yang miring Choke Work Roll sehingga dengan bantuan overhead posisi Work Roll miring crane sengan disesuaikan sehingga tidak bisa dimasukan. dengan dudukan choke work roll bawah. Coble pada finishing mill terjadi Melakukan setting ulang pada stand 1 - 2 dan 5 – 6, coble pada parameter HMI terjadi karena prosentase reduksi finishing mill F1. pada stand F1 lebih dari 52 %. Problem pada Secondry Water Menambahkan plat pada Descaler yaitu gap pada Pinch silinder pinch roll sehingga Roll terlalu lebar sehingga memperkecil gap, sehingga menyebabkan Transfer Bar pinch roll dapat “menggigit” terkena air dari descaler. transfer bar dan tidak menyebabkan air masuk melewati pinch roll dan terkena transfer bar. Coble pada Finishing Mill Stand Melakukan kalibrasi ulang F3 yang disebabkan oleh gap work roll pada finishing Chamber pada strip sehingga mill. strip menjadi terlipat, factor factor yang mempengaruhi terjadinya Chamber hal ini antara lain Temperatur yang tidak homogen. Inspeksi ke area Hydraulic Penggantian seal System D/E untuk Work Roll untukmenghentikan Change, ditemukan ada rembesan oli dilakukan pada rembesan oli pada Hydraulic saat preventif. Retract Block F5. Permasalahan pada budaya kerja Pihak HSE sebaiknya di HSM #1, seperti operator berkeliling ke pulpit untuk main game saat mengoperasikan meninjau kegiatan apa yang equipment, melintasi roll table sedang dilakukan oleh dan membawa sepeda masuk operator, jika kedapatan kedalam pabrik padahal sudah sedang melakukan hal yang ada aturan yang tidak membuat terganggu memperbolehkan sepeda masuk konsentrasinya, maka harus ke dalam pabrik. Tetapi yang ditindak tegas, serta paling parah adalah memberlakukan whistle mengoperasikan alat sambal blowing system dan main game karena sangat melakukan penyuluhan mengganggu konsentrasi tentang safety terutama bagi operator dalam mengoperasikan operator. equipment dan dapat menyebabkan coble. HSM #2 Delay pada proyek HSM #2 ini Untuk delay masalah cable (Switch House merupakan keterlambatan pulling, langkah yang 02) progress keadaan actual diambil adalah dengan dibandingkan dengan progress menambah man power dan plan yang telah ditentukan, memastikan drawing cable delay terutama dalam scope tray sudah benar dan tidak electrical dapat disebabkan oleh dilakukan revisi lagi, berbagai factor, seperti sehingga cable pulling dapat ketersediaan material, man dilakukan secara kontinyu power, support peralatan hingga karena tidak bingung konstruksi sipil itu sendiri, salah dengan drawing yang salah satu contoh delay yang terjadi di atau belum direvisi area Switch House 02 adalah masalah Cable Pulling, per tanggal 28 desember 2018 progres plan cable pulling power Switch House 02 adalah 125.303 m sedangkan progress actual 117.957 m Budaya kerja yang dimaksud Memberikan tindakan tegas adalah mulai dari keterlambatan bagi pekerja yang kedapatan waktu masuk para pekerja dan melanggar aturan, seperti kedisiplinan dalam bekerja terlambat dan bersantai misalnya istirahat sebelum santai sebelum waktu waktu isirahat yang telah istirahat tiba. ditentukan, merokok pada saat bekerja padahal sudah disediakan tempat untuk merokok, hingga masalah kebersihan lokasi pengerjaan. Ketersediaan material pun Cable pulling adalah salah menjadi salah satu masalah yang satu progress yang timbul, karena bagaimana mau berdampak delay pada memasang suatu equipment jika proyek ini dikarenakan tidak material yang diperlukan kurang semua cable telah tersedia, seperti kabel untuk RTDB ke seharusnya penarikan kabel motor pada area mill yang pada bagian dengan berakibat delay pada proyek prosentase progress tinggi HSM #2 ini. yang didahulukan seperti RTDB ke motor, jika itu dilakukan maka akan menambah prosentase cable pulling dan mengurangi angka delay yang terjadi. Kebersihan menjadi salah satu Dengan menyiapkan hal yang perlu diperhatikan di anggaran ekstra untuk proyek HSM #2 ini, dimana para kebersihan tiap Switch pekerja meninggalkan sampah House, sebenarnya tim MT bekas mereka makan dan minum dan Apprentice sudah di lokasi pekerjaan, sampah pernah melakukan cleaning bekas makan dan gelas kopi Switch House 02, tetapi berserakan di lokasi pengerjaan, kembali kotor karena proses hal ini sangat berbahaya karena pengerjaan, cleaning akan dapat mengundang tikus apalagi sulit dilakukan jika pekerja di area Switch House (SH) yang di sana tidak mempunyai notabene berisi equipment kesadaran dalam menjaga elektrik yang vital, salah satu kebersihan. equipment vital area Switch House adalah kabel, jika terdapat tikus akibat dari sampah makanan, tikus dapat merusak dengan cara menggigit kabel, dan akan menimbulkan kerusakan isolasi kabel dan akan menjadi masalah jika itu terjadi. Salah satu masalah mengenai pada awalnya di lapangan equipment adalah kesalahan solusi yang akan dipakai pemasangan equipment pada adalah mengganti baut pada Switchgear area Switch House busbar Switchgear dengan (SH) 02, yaitu kesalahan yang lebih kecil, dari 16 mm pemasangan cable shoes (sepatu menjadi 12 mm dan kabel) yang berukuran lebih menambanh ring sehingga kecil dari baut pada busbar pas dengan cable shoes yang Switchgear tersebut. telah terpasang, padahal Ukuran Cable Shoes actual langkah ini keliru karena berdiameter 12 mm sedangkan walaupun saat dikencangkan ukuran baut pada busbar adalah tetap bisa kencang, tetapi 16 mm. terdapat celah udara diantara lubang baut yang berukuran 16 mm dengan baut berukuran 12 mm yang telah diganti dan efeknya lama kelamaan akan panas dikarenakan timbul busur api yang berasal dari adanya celah udara tersebut dan berpotensi terbakar. Penyelesaian yang sebaiknya diambil adalah dengan membuat fabrikasi tambahan tembaga sebagai sambungan ke busbar, tambahan tembaga tersebut dibuat 2 lubang yang berukuran 16 mm dan 12 mm sehingga antara cable shoes dan busbar dapat tersambung dengan baik. Flow meter cooling system Solusi yang disarankan panel main drive terdapat di adalah dengan memindah dalam panel, untuk pengecekan flow meter ini di luar posisi berkala akan kesulitan dan satu panel main drive, sehingga satunya cara dengan membuka jika dilakukan pengecekan panel tersebut, akan sangat berkala menjadi lebih berbahaya karena panel main mudah dan aman. drive tersebut bertegangan tinggi.