201. Seorang pria usia 40 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan batuk berdahak
bercampur darah dalam 6 minggu terakhir. Tidak ada Riwayat batuk seperti ini
sebelumnya. Pasien mengeluhkan sering berkeringat saat malam disertai dengan
penurunan berat badan. Pasien memiliki riwayat merokok 1 bungkus/hari. Dari
pemeriksaan fisik didapatkan ronkhi di apeks kedua paru. Dari pemeriksaan sputum
BTA didapatkan hasil (+/+). Yang bukan edukasi yang tepat pada pasien ini adalah…
a. Ventilasi rumah harus dapat paparan sinar matahari yang baik
b. Etika batuk
c. Lama pengobatan
d. Efek samping terapi
e. Jangan olahraga
Jawab: E
Pembahasan:
Pasien dan keluarganya perlu mendapatkan informasi bahwa tuberkulosis paru
adalah penyakit yang dapat dicegah dan dapat disembuhkan. Dokter menjelaskan
bahwa transmisi tuberkulosis paru dapat terjadi melalui droplet pernapasan dan
memberi tahu pasien untuk melakukan etika batuk dan bersin yang tepat. Rumah
sebaiknya memiliki ventilasi yang baik dan mendapatkan paparan cahaya matahari
yang cukup.
Pasien juga perlu mendapatkan informasi efek samping OAT (obat
antituberkulosis) yang mungkin dialami dan informasi risiko resistensi bakteri
terhadap obat, terutama apabila kepatuhan minum obat kurang baik. Pasien diminta
untuk kontrol berkala. Saat ini, kemajuan teknologi dapat membantu pemantauan
kepatuhan berobat dan mempermudah pasien untuk kontrol.
202. Seorang laki-laki 40 tahun datang ke praktek dokter dengan keluhan gatal di punggung
kaki sejak 5 hari yang lalu. Pasien sering tidak pakai alas kaki jika keluar rumah. status
internus tidak ada kelainan. Status dermatologik: tampak edema eritematous berkelok-
kelok sepanjang 2-3 mm, vesikel (+), papul (+). Edukasi yang tepat pada pasien ini
adalah…
a. Cuci tangan sebelum makan
b. Pakai sarung tangan saat beraktivitas
c. Pakai sarung tangan saat memegang hewan peliharaan
d. Pakai alas kaki saat keluar rumah
e. Cuci tangan sebelum memegang hewan peliharaan
Jawab: D
Pembahasan:
Edukasi Pasien
Sampaikan pada pasien bahwa cutaneous larva migrans bersifat swasirna. Jelaskan
bahwa penyakit ini dapat hilang sendiri meskipun tanpa terapi. Pemberian obat
antihelmintik ditujukan untuk mempercepat penyembuhan dan mengurangi
keluhan gatal yang dialami pasien.
Minta pasien untuk tidak menggaruk lesi. Jelaskan bahwa garukan berlebihan akan
meningkatkan risiko infeksi sekunder.
Minta pasien tetap mandi dan menjaga kebersihan. Sampaikan bahwa cutaneous
larva migrans timbul akibat kontak kulit dengan larva cacing tambang yang ada di
pasir atau tanah. Sampaikan pada pasien untuk mengenakan alas kaki atau sarung
tangan jika akan kontak dengan pasir atau tanah.
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Cutaneous larva migrans dapat dicegah dengan selalu mencuci tangan dengan
sabun dan air mengalir. Cuci tangan terutama diperlukan setelah bermain dengan
binatang peliharaan, melakukan aktivitas di luar rumah, atau sebelum makan.
Hindari paparan langsung kulit dengan tanah atau pasir yang memiliki
kemungkinan terkontaminasi dengan larva cacing tambang. Selalu gunakan alas
kaki ketika berjalan di pantai atau daerah berpasir.
Pada pasien di soal ini, diketahui dia sering keluar rumah tanpa memakai alas kaki.
Maka edukasi yang tepat pada pasien ini adalah memakai alas kaki saat keluar
rumah.
203. Akibat serangan stroke yang dideritanya, Pak Tono menderita kelumpuhan seluruh
badan dan hanya bisa berbaring di tempat tidurnya. Dokter lalu memberikan edukasi
kepada keluarga pak Tono untuk mencegah komplikasi dari tirah baring itu. Manakah
yang bukan poin edukasi dokter?
A. Perubahan posisi setiap 2 jam
B. Menggerakkan lengan dan tungkai
C. Bed Reclining Exercise
D. Menggerakkan lengan saja
E. Latihan Pernapasan dengan “Pursed-Lips Breathing”
Jawab: D
Pembahasan:
Hal-hal yang harus dilakukan untuk pasien tirah baring agar mencegah komplikasi:
a) Perubahan posisi setiap 2 jam: Dikombinasikan dengan “clapping dan vibrasi”
untuk rileksasi dan pengeluaran sekret.
b) Menggerakkan lengan dan tungkai, yang harus diperhatikan: Gerakan dilakukan
dengan perlahan dan hati-hati. Gerakan tidak boleh berlebihan dan harus
memperhatikan apabila ada rasa sakit atau nyeri.
c) Bed Reclining Exercise: Yaitu meninggikan posisi bed pasien dimulai dari posisi
0° bertahap ke posisi yang lebih tinggi hingga mencapai posisi duduk tegak
90°.Posisi tegak dapat meningkatkan volume paru dan pertukaran gas serta
mencegah terjadi penumpukan dahak atau sputum.
d) Latihan Pernapasan dengan “Pursed-Lips Breathing”:Posisi rileks, yaitu tarik
nafas melalui hidung, lalu tahan selama 2 – 3 detik. Hembuskan secara perlahan-
lahan selama 6 – 8 detik, bibir seperti mencucu (seperti meniup lilin).Ulangi
selama beberapa kali.
Edukasi dan latihan pada pasien tirah baring membantu proses terapi dan mencegah
komplikasi lanjut.
204. Pasien laki-laki 38 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan nyeri perut kanan atas
sejak 3 hari yang lalu. Keluhan disertai diare, bab darah & lendir (+). Keadaan umum
compos mentis, tanda vital dalam batas normal, suhu febris. Pemeriksaan fisik
didapatkan hepatospenomegali. Pemeriksaan feses ditemukan trofozoit. Kuman
penyebab keluhan di atas adalah?
A. Giardia
B. Entamoeba hystolitica
C. Plasmodium falciparum
D. H. Duecreyi
E. Necator americanus
Jawab: B
Pembahasan:
Amebiasis, dikenal juga sebagai amubiasis, amoebiasis, atau disentri ameba,
merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi parasit protozoa Entamoeba
histolytica. Amebiasis dapat bermanifestasi di intestinal dengan gejala diare cair atau
berdarah, nyeri perut, dan demam, atau menyerang organ ekstraintestinal seperti
hepar.
Gejala amebiasis di hepar adalah nyeri pada kuadran kanan atas abdomen, demam,
dan/atau menggigil. Gejala-gejala tersebut diperkuat dengan adanya riwayat tinggal
atau berpergian ke daerah endemis. Walaupun infeksi ini dapat terjadi di seluruh
dunia, tetapi endemis di negara-negara tropis yang memiliki sanitasi kurang baik.
Pemeriksaan yang paling mudah pada amebiasis adalah pemeriksaan feses. Sampel
feses yang diambil merupakan feses segar dan idealnya diambil 3 kali pada 3 hari
yang berbeda, tetapi tidak lebih dari 10 hari. Hal ini karena kista dikeluarkan secara
intermiten, sehingga dapat terlewat jika hanya menggunakan satu sampel.
Dengan teknik yang tepat deteksi amebiasis melalui pemeriksaan ini menjadi 85–
95%. Secara umum, sensitivitas pemeriksaan dengan mikroskop hanya 60%.
Pemeriksaan feses dengan mikroskop dapat menunjukkan trofozoit atau kista, tetapi
tidak dapat membedakan antara E. histolytica dengan spesies Entamoeba non
patogenik yang lain, seperti E. dispar, E. moshkovskii, dan E. bangladeshi.
205. Pasien laki-laki 38 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan nyeri perut kanan atas
sejak 3 hari yang lalu. Keluhan disertai diare, bab darah & lendir (+). Keadaan umum
compos mentis, tanda vital dalam batas normal, suhu febris. Pemeriksaan fisik
didapatkan hepatospenomegali. Pemeriksaan feses ditemukan trofozoit. Perilaku
PHBS yang bisa mencegah terjadinya penyakit ini adalah…
A. Menggunakan jamban sehat
B. Memberantas jentik di rumah
C. Makan buah dan sayur setiap hari
D. Melakukan aktivitas fisik setiap hari
E. A dan B benar
Jawab: A
Pembahasan:
Amebiasis dapat dicegah dengan cara meningkatkan sanitasi. Penularan melalui
makanan dan minuman yang terkontaminasi dapat dicegah dengan cara:
▪ memasak makanan sampai matang
▪ menghindari konsumsi makanan mentah yang tidak dicuci bersih
▪ meminum air dalam kemasan, memasak air yang akan dikonsumsi, atau
menambahkan iodin pada air minum
Aspek peningkatan sanitasi termasuk kebersihan tangan dan toilet. Pembangunan
MCK umum dan edukasi pasien untuk buang air besar di WC sangat penting
untuk mencegah penularan penyakit yang ditransmisi melalui rute fekal-oral.
Kebersihan tangan dengan kebiasaan mencuci tangan dengan benar juga penting,
terutama setelah menggunakan toilet.
206. Pasien laki-laki 38 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan nyeri perut kanan atas
sejak 3 hari yang lalu. Keluhan disertai diare, bab darah & lendir (+). Keadaan umum
compos mentis, tanda vital dalam batas normal, suhu febris. Pemeriksaan fisik
didapatkan hepatospenomegali. Pemeriksaan feses ditemukan trofozoit. Yang bukan
edukasi yang tepat untuk mencegah terjadinya penyakit yang diserita pasien adalah…
A. Memasak makanan sampai matang
B. Minum air yang dimasak
C. Cuci tangan setelah menggunakan toilet
D. Makan lalapan yang tidak harus dicuci bersih
E. Menggunakan jamban sehat
Jawab:
Pembahasan: lihat pembahasan soal no. 105
207. Seorang lelaki usia 50 tahun dirawat di ICU karena tak sadarkan diri
post miokard infark. Pasien dirawat menggunakan ventilator. Setelah 3 bulan pasien
tidak sadarkan diri, dokter yang bertugas di ICU memeriksa pasien dan menemukan
bahwa pasien sudah mati batang otak dan kemudian menjelaskan ke keluarga pasien
untuk melepas ventilator. Keluarganya setuju dan dokter melepasnya. Etik yang
dianut dokter pada kasus ini adalah…
A. justice
B. autonomy
C. beneficience
D. non maleficience
E. Utilitarian
Jawab: B
Pembahasan:
208. Seorang pria usia 40 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan batuk berdahak
bercampur darah dalam 6 minggu terakhir. Tidak ada Riwayat batuk seperti ini
sebelumnya. Pasien mengeluhkan sering berkeringat saat malam disertai dengan
penurunan berat badan. Pasien memiliki riwayat merokok 1 bungkus/hari. Dari
pemeriksaan fisik didapatkan ronkhi di apeks kedua paru. Dari pemeriksaan sputum
BTA didapatkan hasil (+/+). Dokter lalu memberikan obat TB lini pertama kepada
pasien. 1 minggu kemudian, pasien datang Kembali ke puskesmas dengan keluhan
nyeri ibu jari disertai rasa kaku, Hasil lab asam urat 17mg/dL. Penyebabnya adalah....
A. isoniazid
B. pirazinamid
C. rifampisin
D. etambutol
E. streptomisin
jawab: B
pembahasan:
209. bagian anamnesis pasien dicatat di rekam medis bagian…
a. Subjektif
b. Objektif
c. Assessment
d. Plan
e. Identitas pasien
Jawab: A
Pembahasan:
Format SOAP merupakan metode dokumentasi yang digunakan oleh tenaga medis
untuk menyusun catatan pasien secara sistematis. Berikut adalah penjelasan
mengenai masing-masing elemen dalam format SOAP:
Subjektif (Subjective): Bagian ini mencakup informasi yang dilaporkan oleh
pasien atau keluarga mengenai keluhan atau gejala yang dialami. Contoh
informasi yang dicatat di bagian ini termasuk keluhan nyeri, riwayat penyakit,
atau gangguan lain yang dirasakan oleh pasien.
Objektif (Objective): Bagian ini mencakup data yang diukur atau ditemukan
secara objektif oleh tenaga medis. Hal ini meliputi hasil pemeriksaan fisik, tes
laboratorium, dan hasil pencitraan medis seperti hasil tes darah, radiografi, atau
catatan tekanan darah.
Assessment: Bagian ini berisi penilaian atau diagnosa dari tenaga medis
berdasarkan informasi subjektif dan objektif yang terkumpul. Di sini, dokter akan
membuat penilaian tentang kondisi pasien berdasarkan gejala, temuan fisik, dan
hasil tes yang ada.
Plan: Bagian ini mencakup rencana perawatan atau tindakan yang
direkomendasikan untuk pasien. Ini termasuk pengobatan, terapi, atau prosedur
medis yang direncanakan untuk memperbaiki kondisi pasien. Rencana ini juga
bisa mencakup rujukan ke spesialis atau tindakan lanjutan yang perlu diambil.
210. Pada format SBAR, rencana pengobatan pasien dituliskan di bagian…
a. Situation
b. Identitas
c. Assesment
d. Background
e. Rekomendasi
Jawab: E
Pembahasan:
Format SBAR merupakan metode dokumentasi yang lebih terfokus pada
komunikasi dan transfer informasi yang efektif antara anggota tim medis. Berikut
adalah penjelasan mengenai masing-masing elemen dalam format SBAR:
Situasi (Situation): Bagian ini menjelaskan situasi saat ini dan identitas pasien.
Misalnya, kondisi pasien, keluhan utama, atau masalah yang mendesak yang
memerlukan perhatian segera.
Latar Belakang (Background): Bagian ini mencakup informasi latar belakang
pasien, seperti riwayat penyakit, alergi, obat yang sedang dikonsumsi, dan riwayat
perawatan sebelumnya. Informasi ini membantu memberikan konteks yang lebih
lengkap tentang kondisi pasien.
Penilaian (Assessment): Bagian ini berisi penilaian medis tentang kondisi pasien
berdasarkan informasi yang ada. Ini meliputi diagnosa, evaluasi terhadap gejala
atau temuan fisik, dan kesimpulan dari penilaian yang dilakukan oleh tim medis.
Rekomendasi (Recommendation): Bagian ini berisi rekomendasi tindakan yang
diusulkan oleh tim medis. Ini bisa berupa rekomendasi pengobatan, perawatan,
konsultasi dengan spesialis, atau tindakan lain yang diperlukan untuk perbaikan
kondisi pasien.
211. Wanita usia 24 tahun G1P0A0 hamil aterm datang ke IGD rumah sakit dengan
keluhan mules-mules disertai keluar lendir darah dari kemaluannya. Dari pemeriksaan
obstetri didapatkan bukaan 8, presentasi kepala, hodge 2, teraba caput. Kapan dimulai
proses memimpin meneran?
a. Saat kepala bayi di Hodge 5
b. Saat kepala bayi di Hodge 4
c. Saat kepala bayi di Hodge 3
d. Saat kepala bayi di Hodge 2
e. Saat kepala bayi di Hodge 1
Jawab: C
Pembahasan:
Pada permulaan kala II umumnya kepala janin telah masuk dalam ruang panggul.
Ketuban yang menonjol biasanya akan pecah sendiri apabila belum pecah ketuban
harus dipecahkan. His datang lebih sering dan lebih kuat, lalu timbulah mengedan.
Penolong harus telah siap untuk memimpin persalinan.
Untuk menentukan seberapa jauh bagian terdepan janin turun ke dasar panggul,
hodge menentukan bidang penurunan sebagai berikut :
HI : bidang yang sama dengan pintu atas panggul
HII : bidang sejajar dengan HI setinggi tepi bawah simpisis
HIII : bidang sejajar dengan HI setinggi spina ischiadika
HIV : bidang sejajar dengan HI setinggi ujung Os Koksigis
1. Vaksin meningitis
2. Vaksin pneumonia
3. Vaksin influenza
Vaksin influenza dianjurkan untuk jemaah haji dan umrah yang masih anak-anak,
berusia lanjut, dan wanita hamil. Selain itu, vaksin ini juga perlu diberikan kepada
jemaah haji dan umrah yang memiliki kondisi atau penyakit tertentu, seperti:
• Asma
• Gagal jantung kronis
• Penyakit paru-paru kronis
• HIV/AIDS
• Gangguan metabolik
• Kelebihan berat badan atau obesitas
4. Vaksin COVID-19