Anda di halaman 1dari 17

200.

Bu Nara membawa anak lelakinya yang berusia 10 bulan ke posyandu untuk


ditimbang. Dari hasil penimbangan anak Bu Nara didapatkan status gizinya kurang.
Bu Nara lalu diberikan penyuluhan oleh kader posyandu mengenai bagaimana cara
memberi makan untuk memperbaiki gizi anaknya. Penyuluhan ini dilakukan di
meja…
A. V
B. I
C. II
D. III
E. IV
Jawab: E
Pembahasan:

201. Seorang pria usia 40 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan batuk berdahak
bercampur darah dalam 6 minggu terakhir. Tidak ada Riwayat batuk seperti ini
sebelumnya. Pasien mengeluhkan sering berkeringat saat malam disertai dengan
penurunan berat badan. Pasien memiliki riwayat merokok 1 bungkus/hari. Dari
pemeriksaan fisik didapatkan ronkhi di apeks kedua paru. Dari pemeriksaan sputum
BTA didapatkan hasil (+/+). Yang bukan edukasi yang tepat pada pasien ini adalah…
a. Ventilasi rumah harus dapat paparan sinar matahari yang baik
b. Etika batuk
c. Lama pengobatan
d. Efek samping terapi
e. Jangan olahraga
Jawab: E
Pembahasan:
Pasien dan keluarganya perlu mendapatkan informasi bahwa tuberkulosis paru
adalah penyakit yang dapat dicegah dan dapat disembuhkan. Dokter menjelaskan
bahwa transmisi tuberkulosis paru dapat terjadi melalui droplet pernapasan dan
memberi tahu pasien untuk melakukan etika batuk dan bersin yang tepat. Rumah
sebaiknya memiliki ventilasi yang baik dan mendapatkan paparan cahaya matahari
yang cukup.
Pasien juga perlu mendapatkan informasi efek samping OAT (obat
antituberkulosis) yang mungkin dialami dan informasi risiko resistensi bakteri
terhadap obat, terutama apabila kepatuhan minum obat kurang baik. Pasien diminta
untuk kontrol berkala. Saat ini, kemajuan teknologi dapat membantu pemantauan
kepatuhan berobat dan mempermudah pasien untuk kontrol.

202. Seorang laki-laki 40 tahun datang ke praktek dokter dengan keluhan gatal di punggung
kaki sejak 5 hari yang lalu. Pasien sering tidak pakai alas kaki jika keluar rumah. status
internus tidak ada kelainan. Status dermatologik: tampak edema eritematous berkelok-
kelok sepanjang 2-3 mm, vesikel (+), papul (+). Edukasi yang tepat pada pasien ini
adalah…
a. Cuci tangan sebelum makan
b. Pakai sarung tangan saat beraktivitas
c. Pakai sarung tangan saat memegang hewan peliharaan
d. Pakai alas kaki saat keluar rumah
e. Cuci tangan sebelum memegang hewan peliharaan
Jawab: D
Pembahasan:
Edukasi Pasien
Sampaikan pada pasien bahwa cutaneous larva migrans bersifat swasirna. Jelaskan
bahwa penyakit ini dapat hilang sendiri meskipun tanpa terapi. Pemberian obat
antihelmintik ditujukan untuk mempercepat penyembuhan dan mengurangi
keluhan gatal yang dialami pasien.
Minta pasien untuk tidak menggaruk lesi. Jelaskan bahwa garukan berlebihan akan
meningkatkan risiko infeksi sekunder.
Minta pasien tetap mandi dan menjaga kebersihan. Sampaikan bahwa cutaneous
larva migrans timbul akibat kontak kulit dengan larva cacing tambang yang ada di
pasir atau tanah. Sampaikan pada pasien untuk mengenakan alas kaki atau sarung
tangan jika akan kontak dengan pasir atau tanah.
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Cutaneous larva migrans dapat dicegah dengan selalu mencuci tangan dengan
sabun dan air mengalir. Cuci tangan terutama diperlukan setelah bermain dengan
binatang peliharaan, melakukan aktivitas di luar rumah, atau sebelum makan.
Hindari paparan langsung kulit dengan tanah atau pasir yang memiliki
kemungkinan terkontaminasi dengan larva cacing tambang. Selalu gunakan alas
kaki ketika berjalan di pantai atau daerah berpasir.
Pada pasien di soal ini, diketahui dia sering keluar rumah tanpa memakai alas kaki.
Maka edukasi yang tepat pada pasien ini adalah memakai alas kaki saat keluar
rumah.
203. Akibat serangan stroke yang dideritanya, Pak Tono menderita kelumpuhan seluruh
badan dan hanya bisa berbaring di tempat tidurnya. Dokter lalu memberikan edukasi
kepada keluarga pak Tono untuk mencegah komplikasi dari tirah baring itu. Manakah
yang bukan poin edukasi dokter?
A. Perubahan posisi setiap 2 jam
B. Menggerakkan lengan dan tungkai
C. Bed Reclining Exercise
D. Menggerakkan lengan saja
E. Latihan Pernapasan dengan “Pursed-Lips Breathing”
Jawab: D
Pembahasan:
Hal-hal yang harus dilakukan untuk pasien tirah baring agar mencegah komplikasi:
a) Perubahan posisi setiap 2 jam: Dikombinasikan dengan “clapping dan vibrasi”
untuk rileksasi dan pengeluaran sekret.
b) Menggerakkan lengan dan tungkai, yang harus diperhatikan: Gerakan dilakukan
dengan perlahan dan hati-hati. Gerakan tidak boleh berlebihan dan harus
memperhatikan apabila ada rasa sakit atau nyeri.
c) Bed Reclining Exercise: Yaitu meninggikan posisi bed pasien dimulai dari posisi
0° bertahap ke posisi yang lebih tinggi hingga mencapai posisi duduk tegak
90°.Posisi tegak dapat meningkatkan volume paru dan pertukaran gas serta
mencegah terjadi penumpukan dahak atau sputum.
d) Latihan Pernapasan dengan “Pursed-Lips Breathing”:Posisi rileks, yaitu tarik
nafas melalui hidung, lalu tahan selama 2 – 3 detik. Hembuskan secara perlahan-
lahan selama 6 – 8 detik, bibir seperti mencucu (seperti meniup lilin).Ulangi
selama beberapa kali.
Edukasi dan latihan pada pasien tirah baring membantu proses terapi dan mencegah
komplikasi lanjut.
204. Pasien laki-laki 38 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan nyeri perut kanan atas
sejak 3 hari yang lalu. Keluhan disertai diare, bab darah & lendir (+). Keadaan umum
compos mentis, tanda vital dalam batas normal, suhu febris. Pemeriksaan fisik
didapatkan hepatospenomegali. Pemeriksaan feses ditemukan trofozoit. Kuman
penyebab keluhan di atas adalah?
A. Giardia
B. Entamoeba hystolitica
C. Plasmodium falciparum
D. H. Duecreyi
E. Necator americanus
Jawab: B
Pembahasan:
Amebiasis, dikenal juga sebagai amubiasis, amoebiasis, atau disentri ameba,
merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi parasit protozoa Entamoeba
histolytica. Amebiasis dapat bermanifestasi di intestinal dengan gejala diare cair atau
berdarah, nyeri perut, dan demam, atau menyerang organ ekstraintestinal seperti
hepar.
Gejala amebiasis di hepar adalah nyeri pada kuadran kanan atas abdomen, demam,
dan/atau menggigil. Gejala-gejala tersebut diperkuat dengan adanya riwayat tinggal
atau berpergian ke daerah endemis. Walaupun infeksi ini dapat terjadi di seluruh
dunia, tetapi endemis di negara-negara tropis yang memiliki sanitasi kurang baik.
Pemeriksaan yang paling mudah pada amebiasis adalah pemeriksaan feses. Sampel
feses yang diambil merupakan feses segar dan idealnya diambil 3 kali pada 3 hari
yang berbeda, tetapi tidak lebih dari 10 hari. Hal ini karena kista dikeluarkan secara
intermiten, sehingga dapat terlewat jika hanya menggunakan satu sampel.
Dengan teknik yang tepat deteksi amebiasis melalui pemeriksaan ini menjadi 85–
95%. Secara umum, sensitivitas pemeriksaan dengan mikroskop hanya 60%.
Pemeriksaan feses dengan mikroskop dapat menunjukkan trofozoit atau kista, tetapi
tidak dapat membedakan antara E. histolytica dengan spesies Entamoeba non
patogenik yang lain, seperti E. dispar, E. moshkovskii, dan E. bangladeshi.
205. Pasien laki-laki 38 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan nyeri perut kanan atas
sejak 3 hari yang lalu. Keluhan disertai diare, bab darah & lendir (+). Keadaan umum
compos mentis, tanda vital dalam batas normal, suhu febris. Pemeriksaan fisik
didapatkan hepatospenomegali. Pemeriksaan feses ditemukan trofozoit. Perilaku
PHBS yang bisa mencegah terjadinya penyakit ini adalah…
A. Menggunakan jamban sehat
B. Memberantas jentik di rumah
C. Makan buah dan sayur setiap hari
D. Melakukan aktivitas fisik setiap hari
E. A dan B benar
Jawab: A
Pembahasan:
Amebiasis dapat dicegah dengan cara meningkatkan sanitasi. Penularan melalui
makanan dan minuman yang terkontaminasi dapat dicegah dengan cara:
▪ memasak makanan sampai matang
▪ menghindari konsumsi makanan mentah yang tidak dicuci bersih
▪ meminum air dalam kemasan, memasak air yang akan dikonsumsi, atau
menambahkan iodin pada air minum
Aspek peningkatan sanitasi termasuk kebersihan tangan dan toilet. Pembangunan
MCK umum dan edukasi pasien untuk buang air besar di WC sangat penting
untuk mencegah penularan penyakit yang ditransmisi melalui rute fekal-oral.
Kebersihan tangan dengan kebiasaan mencuci tangan dengan benar juga penting,
terutama setelah menggunakan toilet.
206. Pasien laki-laki 38 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan nyeri perut kanan atas
sejak 3 hari yang lalu. Keluhan disertai diare, bab darah & lendir (+). Keadaan umum
compos mentis, tanda vital dalam batas normal, suhu febris. Pemeriksaan fisik
didapatkan hepatospenomegali. Pemeriksaan feses ditemukan trofozoit. Yang bukan
edukasi yang tepat untuk mencegah terjadinya penyakit yang diserita pasien adalah…
A. Memasak makanan sampai matang
B. Minum air yang dimasak
C. Cuci tangan setelah menggunakan toilet
D. Makan lalapan yang tidak harus dicuci bersih
E. Menggunakan jamban sehat
Jawab:
Pembahasan: lihat pembahasan soal no. 105
207. Seorang lelaki usia 50 tahun dirawat di ICU karena tak sadarkan diri
post miokard infark. Pasien dirawat menggunakan ventilator. Setelah 3 bulan pasien
tidak sadarkan diri, dokter yang bertugas di ICU memeriksa pasien dan menemukan
bahwa pasien sudah mati batang otak dan kemudian menjelaskan ke keluarga pasien
untuk melepas ventilator. Keluarganya setuju dan dokter melepasnya. Etik yang
dianut dokter pada kasus ini adalah…
A. justice
B. autonomy
C. beneficience
D. non maleficience
E. Utilitarian
Jawab: B
Pembahasan:

208. Seorang pria usia 40 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan batuk berdahak
bercampur darah dalam 6 minggu terakhir. Tidak ada Riwayat batuk seperti ini
sebelumnya. Pasien mengeluhkan sering berkeringat saat malam disertai dengan
penurunan berat badan. Pasien memiliki riwayat merokok 1 bungkus/hari. Dari
pemeriksaan fisik didapatkan ronkhi di apeks kedua paru. Dari pemeriksaan sputum
BTA didapatkan hasil (+/+). Dokter lalu memberikan obat TB lini pertama kepada
pasien. 1 minggu kemudian, pasien datang Kembali ke puskesmas dengan keluhan
nyeri ibu jari disertai rasa kaku, Hasil lab asam urat 17mg/dL. Penyebabnya adalah....
A. isoniazid
B. pirazinamid
C. rifampisin
D. etambutol
E. streptomisin
jawab: B
pembahasan:
209. bagian anamnesis pasien dicatat di rekam medis bagian…
a. Subjektif
b. Objektif
c. Assessment
d. Plan
e. Identitas pasien
Jawab: A
Pembahasan:
Format SOAP merupakan metode dokumentasi yang digunakan oleh tenaga medis
untuk menyusun catatan pasien secara sistematis. Berikut adalah penjelasan
mengenai masing-masing elemen dalam format SOAP:
Subjektif (Subjective): Bagian ini mencakup informasi yang dilaporkan oleh
pasien atau keluarga mengenai keluhan atau gejala yang dialami. Contoh
informasi yang dicatat di bagian ini termasuk keluhan nyeri, riwayat penyakit,
atau gangguan lain yang dirasakan oleh pasien.
Objektif (Objective): Bagian ini mencakup data yang diukur atau ditemukan
secara objektif oleh tenaga medis. Hal ini meliputi hasil pemeriksaan fisik, tes
laboratorium, dan hasil pencitraan medis seperti hasil tes darah, radiografi, atau
catatan tekanan darah.
Assessment: Bagian ini berisi penilaian atau diagnosa dari tenaga medis
berdasarkan informasi subjektif dan objektif yang terkumpul. Di sini, dokter akan
membuat penilaian tentang kondisi pasien berdasarkan gejala, temuan fisik, dan
hasil tes yang ada.
Plan: Bagian ini mencakup rencana perawatan atau tindakan yang
direkomendasikan untuk pasien. Ini termasuk pengobatan, terapi, atau prosedur
medis yang direncanakan untuk memperbaiki kondisi pasien. Rencana ini juga
bisa mencakup rujukan ke spesialis atau tindakan lanjutan yang perlu diambil.
210. Pada format SBAR, rencana pengobatan pasien dituliskan di bagian…
a. Situation
b. Identitas
c. Assesment
d. Background
e. Rekomendasi
Jawab: E
Pembahasan:
Format SBAR merupakan metode dokumentasi yang lebih terfokus pada
komunikasi dan transfer informasi yang efektif antara anggota tim medis. Berikut
adalah penjelasan mengenai masing-masing elemen dalam format SBAR:
Situasi (Situation): Bagian ini menjelaskan situasi saat ini dan identitas pasien.
Misalnya, kondisi pasien, keluhan utama, atau masalah yang mendesak yang
memerlukan perhatian segera.
Latar Belakang (Background): Bagian ini mencakup informasi latar belakang
pasien, seperti riwayat penyakit, alergi, obat yang sedang dikonsumsi, dan riwayat
perawatan sebelumnya. Informasi ini membantu memberikan konteks yang lebih
lengkap tentang kondisi pasien.
Penilaian (Assessment): Bagian ini berisi penilaian medis tentang kondisi pasien
berdasarkan informasi yang ada. Ini meliputi diagnosa, evaluasi terhadap gejala
atau temuan fisik, dan kesimpulan dari penilaian yang dilakukan oleh tim medis.
Rekomendasi (Recommendation): Bagian ini berisi rekomendasi tindakan yang
diusulkan oleh tim medis. Ini bisa berupa rekomendasi pengobatan, perawatan,
konsultasi dengan spesialis, atau tindakan lain yang diperlukan untuk perbaikan
kondisi pasien.

211. Wanita usia 24 tahun G1P0A0 hamil aterm datang ke IGD rumah sakit dengan
keluhan mules-mules disertai keluar lendir darah dari kemaluannya. Dari pemeriksaan
obstetri didapatkan bukaan 8, presentasi kepala, hodge 2, teraba caput. Kapan dimulai
proses memimpin meneran?
a. Saat kepala bayi di Hodge 5
b. Saat kepala bayi di Hodge 4
c. Saat kepala bayi di Hodge 3
d. Saat kepala bayi di Hodge 2
e. Saat kepala bayi di Hodge 1
Jawab: C
Pembahasan:
Pada permulaan kala II umumnya kepala janin telah masuk dalam ruang panggul.
Ketuban yang menonjol biasanya akan pecah sendiri apabila belum pecah ketuban
harus dipecahkan. His datang lebih sering dan lebih kuat, lalu timbulah mengedan.
Penolong harus telah siap untuk memimpin persalinan.
Untuk menentukan seberapa jauh bagian terdepan janin turun ke dasar panggul,
hodge menentukan bidang penurunan sebagai berikut :
HI : bidang yang sama dengan pintu atas panggul
HII : bidang sejajar dengan HI setinggi tepi bawah simpisis
HIII : bidang sejajar dengan HI setinggi spina ischiadika
HIV : bidang sejajar dengan HI setinggi ujung Os Koksigis

Dengan menentukan penurunan sesuai dengan bidang hodge dapat di tetapkan


kemungkinan persalinan melalui vagina atau persalinan dengan SC. Bila kepala
atau bagian terendah masih tinggi, diatas bidang HII, persalinan pervaginam sulit
dilakukan tanpa trauma persalinan. Persalinan pervaginam yang aman, dengan
trauma minimal, bila penurunan terendah telah melampui batas HIII.
212. Pak Sofyan ingin pergi haji. Manakah yang bukan vaksin yang harus didapatkan oleh
Pak Sofyan?
a. Meningitis
b. Covid-19
c. Pneumonia
d. Tifoid
e. Influenza
Jawab: D
Pembahasan:
Beragam Vaksin Haji yang Perlu Didapatkan
Berikut ini adalah beberapa jenis vaksin yang perlu Anda dapatkan sebelum
menunaikan ibadah haji atau umrah:

1. Vaksin meningitis

Meningitis adalah infeksi yang menyebabkan peradangan pada selaput pelindung


otak dan sumsum tulang belakang. Penyakit ini berisiko tinggi terjadi di wilayah
tertentu, termasuk Arab Saudi, tempat umat muslim menunaikan ibadah haji dan
umrah.
Untuk mencegah penularan penyakit tersebut, setiap jemaah yang akan
menunaikan ibadah haji dan umrah diwajibkan untuk mendapatkan vaksin
meningitis terlebih dahulu. Ini bahkan menjadi salah satu persyaratan yang harus
dipenuhi oleh para jemaah untuk memperoleh visa.
Setelah menjalani vaksinasi meningitis untuk berangkat haji, Anda akan
mendapatkan sertifikat yang menyatakan bahwa Anda telah divaksin.

2. Vaksin pneumonia

Vaksin pneumonia diberikan untuk mencegah penyakit yang disebabkan oleh


infeksi bakteri S. pneumoniae atau pneumokokus, termasuk pneumonia dan
meningitis.
Vaksin ini sangat disarankan bagi calon jemaah haji dan umrah dengan kondisi
tertentu, seperti lansia berusia 65 tahun ke atas, anak-anak, dan orang yang
memiliki penyakit kronis, seperti diabetes, asma, gangguan ginjal, atau penyakit
jantung.

3. Vaksin influenza

Vaksin influenza dianjurkan untuk jemaah haji dan umrah yang masih anak-anak,
berusia lanjut, dan wanita hamil. Selain itu, vaksin ini juga perlu diberikan kepada
jemaah haji dan umrah yang memiliki kondisi atau penyakit tertentu, seperti:
• Asma
• Gagal jantung kronis
• Penyakit paru-paru kronis
• HIV/AIDS
• Gangguan metabolik
• Kelebihan berat badan atau obesitas

4. Vaksin COVID-19

Di tengah pandemi COVID-19, pemerintah Arab Saudi menyarankan para calon


jemaah haji dan umrah untuk mendapatkan vaksin COVID-19. Selain itu, protokol
kesehatan yang berlaku harus diterapkan guna mencegah penularan virus Corona
saat beribadah.
Selama pandemi ini berlangsung, pemerintah Arab Saudi juga mewajibkan agar
setiap jemaah dalam kondisi sehat dan bebas dari COVID-19, serta menyertakan
hasil tes PCR atau rapid test paling lambat 72 jam sebelum keberangkatan.
Sebagai langkah pencegahan COVID-19, pemerintah Arab Saudi dan Indonesia
juga menyarankan agar jamaah dengan kondisi berikut ini menunda
keberangkatan ibadah umroh dan haji:
• Berusia di atas 65 tahun atau di bawah 12 tahun
• Menderita penyakit kronis, seperti penyakit jantung, penyakit ginjal, asma,
dan diabetes
• Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, misalnya karena HIV/AIDS
atau kanker
• Sedang hamil

Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Agama juga sedang


mengupayakan agar para calon jemaah haji dan umrah mendapatkan prioritas
vaksin COVID-19.
213. dr. Ayman membuat selebaran berisi etika batuk untuk dibagikan kepada pasien yang
datang ke klinik tempat dia melakukan praktek. Yang dilakukan dr. Ayman merupakan
bentuk Upaya pencegahan penyakit tingkat…
a. awal
b. pertama
c. kedua
d. ketiga
e. rehabilitasi
jawab: B
pembahasan:
5 bentuk upaya pencegahan sebagai berikut:
i. Pencegahan tingkat awal (primodial prevention)
1. Pemantapan status kesehatan (underlying condition)
ii. Pencegahan tingkat pertama (Primary Prevention)
1. Promosi kesehatan (health promotion)
2. Pencegahan khusus
iii. Pencegahan tingkat kedua (Secondary Prevention)
1. Diagnosis awal dan pengobatan tepat (early diagnosis and prompt
treatment)
2. Pembatasan kecacatan (disability limitation)
iv. Pencegahan tingkat ketiga (Tertiary Prevention)
Pencegahan pada tingkat ketiga ini merupakan pencegahan dengan sasaran
utamanya adalah penderita penyakit tertentu, dalam usaha mencegah
bertambah beratnya penyakit atau mencegah terjadinya cacat serta program
rehabilitasi. Tujuan utamanya adalah mencegah proses penyakit lebih lanjut,
seperti pengobatan dan perawatan khusus penderita kencing manis, tekanan
darah tinggi, gangguan saraf dan lain-lain serta mencegah terjadinya cacat
maupun kematian karena penyebab tertentu, serta usaha rehabilitasi.
v. Rehabilitasi (rehabilitation)
214. Akibat serangan stroke yang dideritanya, Pak Tono menderita kelumpuhan seluruh
badan dan hanya bisa berbaring di tempat tidurnya. Dokter lalu memberikan edukasi
kepada keluarga pak Tono untuk mencegah komplikasi dari tirah baring itu. Yang
dilakukan dokter tersebut merupakan bentuk Upaya pencegahan penyakit tingkat…
A. awal
B. pertama
C. kedua
D. ketiga
E. rehabilitasi
jawab: D
pembahasan: lihat pembahasan soal no. 113
215. Seorang anak lelaki usia 5 tahun dirawat di PICU karena tak sadarkan diri setelah
mengalami kecelakaan lalu lintas. Pasien dirawat menggunakan ventilator. Setelah 3
bulan pasien tidak sadarkan diri, dokter yang bertugas di PICU memeriksa pasien dan
menemukan bahwa pasien sudah mati batang otak dan kemudian menjelaskan ke
keluarga pasien untuk melepas ventilator. Yang berhak memberi persetujuan informed
consent pada pasien adalah…
A. Kakek pasien
B. Orangtua pasien
C. Paman pasien
D. Bibi pasien
E. Abang pasien
Jawab: B
Pembahasan:
Secara umum, informed consent dapat diberikan secara langsung oleh pasien yang
kompeten, yaitu pasien memiliki kapasitas untuk mengerti akan penjelasan yang
diberikan dan menggunakan informasi tersebut untuk berpikir secara rasional
dalam mencapai suatu kesimpulan.
Berdasarkan Permenkes nomor 290 tahun 2008, pasien yang kompeten berarti
pasien dewasa di atas usia 21 tahun atau telah/pernah menikah, atau pasien berusia
21 tahun yang tidak dikategorikan sebagai anak berdasarkan perundang-undangan.
Pasien juga dikatakan kompeten apabila kesadarannya tidak terganggu dan tidak
mengalami gangguan atau kemunduran kesehatan mental.
Pada kondisi pasien tertentu, seperti kategori usia anak-anak, gangguan kesadaran,
gangguan mental, atau sedang dalam kondisi gawat darurat, informed
consent dapat diberikan oleh orang tua, suami/istri, anak kandung, saudara
kandung, keluarga terdekat, atau orang yang mengantarkan pasien.
216. Pelayanan Dan Penerbitan Sertifikat Vaksinasi Internasional diatur dalam
Permenkes…
a. Nomor 22 tahun 2018
b. Nomor 23 Tahun 2018
c. Nomor 24 Tahun 2018
d. Nomor 23 Tahun 2017
e. Nomor 22 Tahun 2017
Jawab: B
Pembahasan:
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2018
mengatur Tentang Pelayanan Dan Penerbitan Sertifikat Vaksinasi Internasional
217. Seorang Wanita usia 24 tahun telat haid 2 bulan datang ke IGD puskesmas dengan
mengeluhkan keluar darah dari jalan lahir disertai keluarnya jaringan. Tidak nyeri.
Plano test (+). TD:100/80 nadi 86x/i. RR: 20x/i. T 36.8 C Pemeriksaan OUE terbuka.
Setelah observasi di IGD keluar jaringan komplit (+). Apa tindakan selanjutnya?
a. Resusitasi
b. kuretase
c. kuretase dan resusitasi
d. rujuk spesialis
e. pulangkan pasien.
Jawab: A
Pembahasan:
Keguguran komplet
Perdarahan pada kehamilan muda di mana seluruh hasil konsepsi telah keluar
dari kavum uteri. Seluruh hasil kehamilan telah dilahirkan dengan lengkap. Pada
penderita ditemukan perdarahan sedikit, ostium uteri telah menutup, dan uterus
sudah banyak mengecil. Diagnosis dapat di permudah apabila hasil konsepsi
dapat diperiksa dan dapat dinyatakan bahwa semuanya sudah keluar dengan
lengkap.
Penanganan Abortus Kompletus
1) Tidak perlu penanganan khusus apabila rahim telah bersih
2) Observasi untuk melihat adanya perdarahan banyak yang bisa mengkibatkan
anemia berat dan perlu pananganan dengan tranfusi Apabila terdapat anemia
sedang berikan tablet sulfas ferrosus 60mg perhari selama 2 minggu. Anjurkan
ibu untuk mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung protein,vitamin
dan mineral
3) Apabila kondisi ibu baik cukup berikan tablet methylergometrin 3x1 tablet/
hari untuk 3-5 hari,asam mefenamat 3x500mg/hari,tablet Fe 1x60mg/hari selama
2 minggu,amoxillin 3x500mg/hari selama 3 hari untuk mencegah terjadinya
infeksi.
4) Pastikan tetap memantau kondisi ibu setelah penanganan meliputi KU,tanda-
tanda vital dan pengeluaran pervaginam
5) Konseling asuhan pasca keguguran dan pemantauan lanjut dirumah
6) Anjurkan ibu untuk diet tinggi protein,vitamin dan mineral
7) Anjurkan ibu untuk kontrol setelah obat habis atau jika ada keluhan
218. Seorang pasien pria berusia 60 tahun datang dengan keluhan nyeri dada kiri terutama
saat beraktivitas. Keluhan dirasakan selama 30 menit dan tidak menghilang saat
beristirahat. Tekanan darah 140/90, nafas 24x per menit, nadi 103x. Pemeriksaan ekg
didapatkan ST elevasi pada V1-V4. Apakah diagnosis yang paling mungkin pada
pasien ini?
a. Angina pektoris stabil
b. Angina pektoris tidak stabil
c. Infark miokard anterior
d. Infark ventrikel kanan
e. Infark miokard inferior
Jawab: C
Pembahasan:
Infark miokard akut dengan elevasi segmen ST (ST Elevation Myocardial Infarct)
merupakan bagian dari spektrum sindrom koroner akut (SKA) yang terdiri atas
angina pektoris tak stabil, IMA tanpa elevasi ST, dan IMA dengan elevasi ST.
Infark miokard akut dengan elevasi ST (STEMI) terjadi jika aliran darah koroner
menurun secara mendadak akibat oklusi trombus pada plak aterosklerotik yang
sudah ada sebelumnya. Trombus arteri koroner terjadi secara cepat pada lokasi
injuri vaskuler, dimana injuri ini dicetuskan oleh faktor-faktor seperti merokok,
hipertensi, dan akumulasi lipid (Sudoyo, 2010). Tahun 2013, ± 478.000 pasien di
Indonesia didiagnosa Penyakit Jantung Koroner. Saat ini, prevalensi STEMI
meningkat dari 25% ke 40% dari presentasi Infark Miokard.
Infark Miokard Akut diklasifikasikan berdasar EKG 12 sandapan menjadi Infark
miokard akut ST-elevasi (STEMI) : oklusi total dari arteri koroner yang
menyebabkan area infark yang lebih luas meliputi seluruh ketebalan miokardium,
yang ditandai dengan adanya elevasi segmen ST pada EKG. Infark miokard akut
non ST-elevasi (NSTEMI): oklusi sebagian dari arteri koroner tanpa melibatkan
seluruh ketebalan miokardium, sehingga tidak ada elevasi segmen ST pada EKG.
219. Seorang laki-laki usia 30 tahun datang ke praktik dokter dengan keluhan lecet pada
bibir dan daerah kemaluan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan plak eritematosa bulat
dengan hiperpigmentasi dekat bibir dan bagian pubis. Pasien juga mengeluhkan
demam dan lemah. Keluhan ini sering berulang pada lokasi yang sama sebanyak 3
kali setelah minum obat penghilang nyeri dan meninggalkan bercak kehitaman.
Apakah diagnosis yang paling mungking?
a. Sindroma Steven Johnson
b. Eritema multiform
c. Fixed drug eruption
d. Hypersensitivity syndrome reaction
e. Skabies
Jawab: C
Pembahasan:
Erupsi obat (drug eruption) atau dermatitis medikamentosa ditandai dengan
munculnya manifestasi kulit akibat penggunaan obat secara sistemik. Erupsi obat
dapat menyerupai berbagai bentuk dermatosis, mulai dari ruam asimtomatik
hingga kegawatdaruratan yang mengancam nyawa.
Anamnesis menitikberatkan pada awitan muncul manifestasi, jenis manifestasi
yang muncul, keluhan sistemik, lokasi predileksi, riwayat atopi, dan riwayat
penggunaan obat. Penggunaan obat yang berbeda dapat menyebabkan
manifestasi yang berbeda pula.
Lesi fixed drug eruption umumnya berbentuk plak eritematosa bulat atau ireguler
yang perlahan menjadi hiperpigmentasi. Lesi bisa saja hanya satu atau multipel.
Lesi selalu muncul di tempat yang sama saat obat kembali dikonsumsi.
Hiperpigmentasi dapat menetap bahkan setelah obat penyebab dihentikan.
Kemungkinan obat penyebab antara lain paracetamol, ibuprofen, dan
antihistamin.
220. Seorang laki-laki usia 30 tahun datang ke praktik dokter dengan keluhan lecet pada
bibir dan daerah kemaluan. Selain itu ada rasa terbakar pada daerah lecet dan lepuh
ini. Pada pemeriksaan fisik didapatkan plak eritematosa bulat dengan hiperpigmentasi
dekat bibir dan bagian pubis Pasien juga mengeluhkan demam dan lemah. Keluhan ini
sering berulang pada lokasi yang sama sebanyak 3 kali setelah minum ibuprofen dan
meninggalkan bercak kehitaman. Edukasi yang tepat pada pasien ini adalah…
A. Ganti celana dalam 2x sehari
B. Jangan biarkan area genital selalu lembab
C. Jangan minum ibuprofen lagi
D. Jangan berhubungan seksual dulu
E. A dan B benar
Jawab: C
Pembahasan: lihat pembahasan soal no.119
Edukasi yang penting ditekankan adalah untuk menghindari menggunakan obat
yang sama atau jenis yang sama di kemudian hari. Pasien juga diingatkan untuk
selalu menginformasikan adanya riwayat erupsi obat pada saat berobat ke fasilitas
kesehatan di kemudian hari.
Pasien juga perlu dijelaskan risiko efek erupsi obat yang berat, seperti pustular
eksantema generalisata akut (PEGA), eritroderma, sindrom Stevens Johnson
(SJS), toxic epidermal necrolysis (TEN), dan drug reaction with eosinophilia and
systemic symptoms (DRESS).

Anda mungkin juga menyukai