Bab Iii
Bab Iii
A. Pengertian Salam
itu adalah jual beli.29Salam secara terminologis adalah menjual suatu barang
kemudian hari.30
akad yang disepakati untuk membuat sesuatu dengan ciri-ciri tertentu dengan
28
Mardani, Fiqh Ekonomi Syariah, (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group,2012), hlm.
113.
29
Ahmad Wardi Muslich, Fiqh Muamalah, (Jakarta: Amzah, 2010), hlm. 241.
30
Nasrun Haroen,Fiqh Muamalah, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2007), hlm. 146-147.
31
Nasrun Haroen,Op.Cit
30
31
tentang fatwa DSN- MUI, bahwa jual beli salam adalah jual beli dengan cara
tertentu.32
Rasulullah saw. Terdapat beberapa ayat Al-qur’an dan Hadist yang berbicara
1. Landasan Al-quran
32
Mardani, Op.Cit, hlm, 117
32
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah
tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah
kamu menuliskannya. (Q.S. Al-Baqarah : 282).33
Dari ayat diatas telah jelas dikemukakan dalam Islam pelaksanaan jual
beli salam bahwa pembeli membayar dahulu sesuai dengan harga yang
adanya kesaksian dari kesepakatan yang dilakukan kedua belah pihak, maka
jika memungkinkan harus disaksikan oleh dua orang saksi. Hal ini
dikarenakan jika kedua belah pihak dapat dipercaya atau terkadang salah
satunya meninggal dunia, sehingga tidak dapat diketahui lagi pihak penjual
harus bebas memilih jika ada unsur pemaksaan tanpa hakm jual beli tidak sah
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling
memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali
dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka
di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu;
Sesungguhnya Allah adalah maha penyayang kepadamu.(Q.S.
An-Nisa: 29).34
33
Depertemen Agama RI, Al-quran dan Terjemahnya, (Tangerang: Panca Cemerlang,
2010), hlm. 48.
34
Depertemen Agama RI, Op.Cit., hlm.83.
33
Ayat ini dengan tegas melarang orang memakan harta orang lain atau
hartanya sendiri dengan jalan bathil. Memakan harta sendiri dengan jalan
orang lain dengan cara bathil ada berbagai caranya, seperti pendapat Suddi,
dalam jalan yang batal ini segala jual beli yang dilarang syara’. 35
Ibnu Abbas berkata :”Saya bersaksi bahwa Salam yang dijamin untuk
jangka waktu tertentu telah dihalalkan oleh Allah pada kitab-Nya dan
2. Landasan As-Sunnah
35
H. Abdul Halim Hasan Binjai, Tafsir Al-Ahkam, (Jakarta: Kencana, 2006), hlm. 258.
36
Saleh Al-Fauzan, Fiqh Sehari-Hari, (Jakarta: Gema Insani Press, 2005), hlm. 406.
37
Hafiz Ibnu Abdillah, Sunan Ibnu Majjah, (Beirut: Darr Al-Fikr, 1998), hlm. 217.
34
3. Landasan Ijma’
Menurut mazhab Hanafi, jual beli Salam termasuk akad yang dilarang
beli dan juga termasuk jual beli ma‟dum (jual beli yang masih belum ada).38
Dalam jual beli kontrak penjualan harus ada dan dimiliki oleh penjual.
Sementara dalam salam pokok kontrak itu belum ada atau tidak dimiliki
terus menerus tanpa ada keberatan sama sekali. Hal inilah yang
Salam.
qiyas, dan hal ini telah menjadi konsensus ulama (sudah ijma’).
As-Sunnah.39
atas dasar kebiasaan manusia terhadap syarat dan ketentuan tertentu. Diantara
majlis akad, menurut Syafi’iyah Salam itu hukumnya sah, baik masa
4. Kaidah Fiqh
Maksud kaidah ini adalah bahwa dalam setiap mumalah dan transaksi,
pada dasarnya adalah boleh, seperti jual beli, sewa menyewa, gadai, kerja
riba.
hanya ijab (ungkapan dari pihak pemesan dalam pemesanan barang) dan
40
A. Djazuli, Kaidah-Kaidah Fikih: Kaidah-Kaidah Hukum Islam dalam Menyelesaikan
Masalah-Masalah yang Praktis, Cet. Ke-3, Jakarta: Kencana, 2006, hlm, 130.
36
bai‟ (jual beli). Sedangkan menurut ulama Syafi’iyah, lafal yang boleh
dipergunakan dalam jual beli pesanan ini hanya as-salam dan as-salaf.Alasan
ulama Syafi’iyah adalah bahwa menurut kaidah umum (analogi) jual beli
seperti ini tidak dibolehkan karna barangnya tidak ada ketika akad. Akan
Hanafiyah,terdiri atas : 41
b. Ma‟qud „alaih, yaitu muslam fih (barang yang dipesan), dan harga
meliputi:42
optimal seperti tidak gila, tidak sedang dipaksa, dan lain-lain yang sejenis.
Adapun untuk transaksi dengan anak kecil dapat dilakukan dengan izin dan
penjual menyerahkan barang tepat pada waktunya dengan kualitas dan jumlah
41
Ahmad Wardi Muslich, Loc. Cit.
42
Rizal Yahya, dkk, Akutansi Perbankan Syariah: Teori dan Praktek
Kontemporer,(Jakarta: Salemba, 2009), hlm. 254.
37
dari waktu yang telah disepakati dengan syarat kualitas dan jumlah barang
Hukum objek akad transaksi jual beli Salam meliputi barang yang
diperjual belikan dan harga barang tersebut. Terkait dengan barang Salam
DSN dalam fatwanya menyatakan bahwa ada beberapa ketentuan yang harus
kesepakatan.
sesuai kesepakatan.
c. Ijab dan kabul yang menunjukan pernyataan kehendak jual beli Salam
Ijab dan qabul Salam merupakan pernyataan dari kedua belah pihak
yang berkontrak, dengan cara penawaran dari penjual dan penerima yang
43
Ibid.
44
Ibid.
38
isyarat (bagi yang tidak bisa bicara), tindakan maupun tulisan. Tergantung
pada praktek yang lazim di masyarakat dan menunjukan keridhaan satu pihak
untuk penjual barang Salam dan pihak pembeli barang Salam. Dan pada
berikut:
2) Akad batal demi hukum karena timbul kondisi hukum yang dapat
atau logam.
Adapun syarat lain dalam jual beli salam, ialah sebagai berikut :
a. Modal salam. Syarat –syarat yang harus dipenuhi dalam modal jual
beli salam.
penyerahan segera.
pembeli boleh juga tidak menetapkan waktu penyerahan bila sesuai dengan
kesepakatan kedua belah pihak, pembeli terikat untuk menerima barang dan
membayar harganya.49
47
Ibid.
48
Rachmadi Usman, Produk dan Akad Perbankan Syariah di Indonesia: Implementasi
dan Aspek Hukum, (Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2009), hlm. 201.
49
Rizal Yahya, dkk. Loc. Cit.
41
Hukum objek akad transaksi jual beli Salam meliputi barang yang
diperjual belikan dan harga barang tersebut. Terkait dengan barang Salam
DSN dalam fatwanya menyatakan bahwa ada beberapa ketentuan yang harus
kesepakatan.
dengan kesepakatan.
i. Dalam hal terdapat cacat atau barang tidak sesuai dengan kesepakatan,
52
pemesan memiliki hak Khiyar Ru‟yat untuk melanjutkan atau
50
Ibid.
51
Mardani, Op. Cit, hlm 131.
52
Khiyar Ru’yat adalah hak pembeli untuk membatalkan aqad atau tetap
melangsungkanya ketika ia melihat obyek aqad dengan syarat ia belum melihatnya ketika
berlangsung aqad atau sebelumnya ia pernah melihatnya dalam batas waktu yang memungkinkan
telah terjadi perubahan atasnya.lihat Ghufron A.Mas’adi,Fiqh Muamalah Kontekstual,
(Jakarta:Raja Grafindo Persada,2002).hlm.113-114.
53
Mardani,Op. Cit,hlm 134.
42
Meskipun jual beli Salam dibolehkan dalam Islam, akan tetapi dalam
yang tidak tepat pada waktu, merupakan sesuatu yang tidak diperbolehkan
dalam Islam, karena ini merupakan penzaliman karena tidak sesuai dengan
akad.
secara umum.
2. Transaksi jual beli yang samar dan belum jelas hasilnya atau barang
4. Jual beli yang diberantas islam adalah membeli atau menjual sesuatu
54
Yusuf Qardhawi, Halal dan Haram dalam Islam, (Surabaya: PT Bina Ilmu. 1980), Cet.
ke-6, hlm. 311.
43
1. Kejujuran
2. Keramahtamahan
8. Kesukarelaan.55
1. Alat bayar harus diketahui jumlah dan bentuknya, baik berupa uang,
hukumnya mengikat.
2. Semua ketentuan dalam jual beli Salam yang tidak disebut diatas
55
Umar Sihab, Al-Quran Kontekstualitas, (Jakarta: Permadani, 2005), Cet. ke-3, hlm.
295.
56
Mardani, Loc. Cit.
44
rahasia dari apa yang telah Allah SWT isyaratkan. Tidak jarang manusia
menganggap bahwa jika apa yang terjadi pada dirinya tidak sesuai dengan
harapan, maka mereka terkadang menganggap Allah SWT tidak adil atau hal-
hal lainnya yang semuanya itu bisa menutup pintu dibukanya rahmat.
(pesanan) adalah: 58
57
Ibid.
58
Dalamhttp://www.mahir-al-hujjah.blogspot.com/2009/10jual-beli-kaitan-
dengannya.html (20 Juni 2016)
45
yang lainnya59