Anda di halaman 1dari 18

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/324005617

Penyebab Perang Dunia I Dalam Perspektif Jerman

Preprint · March 2018


DOI: 10.13140/RG.2.2.31496.93443

CITATION READS

1 18,835

1 author:

Riyan Permana Putra


Universitas Sebelas Maret
6 PUBLICATIONS 2 CITATIONS

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Penyebab Perang Dunia I Dalam Perspektif Jerman View project

All content following this page was uploaded by Riyan Permana Putra on 26 March 2018.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Penyebab Perang Dunia I Dalam Perspektif Jerman
Oleh :
Riyan Permana Putra
Mahasiswa Pendidikan Sejarah Universitas Sebelas Maret, Surakarta

Latar Belakang Situasi di Eropa Pra Perang Dunia I


Pada tahun 1870-an terjadi perubahan yang cukup besar di daerah Eropa
daratan yaitu perubahan Balance of Power pada kawasan tersebut. Selain itu,
muncul sebuah kerajaan baru yang sebelumnya terdiri dari beberapa state atau
kerajaan kecil yang bergabung menjadi sebuah kekuatan baru di Eropa.
Kedua hal tersebut bermula dari sebuah perang yaitu Perang Franco-Prussian
(1870-1871) yang hasil akhir dari perang ini telah mengubah dan membuka
lembaran baru sejarah Eropa. Kenapa disebut seperti itu ? Karena kekalahan
Perancis terhadap Prusia dalam perang ini telah mengakhiri hegemoni
Perancis di Eropa dan juga telah membuat unifikasi German Empire yang
bertransformasi menjadi salah satu kekuatan terbesar di Eropa.
Latar belakang terjadinya perang ini ada dua poin. Pertama adalah faktor
Domestic dari kedua pihak. Pihak Prusia yang diwakili oleh Otto van Bismarck,
yang merupakan Kanselir Prusia, mempunyai tujuan untuk mempersatukan
kerajaan-kerajaan berbahasa Jerman menjadi satu kerajaan/kekaisaran besar.
Bismarck yakin bahwa sebuah perang patriotik melawan Perancis bisa
menimbulkan Nasionalisme sehingga bisa tercipta persatuan yang
dicita-citakannya. Akan tetapi, Bismarck tidak bisa begitu saja menyerang
Perancis atau meminta Kaisar William I (Raja Prusia) mendeklarasikan perang
tanpa ada alasan yang jelas. Dengan demikian, ia menunggu waktu yang
tepat sambil menunggu kesempatan itu datang. Di lain pihak, Perancis yang
dipimpin oleh Napoleon III dalam pemerintahan Kekaisaran Perancis Kedua
merasa perlu ada suatu tindakan dimana ia bisa menunjukan bahwa Perancis
masih merupakan kekuatan hegemoni di Eropa daratan.
Poin kedua dan paling jelas terlihat adalah karena isu pencalonan
Pangeran Leopold sebagai raja di Spanyol yang membuat Perancis dan
rajanya yaitu Napoleon III menjadi geram. Semenjak terjadinya revolusi di
Spanyol yang menurunkan Isabella II pada tahun 1868, takhta Kerajaan
Spanyol kosong dan pada awal tahun 1870 dewan di kerajaan Spanyol

Penyebab Perang Dunia I Dalam Perspektif Jerman 1


memberikan penawaran kehormatan kepada Pangeran Leopold untuk menjadi
Rajanya. Pangeran Leopold sendiri merupakan keponakan dari Raja Prusia
yaitu Raja William I.
Hal ini telah membuat Perancis menjadi gerah karena jika Takhta
Kerajaan Spanyol jatuh pada Leopold yang merupakan masih orang Prussia
(salah satu musuh besar Perancis) maka kepemimpinannya akan terpengaruh
oleh bisikan Kerajaan Prusia. Oleh karena itu, Perancis takut wilayahnya akan
diserang dari kedua sisi yaitu sisi Timur oleh Prusia dan sisi Selatan oleh
Spanyol. Selain itu, Napoleon III juga geram karena pencalonan Leopold
tersebut tidak mengindahkan aturan-aturan diplomatik Eropa dimana harus
ada saling komunikasi dan Perancis merasa tidak dilibatkan dalam komunikasi
tersebut sehingga Perancis khawatir ada maksud tersembunyi.
Atas tekanan Perancis, Prusia memilih untuk mundur. Reaksi dari
Leopolod dan Kaisar William I pun mengindikasikan bahwa mereka menolak
tawaran takhta Spanyol tersebut. Perancis menganggap ini sebagai
keberhasilan dan mengirimkan utusannya yaitu Ems Dispatch ke Prussia
dalam rangka memastikan tidak ada satupun Pangeran Prusia yang mencoba
naik takhta ke Kerajaan Spanyol. Kaisar William I mengirimkan suatu telegram.
Akan tetapi, hal ini dimanfaatkan oleh Otto van Bismarck yang memanipulasi
isi telegram tersebut menjadi lebih kasar dan merendahkan Perancis.
Ia kemudian mengirimkan telegram hasil manipulasinya kesebuah surat
kabar di Perancis. Napoleon III dan rakyat Perancis membaca kabar tersebut
kemudian menjadi geram dan marah karena merasa dilecehkan oleh Prusia.
Dalam jangka waktu enam hari berikutnya, akhirnya Perancis
mendeklarasikan perang terhadap Prusia. Dari kedua poin di atas mengenai
latar belakang terjadinya Perang Franco-Prussian, dapat dilihat sebenarnya
kedua pihak sama-sama mempunyai intensi untuk menyerang satu sama lain,
tentunya dengan alasan yang berbeda. Akan tetapi Prusia tampaknya bisa
mengambil kesempatan sehingga ia tidak perlu dipihak yang bertanggung
jawab atas asal muasal terjadinya perang tersebut karena Perancis lah yang
pada akhirnya menyatakan perang. Napoleon III mendeklarasikan perang
kepada Prusia pada 19 Juli 1870 dikarenakan penasihat militernya
mengatakan bahwa pasukan militer Perancis bisa mengalahkan Prusia dan

Penyebab Perang Dunia I Dalam Perspektif Jerman 2


kemenangan seperti itu bisa memperbaiki penurunan popularitasnya di
Perancis.
Napoleon III yakin bahwa reorgrganisasi pada pasukannya tahun 1866
telah membuatnya lebih superior dibandingkan pasukan Prusia dan sekutunya.
Ia juga mempunyai keyakinan yang besar pada dua inovasi senjata terbaru
yaitu Chassepot Rifle yang telah dimiliki oleh seluruh pasukannya dan sebuah
mesin senjata yaitu Mitrailleuse. Tampaknya para Jendral Perancis telah
dibutakan oleh kebanggaan nasional akan keyakinan bisa menang.
Commander in Chief pasukan Perancis adalah Napoleon III yang terdiri atas 7
Corps, 1 Imperial Guard Corps , dan 1 Cavalry Reserve Corps. Setiap Corps
terdiri atas 2-5 Divisi Infantry dan 1 Divisi Cavalry.
Pada sisi Prusia, perang ini dilihat sebagai salah satu cara
mempersatukan negara-negara berbahasa Jerman seperti yang sudah
disebutkan sebelumnya. Pada kenyataannya, diawal perang saja Prusia
sudah mendapatkan dukungan dari 3 negara Jerman Selatan (Bavaria,
Wurttemberg, dan Baden) dan Negara di Konfiderasi Jerman Utara. Aset yang
terpenting bagi Prusia adalah banyaknya jumlah tentara serta Staf Jendral
Militer yang sudah merencakan pergerakan yang cepat dan disiplin ke zona
pertempuran. Pasukan gabungan Prusia/Jerman dipimpin oleh seorang Staff
General yaitu Helmuth von Moltke yang terdiri dari 3 pasukan tentara yang
berbeda dengan komandan yang berbeda juga.
Keunggulan pihak Prusia dan sekutunya sudah jelas terlihat pada
masa-masa awal semenjak perang dideklarasikan. Prusia unggul dalam hal
kecepatan menempatkan pasukan sejumlah 380.000 pasukan ke zona garis
terdepan perbatasan wilayah hanya dalam jangka waktu 18 hari.
Hal ini didukung oleh sistem rel kereta api di Prusia yang bagus.
Sementara itu, pihak Perancis tidak memperkirakan hal tersebut dan proses
perpindahan pasukannya berjalan dengan lambat serta ditambah masalah
logistik yang kurang memadai. Dalam perang tersebut terdapat beberapa
pertempuran antara pihak pasukan Perancis dengan pihak pasukan gabungan
Prusia dan sekutu.
Pertempuran pertama dalam perang ini adalah pertempuran Wissembourg
pada 4 Agustus 1870 dimana gabungan pasukan Prusia dan sekutunya
mengejutkan sejumlah kecil pasukan Perancis di kota Wissembourg. Taktik

Penyebab Perang Dunia I Dalam Perspektif Jerman 3


yang digunakan oleh pasukan gabungan Prusia adalah menyerang dari dua
sisi berbeda. Ketika pasukan Prusia menyerang pada sisi Timur kota, pasukan
dari Bavaria menyerang pasukan Perancis dari sisi Barat kota dan dalam
hitungan jam pasukan gabungan Prusia berhasil menguasai kota dan
mengalahkan pasukan perancis. Dengan kemenangan di pertempuran ini,
pasukan gabungan Prusia bisa makin leluasa masuk ke wilayah Perancis.
Pertempuran selanjutnya adalah Pertempuran Spicheren pada 5 Agustus
1870 yang mana sebenarnya ini tidak direncanakan oleh Staf Jendral Moltke
(Prusia). Kemenangan tentara gabungan Prusia di pertempuran ini lebih
dikarenakan serangan mendadak dan salah perkiraan dari pimpinan pasukan
Perancis. Kesalahan prediksi tersebut yaitu ketika pimpinan pasukan perancis
beranggapan bahwa pasukan yang dibawa Prusia hanya sedikit dan ia tidak
perlu memanggil tentara cadangan untuk membantu pasukannya. Akan tetapi
ia salah karena jumlah pasukan lawan lebih banyak dari pada yang ia
perkirakan dan ia sudah terlambat untuk memanggil pasukan bantuan.
Pertempuran selanjutnya dan merupakan pertempuran pertama yang
menggunakan jumlah pasukan yang besar mencapai ratusan ribu pasukan
serta pertempuran pertama dimana seluruh sekutu Prusia ikut bertempur
adalah pertempuran Worth pada tanggal 6 Agustus 1870. Pada pertempuran
ini pasukan gabungan Prusia dan sekutunya menang telak. Hal pertama yang
menentukan kemenangan pasukan gabungan Prusia adalah tidak imbangnya
jumlah pasukan dimana Perancis hanya puluhan ribu sedangkan pasukan
gabungan Prusia mencapai ratusan ribu.
Pertempuran selanjutnya adalah Pertempuran Gravelotte yang juga
merupakan pertempuran terbesar dalam Perang Franco-Prussian ini. Dalam
pertempuran ini sangat jelas sekali dimana kekuatan pasukan dan senjata
yang digunakan sangat berpengaruh besar karena pertempuran ini “head to
head”. Pasukan Perancis mengandalkan senjata chassepot rifle-nya
sedangkan Prusia dengan senjata Krupp-nya sehingga menyebabkan korban
tewas yang luar biasa banyaknya mencapai puluhan ribu orang.
Pada akhirnya pasukan Perancis memilih mundur kembali ke kota Medz.
Pertempuran selanjutnya dan yang terpenting adalah Pertempuran Sedan.
Dalam pertempuran ini pasukan gabungan Prusia berhasil menangkap Kaisar

Penyebab Perang Dunia I Dalam Perspektif Jerman 4


Perancis yaitu Napoleon III beserta Jendral Militer dan ratusan ribu
pasukannya.
Setelah kekalahan besar Perancis dipertempuran Gravelotte, Napoleon
memikirkan nasib Paris jika pasukan gabungan Jerman meneruskan
perjalanannya masuk terus kedalam wilayah Perancis. Akan tetapi ia malah
terpancing untuk menyerang sebuah benteng di Sedan, yang diinformasikan
terdapat sejumlah pasukan gabungan Jerman, daripada memilih mundur
melindungi Paris. Ia tidak mengetahui bahwa rombongannya diikuti oleh
sejumlah pasukan gabungan Jerman. Ketika pertempuran meletus, pasukan
Perancis terdesak kesebuah wilayah di Sedan dan pada akhirnya menyadari
bahwa mereka telah terkepung oleh pasukan gabungan Jerman. Sadar bahwa
ia dan pasukannya tidak bisa mundur, Napoleon mengaku kalah dan
pertempuran dihentikan.
Kemenangan besar pasukan gabungan Jerman ini dan menyerahnya
Napoleon III bukanlah akhir dari Perang Franco-Prussian. Akan tetapi, ini
telah memadamkan semangat berperang pasukan Perancis. Dari penjelasan
singkat mengenai beberapa pertempuran dalam Perang Franco-Prussian ini,
dapat disimpulkan bahwa cara untuk memenangkan pertempuran tersebut
adalah dengan gabungan cara pergerakan (maneuver) ditambah kecerdikan
dan kekuatan (attrition) dari pihak Prussia dan sekutu. Unsur pergerakan
(maneuver) dari pertempuran-pertempuran diatas terlihat dari kecepatan
pergerakan pasukan gabungan Prusia yang berhasil memanfaatkan rel kereta
api untuk pemindahan pasukan ke garis terdepan. Keunggulan ini tidak dimiliki
oleh Perancis yang justru lambat dalam pergerakannya. Unsur maneuver
lainnya adalah dari taktik yang digunakan oleh pasukan gabungan Prusia yang
menggunakan taktik encirclement dimana serangan bisa dari dua arah karena
ada pasukan lain yang memutar. Taktik ini bahkan berhasil mengepung
Napoleon III dan pasukannya di Pertempuran Sedan. Pengerahan pasukan
kedua pihak juga menentukan yaitu dengan penggabungan berbagai divisi.
Seperti yang dikatakan oleh Tukhachevsky yang menyatakan bahwa strategi
perang yang ideal adalah yang dapat menggabungkan cavalry, infantry, dan
unit-unit mekanik dalam sebuah formasi penyerangan.
Selain itu, pihak Prusia dan sekutu menginginkan perang yang cepat. Hal
ini terlihat dari cukup cepatnya pergerakan dan pertempuran dalam perang

Penyebab Perang Dunia I Dalam Perspektif Jerman 5


tersebut. Serangan dadakan dari pasukan gabungan Prusia juga berhasil
mengagetkan pasukan Perancis. Sementara itu, unsur kekuatan (attrition)
dalam perang tersebut terlihat pada penggunaan banyaknya pasukan pada
kedua pihak. Kemudian masih banyaknya korban perang juga
mengindikasikan bahwa pertempuran yang berlangsung masih mengandalkan
serangan kekuatan baik itu dari pasukannya maupun penggunaan senjata. Dampak
dari kemenangan pasukan gabungan Prussia dan sekutunya dalam
Pertempuran Sedan tersebut sangatlah signifikan. Pertama, Prusia bersama
sekutunya (Konfiderasi Jerman Utara, Bavaria, Baden dan Wurttemberg)
akhirnya bersatu mementuk Kekaisaran Jerman dengan Otto van Bismarck
sebagai kanselirnya. Kedua, kekalahan kaisar Perancis Napoleon III telah
menjatuhkan Kekaisaran Perancis kedua dan digantikan dengan Republik
Perancis ketiga. Meskipun demikian, Perang Franco-Prussian belumlah usai.
Bismarck memang langsung ingin mengadakan perjanjian damai guna
mempercepat selesainya perang karena ia yakin jika perang berlarut-larut
maka akan ada pihak lain yang ikut campur. Sikap pemerintahan baru
Perancis yang belum mau mengalah membuat langkah pasukan gabungan
Jerman terus mengarah ke Paris. Sementara itu, pemerintah Perancis telah
mempersiapkan barikade sekeliling kota yang terdiri dari ratusan ribu orang
untuk mencegah pasukan Jerman masuk. Bismarck menanggapi hal ini
dengan melakukan aksi pengepungan Paris yang merupakan puncak dari
segala aksi Jerman dalam Perang ini. Pengepungan ini bertujuan untuk
menghentikan segala logistik ke dalam kota Paris sehingga masyarakatnya
akan kelaparan dan itu bisa mendorong Perancis untuk menyerah secara
keseluruhan. Pada bulan Januari tahun 1871, Pemerintah Perancis melunak
dan ingin mengadakan perundingan dengan Jerman. Akan tetapi ternyata
masih ada intensi dari kedua pihak untuk kembali berperang. Hal itu masih
bisa diredam. Pihak Jerman yang kesal karena Perancis terus berkilah untuk
menyelesaikan perang dengan perjanjian damai memang mempunyai pikiran
untuk kembali menyerang Perancis, tetapi Bismarck kembali berpikir rasional
bahwa ia yakin Perancis sebentar lagi akan menyerah. Di lain pihak, Perancis
dalam kongresnya ada usulan untuk kembali berperang, tetapi melihat
kekuatan Jerman pasca unifikasi membuat hal tersebut berhasil diredam.

Penyebab Perang Dunia I Dalam Perspektif Jerman 6


Perang ini diakhiri pada bulan Mei 1871, melalui Perjanjian Frankfurt
ditandatangani yang menandai berakhirnya Perang Jerman (Prusia) dengan
Perancis, dan dengan terpaksa Perancis harus menerima perjanjian itu.
Mereka harus membayar ganti rugi perang dan menyerahkan kota Alsace dan
Lorraine ke negara-negara Jerman, sebagai upah rampasan sampai 1875.
Hal yang paling menyakitkan bagi Perancis adalah tindakan Jerman dalam
memperlakukan Perancis dengan sangat tidak terhormat, yaitu menduduki
Paris selama beberapa bulan dan juga menghina mereka dengan perjanjian
damai. Tindakan ini dirancang sedemikian rupa untuk memastikan Perancis
tidak pernah akan menyerang Prusia lagi.
Kebijakan Luar Negeri Otto von Bismarck
Setelah kemenangan yang gemilang dalam Perang Franco-Prussian
seluruh Jerman tenggelam dalam Euforia kemenangan. Otto von Bismarck
Sang Kanselir yang terkenal dengan kejeniusannya dalam berpolitik tahu
bahwa kerja kerasnya baru akan dimulai. Tujuan Otto von Bismarck hanya
satu yaitu Kestabilan Politik Luar Negeri akan membuat Jerman Sejahtera.
Untuk menjaga kestabilan politik luar negeri Jerman prinsipnya hanya ada dua
yaitu Berkawanlah dengan Pihak yang Tepat dan buatlah Musuh Jerman
menjadi Selemah Mungkin. Berdasarkan prinsip-prinsip di atas Otto von
Bismarck merumuskan kebijakan luar negerinya ke dalam empat poin atara
lain :
1. Isolasi Perancis
Dari semua negara tentangga Jerman, Perancis adalah yang Paling
Mndendam kepada Jerman. Bukan saja karena dikalahkan dalam Perang
Franco-Prussian tetapi juga Jerman Merampas dua provisi milik Perancis yaitu
Alsace dan Lorraine. Otto von Bismarck paham betul Perancis sedang
menunggu kesempatan untuk menyerang Jerman kembali. Maka daripada itu
Otto von Bismarck membuat strategi untuk Melemahkan Perancis dengan
Mengisolasi Perdagangan dan Ekonomi Perancis serta tidak membiarkan
Perancis Bersekutu dengan pihak yang Kuat.
2. Bersekutulah dengan Austria-Hongaria
Diantara negara tetangga Jerman, Austria-Hongaria adalah yang “Terdekat”
karena Kedekatan Latar Belakang Budaya dengan Jerman. Bahkan sebelum

Penyebab Perang Dunia I Dalam Perspektif Jerman 7


1860-an, banyak warga Jerman bermimpi Negara Jerman akan dipimpin oleh
Austria-Hongaria. Maka daripada itu alangkah baiknya menjadikan
Austrai-Hongaria sebagai Sekutu.
3. Berkawanlah dengan Rusia
Di sebelah Timur Jerman terdapat Negara Raksasa yaitu Rusia. Di satu sisi,
Rusia dengan 100 Juta rakyatnya dapat dengan Mudah Menggilas Jerman
bila kedua negara tersebut saling berperang. Di sisi lain, Rusia membutuhkan
Jerman untuk memodernisasi negaranya yang pada saat itu masih terbilang
masih minim dalam hal pembangunan. Sebaliknya, Jerman membutuhkan
Rusia sebagai pemasok sumber daya alam dan sekaligus konsumen
produk-produk industri Jerman. Otto von Bismarck paham betul,
Persahabatan dengan Rusia adalah Syarat yang Mutlak untuk Keamanan dan
Kemakmuran Jerman.
4. Jangan Mencari Permasalahan dengan Inggris
Terakhir, di seberang lautan Jerman terdapat negara Inggris Sang
Penguasa Lautan serta Kekuatan Kolonila Terbesar di Dunia. Hubungan
Jerman dengan Inggris Bukan Kawan tapi Belum Juga menjadi Lawan, hanya
sebatas pesaing dalam perdagangan. Yang memjadi permasalahan adalah
Semua kapal dari dan menuju pelabuhan-pelabuhan Jerman Harus melalui
Inggris. Seandainya Inggris membantu Perancis berarti kegiatan Ekspor-Impor
Jerman Tidak bisa dilakukan melalui jalur laut. Maka daripada itu Jangan
Mencari Permasalahan dengan Inggris.
Otto von Bismarck Bekerja Sangat Keras dalam Mewujudkan Empat
Kebijakan Luar Negerinya tersebut yang dia percaya dapat Menjaga
Kestabilan Politik Jerman. Sebagai Kanselir, Otto von Bismarck terus
menekankan bahwa Jerman Tidak Mempunyai Rencana untuk Memperluas
Wilayahnya sama sekali serta Jerman telah mendapatkan semua wilayah
yang mereka butuhkan dan inginkan. Pada intinya Otto von Bismarck Tidak
mau mencari Permasalahan dengan Austria-Hongaria, Inggris dan Rusia.
Sementara Perancis berusha untuk diisolasi supaya tidak menjadi ancaman
serius ke depannya.
Puncaknya adalah di tahun 1873 ketika Otto von Bismarck berhasil
menciptakan Dreikaiserbund atau Persekutuan Tiga Kaisar yang menjadikan
Jerman, Austria-Hongaria serta Rusia dalam satu persekutuan. Di saat yang

Penyebab Perang Dunia I Dalam Perspektif Jerman 8


bersamaan, Otto von Bismarck juga amat berhati-hati untuk tidak
menyinggung Inggris. Secara pribadi Otto von Bismarck tidak terlalu percaya
dengan Metode Kolonialisme dan Penjajahan. Itulah kenapa di bawah
kepemimpinan Otto von Bismarck Jerman tidak memiliki niatan untuk mejajah
dan membuat koloni di Asia dan Afrika. Otto von Bismarck paham betul Koloni
di Luar Negeri Membutuhkan Perlindungan Armada Tempur. Sementara itu,
Pembangunan Armada Tempur dapat Menyinggung Inggris Sang Penguasa
Lautan (Melanggar Kebijakan No 4).
Di tahun 1880-an Kerja Keras Otto von Bismarck Berhasil. Perancis
Terisolasi Total dan Menjadikan Jerma sebagai Negara Terkuat di Eropa
Bersekutu dengan Dua Kekuatan Hebat yaitu Austria-Hongaria dan Rusia.
Sementara Inggris masih membiarkan kapal-kapal dagang Jerman keluar
masuk perariran mereka. Saat itu, Jerman dipercaya sebagai Penengah
negara-negara Eropa yang lain. Empat Kebijakan Luar Negeri Otto von
Bismarck Berjalan dengan Lancar. Namun, Perdamainan Tersebut Tidak
Abadi.
Runtuhnya Keempat Kebijakan Luar Negeri Otto von Bismarck
1. Hubungan Austria-Hongaria dengan Rusia Memanas, Jerman
Mencari Aman
Empat Kebijakan Luar Negeri Otto von Bismarck sebetulnya tidak berjalan
dengan terlalu lancar. Ada saja tantangan yang berusaha meruntuhkannya.
Puncaknya adalah ketika Hubungan Rusia dengan Austria-Hongaria
Memanas, Ottovon Bismarck mencoba meyakinkan Rusia bahwa Jerman
tidak memiliki keinginan untuk menghalangi Rusia Melawan Austria-Hongaria.
Otto von Bismarck menenkankan bahwa Persekutuan Jerman dengan
Austria-Hongaria adalah untuk Mengisolasi Perancis, bukan untuk Memusuhi
Rusia. Beruntunganya pihak Rusia percaya dengan ucapan Otto von Bismarck
tapi supaya lebih menyakinkan lagi pihak Rusia, kedua negara tersebut
diam-diam mendatangani Reinsurance Treaty yang Mempertahankan
Pertemanan Rusia dengan Jerman.
2. Pergantian Kaisar yang Bertubi-tubi
Walaupun Otto von Bismarck adalah Sosok yang Terpenting dalam Politik
Jerman waktu itu, Beliau Hanyalah Seorang Kanselir dan bukan Seorang

Penyebab Perang Dunia I Dalam Perspektif Jerman 9


Kaisar Jerman. Sang Kaisar adalah William I yang Lebih Suka Menyerahkan
Semua Urusan kepada Otto von Bismarck. Kaisar William I yang sudah tua
meninggal pada tanggal 9 Maret 1888. dia digantikan oleh putanya, Kaisar
Friedrich III yang dikenal Demokratis, Pencinta Kebebasan dan Perdamaian.
Sayangnya, Kaisar Friedrich hanya memerintah selama 99 hari saja. Dia
meninggal karena kanker tenggorkan. Akhirnya, pada tanggal 15 Juni 1888
Kaisar WilliaM II yang baru berumur 30 tahun yang merupakan Cucu dari
William I naik takhta. Otto von Bismarck yang Jauh Lebih Tua dan
Berpengalaman merasa dia dapat Mengatur Kaisar Muda tersebut. Namun,
Kenyataan Berdanding Terbalik.
3. Kaisar William II, The Trouble Maker
Tidak seperti Kakeknya yang menyerahkan semua urusan kepada Otto
von Bismarck atau atau Ayahnya yang mempunyai Ide untuk menciptakan
Kekaisaran Demokratis seperti Inggris, William II Punya Ambisi Besar dalam
Militerisme. Otto von Bismarck yang selama ini sebagai “Pendamai”, mulai
dianggap Penghalang oleh Sang Kaisar yang Baru. Akhirnya William II
berencana pelan-pelan untuk Mengurangi Kekuatan Politik Otto von Bismarck.
Hal Pertama yang dilakukan oleh William II adalah Memilih
Penasehat-penasehat yang Mengagung-agungkan Militer. Para penasehat
yang gila militer tersebut Tidak Dapat Berpikir dalam Jangka waktu yang
Panjang, prinsip mereka jika ingin Jerman Berkuasa dan Disegani dengan
Harus Membangun Kekuatan Militer Paling Kuat. Untuk itu para penasehat
William II Mendorong Sang Kaisar untuk Membangun Armada Tempur, yang
notabene Berpotensi Melanggar Empat Kebijakan Luar Negeri Otto von
Bismarck. Mulai kacau rencana Otto von Bismarck
Hal tersebut merupakan salah satu pemicu Kejatuhan Kestabilan Politik
Jerman yang nantinya akan Menyeret Seluruh Eropa dan akahirnya Seluruh
Dunia. Otto von Bismarck berusaha mati-matian meyakinkan Kaisar Muda ini
untuk Tidak Bertindak Gegabah Membangun Pangkalan Militer tapi Semuanya
Percuma. Benturan demi benturan terjadi antara Otto von Bismarck dengan
Sang Kaisar Muda ini. Akhirnya Otto von Bismarck Menyerah, semuanya
berujung pada Pengunduran Diri Otto von Bismarck di tahun 1890.
Setelah Pengunduran Diri Otto von Bismarck, Kaisar William II dengan
Bebas Menrapkan Semua Kebijakannya Sendiri.

Penyebab Perang Dunia I Dalam Perspektif Jerman 10


Pada tahun 1893, tiga tahun setelah Pengunduran Diri Otto von Bismarck
sebagai Kanselir, Beliau MeramalKan “Dua Puluh Tahun Lagi Akan ada
Perang Hebat yang Menelan Seluruh Eropa karena Kebodohan di Daerah
Balkan”. Otto von Bismarck hanya Meleset Satu Tahun.
4. Berakhirnya Persekutuan Jerman dengan Rusia
Tahun 1890, Rusia menemui pihak Jerman untuk Memperpanjang
Reinsucare Treaty, sebuah Perjanjian Perdamaian yang dibuat Otto von
Bismarck. Sembrononya, Kaisar William II Menolak untuk Memperpanjang
Perjanjian Perdamaian dengan Rusia karena William II ingin Melebarkan
Pengaruh Jerman ke Timur Tengah, yang juga Menjadi Sasaran Rusia.
Semakin lama, kebijakan Kaisar William II bagi Jerman ini terasa menjadi
Bentuk Ancaman Nyata bagi Rusia. Contohnya Pembangunan Rel kereta
Baghdad Railways dari Berlin hingga Turki. Semakin Tersinggung Rusia
dengan hal tersebut. Apalagi bila Jerman sudah Bersekutu dengan Turki juga
selain dengan Austria-Hongaria, Rusia semakin Merasa Terkepung. Rusia
lengsung Mencari Sekutu untuk Menembus Kepungan Ini. Sekutu Termudah
adalah Musuh Utama Jerman yaitu Perancis. Tahun 1894, Persekutuan Militer
Perancis dengan Rusia Ditandatangani, lahirlah Dual Entente. Empat
Kebijakan Luar Negeri Otto von Bismarck Semakin Berantakan.
5. Mulai Mencari Permasalahan dengan Inggris
Ambisi Kaisar William II Semakin Menjadi-jadi, dia ingin Menempatkan
Jerman di Puncak, Membuat Jerman Menjadi Negara yang Paling Disegani,
Nomor 1 di Dunia. Tentu saja untuk itu, Faktor yang Paling Penting adalah
Militer.
Tolak ukur Military Pride sebuah negara di jaman itu adalah Armada
Tempurnya. Semakin Kuat Armada Tempurnya, semakin Diseganilah (Militer)
Negara Tersebut. Untuk Armada Tempur ada beberepa indikator diantaranya :
Berapa Banyak Battleship yang Dimiliki ? Seberapa Besar Kapalnya ?
Seberapa Besar Meriamnya ? Seberapa Cepat Kapal Tempur itu di Lautan ?
Sang Kaisar yang begitu ingin Menaikkan Pride Jerman dengan Mudah
Menyetujui Ide Penasehat-penasehatnya untuk Membangun Besar-besaran
Armada Tempur Laut yang Dapat Menyaingi Armada Tempur Inggris. Tahun
1898, Pembangunan tersebut dimulai. Lag-lagi Empat Kebijakan Luar Negeri
Otto von Bismarck Jangan Mencari Permasalah dengan Inggris Dilanggar.

Penyebab Perang Dunia I Dalam Perspektif Jerman 11


Inggris yang merasa Terancam tentu saja Meningkatkan juga Pembangunan
Armada Tempurnya. Makin parahlah Hubungan Kedua Negara tersebut.
Kaisar William II dengan Percaya Diri Beramsumsi bahwa Inggris Tidak
Mungkin Melakukan Hal Nekat dengan Memusuhi Jerman, karena saat itu
Inggris sedang Besitengang juga dengan Perancis karena Perebutan Wilayah
Jajahan di Afrika, belum lagi Inggris juga sedang Bersitegang dengan Rusia
karena Perebutan Wilayah Jajahan di Asia Tengah. Namun, ternyata Kaisar
William II Salah Perhitungan. Perebutan Wilayah Jajahan di Afrika dan Asia
Tengah Dianggap Inggris Tidak Sepenting Ancaman terhadap Tanah Air oleh
Kapal-kapal Perang Jerman.
Akibatnya, pada tahun 1904 Inggris dan Perancis Menyepakati Perbatan
Jajahan-jajahan Mereka. Di tahun 1907, Kesepakatan Serupa Tercapai
dengan Rusia. Dengan kesepakatan ini, Jerman dan Austria-hongaria Praktis
Berhadapan dengan Inggris, Perancis serta Rusia. Aliansi ini dikenal dengan
Triple Entente. Empat Kebijakan Luar Negeri Otto von Bismarck Dihancurkan
Sendir oleh Kaisarnya.
Krisis Politik di Daerah Balkan
Perselisihan antara Triple Alliance dengan Triple Entente nantinya akan
menjadi Bom Waktu Meletusnya Perang Dunia. Di sisi lain Pemicu Awal
Perang sendiri bukan Terjadi di Eropa Timur tetapi di Daerah Balkan.
Persaingan antara Austria-Hongaria, Rusia dan Turki hanya merupakan
Dua dari banyak persaingan dan ketegangan di daerah Balkan. Sesaat
sebelum terjadinya Perang Dunia I sudah terjadi Dua Perang di daerah
tersebut yaitu : Perang Balkan I (Oktober 1912-Mei 1913) antara Turki
melawan Semua Negara Balkan dan Perang Balkan II (Juni-Agustus 1913)
antara Bulgaria Melawan Turki dengan Semua Negara Balkan yang lain.
Di tengah Kekacauan tersebut, Serbia mempunyai Ambisi ubtuk
Menyatukan sebagian besar bangsa Slavia di daerah Balkan. Mereka
berambisi Mendirikan negara Yugoslavia yang merupakan gabungan dari
Slovenia, Kroasia, Bosnia, Serbia, Kosovo dan Makedonia. Tetapi
masalahnya di sisi lain Austria-Hongaria baru saja Menduduki
Bosnia-Herzegovina di tahun 1909. Ambisi Serbia untuk Menyatukan Bangsa

Penyebab Perang Dunia I Dalam Perspektif Jerman 12


Slavia di bawah naungan satu negara baru bernama Yugoslavia terancam
Gagal karena Austria-Hongaria Menduduki Bosnia-Herzegovina.
Kondisi ini akhirnya Pecah secara Tidak Terduga katika Putra Mahkota
Austria-Hongaria, Pangeran Franz Ferdinand hendak mengunjungi ibukota
Bosnia-Herzegovina yaitu Sarajevo. Di tengah perjalanan, seorang pemuda
Nasionalis Serbia (Didukung Kelompok Rahasia Ultra-Nasionalis Serbia
bernama The Black Hand) yang Mendambakan Pembentukan Negara
Yugoslavia Nekat Membunuh Pangeran Franz Ferdinand dan istrinya dari
jarak dekat. Hal ini jelas membuat Gempar Seluruh Eropa.
Kalau saja Keadaan Tidak Tegang, perisitiwa ini seharusnya bisa menjadi
Peristiwa Kriminal “Biasa”. Pelakunya Ditangkap, Diadili lalu Dihukum Mati
Selesai Sudah Permasalahan. Namun, saat itu Keadaan Sudah Sangat
Tegang. Pihak Austria-Hongaria melihat ada “Kesempatan” untuk Menuntut
dan Mmepermalukan Serbia sekaligus Rusia yang selama ini berperan
sebagai “Pelindung Serbia”.
Tanggal 23 Juli 1914, Kekaisaran Austria-Hongaria mengajukan
Ultimatum kepada pihak Serbia yang berisi 10 Tuntutan sebagai berikut :
1. Menghentikan Semua Propaganda Anti Austria-Hongaria
2. Membubarkan Organisasi The Black Hand yang Dipercaya berada di
balik Pembunuhan Pangeran Franz Ferdinand
3. Menghilangkan Semua Materi Anti Austria-Hongaria dari Buku
Pelajaran dan Publikasi Pemerintah.
4. Memecat Semua Anggota Militer dan Pegawai Negeri yang Terlibat
Kegiatan Propaganda Anti Austria-Hongaria.
5. Menerima Perwakilan Kekaisaran Austria-Hongaria untuk Mengawasi
Kegiatan 5 Tutuntutan di atas.
6. Mengadili Semua Orang yang Diduga Terlibat Pembunuhan Putra
Mahkota di bawah Pengawasan Perwakilan Austria-Hongaria
7. Menangkap Walikota Voija Tankositch dan Pegawai Negeri bernama
Milan Ciganovich yang Terlibat dalam Pembunuhan.
8. Menghentikan dan Mencegah Penyelundupan Senjata dari Wilayah
Serbia.
9. Mengakui Keterlibatan Warga Negara, Pegawai Negeri dan Anggota
Militer Serbia dalam Pembunuhan tersebut.

Penyebab Perang Dunia I Dalam Perspektif Jerman 13


10. Mengabarkan Pemerintah Austria-Hongaria Tentang Semua
Perkembangan Terkait Ultimatum ini.
Jawaban terkait dengan Ultimatum di atas Ditunggu sampai dengan
tanggal 25 Juli 1914 selambat-lambatnya Jam 17.00. Suasana yang Semula
Sudah Tegang Semakin Menjadi Tegang. Awalnya pihak Serbia Mulai
Timbul Ketakutan untuk Menghadapi Ancaman dari pihak Austria-Hongaria.
Dari 10 Tuntutan di atas, secara Umum pihak Serbia Dapat Menyanggupi,
kecuali Tuntutan No 6 yang Masih Dianggap Keberatan oleh pihak Serbia.
Pada Umumnya bila 9 dari 10 Tuntutan dapat Dipenuhi itu Dapat Dimaklumi,
Negosiasi dapat dikatakan Sudah Dimenangkan. Tetapi Sembrononya Duta
Besar Austria-Hongaria dengan Angkuh Menganggap pihak Serbia Tidak Mau
Kooperatif dan Langsung Menghubungi Kementrian Luar Negeri Menyatakan
piahk Serbia Tidak Kooperatif.
Pihak Austria-Hongaria yang Merasa Didukung oleh Jerman Bersikeras
Memaksakan Tuntutan No 6 Terpenuhi. Sementara itu, pihak Rusia sebagai
“Pelindung Serbia” juga Melakukan Penghasutan kepada pihak Serbia.
Merasa Mendapat Dukungan dari Negara Raksasa yaiti Rusia dan Melihat
Peluang dengan Melawan Austria-Hongaria dapat Mewujudkan Ambisinya
untuk Mendirikan Negara Yugoslavia, akhirnya Serbia Benar-benar Tidak
Kooperatif kepada pihak Austria-Hongaria. Perang Besar Sudah di Depan
Mata, dari Awalnya Dapat Memenuhi 9 dari 10 Tuntutan Menjadi Perang
Besar.
Akhirnya, pada tanggal 28 Juli 1914 Austria-Hongaria Menyatakn Perang
kepada Serbia. Keesokan harinya, Rusia Menyatakan Mendukung Penuh
Serbia. Sementara Kaisar William II Sudah Mulai Panik. Persekutuan
Militernya dengan Austria-Hongaria akan Melibatkan Jerman dalam Konflik
Besar ini. Jerman Harus Bersiap Berhadapan dengan Rusia. Sang Kaisar
Tidak Ingin Masalah Konyol karena Pembunuhan Putra Mahkota Negara
Tetangga menjadi Berbuntut Panjang untuk Negaranya.
Merasa Masih Mempunyai Waktu, Sang Kaisar William II Langsung
Menghubungi Kaisar Rusia untuk Menghentikan Mobilisasi Umum untuk
Mencegah Terjadinya Perang Besar ini.
Sang Kaisar William II juga Menghubungi Raja Inggris. Untuk
Meyakinkannya, Jerman Tidak Akan Mengusik Perancis lagi Asalkan Perancis

Penyebab Perang Dunia I Dalam Perspektif Jerman 14


Tidak Mengikuti Jejak Rusia dan Serbia. Tentu saja pihak Perancis juga
Diminta untuk Tetap Netral. Akhirnya Semua Menyanggupi tetapi pihak Sang
Kaisar Harus Membuktikan Janjinya dengan Menghentikan Mobilisasi Militer
Jerman yang Mengarah ke Perancis.
Sang Kaisar dengan Terburu-buru Menghubungi para Jenderalnya untuk
Menghentikan Gerak Mereka. Namun, Usaha Sang Kaisar Sia-sia akibat
sebuah Taktik Militer Jerman yang dianut sejak tahun 1880 bernama
Schlieffen Plan.
Schlieffen Plan yang Tidak Bisa Dihentikan
Ketika Ketegangan Dimulai sejak 1890-an, Militer Jerman sudah
melakukan Perencanaan Darurat Militer. Rencana mereka disebut Schlieffen
Plan. Rencana ini adalah Taktik Militer Darurat bila nantinya Jerman
Mengahadapi Perang Melawan Perancis dan Rusia di saat yang Bersamaan.
Pada initinya rencana ini adalah Memusatkan 90% Tentara Jerman untuk
Menerobos Belgia lalu Paris. Setelah Paris Direbut, Perancis akan Menyerah.
Kemudian Kekuatan Dikerahkan ke Timur untuk Menyerang Rusia.
Berdasarkan Taktik Darurat ini, Opsir-opsi Militer Jerman dari sejak di
Akademi sudah Dilatih untuk Mengeksekusi Rencana ini. Schlieffen Plan ini
sudah Ditanamkan ke dalam otak semua Tentara Jerman Tanpa Terkecuali
dengan Intensif. Begitu Pangeran Franz Ferdinand Terbunuh, segenap
Angkatan Bersenjata Jerman (yang Notobene Bersekutu dengan
Austria-Hongaria) Refleks langsung Mengeksekusi Schlieffen Plan ini Secepat
Mungkin mulai dari Jenderal Tertinggi sampai Kopral Terendah. Semuanya
Bergerak, Semua Sudah Tahu Apa Yang Harus Dilalukan Tanpa Perlu
Komando dari Pusat.
Ketika Sang Kaisar William II Memerintahkan Para Jenderalnya untuk
Menghentikan Mobilisasi itu Berarti Memerintahkan Tentara Jerman
Melanggar Latihan Dasar, Pendidikan Dasar, Prinsip Dasar Utama dalam
Kepercayaan Militer Mereka. Di Awal Abad 20, tentu saja Komunikasi Jauh
Lebih Lambat daripada Abad 21. Komunikasi Tercanggih pada saat itu hanya
Telegram.
Karena itulah, Butuh Waktu Berminggu-minggu Agar Perintah Sang Kaisar
Mencapai tentaranya di Lapangan. Tentara-tentara yang Menerima Perintah

Penyebab Perang Dunia I Dalam Perspektif Jerman 15


Sang Kaisar Merasa Ragu-ragu. Karena selama di Akdemi Militer Diajarkan
untuk Mengeksekusi Schlieffen Plan Secepatnya dalam Kondisi Darurat.
Akhirnya Mobilisasi Militer Tetap Berjalan Tanpa Bisa Dibendung Lagi oleh
Sang Kaisar William II. Perang Besa Sudah di Depan Mata.
Konklusi
Sang Kaisar William II Gagal Menghentikan Mobilisasi Militernya.
Sementara itu, Rusia Meneruskan Mobilisasi Militernya begitu pula Inggris,
Perancis, Austria-Hongaria dan Serbia. Akhirnya Dimulailah Perang Dunia I
yang Menjadi Pemicu Berbagai Bentrokan di Seluruh Dunia Berikutnya.
Tanggal 3 Agustus 1914, Jerman Menyatakan Perang Melawan Perancis
dang Mengeksekusi Schlieffen Plan. Ketika Belgia Menolak Memberikan Jalan
bagi Tentara Jerman, Pasukan Jerman Menerobos Masuk. Tanggal 4 Agustus
1914 Inggris Menyatakan Perang Melawan Jerman. Italia yang Merasa Aliansi
Militernya dengan Jerman dan Austria-Hongaria adalah Aliansi Pertahanan
Menolak Berperang di pihak Jerman, bahkan belakangan Turut Membantu
Inggris, Perancis dan Rusia. Perang Dunia I Dimulai.
Referensi
Buku :
Abrams, Lynn. Bismarck and the German Empire: 1871–1918. Routledge,
2007.
Buchanan, Patrick Joseph, and Don Leslie. Churchill, Hitler and" the
Unnecessary War". Books on Tape, 2008.
Huntington, Samuel P. The soldier and the state: The theory and politics of
civil-military relations. Vol. 514. Harvard University Press, 1957.
Zakaria, Fareed. "The post-American world." New York 4 (2008).
Internet :
Avianto, Dicky. “Perang Franco-Prussian 1870-1871 : Petaka Perancis Akibat
Kecerobohan Serta Ketidaksiapan Pasukannya”. 25 Maret 2018.
https://www.scribd.com/document/77959049/Perang-Franco-Prussia
Duffy, Michael.“Primary Documents - Austrian Ultimatum to Serbia, 23 July
1914”. 25 Maret 2018.
http://www.firstworldwar.com/source/austrianultimatum.htm

Penyebab Perang Dunia I Dalam Perspektif Jerman 16


View publication stats

NN. “1914 Austria-Hungary issues ultimatum to Serbia”. 25 Maret 2018.


https://www.history.com/this-day-in-history/austria-hungary-issues-ultimatum-t
o-serbia
NN. “Bismarck's Fall from Power, 1890”. 25 Maret 2018.
https://networks.h-net.org/node/35008/pages/60783/bismarcks-fall-power-1890

Penyebab Perang Dunia I Dalam Perspektif Jerman 17

Anda mungkin juga menyukai