PENDAHULUAN
Setiap perusahaan memiliki visi dan misi yang sangat penting untuk mencapai
sasaran dan tujuan perusahaan. Di antara banyaknya tujuan perusahaan,
mendapatkan keuntungan yang maksimal merupakan salah satu tujuan utama yang
harus dicapai oleh perusahaan demi pengembangan jangka pendek dan jangka
panjang perusahaan. Kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba sangat
diperlukan untuk dapat dikatakan bahwa perusahaan mempunyai kinerja yang
baik. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba.
Keefektifan perusahaan dalam menjalankan operasinya dapat ditunjukkan dengan
profitabilitas yang tinggi, sebaliknya profitabilitas yang rendah menunjukkan
bahwa perusahaan kurang efektif dalam menjalankan operasinya. Angka
profitabilitas yang tinggi juga menunjukan bahwa perusahaan lebih siap untuk
bertahan di masa yang akan datang karena menggambarkan bahwa perusahaan
memiliki kemampuan manajerial yang baik dalam menjalankan keefektifan
1
kinerja perusahaan untuk memperoleh laba yang maksimal. Perhitungan
profitabilitas perusahaan dapat dihitung menggunakan berbagai cara, dalam
penelitian ini, perhitungan profitabilitas perusahaan dengan menggunakan Return
on Asset. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah perputaran
persediaan,perputaran piutang, dan modal intelektual. Rasio yang dapat digunakan
untuk mengukur profitabilitas adalah rasio perputaran persediaan. Rasio
perputaran persediaan adalah pengukuran efisiensi dari pengelolaan barang yang
akan diperjualbelikan.Semakin tinggi rasio ini menandakan cepatnya perputaran
persediaan yang terjadi di dalam perusahaan dan juga pertanda bahwa perusahaan
yang baik (Bangun et al, 2018).
Terdapat banyak sektor industri yang bergabung ataupun terdaftar di Bursa Efek
Indonesia salah satu industri yang perkembangannya sangat pesat adalah industri
Consumer Goods. Industri Consumer Goods adalah sebuah sektor usaha dimana
mereka memproduksi barang serta menjualnya dengan tujuan untuk digunakan
langsung oleh si pembeli untuk penggunaan serta kesenangan mereka sendiri dan
biasanya produk yang diproduksi adalah yang dibeli oleh individu atau rumah
tangga dibandingkan perusahaan maupun industri (Hayes, 2021).
Objek perusahaan yang dipilih oleh penulis untuk diteliti adalah perusahaan
industri pada sektor Consumer Goods sub sektor Food and Beverages yang
sahamnya tercatat dalam Bursa efek Indonesia. Untuk perusahaan Consumer
Goods secara total terdapat 75 perusahaan dan untuk sub sektor Food and
Beverages terdapat 36 perusahaan.
Dari tabel 1.1 dan Grafik 1.1 di atas terlihat, Perputaran piutang dan
Perputaran persediaan yang tinggi tidak selalu diikuti dengan kenaikan ataupun
penurunan Return On Assets. Hal ini dapat kita lihat pada kode emiten ENZO
dimana perputaran piutang 23,86 dan Return On Assets yang didapat 0,44%,
sedangkan pada kode emiten DLTA perputaran persediaan 0,91 dan Return On
Assets yang didapat 10,12% , dan MLBI dimana rasio perputaran piutang 3,32 dan
baik, dan apabila rasio yang diperoleh tinggi artinya rasio ini menunjukkan
digunakan karena hal ini menggambarkan berarti semakin cepat modal kembali.
Semakin tinggi perputaran persediaan yang diperoleh tinggi, menunjukkan
sebagai berikut:
Return On Assets
Return On Assets
sebagai berikut :
Goods sub sektor Food and Beverages yang terdaftar di Bursa Efek
Goods sub sektor Food and Beverages yang terdaftar di Bursa Efek
sub sektor Food and Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2020 ?
Food and Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2020 ?
Goods sub sektor Food and Beverages yang terdaftar di Bursa Efek
Goods sub sektor Food and Beverages yang terdaftar di Bursa Efek
sektor Food and Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun
1. Secara Teoritis
selanjutnya.