Anda di halaman 1dari 10

KEMENTERIAN DIREKTORAT

KEUANGAN JENDERAL BEA


REPUBLIK DAN CUKAI
INDONESIA

PEMBLOKIRAN
AKSES
KEPABEANAN
Jakarta, 31 Oktober 2023

TRADE INDUSTRIAL COMMUNITY REVENUE


FACILITATOR ASSISTANCE PROTECTOR COLLECTOR 1
OUTLINE
A. Dasar Hukum

B. Definisi

C. Pemblokiran

D. Kewenangan

E. Skema Pemblokiran

F. Skema Pembukaan Blokir


G. Alur Pembukaan Blokir

DIREKTORAT JENDERAL BEA 2


DAN CUKAI
A. DASAR HUKUM

• UNDANG-UNDANG Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan


sebagaimana telah diubah dengan UNDANG-UNDANG nomor 17 Tahun
2006 tentang Perubahan atas Undang - Undang Nomor 10 Tahun 1995
tentang Kepabeanan

• PMK-219/PMK.04/2019 tentang PENYEDERHANAAN REGISTRASI


KEPABEANAN

• PER-36/BC/2019 tentang PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBLOKIRAN


AKSES KEPABEANAN

DIREKTORAT JENDERAL BEA 3


DAN CUKAI
B. DEFINISI

Pemblokiran Akses Akses Kepabeanan:


Kepabeanan: a. Importir
b. Eksportir
• tindakan Pejabat Bea dan c. PPJK
Cukai d. Pengangkut
e. Pengusaha dalam FTZ
• tidak melayani
f. PJT
kegiatan kepabeanan g. Pengusaha TPS
• menutup akses kepabeanan h. Penyelenggara/Pengusaha TPB;
dan/atau
i. Perusahaan Penerima Fasilitas KITE
PER-36/BC/2019 Pasal 1 ayat 16 PER-36/BC/2019 Pasal 2 ayat (2)

DIREKTORAT JENDERAL BEA 4


DAN CUKAI
C. PEMBLOKIRAN DILAKUKAN DALAM HAL
a. Pengguna Jasa Kepabeanan tidak melakukan perubahan data terkait dengan eksistensi dan/ atau susunan penanggung jawab;
b. Pengguna Jasa Kepabeanan tidak melakukan perubahan data dalam jangka waktu yang ditentukan berdasarkan hasil penelitian lapangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang- undangan mengenai Registrasi Kepabeanan
c. Pengguna Jasa Kepabeanan tidak aktif melakukan kegiatan kepabeanan selama 12 (dua belas) bulan berturut-turut;
d. berdasarkan rekomendasi Direktorat Jenderal Pajak, Pengguna Jasa Kepabeanan tidak memenuhi kewajiban perpajakan dengan tidak
menyampaikan:
1. Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan selama 2 (dua) tahun terakhir; dan/ atau
2. Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai selama 3 (tiga) masa pajak terakhir, dalam hal Pengguna Jasa Kepabeanan mempunyai
status sebagai Pengusaha Kena Pajak;
e. berdasarkan rekomendasi Direktorat Jenderal Pajak, Pengguna Jasa Kepabeanan tidak memberitahukan data pemilik barang yang sebenarnya pada
dokumen pemberitahuan pabean ekspor dan/ atau impor;
f. Pengguna Jasa Kepabeanan tidak melunasi pembayaran pungutan negara dalam rangka impor, ekspor, dan/ atau cukai dalam jangka waktu yang ditetapkan
berdasarkan peraturan perundang - undangan di bidang kepabeanan dan/ atau cukai;
g. Pengguna Jasa Kepabeanan tidak menyerahkan dokumen pabean atau dokumen pelengkap pabean dalam jangka waktu yang ditetapkan berdasarkan peraturan
perundang undangan di bidang kepabeanan;
h. Pengguna Jasa Kepabeanan tidak memenuhi permintaan data terkait pemeriksaan yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai;
i. Pengguna Jasa Kepabeanan tidak menyelenggarakan pembukuan sesuai dengan ketentuan perundang- undangan di bidang kepabeanan;
j. Pengguna Jasa Kepabeanan dinyatakan pailit sesum dengan putusan pengadilan;
k. Pengguna Jasa Kepabeanan melakukan pemalsuan data kepabeanan;
l. Pengguna Jasa Kepabeanan menyalahgunakan Akses Kepabeanan;
m. Pengguna Jasa Kepabeanan dinyatakan bersalah oleh suatu keputusan hakim yang telah memperoleh kekuatan hukum yang tetap karena melakukan pelanggaran
pidana di bidang kepabeanan dan/ atau cukai;
n. NIB dilakukan pembekuan; dan/ atau
o. PPJK tidak memberitahukan perubahan data terkait Ahli Kepabeanan;
p. PPJK tidak bertanggung jawab terhadap bea masuk yang terutang dalam hal importir tidak ditemukan dan/atau bea keluar yang terutang dalam hal eksportir tidak
ditemukan;
q. PPJK tidak memiliki Ahli Kepabeanan; dan/atau
r. berdasarkan rekomendasi dari unit internal dan/ atau instansi terkait sesuai dengan peraturan perundang- undangan.

PER-36/BC/2019 Pasal 4 ayat (1)


DIREKTORAT JENDERAL BEA 5
DAN CUKAI
D. KEWENANGAN PEMBLOKIRAN AKSES
KEPABEANAN
Dasar Hukum Pejabat Bea dan Cukai yang berwenang Pemblokiran
PER- PER-36/BC/2019 Pasal 4 ayat (1)
36/BC/2019
Pasal 6 ayat (1) Direktur yang Membidangi Teknis Kepabeanan Huruf a, b, c, d, e, h, l, n, o, dan q
Pasal 6 ayat (2) Direktur yang Membidangi Penindakan dan Huruf d, e, h, k, l, m, p, dan r
Penyidikan
Pasal 6 ayat (3) Kepala Kantor Wilayah DJBC Huruf h, i, j, k, l, m, dan p
Pasal 6 ayat (4) Kepala KPUBC Huruf f, g, h, j, k, l, m, dan p
Pasal 6 ayat (5) Kepala KPPBC Huruf f, g, h, j, k, l, m, dan p

DIREKTORAT JENDERAL BEA 6


DAN CUKAI
E. SKEMA PEMBLOKIRAN

Usulan Pemblokiran
/ Penerusan Pemblokiran
Rekomendasi ke oleh Kantor
Kantor Pusat DJBC Pusat DJBC
Analisa (Dir. P2)
Awal
Penelitian /
Rekomendasi
Blokir

Usulan Pemblokiran Pemblokiran oleh


Instansi KPU Bea dan Cukai
Terkait / Penerusan
Rekomendasi Tipe A Tanjung Priok

DIREKTORAT JENDERAL BEA 7


DAN CUKAI
F. SKEMA PEMBUKAAN BLOKIR

Usulan Pembukaan Blokir / Pembukaan


Penerusan Rekomendasi Blokir oleh
Kantor Pusat
Ke Kantor Pusat DJBC DJBC (Dir. P2)

Permohonan
Pembukaan Blokir
Penelitian /
Rekomendasi
Buka Blokir

Instansi Terkait
Pemblokiran Pembukaan
Usulan Pembukaan Blokir oleh
Blokir KPU Bea dan
/ Penerusan Cukai Tipe A
Rekomendasi Tanjung Priok

DIREKTORAT JENDERAL BEA 8


DAN CUKAI
G. PEMBUKAAN BLOKIR via SLIM
Persyaratan :
a. Surat Permohonan yang ditujukan kepada “Kepala Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Tipe A Tanjung
Priok u.p. Kepala Bidang Penindakan”;
b. Surat Kuasa dan Surat Tugas dari Importir;
c. Fotokopi ID Card atau Identitas Pengurus;
d. Akta Perusahaan Terakhir;
e. SK Pengesahan Pendirian Badan Hukum dari Kemenkumham;
f. Scan NIB cetakan terbaru dan lampirannya;
g. NPWP.
Alur Pengajuan :
1. Pengguna Jasa mengirimkan permohonan melalui SLIM;
2. Loket PTSP melakukan penelitian kelengkapan dokumen;
3. Pelaksana Pemeriksa pada Seksi Intelijen melakukan penelitian kesesuaian dokumen;
a. Dalam hal dokumen sesuai, permohonan dilanjutkan kepada analis;
b. Dalam hal dokumen tidak sesuai, permohonan ditolak;
4. Pelaksana Pemeriksa membuat konsep laporan Persetujuan Pembukaan Blokir;
5. Kepala Seksi Intelijen meneliti dan meneruskan konsep Persetujuan Pembukaan Blokir;
6. Kepala Bidang Penindakan dan Penyidikan a.n. Kepala Kantor menandatangani Persetujuan Pembukaan Blokir;
7. Pelaksana Pemeriksa melakukan arsip dan konsep Surat Usulan Pembukaan Blokir ke Kantor Pusat.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai