Anda di halaman 1dari 9

Surat Edaran Dirjen Pajak, SE - 37/PJ/2014

22 Oktober 2014

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK


NOMOR SE - 37/PJ/2014

TENTANG

TATA CARA PEMBERSIHAN DATA (DATA CLEANSING) WAJIB PAJAK

DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

A. Umum

Dalam rangka melakukan pembenahan master file Wajib Pajak, Direktur Jenderal Pajak telah membentuk Tim
Pembersihan Data Wajib Pajak dengan susunan keanggotaan yang berasal dari beberapa direktorat terkait melalui
Keputusan Direktur Jenderal Pajak yang juga berfungsi sebagai Surat Tugas bagi Tim Pembersihan Data Wajib Pajak
dalam melaksanakan tugasnya.

Berdasarkan analisis terhadap data dan/atau informasi yang diterima dan/atau diperoleh, Tim Pembersihan Data
Wajib Pajak menyusun dan mengusulkan daftar Wajib Pajak yang masuk dalam proses pembenahan master file
kepada Direktur Jenderal Pajak untuk diterbitkan Keputusan Direktur Jenderal Pajak tentang Penghapusan dan/atau
Penggantian Nomor Pokok Wajib Pajak atau Penonefektifan Nomor Pokok Wajib Pajak yang harus ditindaklanjuti
oleh Kantor Pelayanan Pajak (KPP) tempat Wajib Pajak terdaftar dengan menyampaikan pemberitahuan kepada
Wajib Pajak terkait dengan proses pembenahan data master file tersebut.

Maksud dan Tujuan


B.
1. Maksud
Penerbitan Surat Edaran ini dimaksudkan untuk menjadi pedoman dalam proses pembenahan master file Wajib
Pajak dalam rangka mewujudkan tertib administrasi perpajakan dan terbentuknya data dan/atau informasi
terkait Wajib Pajak yang relevan dan handal.
2. Tujuan
Agar permasalahan terkait Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dengan Pengguna Ganda, Wajib Pajak dengan
Identitas Ganda, Wajib Pajak tidak memiliki transaksi perpajakan berturut-turut dalam kurun waktu 3 (tiga)
tahun terakhir, Bendahara Pemerintah atau Bendahara Proyek Pemerintah yang sudah tidak aktif dan/atau tidak
ada satuan kerjanya, penghapusan NPWP Wajib Pajak dengan status Non Efektif dalam kurun waktu 5 (lima)
tahun terakhir dan penanganan Wajib Pajak yang belum dilakukan validasi dapat ditindaklanjuti dalam rangka
terwujudnya tertib administrasi perpajakan.

C. Ruang Lingkup

Surat Edaran ini mengatur prosedur pelaksanaan dan penyempurnaan data Wajib Pajak dalam rangka pembenahan
dan pembersihan master file Wajib Pajak, yang terkait dengan:
1. Penanganan terhadap NPWP dengan Pengguna Ganda.
2. Penanganan terhadap Wajib Pajak dengan Identitas Ganda.
Penanganan terhadap Wajib Pajak yang tidak memiliki transaksi perpajakan berturut-turut dalam kurun waktu 3
3.
(tiga) tahun terakhir.
4. Penanganan terhadap Wajib Pajak Bendahara yang Sudah Tidak Aktif.
5. Penanganan Wajib Pajak yang sudah dinonefektifkan dalam kurun waktu lebih dari 5 (lima) tahun.

Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2023
Surat Edaran Dirjen Pajak, SE - 37/PJ/2014
Penanganan terhadap Wajib Pajak yang sudah memiliki NPWP tetapi NPWP tersebut belum dilakukan proses
6.
validasi oleh pihak KPP.
7. Penyampaian informasi atau sosialisasi kepada Wajib Pajak yang dilakukan pembenahan data oleh KPP.

Dasar
D.
1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pelaksanaan Hak dan Pemenuhan Kewajiban
Perpajakan.
3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 73/PMK.03/2012 tentang Jangka Waktu Pendaftaran dan Pelaporan
Kegiatan Usaha, Tata Cara Pendaftaran, Pemberian, dan Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak, Serta
Pengukuhan Dan Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak.
4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 146/PMK.03/2012 tentang Tata Cara Verifikasi.
5. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-20/PJ/2013 tentang Tata Cara Pendaftaran dan Pemberian
Nomor Pokok Wajib Pajak, Pelaporan Usaha dan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak,Penghapusan Nomor
Pokok Wajib Pajak dan Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, Serta Perubahan Data dan Pemindahan
Wajib Pajak sebagaimana telah diubah dengan PER-38/PJ/2013.

Materi
E.

Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2023
Surat Edaran Dirjen Pajak, SE - 37/PJ/2014
1. Penanganan Wajib Pajak dengan NPWP Pengguna Ganda
a. Yang dimaksud dengan Wajib Pajak dengan NPWP Pengguna Ganda adalah Wajib Pajak yang memiliki
NPWP sama dengan Wajib Pajak lain yang ada di KPP lain. Berdasarkan data dan/atau informasi yang
dimiliki dan/atau diperoleh, Tim Pembersihan Data WajibPajak sesuai kewenangan yang diberikan oleh
Direktur Jenderal Pajak melakukan penghapusan dan penggantian NPWP terkait dengan NPWP dengan
Pengguna Ganda, dengan berdasarkan pada kriteria:
1) Wajib Pajak yang aktifitas perpajakannya lebih tidak aktif; dan
2) Wajib Pajak yang apabila dilakukan penghapusan dan penggantian NPWP, tidak memiliki
dampak/pengaruh signifikan bagi Wajib Pajak bersangkutan.
b. Tindak lanjut oleh Tim Pembersihan Data Wajib Pajak
1) Tim Pembersihan Data Wajib Pajak berdasarkan data dan/atau informasi yang dimiliki
atau diperoleh melakukan kegiatan verifikasi dalam rangka penghapusan dan
penggantian NPWP ierkait NPWP Pengguna Ganda.
2)
Tim Pembersihan Data Wajib Pajak berdasarkan hasil verifikasi memberikan usulan
kepada Direktur Jenderal Pajak untuk menerbitkan Keputusan Direktur Jenderal Pajak
tentang Penghapusan dan Penggantian Nomor Pokok Wajib Pajak.

3)
Terhadap Wajib Pajak yang NPWP-nya telah ditetapkan menjadi NPWP digunakan
untuk Wajib Pajak lain, diberikan NPWP pengganti.

c. Tindak lanjut oleh Kantor Pelayanan Pajak


1) Terkait dengan penerbitan Keputusan Direktur Jenderal Pajak tersebut, Kantor Pelayanan
Pajak:
a) menerbitkan Surat Keterangan Terdaftar (SKT) dan/atau Surat Pengukuhan
Pengusaha Kena Pajak bagi Wajib Pajak yang diberikan NPWP pengganti
secara jabatan;
b) mencetak kartu NPWP pengganti bagi Wajib Pajak yang diberikan NPWP
pengganti; dan
c) menyampaikan pemberitahuan penghapusan dan penggantian NPWP kepada
Wajib Pajak terkait, paling lama 10 (sepuluh) hari kerja setelah tanggal
penerbitan Keputusan Direktur Jenderal Pajak.
2) Kepala Kantor Pelayanan Pajak menugaskan Kepala Seksi Pelayanan untuk menerbitkan
Surat Keterangan Terdaftar (SKT) dan/atau Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak dan
mencetak kartu NPWP pengganti bagi Wajib Pajak yang diberikan NPWP pengganti serta
mernbuat surat pemberitahuan penghapusan dan penggantian NPWP kepada Wajib Pajak.
3) Petugas Seksi Pelayanan berdasarkan disposisi dari Kepala Seksi membuat konsep surat
pemberitahuan penghapusan dan penggantian NPWP sebagaimana contoh format pada
Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Surat Edaran ini.
4) Petugas Seksi Pelayanan meneruskan konsep surat pemberitahuan penghapusan dan
penggantian NPWP kepada Kepala Seksi Pelayanan.
5) Kepala Seksi Pelayanan meneliti dan memberi persetujuan dengan menandatangani surat
pemberitahuan penghapusan dan penggantian NPWP tersebut.
6) Petugas Seksi Pelayanan mengirimkan surat pemberitahuan penghapusan dan penggantian
NPWP kepada Wajib Pajak dengan tembusan surat ditujukan kepada Kepala Seksi
Pengawasan dan Konsultasi terkait.
7) Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi mendisposisikan tembusan surat tersebut kepada
Account Representative untuk diberikan tindak lanjut.
8) Petugas Seksi Pelayanan dan/atau Account Representative memberikan penjelasan kepada
Wajib Pajak yang diterbitkan NPWP Pengganti terkait dengan pelaksanaan hak dan
pemenuhan kewajiban perpajakan sebagai konsekuensi dilakukannya penggantian NPWP
tersebut.
d. Tugas dan Tanggung Jawab
Kanwil DJP Kepala Kanwil DJP melakukan sosialisasi, monitoring dan evaluasi terkait dengan tindak
lanjut penanganan Wajib Pajak dengan NPWP pengguna ganda yang dilakukan oleh KPP.
e. Keputusan Direktur Jenderal Pajak tentang Penghapusan dan Penggantian NPWP tersebut merupakan
dasar penghapusan dan penggantian NPWP bagi Wajib Pajak bersangkutan.
f. Masa Peralihan
1) Selama masa peralihan penghapusan NPWP lama dan penerbitan NPWP pengganti, Wajib Pajak
masih dapat mencantumkan NPWP lama dalam Surat Setoran Pajak (SSP) untuk melakukan
transaksi pembayaran dan penyetoran pajak, dengan ketentuan sebagai berikut:
a) untuk transaksi pembayaran dan penyetoran pajak dalam rangka kegiatan impor,
Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan
Wajib Pajak dapat secara eksklusifNPWP
mencantumkan untuklama
www.ortax.org
dalam bukti dan TaxBase,pajak
pembayaran 2023
Surat Edaran Dirjen Pajak, SE - 37/PJ/2014
2. Penanganan Wajib Pajak dengan Identitas Ganda
a. Tim Pembersihan Data Wajib Pajak melakukan penghapusan NPWP terkait dengan Wajib Pajak
dengan Identitas Ganda atau Wajib Pajak yang memiliki lebih dari satu NPWP, dilakukan dengan
berdasarkan pada kriteria bahwa NPWP yang akan dihapus adalah NPWP yang lebih tidak aktif.
b. Tindak lanjut oleh Tim Pembersihan Data Wajib Pajak
1) Tim Pembersihan Data Wajib Pajak berdasarkan data dan/atau informasi yang dimiliki
dan/atau diperoleh melakukan kegiatan verifikasi terhadap Wajib Pajak dalam rangka
penghapusan Wajib Pajak dengan Identitas Ganda.
2) Tim Pembersihan Data Wajib Pajak berdasarkan hasil verifikasi, mengusulkan kepada
Direktur Jenderal Pajak untuk menerbitkan Keputusan Direktur Jenderal Pajak tentang
Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak dengan Identitas Ganda.
3) Dalam hal Wajib Pajak yang NPWP-nya akan dihapus masih terdapat tunggakan
utang pajak dan/atau masih terdapat proses upaya hukum maka akan dilakukan proses
migrasi data ke NPWP yang dipertahankan.
c. Tindak lanjut oleh Kantor Pelayanan Pajak
1) Terkait dengan penerbitan Keputusan Direktur Jenderal Pajak tentang Penghapusan
NPWP Wajib Pajak dengan Identitas Ganda, Kantor Pelayanan Pajak menyampaikan
pemberitahuan kepada Wajib Pajak yang bersangkutan, paling lama 10 (sepuluh) hari
kerja setelah tanggal penerbitan Keputusan Direktur Jenderal Pajak.
2) Kepala Kantor Pelayanan Pajak menugaskan Kepala Seksi Pelayanan untuk membuat
surat pemberitahuan penghapusan NPWP kepada Wajib Pajak.
3) Petugas Seksi Pelayanan berdasarkan disposisi dari Kepala Seksi membuat konsep
surat pemberitahuan penghapusan NPWP sebagaimana contoh format pada Lampiran II
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Surat Edaran ini.
4) Petugas Seksi Pelayanan meneruskan konsep surat pemberitahuan penghapusan kepada
Kepala Seksi Pelayanan.
5) Kepala Seksi Pelayanan meneliti dan memberi persetujuan dengan menandatangani
konsep surat pemberitahuan penghapusan NPWP.
6) Petugas Seksi Pelayanan mengirimkan surat pemberitahuan penghapusan NPWP
kepada Wajib Pajak dengan tembusan surat ditujukan kepada Kepala Seksi Pengawasan
dan Konsultasi terkait.
7) Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi mendisposisikan tembusan surat tersebut
kepada Account Representative untuk diberikan tindak lanjut.
8) Petugas Seksi Pelayanan dan/atau Account Representative memberikan penjelasan
kepada Wajib Pajak terkait dengan penghapusan NPWP serta pelaksanaan hak dan
pemenuhan kewajiban perpajakan sebagai konsekuensi dilakukan penghapusan NPWP.
d. Tugas dan Tanggung Jawab Kanwil DJP
Kepala Kanwil DJP melakukan sosialisasi, monitoring dan evaluasi terkait dengan tindak lanjut
penanganan Wajib Pajak dengan dengan identitas ganda yang dilakukan oleh KPP.
e. Keputusan Direktur Jenderal Pajak tentang Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak Wajib Pajak
dengan Identitas Ganda merupakan dasar penghapusan NPWP bagi Wajib Pajak.

Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2023
Surat Edaran Dirjen Pajak, SE - 37/PJ/2014
3. Penanganan Wajib Pajak yang Tidak Memiliki Transaksi Perpajakan Berturut-turut dalam Kurun Waktu 3
(Tiga) Tahun Terakhir
a. Dalam rangka terwujudnya tertib administrasi perpajakan dan optimalisasi pengawasan kepatuhan
Wajib Pajak, perlu dilakukan penonefektifan terhadap Wajib Pajak yang secara berturut-turut dalam
kurun waktu 3 (tiga) tahun terakhir berdasarkan sistem informasi Direktorat Jenderal Pajak tidak
memiliki transaksi perpajakan.
b. Termasuk dalam pengertian tidak memiliki transaksi perpajakan sebagaimana dimaksud dalam huruf
a, adalah:
1) Wajib Pajak tidak melakukan pelaporan Surat Pemberitahuan baik Masa maupun
Tahunan;
2) Wajib Pajak tidak dilakukan pemotongan atau pemungutan pajak oleh pihak
ketiga/pihak lain;
3) Wajib Pajak tidak melakukan pembayaran pajak melalui sistem MPN;
4) Wajib Pajak tidak mempunyai tunggakan pajak dan/atau tidak sedang melakukan
upaya hukum; dan
5) Wajib Pajak tidak sedang dilakukan pemeriksaan pajak, pemeriksaan bukti permulaan,
dan/atau penyidikan tindak pidana perpajakan.
c. Tindak lanjut oleh Tim Pembersihan Data Wajib Pajak
1) Tim Pembersihan Data Wajib Pajak berdasarkan data dan/atau informasi yang dimiliki
dan/atau diperoleh melakukan penelitian dalam rangka penonefektifan Wajib Pajak.
2) Tim Pembersihan Data Wajib Pajak berdasarkan hasil penelitian mengusulkan kepada
Direktur Jenderal Pajak untuk menerbitkan Keputusan Direktur Jenderal Pajak tentang
Penonefektifan Wajib Pajak yang tidak memiliki transaksi perpajakan berturut-turut
dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun terakhir.
d. Tindak lanjut oleh Kantor Pelayanan Pajak
1) Terkait dengan diterbitkannya Keputusan Direktur Jenderal Pajak tentang
Penonefektifan Wajib Pajak tersebut, Kantor Pelayanan Pajak menyampaikan
pemberitahuan kepada Wajib Pajak yang bersangkutan, paling lama 10 (sepuluh) hari
kerja setelah tanggal penerbitan Keputusan Direktur Jenderal Pajak.
2) Kepala Kantor Pelayanan Pajak menugaskan Kepala Seksi Pelayanan untuk membuat
Surat Pemberitahuan Penetapan Wajib Pajak Non Efektif kepada Wajib Pajak.
3) Petugas Seksi Pelayanan berdasarkan disposisi dari Kepala Seksi membuat konsep
Surat Pemberitahuan Penetapan Wajib Pajak Non Efektif dengan menggunakan
Formulir sebagaimana diatur dalam Lampiran XXI Surat Edaran Direktur Jenderal
Pajak Nomor SE-60/PJ/2013 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Direktur
Jenderal Pajak Nomor PER-20/PJ/2013 Tentang Tata Cara Pendaftaran dan Pemberian
Nomor Pokok Wajib Pajak, Pelaporan Usaha dan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak,
Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak dan Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kerja
Pajak, serta Perubahan Data dan Pemindahan Wajib Pajak Sebagaimana Telah Diubah
Dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-38/PJ/2013.
4) Petugas Seksi Pelayanan meneruskan konsep surat pemberitahuan penonefektifan
wajib pajak kepada Kepala Seksi Pelayanan.
5) Kepala Seksi Pelayanan meneliti dan memberi persetujuan dengan menandatangani
surat pemberitahuan penonefektifan wajib pajak tersebut.
6) Petugas Seksi Pelayanan mengirimkan surat pemberitahuan penonefektifan wajib pajak
kepada Wajib Pajak yang bersangkutan dengan tembusan surat ditujukan kepada
Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi terkait.
7) Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi mendisposikan tembusan surat tersebut
kepada Account Representative untuk dilakukan tindak lanjut.
8) Petugas Seksi Pelayanan dan Account Representative memberikan penjelasan kepada
Wajib Pajak bersangkutan.
e. Tugas dan Tanggung Jawab Kanwil DJP
Kepala Kanwil DJP melakukan sosialisasi, monitoring dan evaluasi terkait dengan tindak lanjut
penanganan Wajib Pajak yang tidak memiliki transaksi perpajakan berturut-turut dalam kurun waktu
3 (tiga) tahun terakhir yang dilakukan oleh KPP.
f. Keputusan Direktur Jenderal Pajak tentang Penonefektifan Wajib Pajak merupakan dasar
penonefektifan Wajib Pajak.
g. Wajib Pajak yang telah ditetapkan sebagai Wajib Pajak non efektif, tidak mempunyai kewajiban
untuk menyampaikan Surat Pemberitahuan dan tidak dikenai sanksi administrasi berupa denda
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan
Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor
16 Tahun 2009.
h. Dalam
Dokumen ini diketik hal terdapat
ulang data dan/atau
dan diperuntukan informasi
secara yanguntuk
eksklusif menunjukkan bahwa Wajib
www.ortax.org Pajak yang
dan TaxBase, 2023telah
ditetapkan sebagai Wajib Pajak Non Efektif tersebut telah aktif kembali melakukan kegiatan usaha,
Surat Edaran Dirjen Pajak, SE - 37/PJ/2014
4. Penanganan Terhadap Wajib Pajak Bendahara yang Sudah Tidak Aktif
a. Berdasarkan data dan/atau informasi yang dimiliki dan/atau diperoleh, Tim Pembersihan Data Wajib
Pajak berdasarkan kewenangan yang diberikan oleh Direktur Jenderal Pajak melakukan penghapusan
NPWP terhadap Bendahara Pemerintah atau Bendahara Proyek Pemerintah yang nyata-nyata sudah
tidak aktif atau berturut-turut dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir tidak memiliki transaksi
perpajakan.
b. Termasuk dalam pengertian tidak aktif sebagaimana dimaksud pada butir a, yaitu:
1) Bendahara Pemerintah atau Bendahara Proyek Pemerintah yang nyata-nyata sudah
tidak aktif atau Bendahara Pemerintah tidak memiliki transaksi perpajakan berturut-
turut dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir;
2) Bendahara tidak mempunyai tunggakan pajak dan/atau tidak sedang melakukan
upaya hukum; dan
3) Bendahara tidak sedang dilakukan pemeriksaan pajak, pemeriksaan bukti permulaan,
dan/atau penyidikan tindak pidana perpajakan
c. Tindak lanjut oleh Tim Pembersihan Data Wajib Pajak
1) Tim Pembersihan Data Wajib Pajak berdasarkan data dan/atau informasi yang dimiliki
dan/atau diperoleh, melakukan kegiatan verifikasi dalam rangkapenghapusan NPWP
Bendahara Pemerintah atau Bendahara Proyek Pemerintah yang nyata-nyata sudah tidak
aktif atau yang tidak ada transaksi perpajakan berturut-turut dalam kurun waktu 5 (lima)
tahun terakhir.
2) Tim Pembersihan Data Wajib Pajak berdasarkan hasil verifikasi, memberikan usulan
kepada Direktur Jenderal Pajak untuk menerbitkan Keputusan Direktur Jenderal Pajak
tentang Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak Bendahara yang Sudah Tidak Aktif.
d. Tindak lanjut oleh Kantor Pelayanan Pajak.
1) Terkait dengan diterbitkannya Keputusan Direktur Jenderal Pajak tentang Penghapusan
NPWP Bendahara tersebut, KPP menyampaikan pemberitahuan kepada Wajib Pajak
yang bersangkutan, paling lama 10 (sepuluh) hari kerja setelah tanggal penerbitan
Keputusan Direktur Jenderal Pajak.
2) Kepala KPP menugaskan Kepala Seksi Pelayanan untuk membuat surat pemberitahuan
penghapusan NPWP kepada Wajib Pajak.
3) Petugas Seksi Pelayanan berdasarkan disposisi dari Kepala Seksi membuat konsep Surat
Pemberitahuan Penghapusan NPWP Bendahara sebagaimana contoh format pada
Lampiran III yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Surat Edaran ini.
4) Petugas Seksi Pelayanan meneruskan konsep Surat Pemberitahuan Penghapusan NPWP
Bendahara kepada Kepala Seksi Pelayanan.
5) Kepala Seksi Pelayanan meneliti dan memberi persetujuan dengan menandatangani surat
pemberitahuan penghapusan NPWP tersebut.
6) Petugas Seksi Pelayanan mengirimkan Surat Pemberitahuan Penghapusan NPWP
Bendahara kepada Wajib Pajak dengan tembusan surat kepada Kepala Seksi Pengawasan
dan Konsultasi terkait.
7) Selain dengan mengirimkan Surat Pemberitahuan Penghapusan NPWP Bendahara
kepada Wajib Pajak, Petugas Seksi Pelayanan menempelkan pada papan pengumuman
daftar Wajib Pajak Bendahara yang sudah dilakukan penghapusan NPWP.
8) Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi mendisposisikan tembusan surat tersebut
kepada Account Representative untuk diberikan tindak lanjut dan/atau pengarsipan.
e. Tugas dan Tanggung Jawab Kanwil DJP
Kepala Kanwil DJP melakukan sosialisasi, monitoring dan evaluasi terkait dengan tindak lanjut
penanganan terhadap Wajib Pajak Bendahara sudah tidak aktif yang dilakukan oleh KPP.
f. Keputusan Direktur Jenderal Pajak tersebut merupakan dasar penghapusan NPWP bagi Wajib Pajak
bersangkutan.

Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2023
Surat Edaran Dirjen Pajak, SE - 37/PJ/2014
5. Penanganan Wajib Pajak yang sudah dinonefektifkan dalam kurun waktu lebih dari 5 (lima) tahun
a. Tim Pembersihan Data Wajib Pajak berdasarkan kewenangan yang diberikan oleh Direktur Jenderal
Pajak melakukan penghapusan NPWP terhadap Wajib Pajak yang sudah ditetapkan statusnya
sebagai Wajib Pajak Non Efektif.
b. Kriteria Wajib Pajak Non Efektif yang dapat dihapuskan, yaitu:
1) dalam kurun waktu lebih dari 5 (lima) tahun sejak ditetapkan sebagai Wajib Pajak
Non Efektif tidak terdapat data dan/atau informasi yang membuktikan bahwa Wajib
Pajak tersebut melaksanakan hak dan kewajiban perpajakan; dan
2) Tidak terdapat data dan/atau informasi bahwa Wajib Pajak tersebut kembali aktif
melakukan kegiatan usaha.
c. Tindak lanjut oleh Tim Pembersihan Data
1) Tim Pembersihan Data Wajib Pajak berdasarkan data dan/atau informasi yang dimiliki
dan/atau diperoleh melakukan kegiatan verifikasi terhadap Wajib pajak dalam rangka
penghapusan Wajib Pajak yang sudah dinonefektifkan lebih dari 5 (lima) tahun.
2) Tim Pembersihan Data Wajib Pajak berdasarkan hasil verifikasi, mengusulkan kepada
Direktur Jenderal Pajak untuk menerbitkan Keputusan Direktur Jenderal Pajak tentang
Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak Wajib Pajak Non Efektif.
d. Tindak lanjut oleh Kantor Pelayanan Pajak
1) Terkait dengan penerbitan Keputusan Direktur Jenderal Pajak tentang Penghapusan
NPWP Wajib Pajak Non Efektif tersebut, Kepala Kantor Pelayanan Pajak
memberikan disposisi kepada Kepala Seksi Pelayanan dan Kepala Seksi Pengawasan
dan Konsultasi untuk melakukan tindak lanjut atas Keputusan Direktur Jenderal Pajak.
2) Kepala Seksi Pelayanan melakukan tindak lanjut dengan menempelkan daftar Wajib
Pajak Non Efektif yang sudah dilakukan penghapusan NPWP pada Papan
Pengumuman di Tempat Pelayanan Terpadu (TPT).
3) Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi melakukan tindak lanjut dengan
menyampaikan salinan atau fotokopi Keputusan Direktur Jenderal Pajak tersebut
kepada Account Representative terkait, untuk diberikan tindak lanjut dan/atau
pengarsipan.
e. Tugas dan Tanggung Jawab Kanwil DJP
Kepala Kanwil DJP melakukan sosialisasi, monitoring dan evaluasi terkait dengan tindak lanjut
penanganan Wajib Pajak yang sudah dinonefektifkan dalam kurun waktu lebih dari 5 (lima) tahun
yang dilakukan oleh KPP.
f. Dalam hal dikemudian terdapat data dan/atau informasi bahwa Wajib Pajak Non Efektif yang sudah
dihapuskan dari sistem administrasi perpajakan tersebut aktif kembali menjalankan kegiatan
usahanya dan/atau bermaksud untuk melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya maka
terhadap Wajib Pajak Non Efektif tersebut diberikan NPWP yang baru baik melalui permohonan
ataupun dilakukan secara jabatan sesuai tata cara yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan yang berlaku.

Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2023
Surat Edaran Dirjen Pajak, SE - 37/PJ/2014
6. Penanganan Wajib Pajak dengan NPWP yang belum dilakukan validasi
a. Berdasarkan data dan/atau informasi yang dimiliki dan/atau diperoleh, Tim Pembersihan Data Wajib
Pajak berdasarkan kewenangan yang diberikan oleh Direktur Jenderal Pajak melakukan validasi atas
NPWP yang sudah diberikan kepada Wajib Pajak tetapi belum diadministrasikan dalam master file.
b. NPWP yang belum dilakukan validasi oleh Direktorat Jenderal Pajak yaitu NPWP yang belum
masuk di master file Wajib Pajak. Belum palidasinya NPWP tersebut menyebabkan Wajib Pajak
tidak dapat melakukan transaksi perpajakan.
c. Tindak lanjut oleh Tim Pembersihan Data Wajib Pajak
1) Berdasarkan data dan/atau informasi yang dimiliki, Tim Pembersihan Data Wajib
Pajak meneliti dan menganalisis data dan/atau informasi dalam rangka memvalidasi
NPWP.
2) Berdasarkan hasil penelitian dan analisis, Tim Pembersihan Data Wajib Pajak
memvalidasi NPWP bagi Wajib Pajak yang memiliki data dan/atau informasi
transaksi perpajakan dan menghapus NPWP Wajib Pajak yang tidak memiliki data
dan/atau informasi transaksi perpajakan.
d. Tugas dan Tanggung Jawab Kantor Pelayanan Pajak
1) Untuk mendukung proses validasi yang dilakukan oleh Tim Pembersihan Data, Kepala
Kantor Pelayanan Pajak melakukan pengumpulan data dan/atau informasi Wajib Pajak
yang terhadap NPWP-nya dapat dilakukan validasi.
2) Kepala KPP menugaskan Kepala Seksi Pelayanan untuk melakukan kegiatan
pengumpulan data dan/atau informasi terkait NPWP yang belum palidasi.
3) Kepala Seksi Pelayanan menugaskan Petugas Seksi Pelayanan untuk mengumpulkan
data dan/atau informasi terkait NPWP yang belum palidasi.
4) Berdasarkan data dan/atau informasi yang dimiliki dan/atau diperoleh, Petugas Seksi
Pelayanan berdasarkan disposisi dari Kepala Seksi membuat konsep Surat Pengantar
Validasi NPWP dengan dilampiri daftar Wajib Pajak yang mempunyai kendala dalam
melaksanakan hak dan memenuhi kewajiban perpajakannya yang NPWP-nya belum
dilakukan proses validasi sebagaimana contoh format pada Lampiran IV yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Surat Edaran ini.
5) Kepala Seksi Pelayanan meneliti dan memberi persetujuan dengan memaraf Surat
Pengantar Validasi NPWP dengan dilampiri daftar Wajib Pajak yang mempunyai
kendala dalam melaksanakan hak dan memenuhi kewajiban perpajakannya serta
meneruskan konsep Surat Pengantar Validasi NPWP beserta lampirannya kepada
Kepala KPP.
6) Kepala KPP meneliti dan memberikan persetujuan dengan menandatangani Surat
Pengantar Validasi NPWP beserta lampirannya dan meneruskan kepada Kasubbag TU
untuk disampaikan kepada Tim Pembersihan Data Wajib Pajak (Direktur Teknologi
Informasi Perpajakan).
e. Tugas dan Tanggung Jawab Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak (Kanwil DJP) Kepala Kanwil
DJP melakukan sosialisasi, monitoring dan evaluasi terkait dengan tindak lanjut Penanganan Wajib
Pajak dengan NPWP yang belum dilakukan validasi yang dilakukan oleh KPP
f. Terhadap Wajib Pajak yang telanjur dihapus pada saat validasi NPWP, berlaku ketentuan sebagai
berikut:
1) Apabila terdapat data dan/atau informasi Wajib Pajak melaksanakan kewajiban
perpajakan dengan NPWP yang belum palidasi yang sudah dihapus dan Wajib Pajak
belum melakukan pelaksanaan hak dan kewajiban perpajakan sebelumnya maka
kepada Wajib Pajak bersangkutan diberikan NPWP sesuai dengan NPWP yang belum
tervalidasi tersebut, dan terdaftar sejak pelaksanaan hak dan kewajiban dilakukan.
2) Apabila terdapat data dan/atau informasi Wajib Pajak melaksanakan kewajiban
perpajakan dengan NPWP yang belum palidasi yang sudah dihapus dan Wajib Pajak
sebelumnya telah melakukan pelaksanaan hak dan kewajiban perpajakan sebelumnya
maka kepada Wajib Pajak bersangkutan diberikan NPWP sesuai dengan NPWP yang
belum tervalidasi tersebut, dan terdaftar sejak pendaftaran NPWP dilakukan.

Dalam hal terjadi kesalahan dalam proses pembersihan data Wajib Pajak, Tim Pembersihan Data Wajib Pajak atau Direktur
Teknologi Informasi Perpajakan atas nama Direktur Jenderal Pajak berwenang melakukan koreksi sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan yang berlaku.

Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2023
Surat Edaran Dirjen Pajak, SE - 37/PJ/2014
Demikian Surat Edaran ini disampaikan untuk diketahui dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 22 Oktober 2014
DIREKTUR JENDERAL PAJAK

ttd

A. FUAD RAHMANY
NIP 195411111981121001

Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2023

Anda mungkin juga menyukai