Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA

ACARA III

“HUKUM MENDEL I”

Disusun oleh :

Nama : Della Ony Sabrina Br Saragih

NPM : E1J022012

Shift : A1, Jum’at /08.00 – 10.00 WIB

Dosen : Dr., Ir., Rustikawati M.S.

Co-ass : Winanda Evitiyantari ( E1J020013 )

LABORATORIUM AGROEKOTEKNOLOGI

JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BENGKULU

2023

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Pendahuluan

Genetika adalah ilmu yang mempelajari tentang perwarisan sifat atau


karakteryang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya secara turun
temurun.Penurunan sifat itu melalui gen yang didalamnya terdapat
kromosom(Rosman,et al.2016).

Hukum Mendel yang pertama, juga dikenal sebagai Hukum Segregasi,


ditemukan oleh seorang biologis Austria bernama Gregor Mendel pada
pertengahan abad ke-19. Gregor Mendel melakukan eksperimen dengan tanaman
kacang ercis (Pisum sativum) antara tahun 1856 dan 1863 untuk memahami
bagaimana sifat-sifat tertentu diwariskan dari generasi ke generasi.

Dalam eksperimennya, Mendel mengamati sifat-sifat seperti warna biji


(merah atau putih) dan bentuk biji (bulat atau keriput). Hasil eksperimennya
menyimpulkan bahwa ada dua alel yang mengontrol setiap sifat dan bahwa alel-
alel ini dipisahkan selama pembentukan gamet. Dia juga menyadari bahwa alel-
alel ini memiliki peluang yang sama untuk diwariskan kepada keturunan.
Meskipun penemuan Mendel pada saat itu tidak mendapatkan banyak perhatian,
karyanya kemudian diakui sebagai dasar bagi ilmu genetika modern setelah
ditemukan ulang oleh ilmuwan lain pada awal abad ke-20. Pada tahun 1900,
Hukum Mendel yang pertama diakui sebagai prinsip dasar pewarisan genetik, dan
Gregor Mendel dianggap sebagai bapak genetika modern.

Hukum Mendel yang pertama, juga dikenal sebagai Hukum Segregasi atau
Hukum Pemisahan, menyatakan bahwa setiap individu memiliki dua alel (versi
gen) untuk setiap sifat yang diwariskan, satu alel dari masing-masing orang tua.
Selama pembentukan gamet (sel reproduksi), alel-alel ini dipisahkan secara acak
ke dalam gamet-gamet tersebut, sehingga setiap gamet hanya membawa satu alel
untuk setiap sifat. Ini merupakan salah satu dasar pemahaman tentang pewarisan
genetik. Bunyi dari hukum mendel pertama ialah (The law of Segregation of
Allelic Genes Princples of Segregation) “Semasa pembentukan gamet
pasangan alel suatu gen terpisah dan terdapat dalam gamet yang berlainan”.

Mendel melakukan persilangan monohibrid atau persilangan satu sifat


beda, dengan tujuan mengetahui pola pewarisan sifat dari tetua kepada generasi
berikutnya. Persilangan ini untuk membuktikan hukum Mendel I yangmenyatakan
bahwa pasangan alel pada proses pembentukkan sel gamet dapatmemisah secara
bebas. Hukum Mendel I disebut juga dengan hukum segregasi.Mendel
melanjutkan persilangan dengan menyilangkan tanaman dengan dua sifat beda,
misalnya warna bunga dan ukuran tanaman. Persilangan dihibrid jugamerupakan
bukti berlakunya hukum Mendel II berupa pengelompokkan gensecara bebas saat
pembentukkan gamet. Persilangan dengan dua sifat beda yanglain juga memiliki
perbandingan fenotip F2 sama, yaitu 9 : 3 : 3 : 1 (Pramashinta et al, 2014).

Hukum mendel I adalah perkawinan dua tetua yang mempunyai satu sifat
beda (monohybrid). Setiap individu yang berkembang baik secara seksual
terbentuk dari peleburan 2 gamet yang berasal dari induknya. Berdasarkan
hipotesis mendel dari setiap sifat/karakter ditentukan oleh gen (sepasang alel).
Hukum mendel I berlaku pada waktu gametogenesis F1.F1 memiliki genotip
heterozigot. Dalam peristiwa meiosis, gen sealel akan terpisah, masing-masing
terbentuk gamet. Baik pada bunga janatan maupun betina terjadi 2 macam gamet.
Waktu Ketika penyerbukan semdiri(F1 x F2) pada proses fertilisasi gamet-gamet
yang mengandung gen itu akan melebur secara acak dan terdapat 4 macam
peleburan atau peristiwa. (Suryati Doti, 2015).

Hukum mendel dikenal I dikenal sebagai hukum Segregasi. Selama proses


meiosis berlangsung , pasangan-pasangan kromsom homolog saling berpisah dan
tidak berpasangan lagi. Setiap sel kromosom itu terkandung di dalam satu sel
gamet. Proses pemisahan gen secara bebas dikenal sebagai segregasi bebas.
Hukum mendel I dikaji dan persilangan monohybrid (Syamsuri,2014).

Hukum Mendel pertama disebut hukum segregasi (the low of


segregation).Ringkasnya, hukum tersebut menyatakan mengenai keberadaan
sepasang faktor partikulat (gen) yang mengendalikan setiap sifat dan harus
bersegresi (berpisah)saat pembentukan gamet dan akan menyatu secara acak saat
fertilisasi. Lebih jauhlagi, salah satu faktor tersebut cenderung diekspresikan
menutupi faktor yang lain jika keduanya terdapat secara bersama. Hukum Mendel
kedua, disebut hukum perpasangan bebas (the low of independent assortment),
atau hukum karaktersatuan (the low of unit characters), mengekspresikan konsep
bahwa sifat-sifatdiwariskan secara bebas. Lebih jauh lagi, rasio-rasio dari fenotif
yang berbedadapat dikalkulasi dengan mudah menggunakan hukum-hukum
probabilitas untukmasing-masing kelas. (Fried, 2018).

1.2 Tujuan

1. Mencari angka-angka perbandingan sesuai dengan Hukum Mendel,

2. Menemukan nisbah teoritis sama atau mendekati nisbah pengamatan,

3. Memahami pengertian dominan, resesif, genotype, fenotip.

BAB II

BAHAN DAN METODE


2.1 Bahan

- Model gen (kancing genetik) 2 warna

- Dua buah stoples

2.2 Metode

1. Ambillah model gen merah dan putih, masing-masing 30 pasang atau 60 biji
(30 jantan dan 30 betina).

2. Sisihkan 1 pasang model gen merah dan gen putih dalam keadaan berpasangan.
Ini dimisalkan individu merah dan individu putih.

3. Bukalah pasangan gen di atas (langkah 2), ini dimisalkan pemisahan gen pada
pembentukan gamet, baik oleh individu merah atau individu putih.

4. Gabungkan model gen jantan merah dan model gen betina putih dan
sebaliknya. Ini menggambarkan hasil silangan atau F1, keturunan individu merah
dan individu putih.

5. Pisahkan kembali model gen merah dan model gen putih. Hal ini
menggambarkan pemisahan gen pada pembentukan gamet F1.

6. Selanjutnya semua model gen jantan baik merah maupun putih masukkan
kedalam stoples jantan dan model gen betina baik merah maupun putih ke dalam
stoples betina.

7. Dengan tanpa melihat dan sambil mengaduk/mencampur gen-gen tersebut


ambillah secara acak sebuah gen dari masing-masing stoples, kemudian
pasangkan.

8. Lakukan secara terus-menerus pengambilan model gen sampai habis dan catat

9. Bisa juga dengan mengembalikan model gen yang terambil (langkah 8 ) ke


dalam stoples masing-masing untuk selanjutnya mendapat kesempatan terambil
lagi. Lakukan percobaan serupa untuk pengambilan 20 x, 40 x, dan 60 x.

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 Hasil

Tabel 1. Pencatatan untuk pengambilan 20x


No Pasangan Tabulasi Jumlah
ijiran
1 Merah-merah ||||| | 6
2 Merah-putih ||||| |||| 9
3 Putih-putih ||||| 5

Tabel 2. Pencatatan untuk pengambilan 40x


No Pasangan Tabulasi Ijiran Jumlah
1 Merah-merah ||||| ||| 8
2 Merah-putih ||||| ||||| ||||| ||||| 20
3 Putih-putih ||||| ||||| || 12

Tabel 3. Pencatatan untuk pengambilan 60x


No Pasangan Tabulasi Ijiran Jumlah
1 Merah-merah ||||| ||||| ||||| || 17
2 Merah-putih ||||| ||||| ||||| ||||| ||||| 27
||
3 Putih-putih ||||| ||||| ||||| | 16

Note : Bagi yang mendapatkan angka perbandingan jauh 1:2:1 (pada tab.ijiran),
misalnya untuk 20x;8:9:3 atau 5:7:9 dst, harus diulangi lagi pengamatannya!!!

Tabel 4. Perbandingan/nisbah fenotipe pengamatan/observasi (O) dan nisbah


Harapan/teoritis/expected (E) untuk pengambilan 20x
Fenotipe Pengamatan Harapan Deviasi (O-E)
(Observasi=O) (Expected)
Merah 15 ¾ x20=15 O
Putih 5 ¼ x20=5 O
Total 20 1 O

Tabel 5. Perbandingan/nisbah fenotip pengamatan/observasi (O) dan nisbah


Harapan/teoritis/expected (E) untuk pengambilan 40x
Fenotipe Pengamatan Harapan Deviasi (E-O)
(Observasi=O) (Expected)
Merah 28 30 -2
Putih 12 10 2
Total 40 - 0

Tabel 6. Perbandingan/nisbah fenotip pengamatan/observasi (O) dan nisbah


Harapan/teoritis/expected (E) untuk pengambilan 60x
Fenotipe Pengamatan Harapan Deviasi (E-O)
(Observasi=O) (Expected)
Merah 44 45 -1
Putih 16 15 1
Total 60 1 0

3.2 Pembahasan

Dari hasil di atas dapat diketahui bahwa untuk mencari pengambilan perlu
di lakukan secara adukan dan dilanjut untuk tutup mata. Hal ini dilakukan dengan
pengambilan 20,40, dan 60. Dengan begitu diperoleh hasil pada pengambilan 20
sebanyak merah-merah (6), merah-putih(9), dan putih-putih (5). Hasil pada
pengambilan 40x sebanyak merah-merah (8), merah-putih(20), dan putih-
putih(12). Hasil pada pengambilan 60 sebanyak merah-merah(17), merah-
putih(27), dan putih-putih(16).

Untuk hasil pencarian pengamatan itu ada harapan dimana hasil dari
merah pada pengamatan dikali ¾ dan hasil dari putih pada pengamatan dikali 1/4 .
dengan begitu di peroleh hasil pada perbandingan 20 terdapat merah ¾ x 20=15,
total pada harapan adalah 1 dan harapan dikurang pengamatan dengan hasil 15-
15=0. Pada total deviasinya digunakan penambahan pada merah dan putih. Begitu
juga dengan table-tabel 40x pengambilan dan 60x pengambilan.

Dari kegiatan praktikum tersebut dapat diketahui pengertian dominan,


resesif, genotype, dan fenotipe. Berikut pengertian dari dominan, resesif, genotip
dan fenotip.

-Gen dominan adalah gen yang akan muncul dalam fenotipe (ciri fisik atau sifat)
organisme ketika ada satu atau dua salinan gen tersebut. Dalam heterozigot
(memiliki dua alel yang berbeda), alel dominan akan mengekspresikan sifatnya,
sementara alel resesif tidak akan muncul dalam fenotipe.

-Gen resesif adalah gen yang hanya akan muncul dalam fenotipe jika ada dua
salinan alel resesif. Jika ada setidaknya satu alel dominan, maka sifat yang terkait
dengan alel resesif tidak akan terlihat dalam fenotipe.
-Genotipe adalah kombinasi alel dalam genom individu. Ini mencakup semua
informasi genetik yang dimiliki oleh organisme, termasuk alel yang dominan dan
resesif. Genotipe tidak selalu mencerminkan fenotipe, karena beberapa sifat
mungkin tidak terlihat jika ada alel resesif dalam genotipe.

-Fenotipe adalah ekspresi genetik dalam ciri-ciri fisik atau sifat-sifat yang dapat
dilihat atau diukur pada organisme. Fenotipe dapat dipengaruhi oleh interaksi
antara alel dominan dan resesif dalam genotipe individu.

BAB IV

PENUTUP
4.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari praktikum hukum Mendel pertama, juga dikenal sebagai


hukum segregasi, adalah bahwa ketika organisme heterozigot (mengandung dua
alel yang berbeda) untuk suatu sifat, alel-alel tersebut akan terpisah secara acak ke
dalam sel-sel reproduksi. Ini berarti setiap sel reproduksi hanya akan mengandung
satu alel dari pasangan alel tersebut. Hasilnya, ketika reproduksi berlangsung,
keturunan akan memiliki peluang 50:50 untuk mewarisi salah satu alel dari setiap
orang tua.

Dengan kata lain, hukum Mendel pertama menyatakan bahwa alel-alel


pada satu lokus (lokasi gen pada kromosom) terpisah secara acak selama
pembentukan sel-sel reproduksi, dan hal ini mempengaruhi pewarisan sifat-sifat
genetik dari satu generasi ke generasi berikutnya.

4.2 Saran

Diharapkan para praktikan memahami konsep dari pencarian pengambilan


dan perbandingan pada praktikum ini. Serta diharapkan praktikan juga dapat
mengondisikan diri dalam mengontrol suara berisik dikelas. Serta diharapkan
praktikan mendengarkan arahan dari coa-ss atau dosen yang mengajar saat
praktikum berjalan.

DAFTAR PUSTAKA

Fried, George,et al.2018. Biologi Edisi Kedua. Erlangga. Jakarta


Pramashinta, A, et al. 2014. Bioteknologi Pangan: Sejarah, Manfaat dan
PotensiRisiko. Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan. Vol 3 (1): 1-6

Rosman,yunus,et al.2006.Teori Darwin Dalam Pandangan Sains


danIslam.Prestasi:Jakarta

Suryati, Dodi, 2015. Penuntun Praktikum Genetika Dasar. Bengkulu:Lab.


Agronomi Universitas Bengkulu.

Syamsuri, Istamar, et al. 2014, Biologi. Erlangga : Jakarta.


LAMPIRAN

Pertanyaan :

1. Berapa macam pasangan genotype yang anda peroleh?

Jawab : Pasangan genotype yang saya peroleh adalah pasangan yang diperoleh 3
macam yaitu merah-merah (MM), merah-putih(Mm), dan putih-putih (mm).

2. Berapa perbandingannya?

Jawab : * Untuk pengambilan 20x perbandingan MM:Mm:mm=6:9:5

* Untuk pengambilan 40x perbandingan MM:Mm:mm=8:20:12

* Untuk pengambilan 60x perbandingan MM:Mm:mm=17:27:16

3. Jika model gen merah dominan, berapa perbandingan fenotip yang diperoleh?

Jawab : * Untuk pengambilan 20x perbandingan MM:Mm:mm=15:5

* Untuk pengambilan 40x perbandingan MM:Mm:mm=28:12

* Untuk pengambilan 60x perbandingan MM:Mm:mm=44:16

4. Apa yang dapat anda simpulkan dari percobaan Model 2 ini?

Jawab : Pada percobaan ini menghasilkan genotipe merah-merah, merah-putih,


dan putih-putih dan perbandingan genotipenya yaitu : MM:Mm:mm (1:2:1)
sedabgkan perbandingan fenotipenya 3:1. Dapat disimpulkan bahwa gen merah
dominan dan gen putih resesif.

Anda mungkin juga menyukai