Anda di halaman 1dari 5

PERISTIWA RENGASDENGKLOK

OLEH :
NAMA : SALWA AZ-ZAHRA ZULKARNAIN
KELAS : X.1
NOMOR ABSEN :

SMA XAVERIUS 1 PALEMBANG


TAHUN AJARAN 2023/2024
PERISTIWA RENGASDENGKLOK

A. Sejarah Peristiwa Rengasdengklok


Sejarah Peristiwa Rengasdengklok adalah momen penting dalam perjalanan
menuju kemerdekaan Indonesia.

Peristiwa Rengasdengklok diawali dari penculikan Soekarno, persiapan dan proses


pelaksanaan proklamasi kemerdekaan di rumah Bung Karno, hingga puncaknya perjuangan
yaitu pengumuman proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Peristiwa Rengasdengklok merupakan aksi penculikan terhadap Soekarno dan Mohammad


Hatta yang dilakukan oleh sekelompok pemuda.

Beberapa pemuda yang terlibat dalam penculikan ini antara lain Sukarni, Wikana, dan
Chaerul Saleh. Mereka semua merupakan anggota dari perkumpulan "Menteng 31".

Jiwa kepahlawanan mereka tergerak setelah berdiskusi dengan Ibrahim gelar Datuk Tan
Malaka yang tergabung dalam gerakan bawah tanah.

Pada 16 Agustus 1945, Soekarno bersama dengan Fatmawati dan Guntur Soekarnoputra yang
saat itu berusia 9 bulan, serta Mohammad Hatta, dibawa ke Rengasdengklok oleh Shodanco
Singgih, seorang anggota PETA, dan sejumlah pemuda lainnya.

Di Rengasdengklok, Karawang, para pemuda mendesak Soekarno dan Hatta untuk segera
memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia.

Soekarno dan Hatta menolak tuntutan tersebut. Sebelumnya, telah ada kesepakatan antara
golongan tua (Soekarno, Hatta, dan Mr. Achmad Soebardjo) dengan golongan muda,
mengenai waktu yang tepat untuk melaksanakan proklamasi kemerdekaan Republik
Indonesia.

Namun, para pemuda tetap mendesak Soekarno dan Hatta untuk segera mempercepat
proklamasi kemerdekaan. Meskipun menghadapi desakan, Soekarno dan Hatta tetap tidak
mengubah pendiriannya.

Chairul Saleh dan teman-temannya yang berada di Jakarta kemudian menyusun rencana
untuk merebut kekuasaan. Namun, rencana yang mereka susun tidak berhasil karena tidak
semua anggota PETA mendukungnya.

Tujuan para pemuda membawa Soekarno dan Hatta sebenarnya memiliki maksud yang baik,
yaitu agar Soekarno dan Hatta tidak terpengaruh oleh Jepang.

Berita yang menyebutkan bahwa Jepang akan menyerah kepada sekutu telah terdengar.
Meskipun demikian, para pemuda terus berusaha meyakinkan Soekarno dengan mengatakan
bahwa Jepang telah menyerah dan para pejuang Indonesia, termasuk golongan muda, telah
siap untuk melawan Jepang apapun risikonya.
B. Kronologi Peristiwa Rengasdengklok
Peristiwa Rengasdengklok adalah momen bersejarah di mana tokoh organisasi berhasil
meyakinkan para pemuda untuk tidak terburu-buru dalam memproklamasikan kemerdekaan.

Sebelumnya, Bung Karno dan Bung Hatta merencanakan bahwa proklamasi kemerdekaan
Republik Indonesia akan diumumkan pada Jumat, 17 Agustus 1945, di Lapangan Ikada (kini
Monas), atau di rumah Bung Karno di Jalan Pegangsaan Timur No. 56.

Namun, akhirnya diputuskan untuk membacakan proklamasi di rumah Bung Karno.


Keputusan ini diambil karena ada pengumuman acara lain di Lapangan Ikada, dan tentara
Jepang berjaga-jaga untuk mencegah potensi kericuhan di sana, termasuk saat pembacaan
naskah proklamasi.

Oleh karena itu, rumah Bung Karno menjadi lokasi yang lebih aman dan sesuai. Sebelumnya,
Bung Karno dan Bung Hatta bersama-sama menyusun teks proklamasi di Rengasdengklok.
Teks tersebut disusun di rumah seorang Tionghoa, yaitu Djiaw Kie Siong.

Pada tanggal 16 Agustus 1945, bendera merah putih, sebagai bendera pusaka Indonesia,
sudah dikibarkan oleh para pejuang Indonesia di Rengasdengklok sebagai persiapan
menjelang proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia.

Sementara itu para pemuda di Jakarta belum mendapatkan kabar terkini dari
Rengasdengklok. Jusuf Kunto dikirim untuk berunding dengan para pemuda di Jakarta, tetapi
ia hanya berhasil bertemu dengan Wikana dan Mr. Achmad Soebardjo.

Mereka berdua berangkat ke Rengasdengklok untuk menjemput Soekarno, Mohammad


Hatta, Fatmawati, dan Guntur.

Sesampainya di Rengasdengklok, Achmad Soebardjo mengajak Bung Karno dan Bung Hatta
untuk segera kembali ke Jakarta guna membacakan proklamasi kemerdekaan Republik
Indonesia.

Pembacaan proklamasi tersebut kemudian dilakukan di Jalan Pegangsaan Timur No. 56, yaitu
di rumah Bung Karno. Pada tengah malam tanggal 16 Agustus, rombongan dari
Rengasdengklok tiba di Jakarta untuk melanjutkan peristiwa penting berikutnya.

C. Hasil Peristiwa Rengasdengklok


Pada tanggal 17 Agustus 1945, peristiwa bersejarah mencapai puncaknya ketika pernyataan
proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia secara resmi dikumandangkan.

Teks proklamasi ini disusun oleh sejumlah tokoh besar, termasuk Soekarno, Mohammad
Hatta, Achmad Soebardjo, Sudiro, dan Sayuti Melik.

Dalam penyusunan teks proklamasi ini Sayuti Melik memiliki peranan penting. Ia bertugas
mengetik naskah menggunakan mesin tik yang diambil dari kantor perwakilan angkatan laut
Jerman, milik Mayor (Laut) Dr. Hermann Kandeler.
Golongan pemuda juga turut serta dalam perundingan penyusunan teks proklamasi
kemerdekaan Indonesia.

Konsep teks proklamasi itu sendiri ditulis oleh Soekarno, yang dijuluki sebagai proklamator
kemerdekaan Republik Indonesia karena ia menjadi orang yang menulis dan membacakan
teks proklamasi.

Pada 17 Agustus 1945, acara pembacaan proklamasi dimulai di kediaman Soekarno, yaitu di
Jalan Pegangsaan Timur No. 56, pukul 10.00. Soekarno membacakan teks proklamasi dengan
pidato singkat dan tidak menggunakan naskah tertulis.

Acara ini dihadiri oleh beberapa tokoh penting seperti Soewirjo, Wilopo, Gafar
Pringgodigdo, Tabrani, dan Trimurti.

Setelah pidato singkat dan pembacaan teks proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia oleh
Soekarno selesai, bendera merah putih yang dijahit oleh Fatmawati mulai dikibarkan.

Sambutan juga disampaikan oleh Soewirjo, yang saat itu menjabat sebagai wakil walikota
Jakarta, serta sambutan dari Moewardi selaku pemimpin Barisan Pelopor.

Bendera pusaka yang dikibarkan pada saat itu, kini disimpan di Museum Tugu Monumen
Nasional. Bendera merah putih tersebut tetap menjadi bendera bangsa Indonesia hingga saat
ini, untuk mewakili semangat dan kemerdekaan negara Indonesia.

Peristiwa ini menjadi tonggak sejarah yang mengukuhkan kemerdekaan Republik Indonesia,
sebuah momen bersejarah yang diabadikan dan dirayakan setiap tahun pada tanggal 17
Agustus.
Keterangan :
1. Contoh Sinkronik
Peristiwa Rengasdengklok sebelum proklamasi kemerdekaan, terjadi karena adanya
perbedaan pendapat antara golongan tua dan golongan muda. Golongan muda yang
berusaha untuk membawa Ir. Soekarno dan Moh. Hatta ke rengasdengklok pada 16
Agustus, golongan muda tersebut yaitu Wikana, Yusuf Kunto, dan Singgih. Ir.
Soekarno dan Moh. Hatta dipaksa ntuk mengetik teks proklamasi di kediaman
Tadashi Maeda dibantu oleh Sayuti Melik, sehingga keesokan harinya ia
mengumumkan proklamasi di Jl. Pegangsaan Timur, Jakarta Timur.

2. Contoh Diakronik
Peristiwa Rengasdengklok yang terjadi pada 16 Agustus 1945 adalah upaya generasi
muda untuk mendesak Bung Karno dan Bung Hatta segera memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia. Atas dasar peristiwa itu, Bung Karno dan Bung Hatta
tergerak untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Perumusan teks
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dilaksanakan di rumah Laksamana Maeda pada
tanggal 17 Agustus 1945 dini hari. Usai tersusun, barulah para Proklamator
memproklamirkan kemerdekaan Indonesia pada pagi harinya.

3. Kegunaan Edukatif
Kegunaan edukatif dari Peristiwa Rengasdengklok adalah bahwa pemuda bisa
mencapai keberhasilan dengan mengambil risiko dari hal besar, sehingga menjadi
sesuatu yang sangat bermanfaat sampai dengan sekarang.

4. Kegunaan Rekreatif
Kegunaan rekreatif pada Peristiwa Rengasdengklok adalah bahwa rumah yang
menjadi tempat penculikan Soekarno-Hatta di Rengasdengklok kini menjadi salah
satu lokasi wisata sejarah. Selain rumah, disana juga sudah dibangun sebuah
monumen yang disebut Monumen Kebulatan Tekad.

5. Kegunaan Inspiratif
Kegunaan inspiratif dari Peristiwa Rengasdengklok, yaitu bagaimana para pemuda
saat itu bersemangat agar Bapak Soekarno segera memproklamasikan kemerdekaan.
Semangat tersebut diharapkan terus menginspirasi rakyat untuk terus berjuang
mengutamakan kepentingan umum diatas kepentingan pribadi.

Anda mungkin juga menyukai