Nomor :No.006/MM-DIR/II/2023
A. PT. TANU ALVINDO PERKASA (TANAL), suatu Badan Usaha Milik Swasta
berbentuk Perseroan Terbatas yang didirikan berdasarkan hukum Negara
Indonesia, berkedudukan di Jl. Raya Klari No.35, Kecamatan Klari,
Karawang Timur, Jawa Barat, dalam hal ini diwakili olehAman
Anwarselaku Direktur Utama, oleh karenanya secara sah bertindak untuk
dan atas nama, selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA.
(4) PARA PIHAK sepakat nilai Harga Perolehan (On the Road) Kendaraan yang
ditanggung penuh oleh PIHAK PERTAMA adalah senilai Rp.............., -
(........................................) dan biaya bunga yang timbul dari Pembiayaan
Multiguna (“Anggaran”). Adapun kelebihan dari Anggaran yang diberikan
maka, kelebihan itu menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA sepenuhnya.
PASAL 3
JANGKA WAKTU, PERUBAHAN, DAN PENGAKHIRAN PERJANJIAN
(1) Jangka waktu Perjanjian ini yaitu 3 (tiga) tahun, terhitung sejak ditanda
tanganinya Perjanjian ini.
(4) Apabila salah satu PIHAK dinilai tidak dapat melaksanakan Perjanjian ini
dengan baik, maka PIHAK yang dirugikan berhak melakukan pengakhiran
Perjanjian dengan tidak mengeyampingkan kewajiban-kewajiban PARA
PIHAK yang belum terselesaikan.
(5) Apabila salah satu PIHAK bermaksud untuk melakukan pengakhiran
Perjanjian, maka PIHAK yang bermaksud untuk melakukan pengakhiran
Perjanjian tersebut wajib memberitahukan secara tertulis kepada PIHAK
lainnya dalam jangka waktu 2 (dua) bulan sebelum pengakhiran
Perjanjian.
(6) Apabila pada saat berakhirnya Perjanjian masih terdapat hak dan
kewajiban yang belum diselesaikan oleh masing-masing PIHAK, maka
ketentuan-ketentuan dalam Perjanjian ini tetap berlaku dan mengikat
sampai dengan diselesaikan hak dan kewajiban tersebut oleh masing-
masing PIHAK.
(8) PARA PIHAK sepakat apabila Perjanjian ini diakhiri sebelum masa
Perjanjian berakhir yang dikarenakan terjadinya pengunduran diri atau
terminasi PIHAK KEDUA di TANAL maka hak kepemilikannya akan tetap
menjadi hak milik PIHAK PERTAMA.
PASAL 3
HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK PERTAMA
PASAL 4
HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK KEDUA
(1) PIHAK KEDUA sepakat untuk menanggung segala bentuk kerusakan yang
diakibatkan oleh terjadinya suatu kecelakaan.
(3) PIHAK KEDUA wajib menanggung biaya selisih uang muka perolehan,
administrasi, premi asuransi dan angsuran bulanan fasilitas Motor
Ownership Program sebagaimana terdapat dalam Lampiran Perjanjian ini.
(6) PIHAK KEDUA wajib memelihara dan menjaga keamanan Kendaraan baik
dalam pemakaian maupun dalam penyimpanan.
(7) PIHAK KEDUA dilarang mengalihkan Kendaraan kepada pihak lain tanpa
persetujuan PIHAK PERTAMA.
(8) PIHAK KEDUA setelah 3 (tiga) tahun apabila rata-rata pencapaian sales
invoice dan penagihan (CR) dari target masing-masing mencapai 90 %
(sembilan puluh persen) maka berhak atas motor dan uang cicilan
sebelumnya selama 12 (dua belas) bulan akan dikembalikan sebesar Rp.
6.000.000, (enam juta rupiah).
(9) PIHAK KEDUA setelah 3 (tiga) tahun apabila rata-rata pencapaian sales
invoice dan penagihan (CR) dari target masing-masing mencapai 80 % - 89
% maka berhak atas motor tetapi uang cicilan sebelumnya selama 12 (dua
belas) bulan tidak dikembalikan.
(10) PIHAK KEDUA setelah 3 (tiga) tahun apabila rata-rata pencapaian sales
invoice dan penagihan (CR) dari target dibawah 80 % maka wajib
menambah biaya sebesar RP. 4.000.000 (empat juta rupiah) agar dapat
memiliki motor tersebut apabila tidak membayar biaya tersebut maka
motor harus dikembalikan ke PT Tanu Alvindo Perkasa
PASAL 5
PEMBELIAN ATAS FASILITAS MOTOR OWNERSHIP PROGRAM
(4) Biaya pembelian Kendaraan yang akan dibayarkan oleh PIHAK KEDUA
kepada PIHAK PERTAMA sebesar Rp. ...........................,- (.........................)
PASAL 6
FORCE MAJEURE
(1) Yang dimaksud Force Majeure dalam Perjanjian ini adalah keadaan diluar
kemampuan dari PARA PIHAK atau salah satu PIHAK yang mengakibatkan
PARA PIHAK atau salah satu pihak tidak dapat menjalankan dan/atau
melaksanakan kewajibanya sebagaimana dalam Perjanjian ini antara lain
sebagai berikut:
a. Keadaan yang terjadi karena bencana alam, seperti gempa bumi, banjir
besar, gunung meletus, kebakaran besar dan tanah longsor.
b. Perang, terorisme, pemberontakan, hura-hura, pemogokan, wabah
penyakit, blockade, dan sabotase.
c. Tindakan, kebijakan, dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia.
(1) Perjanjian ini sepenuhnya akan diartikan dan diatur oleh hukum Republik
Indonesia, dari segala sisi termasuk dari sisi perpajakan.
(3) Apabila dalam jangka waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari kerja sejak
terjadinya perselisihan setelah dilakukan musyawarah mufakat tidak
menemui kesepakatan dan perdamaian, maka salah satu dari PIHAK atau
PARA PIHAK secara bersama-samadapat mengajukan perselisihan atau
sengketa tersebut kepada Pengadilan Negeri Karawang.
Pasal 8
LAIN-LAIN
(1) Perjanjian ini tidak dapat diubah, ditambah, dan/atau dikurangi tanpa
persetujuan secara tertulis dari PARA PIHAK.
(2) Hal-hal lain yang belum cukup diatur dalam Perjanjian ini akan diatur
kemudian oleh PARA PIHAK berdasarkan persetujuan tertulis oleh PARA
PIHAK.
Demikian perjanjian ini dibuat dan ditandatangani oleh PARA PIHAK dalam
rangkap 2 (dua) dan bermaterai pada hari, tanggal dan tahun yang disebutkan
diawal Perjanjian ini, sehingga memiliki kekuatan hukum yang sama.
PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA