Anda di halaman 1dari 9

PERJANJIAN

SEWA MENYEWA FORKLIFT


PT SIERAD PRODUCE TBK DENGAN PT JAYA TRADE INDONESIA
Nomor : …………………………………………

Pada hari ini ….. tanggal ….. bulan … tahun dua ribu sembilan belas (…-..-2019), di Tangerang telah dibuat
dan ditandatangani Perjanjian Sewa-Menyewa Forklift (untuk selanjutnya disebut “Perjanjian”) oleh dan
antara lain :

1. Daniel Lawrence Angelo Law Direktur PT. Polindo Utama, dalam hal ini bertindak untuk
dan atas nama PT. Polindo Utama berkedudukan di
Tangerang, di Kp. Bayur Kali No. 118, RT. 01, RW. 04, Desa
Lebak Wangi, Kecamatan Sepatan Timur, Kabupaten
Tangerang, Provinsi Banten, yang selanjutnya disebut
PIHAK PERTAMA.

2. Padot M. Gultom Direktur PT JAYA TRADE INDONESIA dalam hal ini


bertindak untuk dan atas nama PT JAYA TRADE
INDONESIA berkedudukan di Jalan Kramat Raya No. 144,
Jakarta Pusat 10430, yang selanjutnya disebut PIHAK
KEDUA.

PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA dalam Perjanjian ini masing-masing disebut “Pihak” dan secara
bersama-sama disebut “Para Pihak”.

PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA disebut Para Pihak, dan sebelumnya Para Pihak menerangkan
sebagai berikut :

1. Bahwa PIHAK PERTAMA adalah perusahaan yang salah satu usahanya bergerak dalam bidang
Manufaktur Daur Ulang Plastik
2. Bahwa PIHAK KEDUA adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa sewa-menyewa alat berat
Forklift;
3. Bahwa untuk menunjang kegiatan operasionalnya, PIHAK PERTAMA membutuhkan alat berat
(selanjutnya disebut “Forklift”) dan PIHAK KEDUA dengan ini menyatakan kesediaannya untuk
menyewakan Forklift dengan jumlah dan spesifikasi disesuaikan dengan kebutuhan PIHAK
PERTAMA;
4. Bahwa PIHAK PERTAMA bersedia untuk menyewa alat berat milik PIHAK KEDUA untuk mengangkut
produk milik PIHAK PERTAMA dengan spesifikasi dan harga sebagaimana tercantum dalam lampiran
dari Perjanjian ini.

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, Para Pihak telah sepakat untuk saling mengikatkan diri dalam
sebuah Perjanjian, dengan syarat dan ketentuan sebagai berikut :
PASAL 1
PENYEDIAAN DAN PENGOPERASIAN FORKLIFT

1. PIHAK KEDUA menyewakan Forklift untuk operasional PIHAK PERTAMA yang beralamat di Kp. Bayur
Kali No. 118, RT. 01, RW. 04, Desa Lebak Wangi, Kecamatan Sepatan Timur, Kabupaten Tangerang,
Provinsi Banten (untuk selanjutnya disebut “Lokasi Sewa”).
2. Apabila PIHAK KEDUA ingin melakukan perubahan termasuk tidak terbatas dalam hal kejadian
penambahan atau pengurangan dan/atau perubahan merk unit forklift, maka perubahan-perubahan
dimaksud hanya dapat dilakukan atas dasar kesepakatan tertulis dari Para Pihak dan dituangkan di
dalam suatu Amandemen dan/atau Addendum, yang merupakan satu kesatuan yang tidak
terpisahkan dengan Perjanjian ini.
i.
PASAL 2
MASA BERLAKUNYA PERJANJIAN

1. PARA PIHAK dengan ini sepakat dan setuju bahwa masa sewa Forklift dalam Perjanjian ini adalah
sebagaimana diatur pada Lampiran Perjanjian ini (selanjutnya disebut “Masa Sewa”). Masa sewa
dapat diperpanjang oleh PIHAK PERTAMA dengan memberitahukan secara tertulis 1 (satu) bulan
sebelum Masa Sewa berakhir. Para Pihak sepakat bahwa untuk perpanjangan wajib dituangkan
dalam sebuah kesepakatan berupa Addendum dan/atau Amandemen secara tertulis yang
ditandatangani oleh Para Pihak, dengan syarat dan ketentuan yang akan dibicarakan dan disetujui
oleh Para Pihak dikemudian hari.
2. Kecuali disepakati lain oleh Para Pihak, apabila PIHAK PERTAMA mengembalikan unit Forklift dan
mengakhiri Perjanjian sebelum masa sewa berakhir tanpa alasan/dasar yang jelas dan
pengembalian unit Forklift bukan diakibatkan karena kerusakan seperti yang tercantum dalam pasal
4 ayat 3 dan/atau dikarenakan alasan berakhirnya Perjanjian Pasal 10 ayat 1 huruf d, maka PIHAK
PERTAMA akan dikenakan denda sebesar :
 75 % dari sisa harga sewa yang belum digunakan apabila masa sewa mencapai 1 - 12 bulan
 50 % dari sisa harga sewa yang belum digunakan apabila masa sewa mencapai 13 - 24 Bulan
 25 % dari sisa harga sewa yang belum digunakan apabila masa sewa mencapai 25 - 36 Bulan

PASAL 3
BIAYA SEWA DAN CARA PEMBAYARAN

1. PIHAK PERTAMA bersedia untuk membayar biaya sewa unit per bulan atas Forklift sebagaimana
dimaksud dalam Lampiran Perjanjian ini yang merupakan bagian yang tidak terpisah dari Perjanjian
ini (selanjutnya disebut “Biaya Sewa”). Biaya Sewa berlaku tetap untuk pemesanan sampai dengan
Masa Sewa berakhir dan sesuai dengan spesifikasi Forklift yang disewa dalam Lampiran Perjanjian.
2. PIHAK KEDUA akan menyampaikan kepada PIHAK PERTAMA tagihan yang harus dibayarkan, disertai
dengan dokumen pendukungnya secara lengkap dan benar (selanjutnya disebut “Nota Tagihan”).
3. Nota Tagihan dibuat oleh PIHAK KEDUA dan dikirim kepada PIHAK PERTAMA dalam 2 (dua) set asli
dan 1 (satu) set salinan dengan perincian sebagai berikut:
a. Surat permohonan pembayaran yang ditandatangani dan distempel;
b. Nota Tagihan yang ditandatangani dan distempel;
c. Kuitansi bermaterai cukup yang ditandatangani dan distempel.
d. Faktur PPN
4. Pada setiap pembayaran Nota Tagihan, PIHAK PERTAMA membayar PPN dan memotong PPh 23
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
5. PIHAK PERTAMA memberikan bukti Pemotongan Pajak PPh 23 sebagaimana dimaksud Pasal 3 ayat
4 Perjanjian ini kepada PIHAK KEDUA segera setelah melakukan pelaporan ke Kantor Pajak.
6. Pihak Pertama hanya membayar Biaya Sewa sesuai dengan jumlah pemakaian Forklift pada setiap
bulan yang dibuktikan dengan dokumen-dokumen pemakaian Forklift yang diterbitkan oleh PIHAK
PERTAMA dan telah disetujui oleh PIHAK KEDUA.
7. PIHAK PERTAMA akan membayar Biaya Sewa kepada PIHAK KEDUA terhitung sejak waktu
pemakaian dan akan dibayar selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kalender setelah Nota
Tagihan secara lengkap dan benar diterima oleh PIHAK PERTAMA .
8. Setelah PIHAK PERTAMA menerima Nota Tagihan , maka PIHAK PERTAMA akan melakukan
pembayaran dengan cara transfer ke rekening Bank PIHAK KEDUA yaitu :
Nama Rekening : PT. JAYA TRADE INDONESIA
Nama Bank : BCA Cabang raden saleh Jakarta Pusat
Account Number : 634-0045872
Currency : IDR
9. Apabila PIHAK KEDUA belum menerima pembayaran dari PIHAK PERTAMA sebagaimana Pasal 3 ayat
6, maka penyediaan Forklift akan dihentikan sementara hingga pembayaran diterima di Rekening
Bank PIHAK KEDUA sesuai dengan nomor rekening yang tercantum pada Pasal 3 ayat 8 Perjanjian
ini.
10. Para Pihak sepakat bahwa Biaya Sewa di atas sudah termasuk:
a. biaya mobilisasi dan demobilisasi Forklift.
b. biaya pemeliharaan, reparasi, perbaikan pergantian suku cadang jika ada kerusakan, Forklift
pengganti, battery dan 1 (satu) unit battery pengganti, serta kewajiban-kewajiban pembayaran
lainnya yang merupakan kewajiban PIHAK PERTAMA yang timbul dan merupakan bagian dari
Perjanjian ini.
11. Kecuali ditentukan lain oleh Para Pihak, segala implikasi/tanggung jawab perpajakan yang timbul
dari Perjanjian ini menjadi tanggung jawab masing-masing Pihak sesuai dengan peraturan
perundang-undangan di bidang perpajakkan yang berlaku di Indonesia.

PASAL 4
KEWAJIBAN DAN TANGGUNG JAWAB PIHAK KEDUA

1. PIHAK KEDUA wajib dan bertanggung jawab menyerahkan Forklift kepada PIHAK PERTAMA dalam
keadaan baik dan aman sesuai dengan standar untuk dioperasionalkan/bekerja Forklift.
2. PIHAK KEDUA wajib melakukan perawatan Forklift dan garansi service sesuai dengan jadwal
Periodic Maintenance Forklift.
3. PIHAK KEDUA wajib bertanggung jawab atas setiap kerusakan yang terjadi baik kerusakan berat
maupun kerusakan ringan yang diakibatkan oleh ausnya Forklift karena pemakaian normal
dan/atau tidak berfungsinya mesin/peralatan setiap Forklift yang disewakan. Semua biaya terkait
perbaikan dan penggantian Forklift sudah termasuk dalam Biaya Sewa kepada PIHAK KEDUA
sehingga menjadi beban dan tanggung jawab PIHAK KEDUA.
4. Dalam hal kerusakan sebagaimana diatur dalam ayat di atas, PIHAK KEDUA wajib segera
memperbaiki Forklift yang rusak dengan mengirimkan mekaniknya ke Lokasi Sewa dalam waktu 6
(enam) jam setelah PIHAK PERTAMA mengeluarkan pemberitahuan melalui telepon atau e-mail
tentang perlunya perbaikan atau terjadinya kerusakan Forklift dan mekanik PIHAK KEDUA wajib
datang ke Lokasi Sewa dan memperbaiki Forklift pada hari yang sama. Dalam hal pemberitahuan
kerusakan terjadi setelah jam 17.00 WIB, maka PIHAK KEDUA paling lambat akan mengirimkan
teknisi atau mekanik pada hari berikutnya.
5. Bila PIHAK KEDUA baru mulai melakukan perbaikan dan/atau tidak melakukan perbaikan apapun
sampai jangka waktu 6 jam sejak pemberitahuan kerusakan Forklift dari PIHAK PERTAMA
sebagaimana diatur dalam ayat 4 di atas sehingga menyebabkan PIHAK PERTAMA tidak dapat
menggunakan Forklift yang dimaksud, maka PIHAK PERTAMA berhak memotong dari total tagihan
Biaya Sewa sebesar 1 hari dari Biaya Sewa Forklift yang dihitung secara proporsional.
6. PIHAK KEDUA bertanggung jawab dan wajib menyediakan mekanik yang siap untuk segera
memperbaiki Forklift yang rusak di Lokasi Sewa, dimana setiap mekanik yang datang harus
membawa identitas dan surat penugasan dari PIHAK KEDUA.
7. Bila PIHAK KEDUA tidak dapat memperbaiki Forklift yang rusak selama 2 (dua) hari atau 2x24 jam
sejak dikeluarkannya pemberitahuan perlunya perbaikan atau terjadinya kerusakan Forklift oleh
PIHAK PERTAMA, maka PIHAK KEDUA wajib mengganti Forklift yang rusak dalam kurun waktu 1x24
jam dengan Forklift yang sesuai dengan spesifikasi yang sama sebagaimana tersebut dalam
Lampiran Perjanjian ini.
8. PIHAK KEDUA wajib mengasuransikan Forklift yang disewakan ke PIHAK PERTAMA dan PIHAK
KEDUA membebaskan PIHAK PERTAMA dari segala biaya dan kerugian yang timbul dari penyewaan
Forklift oleh PIHAK PERTAMA.
9. PIHAK KEDUA wajib menginformasikan tipe bahan bakar yang harus disiapkan oleh PIHAK PERTAMA
untuk pengoperasian Forklift dan wajib menginformasikan tata cara pemakaian Forklift beserta
larangan penggunaannya.

PASAL 5
KEWAJIBAN DAN TANGGUNG JAWAB PIHAK PERTAMA

1. PIHAK PERTAMA wajib memastikan bahwa Forklift milik PIHAK KEDUA hanya akan dioperasikan
oleh PIHAK PERTAMA dan/atau pihak yang ditunjuk oleh PIHAK PERTAMA sebagai operator untuk
kegiatan operasional PIHAK PERTAMA di dalam Lokasi Sewa.
2. PIHAK PERTAMA tidak dibenarkan mengoperasikan Forklift di lokasi lain, kecuali atas persetujuan
tertulis dari PIHAK KEDUA.
3. PIHAK PERTAMA akan mengoperasikan/menjalankan Forklift PIHAK KEDUA hanya oleh tenaga-
tenaga yang berpredikat/memiliki kualifikasi sebagai operator.
4. Selama Forklift PIHAK KEDUA disewakan kepada PIHAK PERTAMA, maka keamanan Forklift menjadi
tanggung jawab PIHAK PERTAMA.
5. Tanpa mengesampingkan ketentuan Pasal 4 ayat 3 Perjanjian, PIHAK PERTAMA bertanggung jawab
apabila terjadi kerusakan bukan karena ausnya pemakaian normal dan juga kerusakan karena
kelalaian langsung operator PIHAK PERTAMA dan/atau pihak yang ditunjuk oleh PIHAK PERTAMA
sebagai operator, dimana kerusakan tersebut tidak dicover dalam asuransi Forklift PIHAK KEDUA.
Dalam hal demikian, semua biaya yang timbul dari kerusakan sebagaimana tersebut di atas
dibebankan kepada PIHAK PERTAMA dengan ketentuan PIHAK KEDUA memberikan/menunjukkan
bukti kepada PIHAK PERTAMA bahwa asuransi Forklift PIHAK KEDUA tidak mencakup kerusakan
sebagaimana dimaksud dalam ayat ini dan PIHAK KEDUA dapat membuktikan bahwa kerusakan
tersebut adalah karena kesalahan langsung dari PIHAK PERTAMA dan/atau operator PIHAK
PERTAMA.
6. Adapun kerusakan karena kelalaian langsung operator PIHAK PERTAMA dan/atau pihak yang
ditunjuk oleh PIHAK PERTAMA sebagai operator sebagaimana dimaksud dalam ayat 5 di atas
adalah:
a. melakukan perusakan dengan sengaja atau sabotase;
b. mengangkat beban melebihi kapasitas sehingga garpu patah;
c. mencongkel sehingga garpu miring atau bengkok;
d. hilangnya aksesoris seperti: lampu-lampu dan kunci;
e. Badan Forklift patah atau penyok (lecet-lecet tidak termasuk);
f. Kabel-kabel digunting
7. PIHAK PERTAMA wajib memberikan waktu istirahat untuk Forklift yang disewa oleh PIHAK KEDUA
minimal 2 jam per hari dan wajib menaati tata cara dan larangan penggunaan Forklift.
8. PIHAK PERTAMA memberikan waktu untuk melakukan maintenance, perawatan rutin (pergantian
oli dan service kecil) 4 jam per minggu.

PASAL 6
PENILAIAN KINERJA FORKLIFT

Para Pihak sepakat untuk melakukan evaluasi kinerja dan kendala Forklift yang disewa, dimana Para
Pihak sepakat mengadakan pertemuan bersama tim di lapangan (tim mekanik dan produksi) pada setiap
6 (enam) bulan sekali guna mencari solusi bila ada permasalahan yang timbul selama Masa Sewa
Forklift.

PASAL 7
PENYERAHAN KEMBALI FORKLIFT

PIHAK PERTAMA berkewajiban menyerahkan kembali Forklift dalam keadaan baik dan dapat
dioperasikan kepada PIHAK KEDUA selambat-lambatnya dalam jangka waktu 2 x 24 jam sejak masa sewa
Forklift berakhir dan tidak diperpanjang Masa Sewanya oleh Para Pihak atau berakhirnya Perjanjian
sebagaimana diatur dalam Pasal 10 Perjanjian.

PASAL 8
KEADAAN KAHAR

1. Tidak ada pihak yang bertanggung jawab atas kegagalan menjalankan kewajibannya berdasarkan
Perjanjian ini yang disebabkan oleh Keadaan Kahar, dimana Pihak yang terkena Keadaan Kahar
harus menyampaikan pemberitahuan tertulis ke Pihak lainnya dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari
kalendar sejak terjadinya Keadaan Kahar, Keadaan Kahar mana harus langsung berpengaruh pada
atau memiliki efek pada kegagalan untuk menjalankan kewajiban serta tanggung jawabnya
berdasarkan Perjanjian ini.
2. Terkait hal di atas, Keadaan Kahar termasuk keadaan berikut:
a. Bencana alam – petir, badai, angin ribut, banjir, radiasi ;
a. Epidemi atau wabah penyakit;
b. Keadaan perang, perang saudara, konflik senjata atau terorisme, huru hara, pemogokan masal,
tindakan bersenjata oleh negara lain;
c. Nuklir, pencemaran bahan kimia atau biologis;
d. Kebakaran, ledakan, gempa bumi, dan sabotase;
e. Perubahan peraturan perundang-undangan oleh pemerintah yang mengakibatkan tidak dapat
dilanjutkannya Perjanjian ini;
f. Keadaan lain yang secara resmi dinyatakan sebagai Keadaan Kahar secara hukum dan/atau oleh
pemerintah Republik Indonesia.
3. Apabila karena alasan apapun Pihak yang terkena Keadaan Kahar tidak melaporkan terjadinya
Keadaan Kahar kepada Pihak lainnya dalam jangka waktu yang disebutkan pada ayat 1 Pasal ini,
maka kondisi Keadaan Kahar tersebut harus dianggap tidak pernah terjadi.
4. Dalam hal Keadaan Kahar sebagaimana diatur dalam pasal ini terus menerus berlangsung selama
paling sedikit 30 hari kalendar, Para Pihak harus mengadakan pembicaraan untuk mengurangi atau
menyetujui cara alternatif untuk mengatasi akibat Keadaan Kahar yang adil dan wajar bagi Para
Pihak. Namun, dalam hal Para Pihak tidak mencapai kesepakatan atas solusi atau cara alternatif
dalam jangka waktu pembicaraan tersebut, maka salah satu atau kedua Pihak berhak untuk
mengakhiri Perjanjian ini. Tata cara pengakhiran Perjanjian sebagaimana diatur dalam Pasal 10
Perjanjian ini.

PASAL 9
HUKUM YANG BERLAKU DAN PENYELESAIAN PERSELISIHAN

1. Para Pihak sepakat bahwa Perjanjian ini tunduk dan berdasar pada ketentuan hukum yang berlaku
di Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2. Apabila timbul suatu perbedaan pendapat antara PIHAK PERTAMA dengan PIHAK KEDUA
berkenaan dengan perjanjian ini, maka Para Pihak akan menyelesaikan secara musyawarah untuk
mufakat.
3. Bilamana selama Masa Sewa terjadi perselisihan diantara Para Pihak dan Para Pihak tidak dapat
mencapai kesepakatan untuk menyelesaikan perselisihan berdasarkan musyarah mufakat dalam
waktu 30 hari kerja sejak salah satu Pihak memberikan pemberitahuan secara tertulis kepada Pihak
lainnya, maka salah satu Pihak dapat menyampaikan perselisihan tersebut untuk diselesaikan di
yurisdiksi Badan Arbitrase Nasional Indonesia (“BANI”). Ketentuan di bawah ini berlaku dalam hal
penyelesaian sengketa berdasarkan Pasal ini:
a. Para Pihak dengan ini mengesampingkan hak mereka untuk mengajukan banding berdasarkan
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dan setuju bahwa putusan dari BANI merupakan putusan
yang final dan mengikat serta tidak dapat dibantah.
b. Tidak akan ada upaya hukum apapun ke pengadilan atau insititusi berwenang terkait dengan
putusan dari arbitrase dan tidak ada Pihak yang berhak untuk mengajukan tindakan hukum di
pengadilan terkait permasalahan ini, kecuali dalam rangka eksekusi atau menjalankan putusan
arbitrase.
c. Arbitrase akan diadakan di Jakarta dan dilakukan dalam bahasa Indonesia dengan majelis
arbitrase yang terdiri dari 3 orang sesuai dengan peraturan BANI.
4. Pasal ini akan terus berlaku setelah berakhirnya Perjanjian ini.

PASAL 10
BERAKHIRNYA PERJANJIAN

1. Perjanjian ini berakhir apabila satu atau beberapa kondisi dibawah ini terjadi :
a. Berakhirnya masa berlaku Perjanjian dan tidak diperpanjang oleh Para Pihak;
b. Diakhiri oleh salah satu Pihak karena Pihak lainnya melakukan salah satu atau lebih tindakan
pelanggaran Perjanjian sebagaimana diatur dalam Pasal 10 ayat 2 Perjanjian ini;
c. Terjadinya Keadaan Kahar secara terus menerus sebagaimana diatur dalam Pasal 8 ayat 4
Perjanjian ini;
d. Diakhiri bersama oleh Para Pihak.
2. Di bawah ini merupakan tindakan-tindakan pelanggaran dari Perjanjian ini, yaitu:
a. Salah satu Pihak gagal atau tidak melaksanakan satu atau lebih kewajiban dan tanggung
jawabnya berdasarkan ketentuan-ketentuan dalam Perjanjian ini;
b. Salah satu Pihak dibekukan atau dihentikan atau berhenti melakukan kegiatan usaha dan/atau
kehilangan, tidak memiliki, atau dicabut perizinan-perizinan terkait kegiatan usaha yang
diperlukan demi terpenuhinya maksud diadakannya Perjanjian ini; atau
c. Salah satu Pihak dinyatakan atau dalam proses pailit di Pengadilan, baik karena melakukan
permohonan pailit atau dimohonkan pailit oleh para krediturnya.
3. Dalam hal berakhirnya Perjanjian karena:
a. alasan sebagaimana disebutkan dalam Pasal 10 ayat 1 huruf a, Perjanjian akan berakhir otomatis
tanpa memerlukan pemberitahuan apapun;
b. alasan sebagaimana disebutkan dalam Pasal 10 ayat 1 huruf b, c dan d, Pihak yang memutuskan
Perjanjian harus menyampaikan pemberitahun tertulis paling lambat 14 hari kalendar sebelum
tanggal efektif berakhirnya Perjanjian;
4. Segala hak dan kewajiban yang telah timbul dan jatuh tempo sebelum tanggal efektif berakhirnya
Perjanjian masih tetap berlaku dan menjadi tanggung jawab dan harus dipenuhi oleh Pihak terkait
berdasarkan Perjanjian ini.
5. Pengakhiran Perjanjian ini akan tetap berlaku tanpa harus mendapatkan putusan pengadilan akan
hal tersebut dan Para Pihak sepakat untuk mengesampingkan ketentuan Pasal 1266 Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata sepanjang mengenai diperlukannya perintah pengadilan untuk mengakhiri
Perjanjian ini.

PASAL 11
LAIN-LAIN

1. Ketentuan-ketentuan dalam Perjanjian ini hanya dapat berubah setelah adanya persetujuan tertulis
dari Para Pihak.
2. Segala sesuatunya yang belum diatur dalam Perjanjian ini dan perubahan-perubahan yang dianggap
perlu oleh Para Pihak akan diatur lebih lanjut dalam perjanjian tambahan (Addendum) dan akan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian ini.
3. Setiap lampiran-lampiran dari Perjanjian ini, yang ada saat ini dan dikemudian hari, adalah satu
kesatuan yang utuh dan tidak dapat dipisahkan dengan Perjanjian ini.
4. Tidak ada satupun hak dan kewajiban dari PIHAK KEDUA yang timbul berdasarkan Perjanjian ini
yang dapat dialihkan oleh PIHAK KEDUA kepada pihak ketiga, kecuali atas persetujuan tertulis
terlebih dahulu dari PIHAK PERTAMA.
5. Para Pihak menjamin bahwa pihak-pihak yang menandatangi Perjanjian ini adalah benar-benar
pihak yang berwenang berdasarkan anggaran dasarnya dan hukum yang berlaku untuk mewakili
perusahaannya dalam melakukan perbuatan hukum ini.

PASAL 12
PEMBERITAHUAN

1. Kecuali atas pemberitahuan akan kerusakan sebagaimana diatur dalam Pasal 4, setiap
pemberitahuan, dokumen, persetujuan atau komunikasi lainnya (“Pemberitahuan”) yang berkaitan
dengan Perjanjian ini wajib dikirimkan kepada masing-masing Pihak, baik melalui (i) fax, (ii)
pengiriman langsung, atau (iii) pos tercatat dengan tanda terima dan dikirimkan ke alamat berikut
ini atau setiap alamat yang diinformasikan dari waktu ke waktu oleh Para Pihak :

a. Kepada Pihak Pertama :


PT. …………………..
Alamat : …………………..
…………………..
No. Fax/Telp :
Alamat email : -
Untuk Perhatian :
b. Kepada PIHAK KEDUA:
PT JAYA TRADE INDONESIA.
Alamat : Jalan Kramat Raya No. 144, TR/RW 007/001, Kelurahan Kenari,
Kecamatan Senen, Kotamadya Jakarta Pusat Pusat.
No. Fax/Telp : 021 314 5888/ 021 315 9999
Alamat Email :-
Untuk Perhatian :

2. Setiap Pemberitahuan telah dianggap diterima setelah adanya tanda terima daripadanya oleh Pihak
lainnya. Tanda terima wajib disertakan dalam pengiriman yang ditujukan ke kantor Pihak, yang
mana setiap pengiriman setelah jam 5 (lima) sore dianggap dikirimkan pada keesokan harinya
kecuali apabila ada perwakilan resmi dari Pihak yang ditujukan telah benar-benar menerima
Pemberitahuan tersebut pada hari kerja yang sama.

PASAL 13
PENUTUP
Perjanjian ini dibuat dan ditandatangani oleh kedua belah pihak di Jakarta dalam rangkap 2 (dua)
bermaterai yang masing-masing mempunyai kekuatan hukum yang sama dan segala sesuatunya dibuat
dengan tujuan dan itikad baik.

PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA,


PT …………………… PT JAYA TRADE INDONESIA

………………………. Padot M. Gultom


Direktur Direktur
LAMPIRAN

PERJANJIAN SEWA MENYEWA FORKLIFT

PT SIERAD PRODUCE TBK DENGAN PT JAYA TRADE INDONESIA


Nomor : .…………………..

1. Merk Yale
- Type : …………………………..
- Model : …………………………..
- Load Capacity : …………………………..
- Lifting Mast : …………………………..
- Tahun : …………………………..
- Biaya Sewa : ………………,-/bulan, tidak termasuk PPN dan PPh.
- Masa Sewa : 3 tahun, berlaku efektif sejak .. … 2018 sampai dengan …. … 2021.
Perjanjian Sewa-Menyewa Forklift akan berlanjut pada tahun kedua dan ketiga bilamana hasil
penilaian/evaluasi pada Perjanjian Sewa-Menyewa di tahun pertama dinilai berjalan dengan baik oleh
PIHAK PERTAMA.

PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA,


PT ……………………………… PT JAYA TRADE INDONESIA

…………………………………. Padot M. Gultom


Direktur Direktur

Anda mungkin juga menyukai