1. TUJUAN
Untuk memastikan bahwa tata tertib/peraturan dalam hubungan kerja yang baik telah
diatur dan tercipta
Untuk memastikan bahwa setiap pelanggaran terhadap tata tertib/peraturan
perusahaan akan dikenakan sangsi untuk mengarahkan karyawan sesuai dengan
tingkat pelanggaran tersebut.
2. RUANG LINGKUP
Semua departemen baik di corporate maupun di unit.
Prosedur ini menceritakan mulai dari pemberian peringatan lisan sampai dengan surat
peringatan
3. DEFINISI
HRD Corporate : Departemen HRD di kantor pusat holding company.
HRD Unit : Departemen HRD masing-masing unit.
SP : Surat Peringatan.
IOM : Inter Office Memo
PP : Peraturan Perusahaan
4. REFERENSI
Bentuk Surat Peringatan
Corrective Action Form
Policy Procedure
6. POLICY PROSEDUR
1. Karyawan yang melakukan pelanggaran tata tertib/peraturan akan
diberikan/dikenakan sangsi sesuai dengan tingkat pelanggaran.
2. Sangsi diberikan sebagai tindakan korektif dan pengarahan terhadap sikap dan
tingkah laku karyawan serta ditandatangani bersama antara atasan dan karyawan.
6. Surat Peringatan:
a. Surat Peringatan Pertama / SP I (berlaku selama 6 bulan)
Diberikan pada karyawan apabila setelah 2 (dua) kali teguran lisan tetapi belum
ada perubahan, atau karyawan melakukan kesalahan yang masuk kategori
pelanggaran SP I.
CAF 5.2
5.1
Teguran lisan?
Yes 5.3 No
5.4 5.5
Memanggil SP
5.13 Karyawan tersebut
karyawan
yang kena menanda tangan SP
SP tersebut lalu serahkan HR
5.6 5.7
SP
Menandatangani SP lalu Menyerahkan SP ke
serahkan kembali ke HR Dept.Head dan
Pimpinan Unit
SP
5.9 5.8
SP
Menyerahkan SP ke
Pimp. Unit untuk
ditandatangani
5.10 SP
Menandatangani SP
SP yang sudah ditanda dan Mengembalikan
tangani semua disimpan
5.12 kembali HR
SP
Proses 5.11
selesai5.13
Fi
END