Anda di halaman 1dari 47

PERANAN PR DALAM MEMPERTAHANKAN CITRA MEDAN

ZOO

OLEH :

1. META OCKTAHIA BR PANJAITAN


2. CENDY PUTRISARI BR SITEPU
3. REINHART ANTONIO BARUS
4. ESTER OCTAVIA SIHOTANG
5. RAHEL RIANTI SIREGAR
6. MUHAMMAD AKBAR

UNIVERSITAS MEDAN AREA


JURUSAN ILMU SOSIAL DAN POLITIK
PRODI ILMU KOMUNIKASI
2023
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pada artikel Indonesia Investments tahun 2016 mengatakan Indonesia memiliki tempat-
tempat menarik untuk pariwisata - wilayah pedalaman yang indah, reruntuhan budaya dan
sejarah yang menarik, pantai-pantai, kehidupan malam (Jakarta dan Bali), dan banyak lagi -
negara ini gagal menarik jumlah turis asing yang besar. Memang betul bahwa Indonesia
mungkin mencapai targetnya untuk menyambut 10 juta turis asing di 2015, namun angka ini
jauh lebih rendah dari jumlah turis yang mengunjungi negara-negara tetangga Singapura (15
juta) atau Malaysia (27 juta). Indonesia tidak kalah cantik ataupun menarik.

Artikel yang diterbitkan oleh Kominfo tahun 2015 mengatakan bahwa Pariwisata merupakan
sektor ekonomi penting di Indonesia. Sejuta keindahan alam, kultur, dan warisan leluhur
Indonesia yang orisinil adalah nilai lebih yang perlu terus kita gaungkan. Pariwisata punya
posisi strategis dalam peningkatan devisa negara. Bahkan pada tahun lalu, industri pariwisata
Indonesia mampu menyumbang sekitar US$ 10 miliar devisa negara. Posisi tersebut menjadi
nomor empat setelah minyak, batu bara dan kelapa sawitt. Pariwisata merupakan sektor jasa
berbasis kreatif. Indonesia dengan potensi pariwisata yang kaya harusnya bisa memaksimalkan
potensi yang dimilikinya sebesar-besarnya untuk kesejahteraan rakyat. Apalagi pariwisata
adalah industri yang lebih ramah lingkungan. Jika menjual keindahan alamnya saja cukup,
mengapa harus merusak atau mengambilnya.

Kebun binatang merupakan salah satu tempat wisata yang didalamnya berisi berbagai
macam binatang. Kebun binatang menjadi salah satu tempat wisata yang menjadi sasaran
masyarakat ketika waktu liburan. Bukan hanya untuk tujuan refresing saja, kebun binatang juga
bisa menjadi tempat belajar bagi anak-anak tentang sejarah dan riwayat hidup para binatang
yang kebanyakan binatang-binatang langka. Di dunia ada banyak sekali kebun binatang yang
tersebar diberbagai negara.

Kebun Binatang Medan merupakan tempat rekreasi pertama di Medan yang berkonsep
ekowisata. Kebun Binatang Medan pertama kali didirikan pada tahun 1968 oleh Yayasan Kebun
Binatang Medan yang berada dibawah naungan Pemda Tingkat II. Kebun Binatang Medan
dibangun dengan tujuan sebagai tempat konservasi dan edukasi sekaligus sebagai tempat
rekreasi keluarga yang berada di Jl. Brigjen Katamso Kelurahan Kampung Baru Kecamatan
Medan Maimun. Kebun Binatang Medan juga difungsikan sebagai hutan kota yang memberikan
kesejukan ditengah – tengah kehidupan warga kota Medan. Kemudian memasuki tahun 2005,
Kebun Binatang Medan dipindahkan ke Jl. Bunga Rampai Kelurahan Simalingkar Kecamatan
Medan Tuntungan. Hal ini dikarenakan sebagai upaya pemerintah dalam tetap menjadikan
Kebun Binatang Medan sebagai tempat yang menarik untuk dikunjungi bagi masyarakat. Selain
sebagai tempat perlindungan satwa yang terancam punah, dan tempat berbagai binatang langka,
kebun binatang berfungsi sebagai tempat rekreasi untuk semua kalangan. Kebun binatang atau
Medan Zoo adalah tempat wisata yang murah meriah dengan tarif tiket 15.000 untuk seorang
dihari weekdays dan 30.000 untuk weekend. Aktivitas yang paling menyenangkan ketika di
Kebun Binatang adalah pikinik. Bersama keluarga atau sahabat beramai-ramai menggelar tikar,
duduk bersantai, bercengkerama atau makan bekal yang dibawa dari rumah. Ini adalah hal yang
sangat seru sekali. Medan Zoo juga memiliki beberapa masalah yang harus dipecahkan sama
dengan wisata lainya. Sebagian pengunjung merasa kecewa atas kurangnya perhatian pihak
Medan Zoo kepada satwa yang ada disana. Tak hanya itu saja, beberapa pengunjung merasa
kurang prihatin terhadap bangunan yang ada pada Medan Zoo itu, juga jauh nya jarak untuk
melihat satwa satu ke satwa lainya itu harus menenmpu jarak kurang lebih 1km. hal itu
membuat sebagian pengunjung merasakan kelelahan untuk menikmati berbagai satwa yang ada
di Medan Zoo. Keadaan lingkungan yang ada di Medan Zoo juga sangat kurang menarik
dikarenakan kondisi yang kurang perhatian dari pihak pengelola Medan Zoo. Namun, sangat
disayangkan sekali objek wisata yang merupakan salah satu nya Medan Zoo yang ada di
Sumatra Utara Kota Medan ini bisa dikatakan juga masih kurangnya perhatian terhadap
kebersihan dan perawatan pemilaharaan hewan yang ada disana Munculnya berbagai asumsi
negatif terhadap Medan Zoo ini otomatis menurunkan citra dan hal ini berpengaruh pada
besaran jumlah kunjungan yang menurun tiap tahunnya.

Dalam mempertahankan citra nya pihak kebun binatang melakukan komunikasi


pemasaran guna untuk mempertahankan citra kepada masyarakat Sumatra Utara agar tetap
berkunjung. Dalam komunikasi pemasaran mencakup bidang yang sangat luas yaitu
menyangkut hubungan dengan berbagai pihak, bukan hanya menjalin hubungan baik dengan
publiknya, melainkan sudah berkembang dan berkaitan dengan bidang pemasaran produk atau
jasa.

Parawisata membutuhkan komunikasi pemasaran untuk memperkenalkan,


mempromosikan atau menjalin hubungan baik dengan khalayak. Parawisata pada era sekarang
ini sudah berkembang dengan sangat cepat, dapat dilihat dari munculnya banyak objek-objek
wisata baru. Para pengelola suatu objek wisata memiliki banyak cara untuk mempromosikan
tempat wisatanya, seperti memuat di radio, televisi, media cetak dan lain lainnya.

Teori dapat digunakan oleh seorang praktisi public relationsions untuk menjadi
pedoman pengambilan keputusan yang terkait dengan situasi dan kondisi yang sedang dihadapi
saat itu. Teori dapat digunakan oleh para praktisi untuk merencanakan program dan
menggunakan kesuksesan atau kegagalan program untuk merevisi teori. Sehingga, teori dapat
dianggap sebagai sesuatu yang dinamis. Salah satu teori yang akan di pakai yaitu :

1. Boundary Spanning

Boundary Spanning merupakan salah satu ciri dari sifat organisasi yang
merupakan sistem terbuka. Sistem terbuka disini adalah terdapatnya interaksi antara
organisasi dengan lingkungannya untuk melakukan monitoring, seleksi, dan
menghimpun informasi. Fungsi Boundary Spanning yang dapat dilakukan oleh praktisi
public relations, yaitu:

 Menjelaskan informasi tentang organisasi kepada publik (lingkungannya).


 Memonitor lingkungannya sehingga mengetahui apa yang terjadi dan
menginterpretasi isu-isu yang potensial memengaruhi aktivitas organisasi dan
membantu manajemen merespon isu-isu tersebut melalui aktivitas isu
manajemen.
 Membangun sistem komunikasi dua arah dengan publiknya agar organisasi
dapat beradaptasi dengan lingkungnnya.

2. Relationship Management Theory

Relationship management theory merupakan teori yang sangat penitng dalam


public relations karena teori ini terkait dengan fungsi dasar public relations, yaitu
aktivitas komunikasi yang menghubungkan organisasi dan publik. Teori ini berfokus
untuk membahas proses manajemen relasi antara organisasi dan publiknya, internal
maupun eksternal, sehinga teori ini dikenal sebagai pusat atau inti dari public
relations.

Salah satu upaya untuk menarik minat pengunjung adalah dengan memanfaatkan peran
public relation dengan menggunakan Strategi Marketing Public Relations (MPR). Peran
marketing public relations menjadi sangat dibutuhkan dalam sebuah perusahaan dalam
membangun simpati para konsumen sesuai dengan kebutuhan ataupun keinginan konsumen
secara efisien dan efektif. Marketing Public Relations adalah proses perencanaan dengan adanya
program agar merangsang dan menarik minat pelanggan melalui informasi dengan kesan-kesan
dalam memenuhi produk yang dibutuhkan. , marketing public relations adalah proses
perencanaan, pelaksanaan dan pengevaluasian program-program yang merangsang pembelian
dan kepuasan konsumen melalui komunikasi mengenai informasi yang dapat dipercaya dan
melalui kesan-kesan yang menghubungkan perusahaan dan produknya sesuai dengan
kebutuhan, keinginan, perhatian dan kepentingan konsumen.

Dengan demikian terlihat bahwa kegiatan public collation berhubungan erat dengan
citra perusahaan. Agar terbentuk citra perusahaan yang positif, suatu perusahaan harus
menjalankan kegiatan pabrik ration dengan baik. Dalam kegiatan public collation, suatu
program dapat dikatakan berhasil dan baik apabila program tersebut memberikan dampak yang
positif kepada khalayak nya, dan hal tersebut akan tampak dari umpan balik yang diberikan
publik atas program tersebut yaitu berupa terbentuknya citra positif perusahaan di mata publik
nya, baik publik eksternal maupun internal.

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul “
Peran PR Dalam Mempertahankan Citra Medan Zoo”.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana Peranan Public Relation dalam meningkatkan citra Medan Zoo?


2. Bagaimana pandangan masyarakat dan pengungjung terhadap Medan Zoo?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini agar mengetahui seberapa jauh peran dari seorang Public
Relation untuk melaksanakan tugas dan fungsinnya dalam mempertahankan citra
perusahaan dan mengetahui pandangan masyarakat sekitar dan pengunjung Medan Zoo.
1.4 Manfaat Penelitian

Secara umum, manfaat penelitian ini di fokuskan ke dalam empat kategori yaitu
manfaat peneliti , perusahaan, masyarakat, dan universitas Medan Area. Adapun manfaat dari
keempat kategori yang dimaksud adalah:

a. Secara peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi atau rujukan
untuk penelitian selanjutnya sebagai dalam kajian ilmu komunikasi khususnya yang
berkaitan dengan peran publik relation Dalam pencitraan Medan zoo yang ada di
Sumatera utara.
b. Secara perusahaan
Hasil penelitian ini kiranya bisa memberikan manfaat dan masukan terhadap
perusahaan sekaligus untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan dan literatur dalam dunia
komunikasi, terkhususnya terhadap Perusahaan guna meningkatkan citra perusahaan.
c. Secara masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat untuk menambah ilmu pengetahuan dan
wawasan kepada seluruh masyarakat agar kiranya masyarakat mengetahui betapa
pentingnya peranan seorang PR dalam sebuah perusahaan.
d. Secara Universitas Medan Area
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan Pengetahuan atau Wawasan tentang
mengkaji peranan pablik relation menambah ilmu penulis selama menjalani pendidikan di
fakultas ISIPOL Jurusan ilmu komunikasi Universitas Medan Area.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori

2.1.1 Publik Relations

1. Pengertian Publik Relations


Pada hakekatnya Public Relations ini merupakan metode komunikasi
yang meliputi berbagai teknik komunikasi. Dimana didalam kegiatannya
terdapat suatu usaha untuk mewujudkan hubungan yang harmonis antara
suatu badan atau perusahaan dengan publiknya. Dengan demikian dapat
disimpulkan, bahwa Public Relations merupakan suatu fungsi management.
Disini diciptakan suatu aktifitas untuk membina dan memelihara sikap budi
yang menyenangkan bagi suatu lembaga/ perusahaan disuatu pihak dengan
public dipihak lain.
Pada jurnal “Peran Penting PR di Era Digital” dituliskan oleh Arini Ulfa
tahun 2021 menuliskan Definisi Public Relations menurut Frank Jefkins
adalah : "Public Relations consist of all forms of planned communication,
outwards and Inwards, between an organization and its publics for the
purposes of Achieving specific objectives concerning mutual understanding.
Public Relations merupakan keseluruhan bentuk komunikasi yang terencana,
baik itu keluar maupun ke dalam, yakni antara suatu organisasi dengan
publiknya dalam rangka mencapai tujuan yang spesifik atas dasar adanya
saling pengertian.
Dari definisi di atas dapat dilakukan suatu analisis bahwa pada
prinsipnya Public Relations menekankan pada "suatu bentuk komunikasi".
Ini memberikan pemahaman bahwa kegiatan Public Relations adalah
kegiatan Komunikasi, dimana
komunikasi ini tekanannya pada komunikasi organisasi yang sasaran
komunikasinya adalah untuk publik di dalam organisasi dan publik diluar
organisasi, dimana landasan utama dari aplikasi komunikasi organisasi in
adalah adanya saling pengertian diantara keseluruhan publik yang
berkepentingan terhadap organisasi tersebut
Pengertian Public (publik) menurut Abdurrachman (2001:28) adalah
sekelompok orang yang mempunyai perhatian pada sesuatu hal yang sama,
mempunyai minat dan kepentingan yang sama. Publik dapat merupakan grup
kecil, terdiri atas orang-orang dengan jumlah sedikit juga dapat merupakan
kelompok besar. Biasanya individu-individu yang termasuk dalam kelompok
itu mempunyai rasa solidaritas terhadap kelompoknya, walaupun tidak
terikat oleh struktur yang nyata, tidak berada pada suatu tempat atau ruangan
dan tidak mempunyai hubungan langsung Sedangkan istilah Relations dalam
terjemahan bahasa Indonesia (dengan istilah jamak) mengandung arti adanya
hubungan timbal balik atau two-way- communication
(Abdurrachman,2001:29) Dengan demikian, public relations memiliki
pengertian hubungan antar publik dengan bersifat two-way-communication
yaitu terjadinya komunikasi timbal-balik (dua arah).
Menurut Cutlip dan Center dalam Effendy (2009:116) PR adalah fungsi
manajemen yang menilai sikap publik, mengidentifikasi kebijaksanaan dan
tata cara seseorang atau organisasi demi kepentingan publik, serta
merencanakan dan melakukan suatu program kegiatan untuk meraih
pengertian dan dukungan publik. Menurut Bettrand R Canfield, 1964, hal 4 :
Public Relations adalah fungsi manajemen dimana manajemen mengevaluasi
perilaku masyarakat, mengidentifikasi dan mencari tahu minat masyarakat
kemudian menyusun program dan melaksanakannya untuk menciptakan
pengertian di masyarakat.
Pada artikel Kompasiana tahun 2023 mengatakan “Dalam dunia bisnis
yang kompetitif, fungsi utama PR adalah menjalin keterhubungan yang
strategis dengan stakeholder. Dikutip dari casakreatif PR bertugas
membangun dan memelihara hubungan yang positif dengan para pelanggan,
mitra bisnis, investor, dan masyarakat luas. Dengan kata lain, PR berperan
sebagai jembatan komunikasi yang menghubungkan perusahaan dengan
pihak-pihak yang memiliki kepentingan terkait”.
2 Teori – teori Dalam Public Relations
Teori-teori ini dikutip dari artikel yang dituliskan oleh Aulia Rachma
Wibowo pada tahun 2017 tentang Teori- Teori dalam Public Relatuons yaitu
sebagai berikut:
 Teori Sistem.
Manusia merupakan makhluk sosial yang saling berhubungan dan
membutuhkan satu dengan lainnya, hal tersebut lah yang mendasari esensi
dari teori sistem. Karna, pada dasarnya, teori sistem memfokuskan perhatian
untuk memahami bagaimana kualitas fungsi yang dijalankan setiap sistem
dalam suatu relasi dinamis dengan sistem-sistem lainnya (Kriyantono, 2014:
77). Dengan kata lain, teori sistem mengatakan bahwa hal yang penting dari
teori ini adalah hubungan sosialnya. Hubungan sosial yang baik merupakan
hasil (output) dari suatu interaksi sosial yang dalam hal ini adalah interaksi
antara organisasi dengan publiknya.
Kriyantono (2014: 77) mengatakan bahwa apabila sistem ini diterapkan,
maka prinsip pokok yang berlaku yaitu organisasi merupakan salah satu
bagian (subsistem) dari suatu sistem sosial yang lebih kompleks, karenanya
saling berhubungan, saling tergantung, dan saling memengaruhi satu sama
lainnya. Oleh karena itu, menjalin hubungan dalam organisasi merupakan
suatu hal yang harus diperhatikan dan harus diterapkan. Sebagai suatu
sistem, organisasi juga harus memiliki karakteristik yang dimiliki setip
sistem sosial meurut Kriyantono (2014: 79), yaitu keseluruhan dan saling
bergantung (whoeleness and interdependece), hierarki (hierarchy), peraturan
sendiri dan kontrol (self-regulation and control), pertukaran dengan
lingkungan (interchange with the environment), keseimbangan (balance),
perubahan dan kemampuan adaptasi (change and adaptability), dan sama
tujuan (equifinality).
Heath (2009; dikutip di Kriyantono, 2014: 78) mengatakan bahwa teori
sistem berguna untuk memahami proses public relations. Praktisi public
relations dapat menjadikan teori ini sebagai dasar menjalin hubungan dengan
publiknya sebagaimana yang teah dikatakan oleh Grunig & Hunt (1984: 6;
dikutip di Kriyantono, 2014) bahwa definisi public relations sebagai
“management of communication between an organization and it’s public”
tersebut didasarkan pada pendekatan teori sistem atas public relations. Teori
ini juga menganggap bahwa aktivitas organisasi mengakibatkan konsekuensi
(dampak) bagi publiknya. Dengan kata lain, public relations memiliki peran
yang sangat krusial dalam menjalankan hubungan dengan publiknya dan
hasil yang akan didapat di publiknya seperti citra dan reputasi organisasi itu
sendiri.

 Boundary Spanning
Boundary spanning merupakan salah atu ciri dari sifat organisasi yang
merupakan sistem terbuka (Kriyantono, 2014: 88). Sistem terbuka disini
adalah terdapatnya interaksi anatara organisasi dengan lingkungannya untuk
melakukan monitoring, seleksi, dan menghimpun informasi. Hal tersebut
didasarkan apda pendapat Heath (2005; dikutip di Kriyantono: 88) yang
mengatakan bahwa “organisasi tidak dapat bergantung hanya pada proses
dan interaksi internal seperti yang dilakukan sistem tertutup. Organisasi
harus berinteraksi dengan kelompok lainnya.”
Kriyantono (2014: 87) menyebutkan beberapa aktivitas pelaksanaan
fungsi boundary spanning yang dapat dilakukan oleh praktisi public
relations, yaitu: Menjelaskan informasi ytentang organisasi kepada publik
(lingkungannya). Memonitor lingkungannya sehingga mengetahui apa
yangterjadi dan menginterpretasi isu-isu yang potensial memengaruhi
aktivitas organisasi dan membantu manajemen merespon isu-isu tersebut
melalui aktivitas isu manajemen. Membangun sistem komunikasi dua arah
dengan publiknya agar organisasi dapat beradaptasi dengan lingkungnnya.
 Relationship Management Theory
Relationship management theory merupakan teori yang sangat penitng
dalam public relations karena teori ini terkait dengan fungsi dasar public
relations, yaitu aktivitas komunikasi yang menghubungkan organisasi dan
publik (Kriyantono, 2014: 276). Ledingham (2005; Botan & Hazleton, 2006;
dikutip di Kriyanotno, 2014: 276) mengatakan bahwa teori ini berfokus
untuk membahas proses manajemen relasi antara organisasi dan publiknya,
internal maupun eksternal, sehinga teori ini dikenal sebagai pusat atau inti
dari public relations.
Teori relationship management theory juga dikenal seagai organization-
public relationship (OPR) (Ledingham, 2003 & 2005; Philips, 2006; Waters,
2008; dikutip di Kriyantono, 2014: 276). Ledingham (2005: 270; dikutip di
Kriyantono, 2014: 277) mendefinisikan OPR sebagai “situsi yang terjadi
diantara organisasi dan publiknya yang di dalamnya tindakan kedua pihak
dapat berdampak bagi kesejahteraan ekonomi, sosial, budaya atau politik
dari masing-masing pihak.” Selain itu, Bromm (2000, dikutip di Philips,
2003; Waters, 2008; dalam Kriyantono, 2014: 277) menyebut OPR sebagai
relasi yang “direopresentasikan oleh pola-pola interaksi transaksi,
pertukaran, dan keterhubungan antara organisasi dan publiknya.”

 Teori Matematika Komunikasi


Teori informasi ini digagas oleh dua ahli matematika yaitu Claude
Shannon dan Warren Weaver, yang menggambarkan tentang proses
komunikasi antarmanusia sebagai proses transmisi yang linier atara
komunikator kepada komunikan (Kriyantono, 2014: 131). Dalam model ini,
Shannon & Weaver juga mengenalkan beberapa konsep yang saling
berkaitan seperti konsep gangguan (noise), transmitter, sumber (source),
signal, receiver, destination, entropi, dan informasi (Kriyantono, 2014: 131).
Menurut teori informasi ini, pesan disusun oleh seseorang yang disebut
sumber informasi, yang kemudian ditransmisikan lewat trannsmiter dan
nantinya akan menjadi signal (encode) yang akan dimengerti oleh penerima,
dan kemudian pesan itu diubah menajdi signal sehingga dapat disebarkan
melalui beberapa channel atau saluran yang nantinya akan diterima dan
diubah oleh receiver menjadi pesan yang mudah dipahami oleh destination.
Dalam perjalanannya, pesan tersebut dimungkinkan akan mengalami
gangguan (noise) yang dapat memengaruhi sinyal yang dipancarkan
sehingga berpotensi mengganggu penerimaan pesan (Kriyantono, 2014:
132). Oleh karena itu, teori informasi atau matematika komunikasi ini
menyebutkan tidak ada yang dinamakan pesan yang senyatanya (real
message), tetapi yang ada hanyalah sinyal. Dalam praktiknya, teori informasi
atau matematika komunikasi ini dapat diterapkan untuk mengukur ganguan
atau hambatan yang terjadi dalam proses komunikasi antara organisasi dan
publiknya (Kriyantono, 2014: 136). Karena, adanya gagguan dapat
menyebabkan penerimaan presepsi yang berbeda antara praktisi public
relations dengan publiknya, sehingga dapat berdampak pada organisasi.

 Uncertainty Reduction Theory


Teori ini merupakan teori yang diciptakan oleh Charles Berger dan
Richard Calabrese pada tahun 1975 ini menjelaskan tentang baganimana
individu menggunakan komunikasi untuk mengurangi keragu-raguan,
memahami orang lain dan diri individu itu sendiri, dan membuat prediksi
tentang perilaku orang lain ketika berinteraksi dengan orang lain saat
pertama bertemu (Kriyantono, 2014: 139). Pada dasarnya, tujuan komunikasi
adalah untuk mengurangi ketidakpastian yang dirasakan oleh seorang
individu mengenai lingkungan dan orang-orang disekitarnya. Berger dan
Bradag (1982; Dainton & Zelley, 2005: 36; Knoblock, 2009: 976; West &
Turner, 2007: 166; dikutip di Kriyantono, 2014: 143) mengatakan bawa
terdapat dua jenis ketidakpastan yang dirasakan oleh seseorang.
Ketidakpastian yang pertama adalah ketidakpastian perilaku (behavioral
uncertainty), yaitu ketidakpastian yang berkaitan akan perilaku mana yang
seharusnya seseorang lakukan dalam suatu situasi. Ketidakpastiaan yang
kedua adalah ketidakpastian kognisi (cognitive uncertainty), yaitu
ketidakpastian yang berkaitan tentang apa saja yang seharusnya dipikirkan
tetang sesuatu atau orang lain.
Dalam praktik public relations, teori ini digunakan untuk meminimalisir
adanya ketidakpastiaan publik terhadap suatu organisasi. Pada dasarnya,
tugas public relations adalah menciptakan citra dan reputasi yang positif
mengenai organisasi kepada publiknya (Kriyantono, 2014: 146). Informasi
yang diberikan kepada publik haruslah legkap dan tidak boleh terpotong-
potong karena informasi ini lah yang akan menentukan perilaku publik
terhadap organisais. Apakah nantinya publik akan mendukung organisasi
atau mungkin justru berlainan sikap dengan organisasi. Oleh karena itu,
organisasi harus membantu publiknya untuk mngurangi ketidakpastian
dengan lebih terbuka memberikan informasi (seld-disclosure), sehingga
publik dalam keadaan berkecukupan informasi atau well informed
(Kriyantono, 2014: 146).

 Teori Excellence in Public Relations


Model ini diperkenakan oleh James Grunig dan Hunt, yang keduanya
mengidentifikasi empat model ( yang biasa disebut sebagai tipe proses
kegiatan public relations) yang diterapkan praktisi public relations dalam
menjalin hubungan dengan publik (Kriyantono, 2014: 90). Grunig & Hunt
(1984: 25; dikutip di Kriyantono, 2014: 90) mengatakan bahwa keempat
model ini merupakan “representasi tahap dalam sejarah public relations”
yang dibuat berdasarkan empat dimensi utama, ayitu arah komunikasi,
keseimbangan kepentingan antara dua pihak (tujuan), saluran, dan dimensi
etis.
1. Peran Publi Relations

Pada artikel yang dituliskan Kompasiana tahun 2023 mengatakan Public


Relations memainkan peran penting dalam mengelola krisis dan menjaga
reputasi perusahaan di era digital yang penuh tantangan dan risiko. Ketika
terjadi hal-hal yang mengancam reputasi perusahaan di internet, PR harus
bertindak cepat dan responsif untuk mengatasi masalah tersebut dengan
menggunakan strategi komunikasi yang tepat untuk mengurangi dampak negatif,
memberikan klarifikasi yang diperlukan, dan mengembalikan kepercayaan
publik terhadap perusahaan.

Artikel Sadida tahun 2021 menuliskan bahwa Peranan praktisi PR dalam


organisasi merupakan salah satu kunci penting untuk pemahaman fungi PR dan
komunikasi organisasi. Hanya dengan menjalankan peran manajer realisasi PR
yang profesional dapat tercapai, karena ada dua hal penting ketika praktisi PR
(PRO) menjalankan peranan manajerial; (1), mereka merupakan bagian dari
koalisi dominan dalam organisasi dan terlibat dalam proses pengambilan
keputusan yang memutuskan perencanaan strategik dan (2), mereka mengelola
bagian PR tapa campur tangan bagian lain dan bertanggungjawab secara penuh
terhadap programnya. Dalam peran sebagai manajer, praktisi PR lebih mudah
untuk menjalankan fungi utamanya yaitu membina hubungan harmonis antara
organisasi dengan publiknya, mengintegrasikan sikap dan perbuatan suatu
lembaga dengan sikap dan perbuatan publik atau sebaliknya.

Berbagai buku teks dalam bahasa Inggeris maupun bahasa Indonesia, selalu
menempatkan PR yang ideal baik secara fungsi maupun struktur.

Menurut Dozier dalam (Kusumastuti) peran Public Relations dapat


dibagi menjadi 2 (dua), yakni peranan managerial (communication manager
role) dan peranan teknis (communicationtechnical role). Peranan manajerial
dikenal dengan peranan di tingkat messo (manajemen) dapat diuraikan menjadi
3 (tiga) peranan, yakni expert preciber communication, problem solving
processfacilitator, dan communication facilitator. Sehingga bila dijelaskan lebih
jauh terdapat 4 (empat) peranan, meliputi:
a. Expert preciber communication; petugas PR dianggap sebagai orang
yang ahli. Dia menasihati pimpinan perusahaan/organisasi. Hubungan mereka
diibaratkan seperti hubungan dokter dan pasien.
b. Problem solving process facilitator; yakni peranan sebagai fasilitator
dalam proses pemecahan masalah. Pada peranan ini public relations melibatkan
diri atau dilibatkan dalam setiap manajemen (krisis). Dia menjadi anggota tim,
bahkan bila memungkinkan menjadi leader dalam penanganan krisis
manajemen.
c. Communication facilitator: peranan public relations sebagai fasilitator
komunikasi perusahaan/organisasi dengan publik. Baik dengan publik eksternal
maupun internal. Istilah yang paling umum adalah sebagai jembatan komunikasi
antara publik dengan perusahaan, sebagai media atau penengah bila terjadi
miskomunikasi.
d. Technician communication: di sini public relations dianggap sebagai
pelaksana teknis komunikasi. Dia menyediakan layanan di bidang teknis,
sementara kebijakan dan keputusan teknik komunikasi mana yang akan
digunakan bukan merupakan keputusan peublic relations, melainkan keputusan
manajemen dan public relations yang melaksanakannya.

peran public relation yang secara khusus ini membantu dalam proses
peningkatan citra sebuah perusahaan dimana PR sebagai jembatan antara
perusahaan dan publicnya terkait dengan program yang dijalankan perusahaan.
Depertemen public relations mengembangkan tanggung jawab menjaga
hubungan dengan investor dan analisis finansial, agen pemerintah disemua level,
kelompok masyarakat, kelompok lingkungan, dan kelompok kepentingan
lainnya, serta tenaga kerja yang makin beragam.

Peranan public relations sebagai problem solving process facilitator yang


menangani krisis dalam perusahaan merupakan peranan yang berkaitan dengan
pengembalian nama baik perusahaan setelah terjadinya krisis akibat penurunan
eksistensi perusahaan. Peranan PR diperlukan untuk mengembalikan agar krisis
tersebut dapat terpecahkan melalui kegiatan komunikasi. Sebagai komunication
fasilitator yang menjembatani perusahaan dengan publiknya, peran inilah yang
dibutuhkan untuk melakukan program pencitraan yang berhubungan dengan
public eksternal perusahaan yaitu masyarakat dan steakholder. Peranan PR
kemudian mengacu pada technician communicationyaitu melakukan kegiatan
komunikasi atas dasar kebijakan dari perusahaan.
Menurut Edward L. Bernay, dalam bukunya public Relations (1952,
University of Oklahoma Press), terdapat 3 peranan Public relationssebagaimana
dikutip oleh Rosady Ruslan, yaitu:
a. Memberikan penerangan kepada masyarakat.
b. Melakukan persuasi untuk mengubah sikap dan perbuatan masyarakat
secara langsung.
c. Berupaya untuk mengintegrasikan sikap dan perbuatan suatu
badan/lembaga sesuai dengan sikap dan perbuatan masyarakat atau sebaliknya.

Dari pemaparan defenisi dan peranan PR di atas, dapat ditarik suatu


kesimpulan bahwa ciri khas dari peran Public reltions adalah sebagai berikut:
1) Menunjukkan kegiatan tertentu (action),
2) Kegiatan yang jelas (activities),
3) Adanya perbedaan khas dengan kegiatan lain (different),
4) Terdapat suatu kepentingan tertentu (important),
5) Adanya kepentingan bersama (common interest),
6) Terdapat komunikasi dua arah timbal balik (reciprocal two ways traffic
communication).

Kemudian berdasarkan ciri khas kegiatan Public relations tersebut,


menurut, Cutlip & Center, and Canfield peran PR dapat dirumuskan sebagai
berikut:
a) Menunjang aktivitas utama manajemen dalam mencapai tujuan
bersama (fungsi melekat pada manajemen lembaga atau organisasi).
b) Membina hubungan yang harmonis antara badan atau organisasi
dengan publiknya yang merupakan khalayak sasaran.
c) Mengidentifikasi segala sesuatu yang berkaitan dengan opini, persepsi
dan tanggapan masyarakat terhadap badan atau organisasi yang di wakilinya,
atau sebaliknya.
d) Melayani keinginan publiknya dan memberikan sumbang saran
kepada pimpinan manajemen demi tujuan dan manfaat bersama.
e) Menciptakan komunikasi secara timbal balik, dan mengatur arus
informasi, publikasi serta pesan dari badan atau organisasi ke pabliknya atau
sebaliknya, demi tercapainya citra positif bagi kedua belah pihak.

Untuk menjalankan peranan seorang Public relations, sebagai petugas PR


dituntut untuk memiliki empat kemampuan yaitu:
a) Memiliki kemampuan mengamati dan menganalisis suatu persoalan
berdasarkanfakta di Lapangan, perencanaan kerja, komunikasi dan mampu
mengevaluasi suatu problematika yang dihadapinya.
b) Kemampun untuk menarik perhatian, melalui berbagai kegiatan
publikasi yang kreatif, inovatif, dinamis, dan menarik bagi publiknya sebagai
target sasarannya.
c) Kemampuan untuk mempengaruhi pendapat umum, melalui kekuatan
publik relations (power of the PR) dalam merekayasa pandangan atau opini
publik (crystallizing public opinion) yang searah dengan kebijakan organisasi
atau instansi yang diwakilinya itu dalam posisis yang saling menguntungkan.
d) Kemampuan seorang public relations menjalin suasana saling percaya,
toleransi, saling menghargai, good will dan lain sebagainnya dengan berbagai
pihak, baik publik internal maupun eksternal.

Kesimpulan dari pemaparan tentang peran Public relations secara


keseluruhan membahas tentang kegiatan atau aktivitas yang dilakukan untuk
membangun dan mempertahankan citra sebuah perusahaan.

2. Strategi Public Relations


Istilah strategi manajemen sering pula disebut rencana strategis atau
rencana jangka panjang perusahaan. Suatu rencana strategis perusahaan
menetapkan garis- garis besar tindakan strategis yang akan diambil dalam
kurung waktu tertentu kedepan.
James E. Gruning dan Fred Repper, dalam kasali mengemukakan model
strategi manajenent dalam kegiatan public relations (untuk menggambarkan dua
peran PR dalam strategi manajement secara keseluruhan dan dalam kegiatan PR
itu sendiri) melalui tujuh tahapan, dimana tiga tahapan pertama mempunyai
cakupan luas sehingga lebih bersifat analisis. Empat langkah selanjutnya
merupakan penjabaran dari tiga tahap pertama yang diterapkan pada unsur yang
berbeda-beda, yakni:
a. Tahap steakholder: sebuah organisasi/ perusahaan mempunyai
hubungan dengan publiknya bila mana prilaku organisasi tersebut
mempunyai pengaruh terhadap steakholder-nya atau sebaliknya. PR
harus melakukan survey untuk terus membaca perkembangan
lingkungannya, dan membaca prilaku organisasinya serta menganalisis
konsekuensi yang akan timbul. Komunikasi yang dilakukan secara
kontinyu dengan steakholder ini membantu organisasi untuk tetap stabil.
b. Tahap public: Public terbentuk ketika organisasi/ perusahaan
menyadari adanya problem tertentu. Pendapat ini berdasrkan hasil
penelitian Gruning dan Hunt, yang menyimpulkan bahwa public muncul
sebagai akibat adanya problem dan bukan sebaliknya. Dengan kata lain
public selalu eksis bila mana ada problem.
c. Tahapan isu: public muncul sebagai konsekuensi dari adanya problem
selalu mengorganisasi dan menciptakan isu. PR perlu mengantisipasi dan
responsip terhadap isu-isu tersebut. Langkah ini dalam manajement
disebut issues management. Pada tahap ini media memegang peranan
sangat penting karena media akan mengangkat suatu pokok persoalan
kepada masyarakat dan masyarakat akan menanggapinya.
d. PR perlu mengembangkan objektiv pormal seperti komunikasi,
akurasi, pemahaman, persetujuan dan perilaku tertentu terhadap program-
program kampanye komunikasinya.
e. PR harus mengembangkan program resmi dan kampanye komunikasi
yang jelas untuk menjangkau objektive di atas.
f. PR khususnya para pelaksana, harus memahami permasalahan dan
dapat menerapkan kebijakan kampanye komunikasi.
g. PR harus melakukan evaluasi terhadap efektivitas pelaksanaan
tugasnya untuk memenuhi pencapaian objektif dan mengurangi konflik yang
muncul dikemudian hari.

Untuk menentukan strategi perlu adanya perumusan strategi yang jelas,


langkah-langkah yang diperlukan adalah
1) Mengenal Khalayak
Dalam proses komunikasi, komunikator harus mengenal dengan baik
khalayak atau komunikan, sehingga antara komunikator dan khalayak
dapat saling mempengaruhi dan komunikasi aktif.
2) Menyusun Pesan
Setelah mengenal khalayak dan situasinya, maka langkah selanjutnya
dalam perumusan strategi adalah menyusun pesan, yaitu dengan
menentukan tema dan materi. Syarat utama dalam mempengaruhi
khalayak dari pesan tersebut ialah mampumembangkitkan perhatian
dari khalayak terhadap pesan-pesan yang disampaikan. Hal ini sesuai
dengan rumus klasik AIDDA (Attention, Interest, Desire, Decision,
and Action). Artinya dimulai dengan membangkitkan perhatian
(attention), kemudian menumbuhkan minat dan kepentingan (interst),
sehingga khalayak memiliki hasrat (desire) untuk menerima pesan
yang dirangsangkan oleh komunikator dan akhirnya diambil
keputusan (decision) untuk mengamalkannya dalam tindakan
(action). Jadi proses pesan tersebut harus bermula dari perhatian,
sehingga pesan komunikasi yang tidak menarik perhatian tidak akan
terciptakan efektifitas.
3) Menetapkan Metode
Untuk mencapai efektivitas dari suatu komunikasi selain tergantung
dari kemantapan isi pesan yang diselaraskan dengan kondisi khalayak
dan sebagainya, maka juga dipengaruhi oleh metode-metode
penyampaian pesan kepada sasaran.
4) Penggunaan Media
Media sebagai alat penyalur ide dalam rangka merebut pengaruh
dalam masyarakat, sebab lain media massa dapat menjangkau jumlah
besar khalayak, media juga mempunyai fungsi sosial dan kompleks.
Dengan menggunakan media semua informasi yang dimiliki
perusahaan lembaga dapat tersebar luas ke seluruh lapisan
masyarakat secara serentak dan serempak pada saat bersamaan.
Adapun media yang digunakan dalam pers (surat kabar), radio, film,
dan televisi.

Menurut Ahmad S. Adnanputra, MA., MS. dalam naskah work shop yang
berjudul Public Relations Strategy, menyatakan bahwa arti strategi adalah
bagian terpadu dari suatu rencana (plan) sedangkan rencana merupakan produk
dari suatu perencanaan (planning), yang pada akhirnya perencanaan salah satu
fungsi dari proses manajemen, planning, communication dan evaluation. Yang
dijelaskan sebagai berikut:
a) Fact findingyaitu mencari dan mengumpulkan data atau fakta sebelum
mengumpulkan tindakan. Yakni sebelum melakukan suatu tindakan maka
praktisi public relations hendaknya mengetahui apa yang diperlukan oleh
publiknya, siapa saja yang termasuk dalam publik, dan bagaimana keadaan
publik dilihat dari berbagai faktor.
b) Planning (rencana) adalah membuat rencana tentang apa yang harus
dilakukan oleh praktisi public relations dalam menghadapi berbagai masalah
berdasarkan fakta yang ada.
c) Communication setelah menyusun rencana dengan baik sebagai hasil dari
pemikiran tadi kemudian dikomunikasikan atau dilakukan kegiatan secara
operasional.
d) Evaluation adalah mengadakan evaluasi kegiatan yang telah dilakukan,
apakah tujuan yang diinginkan sudah tercapai atau belum. Dari hasil
evaluasi yang dilakukan ini menjadi dasar kegiatan public relations
berikutnya.
Dari keterangan di atas maka istilah strategipublicrelationsdisebut juga
dengan strategi manajemen yang sering pula disebut rencana strategis atau
rencana jangka panjang perusahaan. Suatu rencana strategis perusahaan
menetapkan garis- garis besar tindakan strategi yang akan diambil dalam kurun
waktu tertentu ke depan.

Menurut H. Fayol StrategiPR dilakukan dengan beberapa langkah:


a. Membangun identitas dan citra perusahaan (Building corporate
identity and image)
1) Menciptakan identitas dan citra perusahaan yang positif.
2) Mendukung kegiatan komunikasi timbal balik dua arah dengan
beberapa pihak.
b. Menghadapi krisis (Facing of Crisis)
Menangani keluhan (complaint) dan menghadapi krisis yang terjadi
dengan membentuk manajemen krisis dan PR Recovery of image yang
bertugas memperbaiki Lost of image and demage.
c. Mempromosikan aspek kemasyarakatan (Promotion public causes).
1) Mempromosikan yang menyangkut kepentingan publik.
2) Mendukung kegiatan kampanye sosial.

Selanjutnya menurut Harwood Childs, ada beberapa strategi dalam


kegiatan public relations untuk merancang suatu pesan dalam bentuk
informasi atau berita, yaitu :
(1) Strategy of Publicity
Melakukan kampanye untuk penyebaran pesan (message) melalui
proses publikasi suatu berita dan melalui kerja sama dengan berbagai
media massa. Selain itu mengunakan taktik merekayasa suatu berita
akan dapat menarik perhatian audience, sehingga akan menciptakan
publisitas yang menguntungkan.
(2) Strategy of Persuation Berkampanye untuk membujuk atau
menggalang khalayak melalui teknik sugesti atau persuasif untuk
mengubah opini publik dengan mengangkat segi emosional dari suatu
cerita, artikel atau features berlandaskan humanity interest.
(3) Strategy of Argumantion Strategipublic relations untuk
mengantisipasi berita negatif yang kurang mengguntungkan (negative
news), kemudian dibentuk berita tandingan yang mengemukakan
argumentasi yang rasional agar opini publik tetap dalam posisi yang
menguntungkan. Dalam hal ini kemampuan public relations
komunikator yang handal diperlukan untuk mengemukakan suatu
fakta yang jelas dan rasional dalam mengubah opini publik melalui
berita yang dipublikasikan.
(4) Strategy of Image Bagaimana public relations menciptakan pubilikasi
non komersial dengan menampilkan kepedulian terhadap lingkungan
dan social (humanity relation and social marketing) yang
menguntungkan citra bagi lembaga atau organisasi secara
keseluruhan (corporate image).

2.1.2 Faktor Pendukung dan Penghambat Peranan Public relations


Meningkatkan Citra
Adapun faktor pendukung dan penghambat strategi publik relations adalah:
1. Faktor pendukung adalah segala faktor yang menjadi keunggulan public
relation dalam melakukan aktivitasnya. Hal ini meliputi:
a. Fasilitas pelayanan,
b. Event atau program khusus,
c. Promosi.
2. Faktor penghambat adalah segala faktor-faktor yang menjadi kelemahan public
relations. Hal ini meliputi:
a. Kebijakan institusi/perusahaan,
b. Kurangnya skill,
c. Pendanaan.
2.1.3 Citra Perusahaan
1. Pengertian Citra
Menurut Ardianto & Soemirat, citra adalah kesan yang diperoleh seseorang
berdasarkan pengetahuan dan pengertiannya tentang fakta-fakta atau kenyataan.
Untuk mengetahui citra seseorang terhadap suatu obyek dapat diketahui dari
sikapnya terhadap obyek tersebut. Pengertian citra menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia dalam Ardianto & Soemirat adalah
a. kata benda: gambar, rupa, gambaran
b. gambaran yang dimiliki orang banyak mengenai pribadi, perusahaan,
organisasi atau produk;
c. kesan mental atau bayangan visual yang ditimbulkan oleh sebuah kata,
frase atau kalimat, dan merupakan unsur dasar yang khas dalam karya prosa atau
puisi.

Citra yang positif bagi sebuah perusahaan sangat penting karena jika citra
tersebut sudah didapatkan maka masyarakat akan menerima dengan baik produk
atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut dan dalam hal ini fungsi seorang
Public Relations sangat diperlukan.
Menurut bill canton dalam sukatendel mengatakan bahwa citra adalah “image:
the impression, the feeling, the conception which the public has of an object, person
or organzation”(citra adalah kesan perasaan, gambaran diri public terhadap
perusahaan: kesan yang dengan sengaja diciptakan dari suatu objek, orang atau
organisasi). Jadi dalam sebuah perusahaan sangat perlu diciptakan agar bernilai
positif karena merupakan sebuah aset perusahaan.

2. Jenis-Jenis Citra
Menurut Jefkins dalam Ardianto & Soemirat, jenis-jenis citra ada 4 dapat
dijabarkan sebagai berikut, yaitu:
a. the mirror image (cerminan citra), yaitu bagaimana dugaan (citra)
manajemen terhadap publik eksternal dalam melihat perusahaannya.
b. the current image (citra masih hangat), yaitu citra yang terdapat pada
publik eksternal, yang berdasarkan pengalaman atau menyangkut miskinnya
informasi dan pemahaman publik ekternal. Citra ini bisa saja bertentangan
dengan mirror image.
c. the wish image (citra yang diingiinkan), yaitu manajemen menginginkan
pencapaian prestasi tertentu. Citra ini diaplikasikan untuk sesuatu yang baru
sebelum publik eksternal memperoleh informasi secara lengkap.
d. the multiple image (citra yang berlapis), yaitu sejumlah individu, kantor
cabang atau perwakilan perusahaan lainnya dapat membentuk citra tertentu
yang belum tentu sesuai dengan keseragaman citra seluruh organisasi atau
perusahaan.

Frank jafkins dalam bukunya yang berjudul public relations yang


disempurnakan oleh Daniel Yadin menambahkan citra menjadi lima yaitu citra
perusahaan (corporate image) , citra perusahaan adalah citra dari suatu organisasi
secara keseluruhan, jadi bukan sekedar citra atas produk dan pelayanan.

Citra perusahaan ini terbentuk dari banyak hal, seperti sejarah atau riwayat
hidup perusahaan yang gemilang, keberhasilan dan stabilitas dibidang keuangan,
kualitas produk, keberhasilan ekspor, hubungan indutri yang baik, reputasi sebagai
pencipta lapangan kerja, kesediaan turut memikul tanggung jawab sosial, dan
komitmen mengadakan riset. Citra perusahaan jelas dijelaskan salah satunya dengan
menerapkan memikul tanggung jawab sosial sebuah perusahaan. Kebarhasilan
prestasi sebuah perusahaan atas pencapaian citra positif berhubungan erat dengan
adanya tanggung jawab perusahaan kepada public. Citra perusahaan bukan hanya
dilakukan seorang public relations sendirian, tetapi prilaku seluruh unsur perusahaan
(karyawan, manajer, dan lainnya) ikut andil dalam pembentukan citra ini, baik
disadari atau tidak. Perilaku ini berkaitan dengan tugas pelayanan atau tidak.

Citra korporat adalah keseluruhan yang dibangun dari semua komponen


(tubuh) perusahaan, seperti kualitas produk, keberhasilan ekspor, kesehatan
keuangan, prilaku karyawan, tanggung jawab sosial terhadap lingkungan . citra
positif merupakan langkah penting menggapai reputasi perusahaan dimata khalayak.
Ada empat lapis reputasi yang perlu dikelola public relations yakni reputasi produk
dan jasa yang ditawarkan, reputasi corporate dan reputasi industri.
Corporate image dibangun dari empat area, yaitu
a. produk/ service (termasuk kualitas produk, costomer care)
b. social responsibility, corporate citizenship, ethical behavior dan community
affairs.
c. Comminications(iklan, public relations, personal communications, brosur dan
program-program identitas korporate).

3. Proses Pembentukan Citra


Proses pembentukan citra dalam struktur kognitif yang sesuai dengan pengertian
sistem komunikasi dijelaskan oleh john S. Nimpoeno, dalam laporan penelitian
tentang tingkah laku konsumen, seperti yang dikutip Denasaputra, sebagai berikut:
Model
Pembentukan Citra
Pengalaman mengenai

simulasi

Public relations digambarkan sebagai input-output, proses intern dalam model


ini adalah pembentukan citra, sedangkan input adalah stimulus yang diberikan dan
output adalah tanggapan atau perilaku tertentu. Citra itu sendiri digambarkan melalui
persepsi kognisi-motivasi-sikap. Model pembentikan citra ini menunjukkan bagaimana
stimulus yang berasal dari luar diorganisasikan dan mempengaruhi respons. Stimulus
(rangsangan) yang diberikan pada individu dapat diterima atau ditolak.

2.2 Berdasarkan hasil penilitian dapat Penelitian Terdahulu


a. Penelitian yang dilakukan Amelia Desnita dengan judul
“Peranan Humas Kebun Binatang Bandung Pada Penanganan
Krisis Manajemen Dalam Meningkatkan Citra Dikalangan
Publik”. Tahun 2020. diperoleh kesimpulan bahwa Humas
Kebun Binatang Bandung memiliki tugas untuk mengevaluasi
apa saja kekuatan Kebun Binatang Bandung, kelemahan dan
juga ancaman yang mungkin menhadang Kebun Binatang
Bandung, namun selain hal tersebut humas Kebun Binatang
Bandung pun menjadi penyedia ide dalam rangka perbaikan
Kebun Binatang Bandung ke arah yang lebih baik contohnya
humas Kebun Binatang Bandung yaitu sumbangsih ide untuk
melakukan renovasi pada beberapa sarana prasarana yang ada
di Kebun Binatang Bandung, kegiatan yang dilakukan selain
hal – hal yang telah disebutkan peneliti adalah adanya event-
event, seperti ketuk tilu, zoo educator, kemudian animal show
dan beberapa kegiatan yang lainnya, melalui kegiatan yang
dilakukan oleh Kebun Binatang Bandung tersebut ada pesan –
pesan tersirat yang disampaikan oleh Kebun Binatang Bandung
seperti sayangi satwa bantu pelihara satwa yang ada di Kebun
Binatang Bandung dengan cara jangan memberi satwa makan
dengan makanan yang kita makan, media publikasi yang
digunakan oleh pihak Kebun Binatang Bandung dalam
mempublikasikan kegiatan – kegiatan yang dilakukan dan
pesan – pesan yang disampaikan Kebun Binatang Bandung
melalui dua media yaitu media konvensional dan modern
seperti media tersebut digunakan tergantung kebutuhan dari
target yang menjadi segmentasi Kebun Binatang Bandung itu
sendiri.
b. Penelitian yang dilakukan Anisah Putri Nasution dengan judul
“Strategi Komunikasi Pemasaran Central Park Zoo Deli
Serdang Dalam Mebnagun Kepuasan Pengunjung”. Tahun
2021. Dari hasil penilitian dapat disimpulkan bahwa
Central Park Zoo memantaatkan media sosial Instagram untuk
mempromosikan dan memperkenalkan wisata kepada
masyarakat. Strategi in dilakukan karena pihak Central Park
Zoo mengganggap media sosial Instagram mempunyai daya
tarik yang sangat kuat dikalangan masyarakat sekarang. Hal ini
dibuktikan dengan meningkatnya jumlah
followersInstagramCentral Park Zoo sebanyak 18,8rb pengikut
dan mereka juga melakukan live di Instagram Centra Park Zoo
untuk mengenalkan atau menarik masyarakat luas untuk
mengunjungi Central Park Zoo. Mereka turn langsung
kelapangan untuk memperkenalkan Central Park Zoo kepada
masyarakat Pancur Batu dan Brastagi sekitarya dengan
membagikan brosur kepada masyarakat.Central Park Zoo
memberikan penawaran menarik saat Soft Opening dengan
memberikan vocer salah satunya seperti menginap di Resort
Central Park Zoo dan akan mendapatkan gratis masuk ke kebun
binatang Central Park Zoo.
c. Penelitian yang dilakukan Irza Maulana Azhari dan Fitria
Widiyani Roosinda dengan judu “ Strategi Marketing Publik
Relations Dalam Rebranding Kebun Binatang Surabaya
Melalui Pengoptimalan Akun Instagram
@KebunBinatangSurabaya”. Tahun 2018. Berdasarkan hasil
penelitian dan analisis data yang telah peneliti lakukan terkait
dengan Strategi Marketing Public Relation dalam Rebranding
Kebun Binatang Surabaya melalui Pengoptimalan akun
Instagram @kebunbinatangsurabaya dapat disimpulkan sebagai
berikut : Rebranding kebun binatang surabaya yang
dioptimalkan melalui akun Instagram @kebunbinatangsurabaya
melalui postingan dan juga uploadan videonya dimantaatkan
dengan baik serta memberikan informasi, edukasi dan hiburan
secara langsung dan disajikan menjadi satu dengan
memanfaatkan fitur - fitur instagram yang menarik perhatian
masyarakat untuk ikut melihat dan secara tidak langsung
menarik masyarakat untuk melindungi dan menjaga hewan
satwa yang dilindungi di PDTS Kebun Binatang Surabaya. Pull
Strategi adalah Strategi untuk menarik konsumen yang
dilakukan oleh publik relation kebun binatang surabaya
menggunakan pull strategi atau strategi menarik konsumen
melalui serangkaian aktivitas pemberian informasi dengan
metode
komunikasi yang interaktif antara PDTS kebun binatang
surabaya dengan Konsumenn va.Dengan memberikan informasi
melalur akun instagran @kebunbinatangsurabaya menjadi
upaya yang digunakan oleh kebun Binatang Surabaya sebagai
pengoptimalan pengunaan sosial media instagram.Push
Strategi, Kebun binatang surabaya menggunakan push strategi
yang merupakan upaya branding dalam meningkatkan
penjualan tike dengan memperluas jangkauan dengan tujuan "
mencari dan menemukan" calon konsumen yang berminat
terhadar produk yang ditawarkan.Pass Strategi, Kebun binatang
surabaya juga menggunakan pass strategi marketing public
relation yang bertujuan untuk mendukung pencapaian
pemasaran melalui bentuk opini postif dari public terhadap
branding kebun binatang surabaya. Pass strategi merupakan
upaya yang dilakukan ketika suatu instansi telah menjangkau
pasar yang
luas schingga opini yang terbentuk dari konsumen ataupun
masyarakat umum dapat mendukung penjualan tiket secara
luas.
d. Penelitian yang dilakukan Aulia Revaldi dengan judul “Peranan
Internal Public Relation Dalam Membentuk Citra Kebun Raya
Baturraden” dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Peranan yang dilakukan oleh internal public relation
Kebun Raya Baturraden terbagi menjadi tiga, yaitu
peranan sebagai informator, peranan sebagai fasilitator,
dan peranan sebagai pelayanan. Peranan sebagai
informator dan fasilitator cukup baik dilakukan oleh
internal public relation terhadap pengunjung karena
terdapat dalam kategori sedang. Peranan sebagai
pelayanan (pelayanan SMILE) dilakukan dengan baik
oleh internal public relation terhadap pengunjung karena
terdapat dalam kategori tinggi. Peranan internal public
relation yang berpengaruh terhadap pembentukan citra
Kebun Raya Baturraden adalah peranan sebagai
fasilitator dan peranan sebagai pelayanan.
2. Strategi yang dilakukan oleh internal public relation
Kebun Raya Baturraden terbagi menjadi tiga, yaitu
strategi publikasi media elektronik, strategi publikasi
media cetak, dan strategi publikasi media interpersonal.
Publikasi media elektronik terdapat dalam kategori rendah
dan tergolong kurang efektif karena tidak semua
pengunjung dapat mengakses internet setiap harinya.
Publikasi media cetak terdapat dalam kategori sedang dan
tergolong cukup efektif karena sebagian besar pengunjung
pernah melihat media cetak yang tersedia di Kebun Raya
Baturraden. Publikasi media interpersonal terdapat dalam
kategori tinggi dan tergolong efektif untuk pengunjung
karena memberitahu atau diberitahu mengenai informasi
Kebun Raya Baturraden. Strategi internal public relation
yang berpengaruh terhadap pembentukan citra Kebun
Raya Baturraden adalah strategi melalui publikasi media
elektronik dan publikasi media cetak.

e. Penelitian yang dilakukan Alfia Retna Windriati yang berjudul


“Peran Public Relation Dalam Membangun Citra Di Atlantis
Land Surabaya”. Tahun 2019. Diperoleh beberapa kesimpulan
diantaranya ialah proses pertama adalah mendefinisikan
permasalahan dalam proses sebuah dengan menggunakan
analisis situasi yang dilakukan public relations Atlantis Land
permasalahan yang ditemukan peneliti yaitu public relations
Atlantis Land berperan dalam pembangunan citra in karena
statusnya vang masih tergolong wahana wisata baru di
Surabaya. Selain itu dengan melakukan pembangunan citra
secan tidak langsung Atlantis Land ikut me re-branding
Kenjeran Park karena derstatis satu wilayah dan naungan
perusahaan PT. Granting Jaya Menurut Cutlip, Center dan
Broom Tahap yang kedua vailu melakukan perencanaan dan
pemrograman. Peneriti menyimpulkan bahwasannya untuk
wahana wisata yang tergolong baru sebuah promosi merupakan
hal wajib yang harus dilakukan supava masvarakat mengetahm
perkembangan apa saja yang dilakukan Atlantis Land dalam
membangun citra. Ferencanaan program tersebut diantaranva
vaitu mengadakan event, digital advertising. membangun relasi,
perbaikan infrastruktur. Tahap yang ketign dari pisau konsep
Cutlip, Center dan Broom yaitu tindakan dan komunikasi.
Dapat disimpulkan bahwasannya dari program yang dibentuk
seperti mengadakan event, digital advertising, membangun
relasi dan perbaikan infrastruktur merupakan sebuah Tindakan
untak mengenalkan Atlantis Land di masyarakat luas. Setelah
Atlantis Land dikenal di masyarakat, maka akan lebih mudah
untuk mencapai tujuan Atlantis Land yaitu sebagai satu-satunya
dunia fantasi yang ada Surabaya. Dan yang terakhir jalah
evaluasi. Dari tahap evaluasi dapat ditarik kesimpulan
bahwasannya untuk membangun sebuah citra memerlukan
proses yang panjang karena untuk wahana yang baru berstatus
soft opening, perbaikan maupun evaluasi akan terus dilakukan
dengan cara meningkatkan pelayanan serta kualitas sehingga
terbentuk tingkat kepuasan dari pengunjung. Selain itu, promosi
secara rutin dan pembenahar infrastruktur diharapkan
masyarakat menilai positif program yang digagas public
relations untuk membangun sebuah citra Atlantis Land.

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian Kualitatif


Dalam penelitian in, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian
kualitatif adalah jenis penelitian yang menjelaskan fenomena dengan
sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data.
Pendekatan kualitatif menurut Kirk dan Miller dalam buku Metode
Penelitian Kualitatif alah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang
secara fundamental bergantung dari pengamatan pada manusia, baik dalam
kawasannya maupun peristilahannya. Dari beberapa macam penafsiran,
maka pengertian secara umum dari penelitian kualitatif adalah, penelitian
yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang
dialami ole subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi motivasi, tindakan,
dan lain sebagainya, secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk
kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dengan
memanfaatkan berbagai metode alamiah.
3.2 Subjek Dan Objek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah Public Relation Medan Zoo. Adapun
objek penelitiannya adalah Peran Public Relation dalam mempertahankan
citra Medan Zoo.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka peneliti
menggunakan beberapa metode dalam proses pengumpulan data. Adapun
data yang digunakan untuk mengumpulkan data di lapangan adalah metode
observasi, wawancara dan dokumentasi.
a. Metode Observasi
Merupakan teknik pengumpulan data dimana peneliti mengadakan
pengamatan secara langsung dan pencatatan terhadap gejala-gejala
subjekyang diteliti baik pengamatan itu dilakukan di dalam situasi
sebenarnya maupun dilakukan dalam situasi buatan, yang khusus diadakan.
Tujuan pokok dari observasi juga langkah untuk menyajikan kembali
gambaran-gambaran sosialuntuk mendapatkan
realitas penemuan-penemuan secara keseluruhan dari seorang sumber.
Dalam Observasi peneliti telah melihat dan mengamati langsung bagaimana
proses yang terjadi dibeberapa zoo dalam mengembangkan zoonya.
b. Metode Wawancara (interview)
Dalam melakukan wawancara, perlu dingat bahwa pewawancara ingin
mengetahui sika dan pendapat responden Metode Ini berarti salah satu cara
pengambilan data dengan menanyakan sesuatu pada seseorang yang
dijadikan sumber untuk mengumpulkan informasi. Dalam proses wawancara
ini peneliti menggali informasi dengan pihak Medan Zoo dan masyarakat
yang berada tidak jauh dari Medan Zoo tersebut.
Peneliti akan wawancara secara bertahan dengan:
1) Manager public relations dari Medan Zoo
2) Pengunjung dari Medan Zoo
3) Masyarakat sekitar
c. Metode Dokumentasi

Selain teknik pengamatan dan wawancara, demi memndukung


penelitian lebih akurat peneliti menggunakan teknik dokumentasi yang
dimana selain dari proses observasi dan wawancara yang dilakukan oleh
peneliti, peneliti juga menggunakan tekhnik dokumuntasi yang dilakukan
untuk menambah keakuratan data yang diproleh dokumen merupakan
sumber informasi yang bukan manusia (non human resources). Dokumentasi
ini berupa arsip-arsip organisasi,berkas-berkas,dokumen,jumlah
anggota,tingkat pendidikan anggota,danyang lainnya yang dapat dijadikan
objek penelitian oleh peneliti.

Metode dokumentasi in merupakan cara untuk mengumpulkan data secara


langsung ditempat atau objek penelitian dalam bentuk gambar atau foto,
laporan kegiatan maupun data yang relevan dengan penelitian dan memper
mudah peneliti dalam menyusun dan memaparkan kondisi tempat lokasi
penelitian.
d. Teknik Analisis Data
Penelitian ini dalam analisi data menggunakan metode deskriptif
kualitatif. metode deskriptif adalah metode analisis yang menghasilkan data
deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan,meringkas berbagai
kondisi, berbagai situasi, atau berbagai fenomenarealita sosial yang ada di
masyarakat yag menjadi penelitian dan berupaya menarik realitas itu
kepermukaan sebagai situasi ciri,karakter, model,sifat, tanda atau gambaran
tentang kondisi,situasi, ataupun fenomena tertentu. Penelitian ini
menggunakan metode deskriptif analitis, yaitu data yang meliputi proses
pengumpulan dan penyususnan data, selanjutnya data yang suadah
terkumpul dan tersusun sehingga memperoleh pengertian data yang jelas dan
dilaporkan secara kualitatif untuk memperoleh kesimpulan tentang
bagaimana Peranan Public Relation Dalam Mempertahankan Citra Medan
Zoo.

BAB III

3.1 SEJARAH BERDIRINYA PERUSAHAAN

Pada awalnya kebun binatang Medan didirikan dilahan seluas 3, 1 ha di jalan


brigjen katamso pada tanggal 17 agustus 1968, namun dengan dikeluarkannya surat dari
PEMKO Medan tentang peresmian kebun binatang, maka pada akhir maret tahun 2005
dilaksanakan pengrelokasian Kebun Binatang kelokasi yang baru dijalan Bunga Rampai
IV No.100 kelurahan Simalingkar B, kecamatan medan tuntungan.

Kebun binatang yang baru tersebut di bangun di lahan sebesar 30 ha dan secara
luas lahan telah memenuhi standart kebun Binatang. Pada hakekatnya Kebun Binatang
Medan didirikannya sebagai wadah konservasi, edukasi, penelitian dan rekreasi. Oleh
karena itu pula, Kebun Binatang ini dijadikan masyarakat kota Medan sebagai wahana
objek wisata.

Di tempat ini terdapat berbagai hewan yang di pamerkan seperti : gajah,


harimau, buaya, rusa, burung, kuda, monyet, ayam, ular, biawak, beruang, orang utan,
siamang dan banyak hewan lainnya. Berdasarkan data yang di peroleh dari
kebun binatang Medan total inventaris satwa di Kebun binatang berjumlah 161 ekor
yang terdiri dari 48 spesies dan 3 kelas.

Dalam catatan sejarahnya Kebun binatang Medan pernah memperoleh beberapa


penghargaan yang gemilang, hasil yang pernah diperoleh Kebun Binatang Medan
seperti penghargaan dari sapta pesona tahun 2011 dalam hal kebersihan toilet, kemudian
peningkatan jumlah pengunjung setiap tahunnya dan hasil yang paling membanggakan
adalah saat Kebun binatang Medan berhasil mengembangbiakkan Harimau Sumatra
dengan kelahiran tiga ekor satwa liar tersebut di Kebun binatang Medan yang
gambarnya saat ini dijadikan logobaruKebun binatang Medan.

Saat peresmian nama ketiga Satwa baru tersebut bapak Rahudman Harahap
selaku Walikota Medan pada tahun 2012 juga hadir dan ikut serta memberikan pidato
khusus.
Selain aneka ragam satwa Kebun Binatang Medan juga bermanfaat sebagai lahan
pelestarian Tumbuhan hidup yang berguna sebagai hutan kota Medan dan sarana
rekreasi penyediakan aneka fasilitas permainnan, sebagai sarana hiburan bagi para
pengunjung.

3.2 KARAKTER SUBJEK PENELITIAN


Setelah menjabarkan hal-hal yang melatarbelakangi penelitian, teori-teori
yang telah mengukuhkan penelitian, dan metode penelitian yang digunakan,
maka pada bab ini dipaparkan mengenai hasil dari penelitian. Hasil
penelitian akan dijabarkan berdasarkan hasil wawancara, observasi dan
dokumentasi. Pembahasan dalam bab ini didapat melalui hasil pengumpulan
data melalui studi dokumentasi, observasi, wawancara terhadap informan
yang dibutuhkan dalam penelitian, serta diskusi yang terfokuskan terhadap
masalah yang diteliti. Pada bab hasil penelitian dan pembahasan ini, akan
menguraikan berbagai hal mengenai hasil wawancara pada bulan juli 2023
yang dilakukan di beberapa jalan yang berada di medan.
Untuk tahap analisis yang dilakukan oleh peneliti adalah membuat
daftar pertanyaan untuk wawancara, pengumpulan data, dan melakukan
analisis data yang dilakukan sendiri oleh peneliti. Untuk dapat mengetahui
Dampak siaran tv digital terhadap perilaku menonton masyarakat . Hasil
penelitian ini diperoleh dengan teknik wawancara yang mendalam dengan
narasumber sebagai bentuk pencarian data dilapangan yang kemudian
peneliti analisis, berikut merupakan tabel jadwal wawancara yang dilakukan
oleh peneliti :

Tabel 4.1
Data Wawancara
Nama Alamat Gender Agama Etnis Pekerjaan
Informan
Ibu Rotua Jl. Jamin Wanita Kristen Batak Ibu Rumah
Ginting Gg. Tangga
pribadi
Pak Edi Jl. Yos Pria Kristen Batak Pedagang
Sudarso ikan
No.15
Ibu Jl. Wanita Kristen Katolik Ibu Rumah
Rumondang Flamboyan Tangga
Raya
Pak Gilang Jl. Pria Islam Jawa Wiraswasta
Flamboyan
Raya
Pak Pernius Jl. Gatot Pria Kristen Batak Manager
Harefa Subroto Gg. dan Humas
Amal

4.3 Hasil Penelitian Responden 1 Ibu Rotua


1. Bagaimana pandangan anda tentang Medan Zoo?
Pandangan saya terhadap Medan Zoo yaa seperti nya kurang terurus sama satwa-satwa
yang ada disana. Kandang dari satwa nya juga sangat prihatin sekali, keadaan
lingkungan disana juga kurang bagus, kadang kita setiap masuk itu kurang puas aja,
karna lumayan cukup jauh jarak untuk melihat binatang satu sama lainnya. Harga-harga
dari setiap jualan kaya jualan jajan-jajan/ snacknya cukup mahal.
2.Apa yang menjadi masukan anda untuk manajemen zoo agar mendatangkan lebih
banyak pendatang?
Menurut saya ya, sebaikanya segala fasilitas disini coba dilakukan perbaikan seperti
kandang-kandangnya dilakukan perbaikan, tempat duduk yang didalam kebun binatang
juga diperbaiki juga kaya dicat ulang agar terlihat indah dan seperti baru. Tanaman
tanaman nya juga perlu di rawat agar kami para pengunjung juga lebih segar matanya
buat melihat-lihat dan diberi perawatan sama perhatian yang lebih untuk satwa yang ada
didalam dek tanpa terkecuali.
4.4 Hasil Penelitian Responden 2 Pak Edi
1. Bagaimana pandangan anda tentang Medan Zoo?
Yang saya lihat ya medan zoo bangunan luar nya saja tidak begitu menarik usang ,
begitu juga dengan binatang yang disini prihatin kita melihat nya seperti tidak di urus
dan kayak nya ya seperti kurang di beri makan , kurus-kurus kali kasian kita melihat nya
, sepanjang perjalanan saya lihat sampah beserakan dimana-mana kotor jorok gak selera
kita melihat nya , mungkin gak di urusin ini sama pihak manajemen nya , pokok nya
kurang menarik lah Dek .

2. Apa yang menjadi masukan anda untuk manajemen zoo agar mendatangkan
lebih banyak pendatang?
Tolong lah binatang-binatang disini di kasih makan yang banyak cukupin
makanan nya , kebersihan di tingkatan , sampah-sampah beserakan di olah
biar tidak kotor kali , kandang-kandang binatang nya di bersihkan prihatin
kita melihat nya , mungkin bisa lah binatang di sini di perbanyak lagi kurang
puas kita kalau hanya ini ini saja binatang nya , kan medan zoo lumayan jauh
ya untuk kunjungin tapi kalau binatang nya terbatas yaa rasanya ya sebentar
kali waktu nya kita untuk menikmatin suasana medan zoo ini , semoga
medan zoo ada perubahan yang lebih baik kedepan nya.
4.6 Hasil Penelitian Responden 3 Ibu Rumondang
1. Bagaimana pandangan anda tentang Medan zoo ini?
menurut saya medan zoo ini masih kurang menarik, dikarenakan kurangnnya
satwa di kebun binatang tersebut dan kurangnnya perawatan terhadap hewan
hewan yang ada, banyak hewan’ yang tidak ter urus rata-rata hewan disini
banyak yang kurang asupan sehingga membuat fisik hewan-hewan jadi kurang
bagus.
2.Apa yang menjadi masukan anda untuk manajemen zoo agar mendatangkan
lebih banyak pendatang?
memperbaiki kandang yang sudah mulai rusak dan mencat ulang kandang,
karena cat sudah mulai usang sehingga membuat pengunjung kurang tertarik
melihat hewan-hewan disini.
4.7 Hasil Penelitian Responden 4 Pak Gilang
1.Bagaimana pandangan anda tentang Medan Zoo ini ?
Terus terang aja ini dek Sangat perihatin kami nengok hewan-hewan disini
terkususnya harimau yg baru kmi lihat tadi sangat kurus kali kayak gak di kasi
porsi makan yg cukup dan kayak gak terurus , terus tempat nya juga kurang
bersih banyak sampah dimana mana, gitu aja sih dek.
2.Apa yang menjadi masukan anda untuk manajemen zoo agar
mendatangkan lebih banyak pendatang?
Mungkin lebih di jaga lagi kebersihannya supaya pngunjung merasa puas dan
orang lain tertarik untuk berkunjung kesini kemudian hewan hewannya juga
harus di kasih perhatian lebih lagi seperti makanannya dan juga kandangnya

4.8 Hasil Penelitian Responden Pak Pernius

1. Apa yang anda ketahui tentang tugas Public Relation (PR) ?

Yang saya ketahui selaku saya manager sekaligus humas, bahwa tugas humas itu untuk
memberikan infromasi yang positif kepada masyarakat. Biasanya ya kalau ada media datatng
seperti koran SIP, mereka dating menemui saya lalu bertanya “pak apa ini yang saya tuliskan di
koran” kata awak media sip yang dating ke medan zoo. Dengan kehadirannya tentu saya akan
memberikan informasi positif seputar medan zoo ya.

2. Startegi apa yang dilakukan PR untuk meningkatkan jumlah pengunjung?

Strategi yang sudah dilakukan yaa kayak melakukan promosi. Tapi perlu diingat ya promosi itu
masuk kedalam marketing. Tapi humas disini bukan bekerja sebagai marketing melainkan
bagian dari marketingnya. Lalu saya juga membuat semacam banner atau spanduk dikelurahan
sekitar sini. Saya bekerja sama dengan lurah nya untuk mencantumkan banner atau spanduk
yang bertuliskan medan zoo, dengan tujuan agar masyarakat sekitar dapat mengetahui dan
dating mengunjungu medan zoo ini. Dan kami juga melakukan promosi nya dengan datang
kesekolah-sekolah yang dekat dengan sekitar sini.

3. Apakah startegi yang di gunakan selama ini sudah sesuai dengan harapan yang telah
direncanakan?
Ya sesuai dengan yang saya harapkan ya. Jadi, setelah saya membuat banner atau
spanduk itu tadi ya, membuat peningkatan jumlah pengnjung yang data ke medan
zoo. Karena para staf kami pada saat itu bertanya kepada beberapa pengunjung
menanyakan seputar dari mana mereka bisa mengetahui dan bisa dating ke medan
zoo, lalu mereka menjawab bahwa mereka mengetahi tempay medan zoo ini dari
spanduk yang dipasang dekat dengan rumah mereka. Jadi saya rasa bahwa startegi
ynng kami buat itu sudah sesuai dari apa yang kami harapkan ya.

4. Siapa saja yang menjadi target sasaran PR?

Tentu yang menjadi target dari strategi yang kami buat ini ya masyarakat sekitar sini . karna
memang masih belum banyak masyarakat sini yang tahu bahwasannya disinini itu ada kebun
Binatang. Bukan hanya masyarakat sekitar sini tetapi juga public baik yang ada diluar kota
maupun didalam kota

4. Media apa saja yang digunakan untuk promosi?

Media yang kami gunakan ya paling hanya Instagram ya, kalau You Tube sudah jarang bahkan
sudah tidak pernah lagi digunakan. Sekarang yang jadi dominan tempat promosi ya instagram

5. Hambatan apa saja yang dialami PR dan bagaimana cara mengatasinya?

Ada dek hambatannya ya salah satunya kurang pendanaan dalam bidang promosi. Sehingga hal
ini lah yang membuat kami tim humas menjadi kwalahan dalam melakukan promosi medan
zoo. Cara mengatasinya yaa kami datang kepada beberapa instansi seperti PLN, Pemko daerah
untuk meminta bantuan, yaa ada bantuan nya ya diberikan kepada kami, uang nya juga sudah
kami pakai untuk perbaikan kandang.

4.9 Pembahasan

Hasil kutipan wawancara pada responden pertama yaitu ibu Rotua bahwa ibu
Rotua mengatakan bahwa ia melihat keadaan satwa-satwa yang ada pada medan
zoo sangat kasihan sekali. Beliau mengutarakan saran agar dilakukan perbaikan
pada setiap kandang satwa dan diberikan perawatan dan perhatian yang lebih
terhadap satwa nya. Pernayataan dari ibu Rotua tentu sudah dapat diketahui
terhadap citra medan zoo. Yang mana citra itu sendiri sudah tidak baik terhadap
perusahaannya. Dari hasil pengalaman beliau, karna sudah datang mengunjungi
medan zoo lalu kesan pertamanya langsung tidak baik bagi perusahaan itu
sendiri. Citra ini masuk kedalam the current image (citra masih hangat),
yaitu citra yang terdapat pada publik eksternal, yang berdasarkan
pengalaman atau menyangkut miskinnya informasi dan pemahaman
publik ekternal. Dengan adanya pandangan buruk terhadap medan zoo
maka pr perlu melakukan adanya strategi yaitu Menurut H. Fayol
StrategiPR dilakukan dengan beberapa langkah salah satunya
Menghadapi krisis (Facing of Crisis) dimana dengan menangani keluhan
(complaint) dan menghadapi krisis yang terjadi dengan membentuk
manajemen krisis dan PR Recovery of image yang bertugas memperbaiki
Lost of image and demage. Teori yang perlu digunakan oleh humas
dalam krisis ini yaitu Boundary spanning merupakan salah atu ciri dari
sifat organisasi yang merupakan sistem terbuka (Kriyantono, 2014: 88).
Sistem terbuka disini adalah terdapatnya interaksi anatara organisasi
dengan lingkungannya untuk melakukan monitoring, seleksi, dan
menghimpun informasi.
Hasil kutipan wawancara pada responden kedua yaitu pak Edi. Sama
halnya dengan hasil wawancara dari responden pertama hanya ada
tambahan pada bagian luar medan zoo itu tidak menarik dan banyaknya
sampah pada lingkungan medan zoo. Maka adanya pernyataan mengenai
hal pandangan medan zoo tentu citra dari perusahaan ini sudah dapat
dikatakan tidak baik. Teori yang digunakan humas dalam mengatasi
masalah ini yaitu “Boundary spanning” merupakan salah atu ciri dari
sifat organisasi yang merupakan sistem terbuka (Kriyantono, 2014: 88).
Sistem terbuka disini adalah terdapatnya interaksi anatara organisasi
dengan lingkungannya untuk melakukan monitoring, seleksi, dan
menghimpun informasi.
Hasil kutipan wawancara pada responden ketiga dengan ibu Rumondang
yaitu menurut saya medan zoo ini masih kurang menarik, dikarenakan
kurangnnya satwa di kebun binatang tersebut dan kurangnnya perawatan
terhadap hewan hewan yang ada, banyak hewan’ yang tidak ter urus rata-
rata hewan disini banyak yang kurang asupan sehingga membuat fisik
hewan-hewan jadi kurang bagus. Lalu beliau mengatakan untuk
memperbaiki kandang yang sudah mulai rusak dan mencat ulang
kandang, karena cat sudah mulai usang sehingga membuat pengunjung
kurang tertarik melihat hewan-hewan disini. Sama halnya dengan
wawancara yang dilakukan pada responden pertama dan kedua. Memiliki
pandangan dan masukan terhadap medan zoo akan lingkungan, fasilitas
dan juga satwanya. Humas harus bekerja lebih keras lagi agar mampu
memenuhi setiap saran dari tiap pengunjung dan mampu
merealisasikannya sehingga citra medan zoo akan membaik dan
membuat perubahan penilaian publik terhadap pihak internal yaitu
medan zoo itu sendiri. Maka teori yang cocok untuk dipakai setiap
humas atau pr yaitu “Boundary spanning” merupakan salah atu ciri dari
sifat organisasi yang merupakan sistem terbuka (Kriyantono, 2014: 88).
Sistem terbuka disini adalah terdapatnya interaksi anatara organisasi
dengan lingkungannya untuk melakukan monitoring, seleksi, dan
menghimpun informasi.
Hasil wawancara pada responden keempat yaitu pak Gilang, ia memiliki
pandangan terhadap medan zoo yaitu beliau mengatakan Terus terang aja ini
dek Sangat perihatin kami nengok hewan-hewan disini terkususnya harimau
yg baru kami lihat tadi sangat kurus kali kayak gak di kasi porsi makan yg
cukup dan kayak gak terurus , terus tempat nya juga kurang bersih banyak
sampah dimana mana, gitu aja sih dek. Lalu pak Gilang memberi masukan
terhadap management medan zoo untuk dapat meningkatkan pengunjung nya
yaitu Mungkin lebih di jaga lagi kebersihannya supaya pengunjung merasa
puas dan orang lain tertarik untuk berkunjung kesini kemudian hewan
hewannya juga harus di kasih perhatian lebih lagi seperti makanannya dan
juga kandangnya. Pada intinya dari keempat resoonden yang sudah
diwawancarai berpendapat sama yaitu seputar satwa, lingkungan, kandang
dan perbaikan-perbaikan agar kelihatan lebih segar lagi para pengunjung
untuk melihatnya. Teori yang dipakai pada humas dengan permasalahan
responden keempat yaitu “Boundary spanning” merupakan salah atu ciri dari
sifat organisasi yang merupakan sistem terbuka (Kriyantono, 2014: 88).
Sistem terbuka disini adalah terdapatnya interaksi anatara organisasi dengan
lingkungannya untuk melakukan monitoring, seleksi, dan menghimpun
informasi. beberapa aktivitas pelaksanaan fungsi boundary spanning yang
dapat dilakukan oleh praktisi public relations, yaitu: Menjelaskan informasi
tentang organisasi kepada publik (lingkungannya). Memonitor
lingkungannya sehingga mengetahui apa yang terjadi dan menginterpretasi
isu-isu yang potensial memengaruhi aktivitas organisasi dan membantu
manajemen merespon isu-isu tersebut melalui aktivitas isu manajemen.
Membangun sistem komunikasi dua arah dengan publiknya agar organisasi
dapat beradaptasi dengan lingkungnnya.
Hasil penilitian yang dilakukan wawancara pada responden ke lima yaitu
pak Pernius Harefa, beliau merupakan humas dari pada medan zoo sekaligus
menjadi manager. Ia mengatakan bahwa peran dari pr atau pun humas yaitu
dengan memberikan informasi positif kepada masyarakat. Pak Pernius Harefa
juga mengatakan strategi yang dilakukan untuk mempertahankan citra baik dari
medan zoo ini yaitu dengan melakukan promosi, dimana promosi banyak
dilakukan pada media instagram dengan nama instagran @medanzoo dan
promosi kedua kami mendatangi sekolah-sekolah juga untuk kami lakukan
pengenalan akan adanya medan zoo. Beliau juga mengatakan bahwa strategi
yang dilakukan juga menuai hasil baik sesuai dengan apa yang diharapkan oleh
pihah humas. Beliau juga menyampaikan ada yang menjadi hambatan dalam
melakukam pekerjaannya Kurangnya dana dalam melakukan promosi beliau
juga melakukan kerjasama dengan beberapa Instansi seperti PLN untuk bisa
mendapatkan dana. Menurut penulis inilah strategi yang perlu diterapkan oleh
humas medan zoo yai Menurut H. Fayol StrategiPR dilakukan dengan
beberapa langkah:
a. Membangun identitas dan citra perusahaan (Building corporate
identity and image)
1) Menciptakan identitas dan citra perusahaan yang positif.
2) Mendukung kegiatan komunikasi timbal balik dua arah dengan
beberapa pihak.
b. Menghadapi krisis (Facing of Crisis)
Menangani keluhan (complaint) dan menghadapi krisis yang terjadi
dengan membentuk manajemen krisis dan PR Recovery of image yang
bertugas memperbaiki Lost of image and demage.
c. Mempromosikan aspek kemasyarakatan (Promotion public causes).
1) Mempromosikan yang menyangkut kepentingan publik.
2) Mendukung kegiatan kampanye sosial.
penulis mengatakan bahwa beliau ini kurang memahami akan tugas dari
seorang humas. Kurangnya Wawasan, pengetahuan dan Pendalaman
terhadap pekerjaan ini sehingga membuat humas Medan zoo Mempengaruhi
bagaimana perkembangan dari Medan zoo itu sendiri. Teori yang bisa
dipakai oleh humas medan zoo yaitu “Boundary spanning” merupakan salah
atu ciri dari sifat organisasi yang merupakan sistem terbuka (Kriyantono,
2014: 88). Sistem terbuka disini adalah terdapatnya interaksi anatara
organisasi dengan lingkungannya untuk melakukan monitoring, seleksi, dan
menghimpun informasi. beberapa aktivitas pelaksanaan fungsi boundary
spanning yang dapat dilakukan oleh praktisi public relations, yaitu:
Menjelaskan informasi tentang organisasi kepada publik (lingkungannya).
Memonitor lingkungannya sehingga mengetahui apa yang terjadi dan
menginterpretasi isu-isu yang potensial memengaruhi aktivitas organisasi
dan membantu manajemen merespon isu-isu tersebut melalui aktivitas isu
manajemen. Membangun sistem komunikasi dua arah dengan publiknya agar
organisasi dapat beradaptasi dengan lingkungnnya.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

V.I Kesimpulan
pengembangan program Medan Zoo di daerah Simalingkar B ini idealnya akan
berpengaruh terhadap sector-sektor lainnya. Di sector ekonomi, lapangan pekerjaan
salah satunya, pembangunan Kebun Binatang di Wilayah kelurahan Simalingkar B
memiliki pengaruh positif bagi perkembangan lapangan pekerjaan warga Simalingkar
B, di lihat dari banyaknya peranan warga Simalingkar B yang ikut serta didalannya.
Beberapa lapangan pekerjaan yang di peroleh warga Simalingkar B setelah
Pembangunan Kebun binatang Medan antara lain membuka usaha kecil menengah
dengan berdagang, penerimaan anggota parkir dan beberapa satpam dari warga
Simalingkar B oleh pengelola Kebun Bintang (Taman Margasatwa) Medan.

Penerimaan lapangan pekerjaan tersebut juga berdampak terhadap sector ekonomi


masyarakat yang dimana hasil dari upah yang di peroleh warga dari pekerjaannya akan
semakin menambah penghasilannya. Sebab jika di data, masyarakat asli yang bermukim
di sekitar objek wisata memiliki rata-rata tingkat kehidupan ekonomi yang masih
sederhana sehingga perlu ditingkatkan. Dengan demikian Program pengembangan
wisata di daerah ini sudah tergolong baik, karena telah mampu memberikan dampak
positif dari perkembangan ekonomi yang diperoleh warga disekitar daerah objek wisata.

Hal ini lah yang menjadi salah satu indikator penting tentang sejauh mana program
pembangunan kepariwisataan menguntungkan masyarakat sesuai dengan tujuannya
meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat setempat. Dan ternyata pembangunan
Kebun Binatang Medan ini mampu mengangkat pendapatan masyarakat. Namun secara
keseluruhan Kebun Binatang ini sebenarnya masih perlu banyak pembenahan karena
masih banyak fasilitas yang kurang dan sudah tidak terawat. Tentunya dalam hal ini
keseriusan dan tanggung jawab menjadi modal utama untuk memperoleh hasil yang
lebih baik. Untuk kedepannya pihak pengelola juga sudah merencanakan berbagai
pengembangan Taman Margasatwa Medan ini terlihat dari pembangunan yang sedang
direncanakan untuk melengkapi Medan Zoo ini. Guna menjadikan lokasi ini sebagai
areal konservasi, penelitian, edukasi dan rekreasi yang lebih baik dan menyenangkan.

V.II Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terdapat beberapa hal yang perlu ditinjau
ulang oleh pihak pengelola Medan Zoo sebagai sarana konservasi, Edukasi, penelitian
terlebih sebagai sarana rekreasi. Ada beberapa pelayanan yang akan lebih baik jika
Medan zoo mampu mengembangkan nya:

 Perlu diperhatikan pengelola Medan zoo adalah perawatan


infrastruktur fasilitas yang ada, seperti fasilitas toilet, kandang
kandang, tanaman tanaman yang beberapa diantaranya sudah dalam
keadaan rusak atau tidak terawat lagi. Sebagai tempat wisata toilet
merupakan salah satu sarana penting guna memberikan pelayanan
yang memuaskan bagi para pengunjung, kerusakan beberapa toilet,
kandang ini dinilai sangat buruk dikarenakan tidak memuaskan mata
dari para pengunjung. Dalam hal ini pihak pengelola Medan zoo
perlu memberikan perhatian khusus guna kelanjutan dalam
pengelolaan toilet dan kandang juga tanaman yang ada pada
lingkungan Medan. Fasilitas kandang satwa yang sudah rusak harus
segera ditindaklanjuti karena fasilitas ini merupakan salah satu
fasilitas yang vital guna kelangsungan hidup satwa dan Fasilitas
permainan yang ada sebaiknya disebar ke beberapa area di lahan
Medan Zoo sehingga para pengunjung tidak hanya berpatok akan
satu area saja tetapi dapat disisipkan di lahan lahan yang kosong, hal
ini juga dapat mencegah kebosanan pengunjung saat mengelilingi
kebun binatang atau Medan Zoo yang cukup luas ini.
 Kepada pihak pengelola, dan para pengunjung (wisatawan) agar
saling menjaga dan melindungi aneka ragam keindahan satuan agar
tetap dapat dilestarikan dan dipertahankan keasliannya. Karena
perawatan satwa juga perlu mendapat perhatian khusus, untuk itu
diharapkan dukungan dari semua pihak.
 Saran ini juga dapat diberikan kepada para lembaga pendidikan untuk
lebih memaksimalkan Medan zoo sebagai lokasi penelitian atau
pembelajaran bagi siswa siswi SD, SMP, SMK, SMA dan perguruan
tinggi tentang dunia Flora dan fauna, sehingga berguna bagi
pengetahuan dan Pemahaman mereka tentang pentingnya menjaga
lingkungan untuk masa sekarang dan masa yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai