Anda di halaman 1dari 15

(KOLOKIUM)

STRATEGI MARKETING PUBLIC RELATIONS GAYATRI


CAMPING GROUND DALAM MENINGKATKAN KUNJUNGAN
WISATAWAN

DISUSUN
OLEH :
MUHAMAD ALDO
044118292

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR
2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pariwisata adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok
orang dengan mengunjungi tempat-tempat tertentu yang didukung dengan berbagi
fasilitas untuk melakukan rekreasi, pengembangan pribadi, atau untuk studi daya tarik
dari keunikan wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara (Ismayanti, 2010).
Seperti yang telah kita ketahui, kekayaan alam Indonesia yang memiliki
destinasi wisata yang beragam salah satunya yaitu wisata alam. Kabupaten Bogor
merupakan sebuah Kabupaten di Provinsi Jawa Barat yang berpotensial untuk
dikembangkan di bidang pariwisata. Pariwisata memegang peranan penting dalam
meningkatkan pendapatan suatu Kota atau Negara. Oleh karena itu, sektor pariwisata
harus dikelola secara optimal, mulai dari upaya pemeliharaan objek hingga pengelolaan
informasi. Gayatri Camping Ground merupakan salah satu tempat wisata alam yang
terletak di Jl. Citeko Panjang, Kec. Ciasarua, Bogor, Jawa Barat. Sebuah wisata alam
yang banyak diminati oleh wisatawan domestik.
Dengan adanya pandemi Covid-19 di akhir tahun 2020 pengelolaan sempat
terhenti karena wisata Gayatri Camping sendiri harus ikut melakukan penutupan
kegiatan pariwisata sesuai himbauan dari Pemerintah Kabupaten Bogor. Setelah
mengalami penutupan sementara, Gayatri Camping Ground dibuka kembali dengan
mengacu pada protokol kesehatan. Namun dengan begitu tidak mudah untuk
mengembalikan kondisi yang sama dimana pengunjung Gayatri Camping Ground
sangat ramai dikunjungi oleh wisatawan seperti tahun-tahun sebelumnya. Konsep siklus
hidup menunjukan bahwa daerah tujuan wisata senantiasa mengalami perubahan dari
waktu ke waktu dan kemajuannya dapat dilihat melalui tahapan-tahapan dari kenaikan
hingga penurunan (Utama, 2017)
Dalam hal ini peran Public Relations dapat secara efektif membantu tugas
pemasaran dan harus didefinisikan dengan jelas dalam perencanaan pemasaran.
Program harus matang dalam menemukan tujuan dan mengembangkan strategi dan
taktik untuk merek produk dan layanan jasa.
Marketing Public Relations (MPR) adalah salah satu dari alat komunikasi
pemasaran yang memegang peranan sangat penting di antara sekian banyak pesan iklan
yang diterima masyarakat. Marketing PR merupakan cara untuk mengkomunikasikan
minat mereka dan biasa digunakan dalam periklanan, promosi dan personal selling
(Prisgunanto, 2006).
Marketing Public Relations tidak hanya menekankan rotasi sebagai promosi,
tetapi berusaha untuk menginformasikan, mendidik dan memahami dengan
meningkatkan kesadaran produk, merek layanan, perusahaan akan memiliki dampak
yang lebih kuat dan membuat konsumen mengingatnya lebih lama.
Humas pemasaran berjalan lebih dalam dan lebih menyeluruh dari pada
komunikasi periklanan, menekankan aspek manajamen pemasaran dengan mewakili
kesejahteraan konsumen. Marketing PR memiliki kekuatan membujuk (persuasive
appoarch) sekaligus menyasar publik atau masyarakat umum (Wahidin & Nasrullah,
2011)
Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik melaukan penelitian
mengenai “Strategi Marketing Public Relations Gayatri Camping Ground Dalam
Meningkatkan Kunjungan Wisatawan”
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana Strategi Marketing Public Relations Gayatri Camping Ground dalam
meningkatkan kunjungan wisatawan?

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah yang sudah dirumuskan sebelumnya, makan tujuan
penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana Strategi Marketing Public Relations Gayatri Camping
Ground dalam meningkatkan kunjungan wisatawan.

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Manfaat Teoristis
Hasil penelitian ini dapat memperkaya wawasan mengenai Marketing Public
Relations.
1.4.2 Manfaat Praktis
1. Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan rujukan bagi Gayatri
Camping Ground untuk menjalankan dan mengembangkan proses Strategi
Marketing Public Relations.
2. Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan Strategi Marketing Public
Relations yang lebih efektif bagi pariwisata lain.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Tambah
2.1 Strategi
2.2.1 Pengertian Strategi
Strategi Menurut Onong Uchjana Effendy di dalam bukunya Theory and
Philosophy of Communication, pada dasarnya adalah perencanaan dan pengelolaan
untuk mencapai tujuan. Namun, untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak boleh
bertindak sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arah, tetapi harus mampu
menunjukkan apa itu strategi operasional. Strategi adalah prioritas umum yang luas atau
arah yang diambil organisasi. Singkatnya, itu adalah keputusan tentang cara terbaik
untuk mencapai misi suatu organisasi, kata Ahmad S. Adnan Putra, seorang ahli
hubungan masyarakat dalam naskah workshop berjudul “Public Relations Strategy”
(Ruslan, 1999) strategi adalah rencana, rencana ini adalah produk dari perencanaan dan
pada akhirnya salah satu fungsi dasar manajemen. Fungsi dari strategi ini adalah untuk
berupaya memberikan dan memahami aspek-aspek menarik dari proses penerbitan yang
mencegah publik memiliki akses ke pihak lain atau membuat keputusan lain.

2.2 Public Relations


2.2.1 Definisi Public Relations
Public Relations adalah fungsi manajemen yang membangun dan memelihara
hubungan yang baik dan bermanfaat antar organisasi dengan cara melayani masyarakat
yang mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan suatu perusahaan (Cutlip et al., 2006).
Definisi diatas menunjukkan hubungan masyarakat sebagai fungsi manajemen. Ini
berarti bahwa manajemen suatu organisasi perlu memperhatikan hubungan masyarakat.
Definisi ini juga menunjukkan bahwa landasan moral dan etika profesi humas, ia
membangun dan memelihara hubungan yang baik dan saling menguntungkan antara
organisasi dan masyarakat umum. Pada saat yang sama, definisi ini menetapkan kriteria
untuk menentukan apa yang publik dan apa yang privat. IPRA (International Public
relations Association) merumuskan definisi Public Relations dalam Soemirat &
Ardianto, (2003) sebagai berikut: “Humas adalah fungsi manajemen kepribadian yang
berkesinambungan dan sistematis, publik dan swasta, organisasi dan lembaga, opini
publik, melalui informasi yang direncanakan dan disebarluaskan, masyarakat yang lebih
produktif dan mereka mengevaluasi diri mereka sendiri untuk mengkorelasikan
kebijakan dan prosedur mereka sendiri sebanyak mungkin dalam rangka untuk
mencapai realisasi yang lebih efisien dari kepentingan bersama”. Humas dalam
pengertian ini adalah fungsi mengelola keadaan pikiran yang direncanakan dan
dilaksanakan oleh organisasi dan institusi publik dan swasta, membantu untuk
mendapatkan dan mempromosikan saling pengertian, empati dan dukungan pemangku
kepentingan melalui evaluasi opini publik. Tujuannya adalah untuk mengembangkan
pedoman dan menghubungkan prosedur sebanyak mungkin untuk mengejar kolaborasi
yang lebih produktif dan lebih efisien untuk memenuhi kebutuhan bersama dengan
berbagai kegiatan perusahaan yang direncanakan. Public Relations adalah fungsi
manajemen yang menilai sikap publik, mengidentifikasi kebijakan dan prosedur untuk
individu atau organisasi demi kepentingan publik, dan menerapkan program aksi untuk
mendapatkan pemahaman dan penerimaan publik (Moore & Canfield, 1977) Pengertian
tersebut hampir sama dengan yang diutarakan oleh Cutlip Center, dan Broom, hanya
saja tujuannya lebih diperjelas. Dengan kata lain, untuk mengevaluasi sikap masyarakat
dan melaksanakan program kegiatan untuk mendapatkan pemahaman dan penerimaan
masyarakat. Definisi dan implementasi kebijakan, dan praktisi hubungan masyarakat
menggunakan berbagai keterampilan komunikasi khusus untuk memainkan peran
dengan baik di dalam maupun di luar organisasi dan di lingkungan umum. Definisi di
atas juga mengatur kembali definisi humas ke dalam aspek ilmu sosial organisasi.
Artinya, menekankan tanggung jawab organisasi untuk kepentingan umum atau
kepentingan masyarakat luas. Hubungan masyarakat jelas terkait dengan niat baik dan
reputasi, sehingga semua organisasi dinilai dari segi tanggung jawab mereka.
2.2.2 Khalayak Public Relations
Humas adalah bagian dari organisasi bisnis yang bertugas menyampaikan pesan
kepada masyarakat umum. Humas adalah orang-orang (stakeholder) yang terkait
dengan perusahaan. Publik adalah kelompok atau individu yang berkomunikasi baik di
dalam maupun di luar organisasi (Jefkins, 1994)
Menurut Morissan (2011), Peran humas adalah menjelaskan perilaku perusahaan
kepada publik yang berkepentingan dengan organisasi perusahaan. Kepentingan umum
selalu tertarik dengan kegiatan perusahaan. Humas harus mempertimbangkan pemikiran
dan perasaan publik tentang organisasi. Dari penjelasan kedua ahli tersebut, penulis
menyimpulkan bahwa humas adalah hubungan internal dan eksternal dengan
perusahaan.
2.2.3 Tujuan Public Relations
Menurut Ruslan (2008) Tujuan humas adalah sebagai berikut:
1. Mendukung kegiatan manajemen untuk mencapai tujuan perusahaan.
2. Mempromosikan hubungan yang harmonis antara organisasi dan orang-orang di
dalam dan luar negeri.
3. Menciptakan komunikasi dua arah dengan menyebarkan informasi dari organisasi
kepada masyarakat umum dan mengkomunikasikan opini publik tentang organisasi.
4. Melayani publik dan menasihati para pemimpin organisasi untuk kepentingan
publik.
5. Hubungan masyarakat operasional dan organisasi mempromosikan hubungan yang
harmonis antara organisasi dan masyarakat.
Tujuan utama humas adalah membangun kredibilitas dan memotivasi pemangku
kepentingan perusahaan untuk meminimalkan biaya proses komunikasi. Tujuan humas
dapat dikelompokkan sebagai berikut (Nova, 2011):
1. Tujuan operasional
Humas merupakan kegiatan komunikasi untuk memperkenalkan citra perusahaan
kepada masyarakat luas (stakeholder) dan melakukan berbagai kegiatan untuk
membentuk dan memperkaya identitas dan citra perusahaan di mata stakeholder.
2. Mendukung sasaran pasar konsumen
Kegiatan kehumasan dapat digunakan untuk mengidentifikasi permasalahan yang
muncul dalam praktik komunikasi.
Perusahaan dengan memfokuskan diskusi untuk mengidentifikasi persepsi,
sikap dan persepsi masyarakat dan konsumen terhadap produk yang ditawarkan
perusahaan. Hasil yang teridentifikasi dapat digunakan sebagai penghargaan bagi
perusahaan yang menerapkan strategi pendekatan yang tepat.
2.2.4 Fungsi Public Relations
Fungsi humas adalah manajemen yang membangun dan memelihara hubungan
yang baik dan bermanfaat antara suatu organisasi dengan masyarakat umum yang
mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan organisasi (Cutlip et al., 2006). Dalam
pengertian ini, kita dapat menyimpulkan bahwa PR telah membentuk proses komunikasi
massa antara perusahaan atau organisasi dan audiensnya.

2.3 Public Relations dan Marketing


2.3.1 Keterkaitan Public Relations dan Marketing
Hal yang paling sulit untuk membedakan antara kegiatan Public Relations dan
pemasaran adalah membangun komunikasi yang menarik. Komunikasi persuasif
bertujuan untuk mendorong masyarakat umum untuk mengikuti kebijakan perusahaan,
tetapi komunikasi juga memperhitungkan kebutuhan dan keinginan masyarakat umum
dan perusahaan. Pastikan Anda memiliki kesepakatan yang jelas (Prisgunanto, 2006).
Menurut Kotler (2008) Pemasaran adalah proses sosial dan administratif bagi
individu atau organisasi untuk mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan
dengan menciptakan dan mempertukarkan nilai dengan orang lain. Dengan demikian,
dapat disimpulkan bahwa pemasaran merupakan suatu aktivitas yang dilakukan individu
atau organisasi yang mencakup proses perencanaan, penetapan harga, kenaikan harga
dan pendistribusian suatu ide, produk atau jasa untuk membangun pertukaran yang
memuaskan.
Menurut Harrison (2008) Pemasaran adalah proses perencanaan dan penerapan
desain, penetapan harga, periklanan, dan distribusi ide, produk, layanan, dan tujuan
organisasi. Definisi di atas dapat diartikan sebagai berikut, Pemasaran adalah proses
perencanaan dan penerapan ide, produk, layanan, organisasi, desain aktivitas, penetapan
harga, periklanan, dan distribusi untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi
kebutuhan individu dan organisasi.
Prisgunanto (2006) Berpendapat bahwa komunikasi pemasaran adalah satu arah,
bukan satu arah yang sistematis. Pemasaran adalah proses berbagi informasi, namun
dalam hal ini berbagi informasi diperlukan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.
Oleh karena itu, sulit untuk membedakan antara hubungan masyarakat dan pemasaran.
Namun di era ini, keduanya saling melengkapi ketika mengembangkan strategi
komunikasi pemasaran.
2.3.2 Penerapan Public Relations dalam Marketing
Menurut Soemirat & Ardianto (2007) idealnya, PR dan pemasaran masing-
masing memiliki departemen sendiri dan harus memiliki struktur yang sama. Namun
secara fungsional, kedua bidang usaha tersebut ditujukan untuk mencapai tujuan
perusahaan, meskipun PR dan pemasaran secara umum berbeda.
Hubungan masyarakat bertujuan untuk membangun citra khalayak sasaran, dan
pemasaran bertujuan untuk menjual produk ke pasar sasaran. Kombinasi dari dua faktor
kunci organisasi ini memunculkan istilah “Marketing Public Relations” (Kriyantono,
2008).
Menurut Ardianto (2009) Masuknya humas ke dalam pemasaran disebabkan
oleh meningkatnya kebutuhan dan minat konsumen, harga yang semakin kompetitif,
kebutuhan untuk memperluas distribusi, dan volume iklan untuk produk dan layanan
serupa. Perubahan dalam pemasaran dan PR disebabkan oleh:
1. Adanya sikap kritis terhadap konsumen dan pengawasan ketat dari pemerintah.
2. Penarikan kembali berbagai produk yang selalu menimbulkan kegemparan di media.
3. Membantu meningkatkan gaya hidup produk seperti finishing, menambahkan iklan
dan promosi dengan menambahkan informasi baru tentang produk.
4. Menemukan pasar pasar baru dan memperluas kehadirannya.
5. Memantapkan semua citra positif bagi produk dan usahanya.

2.4 Marketing Public Relations (MPR)


Di era globalisasi, persaingan antar sektor semakin nyata. Humas yang sukses
sebagai bagian penting dari suatu organisasi atau perusahaan yang bertanggung jawab
untuk menciptakan dan memelihara citra positif perusahaan atau organisasi tersebut.
Pemasaran PR lahir dari pendapat para pakar PR dan pemasaran. Perbedaan utama
adalah keberadaan posisi PR, yaitu humas sebagai bagian dari pemasaran atau sebagai
fungsi independen dari organisasi. Perbedaan ini dijembatani oleh Thomas L Harris,
yang berpendapat Hubungan masyarakat adalah bagian dari pemasaran dan hubungan
masyarakat perusahaan adalah bagian dari bisnis (Kasali, 2003).
Berdasarkan hal tersebut, pendekatan PR dapat dilakukan melalui departemen
PR perusahaan, melalui pendekatan PR dan proses pemasaran meliputi identifikasi
target audiens, definisi respon yang diinginkan, pemilihan media, pemilihan atribut
sumber, dan pengumpulan respon publik (Kotler & Keller, 2008).
Humas pemasaran adalah proses perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
program yang mendorong pembelian dan kepuasan pelanggan melalui komunikasi
informasi dan kesan yang andal (Sulaksana, 2003).
Marketing Public Relations berfokus dan mencakup perusahaan, produk,
masalah, dan orang-orangnya. Fungsi ini sering bertanggung jawab untuk membuat
perencanaan acara khusus, kampanye promosi, dan cara lain untuk mempresentasikan
perusahaan secara baik (Doorley, 2006).
2.4.1 Strategi Marketing Public Relations
Menurut Ruslan (2010) terdapat tiga pendekatan Marketing Public Relations
yang menggabungkan antara strategi pemasaran tradisional dan dimensi
megamarketing, Marketing Public Relations membutuhkan komunikasi dari bagian
yang bukan merupakan bagian pemasaran tradisional. Adapun strategi-strategi
Marketing Public Relations adalah sebagai berikut:
1. Strategy Push
Strategi ini adalah dimana perusahaan mendorong produknya melalui sarana
tertentu. Produser secara agresif mempromosikan produknya ke wholesaler
(perantara), wholesaler mempromosikan kepada retailers (pengecer) dan retailer
mempromosikan kepada konsumen.
2. Strategy Pull
Strategi ini digunakan untuk membangun permintaan konsumen sehingga sangat
membutuhkan biaya yang besar untuk membuat iklan dan mempromosikannya
kepada konsumen.
3. Strategy Pass
Public relations memiliki kekuatan untuk mempengaruhi dan menciptakan opini
publik yang menguntungkan. Program MPR tersebut di satu sisi merupakan upaya
untuk merangsang (push) pembelian dan sekaligus dapat memberikan nilai-nilai
(added value) atau kepuasan bagi pelanggan (satisfied customer) yang telah
menggunakan produknya. Disisi lain melalui kiat Public Relations dalam
menyelenggarakan komunikasi timbal balik dua arah yang didasari informasi dan
pesan-pesan yang dapat dipercaya, diharapkan dapat menciptakan kesan-kesan
positif terhadap perusahaan.
2.4.2 Tujuan Marketing Public Relations
Tujuan Marketing Public Relations antara lain (Ruslan, 2008):
1. Membangun citra perusahaan yang positif dengan publik luar atau masyarakat luas
untuk menciptakan sikap saling pengertian bagi kedua belah pihak.
2. Meningkatkan hubungan baik antar karyawan (employee relation) dan dengan
manajer untuk mengembangkan budaya perusahaan yang mengacu pada motivasi
bekerja dengan disiplin, profesionalisme yang tinggi dan kesadaran bisnis.
3. Mendorong saling pengertian antara target publik dan perusahaan.
4. Mengembangkan sinergi antara fungsi pemasaran dan kehumasan.
5. Efektif dalam branding.
6. Mendukung bauran pemasaran.
Untuk mencapai tujuan dan perannya, pemasaran PR melakukan banyak sekali
bentuk komunikasi baik secara verbal juga tertulis. Seperti periklanan, interaksi publik
juga adalah alat pemasaran yang penting. Bisnis ini tidak hanya melakukan interaksi
yang konstruktif dengan pelanggan, pemasok, dan dealer, namun juga dengan
masyarakat luas. Banyak perusahaan kini menciptakan departemen humas pemasaran
untuk mempromosikan dan menjaga citra perusahaan atau produknya.
Creative Marketing PR adalah kunci sukses program Marketing PR dan reputasi
dalam hal pemasaran. Mengadopsi konsep atau strategi pemasaran PR relatif baru di
indonesia, tetapi kombinasi pemasaran yang simpatik dan kampanye PR menghasilkan
liputan media dan partisipasi publik yang tinggi (Kriyantono, 2008).
Tujuh cara yang penting untuk menjadi tolak ukur dalam kegiatan Marketing
Public Relations (Kotler & Keller, 2008):
1) Publication
Peningkatan produk berdasarkan materi yang dipublikasikan untuk memengaruhi
dan menarik pembeli yang memenuhi syarat. Termasuk produksi laporan tahunan,
pamflet, artikel, majalah perusahaan, majalah dan materi audiovisual.
2) Identity Media
Perusahaan juga harus membuat identitas yang mudah dikenali oleh masyarakat
luas. Contoh: alat tulis, brosur, logo perusahaan, formulir perusahaan, kartu nama,
gedung, seragam perusahaan.
3) Event
Perusahaan harus menarik perhatian produk baru atau kegiatan perusahaan dengan
mengadakan acara, pameran, seminar, kontes-kontes dan acara peringatan produk
untuk menjangkau masyarakat luas.
4) News
Tugas humas adalah menciptakan atau menemukan peristiwa yang relevan dengan
perusahaan, produknya, publik, atau karyawannya, dan menarik perhatian media
dalam menulis laporan pers, informasi, dan menghadiri konferensi pers.
5) Speech
Semakin tingginya perusahaan harus mampu menjawab setiap kebutuhan publiknya
dengan menjawab pertanyaan dari media atau mengarahkan asosiasi penjualan dan
pemasaran untuk tujuan berbicara tentang penjualan, semakin baik citra positif
perusahaan dapat dibangun.
6) Public service activity
Melakukan kegiatan positif dengan memberikan atau menyumbangkan uang atau
waktu dalam arti yang positif.
7) Sponsorship
Sebuah perusahaan dapat memasarkan produknya dengan mensponsori acara
budaya atau olahraga yang bermanfaat bagi perusahaanya.
Tujuan ini bahwa pemasaran humas bersifat dinamis, sehingga ada
kemungkinan bentuk pemasaran humas lainnya seperti yang ditunjukkan dalam
implementasinya dalam organisasi. Pemasaran humas pada dasarnya adalah sebuah
kegiatan komunikasi organisasi dengan konsumen, pelanggan, dan masyarakat.
Dengan tujuan memberikan pelayanan yang sempurna dan sangat baik ke 4-C
itu adalah (Kotler & Keller, 2008):
1. Customer value (costumer need and wants)
Nilai-nilai konsumen termasuk kebutuhan dan keinginanya untuk diperhatikan
selain menggantikan nilai tukar atas unsur produknya.
2. Coast to customer
Biaya yang ditanggung oleh konsumen berupa waktu dan harga, serta tenaga yang
dibutuhkan memperoleh produk tersebut. Maksudnya total biaya yang
menggantikan unsur harganya.
3. Convinent for customer
Yaitu kemudahan untuk memperoleh produk bagi konsumen sebagai pengganti
unsur dari penjualannya.
4. Communication
Unsur komunikasi dua arah menggantikan unsur periklanan. Dengan demikian,
perusahaan pemenang adalah yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen secara
efisien dan ekonomis, pada akhirnya perusahaan akan fokus pada kepentingan
konsumen (customer oriented) harus lebih memperoleh nilai kepercayaan konsumen
(customer trust).
Prisgunanto (2006)menjelaskan bahwa tujuan ini dapat dicapai melalui strategi
dan taktik Public Relations, sebagai berikut:
1) Melibatkan konsumen dalam melaksanakan program kerja.
2) Merespon cepat informasi layanan yang sangat dibutuhkan konsumen.
3) Berpartisipasi dalam program-program yang diselenggarakan oleh instansi
pemerintah dan berkaitan dengan kepentingan masyarakat.
Kesimpulannya adalah tujuan dan sasaran yang ingin target dalam strategi
humas pemasaran harus sejalan dengan pemasaran dan tujuan pemasaran, misalnya
melalui upaya kepuasan pelanggan. Untuk mencapai hal tersebut pertama-tama
diperlukan kepercayaan pelanggan melalui evaluasi dan wawancara agar konsumen
tetap loyal dan tidak berpindah ke produk lainnya. Dengan ini, dalam melakukannya,
humas dapat memiliki fungsi ganda, yaitu untuk mencapai tujuan pemasaran dan juga
humas perusahaan dalam mencapai company goals (make an identity and corporate
image) dengan menciptakan citra yang positif. Sedangkan tujuan para pemangku
kepentingan adalah untuk membangun saling pengertian, saling menghargai, itikad baik
dan toleransi, baik kepada masyarakat internal maupun eksternal. Konsultasi pemasaran
PR mencakup tiga yang terkait erat, yang pertama adalah “strategi pemasaran PR” yang
merupakan inti dasar untuk mencapai tujuan yang direncanakan. Kedua, “taktik
pemasaran PR” seperti yang disarankan untuk mencapai tujuan tersebut, dan ketiga,
“rencana pemasaran PR” sebagai implementasi program untuk mencapai tujuan
perusahaan.
2.4.3 Fungsi Marketing Public Relations
Thomas L. Harris, dalam bukunya The Marketer Guide to Public Relations
menyebutkan perluasan fungsi humas untuk mendukung suatu pemasaran organisasi
membentuk istilah MPR. Lebih lanjut Harris menjelaskan bahwa: “Humas digunakan
dalam fungsi pendukung pasar untuk mencapai banyak tujuan. Yang paling penting
adalah meningkatkan kesadaran, menginformasikan, mencerahkan, memperdalam
pemahaman, membangun kepercayaan dan menjalin pertemanan. Ini tentang
mendorong orang untuk melakukan pembelian dan pada akhirnya menciptakan budaya
saling percaya Thomas L. Harris (2006).
Dari penjelasan tersebut dapat diartikan bahwa dalam fungsinya sebagai pendukung
pemasaran, humas pemasaran berfungsi untuk:
1. Meningkatkan awareness khalayak tentang keberadaan produk dalam perusahaan.
2. Memberi infromasi dan edukasi seputar produk.
3. Memberi penjelasan, untuk membantu memberikan alasan publik untuk membeli
produk.
4. Menciptakan suasana harmonis antar perusahaan, produk, dan konsumen.
5. Memberikan kepercayaan antara produk dan konsumen.
Sementara itu Wasesa (2005) menambahkan tujuan Marketing Public Relations
dengan menggabungkan pendapat Thomas L Harris dengan Renald Khasali seperti ini:
1. Memberikan edukasi kepada konsumen, edukasi mengenai penggunaan produk yang
baru dikeluarkan, manfaat produk dan edukasi produk.
2. Meluncurkan produk dan merek, memgembalikan kembali merek lama,
meluncurkan produk baru sebelum iklan komersial, dikeluarkan produk saat tidak
ada anggaran untuk promosi, meluncurkan kembali produk yang sudah ada,
mengenalkan produk baru pada kalangan media.
3. Membangun event produk
4. Mengembangkan layanan konsumen dan publik, mengembangkan akses informasi
konsumen ke perusahaan, menindak lanjut keluhan baik langsung maupun dari
surat.
5. Membantu media melakukan edukasi produk, tes produk kepada media mengenai
produk, memberi penjelasan terhadap cara penggunaan produk, dan kelebihan
produk.
6. Mengajak masyarakat dan media untuk melihat pembuatan produk atau kunjungan
pabrik untuk media dan publik, kunjungan ke media atau tempat tempat publik
untuk sosialisasi fungsi dan kelebihan produk, memberikan kesempatan kepada
masyarakat dan media untuk mencoba produk dan kelebihannya.
2.4.4 Teknis Marketing Public Relations
Dalam kegiatan Marketing PR, berbagai metode ditempuh untuk mendukung
pemasaran produk, salah satunya dengan pembentukan fan club and brand community.
Komunitas merek dibentuk sebagai tempat komunikasi antara perusahaan, pelanggan,
dan produk. Perusahaan juga secara tegas menawarkan perlakuan khusus kepada
anggota Komunitas mendapatkan saran produk gratis, undangan ke acara perusahaan,
penawaran eksklusif. “Periodic fan club meeting keep interest high and generate
publicity and word of mouth” (Harris, 2006).
Marketing PR bekerja untuk menciptakan pasar, menjaga citra produk, dan
membangun hubungan dengan pelanggan. Untuk produk, peran humas seperti
manajemen layanan pasca jual (after-market) diperlukan. “Kegagalan untuk
mengembangkan after-market dapat menyebabkan hubungan pelanggan yang buruk
antara perusahaan, reputasi yang buruk, dan pelanggan yang menolak untuk membeli
kembali produk dan layanan” (Jefkins, 1994). Hubungan dengan khalayak tidak hanya
penjualan produk, tetapi juga layanan pasca jual, yang menciptakan kepuasan konsumen
dan kemudian membentuk pelanggan yang setia. Oleh karena itu, sangat penting bagi
humas untuk menjaga hubungan baik dengan konsumen mereka.

2.5 Penelitian Terdahulu


Penelitian ini, terdapat beberapa penelitian terlebih dahulu sebagai acuan bahan
referensi peneliti, yaitu:

1. Penelitian berjudul: Aktivitas Marketing Public Relations Melalui Website Taman


Hiburan, disusun oleh Latif, Abdul Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang
pada tahun 2016.
2. Penelitian berjudul: Srategi Marketing Public Relations PT Wahana Mitra Usaha
Dalam Meningkatkan Penjualan Produk Umrah, disusun oleh Rizky Nurfajrianto.
Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarifhidayatullah Jakarta pada tahun 2018.
2.6 Alur Berfikir

Gayatri Camping Ground

Marketing Public Relations

Strategi Marketing Public


Relations

Pull Strategi Push Strategi Pass Strategi

Kegiatan MPR
Publikasi Roadshow Chotchkes Awards

Meningkatkan
Kunjumgan Wisatawan

Gambar 2.1. Alur Berfikir

BAB III
METODE PENELTIAN

3.1 Pendekatan dan Tipe Peneltian


Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendeketan deskriptif kualitatif
dengan melalukan penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
tertulisan atau secara lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Untuk lebih
memahami istilah penelitian kualitatif ini, maka perlu megemukakan salah satu teori
menurut Bogdan dan Taylor yang dikutip oleh Moleong, menyatakan bahwa metode
penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif atau
berupa kata-kata tertulis dari orang-ora.ng dan perilaku yang diamati (Kasiram, 2010,
hal. 175).

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan di Gayatri Camping merupakan salah satu tempat wisata
alam yang terletak di Jl. Citeko Panjang, Kec. Ciasarua, Bogor, Jawa Barat.

3.3 Subjek dan Objek Penelitian


Subjek dalam penelitian ini adalah tempat dimana penulis memperoleh
keterangan atau data yaitu pada divisi Marketing Public Relations Gayatri Camping.
Sedangkan objek dari penelitian ini adalah bagaimana strategi Marketing Public
Relations Gayatri Camping dalam meningkatkan kunjungan wisatawan.
3.4 Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan dua data, yaitu data
primer dan data sekunder :
1. Data primer adalah data yang langsung memberikan data kepada si pengumpul data
(Sugiyono, 2012).
2. Data sekunder adalah yaitu sumber data yang di dapatkan dengan cara membaca,
mempelajari, memahami suatu media lain yang juga bersumber dari buku-buku
literatur serta dokumen perusahaan. Data sekunder ini juga diperoleh melalui studi
kepustakaan dan data dokumentasi seperti buku-buku mengenai komunikasi
pemasaran, metode penelitian kualitatif, skripsi serta jurnal sebagai data penelitian
terdahulu (Sugiyono, 2012).

3.5 Teknik Pengumpulan Data


Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang
diperoleh dari peneliti secara langsung (Data Premier) dengan cara:
a. Wawancara
Wawancara merupakan proses memperoleh penjelasan untuk mengumpulkan
informasi dengan cara tanya jawab secara tatap muka maupun tanpa tatap muka,
dengan atau tanpa menggunakan pedoman (Wiratna, n.d., hal. 31). Pada wawancara
ini peneliti akan langsung berkomunikasi dan mengajukan beberapan pertanyaan
kepada orang-orang yang di anggap perlu dan penting dalam melakukan penelitian
ini, sehingga peneliti dapat menggali keterangan mendalam seputar topik terkait.
b. Observasi
Istilah observasi diturunkan dari bahasa latin yang berarti “melihat” atau
“memperlihatkan”. Istilah observasi diarakan pada kegiatan memperlihatkan secara
akurat, mencatat fenomena yang muncul dan mempertimbangkan hubungan antara
aspek dalam fenomena tersebut (Imam, 2013, hal. 143).
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah pengumpulan data dengan cara menggali dan mengambil data-
data dari catatan, dokumentasi, administrasi yang sesuai dengan masalah yang
diteliti. Dalam hal ini dokumentasi diperoleh melalui dokumen atau arsip dari
perusahaan yang diteliti berupa hasil wawancara dan foto kegiatan perusahaan
(Nasution, 2010, hal. 143).

3.6 Teknik Analisis Data


Setelah keseluruhan data terkumpul maka langkah selanjutnya peneliti
menganalisa data tersebut sehingga dapat ditarik kesimpulan. Untuk memperoleh hasil
yang benar dan tepat dalam menganalisa data, peneliti menggunakan metode analisa
kualitatif yang berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang
dapat diamati.

3.7 Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data


Tehnik pemeriksaan keabsahan data hanya ditekankan pada uji validitas dan
reliabilitas. Reliabilitas dalam penelitian kualitatif adalah suatu realitas yang bersifat
majemuk atau ganda, dinamis atau selalu berubah, sehingga tidak ada yang konsisten
dan berulang. Dalam pengujian keabsahan data, metode penelitian kualitatif
menggunakan uji kredibilitas yang meliputi triangulasi dan dependability (Sugiyono,
2011).
3.7.1 Triangulasi Sumber
Triangulasi adalah tehnik pemerikasaan keabsahan data yang memanfaatkan
sesuatu yang lain Triangulasi yang digunakan pada penelitian ini yaitu
triangulasi sumber. Triangulasi sebagai bagian dari tehnik pemeriksaan
keabsahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara membandingkan data
hasil wawancara dengan data hasil pengamatan, membandingkan apa yang
dikatakan informan dengan bebagai pendapat dan pandangan informan lain.
Triangulasi sumber yang dilakukan oleh peneliti ialah berdasarkan sumber-
sumber yang dapat dipercaya dan memiliki keahlian dibidangnya (Prastowo,
2014).
3.7.2 Uji Dependabilitas
Dalam penelitian kualitatif, uji depandabilitas dilakukan dengan menggunakan
audit terhadap keseluruhan proses penelitian. Proses penelitian ini ditentukan
dari mulai masalah yang ingin diteliti, turun kelapangan untuk memperoleh data,
menentukan sumber data, melakukan analisis data, melakukan uji keabsahan
data sampai pada kesimpulan adalah penelitian yang sesungguhnya (Sugiyono,
2011).

DAFTAR PUSTKA

Ardianto, E. (2009). Public Relations Praktis. Bandung: Widya Padjadjaran.


Cutlip, S. M., Center, A. H., & Broom, G. M. (2006). Effective public Relations,
edisi kesembilan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Doorley, J. (2006). GARCIA Helio Fred. Reputation Management–The Key to
Successful Public Relations and Corporate Communication.
Harris, T. L., & Whallen, P. T. (2006). Marketing Public Relations, How
Today‟ s Companies Are Using The New. Amerika Serikat: Thomson.
Harrison, T. R., Morgan, S. E., & Chewning, L. V. (2008). The challenges of
social marketing of organ donation: News and entertainment coverage of donation and
transplantation. Health Marketing Quarterly, 25(1–2), 33–65.
Imam, G. (2013). Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik. Jakarta: Bumi
Aksara.
Ismayanti, I. (2010). Pengantar pariwisata. PT Gramedia Widisarana.
Jefkins, F. W. (1994). Public relations techniques. Butterworth Heinemann.
Kasali, R. (2003). Manajemen public relations. Jakarta: Grafiti.
Kasiram, M. (2010). Metodologi penelitian: Kualitatif–kuantitatif. Uin-Maliki
Press.
Kotler, P., & Armstrong, G. (2008). Prinsip-prinsip pemasaran (Vol. 12, Nomor
01). edisi.
Kotler, P., & Keller, K. L. (2008). Manajemen Pemasaran (13 Jilid 1). Jakarta:
Penerbit Erlangga. Mokhtar, NF (2015). Internet Marketing Adoption by Small
Business Enterprises in Malaysia. International Journal of Business and Social Science.
Kriyantono, R., & Komunikasi, T. P. R. (2008). Prenada Media Group. Jakarta.
Moore, H. F., & Canfield, B. R. (1977). Bertrand R. Canfield. Public Relations:
Principles, Cases, and Problems. Homewood, Ill.: RD Irwin.
Morissan, S. H. (2014). Manajemen public relations. Kencana.
Nasution, S. (2010). Metodologi Research (penelitian ilmiah). Jakarta: Bumi
Aksara.
Nova, F. (2011). Crisis public relations: strategi public relations menghadapi
krisis, mengelola isu, membangun citra, dan reputasi perusahaan. Jakarta: Rajawali
Grafindo Persada.
Prisgunanto, I. (2006). Komunikasi Pemasaran: strategi dan taktik. Bogor:
Ghalia Indonesia, 82–87.
Ruslan, R. (1999). Manajemen Strategi Public Relations. PT Gramedia, Jakarta.
Ruslan, R. (2002). Marketing Public Relations. Jakarta: PT. Grasindo.
Soemirat, S., & Ardianto, E. (2003). Dasar-Dasar Public Relations, Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.
Sulaksana, U. (2003). Integrated marketing communications: teks dan kasus.
Pustaka Pelajar.
Wahidin, S., & Nasrullah, R. (2011). Public Relations 2.0 Teori dan Praktik
Public Relations di era Cyber 1010. Gramata Publishing: Jakarta.
Wasesa, S. A. (2005). Strategi public relation. Gramedia Pustaka Utama.
Wiratna, V. (n.d.). Sujarweni, 2014, Metodologi Penelitian. Pustaka Baru Press,
Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai