Latar belakanag
Indonesia merupakan negara dengan tiga beban masalah gizi pada balita yaitu kekurangan gizi
(akut dan kronik), obesitas dan defisiensi zat gizi mikro. Berdasarkan data Kemenkes melalui
Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022, jumlah anak wasting secara nasional menunjukkan
tren naik dari 7,1 di tahun 2020 menjadi 7,7 tahun 2022. Data juga menunjukkan bahwa jumlah
anak yang mengalami kondisi under weight atau berat badan kurang, naik dari 17 persen pada
2021 menjadi 17,1 persen di tahun 2022.
Prevalensi wasting di Kabupaten Magelang mengalami penurunan dari 4,8 persen dari hasil
SSGI 2021 menjadi 3,9 persen di tahun 2022. Walaupun demikian hal tersebut dikhawatirkan
tetap dapat memicu meningkatnya kejadian stunting apabila tidak ditangani sesuai dengan
pedoman.
Walaupun jumlah kasus gizi buruk banyak di masyarakat, namun jumlah kasus yang
ditemukan, dilaporkan dan mendapatkan perawatan masih rendah. Beberapa penyebab
rendahnya cakupan perawatan balita dengan gizi buruk diantaranya karena:
1. Memahami kebijakan pencegahan dan tata laksana gizi buruk pada balita;
2. Mampu melakukan penemuan dini dan konfirmasi kasus gizi buruk pada balita;
3. Mampu melakukan pengelolaan terintegrasi upaya penanggulangan gizi buruk
pada balita.
Peserta orientasi Pengelolaan Gizi Buruk Terintegrasi:
Peserta orientasi terdiri dari staf KIA dan Gizi dari Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang,
tim asuhan gizi sebanyak 3 orang dari 19 puskesmas yang terdiri dari:
Jadwal Kegiatan:
Hari : Senin- Rabu
Tanggal : 07 Agustus – 09 Agustus 2023
Pukul : 08.00 s/d selesai
Tempat : Aula PKK Kabupaten Magelang
Agenda:
Dinkes Kabupaten
8.00 –8.30 Registrasi peserta
Magelang
Pembukaan:
Dinkes Kabupaten
- Sambutan dari Dinas Kesehatan Kabupaten
8.30 –08.45 Magelang
Magelang sekaligus membuka acara orientasi.
Keterangan
Peserta yang hadir membawa:
Buku KIA
Tabel pengukuran BB/TB
Alat dan Bahan F-100