A. LATAR BELAKANG
1. Dasar Hukum
a. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 44221);
b. Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4438);
c. Undang-Undang No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Rahun 2009 nomor144);
d. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, pasal 298 aya (7)
menyebutkan belanja DAK diprioritaskan untuk mendanai kegiatan fisik dan dapat
digunakan untuk kegiatan non fisik.
e. Peraturan Menteri Kesehtan Nomor 7 tahun 2014 tentang Perencanaan dan
Penganggaran Bidang Kesehatan (Berita Negara RI Tahun 2014 Nomor 246);
f. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat (Berita Negara RI Tahun 2014 Nomor 1676);
g. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan;
h. Peraturan Menteri Nomor 19 Tahun 2022 Tentang Perubahan Juknis DAK Nonfisik
Bidang Kesehatan Tahun 2022
2. Gambaran Umum
Pelayanan kesehatan masyarakat sektor pemerintah terdiri dari pelayanan kesehatan
dasar dan Selayanan kesehatan rujukan. Salah satu hal penting dalam pelayanan kesehatan
adalah pengelolahan dan pembiayaan obat. Instalasi Farmasi Kabupaten kabupaten/kota
adalah tempat dimana semua obat yang datang disimpan untuk didistribusikan ke puskesmas.
Salah satu tugas Instalasi Farmasi Kabupaten adalah melakukan pendistribusian rutin setiap
tahunnya ke seluruh puskesmas ataupun pada saat puskesmas mendapatkan kekosongan pada
obat tertentu sehingga peran gudang farmasi sangatlah penting, mengingat Instalasi Farmasi
Kabupaten merupakan tempat semua obat yang datang langsung dari pusat.
Perencanaan obat di puskesmas dilakukan untuk menentukan jenis obat dan jumlah
kebutuhan obat, untuk tahap persiapan perencanaan obatnya, Puskesmas melakukan
pengamatan terhadap kebutuhan obat bulan sebelumnya yang terdapat di lembar LPLPO. Obat
yang sering digunakan akan menjadi prioritas untuk diusulkan oleh puskesmas ke dinas
kesehatan kabupaten/kota.
Untuk mendukung hal tersebut diatas, maka Distribusi Obat, Vaksin dan BMHP ke
Puskesmas sangat diperlukan demi kelancaran pelayanan kesehatan dipuskesmas.
Keterbatasan anggaran yang tersedia di Kabupaten Tebo untuk dapat memenuhi kegiatan
tersebut, oleh karenanya peran Pemerintah Pusat sangat kami butuhkan dalam mendukung
ketersediaan anggaran demi terlaksananya Distribusi Obat, Vaksin dan BMHP ke Puskesmas
di Kabupaten Tebo.
Adapun untuk masing-masing rincian menu kegiatan dapat diuraikan sebagai berikut :
c. Uang Harian Untuk Merupakan uang harian untuk petugas IFK dalam
Perjalanan Dinas pendistribusian obat BMHP dan vaksin dari IFK ke
dalam Kota Puskesmas
d. Biaya bongkar muat Merupakan uang honor jasa bongkar muat obat
gudang farmasi
B. PENERIMA MANFAAT
Penerima manfaat Pelaksanaan kegiatan ini adalah untuk 20 puskesmas yang ada
diwilayah kerja Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kabupaten Tebo dapat terdistribusi
dengan baik.