Anda di halaman 1dari 7

Pertanyaan Pertama

SUPRIANSA, S.H., M.H. (Golkar)


(menyampaikan Apresiasi dari Partai Golkar atas semua pencapaian
yang diraih oleh Kejaksaan, termasuk atas capaian Jaksa Agung yang
dinobatkan sebagai Tokoh Restorative Justice oleh detik.com)
 Bagaimana komitmen Saya berharap Kejaksaan dapat menindak
tegas dan menanggulangi politik uang yang kerap terjadi dalam
kontestasi politik yang saat ini akan segera kita jelang.

Pertanyaan Kedua
WIHADI WIYANTO, S.H. (Gerindra)
 Apakah dimungkinkan untuk dilaksanakan Restorative Justice
untuk perkara pemilu, mengingat banyaknya kasus pemilu yang
diajukan di pengadilan?
 Bagaimana pendampingan dan penanganan terhadap tindak
pidana yang berlatar belakang dana desa, namun jumlahnya di
luar dari alokasi dana desa, mengingat dana tersebut bersumber
dari mana, apakah dari APBN, atau APBD?
 Dengan adanya penundaan penanganan tindak pidana korupsi
yang melibatkan para peserta pemilu, maka Kejaksaan Negeri
pada wilayah hukumnya dapat fokus untuk meningkatkan
penyerapan penggunaan dana desa dalam menghadapi pemilu.
Bagaimana bapak memastikan hal ini dilakukan oleh jajaran di
daerah?

Pertanyaan Ketiga
TAUFIK BASARI, S.H. (Nasdem)
 Bagaimana penanganan tindak pidana umum/khusus yang dapat
mengganggu jalannya pemilu (misalnya terkait dengan hak
kebebasan berpendapat yang kerap dikriminalisasi)?
 Bagaimana penanganan tindak pidana yang melibatkan peserta
pemilu yang saat ini tengah berjalan sebelum diterbitkannya insja
6 tahun 2023, bagaimana penanganannya?
(sesuai insja tersebut, perkara tersebut akan terus menangani
perkara tersebut sepanjang telah diperiksa sebelum terbitnya insja
tersebut).
 Bagaimana Kerja sama antara APIP dengan Kejaksaan agar tidak
disalahgunakan dengan menekan pihak pihak tertentu melalui
kewenangannya?

Pertanyaan Keempat
MOH. RANO AL FATH, S.H., M.H. (PKB)
 Bapak saat ini telah menerbitkan aturan-aturan yang mengatur
mengenai netralitas aparat kejaksaan dalam tahapan pemilu
maupun penanganan perkara pemilu. Bagaimana bapak dapat
memantau pelaksanaan netralitas ini di jajaran daerah, karena
terdapat potensi ada calon legislatif yang memanfaatkan fasilitas
tertentu.
 Terkait Badan Pemulihan Aset yang sudah mulai dibentuk, kira-kira
seperti apa terobosan yang akan dilakukan oleh Badan Pemulihan
Aset mengingat banyak kasus-kasus dari korban kejahatan
ekonomi yang besar yang diharapkan hak-hak korban bisa segera
dikembalikan.

Pertanyaan Kelima
Dr. DIDIK MUKRIANTO, S.H., M.H. (Demokrat)
 Jika tindak pidana pemilu dilakukan oleh penyelenggara pemilu,
baik itu Bawaslu atau KPU atau lembaga lainnya, bagaimana
Kejaksaan menanganinya? Apa yang bisa diantisipasi?
 Sehubungan dengan realisasi dana desa dan bantuan dana
daerah yang disalahgunakan untuk kepentingan politik kelompok
tertentu. Bagaimana Kejaksaan melihat hal tersebut?
(Kemendes PDTT dan Kejaksaan telah menandatangani Nota
Kesepahaman terkait dengan pengelolaan dana desa)
 Bagaimana langkah yang dapat dilakukan oleh Kejaksaan terkait
dengan akuntabiltas dan transparasi penganggaran di daerah
yang sangat subjektif, apalagi dimasa politik saat ini, dimana
penganggaran kerap dijadikan penekan untuk mengarahkan
pilihan pada kelompok tertentu?
 Bagaimana langkah kejaksaan dapat memastikan netralitas
intelijennya jika menemukan temuan/laporan terhadap jajaran
intelijen yang melakukan pelanggaran dan tidak professional di
lapangan?

Pertanyaan Keenam
MUHAMMAD NASIR DJAMIL (PKS)
 Dalam halaman 8 disebutkan ada sejumlah kendala berupa
ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan (AGHT) dalam
pelaksanaan pemilu. Bagaimana cara Kejaksaan mengantisipasi
kendala dalam pemilu tersebut?
 Terkait penundaan proses penanganan tindak pidana yang
dilakukan oleh para calon, apa yang melatarbelakangi penundaan
proses pemeriksaan terhadap kasus korupsi yang terjadi yang
dilakukan oleh calon peserta Pemilu? Bagaimana ini dilaksanakan
dengan memberikan kepastian dan keadilan?
 Seberapa besar kesiapan Teknologi Informasi di lingkungan
Kejaksaan dalam menyukseskan pelaksanaan Pemilu Serentak
Tahun 2024?
 Untuk bidang Perdata & TUN. Apakah ada evaluasi selama 10
tahun, Kejaksaan dalam hal ini JPN tidak pernah diminta
mendampingi oleh KPU dalam menerima gugatan terkait
penyelenggaraan Pemilu.
(Kejaksaan melalui Jaksa Pengacara Negara hanya dapat
mewakili kepentingan negara atau pemerintah sepanjang
diberikan kuasa khusus oleh negara atau pemerintah Pasal 30
ayat (2) UU No.16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan RI yang diubah
menjadi UU No.11 Tahun 2021)
(Jaksa Agung dengan kuasa khusus ataupun karena kedudukan
dan jabatarmya bertindak sebagai Jaksa Pengacara Negara, di
bidang perdata dan tata usaha negara serta ketatanegaraan di
semua lingkungan peradilan, baik di dalam maupun di luar
pengadilan untuk dan atas nama negara atau pemerintahan,
maupun kepentingan umum Pasal 18 Ayat (2) UU 11 Tahun 2021).

Pertanyaan Ketujuh
Dr. SARIFUDDIN SUDDING, S.H., M.H (PAN)
 Kejaksaan telah membangun Posko Pemilu di seluruh wilayah
Indonesia. Bagaimana dengan penganggaran pada satuan kerja
Kejaksaan dengan kondisi geografis yang sulit terkait dengan
dukugan sarana dan prasarananya?
 Apakah restorative justice dapat diterapkan untuk pengelolaan
dana desa dan dana lainnya? Apakah sudah ada aturan mengenai
besaran nominal pengembalian kerugian dana desa untuk
dilakukan penyelesaian restorative justice? Apakah ke depan akan
ada aturan yang mengatur mengenai hal tersebut?
 Bagaimana memaksimalkan peran intelijen dalam mengawal
jalannya pemilu, seperti penanggulangan adanya hoaks terkait
pemilu?

Pertanyaan Kedelapan
ARSUL SANI (PPP)
 Agar dijelaskan contoh pelanggaran-pelanggaran Pemilu seperti
apa yang dinaikan ke tahap persidangan, dan pelanggaran seperti
apa yang dapat diselesaikan dengan Restoratif Justice, dalam
konteks pelaksanaan Pemilu untuk Pileg dan Pilkada?
 Agar tidak terjadi tebang pilih terhadap perkara yang ditangani
Kejaksaan dalam pelanggaran pemilu, jelaskan apa indikator
suatu perkara pelanggaran pemilu tersebut dihentikan atau
dilanjutkan, sehingga jelas tidak ada disparitas dalam
penanganannya? apakah hal ini telah diinstruksikan ke seluruh
jajaran?

Pertanyaan Kesembilan
I WAYAN SUDIRTA (PDIP)
 Bagaimana koordinasi Kejaksaan dengan instansi lain khususnya
Bawaslu dalam Sentra Gakkumdu?
 Bagaimana jika Bawaslu atau KPU yang melakukan tindak
pidana? Apakah ada kesiapan atau SOP tertentu untuk mengatasi
hal tersebut? (pertanyaan ini telah ditanyakan oleh Dr. DIDIK
MUKRIANTO, S.H., M.H. (Demokrat)).
 Pelaksanaan RJ dapat menimbulkan pro dan kontra, karena dapat
menjadi jalan damai bagi aparat oknum penegak hukum. Apakah
Kejaksaan memiliki konsep penerapan Restorative Justice untuk
diterapkan dalam tindak pidana Pemilu? (pertanyaan yang hampir
sama ditanyakan oleh WIHADI WIYANTO, S.H. (Gerindra)).
 Jelaskan apakah terjadi lonjakan perkara tindak pidana pemilu
untuk tahun 2023-2024?
(berdasarkan data dari Sunproglapnil Pidum sampai November
2023, terdapat 11 laporan atau temuan, 5 perkara tingkat
penyidikan, dan 3 perkara tingkat penuntutan, perkara yang
ditangani Kejaksaan Sebagian besar berhubungan dengan
pemalsuan data calon peserta pemilu yang diajukan sebagai
syarat kepesertaan).
 Bagaimana pengawasan yang bapak lakukan ke jajaran dibawah,
karena kami menemukan Kajati dengan pangkat dan status yang
tinggi kadang ewoh pekewoh dengan orang biasa?
Pertanyaan Kesepuluh
ARTERIA DAHLAN (PDIP)
 Masih ada penyalahgunaan dalam penerapan RJ, hal ini terlihat
dari masih adanya pengaduan-pengaduan yang masuk ke Komisi
III DPR RI. Bagaimana Bapak mengatasi hal ini?
 Terkait dengan adanya bagi-bagi proyek, dapat dijelaskan?
 Siapa penanggung jawab (leading sector) dalam menyukseskan
pemilu serentak tahun 2024 di lingkungan Kejaksaan?
(tiga bidang teknis yang secara langsung berkontribusi dalam
menyukseskan pemilu sesuai dengan bidang tugas yang ada di
lingkungan Kejaksaan, yaitu Bidang Intelijen, Bidang Tindak
Pidana Umum, dan Bidang Perdata dan Tata Usaha Negara).
 Jelaskan bagaimana Sentra Gakkumdu dilaksanakan oleh
Kejaksaan?
 Jelaskan perbedaan tindak pidana pemilu dan tindak pidana
biasa?
 Terkait laporan apa yang bisa diterima dalam tindak pidana Pemilu
perlu ada penyamaan persepsi terkait Pemilu ? baik itu kampanye,
dsb.
 Kalau ada masalah dilapangan seperti terjadinya kecurangan
dalam pemilu, Masyarakat melapor kemana? Serta bagaimana
tindak lanjutnya?
(dalam Peraturan Bawaslu Nomor 3 Tahun 2023 tentang Sentra
Gakkumdu, dijelaskan bahwa pengaduan terkait dengan laproan
kecurangan pemilu dapat dilaporkan ke bawaslu yang kemudian
akan ditindaklanjuti bersama dengan mekanisme sentra
Gakkumdu, untuk menentukan apakah hal tersebut melanggar
administrasi atau masuk dalam tindak pidana.
 Bagaimana perintah bagi Pidsus & Pidum terkait penundaan
penanganan perkara, apakah ini hanya tipikor? atau perkara
pidana umum lain? Jelaskan!
 Jelaskan mekanisme kerja Posko Pemilu Kejaksaan? Serta apa
perbedaan dengan Sentra Gakkumdu?
 Ada kasus oknum di Kejari Lampung Utara, yang diduga ada
menerima uang terkait penanganan perkara, bagaimana
tanggapan bapak?
 Terkait OTT di Bandara Ngurah Rai, bagaimana tindak lanjutnya?
Apakah ada kemungkinan akan dilaksanakan restorative justice?

Pertanyaan Kesebelas
HABIB ABOE BAKAR ALHABSYI, S.E (PKS)
 Berkaitan dengan penegakan hukum di bidang pemilu, khususnya
kepada jajaran pidsus dan intel untuk menunda proses
penyelidikan dan penyidikan terhadap paslon pemilu. Apakah
kebijakan Jaksa Agung ini juga berlaku terhadap anggota
paslonnya?
 Berkaitan dengan Kejaksaan RI tidak melibatkan BPK lagi justru
malah melibatkan lembaga lain seperti BPKP dalam penanganan
tindak pidana korupsi. Apakah hal ini benar? Apakah ini berkaitan
dengan ketidakpercayaan kejaksaan terhadap BPK?

Pertanyaan Kedua belas


H. SANTOSO, SH, MH (Demokrat)
 Kegiatan-kegiatan sehubungan dengan pelaksanaan Pemilu
khususnya Pemantauan apakah tidak ada duplikasi dengan
Bawaslu? Apa saja item kegiatannya?
 Pada halaman 15, tindak pidana umum masalah pemilu, untuk
melihat kualitas penyelenggaraan, diminta data pelanggaran pada
pemilu 2014 dan 2019 sehingga dapat dibandingkan mengenai
trend penanganan perkara.

Anda mungkin juga menyukai