Anda di halaman 1dari 11

1

2 TUGAS
3

4
PRESENTASI
disusun oleh kelompok 3
5

6
1
ANGGOTA KELOMPOK
2
MARIA ALDIO
ANGELITA
3 MIKHAELA AERLANGGA
ELSHADDAY
4 CHRISTENNIA GRANDO
GENELIA
5 MARIO
MOH LUTVI
6
1 MATERI 1
2 2
1 .Pengertian Pranata Tradisional
Pranata tradisional merupakan penjelasan atas proses
3 kualifikasi dalam menyelesaikan kasus Hukum Perdata Internasional

6
1 MATERI 2 PRANATA PRANATA TRADISIONAL
DIDIALAM HUKUM PERDATA INTERNASIONAL
2
1 2
Pada hukum perdata internasional terdapat
3 proses kualifikasi sebagai proses yang
Tujuan pengkualifikasin ini adalah :
1.menata sekumpulan fakta yang dihadapi
dilakukan setiap orang (termasuk hakim) sebagai perkara;
apabila menghadapi sekumpulan fakta dalam 2.membuat definisi untuk menggambarkan
rangka pengambilan keputusan.
4
sekumpulan fakta;
menempatkan sekumpulan fakta tersebut ke
dalam suatu kategori tertentu.

6
MATERI 3 ,DALAM HUKUM ORANG PERLU
1
MEMBEDAKAN DUA JENIS KUALIFIKASI, YAITU
2 1 1. Kualifikasi fakta (classification of facts)
Yaitu proses kualifikasi yang dilakukan terhadap sekumpulan fakta yang dihadapi dalam sebuah peristiwa hukum (atau
perkara) untuk ditetapkan menjadi satu atau lebih peristiwa atau masalah hukum (legal issues), sesuai dengan sistem
klasifikasi kaidah-kaidah hukum yang berlaku di dalam suatu sistem hukum tertentu

3
2. Kualifikasi hukum (legal classification)
4 2 Yaitu penetapan tentang penggolongan/pembagian seluruh
kaidah hukum di dalam sebuah sistem hukum ke dalam
pembidangan, pengelompokan atau pengkategorian hukum
5 tertentu.

6
1 MATERI 3 TEORI KUALIFIKASI
1. Teori Kualifikasi Lex Fori
2
Tokoh-tokohnya adalah : Franz Kahn (Jerman) dan Bartin (Prancis). Baik F
Kahn maupun Bartin bertitik tolak dari anggapan bahwa :Kualifikasi harus
3 dilakukan berdasarkan hukum dari pengadilan yang mengadili perkara
(Lex Fori), sebab kualifikasi adalah bagian dari hukum intern forum. Franz
4 Kahn lebih lanjut beranggapan bahwa kualifikasi dilakukan berdasarkan
Lex Fori karena alasan-alasan: kesederhanaan ,kepastian
5

6
2. TEORI KUALIFIKASI LEX CAUSAE
1

2
2 Pendukung Teori ini adalah : Martin Wolff dan G.C. Cheshire.
Teori ini beranggapan bahwa : Setiap kualifikasi sebaiknya dilakukan sesuai
3 dengan sistem serta ukuran dari keseluruhan hukum yang bersangkutan
dengan perkara. Tindakan kualifikasi dimaksudkan untuk: Menentukan kaidah
HPI mana dari lex fori yang erat kaitannya dengan kaidah hukum asing yang
4 seharusnya berlaku

6
7
1 3 . TEORI KUALIFIKASI
2
BERTAHAP
Tokohnya : Adolph Schnitzer; didukung oleh Dr Sunaryati Hartono, Ehrenzweig.
Teori ini bertitik tolak dari keberatan-keberatan terhadap teori kualifikasi
3 Lex Causae. Kualifikasi tidak mungkin dilakukan berdasarkan Lex Causae saja,
sebab sistem hukum apa/ mana yang hendak ditetapkan sebagai Lex Causae
masih harus ditetapkan terlebih dahulu
4

6
7
8
4. TEORI KUALIFIKASI
ANALITIS/OTONOM
Tokoh-tokohnya : Ernst Rabel dan Beckett.
Teori ini pada dasarnya menggunakan metode perbandingan hukum untuk
membangun suatu system kualifikasi HPI yang berlaku secara universal.
Menurut para penganut teori ini, tindakan kualifikasi terhadap sekumpulan
fakta harus dilakukan secara terlepas dari kaitannya terhadap suatu system
hukum lokal/ nasional tertentu (Otonom).

6
5. TEORI KUALIFIKASI HUKUM PERDATA INTERNASIONAL.
Tokohnya adalah G. Kegel.
Teori ini bertitik tolak dari pandangan bahwa : Setiap kaidah HPI harus dianggap memiliki suatu tujuan tertentu
yang hendak dicapai. Adapun tujuan yang hendak dicapai oleh suatu kaidah HPI haruslah diletakan di dalam
konteks kepentingan-kepentingan HPI yaitu :
- keadilan dalam pergaulan internasional
- kepastian hukum dalam pergaulan internasional
- ketertiban dalam pergaulan internasional
- kelancaran lalu lintas pergaulan internasional
Karena itu, pada dasarnya masalah bagaimana proses kualifikasi harus dijalankan tidaklah dapat ditetapkan
terlebih dahulu, melainkan merupakan hal yang baru akan ditetapkan setelah penentuan kepentingan HPI apa
yang hendak dilindungi oleh suatu kaidah hukum perdata internasional tertentu. Kepentingan-kepentingan itu
dapat meliputi, misalnya : Kepentingan para pihak dalam suatu hubungan HPI, kepastian hukum dalam lalu lintas
pergaulan internasional, ketertiban umum, atau keadilan dalam pergaulan internasional.

6
1

3
THANK
4 YOU
5

Anda mungkin juga menyukai