Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PERAN SATUAN POLISI PAMONG PRAJA (SATPOL PP) DALAM


PENEGAKAN PERATURAN DAERAH

Dosen pembimbing :
DR. YULIANUS. P. AITURU, S.H., M.SC

Disusun Oleh:
MUHAMMAD RAMADHAN – NPM : 21311010
Semester tiga (3)

UNIVERSITAS YAPIS PAPUA

(UNIYA)

FAKULTAS HUKUM – PRODI HUKUM

Mata kuliah

“SOSIOLOGI HUKUM”

TAHUN AKADEMIK 2022 – 2023


KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karunia-
Nya yang memberikan kami akal, budi, dan pikiran yang kemudian berguna untuk kehidupan
saya, khususnya dalam pembuatan makalah "PERAN PERSATUAN POLISI PRAJA (SATPOL
PP) DALAM PENEGAKAN PERATURAN DAERAH" ini. Sehingga makalah ini dapat selesai
tepat pada waktunya. Tak lupa juga saya ucapkan terima kasih banyak kepada teman-teman yang
membantu dalam penyelesaian makalah ini. Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi
tugas Sosiologi Hukum dan juga diharapkan kelak kemudian dapat berguna dan bermanfaat
untuk menambah informasi dan pengetahuan tentang hukum. Penulis menyadari masih banyak
kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu diharapkan kritik dan saran yang membangun
dari para pembaca demi dapat menyempurnakan pembuatan makalah-makalah yang akan datang
dikemudian hari.

Muhammad Ramadhan

4 oktober 2022
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

B. RUMUSAN MASALAH

BAB II PEMBAHASAN

A. DASAR HUKUM SATPOL PP DI INDONESIA

B. PERAN SATPOL PP DALAM PENEGAKAN PERATURAN DAERAH

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Satuan Polisi Pamong Praja di singkat Satpol PP adalah perangkat pemerintahan daerah dalam
memelihara ketentraman dan ketertiban umum serta menegakkan peraturan daerah. Organisasi
dan kata kerja Satuan Polisi Pamong Praja ditetapkan dengan peraturan daerah. Satpol PP dapat
berkedudukan di daerah Provinsi dan daerah Kabupaten/Kota. Di daerah Provinsi Satuan pol pp
dipimpin oleh kepala yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur melalui
sekeretaris daerah. Di daerah Kabupaten/Kota satuan pol pp di pimpin oleh kepala yang bewrada
di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati/Walikota melalui sekertaris daerah. Sejarah
Satpol pp didirikan di Yogjakarta pada tanggal 3 maret 1950 moto praja wibawa, untuk
mewadahi sebagian petugsan pemerintah daerah. Sebenarnya petugsan ini telah di laksanakan
pemerintah sejak zaman kolonial. Sebelum menjadi Satuan Satpol PP setelah proklamsi
kemerdekaan di mana diawali dengan kondisi yang tidak stabil dan mengancam NKRI, dibentuk
lah Detasemen Polisi sebagai penjaga keamanan kapanewon di Yogyakarta sesuai dengan surat
perintah praja di Daerah Istimewa Yogyakarta untuk menjaga ketentraman dan ketertiban
masyarakat. Pada tanggal 10 November 1948 lembaga ini berubah menjadi Detasemen Poliasi
Pamong Praja. Di Jawa dan Madura Satuan pol pp dibentuk tanggal 3 maret 1930. Inilah awal
mula terbentuknya Satpol PP oleh sebab itu setiap tanggal 3 maret ditetapkan sebagai Hari Jadi
Satuan Polisi Pamong Praja (satpol pp) dan di peringati settiap tahun. Pada tahun 1960 dimulai
pembentukan Kesatuan Polisi Pamong Praja diluar Jawa dan Madura dengan dukungan para
petinggi militer/Angkatan 2 Perang. Pada 1962 namanya berubah menjadi Kesatuan Pagar Baya
untuk membedakan dari korps Kepolisian Negara seperti dimaksud dalam UU No 13/1961
tentang pokok – pokok Kepolisan. Tahun 1963 berubah nama lagi menjadi Kesatuan Pagar Praja.
Istilah Satpol PP mulai terkenal sejak pemberlakuan UU No 5/1974 tentang pokok- pokok
pemerintahan di daerah. Pada pasal 86 (1) disebutkan bahwa satpol pp mereupakan perangkat
wilayah yang melaksanakan tugas dekonsentrasi. Saat ini UU 5/1974 tidak diberlakukan lagi di
gantikan UU No 22/1999 dan di revisi menjadi UU No 32/2004 di sebutkan Polisi Pamong Praja
adalah perangkat pemerintahan daerah dengan tugas pokok menegakkan perda,
menyelenggarakan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat sebagai pelaksanan tugas
disentralisasi. Pada tahun 2007 ketika Provinsi Kepulauan Bangka Belitung lahir Satuan Polisi
Pamong Praja masih berada dalamn biro pemerintahan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
bernaung di bidang trantibum.

RUMUSAN MASALAH
1. Apa dasar hukum satpol PP di INDONESIA
2. Apa saja peran satpol PP dalam penegakan hukum daerah
BAB II PEMBAHASAN

A. DASAR HUKUM SATPOL PP DI INDONESIA


Polisi Pamong Praja (Satpol PP) adalah perangkat Pemerintah Daerah dalam
memelihara ketentraman dan ketertiban umum serta menegakkan Peraturan
Daerah. Organisasi dan tata kerja Satuan Polisi Pamong Praja ditetapkan dengan
Peraturan Daerah.

Satpol PP dapat berkedudukan di Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota.


Di tingkat Provinsi, Satuan Polisi Pamong Praja dipimpin oleh Kepala yang
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris
Daerah.

Sementara untuk di daerah, smeisal Kabupaten/Kota, Satuan Polisi Pamong Praja


dipimpin oleh Kepala yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Bupati/Wali Kota melalui Sekretaris Daerah.

Tugas Pokok dan Fungsi Satpol PP

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2Ol4 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran


Negara Republik Indonesia Tahun 2O14 Nomor 244, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah beberapa kali
diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan
Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 56791) pasal 256 ayat (7)
mengamanatkan pengaturan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dengan
Peraturan Pemerinta
TUGAS, FUNGSI, DAN WEWENANG

Pasal 5

Satpol PP mempunyai tugas:

a. Menegakkan Perda dan Perkada


b. Menyelenggarakan ketertiban umum dan ketenteraman
c. Menyelenggarakan pelindungan masyarakat

Pol PP adalah anggota Satpol PP sebagai aparat Pemerintah Daerah yang


diduduki oleh pegawai negeri sipil dan diberi tugas, tanggung jawab, dan
wewenang sesuai dengan peraturan perundang-undangan dalam penegakan
Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah, penyelenggaraan ketertiban
umum dan ketenteraman serta pelindungan masyarakat. Sementara itu Satpol PP
adalah perangkat daerah yang dibentuk untuk menegakkan Peraturan Daerah dan
Peraturan Kepala Daerah, menyelenggarakan ketertiban umum dan ketenteraman
serta menyelenggarakan pelindungan masyarakat.

Pasal 35

Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku, Peraturan Pemerintah Nomor 6
Tahun 2010 tentang Satuan Polisi Pamong Praja (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 Nomor 9, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5094) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Untuk hal itu, Pemerintah Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 3 Mei 2018
menetapkan PP Nomor 16 Tahun 2018 tentang Satuan Polisi Pamong Praja.
Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2018 tentang Satuan Polisi Pamong Praja
diundangkan dan mulai berlaku pada 8 Mei 2018 setelah diundangkan oleh
Menkumham Yasonna H. Laoly dan ditempatkan dalam Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 72. Penjelasan Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 16 Tahun 2018 tentang Satuan Polisi Pamong Praja ditempatkan dalam
Tambahan Lambaran Negara Republik Indonesia Nomor 6205.
Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2018 tentang Satuan Polisi Pamong
Praja
Status, Mencabut
Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2018 tentang Satuan Polisi Pamong Praja
mencabut dan tidak memberlakukan lagi Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun
2010 tentang Satuan Polisi Pamong Praja (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2010 Nomor 9, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5094).
Dasar Hukum

Dasar hukum Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2018 tentang Satuan Polisi
Pamong Praja adalah:

1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun


1945.

2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah beberapa
kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor
58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679).

Penjelasan Umum PP Satpol PP


Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah mengatur
bahwa Satpol PP dibentuk untuk menegakkan Perda dan Perkada,
menyelenggarakan ketertiban umum dan ketenteraman serta menyelenggarakan
pelindungan masyarakat. Ketentuan Pasal 256 ayat (71 Undang-Undang Nomor
23 Tahun 2OL4 tentang Pemerintahan Daerah dimaksud mengamanatkan
pengaturan tebih lanjut mengenai Satpol PP diatur dalam Peraturan Pemerintah.

Satpol PP sebagai perangkat daerah, mempunyai peran yang sangat strategis


dalam memperkuat otonomi daerah dan pelayanan publik di daerah. Untuk
menjamin terlaksananya tugas Satpol PP dalam penegakan Perda dan Perkada,
penyelenggaraan ketertiban umum dan ketenteraman serta pelindungan
masyarakat perlu dilakukan peningkatan, baik dari sisi kelembagaan maupun
sumber daya manusia. Selain itu, keberadaan Satpol PP dalam penyelenggaraan
pemerintahan daerah diharapkan dapat membantu adanya kepastian hukum dan
memperlancar proses pembangunan di daerah.

Berdasarkan isi Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2018 tentang Satuan


Polisi Pamong Praja, ada beberapa pasal yang memang mengharuskan mereka
berkoordinasi atau melibatkan aparat penegak hukum dalam melakukan
penertiban yang berpotensi menimbulkan risiko besar dan luas. Bahkan ada pula
yang mengatur dimana kegiatan Satpol PP dalam urusan penertiban bisa
melibatkan masyarakat sebagai unsur kekuatan yang diperbantukan.

Pasal 11

Penyelenggaraan ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat meliputi


kegiatan:

a. Deteksi dan cegah dini


b. Pembinaan dan penyuluhan
c. Patroli
d. Pengamanan
e. Pengawalan
f. Penertiban
g. Penanganan unjuk rasa dan kerusuhan massa

Pasal 12

Dalam melaksanakan tugas ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat,


Satpol PP dapat meminta bantuan personel dan peralatan dari Kepolisian Negara
Republik Indonesia dan Tentara Nasional Indonesia dalam melaksanakan tugas
yang memiliki dampak sosial yang luas dan risiko tinggi.

Pasal 13

1. Penyelenggaraan pelindungan masyarakat oleh Satpol PP melibatkan


masyarakat.
2. Untuk efektivitas penyelenggaraan pelindungan masyarakat, Satpol PP
melakukan pembinaan terhadap masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

Pasal 14

Ketentuan lebih lanjut mengenai penyelenggaraan ketertiban umum dan


ketenteraman masyarakat serta penyelenggaraan pelindungan masyarakat diatur
dalam Peraturan Menteri.
B. PERAN SATPOL PP DALAM PENEGAKAN PERATURAN DAERAH
Dalam konteks penegakan perda dan/atau perkada, Satuan Polisi Pamong Praja
memiliki kedudukan dan fungsi yang cukup penting sebagai salah satu perangkat
dan aparatur pemerintah daerah. Menurut ketentuan Pasal 255 ayat (1) Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah “Satuan Polisi
Pamong Praja dibentuk untuk menegakkan perda dan perkada, menyelenggarakan
ketertiban umum dan ketenteraman, serta menyelenggarakan pelindungan
masyarakat”.

Berdasarkan ketentuan Pasal 7 Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2018


tentang Satuan Polisi Pamong Praja diketahui secara jelas kewenangan Satuan
Polisi Pamong Praja antara lain:

1. Melakukan tindakan penertiban nonyustisial terhadap warga masyarakat, aparatur,


badan hukum yang melakukan pelanggaran atas perda dan/atau perkada;
2. Menindak warga masyarakat, aparatur, atau badan hukum yang mengganggu
ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat;
3. Melakukan tindakan penyelidikan terhadap warga masyarakat, aparatur, atau
badan hukum yang diduga melakukan pelanggaran atas perda dan/atau perkada;
dan
4. Melakukan tindakan administratif terhadap warga masyarakat, aparatur, atau
badan hukum yang melakukan pelanggaran atas perda dan/atau perkada.

Berdasarkan beberapa kewenangan tersebut diatas, jelas bahwa Satuan Polisi


Pamong Praja dapat diumpamakan sebagai salah satu “penjaga” dalam penegakan
suatu perda dan perkada. Melihat kewenangan yang sangat besar dimiliki oleh
Satuan Polisi Pamong Praja tentu membuat institusi tersebut untuk berperan aktif
keterlibatannya dalam proses pembentukan serta mengawal perjalanan perda dan
perkada.

Sesuai dengan ketentuan Pasal 255 ayat (2) Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2014 yang menyebutkan bahwa salah satu tugas Satuan Polisi Pamong Praja yaitu
melakukan tindakan penertiban nonyustisial, menindak bagi yang mengganggu
ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat, penyelidikan terhadap
pelanggaran perda dan/atau perkada, dan tindakan administratif. Kewenangan
yang cukup besar tersebut semestinya dapat dimaksimalkan oleh Satuan Polisi
Pamong Praja. Namun pada kenyataannya, masih terdapat tugas dan kewenangan
sebagai penegak perda dan/atau perkada terkesan belum dioptimalkan oleh Satuan
Polisi Pamong Praja. Salah satu contoh adalah penindakan pabrik kelapa sawit
yang mencemari udara dan air, penindakan masalah tambang ilegal dan
penindakan masalah keamanan dan ketertiban umum serta tugas lain yang
melibatkan Satuan Polisi Pamong Praja tercantum dalam suatu perda dan/atau
perkada. Disamping itu, dalam berhadapan dengan sekelompok masyarakat perlu
dikedepankan pendekatan atau cara-cara yang persuasif agar tidak menimbulkan
konflik dan kegaduhan di masyarakat. Alih-alih ingin menegakkan perda/perkada
dan menjaga ketertiban umum dan ketenteraman masyarakan, Satuan Polisi
Pamong Praja malah menciptakan suasana yang kurang kondusif di masyarakat.

Berdasarkan kewenangan yang ada, tentu tidak ada satu orang pun yang
meragukan fungsi dan peranan yang diemban oleh Satuan Polisi Pamong Praja
dalam menegakkan perda dan/atau perkada. Pada sisi yang lain, masyarakat juga
perlu diberikan sosialisasi dan ruang untuk berperanserta dalam penyusunan
raperda dan/atau raperkada. Hal ini bertujuan untuk meminimalisir terjadinya
kesalahpahaman dan persinggungan antara masyarakat dan Satuan Polisi Pamong
Praja.

Dalam menjalankan tugasnya, Satuan Polisi Pamong Praja dihadapkan pada posisi
yang sulit “bagaikan buah simalakama”. Pada satu sisi Satuan Polisi Pamong
Praja menegakkan perintah perda dan/atau perkada yang belum sepenuhnya
melibatkan mereka dalam proses pembentukannya. Sedangkan pada sisi yang lain
harus menghadapi masyarakat yang mungkin kurang mendapatkan sosialisasi
terhadap perda/perkada yang dibentuk. Padahal sesuai dengan Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
telah membuka “kran” bagi masyarakat untuk berperan aktif dalam memberikan
masukan secara lisan dan/atau tertulis dalam proses pembentukan peraturan
perundang-undangan (perda).

Kondisi tersebut perlu kita hindari dengan cara melaksanakan hal-hal sebagai
berikut:
1. Sosialisasi terhadap perda dan/atau perkada secara masif baik melalui media
televisi lokal, cetak, dan online.
2. Memperbanyak keterlibatan Satuan Polisi Pamong Praja dalam proses
penyusunan perda dan/atau perkada.
3. Menambah jumlah SDM pada Satuan Polisi Pamong Praja.
4. Meningkatkan kualitas SDM pada Satuan Polisi Pamong Praja secara kontinyu.
dan
5. Mendorong terjalinnya kerjasama dan koordinasi antara Satuan Polisi Pamong
Praja dengan TNI, Kepolisian Negara Republik Indonesia, Kejaksaan Republik
Indonesia dan pengadilan dalam hal penegakkan perda dan/atau perkada.

Dengan demikan, kita semua tentu berharap agar tujuan dari dibentuknya perda
dan/atau perkada dapat tercapai serta kehidupan masyarakat secara keseluruhan
menjadi lebih aman, tertib dan tentram.
BAB III PENUTUPAN

KESIMPULAN
Dasar hukum yang dimiliki oleh satuan polisi pamong praja (satpol pp) ialah
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah mengatur
bahwa Satpol PP dibentuk untuk menegakkan Perda dan Perkada, menyelenggarakan
ketertiban umum dan ketenteraman serta menyelenggarakan pelindungan masyarakat.

Dan juga peran yang dimiliki oleh satuan polisi pamong praja (satpol PP) ialah
enurut ketentuan Pasal 255 ayat (1) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah “Satuan Polisi Pamong Praja dibentuk untuk menegakkan perda
dan perkada, menyelenggarakan ketertiban umum dan ketenteraman, serta
menyelenggarakan pelindungan masyarakat”
DAFTAR PUSAKA

https://satpolpp.bantenprov.go.id/
https://satpolpp.batam.go.id/
https://polpp.kulonprogokab.go.id/

Anda mungkin juga menyukai