Anda di halaman 1dari 7

Tumbukan Segaris Dua Benda

6.3 Tumbukan Segaris Dua Benda

Pada proses tumbukan apapun, momentum selalu kekal selama tidak ada gaya luar
yang bekerja (gaya luar total nol). Tetapi tidak demikian halnya dengan energi kinetik.
Tumbukan biasanya diikuti munculnya panas pada permukaan dua benda yang
melakukan kontak (Gambar 6.7). Panas tersebut berasal dari energi kinetik benda yang
mengalami tumbukan. Akibatnya, setelah tumbukan terjadi, umumnya energi kinetik
total lebih kecil daripada energi kinetik total sebelum tumbukan.

Pada bagian ini, kita akan analisis lebih detail tumbukan dua benda yang bergerak
dalam garis lurus. Perhatikan Gambar 6.8 Jika tidak ada gaya luar yang bekerja maka
berlaku hukum kekekalan momentum linier sehingga

m 1 v 1  m 2 v 2  m 1 v 1 '  m 2 v 2 ' (6.11)

Di sini kita anggap massa benda yang mengalami tumbukan masing-masing tidak
berubah. Dalam proses tumbukan, di samping kecepatan, massa masing-masing benda
sebelum dan sesudah tumbukan bisa saja berubah. Contonya, setelah tumbukan,
kedua benda bergabung, atau setelah tumbukan ada benda yang pecah.

Energi kinetik benda sebelum dan sesudah tumbukan masing-masing

K  m 1 v 1  m 2 v 2 (6.12)

K '  m 1 v 1  m 2 v 2 (6.13)

448

Gambar 6.7 Tumbukan dua benda umumnya diikuti pelepasan panas. Sebagian energi
kinetik hilang menjadi energi panas sehingga energi kinetik setelah tumbukan umumnya
lebih kecil daripada energi kinetik sebelum tumbukan. Tetapi momentum total sistem
selalu tetap.

v’ 1 v’ 2

Gambar 6.8 Dua benda melakukan tumbukan segaris.

Pada proses tumbukan apa saja akan selalu terpenuhi K '  K .

Sebelum tumbukan hanya ada energi kinetik. Setelah tumbukan ada energy kinetik dan
sedikit muncul panas pada permukaan kontak. Panas itu berasal dari sebagian energi
kinetik mula-mula sehingga energi kinetik setelah tumbukan lebih kecil. Dengan
demikian kita dapat menulis

atau

1 v 1  m 2 v 2  m 1 v ' 1  m 2 v ' 2 (6.14)

Kita dapat menulis ulang persamaan (6.11) sebagai berikut

m 1  v 1  v ' 1   m 2 ( v ' 2  v 2 ) (6.15)

Kemudian kita tulis ulang dan faktorasi persamaan (6.14) sebagai berikut

m 1  v 1  v ' 1  v 1  v ' 1   m 2  v ' 2  v 2  v ' 2  v 2  (6.16)

Kita bagi persamaan (6.16) dengan persamaan (6.15) sebagai berikut

m 1  v 1  v ' 1  v 1  v ' 1  m 2  v ' 2  v 2  v ' 2  v 2 

atau

 v 1  v ' 1   v ' 2  v 2 
atau v 2 '  v 1 '   ( v 2  v 1 ) (6.17)

Mari kita definisikan besaran baru yang bernama koefisien elastisitas sebagai berikut

e   (6.18)

Dari definisi koefisien elastisitas dan persamaan (6.17) kita simpulkan bahwa untuk
semua jenis tumbukan dua benda berlaku

e  1 (6.19)

Contoh 6.6

Tentukan koefisien elastisitas tumbukan dua benda yang bermassa 1,0 kg dan 2,0 kg.
Benda pertama bergerak ke kanan dengan kecepatan 40,0 m/s. Benda kedua juga
bergerak ke kanan dengan kecepatan 10 m/s. Setelah tumbukan, benda kedua
bergerak ke kanan dengan kecepatan 25 m/s.

Jawab Ambil arah ke kanan positif. Momentum benda pertama sebelum

tumbukan,

p 1  m 1 v 1  1 , 0  40 = 40,0 kg m/s

Momentum benda kedua sebelum tumbukan,

p 2  m 2 v 2  2 , 0  10 = 20,0 kg m/s

Momentum benda kedua setelah tumbukan,

p 2 '  m 2 v 2 '  2 , 0  25 = 50,0 kg m/s


Momentum benda pertama setelah tumbukan dihitung dengan hukum kekekalan
momentu

atau p 1 '  p 1  p 2  p 2 '  40 , 0  20 , 0  50 , 0 = 10,0 kg m/s

Kecepatan benda pertama setelah tumbukan

p 1 ' 10 , 0

= 10 m/s

Koefisien elastisitas

v 2  v 1 10  40

Persamaan (6.17) dan (6.18) juga dapat diterapkan pada tumbukan dua benda di mana
setelah tumbukan kedua benda bergabung. Pada tumbukan jenis ini kita bisa
mengatakan bahwa setelah tumbukan tetap ada dua benda namun bergerak dengan
kecepatan yang sama seperti diilustrasikan pada Gambar 6.9. Kecepatan kedua benda
setelah tumbukan adalah v ’ dan sama.

v’

Gambar 6.9 Tumbukan dua benda menyebabkan dua benda bergabung setelah
tumbukan.

Pada tumbukan seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 6.9 maka persamaan
momentum dan energi kinetik menjadi

m 1 v 1  m 2 v 2   m 1  m 2  v ' (6.20)

K  m 1 v 1  m 2 v 2 (6.21)
K '   m 1  m 2  v ' (6.22)

Persamaan (6.20) sampai (6.22) dapat ditulis ulang sebagai berikut

m 1 v 1  m 2 v 2  m 1 v '  m 2 v ' (6.23)

K '  m 1 v '  m 2 v ' (6.24)

Perhatikan bahwa persamaan (6.23), (6.21), dan (6.24) persis sama dengan
persamaan (6.11), (6.12), dan (6.13) di mana berlaku v ' 1  v ' 2  v ' . Dengan
memasukkan kesamaan ini ke dalam persamaan (6.18) maka kita

dapatkan e = 0. Nilai ini tetap memenuhi persamaan (6.19). Kasus sebaliknya adalah
tumbukan yang disertai ledakan atau

ledakan saja. Pada peristiwa ini energi kinetik total setelah tumbukan lebih besar
daripada sebelum tumbukan (Gambar 6.10). Energi kinetik tambahan setelah tumbukan
berasal dari perubahan energi kimia bahan peledak.

onlyhdwallpapers.com

Gambar 6.10 Tumbukan bom dengan bumi sehingga menimbulkan ledakan


menghasilkan energi kinetik setelah tumbukan lebih besar daripada sebelum tumbukan.

Sekarang kita lihat kasus tumbukan dua benda yang menghasilkan energi kinetik lebih
besar setelah tumbukan. Misalnya saat tumbukan ada reaksi kimia sehingga minimal
salah satu benda mendapat tambahan energi sat tumbukan sehingga enegri kientiknya
bertambah setelah tumbukan. Persamaan momentum dan energi kinetik untuk kasus ini
adalah

m 1 v 1  m 2 v 2  m 1 v ' 1  m 2 v ' 2 (6.25)


K  m 1 v 1  m 2 v 2 (6.26)

K '  m 1 v ' 1  m 2 v ' 2 (6.27)

Namun, untuk kasus ini berlaku K ’ > K. Namun, demikian kita tetap sampai pada
persamaan yang serupa dengan persamaan (6.17) hany dengan mengubah arah
ketidaksamaan. Jadi, untuk tumbukan ini berlaku

v 2 '  v 1 '   ( v 2  v 1 ) (6.28)

Jika pada tumbukan dipenuhi e = 1 maka tumbukan tersebut dinamakan tumbukan


elastis. Kondisi ini hanya dipenuhi jika di samping momentum total kekal, energi kinetik
total juga kekal. Contoh tumbukan yang mendekati tumbukan elastis sempurna adalah
tumbukan antar dua bola biliarg (Gambar 6.11). Yang paling mendekati elastik adalah
tumbukan antar partikel subatomik seperti tumbukan antar elektron, antar proton, dan
sebagainya. Pada tumbukan antar partikel atomik, para ahli langsung saja
menggunakan persamaan kekekalan energi kinetik, tanpa perlu memberikan
argumentasi tambahan.

Mengapa tumbukan yang mempertahankan enegri kinetik disebut tumbukan elastis?


Dan apakah ada hubungan dengan sifat elastis bahas

newscientist.com

Gambar 6.11 Tumbukan antar bola billiard dianggap mendekati tumbukan elastik.
Pemilihan jenis material penyusun bola tersebut menentukan sifat elastik yang
dihasilkan selama tumbukan.

Sebenarnya sifat elastisitas dapat dikaitkan dengan sifat elastisitas bahan. Jika bahan
bersifat elastis maka energi yang dibukanan untuk mendeformasi bahan dapat diambil
kembali. Misalnya energi yang digunakan untuk menekan atau meregangkan pedas
dapat diambil kembali ketika pegas kembali ke posisi kesetimbangan. Hal serupa terjadi
saat tumbukan. Atom-atom pada permukaan benda yang bersentuhan mengalami
deformasi posisi. Energi yang digunakan untuk mendeformasi posisi atom-atom
tersebut berasal dari energi kinetik benda yang bertumbukan. Jika energi yang
digunakan untuk mendeformasi atom-atom dapat diambol kembali dan kembali menjadi
energi kinetik benda yang bertumbukan maka energi kinetik benda setelah tumbukan
sama dengan sebelum tumbukan. Ini hanya terjadi kalau material

Jika proses tumbukan memenuhi e < 1, maka tumbukan tersebut dikatagorikan sebagai
tumbukan tidak elastik. Pada tumbukan ini energi kinetik total setelah tumbukan lebih
kecil daripada energi kinetik sebelum tumbukan. Makin kecil nilai e maka makin besar
energi kinetik yang hilang akibat tumbukan.

https://text-id.123dok.com/document/1y9jjmrwq-tumbukan-segaris-dua-benda-mikrajuddin-abdullah-
fisika-dasar-i-20-2.html

Anda mungkin juga menyukai