Anda di halaman 1dari 7

Urgensi mata kuliah Pendidikan Etik UMB dan Anti Korupsi

Pendidikan Anti Korupsi dan Etik Universitas Mercu Buana (PAK dan Etik UMB)
adalah mata kuliah yang memiliki fokus pada pendidikan karakter yang berguna membentuk
mahasiswa menjadi seorang sarjana yang mampu menerapkan kejujuran di lingkungan kerja
serta di lingkungan masyarakat dan bisa menjadi suatu contoh di lingkungan tersebut.
Mahasiswa diharapkan mampu menjalankan hak serta kewajiban nya dengan baik. Mata
kuliah ini membahas tentang pengetahuan agar individu mahasiswa menjadi pribadi yang
memiliki karakter yang kuat, memiliki tujuan-tujuan hidup di dunia dengan jelas, berani
bersaing secara kompetitif dalam berbagai aspek dan pada akhir nya menjadi Sumber Daya
Manusia yang unggul dalam akademik yang memiliki karakter yang baik, serta menjadi
Sumber Daya Manusia yang memiliki kualitas.

Indonesia menempati urutan ke 3 sebagai negara terkorup di antara negara-negara


G20. Hal ini sangat mengkhawatirkan bagi bangsa Indonesia. Indonesia memiliki Sumber
Daya Alam yang sangat banyak dan apabila dimanfaatkan dengan baik akan membuat
Indonesia semakin maju. Orang-orang yang memilih korupsi adalah orang-orang yang
memiliki latar Pendidikan yang baik dan seorang sarjana. Hal ini dapat disimpulkan bahwa
Korupsi sendiri berhubungan dengan karakter dan etika individu. Untuk itu, karakter dan
etika perlu dibentuk dalam dunia Pendidikan. Pendidikan anti korupsi dalam dunia
Pendidikan bertujuan untuk Pembentukan Karakter Anti Korupsi Sesuai dengan Tahap
Perkembangan Anak, Penanaman Pendidikan Anti Korupsi untuk Jangka Panjang, dan
Menanamkan Nilai-Nilai Anti Korupsi pada Generasi Muda Berdasarkan rumusan Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK), ada sembilan nilai inti yang harus diajarkan melalui
pendidikan antikorupsi: Kejujuran, Keadilan, Keberanian, Kesederhanaan, Tanggung Jawab,
Disiplin, Rajin, Hemat dan Mandiri.

Sikap Professional Sarjana .

Menjadi seorang sarjana bukan hanya soal mengenai gelar yang disandingkan dengan
nama kita namun menjadi seorang sarjana hakikatnya memiliki tanggung jawab yang cukup
besar yang harus diemban oleh setiap penyandang gelar tersebut. Seorang Sarjana seharus
nya menjadi teladan bagi dirinya sendiri dan orang lain di sekitar nya. Seorang Sarjana
diharapkan mampu memberikan kontribusi bagi kemajuan lingkungan sekitar nya, bahkan
dapat berkontribusi demi kemajuan bangsa nya sendiri, hal ini karena seorang sarjana
memiliki suatu ilmu dan kemampuan akademik yang lebih dari orang lain.
Pada hakikatnya seorang sarjana harus mempunyai kemampuan akademik, etika dan
sikap profesional yang ada dalam dirinya. Menurut Primi Artiningrum dkk (2013) Etika
Membangun Sikap Profesionalisme seorang Sarjana. Menurut Frans magnis Suseno
(1987:13), etika dibutuhkan oleh manusia untuk menjawab persoalan fundamental, yaitu
bagaimana saya harus hidup dan bertindak. Etika berkaitan dengan manajemen waktu,
menyelesaikan pekerjaan dengan skala prioritas, motivasi untuk mencapai prestasi puncak,
memilah-milah tujuan sesuai dengan alokasi waktu, cara mengendalikan pikiran (berpikir
positif), cara komunikasi efektif, dan lain-lain.

Menurut Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer (2002), profesional artinya


berhubungan dengan profesi dan membutuhkan keahlian tertentu dalam melakukan
keahliannya. Agar sarjana bersikap profesional perlu dibangun profesionalismenya.
Profesionalisme adalah tingkah laku, keahlian atau kualitas dari seseorang yang profesional.
Dengan ini dapat disimpulkan bahwa seorang sarjana yang professional adalah seseorang
yang menjalankan dan komitmen dengan profesi nya.

Kementerian Keuangan Republik Indonesia mengatakan bahwa beberapa hal yang


harus karyawan miliki agar terciptanya profesionalisme di lingkungan kerja adalah Memiliki
sifat jujur, bertanggung jawab, dan bersikap ramah, Mematuhi segala peraturan
kantor/Perusahaan, Menyelesaikan semua tugas yang diberikan dengan tepat waktu serta
tidak mengeluh, Membangun relasi yang baik dengan karyawan lain, Memiliki motivasi yang
kuat dan Menjadi pribadi yang inisiatif

Menggali Potensi Diri

Tidak semua orang mampu mengenal diri sendiri dengan baik. Kebanyakan orang
masih belum memahami kelebihan serta kekurangan yang dimiliki diri nya sendiri. Apabila
kita tidak tahu kelebihan dan kekurangan apa yang kita miliki, bagaimana kita mampu
menemukan potensi pada diri kita sendiri? Bagi setiap mahasiswa, mengenal diri sendiri
dalam menggali potensi diri, menerapkan berpikir positif, dan mempraktikkan komunikasi
efektif akan sangat membantu untuk dapat berkembang dengan maksimal dan mencapai
banyak hal baik di dalam kehidupannya. Proses ini akan membentuk dasar yang kuat untuk
pertumbuhan pribadi seorang mahasiswa.

Menurut Wiyono, potensi mendekati kapasitas seseorang yang masih tersembunyi


dan siap untuk dibangkitkan menjadi listrik yang sebenarnya, kapasitas dapat diartikan
sebagai sebuah potensi yang tetap terendam dan siap untuk ditemukan dan dapat diterapkan
dalam gaya hidup manusia itu sendiri. Potensi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
kemampuan yang mempunyai kemungkinan untuk dapat dikembangkan (KBBI 1989:697).
Potensi merupakan kemampuan dasar yang belum terungkap. Setiap manusia mempunyai
potensi untuk mengembangkan dirinya secara berbeda. Untuk pengungkapan itu diperlukan
suatu kondisi di luar dirinya. Lembaga Pendidikan dapat dijadikan tempat untuk
mengembangkan masing-masing potensi peserta didik.

Lalu bagaimana cara nya mengetahui potensi yang kita miliki ? yang harus dilakukan
agar mengetahui potensi diri sendiri adalah kenali diri sendiri, menentukan alasan keberadaan
diri, memahami dorongan eksistensi, selalu berfikiran positif, jangan menyalahkan diri
sendiri apabila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Cara lain untuk mengetahui potensi diri
adalah dengan melakukan analisis SWOT terhadap diri sendiri (Strength, Weaknesses,
Opportunities, Threat). Dengan mengetahui potensi diri, maka kita dapat melakukan
pengembangan terhadap diri kita sendiri, pengembangan diri bermanfaat dalam
mengembangkan bakat, minat, kreativitas, kompetensi maupun kebiasaan dalam kehidupan,
kemampuan kehidupan keagamaan, kemampuan sosial, kemampuan belajar, wawasan dan
perencanaan karir, kemampuan pemecahan masalah dan juga kemandirian.

Berpikir Positif

El-Bahdad (2010) mengartikan pikiran positif sebagai potensi yang mendorong


pemiliknya untuk berbuat dan bekerja dengan mengiventasikan seluruh kemampuan
kemanusiaannya. Pikiran positif sangat penting (perlu), sebab semua berawal dari dalam
pikiran kita sendiri. Memiliki pikiran positif adalah fondasi sukses. Berfikir positif membuat
kita lebih fokus pada hal-hal yang luar biasa. Berfikir positif mampu menumbuhkan rasa
percaya diri, terlebih Ketika kita sedang menghadapi masalah. Karena sementara kita berpikir
positif, maka kita percaya kita akan menyelesaikan masalah.
Bagaimana cara nya agar kita selalu berfikir positif ? Menurut (Sofian,2011) ada
beberapa Langkah agar selalu berfikiran positif. Menerima diri sendiri, Meneladani orang-
orang yang telah sukses karena pikiran, perasaan, dan Tindakan positif mereka. Mengubah
cara pandang serta Melihat dari sudut pandang orang lain, Fokus pada tujuan, Berbaik
sangka, dan yang terakhir adalah Menjauhkan diri dari hal-hal yang mendatangkan pikiran
negatif. Ciri-ciri kepribadian positif menurut (Sofian,2011) yaitu Percaya Diri, Memiliki
nilai-nilai hidup yang baik dan positif, Fokus pada solusi bukan pada masalah, Hidup dengan
cita-cita dan pantang menyerah dan Mudah bergaul. Semua orang harus berusaha berpikiran
positif dan menghilangkan pikiran negatif dari dalam diri, karena berpikiran positif, kita
dapat menghilangkan setres, memperkuat imun tubuh, dan kita dapat mencapai tujuan hidup
dengan cara yang baik.

Komunikasi Efektif

Komunikasi adalah sesuatu yang selalu dikerjakan manusia setiap hari nya,
komunikasi merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari oleh manusia karena manusia
adalah makhluk social yang membutuhkan manusia lain nya dalam menjalani kehidupan
sehari-hari. Mempelajari komunikasi berarti berusaha berkembang, karena kita akan selalu
berinteraksi dengan manusia lain nya. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),
komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih
sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami.

Komunikasi dikatakan efektif apabila terdapat aliran informasi dua arah antara
komunikator dan komunikan dan informasi tersebut sama-sama direspon sesuai dengan
harapan kedua pelaku komunikasi tersebut. Menurut Jalaludin Rakhmat, komunikasi yang
efektif ditandai dengan adanya pengertian, dapat menimbulkan kesenangan, mempengaruhi
sikap, meningkatkan hubungan sosial yang baik dan pada akhirnya menimbulkan suatu
Tindakan. Thomas Leech mengatakan, untuk membangun komunikasi yang efektif,
setidaknya kita harus menguasai empat keterampilan dasar dalam komunikasi yaitu
membaca-menulis (bahasa tulisan) dan mendengar berbicara (bahasa lisan).

Terdapat 5 hukum komunikasi yang efektif mrnurut modul pertemuan 5 Pendidikan


Anti Korupsi dan ETIK UMB. 5 hukum ini disingkat menjadi REACH (Respect, Empathy,
Audible, Clarity dan Humble). Respect sendiri adalah menghargai siapa pun yang sedang
berkomunikasi dengan kita, lalu empathy sendiri memiliki arti mampu menempatkan diri kita
sendiri dengan orang lain, dimana kita mampu mendengarkan dan mengerti orang lain.
Selanjutnya audible adalah apa yang kita sampaikan dapat tersampaikan dengan baik oleh
orang lain. Clarity sendiri adalah pesan yang disampaikan harus disampaikan dengan jelas
dan baik sehingga tidak menimpulkan salah persepsi dari si penerima pesan. Hukum terakhir
dari komunikasi yang efektif adalah humble dimana humble adalah rendah hati, dimana
rendah hati ini berhubungan dengan hukum pertama dalam menjalankan komunikasi yang
efektif yaitu menghargai orang lain.

Perubahan
Tidak ada yang kekal di dunia ini, hanya ada 1 yang pasti yaitu perubahan.
Perkembangan teknologi yang pesat, persaingan global yang ketat, dan ketidakpastian
ekonomi membuat lingkungan bisnis menjadi sangat dinamis dan sulit diprediksi. Perubahan
ini merupakan fakta dalam sebuah organisasi dan perubahan adalah sesuatu yang akan terus
menerus terjadi sehingga perubahan tersebut harus mampu dikelola dengan baik dan benar.
Perubahan dalam organisasi ini melibatkan lompatan besar dari fase pre change yaitu
organisasi terikat dengan paradigma lama dan segala sesuatu yang bersifat rutin menuju pada
post change yaitu organisasi sedang menuju pada paradigma baru dan pembentukan sikap
pengelolaan perubahan.
Perubahan organisasi dapat dikonsepkan berdasarkan tiga tipe perubahan menurut
Grundy (1993). Tipe pertama disebut sebagai “smooth incremental change” yaitu perubahan
yang berlangsung secara pelan dan dengan cara yang sistematis serta dapat diprediksi. Tipe
kedua disebut sebagai “bumpy incremental change” yang dikarakteristikkan sebagai periode
yang relatif aman ditandai dengan akselerasi dalam langkah perubahan. Tipe ketiga
“discontinuous change” yang didefinisikan sebagai perubahan yang sangat cepat pada
strategi, struktur atau budaya.
Di tengah kondisi yang penuh gejolak ini, kepemimpinan menjadi faktor penentu
yang dapat membedakan organisasi yang sukses beradaptasi dan tumbuh atau justru gagal
bertahan. Untuk dapat menghadapi terjadinya perubahan yang cepat atau bahkan untuk dapat
menciptakan perubahan dan pengembangan organisasi untuk itu diperlukan seorang
pemimpin yang memiliki kepemimpinan yang dapat mendorong atau menjadikan organisasi
mempunyai budaya yang mampu menyuburkan kreativitas dan selalu dapat mempertahankan
sebuah kreativitas serta selalu menghasilkan inovasi baru yang melahirkan sustainable growth
atau sustainable development sebagai prasyarat untuk perubahan dan perkembangan
organisasi.
Kepemimpinan

Sebuah organisasi akan mengalami naik turun dalam kehidupannya, di dalam era
perubahan dan perkembangan jaman ada organisasi yang berkembang pesat, namun tidak
sedikit organisasi yang tidak dapat berkembang atau tidak sempat berkembang sama sekali
dan ada organisasi yang bahkan sampai mati. Ada banyak faktor yang mempengaruhi
perkembangan sebuah organisasi diantaranya adalah kepemimpinan. Berhasil tidaknya suatu
organisasi salah satunya ditentukan oleh sumber daya yang ada dalam organisasi tersebut
termasuk seorang pemimpin.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian kepemimpinan adalah cara


memimpin atau perihal pemimpin. Secara harfiah, kepemimpinan berasal dari kata “pimpin”
yang artinya mengarahkan, membina, mengatur, menuntun, menunjukkan, atau
memengaruhi. Pemimpin tidak hanya sekadar memerintah orang lain. Sosok pemimpin harus
mampu membantu diri mereka sendiri dan orang lain untuk melakukan hal yang baik dan
benar. Seorang pemimpin mampu menetapkan arah, membangun visi yang menginspirasi,
dan menciptakan sesuatu yang baru. Kepemimpinan adalah tentang menentukan ke mana
Anda harus pergi untuk berhasil sebagai tim atau organisasi.

Menurut Edy Sutrisno (2009) menyatakan bahwa kepemimpinan memiliki tiga aspek
penting, di antaranya adalah sebagai berikut: Seorang pemimpin harus melibatkan orang lain,
Kepemimpinan mencakup distribusi kekuasaan, dan Kepemimpinan sebagai kemampuan
dalam menggunakan kekuasaan. Ada beberapa model kepemimpinan menurut modul 6
Pendidikan Anti Korupsi dan ETIK UMB. Model kepemimpinan itu adalah Model Watak
Kepemimpinan (Traits Model of Leadership), Model Kepemimpinan Situasional (Model of
Situasional Leadership), Model Pemimpin yang Efektif (Model of Effective Leaders), Model
Kepemimpinan Kontingensi (Contingency Model), dan yang terakhir adalah Model
Kepemimpinan Transformasional (Model of Transformational Leadership).
Menurut Edwin A. Locke (1991) terdapat empat kunci untuk memimpin dengan
sukses yang ditunjukkan dalam model kepemimpinan. Empat kunci ini adalah yang pertama
Alasan dan sifat-sifat pemimpin/Motives dan traits. Yang kedua adalah Pengetahuan,
keahlian, dan kemampuan /Knowledge, Skills, and Ability/KSAs. Yang ketiga adalah Visi.
Yang terakhir adalah Implementasi dari visi.

Anda mungkin juga menyukai