Anda di halaman 1dari 10

Ragam Pakaian Adat Sumatera Utara

Foto: Pinterest.com

Pakaian adat Sumatera Utara didominasi oleh pakaian adat suku Batak yang disebut ulos,
karena mayoritas penduduk di provinsi beribukota Medan ini berasal dari suku Batak. Ulos
digunakan hampir semua sub suku Batak, hanya saja penamaan dan fungsinya berbeda-beda.
Sementara suku Nias dan Melayu memiliki ciri khas pakaian adat tersendiri yang tak kalah
unik.

Untuk mengetahui ragam pakaian adat Sumatera Utara, simak ulasannya berikut yuk!

Baca Juga: 6 Artis Indonesia Keturunan Batak yang Wajahnya Mencuri Perhatian
Publik!

1. Pakaian Adat Batak Toba


Foto: Instagram.com/mangulosi

Pakaian adat Sumatera Utara khas Batak Toba terbuat dari kain ulos atau kain tenun
tradisional, mulai dari bagian atas sampai bawah.

Pakaian adat pria bagian atas disebut ampe-ampe dan bagian bawah disebut singkot.
Sementara untuk perempuan, bagian atas berupa hoba-hoba dan bagian bawah adalah haen.

Mengenakan busana ini juga dilengkapi dengan aksesoris berupa penutup kepala pada laki-
laki yang disebut bulang-bulang dan pengikat kepala atau tali-tali pada perempuan, serta
memakai selendang ulos.

Bagi orang-orang Batak Toba, ulos memiliki arti khusus. Jenisnya pun ada banyak, sesuai
dengan maknanya masing-masing. Misalnya saja, ulos ragi hotang digunakan untuk pesta
sukacita, ulos simbolang dikenakan saat berduka, dan banyak jenis lainnya.

Selain upacara adat, pakaian adat Batak Toba digunakan untuk acara tertentu seperti
pernikahan dan pesta syukuran.

2. Pakaian Adat Batak Karo


Foto: Instagram.com/mangulosi

Pakaian adat Sumatera Utara khas Batak Karo tampak serupa dengan Batak Toba. Perbedaan
yang paling menonjol adalah penggunaan kain tenun yang disebut uis gara.

Dalam bahasa Karo, uis berarti kain, dan gara berarti merah. Disebut 'kain merah' karena uis
gara didominasi dengan warna merah, atau kadang dipadukan dengan warna lain seperti
hitam dan putih, kemudian dihiasi dengan tenunan benang berwarna emas dan perak yang
membuatnya terlihat mahal dan elegan.

Dulunya, uis gara dipakai sebagai pakaian sehari-hari untuk para perempuan Karo, namun
sekarang hanya dikenakan saat upacara adat dan pesta pernikahan.

Baca Juga: Pernikahan Adat Sunda, Begini Prosesi dan Baju yang Dikenakan
Pengantin

3. Pakaian Adat Batak Mandailing


Foto: Pinterest.com

Pakaian adat Batak Mandailing juga hampir serupa dengan Batak Toba yaitu menggunakan
kain ulos. Perbedaan yang paling terlihat ada pada kain ulos yang dililitkan pada bagian
tengah badan, juga pada hiasan kepala pada pria dan wanita.

Hiasan kepala pria Batak Mandailing memiliki bentuk khas dan berwarna hitam yang disebut
ampu. Sementara untuk wanita hiasan kepala disebut bulang yang diikatkan ke kening.

Bulang tersebut terbuat dari emas, tetapi sekarang sudah banyak yang terbuat dari logam
dengan sepuhan emas. Bulang mengandung makna sebagai lambang kebesaran atau
kemuliaan sekaligus sebagai simbol dari struktur masyarakat.

4. Pakaian Adat Batak Simalungun


Foto: Pinterest.com

Orang Batak Simalungun juga menggunakan kain ulos untuk pakaian adat mereka. Hanya
saja penyebutannya berbeda. Mereka menyebutnya kain hiou.
Bentuk dari pakaian adat Batak Simalungun hampir menyerupai Batak Toba, namun hiasan
kepala pada kaum pria lebih tinggi dan lancip. Selain itu, warnanya didominasi merah dan
kuning emas.

Baca Juga: 10 Ide Nama Bayi dari Bahasa Batak untuk Anak Perempuan, Unik!

5. Pakaian Adat Batak Pakpak

Foto: Pinterest.com

Pakaian adat Batak Pakpak disebut baju merapi-api, dengan didominasi warna hitam.
Berbahan dasar katun, dan dikenakan dengan oles atau tenunan khas Pakpak.

Pada laki-laki Batak Pakpak, baju merapi-api menyerupai pakaian model Melayu dengan
leher bulat dan dihiasi dengan manik-manik atau api-api. Sementara untuk bagian bawah,
berupa celana hitam yang dibalut dengan sarung yang disebut oles sidosdos, dengan ujung
terbuka di depan.

Baju merapi-rapi pada perempuan juga bewarna hitam dengan model leher segitiga dan
dihiasi dengan api-api. Bagian bawah berupa sarung atau oles perdabaitak yang dililit pada
pinggang secara melingkar.
Ketika mengenakan pakaian adat Pakpak, pria dan wanita juga memakai aksesoris tambahan,
berupa penutup kepala, kalung dan aksesoris lainnya.

6. Pakaian Adat Batak Angkola

Foto: Pinterest.com

Pakaian adat Batak Angkola hampir serupa dengan busana adat Batak Mandailing. Yang
membedakan adalah pakaian wanita didominasi dengan warna merah dan dikenakan dengan
selendang yang disalempangkan pada badan.

Hiasan kepalanya mirip dengan Batak Mandailing. Untuk pria memakai penutup kepala
disebut ampu. Ampu memiliki bentuk khas, dan merupakan mahkota yang biasanya
digunakan raja-raja di Mandailing dan Angkola pada masa lalu.

Warna hitam ampu mengandung fungsi magis, sedangkan warna emas mengandung lambang
kebesaran. Sementara untuk wanita, memakai hiasan kepala berupa bulang berwarna emas.

7. Pakaian Adat Nias


Foto: Pinterest.com

Karena letaknya terpisah, suku Nias memiliki budaya dan adat istiadat yang berbeda dengan
suku Batak. Begitu pula dengan pakaian adatnya yang juga berbeda. Pakaian adat Sumatera
Utara khas Nias disebut baru oholu untuk pakaian pria, dan baru ladari untuk pakaian wanita.

Mengutip Museum Nias, dulunya orang-orang Nias membuat pakaian dari kulit pohon atau
menenun serat-serat dari kulit pohon atau rumput. Pakaian laki-laki berupa rompi berwarna
cokelat atau hitam, dan dihiasi ornamen kuning, merah dan hitam. Sementra pakaian wanita
berupa selembar kain yang melilit pinggang dan tanpa baju.

Saat akses mendapatkan kain semakin mudah, orang-orang Nias pun membuat baju dengan
bahan-bahan baru, dengan didominasi oleh warna merah dan kuning. Sebagai pelengkap,
digunakan aksesoris seperti anting dan mahkota seperti ikat kepala.

Khusus untuk pengantin perempuan, busananya berbentuk jubah hitam yang berhiaskan motif
binatang dan terbuat dari beludru merah.

Sementara pengantin pria mengenakan celana hitam selutut, baju kuning berpotongan serong
dari beludru yang diberi ornamen berwarna merah, kuning di bagian depan, separuh leher dan
lengan. Selendang warna kuning dililitkan di pinggang.

8. Pakaian Adat Suku Melayu


Foto: Pinterest.com

Suku Melayu banyak tersebar di daerah Sumatera Utara dan memiliki pakaian adatnya
sendiri. Pakaian adat suku Melayu untuk wanita berupa baju kurung atau kebaya panjang
dipadukan dengan songket. Baju kurung terbuat dari brokat atau sutra yang dihiasi dengan
detail-detail berwarna emas.

Sementara pria Melayu memakai pakaian adat yang disebut

teluk belanga, yang terdiri atas baju berkrah kocak musang, dan dipadukan dengan celana
bermotif sama. Kemudian dilengkapi atribut berupa tengkulok atau penutup kepala dari kain
songket. Tengkulok merupakan lambang kebesaran dan kegagahan seorang pria Melayu.

Baca Juga: Mengenal Prosesi Pernikahan Adat Jawa yang Panjang Namun Penuh Doa
dan Makna

Demikian ragam pakaian adat Sumatera Utara dan keunikannya masing-masing. Ternyata
bukan hanya ulos saja ya, Moms!

Sumber
 https://uksu.itb.ac.id/2016/08/busana-pakaian-adat-pakpak/
 https://museum-nias.org/istiadat-nias/
 https://www.senibudayaku.com/2017/10/pakaian-adat-sumatera-utara-lengkap.html

Produk Rekomendasi

Anda mungkin juga menyukai