Dimana baju Amarasi merupakan baju yang digunakan oleh kaum wanita dan terdiri dari beberapa komponen,
diantaranya adalah kebaya, sarung tenun yang digunakan sebagai bawahan, selendang yang akan
diselempangkan untuk menutupi dada.
Bukan hanya itu, para kaum perempuan juga akan menggunakan beberapa macam aksesoris seperti sisir emas,
tusuk konde yang berhiaskan tiga join emas dan juga sepasang gelang dengan bentuk kepala ular.
Sedangkan pada bagian pria, baju amarisi ini terdiri dari kemeja bodo dan juga sarung tenun yang diikat pada
pinggang. Biasanya para kaum pria juga akan menggunakan berbagai macam aksesoris perhiasan seperti kalung
muti salak, kalung habas, gelang Timor dan juga menggunakan ikat kepala dengan hiasan tiara.
3. Pakaian Adat Suku Helong
Untuk wanita, pakaian adat ini terdiri dari berbagai komponen diantaranya adalah atasan yang berupa kebaya
atau kemben dengan bawahan yang berupa sarung dengan cara penggunaan diikat menggunakan ikat pinggang
emas atau pending.
Tentunya juga para wanita dari suku Helong ini akan menggunakan aksesoris tambahan, yakni berupa bula
molik atau hiasan kepala dengan bentuk seperti bulan sabit. Kemudian ada juga aksesoris berupa kalung yang
mempunyai bentuk bulan serta anting-anting atau giwang yang disebut dengan kerabu jangan lupakan hiasan
leher yang berbentuk bulan.
Sedangkan untuk kaum pria suku Helong akan menggunakan pakaian adat berupa atasan kemeja bodo dengan
bawahan akan menggunakan selimut lebar. Jangan lupakan berbagai aksesoris untuk pelengkap seperti ikat
kepala yakni destar dan juga perhiasan leher yang dikenal dengan habas.
Pakaian adat Nusa Tenggara Timur suku Sabu yang digunakan untuk kaum pria biasanya terdiri dari atasan
berupa kemeja putih dengan lengan panjang. Sedangkan pada bagian bawahnya biasanya akan menggunakan
sarung yang terbuat dari bahan kain katun.
Bukan hanya itu, terdapat pula aksesoris tambahan berupa selendang yang akan diselempangkan pada bahu,
dengan ikat kepala yang berupa mahkota tiga tiang yang dibuat dengan menggunakan emas, kalung muti salak,
sabuk berkantong, perhiasan leher atau habas dan juga sepasang gelang emas.
Sedangkan pakaian adat yang digunakannya oleh wanita jauh lebih sederhana dibandingkan dengan kaum laki-
laki. Dimana para wanita hanya akan menggunakan kebaya dan juga kain tenun dengan dua buah lilitan, kain
tenun yang digunakan adalah kain dengan berbentuk sarung dengan ikat pinggang yang disebut dengan
pending.
Motif-motif tersebut akan ditenun dengan menggunakan benang yang berwarna biru atau merah pada dasaran
kain yang berwarna gelap. Biasanya kain juga akan diberikan berbagai hiasan berupa manik-manik atau kulit
kerang pada tepi kainnya.
Tetapi yang perlu diingat disini adalah, hiasan manik-manik tersebut hanya diperuntukkan untuk para wanita
bangsawan. Ikat patola ini juga terbilang cukup sakral karena kain ini juga digunakan sebagai penutup jenazah
dari para kepala suku, bangsawan dan juga raja.
Kain songke merupakan kain yang dijadikan sebagai pakaian adat wajib untuk para wanita suku Manggarai.
Adapun cara pemakaian dari kain ini juga terbilang cukup mirip dengan pemakaian sarung, hanya saja dalam
memakai pakaian ini tidak boleh digunakan secara sembarangan, karena ada beberapa bagian tertentu yang
harus menghadap pada bagian depan.